Anda di halaman 1dari 3

Khutbah I َ ‫ وَأ َ ذي ھ َدانَ ُ ا‬، َ ‫ف ِم‬ ْ ‫ َأ‬،‫ب ّي َ الك ِریم‬ ِ ‫ ُذو ْا ِ ْن َ ال اِلَھَ إ ْش َھُد َأ َھَمنَا‬،‫لج ِالل َّال َ هللا

إ ْش َھُد َأ َھَمنَا‬،‫لج ِالل َّال َ هللا و ْح َدهُ َ ال ِشریك لَھ‬


ِ َّ‫ب َ ِشرْ ی َع ِة الن‬
َ ُ‫ب ِھ ِ ْم َ و ِ بار ْك َ ع َل ُھَّم َ ص ّ ِل َ و س ّل ُ ا م َح َّ ًمد َ ا ْعب ُده‬ ِ ‫سی ِد ُ نا م َح ّ ٍمد ْ وعلى الھ وأصحا‬ ِّ ‫سبُ َل ّ السالَ َ لح ْ ُمد ِ ا ّل َ لح ْ ُمد ِ ْا ْا َ ى‬
‫ أوصیكم‬،‫ فیایھا اإلخوان‬:‫ أما بعد‬،‫ی ِْوم ِّ الدین‬ َ ‫ب ْ إح ِسان إلَى‬ ِ ‫ب َ عین‬ ِ ‫ وَأ َوالتَّا‬،‫سی َدنَ ْش َھُد َأ َو ْ اإلك َ رام‬ ِّ َ ‫ ال ّل ا ونَبِیَّنَ َ ّن‬،‫و َ رسولُھ‬
َّ ‫َآ‬ ُ َّ
‫ق َمنوا اتق ِذ َ ین َھا ال یُّ القران‬ ُ ُ ُ
َ ‫ْصل ْح َ وا هللا وقولوا‬ ِ ‫ی‬ ُ ،‫ قال هللا تعالى في ْو ًال َ ِسد ًیدا‬،‫و نفسي بتقوى هللا وطاعتھ لعلكم تفلحون‬
‫ق ِْذی َن َ آمنُ َھا ا َّل ْو ًز َ ا ع ِظ ًیما وقال‬ ِ ‫ یَا َأ ْوا هللاَ َ ح َّق تُقَا‬:‫ بسم هللا الرحمان الرحیم‬،‫ أعوذ با من الشیطان الرجیم‬:‫الكریم‬
ُ َّ‫ت ِھ َ والَ ْوا ات‬
‫ صدق هللا العظیم‬.‫ی َل ُ ْكم َأ ْم ُ م ِْسل ُ ْمو َن‬ َ ‫وب ِْغف ْر َل ُ ْكم ُذ ْع‬
َ ‫َمال ُ ْكم َ و‬ َ ُ‫ی ِطع ن‬ ُ ‫ق ْد فَ َاز فَ ِ ُ ْكم َ و َم ْن‬ َ َ‫تعالى یَا اَیُّ َ هللا و َر ُسولَھُ ف‬
َ‫وت َّن إ ت‬ َّ ‫َأ‬
ُ ‫ْنت َ و ِال ُ ْم‬ُ Silahkan Cari Disini... C 6/5/2020 Contoh Teks Khutbah Jum'at Singkat Pilihan 1 Lembar
Pertama Dan Kedua www.almunawwar.net/contoh-teks-khutbah-jumat-singkat-pilihan-1-lembar-
pertama-dan-kedua/ 2/5 Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah… Marilah dalam khutbah kali ini kita
bersama-sama memwasiatkan diri kita masing-masing untuk meningkatkan ketakwaan kita. Banyak jalan
untuk meraih ketaqwaan. Tidak harus jalan yang berliku dan terjal, tapi pilihlah jalan yang landai menuju
taqwa. Jalan menuju taqwa tidak hanya dengan berdzikir sepanjang malam, berpuasa sepanjang hari,
ataupun bersedekah dengan harta yang berlimpah. Pilihlah jalan yang mudah menuju taqwa salah
satunya dengan berlaku jujur. Insyaallah kita akan menemukan ketaqwaan didalamnya. Jama’ah Jum’ah
Rahimakumullah… Dalam Islam, jujur atau kejujuran adalah sebuah amanat yang mesti dipenuhi dalam
menjalani kehidupan manusia di dunia. Kejujuran adalah sebuah pilihan. Karena kejujuran adalah satu
sisi mata uang dengan ketidak jujuran. Ketika kita memilih untuk bertindak jujur berarti kita berhasilkan
mengalahkan ketidak jujuran. Dan sebaliknya kekitka kita tidak jujur berarti kita membelakangi
kejujuran. Kejujuran yang kita andaikan berada di jalur ”kanan lurus” memiliki banyak sekali lawan kata
(antonim) di jalur ”kiri menyimpang”, seperti (ber)bohong , (ber)hianat, (men)tipu, curang, alias ”tidak
jujur” yang dapat hinggap di setiap aspek/dimensi manusia. Orang dapat berkata bohong, artinya tidak
jujur; berbuat hianat, artinya tidak setia atau tidak menepati kesepakatan; bertindak menipu, artinya
ingin mengelabui sejak semula; dan berlaku curang, artinya tidak menepati peraturan atau ketentuan.
