Anda di halaman 1dari 12

‫×) اُهلل أكْرب َِِِك بْيَر ا َو اَحلْم ُد ِهلل َك ِثْيًر ا َو ُس ْبَح اَن اِهلل ُبْك َر ًة‬9( ‫اُهلل َاْك

َبْر‬
، ‫َو أِص ْيًال َال إَلَه إَّال اُهلل َو اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر َو ِهلل اَحلْم ُد‬
‫أَحلْم ُد ِلل ِه اَّلِذْي أْر َس َل َرُس ْو َلُه ِباُهْلَد ى َو ِدْيِن اَحْلِّق ِلُيْظِه َر ُه َعَلى الِّد ْيِِن‬
‫ِف‬ ‫ِه‬
‫ أْش َه ُد أْن َال إَلَه إَّال اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َل ْه‬، ‫ُك ِّل َو َلْو َك ِر َه اْلَك ا ُر ْو َن‬
،‫َو أْش َه ُد أَّن َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه‬
‫ أَّم ا َبْع ُد َفَي ا‬، ‫ألَّلُه َّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َو َعَلى أِلِه وأْص َح اِبِه أَمْجِعَنْي‬
‫ِل َِن‬ ‫ِتِه‬ ‫ِع ِهلل ِا‬
‫ َو اَّتُق ْو ا اَهلل‬، ‫َب اَد ا َّتُقْو اَهلل َح َّق ُتََق ا َو َال ْمَتْو َُّتن إَّال َو أْنُتْم ُمْس ُمْو‬
: ‫ َقاَل اُهلل َتَع اَىل ْيِف ْك َتاِبِه اْلَك ِرِمْي‬، ‫َح َّق ُتَق اِتِه َو َطاَعِتِه َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُح ْو َن‬
‫َل أَّن أ الُق ى أ ا اَّتُق ا َلَف ا َل ِه َك اٍت ِم الَّس اِء‬
‫َن َم‬ ‫ْه َل َر َم ُنْو َو ْو َتْح َن َع ْي ْم َبَر‬ ‫َو ْو‬
‫َو اَالْر َض َو َلِكْن َك َّذ ُبْو ا َفَأَخ ْذ َناُه ْم َمِبا َك اُنْو ا َيْك ِس ُبْو َن‬
Ma’asyiral Muslimin Muslimat, Jamaah Sholat Idul Fitri
Masjid Jami’ Nurul Mu’minin yang Diberkahi Allah SWT.
Tiada kalimat lain yang paling layak kita ungkapkan
pada kesempatan yang mulia ini, selain kalimat
Alhamdulillahirabbil alamin, puja dan puji syukur kepada Allah
SWT Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan
nikmat yang tidak terkira.
Di antara nikmat agung itu adalah anugerah berupa
umur panjang, sehat jasmaniyah dan rohaniyah sehingga kita
masih diberikan kemampuan untuk menghirup udara segar
dipagi ini, sekaligus kita masih diberikan kesempatan untuk
beribadah kepada Alloh SWT, serta masih diberikan
kesempatan untuk berkumpul bersama orang-orang yang kita
cintai.
Semua ini adalah nikmat yang agung. Terlebih pada
momentum Hari Raya Idul Fitri yang menjadi perayaan
kemenangan dan kebahagiaan. Sebuah hari raya di mana
takbir, tahmid, dan tahlil berkumandang di berbagai penjuru
dunia, menandai kembalinya fitrah umat Islam seperti bayi
yang terlahir kembali ke dunia ini.
Segala macam pantangan dan larangan di siang hari
selama bulan Ramadan telah berhasil kita hindarkan. Kita
berusaha meningkatkan Kemurahan hati dan kedermawanan
kita, dengan mengeluarkan shodaqah, zakat fitrah, dan zakat
yang lain kepada kaum yang memang membutuhkan dan
berhak menerimanya.
Semoga bisa menjadi wasilah meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kita, sehingga paripurna Romadlon kita
diberikan kekuatan untuk melaksanakan perintah Alloh dan
menjauhi larangan Alloh SWT. Amin
‫اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر َو ِهلل اَحلْم ُد‬
Ma’asyiral Muslimin Muslimat Rohimakumulloh.
Rosululloh SAW bersabda :
‫ِن‬ ‫ِص‬ ‫ِع‬
‫ َو َص ُّلوا َو الَّناُس َي اٌم‬،‫ َو ُلوا اَأْلْر َح اَم‬،‫ َو َأْط ُم وا الَّطَع اَم‬،‫َأْفُش وا الَّس اَل َم‬
‫َتْد ُخ ُلوا ا َّنَة ِب اَل ٍم‬
‫َجْل َس‬
“Sebarkan kedamaian, berikan makanan, bersilaturrahimlah,
shalatlah ketika orang-orang tidur, engkau akan masuk surga
dengan damai”

