I. TUJUAN UMUM
1. Melakukun proses pensucian jiwa peningkatan akhlak dan prilaku dan memiliki
kebiasaan yang islami pada individu dan masyarakaatnya.
2. Mampu mengontrol diri dengan kebebasan yang dimiliki dan menjauhi diri dari
sikap berlebihan, serta tidak mengumbar hawa nafsu hanya karena dirinya.
3. Meningkatkan kemampuan menerapkan hukum islam dan arahannya pada diri
seorang muslim
4. Mendidik pribadi muslim memilki rasa tangggungjawab yang besar serta kasih
sayang kepada manusia, memperhatikan secara adil konsep berinteraksi dengan
manusia, menghormati harta secara umum dan khusus pola hidup ekonomis dan
mengembangkan harta serta menjaganya.
5. Mendidik pribadi muslim dalam melawan tradisi asing yang kering dari semangat
islam pada dirinya keluarga dan masyarakat.
______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 1
IV. Pilihan Kegiatan
2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang Ash-Shidq
b. Berdikusi dan tanya jawab seputar tema kajian ( lihat tujuan Kognitif,
afektif dan psikomotor)
c. Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
kajian tersebut
3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri (kegiatan pendukung)
b. Evaluasi
______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 2
VIII. MUHTAWA
AS-SHIDQ
Allah swt. berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)
صِّلى ِ
َ ال َعْنُه َعِن النّبِِي صَّلى الُِ َعَليِِْه َوسَِّلَم قَِاََل َرُسِوُل اللِّه ُ ضَي ِ سُعْوٍد َر
ْ ََعِن ابِْن م
ْ َصْدَق يَِْهِديِ إِلَِِى الْبِِصر َوإِّن الْبِِّر يَِْهِِديِ إِلَِى الَْجنِِّة َوإِّن الّرُجَِل لَي
صُِدُق اللّهُ َعلَْيِه َوَسلَّم إِّن ال ص
______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 3
ب يَِْهِ ِِديِ إِلَِِى الُْفُجِِوِر َوإِّن الُْفُجِِوَر يَِْهِ ِِديِ إِلَِِى النِِّاَِر َوإِّن ِ ِ ِ َِحتِِّى يْكت
َ ب صِ ِصديققاَ َوإِّن الَْكِ ِذَ ُ َ
ب َكّذاقباَ متفق عليه ِ
َ َب َحّتى يُْكت ُ الّرُجَل لَيَْكذ
Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Kejujuran mengantarkan
pada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke surga. Seseorang yang senantiasa berkata
jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan,
mengantarkan pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantarkan ke neraka. Seseorang
yang senantiasa berkata bohong akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.”
(Muttafaq 'alaih)
ت ِمْن َرُسوِل ُ ْعن أبي محمد الحسن بن علي بن أبي طاَلب رضي ال عنهماَ َقاََل َحِفظ
ِ ِ ْ صّلى اللّهُ َعلَْيِه َوَسلَّم َد ِ
بَ صِْدَق طَُمأْنينَِ ة َوإِّن الَْكِذ
ك فَِِإّن ال ص
َ ُِك إَِلى َماَ َل يَِريب
َ ُع َماَ يَِريب َ اللّه
ِريبَ ة
Abu Muhammad, Hasan bin Ali bin Abu Thalib r.a., berkata, “Aku hafal dari
Rasulullah (sebuah nasihat), ‘Tinggalkan yang meragukanmu dan ambillah yang tidak
meragukanmu, karena kejujuran adalah ketenteraman, dan kebohongan adalah
kebimbangan.’” (h.r. Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini shahih.”)
Pelajaran Hadits
Anjuran untuk menjauhi perkara syubhat, dan memilih perkara-perkara yang
diperbolehkan, karena orang yang menjauhi syubhat berarti telah menjaga kesucian
agama dan harga dirinya.
______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 4
Abu Sufyan, Shakhr bin Harb r.a., menyebutkan dalam hadits panjangnya tentang
Heraklius bahwa Heraklius berkata, “Apa yang diperintahkan (Muhammad SAW.)
kepada kalian?”