Artinya jujur dapat berlaku pada ucapan, perbuatan maupun sikap. Jujur secara baku dapat diartikan
sebagai ”mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran”.
Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari
ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang
terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai
dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, maka orang
tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau
lainnya. Bahkan Allah swt. melalui kisah Rasulullah saw menggambarkan betapa pentingnya kejujuran
dan betapa pedihnya siksa yang dijanjikan-Nya, apa lagi jika itu berhubungan dengan kepentingan umat:
ُ ‫ّي َأن‬ ِ َ‫ی ْو َم ْ ْل یَأ ْغ ُل َو َم َ ا ك َ ان ِ لن‬
ٍ ‫ب‬ َ ‫ب َم َ ا غ َّل‬ ِ ‫ث ْ ال ِت‬ ُ ‫ت ِق َی َا ِمة‬ُ ‫ی َّم‬ُ َ‫َسب ْت َ و ُھ ْم ال‬َ ‫َوف ُى ك ُّل نَ ْف ٍس َّ م َ ا ك‬ َّ ‫ْظل‬ َ ‫م َون‬
‫ی‬ ُ
َ ‫ یَغ َّل َ و َمن‬Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa
yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa
apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia
kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. Nah… sekarang para Jama’ah
jum’ah yang dimuliakan Allah… Bagaimanakah kalau pengetahuan yang dijadikan landasan ucapan dan
perbuatannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan, artinya pengetahuannya salah? Di sinilah fungsi
agama berlaku. Contoh sederhana saja, misalnya seseorang mengira dan mengatakan bahwa ia memiliki
sepuluh pasang sepatu dirumahnya, ternyata ketika dicek dan dihitung, sepatu yang menjadi miliknya di
rumahnya berjumlah dua belas, apakah orang ini berbohong? Maka Islam sebagai agama yang memiliki
pijakan dasar pada kemanusiaan, terlebih dahulu menggarisbawahi kasus semacam ini pada ungkapan:
‫( وما شھدنا إال بما علمنا‬kita tidak akan bersaksi kecuali terhadap sesuatu yang telah kita ketahui). Sampai di
sini, jika kita tidak mengerti terhadap sesuatu dan ditanyai oleh orang lain, maka garis yang harus diikuti
adalah mengakui ketidaktahuan atau ”diam”, dalam arti 6/5/2020 Contoh Teks Khutbah Jum'at Singkat
Pilihan 1 Lembar Pertama Dan Kedua www.almunawwar.net/contoh-teks-khutbah-jumat-singkat-
pilihan-1-lembar-pertama-dan-kedua/ 3/5 tidak ikut berpolemik yang justru akan menjadikan segalanya
semakin keruh. Dalam hal ini berlaku kaidah ‫( السكوت سالمة‬diam adalah keselamatan). Karena jika kita
memakasakan diri untuk iikut berpendapat, padahal kita tidak mengerti, maka ketidajujuran akan
terjadi. Akibatnya dapat berupa fitnah (mencelakai) terhadap orang lain atau bentuk-bentuk yang lain
seperti kerugian pada masyarakat dan menguntungkan para penjahat. bahkan justru dapat menjadi
bumerang yang mencelakai diri sendiri. Namun biasanya persoalan bukan terjadi dalam kondisi
semacam ini, melainkan kondisi-kondisi yang sebaliknyalah yang menjadikan kejujuran kita benar-benar
diuji. Yakni jika kita mengetahui, menyaksikan dan mengalami atau melakukan sendiri ketidakjujuran,
kecurangan-kecurangan atau penipuan-penipuan, beranikah kita menyatakannya secara jujur?
