Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HADITS TENTANG SEDEKAH


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hadits-1

Dosen Pengampu:
Muhammad Ridho, M.A

Disusun Oleh:
Kelompok IV
1. Imam Badarudin Sholeh (2811123106)
2. Karyadi (2811123117)
3. Levy Hafidzah Shofif (2811123126)
4. M. Umarul Faruki (2811123136)

JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI-IID


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
Tahun Akademik 2012/2013
i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan ridha-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. atas jasa beliau kita dapat keluar dari
kegelapan menuju cahaya terang denga pancaran nur Ilahi.
Penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak DR. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor STAIN Tulungagung.
2. Bapak Muhammad Ridho, M.A, selaku dosen pengampu mata kuliah Hadits
3. Segenap teman-teman PAI-IID yang telah memberikan semangat dan membantu
dalam penyelasaian makalah ini.
4. Dan semua pihak yang turut membantu dan memotivasi hingga selesainya makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari semua pihak
dalam penyempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir
serta memberikan setitik khasanah pengetahuan. Demikianlah penulisan makalah ini,
apabila ada kekurangan kami mohon maaf.
Amiin-amiin ya Rabbal ‘Alamin

Tulungagung, 10 April 20123

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan Masalah......................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN...............................................................................................................2

A. Hadits tentang perbuatan baik adalah sedekah.......................................................2

1. Hadits..................................................................................................................2

2. Kandungan Hadits...............................................................................................2

3. Analisa..............................................................................................................10

B. Faedah Hadits tentang perbuautan baik adalah sedekah......................................12

BAB III............................................................................................................................13

PENUTUP.......................................................................................................................13

A. Kesimpulan...........................................................................................................13

B. Saran.....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sedekah, adalah kata yang senantiasa terngiang di telinga kita,
namun, sejauh manakah kita telah mengimplementasikan dalam
keseharian hidup kita. Sedekah adalah amalan yang mulia.
Sedekah dengan ikhlas akan menjanjikan ganjaran pahala buat
kita. Kerana setiap perbuatan baik akan dibalas dengan perkara
yang baik juga. Allah akan melapangkan dada, membuatkan kita
gembira, melegakan perasaan dan mensejahterkan seluruh hidup
kita. Bersedekahlah kita walau sedikit dengan seikhlasnya.
Kerana, dalam setiap rezeki dan harta yang kita miliki itu terdapat
juga hak orang lain. Jadi, adalah lebih baik jika ia dikongsi dan
dinikmati bersama. Beriman dengannya dan bersedekah
seikhlasnya. Sedekah seikhlasnya mampu meringankan beban
seseorang dan menjauhkan diri kita daripada panas api neraka.
Namun perlu diketahui bahwa sedekah tidak hanya berupa materi
saja namun bisa juga berupa non materi. Dari hal tersebut maka
dalam makalah ini akan membahas hadits tentang sedekah yang
berupa non materi yaitu perbuatan baik adalah sedekah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut:
A. Bagaimanakah hadits tentang perbuatan baik adalah sedekah?
B. Apa sajakah faedah dari hadits tentang sedekah?

C. Tujuan Penulisan

1
Berdasarkan rumusan masalah yang kami susun di atas, maka
penyusunan makalah ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah hadits tentang perbuatan
baik adalah sedekah?
2. Untuk mengetahui apa sajakah faedah dari hadits tentang
sedekah?

