Anda di halaman 1dari 4

Makna atau Hikmah dalam Berqurban

‫ َو َمنْ يُضْ لِ ْل‬،ُ‫ض َّل لَه‬ َ ‫ َمنْ َي ْه ِد هللاُ َفالَ ُم‬.َ‫ت َأعْ َمالِنا‬ ِ َ ‫ُور َأ ْن ُفسِ َنا َو مِنْ َسيِّئا‬ِ ‫شر‬ ُ ْ‫هلل مِن‬ِ ‫ َو َنع ُْو ُذ ِبا‬،ُ‫لحمْ دَ هّلِل ِ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُره‬
َ ‫ِإنَّ ْا‬
‫لى َن ِبيِّنا َ م َُحمَّد َو‬َ ‫اركْ َع‬ ‫ب‬
َ ‫و‬َ ‫م‬
ْ ِّ ‫ل‬ ‫س‬
َ ‫و‬َ ‫ل‬
ِّ ‫ص‬
َ ‫م‬َّ ‫ه‬
ُ ‫ل‬َّ ‫ل‬ ‫ا‬ .ُ
‫ه‬ ُ ‫ُول‬‫س‬ ‫ر‬َ ‫و‬َ ‫ه‬
ُ ُ
‫د‬ ْ
‫ب‬ ‫ع‬
َ ‫ا‬ ً
‫د‬ ‫م‬
َ ‫ُح‬
َ ‫م‬ َّ‫ن‬ ‫َأ‬ ُ
‫د‬ ‫ه‬
َ ْ
‫ش‬ ‫َأ‬ ‫و‬َ ،ُ
‫ه‬ َ ‫ل‬ ‫ك‬
َ ْ
‫ي‬ ‫ر‬ َ
‫ش‬ َ ‫ال‬ ‫ه‬
ُ َ‫د‬ ْ‫ح‬‫و‬َ ‫هللا‬ َ ‫ال‬ ‫ه‬َ
‫ِإ ِإ‬ ‫ل‬ َ ‫ال‬ ْ‫ن‬‫َأ‬ ُ
‫د‬ ‫ه‬َ ْ
‫ش‬ ‫َأ‬ .ُ
‫ه‬ َ ‫ل‬ ‫ِي‬
َ ‫د‬ ‫َفالَ َها‬
ِ ِ
ُ َّ َ َ َ
‫هللا فق ْد فاز ال ُمتق ْو َن‬ َ ْ َ
ِ ‫ّاي ِبتق َوى‬ ‫َإ‬ ُ ‫ُأ‬ َ َ ‫َأ‬
َ ‫ صِ ْيك ْم َو ي‬.ِ‫ مَّا َبعْ ُد فياعِ َبا َد هللا‬.‫صحْ ِب ِه جْ َم ِعي َْن‬ ‫َأ‬ َ ‫لى الِ ِه َو‬ٰ َ ‫َع‬

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Hari raya Idul Adha sudah kita lewati beberapa waktu yang lalu. Tentunya sebagai seorang
muslim kita tidak bisa meninggalkan begitu saja hari raya yang maknanya justru lebih besar
daripada hari raya Idul Fitri. Umumnya di daerah Indonesia yang paling besar adalah hari
raya Idul Fitri, tetapi beda dengan negara lain terutama kawasan Timur Tengah hari raya
Idul Adha ini justru yang paling besar. Mengapa paling besar? Hal ini dikarenakan masalah
perbedaan budaya antara orang Indonesia dengan bangsa Arab khususnya wilayah Timur
Tengah. Perayaan hari kurban itu di Arab lebih semarak dan panjang ketimbang di
Indonesia. Sementara libur Idul Adha di Indonesia hanya sehari, di Arab pelajar bisa libur
sampai dua bulan! Masyarakat di sana biasa menyambut Idul Adha dengan kegiatan
Tasyabbuh bil Arafah atau serupa dengan ibadah haji di Arab Saudi. Mereka berkumpul di
masjid untuk berpuasa dan mengaji. Kegiatan itu berlangsung hingga hari raya Idul Adha 10
Zulhijjah.

