Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Idul Adha 1442H

Hadapi Pandemi Covid-19, Kembali kepada Pemahaman Ajaran


Islam yang Sesungguhnya
Oleh : Azhar Muttaqin

‫ َو َنُع وُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُروِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َس ِّيَئاِت‬،‫َاْلـَحْم ُد ِهّلِل اَّل ِذ ْي َنـْح َم ُد ُه َو َنْس َتِع ْيُنُه َو َنْس َتْغ ِفُر ُه‬
‫ َأْش َهُد َأْن َّال ِإَل َه ِإَّال هللا َو ْح َد ُه اَل‬،‫ َو َم ْن ُيْض ِلْل َفاَل َهاِدَي َلُه‬،‫ َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفاَل ُمِض َّل َلُه‬،‫َأْع َم اِلَنا‬
‫ َو الَّص َالُة َو الَّس َالُم َع َلى َر ُس ْو ِل ِهللا‬. ‫َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُم ـَحَّم دًا َع ْب ُد ُه َو َر ُس وُلُه َالَنِبَّي َبْع َد ُه‬
‫َنِبِّيَنا ُمَحَّم د َو َع َلى َاِلَه َو َاْص َح ِبَه َو َم ْن َّو ااَل ُه َاَّم ا ّبْعُد َفَياِعَبَد ِهللا ُأْو ِص ْيُك ْم َو ِأَّي اَي ِبَتْق َو ى اِهللا َح َّق‬
‫ُتَقاِتِه َفَقْد َفاَزاْلُم َّتُقْو َن‬
‫ُهللَا َاْك َبُر ُهللا َاْك َبُر َو ِهَّلِل اْلَحْم ُد‬
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah
Pagi hari ini kita menunaikan shalat Idul Adha 10 Dzuhlizah 1442 Hijriyah sebagai wujud
ibadah menunaikan Sunnah Rasulullah. Dalam kekhusyukan jiwa yang tulus, kita bersimpuh
diri di hadapan Allah Yang Maha Agung untuk bertaqarrub kepada-Nya, menyucikan diri
dari segala salah dan dosa, serta berazam meraih pahala terbaik dari-Nya. Kita
kumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih diikuti shalat dan menunaikan ibadah qurban
sebagai wujud syukur atas nikmat Allah yang tidak terhingga sebagaimana firman-Nya:

‫ ِإَّن َش اِنَئَك ُهَو اَأْلْبَتُر‬- ‫ َفَص ِّل ِلَر ِّبَك َو اْنَح ْر‬- ‫ِإَّنآ َأْع َطْيٰن َك اْلَك ْو َثَر‬
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus.” (QS Al-Kautsar: 1-3).
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa meningkatkan rasa puji syukur kehadhirat Allah
SWT, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad saw, kepada Keluarganya, para
shahabatnya dan pengikut semuanya hingga akhir zaman.
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah
Walaupun masih dalam keadaan prihatin karena gelombang kedua darurat wabah Covid-19
yang merebak di tanah air kita, bahkan di seluruh dunia, kita tetap melaksanakan ibadah yang
dianjurkan oleh syariat dan tentunya disesuaikan dengan protokol kesehatan.
Di era pandemi Covid-19 yang sangat berat saat ini jiwa berqurban sebagai esensi dari
perayaan Idul Adha sangat tepat untuk dikembangkan dalam berbagai kebajikan.
Menegakkan disiplin protokol kesehatan, peduli terhadap sesama yang berkekurangan,
membantu meringankan para dokter dan tenaga kesehatan, serta mengembangkan
kebersamaan dalam mengatasi pandemi merupakan bukti kaum muslimin mempraktikkan
jiwa berqurban dalam kehidupan nyata. Termasuk membagikan daging qurban bagi saudara-
saudara kita yang sangat memmerlukan.
Esensi qurban ialah menebar kebaikan yang tulus dan bermakna. Pada suatu kali Nabi
Muhamamad ditanya: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab:
“Qurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka bertanya: “Apa keutamaan
yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai
rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka bertanya lagi: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah
menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

