Anda di halaman 1dari 8

LEMBAGA MATERI TARBIYYAH

No. Dok : 13/MT/LKMT/01


KAJIAN MANHAJ MARHALAH TAMHIDI Pokok Bahasan : Ash-Shidq
TARBIYAH ______________________
No. Kode P.B : 1.1.3.13.063
( LKMT) MADAH : TAZKIYAH
Jumlah Halaman : 8

I. TUJUAN UMUM

1. Melakukun proses pensucian jiwa peningkatan akhlak dan prilaku dan memiliki
kebiasaan yang islami pada individu dan masyarakaatnya.
2. Mampu mengontrol diri dengan kebebasan yang dimiliki dan menjauhi diri dari
sikap berlebihan, serta tidak mengumbar hawa nafsu hanya karena dirinya.
3. Meningkatkan kemampuan menerapkan hukum islam dan arahannya pada diri
seorang muslim
4. Mendidik pribadi muslim memilki rasa tangggungjawab yang besar serta kasih
sayang kepada manusia, memperhatikan secara adil konsep berinteraksi dengan
manusia, menghormati harta secara umum dan khusus pola hidup ekonomis dan
mengembangkan harta serta menjaganya.
5. Mendidik pribadi muslim dalam melawan tradisi asing yang kering dari semangat
islam pada dirinya keluarga dan masyarakat.

II. T ujuan Teori (cognitive)


1. Memiliki sifat jujur, karena ia pangkal kebaikan.
2. menjauhi sifat dusta
3. Memaparkan kejujuran Rasulullah saw.

III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik (Praktik)


1. Tidak merokok
2. Tidak sombong kepada manusia
3. Tidak mengumpat dengan aib manusia.
4. Merasa malu kepada manusia apabila salah
5. Tawadhu tanpa harus merasa terhina
6. bersikap lemah lembut kepada manusia .
7. Bersilaturrahmi
8. Tidak mudah mengekor (ikut-ikutan)
9. Tidak berbohong kecuali yang mubah
10. Menghindari dari mencemooh orang lain
11. Menjauhi ghibah ,mengadu domba,
12. Menghindari menghardik
13. Menghindari memperolok-olok manusia
14. Menjauhi teman yang buruk akhlak

______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 1
IV. Pilihan Kegiatan

Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :


1. Kegiatan Pembuka
a. Mengkomunikasikan tujuan kajian tazkiyah

2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang Ash-Shidq
b. Berdikusi dan tanya jawab seputar tema kajian ( lihat tujuan Kognitif,
afektif dan psikomotor)
c. Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
kajian tersebut

3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri (kegiatan pendukung)
b. Evaluasi

V. Kegiatan-kegiatan Pendukung (Pilihan)

1. Membaca wirid muhasabah setiap harinya


2. Mengumpulkan teman-teman untuk saling mengawasi satu dengan lainnya dalam
menjauhi kemaksiatan
3. Berusaha menyiapkan note book untuk menyemangati prilaku terpuji
4. Meluangkan waktu uuntuk mengingat bahwa allah maha megawasi
5. Berpuasa sunnah semampunya
6. Membuat pembahasan tentang tazkiyah nafs dan terdorong untuk melakukannya
7. Hendaknya memiliki aktifitas di lingkungannya dalam memotivasi kebersihan dan
akhlak

VI. Sarana-sarana Evaluasi dan Mutabaah


1. Mempersiapkan soal-soal untuk didiskusikan sebegai penegasan batas
pemahamannya dan komitmennya
2. Mengumpulkan informasi yang menjelaskan komitmennya pada tazkiyyah Nafs.
3. Mengawasi komitmennya pada setiap aktivitas lainnya
4. Mengawasi ucapannya prilaku ketika ia bersentuhan dengan masyarakat
5. Memberikan sikap dengan informasi yang ada yang berhubungan dengan akhlaknya

VII. Maroji` Tarbiyah Dzatiyah


1. Akhlak muslim Muhammad al-ghazali
2. Nuzhatl Muttaqin Syarh Riyadussolihin Mustafa al-Banna
3. As-suluk Al-Ijtima’i Hasan Ayyub
4. Ihyaa ulumuddin abu hamid alghazali

______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 2
VIII. MUHTAWA

AS-SHIDQ
Allah swt. berfirman,
      
 
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)

   


  
   
  
  
    
      
 
“Sesungguhnya, laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan
mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan
perempuan yang benar (jujur), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan
perempuan yang khusyu, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan
perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala
yang besar.” (Al-Ahzab: 35)

       


     
“...Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu
lebih baik bagi mereka.” (Muhammad: 21)