BAB II

PEMBAHASAN

A.Perbuatan baik adalah sedekah


1. Hadits

َ ‫ع‬
ِ‫ه عَلَي ْ )ه‬ ُ ) ‫ص )لَّى الل‬ َ ِ‫ل الل )ه‬ ُ ْ‫سو‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫ قَا‬: ‫ل‬َ ‫ه قَا‬ُ ْ ‫ه عَن‬ ُ ‫ي الل‬َ ‫ض‬ِ ‫ي هُ َري ْ َرةَ َر‬ ْ ِ ‫َن أب‬ ْ
‫س‬ُ ‫م‬ َّ
ْ ))‫الش‬ ِ‫ل يَوْم ٍ تَطْلُعُ فِيْه‬ ُّ ُ ‫ ك‬،‫ة‬ َ ِ‫اس عَلَيْه‬
ٌ َ‫صدَق‬ ِ َّ ‫ن الن‬ َ ‫م‬ِ ‫مى‬ َ َ ‫سال‬
ُ ‫ل‬ ُّ ُ ‫ ك‬: ‫م‬ َ َّ ‫سل‬ َ ‫َو‬
َ
‫ه‬ُ َ ‫ه عَلَيْهَا أوْ ت َ ْرفَعُ ل‬ ُ ُ ‫مل‬ ْ َ ‫ل فِي دَابَّتِهِ فَت‬
ِ ‫ح‬ َ ‫ج‬
ُ ‫الر‬
َّ ‫ن‬ ٌ َ‫صدَق‬
ُ ْ ‫ وَتُعِي‬،‫ة‬ َ ‫ن‬ ِ ْ ‫ن اثْنَي‬ َ ْ ‫ل بَي‬ُ ِ‫تَعْد‬
‫ش )يْهَا إِلَى‬ ْ َ ‫ل خُط ْ))وَةٍ ت‬
ِ ‫م‬ ِّ ) ُ ‫ وَبِك‬،‫ة‬ٌ َ‫ص )دَق‬َ ‫ة‬ ُ ) َ ‫ة الطَّيِّب‬ َ ِ ‫ة وَالْكَل‬
ُ ‫م‬ ٌ َ‫صدَق‬
َ ‫ه‬ َ ‫عَلَيْهَا‬
ُ َ‫متَاع‬
َّ َ ْ ُ ِ ُ‫ة و ت‬
]‫ة[رواه البخاري ومسلم‬ ٌ َ‫صدَق‬
َ ‫ق‬ ِ ْ ‫َن الطرِي‬ ِ ‫ميْط األذ َى ع‬ َ ٌ َ‫صدَق‬َ ِ‫صالَة‬َّ ‫ال‬

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Telah


bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : ‘Setiap
anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah setiap hari
selama matahari masih terbit. Kamu mendamaikan antara dua
orang (yang berselisih) adalah shadaqah, kamu menolong
seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-
barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah, berkata
yang baik itu adalah shadaqah, setiap langkah berjalan untuk

2
shalat adalah shadaqah, dan menyingkirkan suatu rintangan dari
jalan adalah shadaqah ”. (HR.Bukhori Muslim)”1

2. Kandungan Hadits
Sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai bentuk
kebajikan yang mengharap keridhoaan Allah SWT dan pahala semata. Sedekah
dibayarkan bukan berharap untuk mendapatkan pujian atas sesama manusia.
Sedekah merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat-Nya.
Sedekah tidak hanya dalam bentuk materi saja namun bisa juga non materi,
sedekah tidak hanya berupa membantu orang lain namun juga dalam bertingkah
laku terdapat nilai sedekah yang cukup berarti.
Nabi telah mewajibkan setiap anggota badan untuk bersedekah serta
menyebutkan lima macam sedekah non materi, yang jika dilakukan oleh setiap
orang, ia akan mendapat pahala dari Allah swt.

Kewajiban sedekah:

“Setiap anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah


setiap hari selama matahari masih terbit”
Dalam shahih Muslim disebut jumlah anggota badan ada
tiga ratus enam puluh. Qadhi ‘Iyadh berkata : “Pada asalnya kata
َ َ ‫سال‬
‫مى‬ ُ (sulaama) berrmakna tulang, telapak tangan, jari-jari dan
kaki, kemudian kata tersebut biasa dipakai dengan arti seluruh
anggota badan”. Sekiranya tulang-tulang itu tidak mampu
bersedekah, hendaknya ditahan dari perbuatah buruk yang akan
merugikan orang lain, dan inipun temasuk sedekah. Tapi yang
penting ialah wajib mengikuti semua perintah dan menjahui
semua larangan. 2
Dalam hadits di atas perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
َ ِ‫ )عَلَيْه‬menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini
ٌ َ‫صدَق‬
sallam (‫ة‬

1
An-Nawawie, Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf, Terjemah Riadhus Shalihun I,
(Bandung: PT Al-Ma’arif, 1986) hlm, 250
2
Ustad Abdulmajid Tamim, Hadist Arbain Nawawi, Sinar Wijaya 1984, hal 78-80

3
adalah setiap orang harus bersyukur kepada Allah setiap paginya
atas keselamatan pada dirinya baik keselamatan pada
tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya. Maka dia
bersyukur kepada Allah karena nikmat ini. Dengan kata lain
setiap hari, persendian kita mempunyai kewajiban untuk
bershadaqah sebagai realisasi syukur kita kepada Allah, Dzat
yang telah menciptakannya.