1
Mari wujudkan jiwa berqurban dalam segala kebaikan hidup. Lebih-lebih di masa pandemi
yang banyak orang mengalami penderitaan jiwa, kesehatan, ekonomi, dan lainnya. Satu sama
lain harus memiliki jiwa peduli, berbagi, dan beramal kebajikan lebih-lebih untuk orang-
orang yang membutuhkan. Jangan egois merasa diri tidak terkena Covid, kemudian bersikap
sombong dan tidak berdisiplin mengikuti protokol kesehatan, serta mencerca mereka yang
disiplin dan taat aturan dengan tudingan penakut dan sejenisnya. Padahal agama mengajarkan
keseksamaan sebagai bagian dari taqwa dan ikhtiar mengatasi musibah.
Kembangkan solidaritas sosial yang memupuk persaudaraan, toleransi, perdamaian, dan
kebersamaan yang tulus sebagai sesama anak bangsa. Wujudkan secara luas kebiasaan gemar
menolong, berbagi rizki, melapangkan jalan orang yang kesulitan, mengentaskan mereka
yang lemah, membela orang yang terrzalimi, suka meminta dan memberi maaf,
mengedepankan kepentingan orang banyak, dan berbagai kebaikan sosial yang utama.
Setiap muslim harus memberi kebaikan bagi sesama dan kingkungan secara melintasi tanpa
diskriminasi. Bangun kebersamaan dengan sesama secara ikhlas dan bermanfaat. Sebagai
wujud berqurban bagi kepentingan sesama, setiap muslim sebaliknya menghindarkan diri dari
segala bentuk egoisme seperti bertindak semaunya sendiri, tidak mengikuti protokol
kesehatan karena merasa diri aman, dan berbuat yang merugikan pihak lain. Jauhi sikap
berlebihan dan tamak yang membuat aniyaya di muka bumi, memupuk kekayaan dengan
merusak alam dan merugikan masyarakat, monopoli, oligarki, korupsi, dan menyalahgunakan
kekuasaan.
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah
Menghadapi pandemi covid19 yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini sungguh
menguras pikiran, perasaan, tenaga, dan bahkan mengancam jiwa diri kita dan orang-orang
yang kita cintai. Ada yang diPHK dari pekerjaan, usaha gulung tikar alias bangkrut, mencari
pekerjaan juga semakin sulit. Tidak sedikit dari kita mulai merasa khawatir yang berlebihan
dan bahkan putus asa. Dan karena hal tersebutlah, banyak bermunculan jiwa-jiwa yang
rentan dan lemah. Mereka mencoba mencari jawaban atas sebab musabab, dampak ke depan
dan kambing hitam dari persitiwa ini. Segala info yang masuk seringkali diterima begitu saja
tidak dicerna atau dikritisi. Yang lebih parah lagi, ada yang mulai menjauh dari ajaran agama,
dan menganggap agama tidak memberi solusi apa-apa, bagi mereka Tuhan sudah tidak
perduli lagi, kebaikan kalah dan kejahatan mulai semena-mena. Di mata orang-orang ini,
manusia sudah diambang batas kehancuran, tidak ada harapan, konspirasi jahat sudah beurat
akar tak terbendung dan akan memusnahkan manusia, salah satunya lewat covid 19 dan
vaksin yang disuntikan.
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah
Sadarkah kita bahwa sesungguhnya setan telah berhasil menggiring sebagian besar dari kita
pada kehancuran yang sesungguhnya, yaitu kebodohan, kekesatan, kebencian dan
permusuhan dengan peristiwa alam saat ini. Setan dan sekutunya tidak akan pernah sanggup
memusnahkan umat manusia, dan memang itu bukan tujuan mereka. Tujuan iblis sebagai
penghulunya setan telah disampaikan dalam al-Qur`an surat al-Hijr ayat 39:

‫َقا َل َر ِّب ِبَم ا َأ ْغ َو ْيَت ِن ي ُأَلَز ِّي َنَّن َل ُهْم ِف ي ا َأْل ْر ِض َو ُأَلْغ ِو َي َّنُهْم َأْج َم ِع ي َن‬
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku
akan menyesatkan mereka semuanya,
Karena kebencian iblis, dia ingin umat manusia binasa dalam kezaliman, kesesatan,
kebodohan, kefasikan, kekufuran dan kemusyrikan, karena dengan demikian manusia akan
jatuh dalam kehinaan azab neraka sebagaimana yang Allah timpakan kepadanya. Dan itu

2
janji Allah bagi yang terpedaya dan mengikuti sadar atau tidak sadar dengan tipu daya iblis
dan sekutu-sekutunya, yaitu setan-setan dari kalangan manusia dan jin. Allah berfirman
dalam surat al-a`raf ayat 18 :