Khat Hadits 1/54

‫صِّلى‬ ِ
َ ‫ال َعْنُه َعِن النّبِِي صَّلى الُِ َعَليِِْه َوسَِّلَم قَِاََل َرُسِوُل اللِّه‬ ُ ‫ضَي‬ ِ ‫سُعْوٍد َر‬
ْ َ‫َعِن ابِْن م‬
ْ َ‫صْدَق يَِْهِديِ إِلَِِى الْبِِصر َوإِّن الْبِِّر يَِْهِِديِ إِلَِى الَْجنِِّة َوإِّن الّرُجَِل لَي‬
‫صُِدُق‬ ‫اللّهُ َعلَْيِه َوَسلَّم إِّن ال ص‬

______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 3
‫ب يَِْهِ ِِديِ إِلَِِى الُْفُجِِوِر َوإِّن الُْفُجِِوَر يَِْهِ ِِديِ إِلَِِى النِِّاَِر َوإِّن‬ ِ ِ ِ َِ‫حتِِّى يْكت‬
َ ‫ب صِ ِصديققاَ َوإِّن الَْكِ ِذ‬َ ُ َ
‫ب َكّذاقباَ متفق عليه‬ ِ
َ َ‫ب َحّتى يُْكت‬ ُ ‫الّرُجَل لَيَْكذ‬
Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Kejujuran mengantarkan
pada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke surga. Seseorang yang senantiasa berkata
jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan,
mengantarkan pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantarkan ke neraka. Seseorang
yang senantiasa berkata bohong akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.”
(Muttafaq 'alaih)

Pelajaran dari Hadits


1. Secara implisit Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk berkata dan berbuat
jujur, karena kejujuran akan mendatangkan kebaikan. Beliau juga memerintahkan
umatnya untuk menjauhi kebohongan, karena kebohongan akan mendatangkan
keburukan.
2. Orang yang terbiasa melakukan sesuatu dan telah menjadi sifatnya, maka tidak salah
kalau dia dijuluki dengan kebiasaan atau sifatnya itu.
3. Pahala dan siksa tergantung amal yang dilakukan.

‫ت ِمْن َرُسوِل‬ ُ ْ‫عن أبي محمد الحسن بن علي بن أبي طاَلب رضي ال عنهماَ َقاََل َحِفظ‬
ِ ِ ْ ‫صّلى اللّهُ َعلَْيِه َوَسلَّم َد‬ ِ
‫ب‬َ ‫صِْدَق طَُمأْنينَِ ة َوإِّن الَْكِذ‬
‫ك فَِِإّن ال ص‬
َ ُِ‫ك إَِلى َماَ َل يَِريب‬
َ ُ‫ع َماَ يَِريب‬ َ ‫اللّه‬
‫ِريبَ ة‬
Abu Muhammad, Hasan bin Ali bin Abu Thalib r.a., berkata, “Aku hafal dari
Rasulullah (sebuah nasihat), ‘Tinggalkan yang meragukanmu dan ambillah yang tidak
meragukanmu, karena kejujuran adalah ketenteraman, dan kebohongan adalah
kebimbangan.’” (h.r. Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini shahih.”)

Pelajaran Hadits
Anjuran untuk menjauhi perkara syubhat, dan memilih perkara-perkara yang
diperbolehkan, karena orang yang menjauhi syubhat berarti telah menjaga kesucian
agama dan harga dirinya.

‫صِة هَِرقْ ِل قَ ِاَل‬


ّ ‫ال َعْنهُ ِفي حَِديِْثِه الطِّويِْل ِفي ِق‬
ُ َ‫ضي‬
ِ ‫خر بِْن حَْربٍ َر‬
ْ‫ص‬َ ‫َعْن أَِبي ُسفَْياَن‬
‫اعبُُِدوا‬
ْ ُ‫ت َيقُِْول‬
ُ ِْ‫هَِرْقلُ َفَماَذَا يَِْأمُُرُكمْ َيعْنِِي النّبِِي صَّلى الُِ َعَليِِْه َوسَِّلَم قَِاَلَ أَبُِْو سُِفَْياَن ُقل‬
‫لِة َوالصِ ِصْدق‬
َ ِّ ِ‫ه لَ ُتشِ ِِْرُكْوا بِِ ِهِ شِ َِْيقئاَ َواتُْركُِ ِْوا مَِ ِاَ يَقُِ ِْولُ آبَِ ِاَؤُُكْم َويَْأمُُرنَِ ِاَ ِباَلص‬
ُ ‫الِ َِ َوحِْ َِد‬
‫الصَلةِ متفق عليه‬
‫اَف َو ص‬
ِ َ‫َوالَْعف‬

