Anda di halaman 1dari 4

1.

Konsep Masyarakat Madani


Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang beradab dan menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan, masyarakat demokratis, serta yang maju dan menguasai ilmu pengetahuan,
dan teknologi.

Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam
Q.S. Saba’ ayat 15:

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu
dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah
olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.

Konsep masyarakat madani sudah diatur dalam Al-Quran yang dibagi menjadi 3 jenis
yaitu masyarakat terbaik (khairah ummah), masyarakat seimbang (ummatan wasathan) dan
masyarakat moderat (ummah muqtashidah). Berikut adalah kutipan ayat yang mengatur ketiga
jenis istilah tersebut :

1. Khairah Ummah dalam QS Ali Imran 3:110, yaitu :

‫ع ِن ْال ُم ْن َك ِر‬
َ َ‫وف َوتَ ْن َه ْون‬ ِ ‫اس تَأ ْ ُم ُرونَ بِ ْال َم ْع ُر‬ ِ َّ‫ت ِللن‬ْ ‫ُك ْنت ُ ْم َخي َْر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬
َ‫ب لَ َكانَ َخي ًْرا لَ ُه ْم ِم ْن ُه ُم ْال ُمؤْ ِمنُون‬
ِ ‫اَّللِ َولَ ْو َءا َمنَ أَ ْه ُل ْال ِكتَا‬
َّ ‫َوتُؤْ ِمنُونَ ِب‬
َ‫َوأَ ْكث َ ُر ُه ُم ْالفَا ِسقُون‬
Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu
menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang
beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

2. Ummatan wasathan dalam QS Al-Baqarah 2:143, yaitu :

‫سو ُل‬ َّ َ‫اس َويَ ُكون‬


ُ ‫الر‬ ِ َّ‫علَى الن‬ َ ‫ش َهدَا َء‬ ُ ‫طا ِلت َ ُكونُوا‬ ً ‫س‬ َ ‫َو َكذَ ِل َك َج َع ْلنَا ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬
‫علَ ْي َها إِ ََّّل ِلنَ ْعلَ َم َم ْن َيت َّ ِب ُع‬
َ ‫ت‬ َ ‫ش ِهيدًا َو َما َج َع ْلنَا ْال ِق ْبلَةَ الَّ ِتي ُك ْن‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم‬ َ
َّ ‫علَى الَّذِينَ َهدَى‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫يرة ً ِإ ََّّل‬
َ ‫َت لَ َك ِب‬
ْ ‫ع ِق َب ْي ِه َو ِإ ْن َكان‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ب‬ ُ ‫سو َل ِم َّم ْن َي ْنقَ ِل‬ ُ ‫الر‬
َّ
‫وف َر ِحي ٌم‬ ٌ ‫اس لَ َر ُء‬ َّ ‫ضي َع ِإي َمانَ ُك ْم ِإ َّن‬
ِ َّ‫َّللاَ ِبالن‬ َّ َ‫َو َما َكان‬
ِ ُ‫َّللاُ ِلي‬
Artinya : Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu “umat pertengahan” agar kamu
menjadi saksi atas perbuatan manusia dan rasul menjadi saksi atas perbuatan kamu. Kami tidak
menjadikan kiblat yang dahulu kamu berkiblat kepadanya, melainkan agar kami mengetahui
siapa yang mengikuti rasul dan siapa yang berbalik kebelakang. Sungguh, pemindahan kiblat itu
sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh allah. Dan allah tidak akan
menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, allah maha pengasih, maha penyayang kepada manusia.

3. Ummah Muqtasidah dalam QS Al-Maidah 5:66, yaitu :

‫اْل ْن ِجي َل َو َما أ ُ ْن ِز َل ِإلَ ْي ِه ْم ِم ْن َر ِب ِه ْم ََل َ َكلُوا ِم ْن فَ ْو ِق ِه ْم‬ ِ ْ ‫َولَ ْو أَنَّ ُه ْم أَقَا ُموا الت َّ ْو َراةَ َو‬
َ‫سا َء َما يَ ْع َملُون‬ َ ‫ير ِم ْن ُه ْم‬ ٌ ِ‫صدَة ٌ َو َكث‬ ِ َ‫ت أَ ْر ُج ِل ِه ْم ِم ْن ُه ْم أ ُ َّمةٌ ُم ْقت‬
ِ ‫َو ِم ْن تَ ْح‬
Artinya : Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan hukum taurat, injil, dan al-
qur’an yang diturunkan kepada mereka dari tuhannya, niscaya mereka akan mendapatkan
makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada sekelompok yang
jujur dan taat. Dan banyak diantara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan.