Seusai salat Idul Adha pun banyak anak kecil lalu-lalang di jalanan, sementara takbir terus
bergema di masjid-masjid hingga tiga hari setelahnya (takbir Idul Adha dianjurkan hingga
tanggal 13 Zulhijah. Dan tempat pemotongan hewan ramai dikunjungi untuk persiapan
ibadah kurban.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Ada beberapa makna atau hikmah dalam berqurban :

Berqurban sesuai dengan esensinya adalah untuk lebih taqarub (lebih dekat pada Allah
SWT) dan pribadi yang bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah pada kita. Setidaknya
sesuai dengan implementasi Surat Al Kautsar terutama di ayat 2 ;
ْ‫ك َوا ْن َحر‬ َ ‫َف‬
َ ‫ص ِّل ل َِر ِّب‬

Artinya: “Maka kerjakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah).”

Dengan berqurban, kita mempunyai nilai kebajikan di mata Allah dengan menginfakkan
harta yang kita cintai. Hal ini terdapat dalam Surat Al Imran ayat 92 ;
‫لَنْ َت َنالُوا ْال ِبرَّ َح ٰ ّتى ُت ْنفِقُ ْوا ِممَّا ُت ِحب ُّْو َن َۗو َما ُت ْنفِقُ ْوا مِنْ َشيْ ٍء َفاِنَّ هّٰللا َ ِبهٖ َعلِيْم‬

Artinya :

Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang
kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha
Mengetahui.

Ayat ini juga disambungkan dengan Surat Al Baqarah:177 yang berbunyi

ۤ
‫ب َوال َّن ِب ٖ ّي َن ۚ َو ٰا َتى ْال َما َل َع ٰلى‬ِ ‫ب َو ٰلكِنَّ ْال ِبرَّ َمنْ ٰا َم َن ِباهّٰلل ِ َو ْال َي ْو ِم ااْل ٰ خ ِِر َو ْال َم ٰل ِٕى َك ِة َو ْالك ِٰت‬ِ ‫ْس ْال ِبرَّ اَنْ ُت َولُّ ْوا وُ ج ُْو َه ُك ْم قِ َب َل ْال َم ْش ِر ِق َو ْال َم ْغ ِر‬
َ ‫لَي‬
ْ ٰ
ۚ ‫الزكو َة ۚ َوالم ُْوفُ ْو َن ِب َع ْه ِد ِه ْم ِا َذا َعا َهد ُْوا‬ ٰ ٰ ۤ ْ ٰ ْ ْ
ٰۤ ٰۤ
َّ ‫ب َواَ َقا َم الصَّلو َة َوا َتى‬ ِ „ۚ ‫فى الرِّ َقا‬ِ ‫ُحبِّهٖ َذ ِوى القُرْ ٰبى َوال َيت ٰمى َوال َم ٰس ِكي َْن َواب َْن الس َِّبي ِْۙل َوالسَّا ِٕىلِي َْن َو‬
‫ك ُه ُم ْال ُم َّتقُ ْو َن‬ ‫ى‬ ‫ول‬
َ ِٕ َ ُ ‫ا‬‫ۗو‬ ‫ا‬‫و‬ْ ُ ‫ق‬‫د‬َ ‫ص‬ ‫ْن‬ ‫ي‬ ‫ذ‬
َ َ ِ َ َِّٕ ‫ل‬‫ا‬ ‫ك‬ ‫ى‬ ‫ول‬ ُ ‫ا‬ ‫س‬ ۗ ‫ْأ‬ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ْن‬
‫ي‬ ‫ح‬‫و‬ ‫ء‬ ‫ا‬ۤ ‫ض‬
َّ‫َّر‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ء‬
„ ۤ
‫ا‬ ‫س‬‫ْأ‬
َ ِ َ ‫ص ِب ِري َْن فِى ْال َب‬ ّ ٰ ‫َوال‬
ِ َ َ ِ َ ِ

Artinya :

Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan
itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim,
orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk
memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-
orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan,
penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Sebagai Saksi Amal Kebaikan di Akhirat


Dalam HR. Ibnu Majah, dijelaskan bahwa, “Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam
ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai Allah SWT dari mengalirkan darah.
Sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya
dan bulunya. Sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah SWT sebelum jatuh
ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.”