‫َقاَل ٱْخ ُرْج ِم ْنَها َم ْذ ُء وًم ا َّم ْد ُحوًراۖ َّلَم ن َتِبَع َك ِم ْنُهْم َأَلْم َأَلَّن َج َهَّنَم ِم نُك ْم َأْج َم ِع يَن‬
"Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa
di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan
kamu semuanya".
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah
Sebagaian kita bisa jadi masih memahami secara bias atau absurd atas jargon “semua
persoalan telah ada jalan keluarnya di dalam ajaran agama”. Atau mereka yang katanya ahli
agama juga secara salah dalam menghubungkan segala peristiwa dengan ajaran agama.
Contohnya mengatakan virus covid tidak akan mempan terhadap orang-orang yang beriman
kepada Allah, lalu melarang penggunaan masker di masjid dengan dalil al-Qur`an atau
mendemonstrasikan dengan sengaja menghirup udara dari penderita langsung covid,
kemudian sesumbar menantang penyakit atas nama Tuhan, akhirnya wafat juga disebabkan
covid. Tidak kah ini konyol, dan berhasil menambah pandangan miring terhadap ajaran
agama; kolot, bodoh, udik, anti peradaban, konyol, songong alias sombong, takahyul,dan
lain-lain, padahal penyematan terorisme dengan islam saja hingga kini masih belum mereda.
Padahal jargon “semua persoalan telah ada jalan keluarnya di dalam ajaran agama” bukanlah
isapan jempol, tapi memang demikian adanya. Bukankah kita memang selalu mencari
motivasi (dorongan untuk berbuat), inspirasi atau petunjuk (Hudan) dari ajaran agama.
Karena memang petunjuk (hudan) dari agamalah sebenar-benarnya petunjuk.

‫ُقْل ِإ َّن ُهَد ى ال َّلِه ُهَو ا ْل ُهَد ٰى‬


Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya" (al-baqarah
120).
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah
Hanya orang-orang yang beriman dan totalitas dalam pemahaman agamalah yang betul-betul
memahami bahwa segala peristiwa, besar, kecil, semua atas izin dan kehendak Allah SWT.
Inilah inti dari prinsif Tauhidullah. Hanya Allah lah yang bisa Memutlakkan segala peristiwa,
kehidupan dan kematian, kehancuran dan kedamaian. Walaupun demikian Allah menuntut
manusia untuk memaksimalkan usaha dan pemikirannya untuk menyelesaikan segala
persoalan maupun untuk menjaga dan membangun kehidupan dunia ini. Berapa banyak
perintah Allah agar kita senantiasa berpikir kritis dalam melihat dan menyelesaikan
persoalan. Ayat yang pertama saja meminta kita untuk senantiasa membaca, dan membaca
adalah pintu gerbang ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan adalah jalan mulus menuju
peradaban. Tidak hanya itu, dalam persoalan aqidah saja, Allah meminta kita untuk berpikir
dan memahami dulu sebelum beriman.

‫َفا ْع َل ْم َأَّنُه اَل ِإَٰل َه ِإ اَّل ال َّلُه‬


“Maka ketahuilah/pahamilah/berilmulah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan,
tuhan) selain Allah”. Ayat ini menyaratkan untuk paham dulu,berilmu dulu sebelum kita
beriman.
Kenapa demikian, karena sejatinya, keimanan akan semakin kokoh kalau kita semakian
memahami hakekat keimanan tersebut dan hubungan eratnya dalam memahami dan
menjalani kehidupan. Yazdadul iman, biziyadatil ilmi; iman bertambah dengan bertambahnya
ilmu.
3
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah
Sekarang terkait fenomena pandemi covid19, sesungguhnya ini adalah salah satu peristiwa
dari sekian banyak peristiwa besar yang pernah dan akan terjadi di muka bumi. Panduan
agama sudah jelas, gunakan analisa berbasis akal pikiran yang jernih yang ditempa dengan
keikhlasan dan keimanan kepada Allah untuk menyelesaikanya. Akal menghasilkan teori-
teori pengetahuan yang bisa diuji dan dibuktikan kebenarannya oleh semua orang, apakah
bisa menyelesaikan persoalan ini atau tidak. Dan karena saat ini yang paling mutaakhir
berdasarkan riset manusia sendiri, cara pencegahan virus ini dengan memakai masker dan
menjaga jarak dan pola hidup sehat dan juga dengan cara vaksin, maka ikutilah semua itu,
karena itu juga merupakan sunnatullah. Sedangkan cara-cara yang lain yang hanya
berdasarkan praduga, kira-kira, kemungkinan, kasuistik, apalagi dari berita yang belum jelas
kebenarannya (hoax), maka agama dengan tegas menyuruh kita menjauihnya.