Nasihat ini disampaikan oleh Rosululloh SAW saat


memasuki kota Madinah. Dalam hadis tersebut ada empat
amalan yang dapat membantu kita mengetuk dan membuka
pintu surga.
Pertama, menebarkan salam.
Salam secara bahasa dipahami sebagai ucapan, yaitu
assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dan ini
adalah ucapan salam yang harus kita jadikan sebagai tradisi
baik kita.
Salam juga dimaknai sebagai keselamatan dan
perdamaian. Setiap muslim di manapun berada dituntut untuk
menebarkan keselamatan dan perdamaian, baik dalam bentuk
ucapan maupun perbuatan.
Sebagai wujud keimanan kepada Allah SWT. Dan tidak patut
seorang muslim menimbulkan keresahan, kerusakan, dan
kehancuran tatanan kehidupan, karena itu menjadi
penghalang baginya untuk masuk surga.

Kedua, memberi makan.


Di antara hikmah diwajibkannya puasa Ramadan
adalah agar kita dapat merasakan lapar dan dahaga.
Sementara, banyak orang yang lapar bukan karena puasa,
tetapi kelaparan karena ketiadaan.
Dan secara makna yang luas lapar di sini tidak terbatas
dengan kosongnya perut dari makanan dan minuman, tetapi
kosongnya akal dari ilmu.
Maka, dalam konteks ini kita dituntut tidak hanya
berbagi makanan sebagai nutrisi badan, tetapi juga berbagi
donasi pendidikan sebagai nutrisi jiwa bagi yang
membutuhkan.

Ketiga, menjalin silaturahim atau kasih sayang.


Agama kita sangat menganjurkan untuk menjalin silaturahim,
karena silaturahim mendatangkan manfaat yang luar biasa;
1) Dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki,
2) Akan dijauhkan dari neraka,
3) Menjadi salah satu sarana kita untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT,
4) Dapat menjaga kerukunan dan keharmonisan dengan
sesama
5) Dapat menjadikan kita sebagai makhluk yang mulia.

Maka momentum Idul Fitri ini sangat tepat kita manfaatkan


untuk bersilaturahim kepada orang tua, keluarga, sanak
saudara dan tetangga,

Keempat, sholat malam.


