Anda di halaman 1dari 3

Menjaga Moral Generasi Milenial

 
 
ADVERTISEMENT

Allah juga sudah menegaskan bahwa siapa yang bertakwa kemudian bertawakal kepada-Nya, maka akan
diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah juga akan mencukupkan hajat dan kebutuhan
hidup di dunia.

Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran Surat At-Talaq ayat 3:


‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ْ ‫ْث اَل يَحْ ت َِس ۗبُ َو َم ْن يَّتَ َو َّكلْ َعلَى ِ فَهُ َو َح ْسبُهٗۗ اِ َّن َ بَالِ ُغ اَ ْم ِر ٖ ۗه قَ ْد َج َع َل ُ لِ ُكلِّ ش‬
‫َي ٍء قَ ْدرًا‬ ُ ‫َّويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬

Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu.”

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,


Pada momentum khutbah kali ini, khatib akan menyampaikan materi tentang pentingnya menjaga para
generasi muda atau generasi milenial yang merupakan penerus tongkat estafet peradaban dunia ini.
Menjaga di sini bukan hanya berarti menjaga dari sisi jasmani tetapi juga juga dari sisi rohani, yakni
menjaga karakter, kepribadian, dan kesalehan mereka.

Hal ini sangat penting karena di era perkembangan teknologi yang sangat cepat saat ini, hal-hal yang bisa
mempengaruhi karakter generasi muda juga sangat cepat menyebar seperti virus yang tak tampak oleh
mata.

Kualitas generasi muda saat ini adalah cerminan peradaban di masa depan. Jika generasi muda saat ini
baik, maka baik juga peradaban esok. Sebaliknya, rusaknya karakter para generasi muda adalah pertanda
rusaknya peradaban kelak. Sehingga, perlu bagi kita saat ini untuk mendidik generasi muda menjadi
generasi yang kuat karakter dan kesalehannya, sampai akhirnya mereka mampu mengemban dengan baik
tanggung jawab yang ditinggalkan generasi tua.

Jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah sehingga cita-cita terwujudnya
peradaban mulia bisa saja sirna. Imbauan ini juga tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa
ayat 9:
\

‫ض ٰعفًا خَ افُوْ ا َعلَ ْي ِه ۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا هّٰللا َ َو ْليَقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َس ِد ْي ًد‬
ِ ً‫ش الَّ ِذ ْينَ لَوْ تَ َر ُكوْ ا ِم ْن خَ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬
َ ‫َو ْليَ ْخ‬

Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah
mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,


Memiliki para generasi muda dengan karakter dan mental yang kuat serta tak gentar dalam
melawan kemaksiatan dan kebatilan juga telah dicontohkan dalam Al-Qur’an melalui kisah
Ashabul Kahfi. Mereka memiliki prinsip dan keyakinan kuat dengan menolak perintah Raja
Dikyanus untuk menyembah berhala. Tujuh pemuda saleh ini rela mengasingkan diri di
dalam sebuah gua selama 309 tahun.

Kuatnya karakter dan keimanan mereka dikisahkan Allah kepada Rasulullah untuk menjadi
inspirasi umat Islam dalam mencetak dan menjaga para generasi muda. Hal ini termaktub
dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 13:

‫وا بِ َربِّ ِهمۡ َو ِز ۡد ٰنَهُمۡ ه ُٗدى‬ ِّ ۚ ‫ك نَبََأهُم بِ ۡٱل َح‬


ْ ُ‫ق ِإنَّهُمۡ فِ ۡتيَةٌ َءا َمن‬ َ ‫نَّ ۡحنُ نَقُصُّ َعلَ ۡي‬

Artinya: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula
untuk mereka petunjuk.”

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,


Posisi strategis dan spesialnya para pemuda yang saleh ini juga disebutkan dalam hadits
Rasulullah yang menyebutkan bahwa mereka akan menjadi satu dari tujuh golongan yang
bakal mendapatkan perlindungan Allah swt pada hari kiamat.

