Anda di halaman 1dari 4

Tugas Naskah Khutbah Bahasa Indonesia

Generasi Muda dan Perubahan Zaman

‫ف اَْأل ْنبِيَا ِء‬


ِ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َأ ْش َر‬ َّ ‫ َوال‬،‫ر ال ُّد ْنيَا َوال ِّد ْي ِن‬1ِ ْ‫ َوبِ ِه نَ ْستَ ِعيْنُ َعلَى ُأ ُمو‬، َ‫ْال َح ْم ُد هّٰلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬
،‫ان ِإل َى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬ ٍ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َعلَى ٰالِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َوالتَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬ َ ‫ نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد‬، َ‫َو ْال ُمرْ َسلِ ْين‬
ُ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َحـ َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ صا ِد‬.‫ق ْال ُمبِيْن‬
‫ق‬ ُّ ‫ك ْال َح‬ ُ ِ‫ك لَهُ ْال َمل‬1َ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللا َوحْ دَه اَل َش ِر ْي‬
:‫ فَقَا َل هللاُ تَ َعالَى‬. َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموْ تُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
َّ ‫ اِتَّقُوا هللاَ َح‬. َ‫اضرُوْ ن‬ ِ ‫ َأ َّما بَ ْع ُد فَيَا َأيُّهَا ْال َح‬.‫ْال َو ْع ِد اَْأل ِميْن‬
ۤ
‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰل ِٕى َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ نَ هّٰللا َ َمٓا‬
َ‫اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْنَ َما يُْؤ َمرُوْ ن‬
Jamaah Jumat rahimakumullah,

Perubahan zaman diiringi dengan perkembangan teknologi serta informasi yang begitu cepat saat
ini haruslah diimbangi dengan bekal keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Inilah yang
akan menjadikan kita mampu mengarunginya dengan baik melalui maksimalisasi hal-hal positif
yang muncul, sekaligus mampu menepis dampak-dampak negatif yang muncul akibat disrupsi
yang terjadi di berbagai sektor kehidupan. Sehingga sangat relevan sekali dalam setiap
khutbahnya, khatib wajib mengingatkan, mengajak, dan menguatkan ketakwaan kepada Allah
swt melalui banyak ayat Al-Qur’an.

ِ ‫ َوتَزَ َّو ُدوْ ا فَا ِ َّن َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق ٰو ۖى َواتَّقُوْ ِن ٰيٓاُولِى ااْل َ ْلبَا‬ 
‫ب‬
Artinya:“Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah
kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (Al-Baqarah: 197).

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Perubahan zaman adalah sebuah keniscayaan. Perkembangan ilmu dan teknologi menjadikan
semakin cepatnya perubahan peradaban. Jika dulu untuk memberi kabar pada orang lain harus
mengirim surat dan menunggu balasan selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, saat ini
dalam hitungan detik hal itu sudah bisa dilakukan. Jika dulu informasi hanya dimiliki oleh
segelintir orang, saat ini semua orang bisa mengakses informasi kapan pun dan di mana pun.
Dunia seolah sudah ada dalam genggaman. Apa pun yang kita inginkan bisa difasilitasi oleh
berbagai perangkat hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi seperti
melalui internet.

Namun perlu kita ingat bahwa perubahan ini bukan hanya membawa dampak positif bagi
peradaban. Ancaman dekadensi moral dan hilangnya kemanusiaan juga terancam oleh derasnya
perubahan jika tidak disikapi dan diantisipasi dengan baik. Teknologi diibaratkan pisau yang bisa
memberi manfaat besar jika dipegang dan digunakan oleh seorang koki atau tukang masak.
Namun akan mendatangkan bencana bila dipegang dan dikuasai oleh penjahat. Oleh sebab itu
perubahan zaman akibat cepat dan masifnya perkembangan teknologi harus diimbangi dengan
kesadaran bahwa teknologi adalah wasilah (alat) bukan ghayah (tujuan).

Kita harus bentengi diri kita dan orang lain dari efek negatif perkembangan teknologi untuk
menghindari sebuah tatanan peradaban yang menghantarkan pada jurang kehancuran. Ada
kalimat bijak yang mengatakan: “Dengan teknologi hidup menjadi mudah, dengan seni hidup
menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi terarah”. Agar semuanya bisa kita jalankan
maka perlu kita pegang kaidah yang populer di lingkungan pesantren:

ِ َ‫ح َواَأل ْخ ُذ بِال َج ِد ْي ِد اَألصْ ل‬


‫ح‬ ِ ِ‫الم ُحاَفَظَةُ َعلَى القَ ِدي ِْم الصَّال‬
Artinya: “Memelihara (menjaga) hal lama yang baik, dan mengambil hal baru yang lebih baik.”

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Yang juga sangat penting kita sadari dan lakukan di era saat ini adalah membekali para generasi
muda kita dengan nilai-nilai spiritual, karakter, dan akhlak yang baik di tengah gempuran
berbagai macam hal negatif akibat cepatnya perubahan zaman. Mau tidak mau, merekalah yang
akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan peradaban. Jika mereka tidak dibekali dengan
karakter mulia sejak dini, maka bisa jadi mereka akan terseret dan tergerus oleh arus negatif
perubahan zaman.