Sholat sunnah yang paling besar pahalanya adalah qiyamul
lail. Semoga ritual sholat tarawih, sholat witir, dan bangun
malam untuk sahur yang kita lakukan sebulan kemarin mampu
kita pertahankan selama sebelas bulan ke depan, sehingga
tujuan diwajibkannya puasa dapat terwujud yaitu terwujudnya
jiwa yang bertakwa dan hadirnya jiwa-jiwa yang shalih yang
suka menebar kebajikan, keselamatan, dan perdamaian, serta
jiwa yang peduli terhadap kemiskinan dan ramah terhadap
lingkungan.
‫اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر َو ِهلل اَحلْم ُد‬
Hadirin Hadirot Rahimakumullah.
Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan.
Banyak pelajaran hukum dan hikmah, faidah dan fadhilah
yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi
kehidupan yang akan datang.
Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah
madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari, mulai terbitnya fajar
hingga terbenamnya matahari, semula sesuatu yang halal
menjadi haram. Makan dan minum yang semula halal bagi
manusia di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi
haram.
Sementara dari aspek sosial, semua orang pernah
merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah merasakan
lapar. Oleh karena itu, ada pesan dan kesan Ramadhan yang
sudah semestinya kita pegang teguh bersama.
Salah satunya adalah Pesan moral atau Tahdzibun
Nafsi Artinya, kita harus selalu mawas diri pada musuh
terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu sebagai musuh
yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda :
“Jihad yang paling besar adalah jihad melawan diri sendiri”.
Di dalam diri setiap manusia terdapat nafsu/naluri sejak
ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan
naluri syahwat. Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk
dikendalikan dan dibersihkan adalah naluri Syahwat.
Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa
pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat berpotensi
untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi
mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan.
Pertama, sifat kebinatangan (‫ ;)ِهَبْيَم ْة‬tanda-tandanya
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa
malu.
Kedua, sifat buas ( ‫ ; )َس ُبِعَّيْة‬tanda-tandanya banyaknya
kezhaliman dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu menang
sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar.
Ketiga, sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan
hawa nafsu yang menjatuhkan harkat dan martabat manusia.
Jika ketiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai
sebuah masyarakat atau bangsa niscaya akan terjadi sebuah
perubahan tatanan sosial yang sangat mengkhawatirkan.
Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman,
hukum bisa dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa
dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yang hibah
mana yang suap, penguasa lupa akan tanggungjawabnya,
rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan
dipenuhi oleh keburukan, dan kebaikan menjadi sesuatu yang
terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh kemaksiatan dan
seterusnya dan seterusnya.
Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan
adalah sifat rububiyah ( ‫ ;)ُر ُبْو ِبَّي ْة‬ditandai dengan keimanan,
ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama
sepanjang bulan Ramadhan.
Orang yang dapat dengan baik mengoptimalkan sifat
rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan hidupnya disinari
oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi akhlaqul karimah
serta budi pekerti yang luhur.
Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin, manusia
pasca Ramadhan, yang menjadi harapan setiap orang.
Manusia yang dalam hari raya ini akan menampakkan tiga hal
sebagai pakaiannya, yaitu : menahan diri dari hawa nafsu,
memberi ma`af dan berbuat baik kepada sesama manusia,
sebagaimana firman Allah :
‫ِس ِن‬ ‫ِحُي‬ ‫ِف‬ ‫ِظِم‬
‫َو ْالَك ا َنْي ْالَغْيَظ َو ْالَعا َنْي َعِن الَّناِس َو اُهلل ُّب ْاُملْح َنْي‬
"…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 134)
‫اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر َو ِهلل اَحلْم ُد‬
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Marilah sejenak kita mengingat kembali mungkin pada
bulan ramadhan tahun lalu, kita masih berkumpul bersama
dengan keluarga, masih berada dalam pelukan sang ibu dan
masih merasakan cinta dan kasih sayang dari seorang ayah,
orang tua yang menjadi cahaya dalam kegelapan, jadi