،ُ‫ يَوْ َم الَ ِظ َّل ِإالَّ ِظلُّه‬،‫ فِي ِظلِّ ِه‬،ُ ‫ َس ْب َعةٌ يُ ِظلُّهُ ْم هَّللا‬: ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫ال َرسُو َل هَّللا‬
َ َ‫ ق‬،‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال‬
،‫ َوتف َّرقا َعل ْي ِه‬،‫ اجْ ت َم َعا َعل ْي ِه‬،ِ ‫ َو َر ُج ِن ت َحابَّا فِي‬،‫ َو َر ُج ٌل قلبُهُ ُم َعلق فِي ال َم َسا ِج ِد‬،ِ‫ َو َشابٌّ نَ َشَأ فِي ِعبَا َد ِة هللا‬،ُ‫ْاِإل َما ُم ْال َعا ِدل‬
َ َ َ َ َ َ ‫هَّللا‬ َ ‫اَل‬ ْ ٌ َّ ْ َ
،ُ‫ق يَ ِمينُه‬ُ ِ‫ َحتَّى الَ تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف‬،‫ق فَأ ْخفَاها‬ َ َ‫ َو َر ُج ٌل ت‬،َ ‫ فَقَا َل ِإنِّي َأخَافُ هَّللا‬،‫ َو َج َما ٍل‬،‫ب‬
َ ‫ص َّد‬ ُ ‫َو َر ُج ٌل طَلَبَ ْتهُ ا ْم َرَأةٌ َذ‬
ِ ‫ات َم ْن‬
ٍ ‫ص‬
‫ت َع ْينَاه‬ ْ ‫اض‬ َ َ‫ فَف‬،‫َو َر ُج ٌل َذ َك َر هَّللا َ خَ الِيًا‬

Artinya: “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah swt pada hari tidak ada
naungan kecuali milik-Nya (hari kiamat), yaitu; imam yang adil, pemuda yang hidupnya
hanya untuk beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya terikat dengan masjid, dua
orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah
karena Allah, seorang laki-laki yang diajak wanita yang kaya dan cantik untuk berzina, maka
laki-laki itu berkata, ‘Aku takut kepada Allah, orang yang bersedekah dengan sembunyi-
sembunyi sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya, seorang
yang berdzikir kepada Allah sendirian sehingga matanya meneteskan air mata.” (HR al-
Bukhari).

Hadits ini memang sangat relevan dengan posisi pemuda yang memang berada pada fase
berat dalam kehidupan. Masa muda adalah masa ketika semangat dan tenaga berada pada
posisi yang prima. Saat itulah mereka dihadapkan pada banyak tantangan, godaan, dan nafsu
untuk melakukan kemaksiatan yang sewaktu-waktu bisa menghantarkan mereka pada posisi
salah jalan.

Terlebih di era digital yang semuanya bisa diakses tanpa batas waktu dan tempat. Pemuda
harus sangat berhati-hati dalam melangkah. Salah dalam mengonsumsi informasi bisa
menghantarkannya pada jurang kegelapan di tengah gemilangnya perkembangan teknologi
dunia.

Oleh karenanya, hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Para pemuda harus dibekali dengan
kemampuan menyaring atau memilih nutrisi pendidikan, khususnya pendidikan agama yang
benar sehingga tidak menjadi korban dari sisi negatif kemajuan teknologi.

Pemuda harus menjadi pelaku bukan objek yang terombang ambing oleh perubahan zaman.
Para pemuda harus menyadari bahwa kehidupannya bukan hanya di dunia maya dengan
mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat di sampingnya. Interaksi fisik dengan
orang-orang sekitarnya harus terus ditanamkan sehingga kepedulian sosialnya tetap terjaga.
Hal ini akan menghindarkan karakter individualis tumbuh di dalam diri mereka.

Selain itu penguatan literasi digital juga sangat penting bagi para pemuda. Literasi digital
adalah bekal bagi mereka agar mampu menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau
jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan
memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum sesuai dengan
kegunaannya.

Pentingnya literasi dalam menghadapi fenomena perubahan zaman ini tercermin dalam
wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad berupa perintah membaca
yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1-5:

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah;
Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (pena); Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya."
ADVERTISEMENT

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Perlu disadari bahwa membaca di sini bukan hanya membaca secara tekstual, yakni mencari
informasi, megeja huruf, kata, kalimat, hingga paragraf. Membaca di sini
juga bermakna kontekstual, yakni membaca situasi dan kondisi lingkungan serta
perkembangan zaman. Era digital saat ini, zaman ketika informasi yang beredar di dunia
maya sudah overload (berlebihan), perlu disikapi dengan kemampuan membaca dengan
cermat dengan bekal literasi digital (kecakapan digital).

Kecakapan dalam menerima atau memproduksi informasi digital merupakan tanggung jawab
pemuda sekaligus orang tua secara bersama-sama. Semoga kita bisa memanfaatkan dan
memaksimalkan hal positif dari perkembangan zaman ini sekaligus kita bisa mengetahui dan
menghindari dampak negatif dari era digital ini. Amin.

Anda mungkin juga menyukai