Kita tahu bahwa setiap tubuh manusia memiliki 360


persendian. Hal ini juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah dalam
shahih muslim yang berbunyi

‫ل‬
ٍ ‫ص‬ َ ِ ‫ين وَثَالَث‬
َ ِ‫مائَة‬
ِ ْ‫مف‬ ِ ‫م عَلَى‬
َ ِّ ‫ست‬ َ َ ‫ن بَنِى آد‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ان‬
ٍ ‫س‬ ُّ ُ ‫خلِقَ ك‬
َ ْ ‫ل إِن‬ ُ ‫ه‬
ُ َّ ‫إِن‬

“Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan


memiliki 360 persendian.” (HR. Muslim no. 2377)
Setiap hari diwajibkan bagi anggota tubuh kita untuk
bersedekah. Yaitu diwajibkan bagi setiap persendian kita untuk
bersedekah. Maka dalam setiap minggu berarti ada 360 x 7 =
2520 sedekah. Dalam hal ini bagaimana kita bersedekah atas
persendian yang kita miliki, jika dalam hal tersebut sulit
dilakukan karena setiap anggota badan harus dihitung untuk
bersedekah. Nabi telah memberikan ganti untuk hal tersebut
yaitu untuk mengganti 360 sedekah dari persendian yang ada.
Penggantinya adalah dengan mengerjakan shalat sunnah
Dhuha sebanyak 2 raka’at. Hal ini dijelaskan dalam hadits
Rasulullah, dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

َ ‫ل سالَمى م‬
ُّ )ُ ‫ة وَك‬
‫ل‬ ٌ َ‫ص)دَق‬ َ ٍ‫حة‬ َ ‫س)بِي‬ ُّ ُ ‫ة فَك‬
ْ َ‫ل ت‬ ٌ َ‫صدَق‬ ْ ُ ‫حدِك‬
َ ‫م‬ َ ‫نأ‬ ْ ِ َ ُ ِّ ُ ‫ح عَلَى ك‬ ُ ِ ‫صب‬
ْ ُ‫« ي‬
َ ٌ َ‫ل تكْب ))يرة) ص )دق‬
‫وف‬ِ ‫معْ ُر‬ َ ْ ‫)ر ب ِ))ال‬
ٌ )‫م‬
ْ ‫ة وَأ‬ َ َ ٍ َ ِ َ ُّ ُ ‫ة َوك‬ َ ٍ‫ل تَهْلِيلَة‬
ٌ َ‫صدَق‬ ُّ ُ ‫ة وَك‬
ٌ َ‫صدَق‬
َ )ٍ‫ميدَة‬ ِ ‫ح‬
ْ َ‫ت‬

4
‫ن‬
َ ‫م‬ َ ُ‫)ان ي َ ْركَعُه‬
ِ ‫م))ا‬ ِ )َ ‫ك َركْعَت‬
َ )ِ ‫ن ذَل‬ ِ ُ‫ج))زِئ‬
ْ ‫م‬ ٌ َ‫ص)دَق‬
ْ ُ ‫ة َوي‬ ُ ْ ‫َن ال‬
َ ِ‫منْكَر‬ ِ ‫ىع‬ ٌ َ‫صدَق‬
ٌ ْ‫ة وَنَه‬ َ
‫حى‬ َ ‫ض‬
ُّ ‫ال‬

“Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian di antara


kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah
sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan
tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah.
Begitu juga amar ma’ruf (memerintahkan kepada ketaatan) dan
nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini
semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan
shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim no. 1704)
Rangkaian dzikir kepada Allah yang berupa tasbih, tahmid, takbir dan
tahlil serta ber’amar ma’ruf nahi mungkar bisa membayarkan sedekah kita atas
persendian. Akan tetapi Rasulullah SAW juga memberikan cara lain untuk
membayar sedekah itu dengan cara mendirikan sholat Dhuha 2 rakaat setiap pagi.
Banyaknya amalan yang harus kita lakukan untuk membayar sedekah persendian
tadi bisa digantikan dengan ibadah dhuha 2 rakaat setiap harinya.
Jadi, shadaqah yang dilakukan oleh anggota badan
tersebut dapat diganti dengan dua raka’at shalat Dhuha, karena
shalat merupakan kerja dari semua anggota badan. Jika
seseorang shalat, maka seluruh anggota badannya menjalankan
fungsinya masing-masing.