Sebagai Bentuk Berbagi Kepada Sesama (Sedekah Sosial)


Ibadah kurban juga merupakan bentuk kepedulian dan kemanusiaan karena daging yang
didapat didistribusikan kepada masyarakat sekitar dan masyarakat yang perekonomiannya
kurang. Terlebih di masa pandemi ini di mana semua masyarakat mengalami kesulitan
ekonomi, maka dengan berqurban menjadi salah satu solusi untuk bisa berbagi dengan
sesama.
Menjauhkan dari sifat kikir dan menjadi orang yang beruntung
Boleh dikatakan, berqurban adalah sodaqoh yang paling besar dibanding sodaqoh yang
lainnya terutama untuk sodaqoh yang sifatnya kecil-kecil. Dalam surat at-Thaghabuun ayat
16 Allah SWT berfirman yang artinya:

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta
taatlah, dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa dijaga dirinya dari
kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Dalam (QS Ali Imran [3] : 180) Allah SWT berfirman ;

“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada
mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk
bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari
Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa
yang kamu kerjakan”

Harta yang kita punyai ini tidak akan dibawa mati dan hanya akan jadi rebutan oleh pewaris
kita nanti. Namun harta yang kita punyai akan punya arti jika kita manfaatkan untuk
tabungan amal kita di akhirat nanti.

Mendapat Pahala yang Besar di sisi Allah.


Pahala bagi orang yang berqurban diumpamakan seperti banyaknya bulu binatang yang
disembelih. Rasulullah SAW bersabda, “Pada tiap-tiap lembar bulunya itu kita memperoleh
satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Maka sungguh ironi sekalian jika kita mau
memanfaatkan moment yang baik dalam Idul Adha ini.

Sebagai bentuk syiar agama Islam


Dengan dikumandangkannya takbir di beberapa masjid, mushola, atau kalau sebelum
pandemi ini takbir keliling di jalan-jalan, kampung-kampung, gang-gang kecil dan
sebagainya, memberikan nilai lebih dalam kegiatan beragama utamanya adalah syiar
agama Islam.

‫ َو َت َق َّب َل مِنيِّ َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه ِإ َّن ُه ه َُو الَس ِم ْي ُع ْال َعلِيْم‬،‫لح ِكي ِْم‬ ِّ ‫ت َو‬
َ ‫الذ ْك َر ْا‬ ٰ ‫ َو َن َف َعنِي َوِإ َيا ُك ْم ِب َمافِ ْي ِه م َِن‬،‫رأن ْا َلعظِ يْم‬
ِ ُ‫فى ْالق‬
ِ ‫اال َيا‬ ِ ِ ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم‬
َ ‫ار‬
َ ‫َب‬

Khutbah Kedua
.‫صحْ ِب ِه َأجْ َم ِعي َْن‬
َ ‫لى الِ ِه َو‬ َ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع‬
َ ‫لى َن ِبيِّنا َ م َُح َّم ٍد َو َع‬ َّ ‫ َوال‬.‫الظالِ ِمي َْن‬ َّ ‫لى‬ َ ‫ َوالَ ع ُْد َو‬،‫ َو ْا َلعاقِ َب ُة ل ِْل ُم َّتقِي َْن‬،‫اَ ْل َحمْ ُد هّلِل ِ َربِّ ْا َلعالَ ِمي َْن‬
َ ‫ان ِإاَّل َع‬
‫ َأمَّا َبعْ ُد‬.‫ث َرحْ َم ًة ل ِْل َعال ِمي َْن‬ ُ ‫ ْالَم ْبع ُْو‬،ُ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ مُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬، ُ‫مبيْن‬
ِ ُ‫لح ُّق ْال‬
َ ‫ك ْا‬ُ ِ‫ المل‬،ُ‫ْك لَه‬َ ‫َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإل َه ِإالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري‬

‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم ُْو َن‬ َ ‫ ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َوِإ َي‬، ُ‫ َف َياَأيُّهاَاِإْل ْخ َوان‬.
ِ ‫اي ِب َت ْق َوى‬

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Dari paparan yang khatib sampaikan tadi, setidaknya bisa kita tarik kesimpulan,
bahwasannya ibadah qurban mempunyai nilai yang lebih di mata Allah. Dalam Surat Al
Kautsar ayat 1 dan 2 dikatakan,” Sesungguhnya telah aku telah berikan nikmat yang sangat
banyak padamu, maka shalatlah dan berqurbanlah. Dari sini sudah sangat jelas bahwa
perintah berqurban itu beriringan dengan perintah sholat. Walaupun banyak ulama yang
menegaskan bahwa hukum qurban itu adalah sunah muakad (sunah yang sangat
dianjurkan) namun bukan berarti kita tidak mau untuk berqurban. Setidaknya dengan kita
berqurban kita akan dijauhkan dari sifat kikir dan menjadi pribadi yang tidak gila dengan
harta. Perintah firman Allah sudah jelas dalam Surat Al Baqarah:177 bahwa kita tidak akan
memperoleh nilai kebajikan di mata Allah jika kita tidak mau menafkahkan harta yang kita
cintai di dunia ini.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Marilah kita akhiri kajian jum’at ini dengan berdo’a semoga Allah mengabulkan doa yang kita
minta hari ini

‫ َف َيا َقاضِ َي‬،ِ‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّعْ َوات‬ َ ‫ ِإ َّن‬،ِ‫ اََألحْ َياِء ِم ْن ُه ْم َو ْاَأل ْم َوات‬،ِ‫ت َو ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنات‬
„ِ ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬
ْ ‫اَلَّل ُه َم‬
َ ‫اف َو ْالغ‬
‫ِنى‬ َ ُ‫اَلَّل ُه َم ِإ َّنا َنسْ َأل‬.ِ‫اجات‬
َ ‫ك ْال ُهدَى َوال ُّت َقى َو ْا َلع َف‬ َ ‫ ْا‬.
َ ‫لح‬

َ‫ك َأ ْنت‬ َ ‫ َربَّنا َ الَ ُت ِز ْغ قُلُ ْو َبنا َ َبعْ َد ِإ ْذ َه َد ْي َتنا َ َو َهبْ لَنا َ مِنْ لَ ُد ْن‬.ً‫َربَّنا َ َهبْ َلنا َ مِنْ َأ ْز َوا ِجنا َ َو ُذرَّ يَّاتِنا َ قُرَّ ًة َأعْ ي ٍُن َواجْ َع ْلنا َ ل ِْل ُم َّتقِي َْن ِإ َماما‬
َ ‫ ِإ َّن‬،‫ك َرحْ َم ًة‬
ْ
ُ‫ا َلوهَّاب‬.

ِ ‫لح ْم ُد هّلِل‬
َ ‫ َو ْا‬،‫لى ْالمُرْ َس ِلي َْن‬
َ ‫ َو َسالَ ٌم َع‬،‫ك َربِّ ْال َع َّز ِة َعمَّا يَصِ فُ ْو َن‬
َ ‫ان َر ِّب‬ َ ‫َربَّنا َ ٰاتِنا َ فِي ال ُّد ْنيا َ َح َس َن ًة َوفِى ْاٰأل خ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِنا َ َع َذ‬
ِ ‫اب ال َّن‬
َ ‫ ُسب َْح‬.‫ار‬
‫َربِّ ْال َعالَ ِميْن‬

(Penulis adalah pengajar akademik di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta , koordinator


bidang pendidikan di PRM Prawirodirjan Yogyakarta, seksi evaluasi penilaian pendidikan di
MGMP IPS Yogyakarta, anggota Korps Mubaligh Muhammadiyah Umbulharjo serta seksi
ibadah di Masjid Al Karim Tuntungan Umbulharjo Yogyakarta)

Anda mungkin juga menyukai