Sementara secara normal dalam kondisi ini, jujur akan berakibat ”negatif” secara duniawi bagi diri,
keluarga, dan kelompok kita sendiri. Terutama akhir-akhir ini. Contoh fenomenal yang paling ”gress”
adalah sebuah ungkapan kejujuran yang harus dibayar mahal oleh para guru di dunia pendidikan
Indonesia saat ini. Bagaimana nasib para guru yang berani membongkar kejahatan UN di sekolahnya
masing-masing? Bagaimana nasib guru yang berani membongkar kejahatan di IPDN? Dan bagaimana
nasib para guru yang membela sekolahnya dari penggusuran oleh unsur-unsur komersial? Serta
bagaimana nasib para pegawai yang berusaha jujur untuk sekedar tidak mau diajak bersama-sama
menikmati hasil-hasil korupsi? Seakan dalam kondisikondisi semacam ini, kejujuran justru berkorelasi
(akrab/biasanya berakhir) dengan kerugian, kehancuran atau ketidaknyamanan diri sendiri. Guru-guru
dituntut sebagai pencemar nama baik sekolah mereka sendiri dan diberhentikan karena berbicara
dengan jujur tentang hal-hal yang bertentangan dengan nurani mereka. Padahal yang mereka
ungkapkan sebanarnya sudah bukan lagi rahasia, bahwa terjadi kecurangan di mana-mana, terutama
dalam masalah UN, kalaupun rahasia, paling banter adalah rahasia umum. Hampir semua pelaku
(praktisi) di dunia pendidikan mengetahui kenyataan ini, namun hanya beberapa gelintir dari mereka
yang menyuarakannya. Seakan mereka membuta tuli dan sekalian membisu terhadap segala yang
terjadi di lingkungan mereka. Tentu saja, alasan yang paling mendasari sikap mereka ini adalah : kalau
bukan mereka terlibat atau mendukung, biasanya ya, itu tadi, lebih dikarenakan memprotek diri sendiri,
melindungi diri, atau memilih aman dengan berdiam diri dan membiarkan segalanya terjadi sebagai
sebuah kelumrahan. Dari sinilah, kejujuran menjadi sesuatu yang sangat mahal dan beresiko tinggi.
Banyak anggapan yang berkembang menjadi sebuah adagium (ungkapan) ”kejujuran sama dengan
kehancuran”. Maka agar selamat, orang-orang bersepakat untuk tidak perlu lagi jujur, atau harus
menanggung resiko buruk. Saudara sekalian Jama’ah Jum’ah yang dirahamti Allah… Benarkah kondisi
semacam ini? Jawabnya adalah benar. Yah, benar-benar memprihatinkan. Sekali lagi benar-benar
memprihatinkan. Bahwa kejujuran merupakan pintu menuju kehancuran. Setidaknya di Indonesia yang
merupakan negara besar, berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa. Selain itu Indonesia merupakan negara
yang kaya akan sumber daya alam. Seolah negara ini merupakan negara yang sempurna untuk ditinggali
dan tidak akan habis kekayaannya. Meskipun, penduduknya hidup dalam lingkungan yang dipenuhi oleh
ketidakjujuran; dalam segala bentuk, dalam segala aspek dan dalam segala lintas ruang dan waktu.
