Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I

‫اَل‬ ‫َّس‬‫ال‬ ‫ُة‬ ‫َّصاَل‬ ‫ال‬ ، ‫ِن‬ ‫الِّد‬ ‫ا‬ ‫الُّد‬ ‫ِر‬ ‫ُأ‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫ ِبِه َن َتِع‬، ‫ا ُد ِللِه ِّب اْل اَلِم‬
‫َو ُم‬ ‫َو‬ ‫ْي‬ ‫َي َو‬ ‫ْن‬ ‫ُمْو‬ ‫َع‬ ‫ُنْي‬ ‫َر َع َنْي َو ْس‬ ‫َحْلْم‬
‫ َنِبِّيَنا َّم ٍد َّلى ا َل ِه َّل َلى ٰاِلِه َأ اِبِه‬، ‫َلى َأْش ِف ْاَألْنِب اِء اْل ِل‬
‫َو ْص َح‬ ‫َحُم َص ُهلل َع ْي َو َس َم َو َع‬ ‫َي َو ُمْر َس َنْي‬ ‫َر‬ ‫َع‬
‫ِم‬
‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰلَه ِإاَّل اهلل َو ْح َد ه اَل َش ِر ْيَك‬، ‫َو الَّتاِبِعَنْي َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإَىل َيْو الِّد ْيِن‬
‫ِد ِم‬ ‫ِد‬ ‫ِل‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمـَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه صا ُق اْلَو ْع ْاَأل نْي‬. ‫َلُه اْلَم ُك اَحْلُّق ْاُملِبنْي‬
‫ َفَق اَل‬. ‫ ِاَّتُقوا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل ُمَتْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫َأَّم ا َبْع ُد َفَيا َأُّيَه ا اَحْلاِض ُر ْو َن‬
‫ ٰٓيَاُّي ا اَّلِذ ٰا ْٓو ا ِاْن ۤا ُك َفاِس ٌۢق ِبَن ٍا َت َّي ْٓو ا َاْن ُتِص ا اۢ اَلٍة‬: ‫ا اىَل‬
‫ْيُبْو َقْو ًم َجِبَه‬ ‫َب َف َب ُن‬ ‫َج َء ْم‬ ‫َه ْيَن َمُن‬ ‫ُهلل َتَع‬
‫ِدِم‬
‫َفُتْص ِبُحْو ا َعٰل ى َم ا َفَعْلُتْم ٰن َنْي‬
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT

Pada kesempatan mulia ini, khatib tak bosan-bosannya mengingatkan dan mengajak kepada
seluruh jamaah untuk selalu menguatkan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Komitmen ini harus kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di dunia nyata
maupun di dunia maya. Karena kita sadari, di era modern saat ini, di mana perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta informasi berkembang dengan pesat, kita telah hidup di dua
dunia yakni dunia nyata dan dunia maya.

Di dunia nyata kita berinteraksi secara fisik dengan orang lain sementara di dunia maya kita
melakukan muamalah atau aktivitas seperti komunikasi dan interaksi secara virtual melalui
penemuan teknologi canggih seperti internet dan media sosial.

Perlu kita ingat bahwa semua aktivitas di dua dunia ini harus memiliki norma dan etika yang
sesuai dengan tuntunan perintah dari Allah sehingga tidak mengendurkan ketakwaan dan
keimanan kita kepada-Nya. Terkait dengan kehidupan era baru di dunia maya saat ini, ada hal-
hal yang perlu dipedomani agar tidak membawa dampak buruk terhadap psikologi dan hubungan
kita dengan orang lain.

Terkait dengan hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menerbitkan Fatwa MUI Nomor 24
tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial. Fatwa ini sangat
bermanfaat bagi umat Islam untuk menjadi pedoman dan panduan dalam menyikapi derasnya
informasi di era media sosial saat ini.
Apalagi berbagai hal bisa dengan mudah viral di dunia maya dan diperlukan panduan untuk
menyikapinya. Setidaknya ada 5 hal yang perlu kita perhatikan dalam bermedia sosial menurut
fatwa tersebut.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam bermuamalah melalui media sosial adalah dalil
dalam Al-Qur’an dan hadits yang menjadi panduan dalam bermedia sosial. Di antaranya firman
Allah SWT yang memerintahkan pentingnya tabayyun atau klarifikasi ketika memperoleh
informasi yakni pada surat Al-Hujurat ayat 6:

‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰاَمُنْٓو ا ِاْن َج ۤاَءُك ْم َفاِس ٌۢق ِبَنَبٍا َفَتَبَّيُنْٓو ا َاْن ُتِص ْيُبْو ا َقْو ًم اۢ َجِبَه اَلٍة َفُتْص ِبُحْو ا‬
‫ِدِم‬
‫َعٰل ى َم ا َفَعْلُتْم ٰن َنْي‬
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu"