Mestinya kita bisa melihat sendiri bagaimana nilai-nilai etika, tata krama, kepedulian sosial
sudah mulai pudar akibat sebagian generasi sekarang lebih menikmati kehidupan di dunia maya.
Mereka betah untuk tidak bersosialisasii dengan orang lain di dunia nyata dan memilih
menghabiskan waktunya untuk berselancar di dunia maya. Secara tidak langsung mereka
menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh sehingga tidak peduli dengan orang-orang
di sekitarnya. Padahal Rasulullah sudah mengingatkan dalam haditsnya agar kita menjaga akhlak
yang baik kepada orang lain:

ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬
‫ق‬ ِ ِ‫ َو َخال‬،‫ َوَأ ْتبِ ِع ال َّسيَِّئةَ ال َح َسنَةَ تَ ْم ُحهَا‬، َ‫ق هللاَ َح ْيثُ َما ُك ْنت‬
َ َّ‫ق الن‬ ِ َّ‫اِت‬
Artinya: “Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun berada. Iringilah perbuatan buruk yang
sudah dilakukan dengan perbuatan baik yang dapat menghapusnya. Dan berakhlaklah kepada
orang-orang dengan akhlak yang baik” (HR at-Tirmidzi).

Selain berubahnya akhlak dan sikap generasi muda, penetrasi budaya luar dari derasnya konten
yang mengalir melalui media sosial juga membawa dampak semakin lunturnya nilai-nilai luhur
warisan nenek moyang. Hal ini bisa terlihat dari sikap, model, dan gaya pakaian generasi muda
saat ini yang gampang terbawa tren tanpa dilandasi nilai-nilai agama. Jika ini dibiarkan,
bagaimana nasib masa depan mereka dan peradaban dunia?

Allah swt telah mengingatkan kita semua untuk tidak boleh mewariskan generasi yang lemah
dalam meneruskan dan merawat peradaban. Agama Islam mendorong para generasi penerus
untuk menjadi generasi yang kuat dan mampu menunjukkan optimisme masa depan cerah serta
tidak mengkhawatirkan para orang tua. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat
9:

‫ض ٰعفًا خَ افُوْ ا َعلَ ْي ِه ۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا هّٰللا َ َو ْليَقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َس ِد ْيدًا‬
ِ ً‫ش الَّ ِذ ْينَ لَوْ تَ َر ُكوْ ا ِم ْن َخ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬
َ ‫َو ْليَ ْخ‬

Artinya : “Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah
mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada
Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak
keturunannya).”

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Semua ini menjadi bahan renungan dan menjadikan kita untuk lebih peduli pada para generasi
penerus dengan berupaya semaksimal mungkin melindungi dan menjadikan mereka pribadi yang
mengenal diri dan Tuhan. Perintah untuk melindungi diri dan keluarga juga sudah ditegaskan
Allah swt dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6:
ۤ
‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰل ِٕى َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ نَ هّٰللا َ َمٓا اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما‬
َ‫يُْؤ َمرُوْ ن‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar
dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Wujud menjaga diri dan keluarga ini bisa dilakukan dengan terus mendekatkan diri pada Allah
swt melalui penguatan ketaatan menjalankan ibadah, memberi pendidikan dan teladan yang
terbaik untuk diri dan keluarga, memberi nafkah dari rezeki yang halal, dan senantiasa berdoa
agar keluarga dan keturunan-keturunan kita senantiasa menjadi generasi yang shalih dan
shalihah.

Jamaah Jumat rahimakumullah, Akhirnya, marilah kita bina para generasi muda kita dengan
akhlak yang baik dan bekali mereka dengan kewaspadaan terhadap dampak negatif perubahan
zaman. Bukan harta atau materi duniawi yang menjadi warisan terbaik bagi mereka untuk
menghadapi peradaban di masa yang akan datang. Ilmu agama dan nilai-nilai kemanusiaanlah
yang harus kita wariskan sehingga masa depan peradaban akan terus berada pada garis yang
diridhai oleh Allah swt.  

ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ااْل ٰ يَا‬،‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِ ْي ْالقُرْ ٰا ِن ْال َك ِري ِْم‬
‫ َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ ِإنَّهُ ه َُو‬،‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ َ ‫ار‬ َ َ‫ب‬
ُ ْ َّ ْ ْ
‫ َوا ْستَغفِرُوْ هُ ِإنهُ هُ َو ال َغفوْ رُال َّر ِح ْي ُم‬،‫ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِي ِْم‬.

Sumber:

https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-generasi-muda-dan-perubahan-zaman-2rwzd

https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-persiapkan-masa-depan-dengan-bekal-ketakwaan-
yfei3

Nama: Fairuz Febry Al Habsy


Kelas: XI.3

Anda mungkin juga menyukai