Benarkah demikian? Tentu saja tidak. Padahal tidak demikian sebenarnya. Meskipun Indonesia kaya
secara fisik, namun Indonesia sangat miskin dalam hal mental (moral). Baik di tingkal bawah, seperti
para pekerja, kuli, buruh, dan pegawai bawahan; di tingkat menengah seperti para pengusaha,
pedagang, pebisnis dan intelektual; maupun di tingkat elit bangsa 6/5/2020 Contoh Teks Khutbah Jum'at
Singkat Pilihan 1 Lembar Pertama Dan Kedua www.almunawwar.net/contoh-teks-khutbah-jumat-
singkat-pilihan-1-lembar-pertama-dan-kedua/ 4/5 seperti para anggota DPR/D maupun elit eksekutif.
Selalu ada pejabat yang melakukan praktek korupsi. Mereka kebanyakan melakukannya dengan dalih
pembangunan negara. Padahal dana yang digunakan kebanyakan diselewengkan oleh pejabat yang
bertugas di dalamnya. Mereka mampu mengais keuntungan dibalik kesengsaraan rakyatnya. Di saat
semua orang menangis melihat rumahnya tenggelam oleh luapan lumpur, banjir, gagal panen atau
melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, terutama pendidikan. Para pejabat tertawa dengan
santainya sembari mengayunkan uang yang berhasil mereka raup hasil dari kebohongan yang mereka
buat. Maka jika kondisi telah sedemikian mengenaskan, saudara-daudara…tiada apapun yang dapat
memperbaiki keadaan selain masyarakat itu sendiri. Dari mana? Saya lebih sepakat dari dalam, yah, dari
dalam diri masyarakat itu sendiri. Lalu apakah, yang ada dalam diri masyarakat Indonesia? Saya sepakat
bahwa yang terdalam pada diri masyarakat Indonesia adalah moral (agama). Mengapa? Karena agama
telah menjadi darah daging sejak permulaan kelahiran masyarakat Indonesia, sejak sebelum bernama
Indonesia, bahkan sejak sebelum mereka mengenal nama-nama agama. Selalu ada kesadaran untuk
mempercayai ”kekuatan lain” yang lebih berkuasa atas segala kejadian di dunia. Maka setelah, kini
bangsa Indonesia hidup di alam agama, di mana agama terbesar adalah Islam, maka agama Islam harus
dapat ditempatkan kembali di jantung setiap diri bangsa Indonesia. Dalam hal ini adalah spirit kejujuran.
Masyarakat harus kembali meyakini kejujuran sebagai amanah agama yang dapat membawa
kebahagiaan bukan hanya di dunia, melainkan juga di akhirat kelak. Hal ini dikarenakan mayoritas
masyarakat hampir-hampir tidak lagi mem-percayai pengadilan dunia yang terlalu mudah dibeli.
Sementara Pengadilan Allah tidak mungkin diselesaikan dengan tanpa ”kejujuran” (perhitungan tepat).
