Anda di halaman 1dari 4

Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan

‫أَهِّم َّيُة ِع ْلِم الَّتْو ِحْيِد ِفي الَح َياِة الُّد ْنَيا‬

A. Bahaya Akibat Jahil terhadap Ilmu Tauhid ( ‫) َأْض َر اُر الَج ْهِل ِبِع ْلِم الَّتْو ِح ْيِد‬

alhikmah.ac.id – Apa akibat negatif dari kejahilan terhadap ilmu tauhid dalam hidup
manusia?

Pertama, orang yang tidak mengenal penciptanya seperti orang buta di dunia ini, dia tidak
tahu mengapa dia diciptakan, atau apa hikmah (tujuan) keberadaannya di atas bumi
ini. Hidupnya berakhir dalam keadaan ia tidak tahu mengapa ia memulai hidup. Ia keluar dari
dunia tanpa tahu mengapa ia dulu masuk ke dalamnya.

‫ِإَّن َهَّللا ُيْد ِخ ُل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َج َّناٍت َتْج ِر ي ِم ن َتْح ِتَها اَأْلْنَهاُرۖ َو اَّلِذ يَن َكَفُروا َيَتَم َّتُعوَن َو َيْأُك ُلوَن َك َم ا َتْأُك ُل اَأْلْنَع اُم‬
١٢﴿ ‫﴾َو الَّناُر َم ْثًو ى َّلُهْم‬

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang (di
dunia) dan mereka makan seperti binatang makannya. dan Jahannam adalah tempat tinggal
mereka.” (QS.Muhammad: 12).

Kedua, siapa yang tidak percaya pada hari akhir, maka ia ditipu oleh dunia, ia mengatur
semua cita-cita dan ambisinya adalah bagaimana mewujudkan kepentingannya di dunia
sebelum mati, mengambil yang halal dan haram, tidak peduli apakah itu membahayakan
orang lain atau tidak karena yang penting adalah kepentingannya. Dengan sikap egois dalam
masyarakat menjadi cerai berai, interaksi dan hubungan sesama anggota masyarakat menjadi
rusak, mereka saling membenci dan berperang, tidak seperti masyarakat yang beriman dan
berpegang teguh pada agamanya.

Ketiga, bila kejahilan terhadap ilmu tauhid ini merata di masyarakat, maka aqidah atau
keyakinan masyarakat akan rusak, lalu amal pun akan rusak, maksiat dan dosa tersebar luas,
kemudian mengakibatkan turunnya hukuman Allah swt atas umat Islam yang mengabaikan
atau meninggalkan prinsip agama mereka.

‫ َظَهر‬naik ‫اْلَفَس اُد ِفي اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر ِبَم ا َك َس ب‬emareَْ ‫ه بْيي الَّن‬amah

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum: 41).

B. Pengaruh Ilmu Tauhid dalam Kehidupan ( ‫) ِ َثُر ِع ْلِم الَّتْو ِح ْيِد ِفي الَحَياة‬

Apakah pengaruh ilmu tauhid dalam kehidupan?


Pertama, orang yang bertauhid dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya pasti tahu mengapa
Allah SWT menciptakannya sehingga ia berada di atas jalan yang lurus, ia mengetahui dari
mana awal dan ke mana akhir hidupnya, jauh dari kebutaan dan kesesatan.

‫َأَفَم ن َيْمِش ي ُمِكًّبا َع َلٰى َو ْج ِهِه َأْه‬omatis‫﴾ م‬٢٢﴿ ‫﴾ ٍم‬٢٢﴿ ‫﴾ ٍم‬٢٢﴿ ‫﴾ ٍم‬٢٢﴿ ‫ٰى َأَّم ن َيْمِش ي سِوًّيا َع َلٰى ِصَر اٍط ُّم ْسي مِقًّيًّاًّاًّاًّاًّاًّا ٍم‬
secara

“ Maka apakah orang yang berjalan terjun di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan
petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? (QS. Al-Mulk: 22) .

Kedua , tauhid menjadikan hati-hati manusia bersatu dengan Rabb yang satu, satu kitab, satu
risalah, dan satu kiblat, dan iman juga menjadikan manusia saling mencintai dan bersaudara
seperti firman Allah SWT :

‫ ِإَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنون‬mengambil ‫ ِإْخ َو ٌة َفَأْص ِلُحوا‬pergi A

“ Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah


hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat. (QS. Al -Hujuraat: 10).

Rasulullah SAW pernah:

‫َم َثُل الُم ْؤ ِمِنْيَن ِفي َتَو اِّد ِهْم َو َتَر اُح ِم ِهْم َو َتَع اُطِفِهْم َم َثُل الَج َسِد ِإَذ ا اْش َتَك ى ِم ْنُه ُعْض ٌو َتَداَعى َلُه َس اِئُر الَجَسِد ِبالَّسَهِر َو الُح ََّم ى (َر َو اُه‬
)‫ُم ْس ِلٌم َع ِن الُّنْع َم اِن ْبِن َبِش ْيٍر رضي هللا عنه‬.

“ Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling meringkas dan
saling mencari kelembutan adalah seperti satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh
merasakan sakit maka semua anggota tubuh yang lain akan sulit tidur dan demam. (HR.
Muslim dari An - Nu'man bin Basyir RA).

Masyarakat beriman adalah masyarakat yang melakukan ta'awun (saling bekerja sama) dalam
kebaikan dan taqwa dimana anggota masyarakatnya saling melarang perbuatan dosa dan
permusuhan, semua berusaha untuk sukses menggapai ridha Allah, individunya merasa takut
untuk berbuat zhalim, menipu, menipu, membunuh, berzina, menyuap atau menerima suap,
berdusta, dengki, ghibah atau perbuatan jahat lain karena ia takut kepada Allah dan takut
kepada hari dimana ia harus berhadapan dengan Allah SWT untuk mempertanggung
jawabkan semua amalnya.

