Anda di halaman 1dari 3

B.

Produksi, Distribusi, Konsumsi Informasi Serta Pengaruh Dan Efek Informasi Hoax
Pada kehidupan anak cucu Nabi Adam AS, tentu lebih banyak lagi informasi yang berkembang,
dan jauh lebih kompleks dibanding di masa awal kehidupan umat manusia era Nabi Adam AS
ketika itu. Namun tak dapat dipungkiri bahwa selain informasi yang benar, tak sedikit pula yang
beredar di tengah masyarakat mengandung unsur kepalsuan (hoax). Nabi Adam AS sendiri
pernah terpapar informasi hoax berisi godaan dari Iblis agar Adam AS dan isterinya, Hawa,
berkenan memakan buah khuldi. Akibat paparan informasi yang hoax tersebut menjadi penyebab
bagi Adam AS dan Hawa untuk pindah dari kehidupan di surga, yang memiliki berbagai fasilitas
penuh kenikmatan, menuju kehidupan dunia yang serba kekurangan.

C. Nilai Dasar Islam Terkait Informasi, Prinsip-Prinsip Umum Serta Pedoman Praktis
Berinformasi
Nilai-Nilai Dasar (al-Qiyam al-Asasiyah):
1. At-Tauhid
Prinsip ketauhidan dalam informasi adalah:
a. Meyakini bahwa Allah dan Rasulullah saw. merupakan pusat kebenaran informasi, yang
diperoleh melalui kitab suci al-Quran dan Hadis yang maqbul.
b. Dalam konteks Tauhid; Informasi yang kita produksi dan kita sebarkan, akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Karena itu perlu “check and richeck ”
seperti dalam QS. Al-hujurat: 6, dan Al-Zumar: 18:

‫اَي َأَهُّيا اِذَّل يَن آَمُنوا ْن َج اَء ْمُك َفاِس ٌق ِبَنَبٍإ َفَتَبَّيُنوا َأْن ُتِص يُبوا َقْو ًم ا َجِبَهاٍةَل َفُتْص ِب ُح وا َعٰىَل َم ا َفَع ْلْمُت اَن ِدِم َني‬
‫ِإ‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu”.(QS. Al-hujurat: 6).

‫اِذَّل ْيَن َيْس َتِم ُع ْو َن اْلَقْو َل َفَيَّتِب ُع ْو َن َاْح َس َنۗٗه ُا وٰۤل َك اِذَّل ْيَن َه ٰد ُهىُم اُهّٰلل َو ُا وٰۤل َك ْمُه ُا وُلوا اَاْلْلَباِب‬
‫ِٕى‬ ‫ِٕى‬
Artinya: “(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling
baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan
mereka itulah ululalbab (orang-orang yang mempunyai akal sehat)”. (QS. Al-Zumar: 18).
2. Al-Akhlaq al-Karimah
Akhlak karimah merupakan salah satu prinsip utama dalam Islam yang melandasi sikap dan
perbuatan setiap muslim. Bahkan seluruh Syari’at Islam (Perintah/Larangan) bertujuan dalam
rangka mewujudkan manusia yang berakhlak (Innama Buitstu). Dalam konteks fikih
Informasi, sikap dan perbuatan yang termasuk dalam nilai akhlak karimah adalah jujur, adil,
tabligh, amanah, fathanah, dan tawazun.

3. Kemaslahatan
Nilai kemaslahatan mencakup efisiensi dan efektivitas, serta kepedulian dalam penyampaian
dan penerimaan informasi, untuk mendorong individu menjauhkan diri dari kebiasaan
menebar informasi bohong (Hoax) dan tidak berguna atau sia-sia. Sebagaimana firman Allah:

‫َو اِذَّل ْيَن ْمُه َع ِن الَّلْغِو ُمْعِرُض ْو َۙن‬


Artinya: “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna”. (QS. Al-Mu’minun: 3).

Melalui kode etik yang dikenal dengan akhlakul medsosiyah, para pengguna media sosial
diharapkan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan ghibah, fitnah, namimah, dan menyebarkan permusuhan.
2. Melakukan ujaran kebencian (hate speech), bullying, dan permusuhan berdasarkan suku,
ras, atau antar golongan.
3. Menyebarkan materi pornografi, kemaksiatan dan segala yang terlarang secara syar’i.
4. Menyebarkan hoax serta informasi bohong meskipun dengan tujuan baik.
5. Menyebarkan konten yang benar tetapi tidak sesuai dengan tempat atau waktunya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam diri dan jiwa seseorang. Bagi seorang muslim
dan muslimah, akhlak yang paling baik adalah akhlak al-karimah, akhlak tersebut adalah akhlak
terpuji yang wajib dimiliki setiap muslim. Teknologi semakin berkembang pesat dengan
kehadiran media sosial, hidup masyarakat menjadi lebih mudah. Namun, seringkali kemudahan
tersebut disalahgunakan sehingga tak jarang menimbulkan kejahatan-kejahatan. Sebab itu kita
harus memperhatikan etika dan ahlak dalam berinteraksi dengan orang lain di media sosial.

B. Saran
Berdasarkan dari pembahasan, adapun saran penulis:
1. Pengguna media sosial hendaknya menjadikan al-Qur‟an dan al-Hadits sebagai landasan
dalam bermedia sosial
2. Gunakan media soasial untuk berdakwah dengan cara yang baik dan mendidik. Bagikan
pesan-pesan yang positif, edukatif dan mendukung nilai-nilai Islam.
3. Jangan terlalu obsesif dengan media sosial, gunakan waktu dengan bijak dan jangan
biarkan media social menggangu kewajiban agama dan tanggung jawab social anda.
4. Selalu berdoa dan merenungkan tindakan anda di media sosial apakah yang anda
lakukan disana sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Anda mungkin juga menyukai