Siapa yang bersalah, dialah yang akan dihukum, siapa yang berbuat saleh dialah yang akan menerima
penghargaan Allah. Tidak akan meleset. Para hadirin Jama’ah Jum’ah yang Mulia Marilah kita akhiri
khutbah ini dengan bersama-sama merenungkan sabda Rasulullah saw. , ”Hendaklah kalian senantiasa
berpegang pada kejujuran, karena kejujuran menuntun pada kebaikan yang berujung di Surga
(kebahagiaan). Dan janganlah sekali-kali kalian menghamba pada kebohongan, karena kebohongan
menuntun kita pada keburukan yang berujung di neraka (kesengsaraan)” (HR. Bukhari Muslim). َ َّ ‫واِنَّھُ ُ ھَو‬
‫ول ُ ْكم‬ ْ ‫وذ ُكَر ال َى وإ آن ْال َع‬
َ ‫ ونَفَ َع ِن ْر ِ َى‬, َ ‫ِظیِم‬ ْ َ ‫ی ِة‬ َ ‫َماف ْی ِھ ِ م ْن آ‬
ِ ِ ‫ی ُ ا ْكم‬
‫ب‬ َّ ِ ُ‫الس ْمی ُع َوتَھُ ا و ِ ْمن ُ ْكم تِالَ َ َح ِ ْكی َم َ وتَقَبَّ َل هللا‬
َّ ِ ْ ‫من‬ ِ
‫ وَأ‬, َ ‫ق ال ِ َع ْلی ُم‬ ْ
َ ‫ب َار َك ِ هللا ل ْو ُر َّ الر ِحْ یم ِنَّھُ ُ ھَو الغَفُ إ ال َع ِظی َم ْو َ لى ھ َذا فَ ْ استَ ْ ِغف ُر هللاَ ْو ُل‬
ُ ‫ق‬ َ ‫ق‬ ُ ‫ فِى ْال‬Khutbah II ُ ‫ا م َح‬
‫ وَأ لى تَ ِ ْح َسا ِن ِھ َ و ُّ الش ْ ُكر‬. َ ‫ْوف ْیِق ِھ َ واِ ْمتِنَا ِن ِھ‬
ِ ‫َّ ًمدا ْش َھُد َّ أن َ س ِّی َدنَ َ وَأ ِالَّ هللاُ َ وهللاُ َ و ْح َدهُ الَ َ ِشرْ ی َك لَھُ ْن الَ اِلَھَ إ ْش َھُد َأ‬
َ ‫ب ِھ َ و َس ّل ِل ِھ َ وَأ ُ ا م َح َّ ٍمد ِ و َعلَى اَ َ ى س ِّی ِدنَ َ ْعب ُدهُ َ و َر ُسْولھُ َّ الد ِ اع‬
ُ ِ ‫لَھُ َ ع َ لى إ َح ْ ُمد ِ َ ع َ ْ اَل ِ ْم تَ ْ ِس ْلی ًم ِ ا ك ْثی ًرا ْص َحا‬
‫وث َ َمر ُ ْكم بَِأ َأ َّن هللاَ ُ ْموا َأ‬ ‫ف ْی ِھ بِنَ ْف ِس ِھ َ َ‬ ‫ب َدَأ ِ‬ ‫ق ْ ٍمر َ‬ ‫ق ْد ِس ِھ َ و َ‬ ‫ت ِھ بِ ُ‬ ‫ب َمآل ِئ َك ِ‬ ‫عل َ ال ـنَى ِ‬ ‫وان ِھ ُ ‪ .‬اللھَّم َ ص ِّل َ َ‬ ‫ْض ِ‬ ‫ى إلى ِ ر َ‬
‫ب ْعُد فَیا َ اَیُّ َأ ُ ا م َح َّ ٍمد َ صلَّى هللاُ َ ى س ِّی ِدنَ ِ ُ ْموا تَ ْ ِس ْلی ًم ُ ا‪.‬‬ ‫َ‬ ‫َّما‬ ‫الن‬‫َّ‬ ‫َھا‬ ‫َ‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ق‬ ‫َّ‬ ‫ت‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫اس‬ ‫ُ‬ ‫ْی‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫َأ‬ ‫َما‬ ‫ْانتَ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫َ‬
‫نَ َ‬ ‫َّما‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫و‬ ‫ْ‬
‫ھ‬ ‫ُ‬ ‫ل‬
‫َھ َى و ْ َ‬
‫اع‬