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ٱْج َتِنُبو۟ا َك ِثيًرا ِّم َن ٱلَّظِّن ِإَّن َبْع َض ٱلَّظِّن ِإْثم‬
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian
dari prasangka itu dosa (QS. Al-hujurat 12).
Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah
Menyelesaikan persoalan berdasarkan prasangka, adalah sumber kehancuran sesungguhnya.
Prasangka (sangkaan, asumsi, hipotesa) dipakai hanyalah sebagai guide line untuk mencari
dan menemukan jawaban. Setelah mengalami proses pengujian ilmiah sehingga menjadi
`ilmil yaqin bahkan haqqul yaqin, maka barulah bisa dijadikan sandaran untuk menyelesaikan
persoalan terkait. Selain itu, maka tidak bisa dijadikan hujjah. Inilah sesungguhnya perintah
dalam ajaran Islam, yang tidak pernah melepaskan diri dari berbagai macam pendekatan
dalam menyelesaikan persoalan. Selanjutnya, ketika sudah melakukan segala macam proses
tadi, serahkan lah segala urusan dan keputusannya kepada Allah SWT. inilah makna tawakal
yang sejati. Kalau sudah begini, maka seorang muslim dan mukmin sesungguhnya tidak akan
mengalami khauf (ketakutan terhadap peristiwa yang akan terjadi) dan hazn (kesedihan atas
perstiwa yg telah dan sedang terjadi) termasuk terhadap virus corona ini, toh dengan ini, imun
kita akan semakin baik dan kuat.
Jika ada orang-orang yang ketakutan dengan banyak hal termasuk isu pandemi dan vaksin
adalah konspirasi besar untuk memusnahkan umat manusia secara masal dan lain-lain. Maka
jawab saja, saya sudah menjalani semua ini dengan bagaimana seharusnya petunjuk dan
hujjah yang kuat, maka selanjutnya biarlah Allah SWT yang menentukan dan menjaga segala
ikhtiar saya. Selesai.
Apalagi keimanan kita mengatakan, musibah yang boleh terjadi sebelum kiamat hanyalah
peristiwa-peristiwa kecil (karena memang hanya pada hari kiamatlah pemusnahan besar itu
akan terjadi). Sehebat apapun iblis dan pasukan pengikutnya dari kalangan manusia-manusia
zalim ingin bermakar (bertipu daya) ingin menganiyaya manusia atau memusnakan manusia
secara masal (yang salah satu tujuannya untuk mengurangi populasi dunia), Allah adalah
sebaik-baik pelaksana makar. Jangankan memusnahkan milyaran umat manusia, sekelompok
orang yang dengan kejam dan zalim ingin menghancurkan rumah-rumah ibadah saja, Allah
telah menjamin mencegahnya untuk tidak sampai melampaui batas. Hal ini jelas ditegaskan
dalam al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW.. Jika Allah membiarkan adanya kahidupan
dunia maka Allah pasti sudah menjamin kecukupan rezekinya. Dengan begini, kita hamba-
hamba Allah tidak perlu hidup dalam ketakutan dan kekhwatiran, tetap jalani kehidupan dan
tetap menjaga ibadah kepada Allah dan tetap membangun dan menebar rahmat sebagaimana
yang diperintahkan Allah dan menjadi visi dan misi kehidupan kita di muka bumi ini.
Kaum Muslimin Rahimakumullah

4
Di akhir khutbah ini marilah kita bermunajat kepada Allah agar pasca ‘Idul Adha kita kaum
muslimin makin menjadi insan yang shaleh, yang cerdasdan kritis, yang mau berkorban
dalam menunaikan kebajikan dan ketaqwaan. Seraya dengan itu selaku kaum beriman harus
berani menjauhi yang buruk dan munkar, menjauihi prasangka, kesedihan dan ketakutan yang
berlebihan, khususnya dalam menghadapi pandemic saat ini, agar kehidupan dilimpahi
berkah, maghfirah dan pertolongan dari Allah. Semua yang terjadi ini pasti ada hikmahnya.
Hidup di dunia ini sejatinya juga fana yang harus diisi dengan iman, ilmu, dan amal shaleh
yang membawa keselamatan di akhirat kelak nan abadi.
Jalani kehidupan dengan ikhlas dan ihsan yang semakin kokoh yang melahirkan hablu
minallah dan hablu minannas yang semakin baik. Jadikan kehidupan ini penuh arti dengan
fondasi iman, Islam, dan taqwa untuk menggapai kebahagiaan di dunia akhirat dengan meraih
surga jannatun na’im dalam rengkuhan ridha dan karunia Allah Yang Maha Rahman dan
Rahim.
Marilah kita berdo’a, semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita, merahmati hidup
kita, menjaga kita dari segala mara bahaya dan dari pengaruh-pengaruh negatif yang bisa
meresahkan dan merusak keimanan kita, dan semoga Allah segera mengakhiri pandemi yang
saat ini masih terjadi dalam kehidupan kita dan menganugerahkan kesabaran, ketabahan dan
kesembuhan bagi yang saat ini musibah apa saja, khususnya covid19 yang menimpanya,
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