______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 4
Abu Sufyan, Shakhr bin Harb r.a., menyebutkan dalam hadits panjangnya tentang
Heraklius bahwa Heraklius berkata, “Apa yang diperintahkan (Muhammad SAW.)
kepada kalian?”
Aku (Abu Sufyan) menjawab, “Ia (Muhammad SAW.) berkata, ‘Sembahlah Allah
semata, jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan tinggalkan apa yang
dikatakan oleh nenek moyang kalian.’ Dia juga menyuruh kami melakukan shalat,
membayar zakat, menjaga kehormatan, dan silaturahmi.” (Muttafaq 'alaih)

Pelajaran dari Hadits


1. Kejujuran Rasulullah saw. tidak perlu diragukan lagi. Ini diperkuat dengan kesaksian
musuh-musuhnya.
2. Ajaran Islam yang paling mendasar adalah mentauhidkan Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan apa pun. Tauhid adalah sumber kebaikan.
3. Larangan untuk taqlid buta dalam urusan agama.

ِ‫يِ رضِِي ال‬ ّ ‫ف َوهَُو بَِدِْر‬ٍ ‫ت َوِقْيَل أَِبيْ َسعِْيٍد َوِقْيلَ َأبِي الَْولِْيِد سَْهلِ ْبنِ َحِنْي‬ ٍ ِ‫َعْن أَِبي َثاَب‬
‫صِْدٍق بَِلّغَِهُ اللِّهُ َمنَِِاَِزَل‬ ّ ‫صِّلى اللِّهُ َعلَْيِِه َوَسِلَّم قَِِاََل َمِْن َسِأََل اللِّهَ ال‬
ِ ِ‫شَِهاََدَة ب‬
َ ‫عنِِه أَّن النّبِِّي‬
‫صْدٍق رواه مسلم‬ ِ ِ‫ت َعَلى فِراِشِه ولَم يْذُكر أَبو الّطاَِهِر ِفي حِديثِِه ب‬
َ ُ ْ َْ َ َ َ َ‫شَهَداِء َوإِْن َما‬
‫ال ش‬
Abu Tsabit1, Sahl bin Hunaif r.a. 2 berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa yang memohon kepada Allah swt. mati syahid, dengan jujur (sungguh-
sungguh), niscaya Allah akan menempatkannya di tempat para syuhada, meskipun ia mati
di atas tempat tidurnya.” (Muslim)

Pelajaran dari Hadits


1. Tekad yang sungguh-sungguh merupakan penyebab tercapainya sebuah cita-cita.
2. Orang yang niat berbuat baik, sudah mendapat pahala atas niat baiknya, meskipun ia
belum melakukan apa yang diniatkannya.
3. Anjuran untuk berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh agar dimatikan dalam
keadaan syahid.

‫ص ّلى اللِّهُ َعلَْيِِه َوَسِلَّم غَ َزا نَبِِّي ِمِْن اْلَنْبِيَِاَِء فََِقِاََل‬ ِ


َ ‫َعْن َأبِي ُهَريَِْرَة ََقاََل ََقاََل َرُسوُل اللِّه‬
‫ضَع اْمَرأَةٍ َوُهَو يُِريُد أَْن يَِْبنَِي بَِهاَ َولَّماَ يَِْبِن َوَل آَخُِر قَِْد بَِنَِى‬ ْ ُ‫ك ب‬َ َ‫لَِقْوِمِه َل يَِْتبَِْعِني َرُجةل قَْد َمل‬
‫ت َوُهَِو ُمْنتَِظِةر ِوَلَدَهِِاَ قَِِاََل فَِغََِزا‬ ٍ َ‫بِ ْنِياَقناَ ولَّماَ يِرفَع سُقَفَهاَ وَل آَخر قَْد اْشِِتَِرىَ غَنَمِِاَ أَو َخلَِفِِا‬
ْ ‫ق‬ َ ُ َ ُ ْ َْ َ َ ُ
‫ت َمِأُْموَرة َوأَنَِِاَ َمِأُْموةر‬ ِ ِْ‫س أَن‬ ِ ‫شِْم‬ّ ‫ك فََِقِِاََل ِلل‬َ ِِ‫صِِر أَْو قَِريبِقِاَ ِمِْن َذل‬ ِ
ْ ‫صَِلة الَْع‬
ِ ِ ِ
َ ‫فَِأَْدَنى لْلَقْريَِة حيَِن‬
‫ت‬ ْ َ‫ت َعلَْيِه َحّتى فَِتََح اللّهُ َعلَْيِه َقاََل فََجَمُعوا َمِاَ غَنُِمِوا فَِأَقِْبَِل‬ ْ ‫س‬ ِ ِ
َ ‫اللُهّم اْحبْسَهاَ َعلَّي َشْيقئاَ فَُحب‬
ّ
1
”.Ada yang mengatakan, “Abu Sa’id atau Abul Wallid
2
.Termasuk ahli Badr