‫ی َصلُّ ِ تَعاَلَى إ ْ ٍكر َ و ُع‬ ‫عل ْو َ ا صلُّ ِذی َن َ آمنُ َھا ا َّل لى النَّبِى یآ اَیُّ ْو َن َ ع َ َّن هللاَ َ و َمآلِئ َكتَھُ ُ‬ ‫ْ‬ ‫عل ْی ِھ َ و َس ّل ْو َ ا َ‬ ‫اللھَّم َ ص ّ ِل َ َ‬
‫ق ُ م َح َّ ٍمد َ و َعلَى ْاَنبِیآِئ َك َ و ُر ُ ِسل َك َ و َمآلِئ َ ِكة ْا ِ ى آل َ‬ ‫ب ْی َن َ و ْ ار َض ال ّل ُ لم َ‬ ‫ِ‬ ‫َّر‬ ‫ْ‬
‫ا‬ ‫ِن‬ ‫ع‬ ‫َ‬ ‫م‬ ‫َّ‬ ‫ھ‬ ‫ُ‬ ‫فَ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫لخ‬ ‫ُ‬ ‫َأ‬ ‫َن‬ ‫ی‬ ‫د‬‫ْ‬ ‫ش‬
‫ب ِاء َّ الر ِ ِ‬
‫ا‬ ‫َمر بِى َ‬
‫ی ِة َّ‬ ‫ب َى و َع ْن بَِق َّ‬ ‫َ‬
‫عن ِا ْح َس ٍ ان اِلى َی ِْوم ِّ ال ْدی ُ ْھم ِ‬ ‫ت َك یَا ِن َ و ْ ار َض َ َّ‬ ‫َأ‬ ‫ب َر ْح َم ِ‬ ‫َعل ْر َح َم َ ا م َع ُ ْھم ِ‬ ‫َعل ْی ِھ َ و َس ّل َ‬ ‫سی ِدنا َ ِ ْم َ و َ‬ ‫ِّ‬
‫وا ِع َّز‬ ‫الش ْر َك ُ لم ْ ِسل ِ ْمی َن َ وَأ ِإل ْسالَ َم َ ْ‬ ‫ِ‬ ‫ّ‬ ‫َّل‬ ‫ِذ‬ ‫َن‬ ‫ی‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫اح‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫الر‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫ُعث‬ ‫َو‬ ‫َ‬ ‫َم‬ ‫ل‬ ‫َع‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ان‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫َن‬ ‫ی‬ ‫ْ‬
‫ع‬ ‫ِ‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫َّ‬ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ِعي‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫َا‬ ‫ت‬‫و‬ ‫َ‬ ‫َن‬ ‫ی‬ ‫ْ‬
‫ع‬ ‫ِ‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫َّ‬ ‫ت‬ ‫وال‬ ‫َ‬ ‫ِة‬ ‫َحاب‬
‫َ‬ ‫الص‬
‫ت َك‬ ‫وا ْ ُ للھَّم ْ ا ِغف ْر ِ لل اَ لَى ِ َما ِ‬ ‫وا ُ ْمؤ ِم ِن ْی َن َ ْ‬ ‫وا ُ ل ْمؤ ِمنَ ِ ات َ ْ‬ ‫واالَ ُ لم ِْسل ُ لم ْ ِسل ِ ْمی َن َ ْ‬ ‫ْا ْ َمو ِ ات ُ اللھَّم َأ َم ِ ات اَالَ ْح ُ یآء ِ ْمن ُ ْھم َ ْ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َأ‬
‫إ ِن َ و ْ اع ِل َ ِكل اء ِّ ال ْدی ْع َد َ ُ لم ِْسل ِ ْمی َن َ و َ ِّد ْمر َص َر ِّ ال ْدی َن َ و ْ اخذ ْل َ م ْن َ خ َذ َل ا َ و ْان ُص ْر َ م ْن نَ ُ ل َمو ِّ ِحدیَّةَ ُ لم ِْشر‬
‫وا ِلم َح َن َ و ُسْو َء ْا ِز َل‬ ‫ب َھ َ ِلم َح َن َ م َ ا ظ َھَر ِ ْمن ِلف ْتنَ ِة َ ْ‬ ‫َوا ِدنَا اِ ْن ُدو ِن ْی ِسیَّا َط َن َ ع ْن بَ َل ا و َما َ‬ ‫عب َاد َك ْا ْ‬ ‫ِ ْكی َن َ و ْان ُص ْر ِ َ‬
‫ْ‬ ‫ً‬