Aku (Abu Sufyan) menjawab, “Ia (Muhammad SAW.) berkata, ‘Sembahlah Allah
semata, jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan tinggalkan apa yang
dikatakan oleh nenek moyang kalian.’ Dia juga menyuruh kami melakukan shalat,
membayar zakat, menjaga kehormatan, dan silaturahmi.” (Muttafaq 'alaih)
ِيِ رضِِي ال ّ ف َوهَُو بَِدِْرٍ ت َوِقْيَل أَِبيْ َسعِْيٍد َوِقْيلَ َأبِي الَْولِْيِد سَْهلِ ْبنِ َحِنْي ٍ َِعْن أَِبي َثاَب
صِْدٍق بَِلّغَِهُ اللِّهُ َمنَِِاَِزَل ّ صِّلى اللِّهُ َعلَْيِِه َوَسِلَّم قَِِاََل َمِْن َسِأََل اللِّهَ ال
ِ ِشَِهاََدَة ب
َ عنِِه أَّن النّبِِّي
صْدٍق رواه مسلم ِ ِت َعَلى فِراِشِه ولَم يْذُكر أَبو الّطاَِهِر ِفي حِديثِِه ب
َ ُ ْ َْ َ َ َ َشَهَداِء َوإِْن َما
ال ش
Abu Tsabit1, Sahl bin Hunaif r.a. 2 berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa yang memohon kepada Allah swt. mati syahid, dengan jujur (sungguh-
sungguh), niscaya Allah akan menempatkannya di tempat para syuhada, meskipun ia mati
di atas tempat tidurnya.” (Muslim)
______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 5
ِ ْ َالنِِّاَُر لِتَ ِأُْكلَهُ فَ ِأَب
ُت أَْن تَطَْعَم ِهُ فََِقِِاََل ِفيُك ِْم غُلُِِوةل فَِْليُبَِِاَيِْعِني م ِْن ُك ِصل قَِبيلَ ٍِة َرُج ِةل فَِبَِِاَيَُِعوه
ت بِيَِِد ِ َك فَِبِِاَيِعْتهُ قَِِاََل فَِل ِ ِ ِِ ِ َفَِل
ْ ص َِق َ َ َ َ ُِت يَُِد َرُج ٍِل بِيَِده فََِقِِاََل فيُك ِْم الْغُلُِِوُل فَِْلتُبَِِاَيِْعني قَِبيلَت ْ ص َِق
ب ٍ ِس بََِقَِرةٍ ِمِْن َذَه ِ َْرُجلَْيِن أَْو ثََلثٍَِة فََِقِاََل ِفيُكِْم الْغُلُِوُل أَنِْتُِْم غَلَْلتُِْم قَِاََل فَِأَْخَرُجوا لَِهُ ِمثَِْل َرأ
ت النِِّاَُر فَِأََكلَْتهُ فَِلَِْم تَِحِّل الْغَنَِِاَئُِم ِلََحٍِد ِمِْن ْ َصِِعيِد فَِأَقِْبَِل
ّ ضُِعوهُ ِفِِي الَْمِِاَِل َوُهَِو ِباَل َ قَِِاََل فََِو
َضْعَفَناَ َوَعْجَزَناَ فَطَّيبََِهاَ لََنا َ َك بِأَّن اللّهَ تََِباََرَك َوتََِعاََلى َرَأى َ ِقَِْبلَِناَ َذل
Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Seorang nabi 3 dari para nabi
terdahulu, berangkat perang. Ia berpesan kepada kaumnya, ‘Janganlah mengikuti kami,
orang yang ingin bersanggama dengan istrinya dan belum terlaksana, orang yang
membangun rumah dan belum selesai, dan orang yang baru membeli kambing atau unta,
dan ia menunggu kelahiran anaknya.’
Kemudian, nabi itu berangkat menuju medan perang. Ketika mendekati sebuah
dusun, kira-kira menjelang shalat Ashar, Nabi itu berkata kepada matahari, ‘Wahai
matahari, sesungguhnya, engkau diberi perintah dan aku pun diberi perintah. Ya Allah,
hentikanlah ia demi kemaslahatan kami.’