______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 5
ِ ْ َ‫النِِّاَُر لِتَ ِأُْكلَهُ فَ ِأَب‬
ُ‫ت أَْن تَطَْعَم ِهُ فََِقِِاََل ِفيُك ِْم غُلُِِوةل فَِْليُبَِِاَيِْعِني م ِْن ُك ِصل قَِبيلَ ٍِة َرُج ِةل فَِبَِِاَيَُِعوه‬
‫ت بِيَِِد‬ ِ َ‫ك فَِبِِاَيِعْتهُ قَِِاََل فَِل‬ ِ ِ ِِ ِ َ‫فَِل‬
ْ ‫ص َِق‬ َ َ َ َ ُِ‫ت يَُِد َرُج ٍِل بِيَِده فََِقِِاََل فيُك ِْم الْغُلُِِوُل فَِْلتُبَِِاَيِْعني قَِبيلَت‬ ْ ‫ص َِق‬
‫ب‬ ٍ ِ‫س بََِقَِرةٍ ِمِْن َذَه‬ ِ ْ‫َرُجلَْيِن أَْو ثََلثٍَِة فََِقِاََل ِفيُكِْم الْغُلُِوُل أَنِْتُِْم غَلَْلتُِْم قَِاََل فَِأَْخَرُجوا لَِهُ ِمثَِْل َرأ‬
‫ت النِِّاَُر فَِأََكلَْتهُ فَِلَِْم تَِحِّل الْغَنَِِاَئُِم ِلََحٍِد ِمِْن‬ ْ َ‫صِِعيِد فَِأَقِْبَِل‬
ّ ‫ضُِعوهُ ِفِِي الَْمِِاَِل َوُهَِو ِباَل‬ َ ‫قَِِاََل فََِو‬
َ‫ضْعَفَناَ َوَعْجَزَناَ فَطَّيبََِهاَ لََنا‬ َ َ‫ك بِأَّن اللّهَ تََِباََرَك َوتََِعاََلى َرَأى‬ َ ِ‫قَِْبلَِناَ َذل‬

Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Seorang nabi 3 dari para nabi
terdahulu, berangkat perang. Ia berpesan kepada kaumnya, ‘Janganlah mengikuti kami,
orang yang ingin bersanggama dengan istrinya dan belum terlaksana, orang yang
membangun rumah dan belum selesai, dan orang yang baru membeli kambing atau unta,
dan ia menunggu kelahiran anaknya.’
Kemudian, nabi itu berangkat menuju medan perang. Ketika mendekati sebuah
dusun, kira-kira menjelang shalat Ashar, Nabi itu berkata kepada matahari, ‘Wahai
matahari, sesungguhnya, engkau diberi perintah dan aku pun diberi perintah. Ya Allah,
hentikanlah ia demi kemaslahatan kami.’
Maka, matahari itu berhenti hingga Allah memberikan kemenangan kepada nabi
itu. Lalu, nabi itu mengumpulkan barang-barang pampasan perang. Tiba-tiba, datanglah
api (dari langit)4, namun harta pampasan itu tidak terbakar. Nabi itu bersabda,
‘Sesungguhnya, ada di antara kalian yang menyembunyikan harta. Oleh karena itu, setiap
suku harus mengirimkan seorang laki-laki untuk berbaiat kepadaku.’
Saat berbaiat ada salah seorang yang tangannya melekat dengan tangan nabi itu
(tidak bisa dilepas), sehingga Nabi itu berkata, ‘Beberapa orang dari sukumu ada yang
menyembunyikan harta. Oleh karena itu, semua anggota sukumu harus berbaiat
kepadaku.’
Kemudian, melekatlah tangan dua atau tiga orang dengan tangan nabi itu. Beliau
bersabda, ‘Kalianlah yang menyembunyikan harta.’
Orang-orang itu pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka datang kembali
dengan membawa emas sebesar kepala sapi, lalu diletakkan di hadapan nabi itu. Tak lama
kemudian datanglah api yang membakar semua harta pampasan hingga habis.
(Rasulullah lalu berkata), ‘Harta pampasan perang belum dihalalkan bagi orang-
orang sebelum kami. Lalu, Allah melihat kelemahan kami. Karena itu, Allah
menghalalkan pampasan perang untuk kami.’” (Muttafaq ‘alaihi)

Pelajaran dari Hadits


1. Imam Qurthubi berkata, “Nabi melarang orang-orang tersebut, karena dalam kondisi
seperti itu pikiran mereka akan bercabang, sehingga kesungguhan mereka untuk
berjihad dan syahid tidak bisa diharapkan.”
3
Yusa’ bin Nun.
4
Tanda tidak adanya kecurangan pada harta rampasan perang, pada zaman
nabi-nabi terdahulu, adalah datangnya api dari langit lalu melahap harta
rampasan tersebut.