Sedekah pertama:
“Kamu mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah
shadaqah,”
Yaitu memisahkan di antara dua orang yang berselisih
baik dengan cara mendamaikan atau dengan cara diadili.
Pertama adalah menyelesaikan perselisihan antara dua orang
yang berselisih dengan cara mendamaikan. Ini dilakukan jika
belum jelas mana yang benar di antara keduanya. Namun,

5
apabila sudah jelas yang benar di antara keduanya, dilarang
untuk melakukan islah (perdamaian). Kesalahan semacam inilah
yang kadang dilakukan oleh seorang qodhi (hakim). Di mana
hakim malah sering mendamaikan (mengadakan islah) terhadap
perselisihan antara dua belah pihak yang menuduh dan tertuduh,
padahal sudah diketahui kebenaran pada salah satu pihak.
Sehingga dengan demikian, menyelesaikan perkara
antara dua orang yang berselisih baik dengan diadili dan
didamaikan termasuk sedekah. Akan tetapi, jika telah diketahui
bahwa kebenaran ada di salah satu pihak, maka dalam hal ini
tidak boleh diadakan islah (perdamaian) bahkan harus
diputuskan dengan memihak pada yang benar.
Jadi sebenarnya sedekah itu sangatlah mudah dan
gampang, tinggal bagaimana seseorang hamba itu mengetahui
tata cara bersedekah. Dicontohkan bahwa seseorang yang
mendamaikan dua orang atau golongan yang berselisih
merupakan sedekah, asalkan ia mendamaikannya dengan rasa
ikhlas tanpa mengharap imbalan sesuatu apapun.
Usaha mempererat hubungan antar manusia dan
menyatukan hati mereka merupakan perbuatan mulia yang
selalu ditekankan oleh ajaran Islam. Perbuatan ini merupakan
manifestasi dari pancaran cahaya keimanan yang tertanam di
dalam hati setiap Muslim. Dengan usaha seperti ini maka
kebenaran akan tegak dan tersebar di antara kaum Muslimin.
Namun usaha ini tidak akan mendapatkan kesuksesan apabila
tidak didukung dengan adanya semangat kerjasama, solidaritas,
saling tolong dan saling bantu di antara sesama mereka.3

Sedekah kedua:

3
http://rumahislam.com/hadis/arbain-imam-nawawi/112-nawawi26.html, minggu, 7 april
2013, jam 07.30 WIB

6
“kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau
mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah
shadaqah,”
Maksudnya adalah menolong seseorang di atas
kendaraannya -misalnya di zaman dahulu adalah unta-, dengan
membantunya naik di atas kendaraannya adalah sedekah. Atau
َ َ‫د‬-‫ص‬
boleh jadi (ٌ‫قة‬ َ ‫ه‬
ُ -‫ع‬
َ ‫متَا‬ َ ْ ‫ه عَلَي‬
َ ‫ا‬--‫ه‬ ُ -َ ‫ع ل‬ َ ‫)ت َ ْر‬, dengan mengangkat
ُ -‫ف‬
barang-barangnya yang digunakan untuk bepergian jauh seperti
makanan dan minuman, juga termasuk sedekah.
Dalam realitas kehidupan sekarang, dalam hal ini dicontohkan
dengan terdapat atau melihat orang yang hendak bepergian jauh
dan membawa barang-barang yang banyak serta kita melihatnya
dan kita membantunya untuk membawakan ke kendaraannya.
Maka hal itu juga termasuk sedekah. Hal tersebut bisa dikaitkan
dengan tolong menolong antar sesama. Dimana tolong menolong
disini juga termasuk sedekah. Dengan syarat melakukannya
dengan ikhlas.

Sedekah ketiga:
“berkata yang baik itu adalah shadaqah,”
Kata-kata yang baik yang di sisi Allah seperti bacaan
tasbih, takbir dan tahlil atau baik di sisi manusia dengan
berakhlak yang baik, ini juga termasuk sedekah. Hadits ini
memberi motivasi untuk berkata dengan perkataan yang baik.
Hal itu bisa berupa dzikir, membaca, ta’lim (memberikan
pelajaran), berdakwah dan lain sebagainya.
Bersikap ramah kepada saudara dan bertutur yang baik
jelas merupakan amalan kebaikan, bahkan bila seseorang tidak
mendapatkan harta untuk disedekahkannya di jalan Allah maka
mengucapkan kalimat yang baik dapat menggantikannya.
‘Adi bin Hatim berkata, Rasulullah bersabda:
ٍ‫مةٍ طَيِّبَة‬
َ ِ ‫جد ْ فَبِكَل‬ ْ ‫ن لَـ‬
ِ َ‫م ي‬ َ َ‫ ف‬،ٍ‫م َرة‬
ْ ‫م‬ ِ ِ ‫ار َولَوْ ب‬
ْ َ ‫شقِّ ت‬ َ َّ ‫اِتَّقُوا الن‬