Hadits Nabi saw juga perlu kita pegang dalam bermedia sosial yang memerintahkan agar kita
bertutur kata yang baik. Hadits ini berasal dari Abi Hurairah ra:

Artinya, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata
yang baik atau diam." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Hal kedua yang perlu diperhatikan dalam bermuamalah melalui media sosial kita harus
memperhatikan hal-hal yang diharamkan. Dalam bermuamalah di media sosial setiap kita wajib
senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan, tidak mendorong kekufuran dan
kemaksiatan, mempererat ukhuwwah, dan memperkokoh kerukunan, baik intern umat beragama,
antar umat beragama, maupun antara umat beragama dengan Pemerintah.

Kita diharamkan melakukan ghibah, fitnah, namimah, dan penyebaran permusuhan, melakukan
bullying, ujaran kebencian, dan permusuhan atas dasar suku, agama, ras, atau antar golongan,
menyebarkan hoaks, pornografi, kemaksiatan, berprasangka buruk dan segala hal yang terlarang
secara syar'i. sebagaimana Allah berfirman:

‫اَل‬ ‫ا‬ ‫اَل‬ ‫َّو‬ ‫الَّظِّن ِا‬ ‫َّن‬‫ٰٓيَاُّي ا اَّلِذ ٰا وا ا ِن ا َك ِث ا ِّم الَّظِّۖن ِا‬
‫َت‬ ‫ْغ‬
‫ُس ْو َو َي ْب‬ ‫َّس‬‫َجَت‬ ‫ٌمْث‬ ‫َبْعَض‬ ‫َه ْيَن َم ُن ْج َت ُبْو ْيًر َن‬
‫ۗا‬
‫َّبْع ُضُك ْم َبْع ًض‬
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain“ (QS Al-Hujurat: 12).
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT

Yang Ketiga adalah kita perlu memahami panduan-panduan dalam bermedia sosial. Kita harus
menyadari bahwa informasi yang berasal dari media sosial memiliki dua kemungkinan yakni
benar dan salah. Dari dua hal ini kita harus mengetahui bahwa yang baik di media sosial itu
belum tentu benar.

Yang benar belum tentu bermanfaat. Yang bermanfaat belum tentu cocok untuk disampaikan ke
ranah publik. Tidak semua informasi yang benar itu boleh dan pantas disebar ke ranah publik.
Kita tidak boleh langsung menyebarkan informasi sebelum dicek dan dilakukan proses tabayyun
serta dipastikan manfaatannya.

Dalam melakukan pengecekan apakah informasi yang kita dapat benar atau tidak, bermanfaat
atau membawa mafsadat, kita harus memastikan sumber informasi (sanad)nya. Teliti
kepribadian, reputasi, kelayakan dan keterpercayaan orang yang menyebar informasi. Pastikan
juga aspek kebenaran konten (matan)nya, yang meliputi isi dan maksud mengapa informasi
tersebut disebarkan.

Penting juga untuk memastikan konteks tempat dan waktu serta latar belakang saat informasi
tersebut disampaikan. Pengecekan informasi ini bisa kita lakukan dengan bertanya kepada
sumber informasi atau pihak-pihak yang memiliki otoritas dan kompetensi.

Sebaiknya saat menanyakan sebuah informasi, kita lakukan secara tertutup alias tidak terbuka di
ranah publik seperti melalui group WA misalnya. Hal ini bisa menyebabkan informasi yang
belum jelas kebenarannya tersebut bisa beredar luar ke publik.

Baca Juga: 20 Ide Lomba 17 Agustus 2023 dalam Rangka Peringatan Hari Kemerdekaan
Indonesia, Yuk Praktekin!

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ...

Keempat, kita perlu memahami pedoman dalam memproduksi atau membuat konten di media
sosial. Kita harus menggunakan kalimat yang baik, tidak multitafsir, dan tidak menyakiti orang
lain. Konten yang kita buat di media sosial juga harus menyajikan informasi yang bermanfaat
dan mewujudkan kemaslahatan serta menghindarkan dari kemafsadatan.

Hal-hal yang kita unggah di media sosial harus bisa mendorong kepada kebaikan (al-birr) dan
ketakwaan (at-taqwa), bisa mempererat persaudaraan (ukhuwwah) dan cinta kasih (mahabbah),
menambah ilmu pengetahuan, dan mendorong orang lain untuk melakukan ajaran Islam dengan
menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Mari hindari mengunggah konten di media sosial yang melahirkan kebencian dan permusuhan
mencari-cari aib, kesalahan, dan atau hal yang tidak disukai oleh orang lain.