______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 6
2. Adapun yang diinginkan oleh Nabi adalah mereka berjihad dengan niat yang
sungguh-sungguh dan perhatian mereka sepenuhnya tertuju pada jihad.
3. Orang-orang yang pergi berjihad sebaiknya dicukupi kebutuhan dunianya, yakni
kebutuhan dia terhadap keluarganya agar pikirannya terfokus untuk jihad.
4. Perintah Allah dan para Rasul-Nya kepada benda-benda mati adalah perintah yang
mutlak dipatuhi, sedangkan perintah kepada orang-orang yang berakal adalah
tanggung jawab.
5. Peristiwa di atas merupakan bukti bahwa para Nabi memiliki mukjizat.
6. Pada zaman nabi-nabi yang diutus sebelum Nabi Muhammad, salah satu tanda adanya
kecurangan dalam harta pampasan perang adalah datangnya api dari langit yang
melalap habis harta tersebut. Akan tetapi, Allah swt. memperbolehkan Muhammad
saw. memanfaatkan harta pampasan perang untuk umatnya. Ini merupakan bukti
keistimewaan Rasulullah saw. di hadapan Allah.

6/59
‫ام َرضَِِي الُِ َعنُِْه قَِاَلَ قَِاَلَ َرسُِْوُل الِِ صَِّلى الُِ َعَليِِْه‬ ٍ َ‫َعِْن أبِِي َخاَلِِدٍ َحكِيِْم بِِْن حِِز‬
َ‫صَدَقاَ َوبَِيَِّناَ ُبوِرَك لَُهَماَ ِفي بَِْيِعِهَمِِاَ َوإِْن َكَِذَباَ َوَكتََمِِا‬ ِ ِ
َ ‫َوسَّلَم اْلبَِيصَِعاَن ِباَلْخَياَِر َماَ لَْم يَِتََِفّرَقاَ فَِإْن‬
‫ُمِحَق بََِرَكةُ بَِْيِعِهَماَ متفق عليه‬
Abu Khalid5, Hakim bin Hizam r.a., berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Dua
orang yang melakukan jual beli bebas memilih sebelum keduanya berpisah. Jika
keduanya jujur dan berterus terang dalam jual beli, maka keduanya akan mendapatkan
berkah. Namun, jika keduanya tidak berterus terang dan berdusta, maka jual beli yang
mereka lakukan tidak akan berkah.” (Bukhari dan Muslim)

Pelajaran dari Hadits


1. Para ulama Syafi’iyyah memperbolehkan khiyar majelis (hak membatalkan transaksi
jual beli selama masih berada di tempat). Sementara itu, para ulama Hanafiyah tidak
memperbolehkannya, karena sejak transaksi disepakati secara lisan, maka transaksi
telah selesai. Mazhab lain berpendapat, “Perbedaan antara penjual dan pembeli,
seperti ketika pembeli menawar dengan harga yang tidak disepakati oleh penjual,
berarti transaksi secara lisan telah selesai.”
2. Penjual wajib menjelaskan kepada pembeli, ketika terdapat cacat, kekurangan, atau
kelemahan pada barang yang dijual. Jika penjual tidak menjelaskannya, lalu setelah
transaksi pembeli mengetahuinya, maka pembeli berhak membatalkan transaksi.
3. Dusta merupakan penyebab tidak berkahnya suatu usaha.
4. Penjual yang jujur pasti senantiasa mendapat berkah dari Allah. Begitu juga dengan
seorang hamba yang jujur ketika menjalin hubungan dengan Tuhannya dan tidak
berlaku riya’ ketika melakukan kewajiban. Dia pasti mendapatkan berkah dan diberi
pahala oleh Allah SWT.

5
Ia masuk Islam sewaktu Fat-hu Mekah, sedangkan ayahnya termasuk tokoh
Quraisy, baik di zaman Jahiliah maupun setelah masuk Islam.

______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 7
______________________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, Madah Tazkiyah, pb As-shidq 8

Anda mungkin juga menyukai