Anda di halaman 1dari 2

Khutbah Jumat Akhir Ramadhan Menyentuh Hati Khutbah pertama, ْ‫اَ ْلحَ مْ ُد هَّلِل ِ الَّذِيْ َو َّفقَ ِبرَ حْ َم ِت ِه َمنْ

َشا َء مِن‬
َ‫ط ْوا فِي ت ِْلك‬ ُ َ‫ َو َفر‬،ُ‫َت ِم ْن ُه ْم القُلُ ْوبُ َو ْالبَصَ اِئر‬ ْ ‫> َف ُع ِمي‬،‫ َو َخ َذ َل َمنْ َشا َء ِبح ِْك َم ِت ِه‬،ِ‫الطاعَ ات‬ َّ َ‫ َوعَ َم ُر ْوهَا ِبا ْك َثار مِن‬،ِ‫ َفعَ رَ فُ ْوا َأ ْقدَ ارَ م ََواسِ م ْال َخ ْيرَ ات‬،ِ‫عِ بَا ِده‬
ِ ‫ِإْل‬ ِ
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ْ ْ ْ ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ
‫اس ِبطاعَ ِة‬ ِ َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ‫م‬
َ ‫و‬
َ ْ
‫ق‬ ‫ه‬
ُ ُ ‫ل‬ ْ
‫ُو‬‫س‬ َ‫ر‬‫و‬َ ‫ه‬
ُ ُ
‫د‬ ْ
‫ب‬ َ‫ع‬ ً ‫ا‬ ‫َّد‬
‫م‬ َ‫ُح‬ ‫م‬ َّ‫ن‬ ُ
‫د‬ ‫ه‬
َ ْ
‫ش‬ ‫و‬
َ ،ُ
‫ر‬ ‫ه‬َّ ‫ا‬ َ
‫ق‬ ‫ل‬ َ ‫ا‬ ‫م‬
ُ ْ
‫ي‬ ‫ك‬
ِ َ‫ح‬‫ال‬ ‫ز‬ ُ ْ
‫ي‬ ‫ز‬ ِ َ‫ع‬ ‫ل‬ َ ‫ا‬ ‫ه‬
ُ َ ‫ل‬ َ‫ك‬‫ي‬ْ ‫ر‬
ِ َ
‫ش‬ ‫اَل‬ ‫ه‬
ُ َ‫د‬ ْ‫ح‬ ‫و‬
َ ُ ‫هللا‬ ‫اَّل‬ ‫ه‬
َ َ
‫ِإ ِإ‬ ‫ل‬ ‫اَل‬ ْ‫ن‬ ُ
‫د‬ ‫ه‬
َ ْ
‫ش‬ ‫و‬
َ ، ِ َ‫ َفبَاء ُْوا ِب ْال َخس‬،‫الم ََواسِ ِم‬
‫اِئر‬
َ ‫ اتقُوا‬،‫ أيها الناس‬:‫ أما بعد‬.ً‫ان َوسَ لَّ َم َتسْ لِيْما ً َك ِثيْرا‬
‫هللا‬ ٍ َ‫> َفصَ لَّى هللاُ َوبَارَ كَ عَ لَ ْي ِه َوعَ لَى آلِ ِه َوَأصْ حَ ِاب ِه َوال َّت ِاب ِع ْينَ َل ُه ْم بِِإحْ س‬،‫الظ َواه ِِر‬ َّ ‫رَ ِّب ِه فِي الب ََواطِ ِن َو‬
‫ فمن كانَ منكم‬،‫الصيام ولم يبقَ من ُه إال اليسي ُر من الليالي واأليام‬ ِ ‫شهر‬
ِ ‫ واعلموا ان ُه قد قطع ُتم األكث ُر من‬،‫حَ َّق ُتقا ِت ِه وال تـَمُو ُتنَّ اال وان ُت ْم مُسلمُون‬
َ‫ قُ ْل يَا عِ بَادِي‬:‫ قال هللا تعالى‬،‫ ومن كان منكم قد فرط فيه وأساء فلي ُتب إلى هللا فهو أرحم الراحمين‬،َ‫وليسأل ُه القبول‬ ْ ‫هللا‬
َ ‫قام بحقه فل ُي ِت َّم ذلكَ وليحمد‬
ُ ْ َّ ُ ُّ ‫هَّللا‬ ‫هَّللا‬ ُ
‫الذنوبَ جَ مِيعًا ِإن ُه ه َُو الغَ فو ُر الرَّ حِي ُم‬  ‫ي َْغفِ ُر‬  َ َّ‫ِإن‬  ِ   ‫ َتق َنطوا مِنْ رَ حْ َم ِة‬  ‫الذِينَ سْ رَ فوا عَ لى نفسِ ِه ْم‬. Kaum muslimin ْ ‫اَل‬ ُ ْ ‫َأ‬ َ ُ ‫َأ‬ َّ
rahimakumullah, Marilah kita selalu meningkatkan kadar ketakwaan kita kepada Allah dengan yang
sebenar-benarnya. Karena hanya inilah satu-stunya cara agar kita menjadi orang yang beruntung
dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Hari ini, kita berada di penghujung bulan ramadhan,
kita berada di 10 hari terakhir bulan ramadhan, sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan mulya ini
dan merayakan hari raya idul fitri. Mayoritas di antara kita mungkin sangat senang dengan
berakhirnya bulan ramadhan, karena puasa telah lewat, kita tidak lagi merasakan lapar di siang hari,
hari-hari kembali normal sebagaimana biasanya. Namun demikian, bila dipandang dari sudut agama
sebenarnya kesenangan kita ditinggalkan bulan ramadhan itu membuktikan betapa rendah dan
lemahnya iman kita, karena dengan berakhirnya bulan ramadhan justru kita sudah tidak bisa
mendapatkan pahala yang besar sebagaimana yang bisa kita dapatkan di bulan ramadhan. Dalam
sebuah hadis nabi bersabda: ُّ‫ات َو ْاالَرْ ضُ َو ْال َمالَِئ َك ُة مُصِ ْيب ًَة اِل ُ َّم ِة سَ ِّي ِد َنا مُحَ َّم ٍد قِ ْي َل اَي‬ ُ ‫ت ال َّسم ََو‬ ِ ‫خ ُر لَ ْيلَ ٍة مِنْ رَ مَضَ انَ َب َك‬ ِ َ‫َإذا َكانَ ا‬