penuntun dikala kita jatuh, mengasuh dan merawat kita, mulai
dalam kandungan sampai kita dewasa, akankah kita menjadi
anak yang tidak tahu berterimakasih, akankah kita menjadi
anak yang durhaka yang tidak mau melihat senyum di bibir
mereka, yang telah rela berkorban mengasuh dan merawat
kita.
Ingatlah….! Mengapa kita menjadi anak yang terbaik?,
mengapa kita menjadi anak yang soleh dan solehah?,
mengapa kita mendapatkan pendidikan yang baik?, mengapa
kita mendapatkan rezeki yang barokah?, tidak lain dan tidak
bukan adalah berkat do’a dari ayah dan ibu kita.
Ingatlah….! bahwa seluruh amal ibadah kita, baik sholat
kita, puasa, infak, Shodaqoh, zakat bahkan haji dan umroh
kita seluruhnya tertolak dihadapan Allah Swt, jikalau ayah dan
ibu kita belum ridho kepada kita.
Bagi kita, anak yang mungkin pernah menyakiti hati
kedua orang tua, mungkin kita pernah memukul ayah dan ibu
kita, beberapa kali kita mendobrak pintu, beberapa kali kita
menggertak ayah dan ibu kita, bahkan kita menjadi musuh
dalam hidup dan kehidupan mereka. Maka marilah Istighfar…
mohonlah ampun kepada Allah SWT,
Pada hari ini yang masih diberikan kesempatan dapat
menatap wajah ibunya, datanglah…. tataplah wajah ibumu
dengan tatapan kasih sayang, yang masih mampu mencium
jari jemari ayah ibumu ciumlah tangannya sebelum keduanya
tertimbun tanah, sebelum keduanya masuk ke liang kubur.
“Anak yang paling bakhil adalah anak yang tidak pernah
mendoakan ayah ibunya”.
‫اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر َو ِهلل اَحلْم ُد‬
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi seorang
anak untuk meraih kedua tangan orang tuanya yang sudah
nampak keriput dimakan usia. Mari kita sambut kedua tangan
ibu dan bapak kita seraya bersimpuh dihadapannya mohon
agar dimaafkan segala kesalahan yang telah kita perbuat
selama ini, Mintalah keridhoan dan keikhlasannya untuk bekal
hidup kita.
Dan marilah berdo’a kepada Alloh SWT agar mereka
selalu mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta
mohonlah kepada Allah Swt agar mereka diberikan
kemudahan dan khusnul khotimah ketika menghadapi
dahsyatnya sakarotul maut.
Mari kita saling memaafan antara suami istri, serta
saling memaafkan antara satu dengan yang lainnya dan saling
kunjung-mengunjungi, sehingga kita dapat bersih secara lahir
maupun batin.
Bagi orang tuanya yang telah meninggal dunia, Marilah,
sejenak kita tundukkan kepala, seraya mengangkat kedua
tangan kita, ingatlah bahwa orang tua yang telah susah payah
melahirkan dan membesarkan kita tanpa kenal lelah yang kita
belum sempat membahagiakan mereka.
Sekarang mereka telah tiada dan mereka dialam kubur
sedang mengharapkan dan menantikan do’a dari kita anak-
anaknya yang masih hidup didunia ini. mohonlah kepada Alloh
SWT agar dosa-dosa mereka diampuni, sehingga mereka
dapat merasakan kenikmatan dialam kubur.
Ya Alloh ampunilah mereka, kasihanilah mereka,
bebaskan dan maafkanlah mereka, mulaikan tempat mereka,
luaskanlah kubur mereka Ya Alloh, Bersihkan mereka dari
segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju
yang putih dari kotoran. Berikan mereka rumah yang lebih baik
dari rumah mereka di dunia, terangilah kubur mereka,
jadikanlah kubur mereka taman dari sebagian taman surga
dan janganlah engkau jadikan kubur mereka jurang dari
sebagian jurang neraka. Amin Ya Robbal Alamin
‫اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر اُهلل أكَبْر َو ِهلل اَحلْم ُد‬
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Marilah kita bersama memohon kepada Allah SWT
semoga seluruh amal ibadah kita, puasa kita, sholat kita, i’tikaf
kita, tadarus kita, tarawih kita dan amalan lainnya di bulan
ramadhan dan bulan-bulan sebelumnya diterima oleh Allah
Swt dan semoga dosa-dosa kita, diampuni-Nya.
Semoga desa kita tercinta sidoasri ini, bangsa, dan
Negara kita Indonesia diberikan aman dan sentosa mendapat
ridla Allah Swt. Baldatun Thoyyibatun Wa robbun ghofur. Amin
ya robbal alamin…
‫ِم‬ ‫ِا‬ ‫ِن ِظ‬ ‫يِف‬
‫ َو َنَف َعيِن َو ِّي اُك ْم مبا فيه َن‬. ‫َب اَر َك اُهلل يِل َو َلُك ْم اْلُق ْر آ اْلَع ْيِم‬
‫ِم‬ ‫ِاَِّن‬ ‫ِم ِم ِت‬ ‫ِك‬ ‫ِت‬
‫ َو َتَق ِّب َل اهلل يِّن َو ْنُك ْم الَو َت ُه ُه ُه َو االَّس ْيُع‬. ‫اآلَي ا َو الِّذ ْك ِر اَحْل ْيِم‬
‫َو َلُك ْم َو ِل اِئِر‬ ‫ِظ‬ ‫ِف‬ ‫ِل‬
‫َس‬ ‫ أُقْو ُل َقْو يِل َه ذا َو أْس َتْغ ُر وا اَهلل اْلَع ْيَم ْيَِل‬.‫اْلَع ْيُم‬
‫ِف‬ ‫ِم ِت‬ ‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬
‫اْلُمْس َنْي َو اْلُمْس َم ا َو اْلُم ْؤ َنْي َو اْلُم ْؤ َن ا َفاْس َتْغ ُر ْو ُه إَّن ُه ُه َو‬
‫ِح‬
‫اْلَغُفْو ُر الَّر ْيُم‬

Anda mungkin juga menyukai