Maka, matahari itu berhenti hingga Allah memberikan kemenangan kepada nabi
itu. Lalu, nabi itu mengumpulkan barang-barang pampasan perang. Tiba-tiba, datanglah
api (dari langit)4, namun harta pampasan itu tidak terbakar. Nabi itu bersabda,
‘Sesungguhnya, ada di antara kalian yang menyembunyikan harta. Oleh karena itu, setiap
suku harus mengirimkan seorang laki-laki untuk berbaiat kepadaku.’
Saat berbaiat ada salah seorang yang tangannya melekat dengan tangan nabi itu
(tidak bisa dilepas), sehingga Nabi itu berkata, ‘Beberapa orang dari sukumu ada yang
menyembunyikan harta. Oleh karena itu, semua anggota sukumu harus berbaiat
kepadaku.’
Kemudian, melekatlah tangan dua atau tiga orang dengan tangan nabi itu. Beliau
bersabda, ‘Kalianlah yang menyembunyikan harta.’
Orang-orang itu pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka datang kembali
dengan membawa emas sebesar kepala sapi, lalu diletakkan di hadapan nabi itu. Tak lama
kemudian datanglah api yang membakar semua harta pampasan hingga habis.
(Rasulullah lalu berkata), ‘Harta pampasan perang belum dihalalkan bagi orang-
orang sebelum kami. Lalu, Allah melihat kelemahan kami. Karena itu, Allah
menghalalkan pampasan perang untuk kami.’” (Muttafaq ‘alaihi)
______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 6
2. Adapun yang diinginkan oleh Nabi adalah mereka berjihad dengan niat yang
sungguh-sungguh dan perhatian mereka sepenuhnya tertuju pada jihad.
3. Orang-orang yang pergi berjihad sebaiknya dicukupi kebutuhan dunianya, yakni
kebutuhan dia terhadap keluarganya agar pikirannya terfokus untuk jihad.
4. Perintah Allah dan para Rasul-Nya kepada benda-benda mati adalah perintah yang
mutlak dipatuhi, sedangkan perintah kepada orang-orang yang berakal adalah
tanggung jawab.
5. Peristiwa di atas merupakan bukti bahwa para Nabi memiliki mukjizat.
6. Pada zaman nabi-nabi yang diutus sebelum Nabi Muhammad, salah satu tanda adanya
kecurangan dalam harta pampasan perang adalah datangnya api dari langit yang
melalap habis harta tersebut. Akan tetapi, Allah swt. memperbolehkan Muhammad
saw. memanfaatkan harta pampasan perang untuk umatnya. Ini merupakan bukti
keistimewaan Rasulullah saw. di hadapan Allah.
6/59
ام َرضَِِي الُِ َعنُِْه قَِاَلَ قَِاَلَ َرسُِْوُل الِِ صَِّلى الُِ َعَليِِْه ٍ ََعِْن أبِِي َخاَلِِدٍ َحكِيِْم بِِْن حِِز
َصَدَقاَ َوبَِيَِّناَ ُبوِرَك لَُهَماَ ِفي بَِْيِعِهَمِِاَ َوإِْن َكَِذَباَ َوَكتََمِِا ِ ِ
َ َوسَّلَم اْلبَِيصَِعاَن ِباَلْخَياَِر َماَ لَْم يَِتََِفّرَقاَ فَِإْن
ُمِحَق بََِرَكةُ بَِْيِعِهَماَ متفق عليه
Abu Khalid5, Hakim bin Hizam r.a., berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Dua
orang yang melakukan jual beli bebas memilih sebelum keduanya berpisah. Jika
keduanya jujur dan berterus terang dalam jual beli, maka keduanya akan mendapatkan
berkah. Namun, jika keduanya tidak berterus terang dan berdusta, maka jual beli yang
mereka lakukan tidak akan berkah.” (Bukhari dan Muslim)
5
Ia masuk Islam sewaktu Fat-hu Mekah, sedangkan ayahnya termasuk tokoh
Quraisy, baik di zaman Jahiliah maupun setelah masuk Islam.
______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 7
______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 8