ٌ‫ َو ْالعَ َذابَ م َْدفُ ْوع‬،‫ت مُضَ اعَ َف ٌة‬ َ ْ ٌ َ ْ َ َ
ِ ‫ت فِ ْي ِه مُسْ تجَ ابَة َوالصَّدَ اقة َمقب ُْولة َوالحَ سَ نا‬ ٌ َ َ َ
ِ ‫هللا صلى هللا عليه وسلم هِيَ ذهَابُ رَ مَضَ انَ اِل نَّ الدَّعْ َوا‬ ِ ‫مُصِ ْي َب ٍة َقا َل رَ س ُْو ُل‬
. Artinya: “Ketika tiba akhir malam Ramadlan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya
musibah yang menimpa umat nabi Muhammad SAW. (Sahabat) bertanya, “Musibah apakah wahai
Rasulullah?” Nabi menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadlan, sebab pada bulan ini do’a
dikabulkan dan shadaqah diterima. Kebaikan dilipatgandakan dan siksa dihentikan”

Para sahabat dan orang-orang yang shalih sungguh merasa sedih dan menangis bila ditinggalkan
bulan ramadhan, hal ini paling tidak disebabkan 2 alasan, yaitu: Pertama, Kesadaran mereka bahwa
dengan perginya bulan ramadhan, pergi pula berbagai keutamaan yang ada di dalamnya. Bulan
Ramadhan bulan yang paling berkah, yang mana pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup?
Bukankah hanya di bulan suci ini syetan dibelenggu? Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah
SAW bersabda: ‫ك ا ْف َترَ ضَ هَّللا ُ عَ لَ ْي ُك ْم صِ يَا َم ُه ُي ْف َت ُح فِي ِه َأب َْوابُ ْالجَ َّن ِة َوي ُْغلَ ُق فِي ِه َأب َْوابُ ْالجَ ح ِِيم َو ُتغَ ُّل فِي ِه‬
ٌ َ‫َق ْد جَ ا َء ُك ْم َش ْه ُر رَ مَضَ انَ َش ْه ٌر ُمبَار‬
)‫ ال َّشيَاطِ ينُ (رواه أحمد‬Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian
ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta para syetan
dibelenggu... (HR. Ahmad) Di bulan Ramadhan amal sunnah diganjar pahala amal wajib, seluruh
pahala kebajikan dilipatgandakan hingga tiada batasan?  Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui
lagi jika bulan ramadhan telah pergi. Ia hanya akan datang pada bulan ramadhan setahun lagi.
Padahal tiada yang dapat memastikan apakah seseorang masih hidup dan sehat pada bulan
ramadhan yang akan datang. Inilah alasan mengapa para sahabat dan orang-orang shalih bersedih,
bahkan menangis mendapati ramadhan akan pergi. Kedua,  adanya peringatan dari Rasulullah
SAW bahwa semestinya bulan ramadhan menjadikan seseorang diampuni dosanya. Jika seseorang
sudah mendapati bulan ramadhan, maka ia sebulan bersama dengan peluang besar yang penuh
keutamaan, namun jika ia masih saja belum mendapatkan ampunan, maka ia benar-benar menjadi
orang yang sangat rugi, bahkan celaka. Rasulullah SAW bersabda: ‫> َفلَ ْم ي ُْغ َفرْ لَ ُه‬، َ‫ َبعُدَ َمنْ َأ ْدرَ كَ رَ مَضَ ان‬Artinya:
Celakalah seseorang yang memasuki bulan ramadhan namun dia tidak diampuni (HR. Hakim dan
Thabrani) Para sahabat dan orang-orang shalih merasa bahwa diri mereka tidak bisa menjamin
akan mendapatkan ampunan itu, sementara jika mereka tidak dapat ampunan, mereka tentu akan
celaka. Inilah yang kemudian menyentuh rasa khauf para sahabat dan orang-orang yang shalih.