‫الن َ وقِنَ ِآلخ َر ِة َ ح َسنَة َ وفِى ا ِ ْمی‬ ‫ی ْو َم ْمنَا َ ا ظ َل ِار َ ‪ .‬ربَّنَ َ ا ع َذ َ اب َّ‬ ‫لوب َ َء َ وا ْع َ عنا البَالَ ِن ُ ‪ .‬اللھَّم ْ ادفَ ِّ ال ْدی َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫وا اء َ و َّ الزالَ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ال ان ْا َد ِ ْ ِر ْالبُل َ و َساِئ َّ خآصةً ‪6/5/2020‬‬ ‫ی َ ا ر َّب ْال َع َ‬ ‫ف ُّ ى ال ْدن َی َ ا ح َسنَةً ُ لم ْ ِسل ِ ْمی َن َّ عآمةً َ‬ ‫‪َ Contoh Teks‬ن َ ‪ .‬ربَّنَا آتِنا َ ِ‬
‫‪Khutbah Jum'at Singkat Pilihan 1 Lembar Pertama Dan Kedua www.almunawwar.net/contoh-teks-‬‬
‫ق ان َ وإ َ ‪khutbah-jumat-singkat-pilihan-1-lembar-pertama-dan-kedua/ 5/5‬‬ ‫وی ْر َ ِ ْی ِ تآء ِ ذي ْال ُ‬ ‫ھ َ ى ع ِن ْن بى َ َ‬
‫عب َاد ِهللا ! إ نَ ُ ْكونَ َّن ِ م َن ْا ا وتَ ْر َح ْمنَا َل َ نَ ْم تَ ْ ِغف ْر َل ا و ْ اإن َل َ َسنَ‬ ‫اسرْ ی َن ِ ‪َ .‬‬ ‫وا ُ ُمرنَا بِاْل َع ْ یَأ َّن هللاَ ِ َ لخ ِ ِ‬ ‫ِإل ْح َس ِ ْد ِل َ ْ‬
‫ی ِع ُظ ُ ْكم لَ َع ُ‬ ‫َ‬ ‫ْغي‬ ‫َ‬ ‫هللا‬ ‫روا‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫واذ‬ ‫َ‬ ‫َن‬ ‫و‬ ‫رْ‬ ‫ك‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َذ‬ ‫تَ‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫ك‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫م‬‫ی‬‫ِظ‬
‫َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ْ‬
‫ا‬ ‫َ‬ ‫ع‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫رْ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ُ‬ ‫اش‬ ‫ْ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫م‬ ‫ك‬‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ر‬ ‫ْ‬
‫ك‬ ‫ُ‬ ‫ذ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬‫ی‬ ‫ول‬ ‫َ‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫ك‬ ‫ُ‬ ‫ْد‬ ‫ِز‬ ‫ی‬
‫ِ َ ِ َ‬ ‫ھ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫لى‬ ‫ْر‬ ‫ْكب‬ ‫ْاَنفُ ِذ ْ ُكر ِ هللا َأ َ‬
‫لب ْالفَ ْح ِشآء َ واْ‬ ‫ْ‬
‫‪ Itulah salah satu dari referensi khutbah jum’at yang bisa di jadikan sebagai bahan‬ل ْمن َ ِكر َ وا َ‬
‫‪bagi para khotib yang sedang membutuhkannya. Silahkan pelajari dengan cermat dan gunakan sebijak-‬‬
‫‪bijaknya. Mohon maaf jika ada kekurangan atau kesalahan dalam penukusannya, untuk lebih lanjut‬‬
‫‪memahami seputar khutbah,silahkan cari juga informasi yang berhubungan dengan contoh teks khutbah‬‬
‫‪jum’at singkat pilihan 1 lembar pertama dan kedua pdf lengkap tentang kejujuran dengan doa terbaru‬‬
‫‪kebersihan bulan sya’ban pasca akhir ramadhan nu syawal an yang lainnya.‬‬

Anda mungkin juga menyukai