7
“Jagalah kalian dari api neraka, walaupun dengan bersedekah
sepotong kurma. Namun siapa yang tidak mendapatkan sesuatu
yang bisa disedekahkannya maka dengan (berucap) kata-kata
yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 6023 dan Muslim no. 2346)
Al-Imam An-Nawawi berkata, “Hadits ini menunjukkan
bahwa kalimat thayyibah merupakan sebab selamat dari neraka.
Yang dimaksud kalimat thayyibah adalah ucapan yang
menyenangkan hati seseorang jika ucapan itu mubah atau
mengandung ketaatan.” (Al-Minhaj, 7/103)
Ibnu Baththal berkata, “Kalimat thayyibah teranggap
sebagai sedekah, dari sisi di mana pemberian harta akan
membahagiakan hati orang yang menerimanya dan
menghilangkan rasa tidak senang dari hatinya. Demikian pula
kalimat-kalimat yang baik, maka keduanya (pemberian harta dan
ucapan yang baik) serupa dari sisi ini.” (Fathul Bari, 10/551)
Perkataan yang baik merupakan sedekah, dimana tidak
hanya berdzikir, memberikan ta’lim, membaca, berdakwah yang
mana itu semua merupakan sedekah bila dilakukan secara
ikhlas. Namun sedekah dengan perkataan baik bisa dalam
bentuk perkataan yang menyenangkan hati seseorang dan
perkataan yang membuat hati orang lain bergembira. Allah swt.
menjelaskan tentang keutamaan perkataan yang baik didalam
firman-Nya:
Allah swt. berfirman:

...‫ص َدقَ ٍة يَ ْتبَ ُعهَا أَ ًذى‬


َ ‫ُوف َو َم ْغفِ َرةٌ خَ ْي ٌر ِم ْن‬
ٌ ‫قَوْ ٌل َم ْعر‬...
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang
diiringi tindakan menyakiti” [al-Baqarah/2:263]

...ُ‫د ْال َكلِ ُم الطَّيِّبُ َو ْال َع َم ُل الصَّالِ ُح يَرْ فَ ُعه‬gُ ‫إِلَ ْي ِه يَصْ َع‬...

8
“Kepada-Nya-lah akan naik perkataan-perkataan yang baik dan amal kebajikan
Dia akan mengangkatnya” [Fâthir/35:10]
Dari firman Allah di atas dapat diketahui bahwa perkataan yang baik
mempuyai keutamaan yang luar biasa dalam arti dengan berkata-kata yang baik
maka Allah akan memberi pahala siapa saja yang berkata-kata baik tersebut.
Sebenarnya masih banyak lagi sedekah yang berupa perkataan baik selain yang
disebutkan di atas, seperti menjawab salam, nasihat dan bimbingan, dan lain-lain.
Dimana itu semua juga merupakan sedekah.

Sedekah keempat:
“setiap langkah berjalan untuk shalat adalah shadaqah”
Hadits ini menjelaskan bahwa setiap langkah yang menuju ke masjid
untuk shalat merupakan sedekah. Dengan kata lain setiap kita berjalan pergi ke
masjid-masjid untuk berkumpul dan berjama’ah, mempelajari ilmu, memberikan
nasihat, dan i’tikaf merupakan bentuk sedekah. Dimana jika kita melangkah
berjalan menuju masjid untuk melakukan shalat berjamaah, mempelajari ilmu,
memberikan nasihat, dan i’tikaf, akan Allah sediakan tempat tinggal disurga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫هّٰللا‬
َ ‫اح أَ َع َّد ُ لَهُ فِي ْال َجنَّ ِة نُ ُزالً ُكلَّ َما َغدَا أَوْ َر‬
‫اح‬ َ ‫َم ْن َغدَا إِلَى ْال َم ْس ِج ِد أَوْ َر‬

“Barangsiapa pergi di pagi hari atau di sore hari menuju masjid, maka Allah
akan menyediakan baginya sebuah tempat tinggal di surga setiap kali ia pergi di
pagi hari atau di sore hari (menuju masjid).”
Dari Jâbir bin ‘Abdillâh Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Bani Salimah
ingin pindah ke dekat masjid, sedangkan tempat tersebut kosong. Ketika hal itu
sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka beliau bersabda:

‫م تُ ْكتَبْ آثَا ُر ُك ْم‬gْ ‫يَا بَنِ ْي َسلِ َمةَ ! ِديَا َر ُك‬

9
“Wahai Bani Salimah! Tetaplah di pemukiman kalian karena langkah-langkah
kalian akan dicatat”.
Maksud dari “Tetaplah di pemukiman kalian karena langkah-langkah
kalian akan dicatat” adalah jika kalian tetap menetap di pemukiman kalian maka
langkah-langkah yang banyak akan dicatat. Dengan kata lain, jika pemukiman kita
jauh dari masjid kita tidak usah merasa terbebani karena jauhnya masjid dari
pemukiman kita, karena semakin jauh maka semakin banyak langkah kita menuju
ke masjid, dengan semakin banyaknya langkah kita maka kita akan memperoleh
pahala sebanyak langkah kita ke masjid tersebut.
Berjalan menuju ke masjid untuk melakukan shalat adalah sedekah,
namun tidak hanya dalam melaksanakan shalat saja, bisa juga untuk mempelajari
ilmu seperti ilmu-ilmu agama, memberikan nasihat-nasihat atau pun
mendengarkan nasihat-nasihat dari ulama’ atau ustadz yang sedang memberikan
nasihat-nasihatnya di masjid, serta beri’tikaf di masjid merupakan bentuk dari
sedekah juga.

Sedekah kelima:
“menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah
shadaqah”
Menghilangkan apa saja yang mengganggu jalan kaum Muslimin, baik
berupa duri, pecahan kaca, batu besar, batang pohon yang menghalangi jalan;
demikian juga, najis, kotoran, sampah-sampah, dan selainnya; maka
menyingkirkan semua itu termasuk sedekah.
Menyingkirkan suatu rintangan atau apa saja yang mengganggu atau
menghalangi jalan bagi setiap orang baik berupa duri, batu basar, pecahan kaca
atau pun yang lainnya merupakan bentuk sedekah. Meskipun hal ini kelihatan
sepele namun mempunyai nilai yang besar, dalam arti dengan melakukan hal
tersebut kemungkinan seseorang mendapatkan pahala yang besar dar Allah.
Abu Hurairah r.a mengabarkan dari Nabi Muhammad saw., Nabi
bersabda:

ِ َّ‫في َش َج َر ٍة قَطَ َعها َ ِم ْن ظَه ِْر الط‬


ْ ‫ريق كاَن‬
َ‫َت تُ ْؤ ِذي ال ُمسْل ِم ْين‬ ِ ‫في ْال َجنَّ ِة‬ ُ ‫لَقَ ْد َرأَي‬
ِ ُ‫ْت َر ُجالً يَتَقَلَّب‬

10
“Sungguh aku melihat ada seseorang lelaki berpindah dari suatu tempat
ke tempat lain di surge (untuk berlezat-lezat dengan kenikmatannya), disebabkan
sebuah pohon yang dipotongnya dari jalanan karena pohon tersebut mengganggu
kaum muslimin yang lewat di jalan tersebut.” (HR. Muslim no. 6614)
Dalam satu riwayat:
ْ g‫لِ ِم ْينَ الَ ي‬g ‫ أَل ُنح ْينَ هَ َذا ع َِن ال ُم ْس‬,ِ ‫ َوهّللا‬:‫ فَقَا ل‬,‫َم َّر َر ُج ٌل بِعُصْ ِن َش َج َر ٍة َعلَى ظَه ِْر طَ ِر ْيقِو‬
‫ؤ ِذ ِه ْمز‬g
َ‫فَأ ُ ْد ِخ َل ال َجنَّة‬
“Seseorang melewati dahan pohon yang berada di atas jalanan, maka ia
berkata, “Demi Alla! Sungguh aku akan menyingkirkan dahan ini dari jalan
kaum muslimin agar tidak mengganggu mereka.” Orang ini pun dimasukkan ke
dalam surga. (HR. Muslim no.6613)
Dalam riwayat al-Bukhari (no.2472) dan Muslim (no. 4917) disebutkan
bahwa Rasulullah bersabda:
‫ َر‬g َ‫هُ فَ َغف‬g َ‫ فَ َش َك َرهّللا ُ ل‬,ُ‫ق فَأ َ َّخ َره‬
ٍ ‫ك َعلَى طَ ِر ْي‬ ٍ ‫بَ ْينَ َما َر ُج ٌل يَ ْم ِشي بِطَ ِر ْي‬
ٍ ْ‫ق َو َج َد ُغصْ نَ َشو‬
ُ‫لَه‬
“Tatkala seseorang sedang berjalan di sebuah jalanan, ia mendapati ada
dahan/ranting berduri di atas jalanan. Ia pun menyingkirkannya. Allah swt. pun
mensykuri perbuatannya hingga Allah swt. menganpuninya.”
Sekedar menghilangkan gangguan dari jalanan ternyata memiliki
keutamaan dan teranggap sebagai amalan yang menjadi sebab pelakunya masuk
surga. (Syarhu Riyadhish Shalihin, Ibnu Ustmaimin, I/529)
Al-Imam an-Nawawie mengatakan, “Hadits di atas menunjukkan
keutamaan setiap perbuatan yang memberikan kemanfaatan bagi kaum muslimin
dan keutamaan menghilangkan/menyingkirkan bahaya dari mereka.” (Al-Minhaj.
16/386).4
Dari penjelasan-penjalasan di atas dapat diketahui bahwa menyingkirkan
atau menghilangkan gangguan di jalan mempunyai keutaman dan sebagai amalan
yang membuahkan hasil yang manis yaitu surga. Meskipun hal tersebut sangatlah
sepele namun besar manfaatnya bagi semua kalangan manusia.

