Anda di halaman 1dari 3

RAMADHAN

Kultum Ramadhan: Akhlak dalam Bermedia Sosial


Jumat, 15 April 2022 | 19:35 WIB

Di era digital, media sosial sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan masyarakat. Beragam kemudahan yang tersedia di media sosial menjadi
daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk terus menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dan berbagi informasi. Namun, kebebasan dalam bermedia sosial
terkadang tidak dibarengi dengan etika yang apik dalam penggunaannya, sehingga
lebih banyak menimbulkan mudharat daripada manfaatnya. Untuk itu ada beberapa
rambu yang harus dipahami yang mencirikan kita sebagai muslim yang berakhlak.
Kebebasan dalam bermedsos ria tak jarang menimbulkan berbagai problematika di
tengah masyarakat. Tak jarang informasi yang beredar tidak dapat
dipertanggungjawabkan dengan adanya hoaks, fitnah, ghibah, namimah, gosip,
fitnah, pemutarbalikan fakta, ujaran kebencian, permusuhan, kesimpangsiuran,
informasi palsu, dan hal terlarang lainnya yang menyebabkan disharmonisasi sosial.

Baca Juga
Kultum Ramadhan: Hoaks Diberantas, Puasa pun Berkualitas

Adab pertama yang harus diperhatikan seorang muslim dalam bermedia sosial adalah
Muraqabah (merasa selalu diawasi Allah). Apapun yang kita sebarluaskan di media
sosial, termasuk niat dibalik postingan tersebut harus disadari bahwa Allah Maha
Mengetahui. Dengan selalu merasa diawasi Allah kita hanya akan menggunakan
media sosial untuk hal-hal yang membawa maslahat. Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman:
‫ًٔـ َا ُت َف َّن َك َن ُك َش‬ ‫ْن ُت ُد‬
‫ِا ْب ْو ا َشْي ا ْو ْخُفْو ُه ِا الّٰلَه ا ِب ِّل ْي ٍء َع ِل ْيًم ا‬

Baca Juga
Kultum Ramadhan: Jangan Biarkan Puasa Kita Prematur!

Artinya: “Jika kamu menampakkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka


sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 54).

Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya Nomor 24 Tahun 2017
menyampaikan tentang hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial.
Fatwa ini mengatur tentang hubungan sosial sesama manusia mulai dari mengirim
pesan di media sosial hingga cara memastikan kebenaran informasi yang beredar.
Seorang muslim harus senantiasa meningkatkan keimanan, mempererat
persaudaraan, mengokohkan kerukunan, dan tidak mengajak kepada hal-hal yang
maksiat.
Baca Juga
Kultum Ramadhan: Madrasah Takwa di Bulan Puasa

Penting bagi seorang Muslim untuk melakukan tabayyun (klarifikasi) ketika


mendapatkan informasi yang belum tentu kebenarannya. Sebagaimana firman Allah
dalam Q.S. Al-Hujurat: 6:
‫ٰٓي َا ُّي َها اَّل ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِا ْن َج ۤا َء ُكْم َف اِسٌۢق َن َب َف َتَب َّيُنْٓو ا َا ْن ُتِصْيُبْو ا َق ْو ًم ۢا َجَهاَل َف ُتْصِبُحْو ا َع ٰل َم ا َفَعْل ُت ْم ٰن ْي َن‬
‫ِد ِم‬ ‫ى‬ ‫ِب ٍة‬ ‫ِب ٍا‬ ‫ِذ‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu .“
Seorang Muslim dalam menyampaikan informasi harus dengan benar. Islam
mengajarkan opini yang jujur dan didasarkan pada bukti dan fakta serta diungkapkan
dengan tulus. Tidak menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya di
media sosial. Istilah ini disebut qaul zur yang berarti perkataan buruk atau kesaksian
palsu. Firman Allah SWT pada Q.S. Al-Hajj: 30:
‫ٰذ ِلَك َو َم ْن ُّيَعِّظْم ُح ُر ٰم الّٰلِه َف ُهَو َخ ْي ٌر َّل ٗه ِعْنَد َر ٖۗه َو ُا ِح َّلْت َل ُكُم اْلَا ْنَعاُم ِا َّلا َم ا ُي ْتٰل َع َل ْيُكْم َف اْج َت ِنُبوا ال ْج َس ِم َن‬
‫ِّر‬ ‫ى‬ ‫ِّب‬ ‫ِت‬
‫ۙ اْلَا ْو َث اِن َو اْج َت ِنُبْو ا َق ْو َل الُّز ْو‬
‫ِر‬

Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa


yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan
telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan
kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan
jauhilah perkataan-perkataan dusta .”
Perintah untuk amar ma’ruf nahi munkar idealnya juga dipedomani seorang Muslim
dalam bermedsos. Sudah saatnya media sosial harus dipergunakan untuk mengajak
kepada kebaikan, menyalurkan konten positif melalui berbagai platform yang saat ini
banyak digemari masyarakat. Sosial media seperti Youtube, Tiktok, Twitter,
Facebook, Instagram, dsb merupakan media yang tepat dan mudah untuk
menyebarluaskan kebaikan yang bertanggungjawab. Dan kita harus menjadi orang-
orang yang masuk dalam golongan amar ma'ruf nahi munkar. Sebagaimana firman
Allah dalam QS. Ali Imran: 104:
‫ْو َن‬ ‫ُم‬ ‫ُم َك َو ُا َك ُه‬ ‫َو َي ْأ ُم ُر ْو َن َم ُر ْو َو َي ْن ْو َن‬ ‫َو ْل َتُك ْن ِّم ْنُكْم ُا َّم ٌة َّي ْد ُعْو َن ِا َلى اْلَخْي‬
‫اْلُمْفِلُح‬ ‫َه َعِن اْل ْن ِر ۗ وٰۤلِٕى‬ ‫ِب اْل ْع ِف‬ ‫ِر‬

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. ”
Semoga, di tengah arus globalisasi dan gencarnya informasi yang tiada henti setiap
detiknya saat ini, kita semakin bijaksana dan arif dalam bermedsos ria. Akhlak yang
mencerminkan pribadi Muslim harus terus dipedomani sehingga berbagai fasilitas
dan kemudahan zaman dapat membawa maslahat untuk umat dan bangsa. Wallahu
a'lam bis shawab.

Nurul Badruttamam, Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU

Tags
Kultum Ramadhan Media Sosial

Anda mungkin juga menyukai