‫ألّلُهَّم َص ِّل َع لَى ُم حَّم د وَع لَى آِل محَّم د كماصَّلْيَت َع لَى إْبَر اِهْيم وآِل إْبَر اِهْيم وَباِر ْك َع لَى‬
.‫ُم حَّم د و َع لَى آِل ُمَح َّم د َك َم ا َباَر ْك َت َع لَى إْبَر اِهْيم وَع لَى آل إبراهيم إَّنَك َح ِم يٌد َم ِج ْيد‬
‫ يا‬،‫ األحياِء ِم ْنُهْم واألْم َو اِت‬،‫الّلُهَّم اغِفْر ِللُم ْسلميَن و المسلمات والمؤمنين والمؤمنات‬
.‫ إَّنك َع لَى ٌك ِّل َش يٍء َقِد ير‬،‫قاِض َى الَح اَج اِت‬
‫َر َّبَنا اَل ُتَؤ اِخ ْذ َنٓا ِاْن َّنِس ْيَنٓا َاْو َاْخ َطْأَناۚ َر َّبَنا َو اَل َتْح ِم ْل َع َلْيَنٓا ِاْص ًرا َك َم ا َح َم ْلَتٗه َع َلى اَّلِذ ْيَن‬
‫ِم ْن َقْبِلَناۚ َر َّبَنا َو اَل ُتَح ِّم ْلَنا َم ا اَل َطاَقَة َلَنا ِبٖۚه َو اْعُف َع َّنۗا َو اْغ ِفْر َلَنۗا َو اْر َح ْم َناۗ َاْنَت َم ْو ٰل ىَنا‬
‫َفاْنُصْر َنا َع َلى اْلَقْو ِم اْلٰك ِفِر ْيَن‬
‫ ألّلٌهَّم أْص ِلْح َذ اَت‬،‫ألّلهَّم أِّلْف بين قلوِب الُم ْس ِلمْيَن والُم ْس ِلَم اِت والُم ؤِمِنْيَن والُم ؤِم َناِت‬
‫ ألّلُهَّم إَّنا َنْس َاٌلَك الَّثَباَت ِفى األْم ِر والَع زْيَم َة َع لَى الُّر ْش ِد ِبَر ْح َم ِتَك يآ َاْر َح َم الَّراِح ِم ْين‬، ‫َبْيَنٌهْم‬
‫َاللُهَّم اْدَفْع َع َّنااْلَغآَل َء َو اْلَبآَل َء َو اْلَو َبآَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو الُّس ُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّش َد آِئَد‬
‫َو اْلِمَح َن َم اَظَهَر ِم ْنَها َو َم اَبَطَن ِم ْن َبَلِد َنا َهَذ ا َخ اَّص ًة َو ِم ْن َبْلَد اِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َع اَّم ًة ِاَّنَك َع َلى‬
‫ُك ِّلى َش ْيٍئ َقِد ْيٌر‬
‫َر َّبَناآِتَناِفى الُّد ْنَياَحَس َنًة و ِفى آلِخ َر ِة َحَس َنًة َو ِقَناَع َذ اَب الَّنار‬
،‫ ُسْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب الِع َّز ِة َع َّم اَيِص ُفْو ن‬،‫و َص َّلى ُهللا َع لَى ُمَح َّمٍد وَع لَى آِلِه واْص َح اِبِه‬
‫ والسالم عليكم و رحمة هللا و بركاته‬.‫َو َس الٌم َع لَى الُم ْر َسِلْين والَح ْم ُد ِهلل َر ِّب الَع اَلِم ْين‬

Anda mungkin juga menyukai