4
Al-Ustadzah Ummu Ishhaq al-Atsariyyah dkk, Asy Syari’ah vol.VI/N0.64, (Sleman:
Oase Media, 2010), hlm. 81-82

11
3. Analisa
Merujuk pada penjelasan-penjelasan yang menjelaskan
hadits tentang perbutan baik adalah sedekah, kita bisa
mengkaitkan dengan kehidupan yang kita jalani sehari-hari.
Semenjak pagi hari kita bangun dari tidur semalaman kemudian
beraktifitas seharian hingga tidur kembali, banyak sekali nikmat
Allah yang kita rasakan dan kita nikmati. Seandainya kita
mencoba menghitungnya, maka tak akan pernah mampu kita
untuk menghitungnya. Seandainya air lautan dan seluruh jagad
raya ini dijadikan tinta, maka sampai habis tinta itu untuk
menuliskan nikmat Allah, maka tak kan pernah cukup tinta itu
untuk menuliskan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada
seluruh mahluk di muka bumi ini. Allah SWT telah berfirman:
          
      
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari
segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya (menghitungnya). Sesungguhnya manusia
itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” [QS
Ibrahim:34].
Sebagai wujud rasa syukur kita pada Sang Maha Pemberi
Rezeki, maka sepantasnyalah kita membayar sedekah untuk
berbagi dengan yang lain yang membutuhkan. Allah SWT
menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang-orang yang
bersedekah. Ketika kita memancing ikan dengan umpan yang
besar, maka kita akan mendapatkan ikan yang besar. Akan
tetapi sebaliknya, jika umpannya kecil, maka ikan yang akan kita
dapat pun ikan kecil. Ketika kita bersedekahnya sedikit, maka tak
patut kiranya kita berharap sesuatu yang banyak dari Allah SWT.
Sedekah tak selamanya harus dibayarkan dengan uang
atau bisa disebut dengan materi saja. Tapi ketahuilah bahwa

12
setiap persendian tubuh kita juga memerlukan sedekah. Seperti
hadits Rasulullah SAW bahwa “Setiap persendian manusia
diwajibkan untuk bersedekah setiap harinya mulai matahari
terbit...” Hal itu menunjukkan bahwa kewajiban bersedekah itu
dalam rangka bersyukur atas nikmat Allah yang begitu besar
dalam kehidupan kita.
Dalam hal sedekah, seperti yang diungkapkan di atas
bahwa sedekah tidak hanya berupa materi saja, namun sedekah
bisa juga berbentuk non materi. Seperti hadits Rasulullah saw.
Bahwa “…Memisahkan [menyelesaikan perkara] antara dua
orang [yang berselisih] adalah sedekah. Menolong seseorang
naik ke atas kendaraanya atau mengangkat barang-barangnya
ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga
termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk
menunaikan sholat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu
rintangan dari jalan adalah sedekah”. Jadi, sedekah bisa
dilakukan dengan berbuat baik, misalnya mendamaikan orang
yang sedang berselisih, menolong seseorang naik ke atas
kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya, berkata
baik, setiap langkah berjalan untuk melakukan shalat, serta
menyingkirkan suatu rintang dari jalan merupakan sedekah.
Dari uraian yang dijelaskan di atas, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa, sedekah tidak hanya berupa materi saja,
melainkan bisa juga dengan non materi yaitu bersyukur atas
nikmat Allah, menolong sesama, melangkah demi kebaikan,
berkata-kata baik yang membuat orang senang dan gembira,
serta memberi manfaat bagi orang lain merupakan sedekah.