Dan ketika kaum muslimin berpegang teguh dengan tauhid mereka menjadi orang-orang
yang terbaik seperti firman-Nya:

ۚ‫ُك نُتْم َخْيَر ُأَّمٍة ُأْخ ِر َج ْت ِللَّناِس َتْأُم ُروَن ِباْلَم ْعُروِف َو َتْنَهْو َن َع ِن اْلُم نَك ِر َو ُتْؤ ِم ُنوَن ِباِهَّللۗ َو َلْو آَم َن َأْهُل اْلِكَتاِب َلَك اَن َخْيًرا َّلُهم‬
١١٠﴿ ‫﴾ِّم ْنُهُم اْلُم ْؤ ِم ُنوَن َو َأْكَثُر ُهُم اْلَفاِس ُقوَن‬

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali-Imran: 110)

Ketiga, bila iman telah menyebar luas di masyarakat, maka pastilah akan melahirkan amal
shalih yang diridhai Allah swt sehingga membuka berbagai pintu kebaikan dan
mendatangkan pertolongan Allah dalam menghadapi musuh-musuh mereka.
٩٦﴿ ‫﴾َو َلْو َأَّن َأْهَل اْلُقَر ٰى آَم ُنوا َو اَّتَقْو ا َلَفَتْح َنا َع َلْيِه م َبَر َك اٍت ِّم َن الَّسَم اِء َو اَأْلْر ِض َو َٰل ِكن َك َّذ ُبوا َفَأَخ ْذ َناُهم ِبَم ا َك اُنوا َيْك ِس ُبوَن‬

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, Pastilah kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A'raaf: 96)

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإن َتنُصُروا َهَّللا َينُصْر ُك ْم َو ُيَثِّبْت َأْقَداَم ُك ْم‬

“ Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. ( QS.Muhammad : 7)

begitu dulu kaum muslimin, sebelumnya mereka adalah orang-orang yang lemah dan miskin,
namun mereka beriman dan beramal shalih hingga Allah membuka pintu-pintu keagungan di
dunia untuk mereka, Allah cukupkan mereka dengan karunia-Nya, dan Allah tolong mereka
dari musuh-musuh mereka dengan pertolongan yang gilang-gemilang.

C. Kesimpulan (‫)الُخَالَص ُة‬

 Siapa saja yang tidak mengenal tauhid maka ia buta seperti hewan yang mati
berkalang tanah dalam keadaan tidak tahu mengapa ia dulu memulai kehidupan, ia
meninggalkan dunia tanpa tahu mengapa dulu ia memasukinya.
 Mereka yang tidak beriman kepada hari akhir tidak ada yang ia pikirkan kecuali
pemenuhan kenikmatan dunia tanpa peduli halal atau haram. Dengan begitu
kehidupan menjadi rusak dan masyarakat pun terpecah belah.
 Jika ia iman melemah, maka dosa akan bertambah sehingga mungkin saja Allah SWT
menurunkan azabnya bagi para pendosa.
 Orang yang beriman mengenal Rabb dan Penciptanya, ia mengetahui mengapa Allah
menciptakannya di dunia ini sehingga ia hidup dengan petunjuk dari Allah SWT,
berjalan di atas jalan lurus. Orang yang beriman dengan iman yang benar tidak akan
berbuat zhalim, mencuri, berzina, atau perbuatan haram lainnya, demikian pula hidup
masyarakat akan baik, anggota masyarakat bersaudara dan padu.
 Iman itu berbuah amal shalih, membuat ridha Al-Khaliq, sehingga berbagai
keberkahan pun Ia bukakan, bantuan-Nya kepada kaum mukminin pun Ia kucurkan
untuk membantu hamba-Nya menghadapi musuh mereka sebagaimana terjadi dengan
salaf shalih.
 https://alhikmah.ac.id/4700-2/

 https://alhikmah.ac.id/4700-2/

Tauhid (bahasa Arab: ‫توحيد‬, translit. tawḥīd, har. 'tauhīd, tawheed, atau tavhid') merupakan dasar
agama Islam yang secara persis diungkapkan dalam frasa “Lā ilāha illallāh”.[1] Menurut bahasa,
tauhid adalah bentuk masdar dari fi'il wahhada-yuwahhidu yang artinya menjadikan sesuatu jadi
satu saja.[2] Sedangkan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menambahkan bahwa makna
ini akan sempurna jika ditambahkan penafikan segala sesuatu selain yang dijadikan satu
tersebut.[2] Dalam konsep Islam tauhid adalah konsep dalam akidah Islam yang menyatakan
keesaan Allah.[3] Islam mengajarkan bahwa Allah esa (satu) tidak dari segi bilangan. Melainkan
dari segi bahwa Allah tidak mempunyai sekutu atau serupa. Allah satu dari segi Dzatnya, dengan
makna bahwa tidak ada dzat yang serupa dengan Dzat Allah. Karena Dzat Allah bukanlah
benda dan tidak disifati dengan sifat-sifat benda, karena Allah-lah yang menciptakan seluruh
benda beserta segenap sifat-sifatnya. Allah sudah ada sebelum seluruh ciptaan ini ada. Allah
tidak dapat dibayangkan karena bayangan benak manusia hanya bisa menjangkau hal-hal yang
biasa dijumpai, dilihat, didengar, atau dirasakannya dengan panca indera. Dan Allah tidaklah
serupa dengan hal-hal demikian. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan
konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid

Anda mungkin juga menyukai