Konsep-konsep yang sudah dijelaskan tersebut sungguh telah diterapkan di


Madinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Diterapkan setelah Nabi berhijrah
dengan para sahabat dan dikeluarkannya Sahifah ay Watsiqah Madinah atau Piagam
Madinah atau Madinah Charter yang berisi hal-hal berikut ini :

1. Asas kebebasan beragama yakni negara mengakui dan melindungi kelompok yang
beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing

2. Asas persamaan yakni semua orang yang mempunyai kedudukan sama sebagai anggota
masyarakat untuk saling membantu dan tidak boleh memperlakukan orang lain dengan buruk

3. Asas kebersamaan yaitu anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban sama kepada
Negara

4. Asas keadilan yaitu setiap warga negara memiliki kedudukan sama di hadapan hukum
dimana hukum harus ditegakkan

5. Asas perdamaian yakni warga negara hidup berdampingan tanpa perbedaan suku, agama
dan ras

6. Asas musyawarah yaitu semua permasalahan yang terjadi di negara tersebut diselesaikan
melalui dewan syura
2. Masyarakat Madani dalam Sejarah

Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat
madani, yaitu:

1) Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman. Nama Saba’ yang terdapat dalam
Al Qur’an itu bahkan dijadikan nama salah satu surat Al Qur’an, yaitu surat ke-34. Keadaan
masyarakat Saba’ yang dikisahkan dalam Al Qur’an itu mendiami negeri yang baik, yang subur
dan nyaman. Di tempat itu terdapat kebun dengan tanamannya yang subur, yang menyediakan
rizki, memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Negeri yang indah itu merupakan wujud dari
kasih sayang Allah yang disediakan bagi masyarakat Saba’. Allah juga Maha Pengampun apabila
terjadi kealpaan pada masyarakat tersebut. Karena itu, Allah memerintahkan masyarakat Saba’
untuk bersyukur kepada Allah yang telah menyediakan kebutuhan hidup mereka. Kisah keadaan
masyarakat Saba’ ini sangat populer dengan ungkapan Al Qur’an Baldatun thayyibatun wa
Rabbun ghafuur.

2) Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian Madinah antara Rasullullah SAW beserta
umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum
Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling
menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai
konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap
keputusan-keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama
serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

3. Karakteristik Masyarakat Madani


Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam masyarakat


melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam


masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.

3. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan


organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-
keputusan pemerintah.

4. Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter.

5. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui


keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.

6. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai


ragam perspektif.

7. Bertuhan
8. Damai

9. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi
kebebasannya.

10. Toleran

11. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.

12. Berperadaban tinggi

13. Berakhlak mulia.

Landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani adalah al-qur’an. Meski al-qur’an tidak
menyebutkan secara langsung bentuk masyarakat ideal namun tetap memberikan arahan atau
petunjuk mengenai prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam sebuah masyarakat yang baik.
Secara faktual, sebagai cerminan masyarakat yang ideal dapat meneladani perjuangan rasulullah
mendirikan dan menumbuhkembangkan konsep masyarakat madani di madinah.

Prinsip terciptanya masyarakat madani bermula sejak hijrahnya nabi Muhammad SAW.
Beserta para pengikutnya dari mekkah ke yastrib. Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai
sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimism dalam mewujudkan
cita-cita membentuk yang madaniyyah (beradab).

Selang 2 tahun pasca hijrah atau tepatnya 624 M, setelah rasulullah mempelajari
karakteristik dan struktur masyarakat di madinah yang cukup beragam, beliau kemudian
melakukan beberapa perubahan sosial. Salah satu diantaranya adalah mengikat perjanjian
solidaritas untuk membangun dan mempertahankan sistem sosial yang baru. Sebuah ikatan
perjanjian antara beberapa suku, ras, dan etnis seperti Bani Qainuqa, Bani Auf, Bani Al-Najjar
dan lainnya yang beragam saat itu, termasuk yahudi dan nasrani.

Anda mungkin juga menyukai