B.Faedah Hadits Tentang Perbuatan Baik Adalah Sedekah


Dari hadits di atas ada enam faedah yang bisa kita ambil
manfaatnya, yaitu:

13
1. Wajibnya sedekah bagi setiap orang dengan setiap anggota badannya pada setiap
harinya mulai dari matahari terbit. Karena perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam (ٌ‫ص َدقَة‬
َ ‫ ) َعلَ ْي ِه‬menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini adalah setiap orang
bersyukur kepada Allah setiap paginya atas keselamatan pada dirinya baik
keselamatan pada tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya. Maka dia
bersyukur kepada Allah karena nikmat ini.
2. Hadits ini menunjukkan keutamaan berbuat adil di antara dua orang yang
berselisih. Dan Allah Ta’ala telah mendorong kita agar berbuat islah
(perdamaian).
3. Dalam hadits ini terdapat dorongan untuk menolong saudara kita, karena
melakukan seperti ini termasuk sedekah. Baik dalam contoh yang diberikan oleh
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini atau perbuatan lainnya.
4. Hadits ini memberi motivasi untuk berkata dengan perkataan yang baik. Hal itu
bisa berupa dzikir, membaca, ta’lim (memberikan pelajaran), berdakwah dan lain
sebagainya.
5. Dalam hadits ini juga ditunjukkan mengenai keutamaan berjalan ke masjid.

6. Dalam hadits ini terdapat keutamaan menyingkirkan gangguan dari jalanan.5

BAB III
KESIMPULAN

A.Kesimpulan
Dari hadits-hadits yang telah disebutkan di atas yaitu pada
Hadits tentang perbuatan baik adalah sedekah, terdapat enam
bentuk sedekah non materi yaitu:

5
http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3049-shalat-dhuha-bisa-menggantikan-
sedekah-dengan-seluruh-persendian.html, Minggu 21/04/2013, jam 5.20 WIB

14
1. Wajibnya sedekah bagi setiap orang dengan setiap anggota badannya pada setiap
harinya mulai dari matahari terbit. Karena perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam (ٌ‫ َدقَة‬E‫ص‬
َ ‫ ِه‬E‫ ) َعلَ ْي‬menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini adalah setiap
orang bersyukur kepada Allah setiap paginya atas keselamatan pada dirinya baik
keselamatan pada tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya. Maka dia
bersyukur kepada Allah karena nikmat ini.
2. Mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah.
3. Tolong-menolong antar sesama adalah sedekah.
4. Berkata-kata baik yang membuat orang lain senang adalah
sedekah.
5. Berjalan menuju ke masjid untuk shalat adalah sedekah.
6. Menyingkirkan suatu yang menjadi penghalang di jalan adalah
sedekah.

B.Saran
Sebagai pembaca dan pendengar, kami harap tidak hanya memahami tentang
sedekah yang non materi dari makalah ini saja. Tetapi bacalah buku-buku sebanyak
mungkin agar pengetahuan tentang hadits yang mengenai sedekah lebih luas. Dan
kami sebagai penulis mengakui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Apabila
dalam makalah ini terdapat kekurangan atau kesalahan, kami dengan senang hati
menerima saran dan pembenahan dari para teman pembaca atau pendengar.

DAFTAR PUSTAKA

15
An-Nawawie, Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf, Terjemah Riadhus
Shalihun I. PT Al-Ma’arif, Bandung. 1986.
http://rumahislam.com/hadis/arbain-imam-nawawi/112-
nawawi26.html, minggu, 7 april 2013, jam 07.30 WIB

http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3049-shalat-dhuha-bisa-
menggantikan-sedekah-dengan-seluruh-persendian.html,
Minggu 21/04/2013, jam 5.20 WIB

Ishhaq al-Atsariyyah dkk, Ummu. Asy Syari’ah vol.VI/N0.64. Oase


Media, Sleman. 2010.
Tamim, Abdulmajid. Hadist Arbain Nawawi, Sinar Wijaya. 1984,

16
xvii

Anda mungkin juga menyukai