Mereka takut menjadi orang yang celaka karena tidak mendapatkan ampunan, sementara bulan
ramadhan akan segera pergi. Mereka pun menangis, meluapkan ketakutannya kepada Allah seraya
bermunajat agar amal-amalnya diterima, mereka selalu melantunkan do’a ‫رَ َّب َنا َت َق َّب ْل ِم َّنا صِ يَا َم َنا َوقِ َي َم َنا َو ُر ُك ْوعَ َنا‬
‫ َو ُسج ُْودَ َنا َو ِتاَل َو َت َنا ِإ َّنكَ َأ ْنتَ ال َّسمِي ُع ْالعَ لِي ُم‬Wahai Tuhan kami... terimalah puasa kami, shalat kami, ruku' kami,
sujud kami dan tilawah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Kaum muslimin rahimakumullah, Para sahabat dan orang-orang shalih bukan hanya berdoa di akhir
bulan ramadhan. Bahkan, rasa khauf membuat mereka berdoa selama enam bulan agar amal-amal
di bulan ramadhan mereka diterima Allah SWT. Lalu enam bulan setelahnya mereka juga berdoa
agar dipertemukan dengan bulan ramadhan berikutnya. Apa yang dilakukan oleh para sahabat dan
orang-orang shalih ini tentu berbeda jauh dengan apa yang kita lakukan saat ini, untuk itu patutlah
kita mawas diri apakah hingga akhir ramadhan ini kita sudah mendapatkan ampunan atau justeru
kita menjadi orang celaka?  Rasulullah SAW dalam beberapa hadisnya memberikan teladan bagi
kita, apa yang seharusnya kita lakukan jika kita berada pada 10 hari terakhir bulan ramadhan. Imam
Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwasanya ‘Aisyah berkata: ‫كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم (إذا دخل‬
)‫ (كان يجتهد في العشر األواخر ما ال يجتهد في غيره‬:‫ وأيقظ أهله) متفق عليه وفي رواية مسلم‬،‫ وأحيا ليله‬،‫العشر شد مئزره‬. “Jika masuk
10 hari akhir bulan ramadhan Rasulullah SAW mengencangkan ikat sarungnya, beliau
menghidupkan malamnya dan membangunkan isterinya. Dan dalam riwayat imam Muslim:
“Rasulullah SAW bersungguh-sungguh (dalam melakukan ibadah) pada 10 hari akhir bulan
ramadhan dibandingkan hari-hari selainnya” Hadis di atas menunjukkan bahwa ada 4 hal yang
dilakukan Rasulullah SAW ketika memasuki 10 hari terakhir bulan ramadhan, yaitu: Mengencangkan
ikat sarung, Sebagian ulama’ mengatakan bahwa arti “mengencangkan ikat sarung” adalah beliau
lebih keras dalam melakukan ibadah, sementara sebagian ulama’ mengartikan bahwa beliau
menjauhi isterinya dan menfokuskan untuk beribadah kepada Allah. Menghidupkan malamnya,
artinya beliau mengisi malam-malam tersebut dengan memperbanyak berdzikir, melakukan shalat
dan membaca al-Qur’an dan bentuk ibadah-ibadah lainnya. Jika Rasulullah SAW yang maksum
(diampuni dosa-sanya) begitu giat melakukan ibadah pada 10 hari terakhir bulan ramadhan, maka
marilah kita merenung sejenak, apakah kita yang tidak maksum (tidak terlepas dari dosa) patut
sembrono  tidak meningkatkan ibadah pada hari-hari tersebut, apakah kita tidak takut jika bulan
ramadhan ini berlalu sementara dosa-dosa kita belum terampuni? maka jadilah kita orang-orang
yang celaka.    Marilah sisa-sisa hari akhir ramadhan ini kita gunakan untuk meningkatkan ibadah
kepada Allah SWT, kita banyak memohon ampun kepada Allah dengan harapan ketika bulan
ramadhan ini lewat dosa-dosa kita benar-benar diampuni Allah SWT. Di antara do’a yang sangat
dianjurkan rasulullah SAW untuk banyak dibaca pada bulan ramadhan adalah: ‫اللهم إنا نسألك رضاك والجنة‬
‫ اللَّ ُه َّم ِإ َّنكَ عَ فُوٌّ َك ِري ٌم ُتحِبُّ ْالعَ ْف َو َفاعْ فُ عَ ِّنا‬،‫ونعوذ بك من سختك والنار‬. Semoga Allah SWT mengampuni semua dosa-
dosa kita, menerima semua amalan kita di bulan ramadhan, semoga Allah menyelamatkan kita dari
api neraka. Amin. Itulah teks khutbah Jumat akhir Ramadhan menyentuh hati sebagai bahan
introspeksi diri atas amal ibadah yang dijalani selama di Bulan Ramadhan ini. Wallahu A'lam

Anda mungkin juga menyukai