Baca Juga: INILAH ALASANNYA! Mengapa Pertanian Menjadi Kegiatan Ekonomi


Utama di Beberapa Negara di Asia Tenggara?
‫‪Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ...‬‬

‫‪Terakhir atau yang ke lima adalah kita perlu memahami pedoman dalam menyebarkan informasi‬‬
‫‪di media sosial di antaranya memastikan bahwa yang kita sebarkan adalah benar dari aspek isi,‬‬
‫‪sumber, waktu dan tempat, latar belakang serta konteks informasi disampaikan. Informasi yang‬‬
‫‪kita sebar juga harus bermanfaat, baik bagi diri penyebar maupun bagi orang atau kelompok‬‬
‫‪yang akan menerima informasi tersebut.‬‬

‫‪Jangan dengan mudah kita menyebarkan informasi yang kita dapatkan karena Rasulullah telah‬‬
‫‪mengingatkan dalam haditsnya:‬‬

‫”‪Artinya, “Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.‬‬
‫‪(HR. Muslim).‬‬

‫‪Halaman:‬‬
‫‪1‬‬

‫‪2‬‬

‫‪3‬‬

‫‪Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ...‬‬

‫‪Demikianlah lima (5) hal yang perlu kita perhatikan dalam bermuamalah di media sosial.‬‬
‫‪Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah untuk mendapatkan kebenaran dan kita‬‬
‫‪dijauhkan oleh Allah dari kebatilan. Amin‬‬

‫الَّلُهَّم َأِر َنا اْلَح َّق َح ًّقا َو اْر ُز ْقَنا اِّتَباَعُه‪َ ،‬و َأِر َنا اْلَباِط َل َباِط اًل َو اْر ُز ْقَنا اْج ِتَناَبُه‪َ .‬جَع َلنا ُهللا َو إَّياكم ِم َن الَفاِئِزين اآلِمِنين‪َ ،‬و أْدَخ َلَنا وِإَّياكم‬
‫ِفي ُز ْمَر ِة ِعَباِدِه الُم ْؤ ِمِنْيَن َ ‪ .‬بَاَر َك ُهللا ِلْي َو لكْم ِفي الُقْر آِن الَعِظ ْيِم ‪َ ،‬و َنَفَعِنْي َو ِإّياُك ْم ِباآلياِت وِذ ْك ِر الَحِكْيِم ‪ .‬إّنُه َتعَاَلى َج ّواٌد َك ِر ْيٌم َم ِلٌك‬
‫َبٌّر َر ُؤ ْو ٌف َر ِح ْيٌم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫اْلَحْم ُد ِهّٰلِل َو اْلَحْم ُد ِهّٰلِل ُثَّم اْلَحْم ُد ِهّٰلِل‪َ .‬أْش َهُد َأْن اَل إٰل َه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِريَك َلُه‪َ ،‬و َأْش َهُد أَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي اَل َنِبَّي‬
‫َبْع َد ُه‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َنِبِّيَنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الِقَياَم ِة‪َ .‬أَّم ا َبْعُد‪َ ،‬فَيا َأُّيَها الَّناُس ُأْو ِص ْيُك ْم‬
‫َو َنْفِس ْي ِبَتْقَو ى ِهللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن ‪َ .‬فَقاَل ُهللا َتَع اَلى‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبِّي ‪ٰ ،‬ي َأ ُّيها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا‬
‫ّٰل‬ ‫ّٰل‬
‫َتْس ِلْيًم ا َال ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َأِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد ‪َ.‬ال ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت‪َ ،‬اَأْلْح ياِء ِم ْنُهْم‬
‫ّٰل‬
‫َو ْاَالْم َو اِت‪َ .‬ال ُهَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَباَل َء َو ْالَو َباَء والُقُرْو َن َو الَّز اَل ِز َل َو ُسْو َء ْالِفَتِن َو ْالِمَح َن َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َع ْن َبَلِد َنا ِإْنُدوِنْيِس َّيا‬
‫خآَّص ًة َو َس اِئِر ُبْلَداِن ْالُم ْس ِلِم ْيَن عاَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬الّٰل ُهَّم َأِرَنا اْلَح َّق َح ًّقا َو اْر ُز ْقَنا اِّتَباَعُه َو َأِر َنا اْلَباِط َل َباِط اًل َو اْر ُز ْقَنا اْج ِتَناَبُه‪.‬‬
‫َر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َوِفى ْاآلِخَر ِة َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‪َ .‬و َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِم ْيَن ٍعَباَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن‬
‫َو ِإْيتاِء ِذ ي ْالُقْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شاِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ ،‬و اْذ ُك ُروا َهللا ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ ،‬و اْشُك ُرْو ُه َعلَى ِنَعِمِه‬
‫َيِزْد ُك ْم ‪َ ،‬و َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai