Anda di halaman 1dari 6

TIGA BENTUK SYUKUR DAN CARA MENERAPKANNYA

‫ َو َج َع َل ِد ْي َن‬،‫هللا عَل ْي ِه َو َس ذ ََّل ُأ ْس َو ًة َح َس نَ ًة‬ ُ ‫ و َج َع َل ن َ ِب ِيِّنَا َص ََل‬،‫َالْ َح ْمدُ ِهلل ذ ِاَّل ْي َج َع َل ال ُقر َأ َن ا َما ًما‬
ِ
‫ اللهُ ذم َص ِ ِّل عَ ََل‬.ُ‫هللا و َأ ْشهَدُ َأ ذن محمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ُوَل‬ ُ ‫ َأ ْشهَدُ َأ ْن َإل ا َ ََل ا َإل‬،‫اإل ْس َال ِم َر ْ َْح ًة لِلْ َعال َ ِم ْْي‬
ِ ِِ ِ
‫ِص َاط الْ ُم ْس َت ِق ْ ِي‬ ‫ُم‬ ‫ه‬
َ ْ ََ ِ ََ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ذ‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬‫و‬ ِ
‫ه‬ ‫ب‬
ِ ‫ا‬ َ
‫ْص‬ ْ َ
‫ا‬ ‫و‬
َ ِ
‫َل‬ ِ ‫أ‬ ‫َل‬ َ ٍ
َ َ ‫ُم َ ذ‬
‫ع‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬
‫هللا تَ َع َاَل ِ ِْف‬ ُ ‫مَك قَال‬.َ َ ‫ــــو َن‬ْ ‫ فَ َيا ِع َبا َد هللا ُأ ِص ْي ُ ُْك َون َ ْف ِس ْــي ِب َت ْق َــوى هللا فَ َق ْــد فَ َازا الْ ُمتذ ُق‬. ُ‫َأ ذما ب َ ْعد‬
‫هللا َح ذق تُ َقاتِ ِه َوإل تَ ُموتُ ذن‬ َ ‫ ََي أُّيه َا ذ ِاَّل ْي َن َأ َمنُوا ات ذ ُقوا‬،‫الش ْي َط ِان ذالر ِج ْي‬ ‫من ذ‬ َ ‫ َأ ُع ْو ُذ ِِب ِهلل‬:‫ِكتا ِب ِه ال َك ِر ْْي‬
‫ يُ ْص ِل ْح لَ ُ ُْك َأ ْ َْعالَ ُ ُْك‬،‫ ََي َأُّيه َا ذ ِاَّل ْي َن َأ َمنُوا ات ذ ُقوا هللا َوقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًإل َس ِديْدً ا‬،‫ َوقَا َل َأيْضً ا‬.‫ون‬ َ ‫ا ذإل َو َان ُُْت ُم ْس ِل ُم‬
َ ِ
‫هللا َو َر ُس ْو َ َُل فَ َق ْد فَ َاز فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬ ‫ع‬
َ ِ ُ ْ ََ َْ‫ط‬ِ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ْ
‫ُك‬ ُ ‫ب‬
‫ُو‬ ‫ن‬ ُ
‫ذ‬ ْ
‫ُك‬ ُ ‫ل‬ ‫ـــر‬‫ف‬
ْ ََِ ْ
‫غ‬ ‫ي‬‫و‬
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahamati Allah
Mengawali khutbah pada siang hari ini marilah kita bersama-sama meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan takwa yang
sebenarnya, yaitu melaksanakan seluruh perintah-perintah Allah dan menjauhi
segala larangan-Nya.

Tiga Bentuk Syukur


Sebagai insan yang beriman dan bertakwa, kita juga harus senantiasa bersyukur
terhadap nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Yaitu dengan bersyukur
yang sebenarnya. Bersyukur yang sebenarnya di sini ialah syukur yang melibatkan
tiga hal:

Pertama, asy-Syukru bil qalbi, yaitu bersyukur yang kita mulai dari hati. Ada
keinginan, niat, atau kegelisahan dari hati untuk bersyukur kepada Allah SWT.

Kedua, asy-Syukru bil lisan. Yaitu bersyukur dengan lisan, ialah cara bersyukur yang
sering kita ungkapkan saat ini yaitu ungkapan alhamdulillahi rabibbil alamin.

Ketiga, asy-Syukru bil Af’al yaitu bersyukur dengan amal perbuatan. Cara bersyukur
yang ketiga ini sebagai bukti kalau diri kita ini benar-benar bersykur kepada Allah
SWT. Misalnya, dengan cara bersedekah, berinfak dan menggunakan sebagaian
harta untuk berjihad fisabilillah, terkait dengan sikap syukur tersebut Allah SWT
berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 172,

َ‫ت َما َرزَ ْق ٰن ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوا ِ هّلِلِ ا ِْن ُك ْنت ُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبُد ُْون‬ َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُكلُ ْوا ِم ْن‬
ِ ‫ط ِي ِّٰب‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami
berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya
menyembah kepada-Nya.”
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Dalam ayat di atas, Allah SWT memerintah orang-orang yang beriman agar
memakan makanan yang baik-baik dari rezeki yang telah Allah anugerahkan
kepadanya. Rezeki yang halal dan baik, serta dibutuhkan oleh tubuh kita. Karena
ada makanan itu halal tapi tidak dibutuhkan oleh tubuh kita.

Lalu setelah itu Allah melanjutkan, “Dan bersyukurlah kepada Allah.” Artinya
jangan hanya menikmati terus lupa bahwa kenikmatan tersebut datang dari sisi
Allah SWT. Kita diminta untuk selalu ingat kepada-Nya yang telah
menganugrahkan atau yang memberi nikmat tersebut.

Pada akhir ayat, Allah menutupnya dengan ungkapan “Jika kamu hanya
menyembah kepada-Nya.” Kalimat ini sebuah penegasan dari dua perintah
tersebut menggetarkan jiwa. Di dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman:

َ َ‫عذَا ِبى ل‬
‫شدِيد‬ َ ‫َو ِإ ْذ تَأَذَّنَ َربُّ ُك ْم لَئِ ْن‬
َ ‫ش َك ْرت ُ ْم ََل َ ِزيدَنَّ ُك ْم ۖ َولَئِن َكفَ ْرت ُ ْم ِإ َّن‬
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Dalam tafsir al-Azhar, Hamka menjelaskan bahwa ayat ini masih berkaitan dengan
ayat-ayat sebelumnya yakni berkenaan dengan kisah Nabi Musa as dan para
pengikutnya. Ayat ini merupakan peringatan Allah kepada Bani Israil setelah
mereka dibebaskan dari penindasan Fir’aun. Kemerdekaan kaum bani Israil inilah
yang harusnya mereka syukuri.

Maka dari itu kita sebagai orang-orang yang beriman, peristiwa tersebut menjadi
pelajaran bagi kita, jangan sampai diri kita ini terjangkit virus kesombongan yang
nantinya memunculkan sikap takabbur. Dan menganggap kenikmatan tersebut
merupakan buah dari usaha pribadi yang dilakukan selama ini tanpa melibatkan
Allah sebagai Sang Khaliq.

Akan tetapi hendaknya diri kita ini senantiasa selalu bersyukur kepada Allah SWT
sehingga dengan bersyukur tersebut muncul lah sikap-sikap positif dalam diri kita,
di antaranya sabar, ikhlas, tawakal, dzikullah, dan husnudzan.

Yang pertama As-Shobru, yaitu sabar, atau menahan diri. Artinya seseorang yang
selalu bersyukur kepada Allah maka dia dapat menahan dirinya dari tiga hal.
Sabar dalam menjalankan perintah Allah, mereka dengan mudah menjalankan
agamanya tanpa beban sedikitpun, misalnya perintah shalat, puasa zakat, dan
perintah-perintah lainya dia tau maktu dan melaksanakannya dengan baik,
sehingga tidak pernah mengeluh, baik itu dalam kondisi sakit atau dalam waktu
sibuk dan dalam perjalanan.

Hadirin Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah


Sabar dalam menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Seperti yang kita ketahui
bahwa di dalam hidup ini kita dihadapkan dengan dua hal yaitu kebaikan dan
keburukan. Kebaikan sebagai perintah Allah dan akan mengantarkan kita kepada
ridha-Nya dan keburukan sebagai larangan-Nya dan menyebabkan murka-Nya.

Sehingga kita diminta untuk sabar beserta istiqomah dalam menjauhinya,


meskipun hal itu sangat menggiurkan hati, misalnya perbuatan menyogok,
korupsi, berzina, dan lain-lain.

Ini merupakan ujian dan cobaan untuk kita. Dan kita sebagai hamba yang baik
harus yakin bahwa cobaan dan ujian tersebut datangnya dari Allah SWT, untuk
menguji kadar keimanan kita, maka dari itu sikap syukur harus tetap dimunculkan.

Dampak dari sikap syukur yang kedua, al-Ikhlasu fil Ibadah sikap ikhlas dalam
beribadah, berbuat kebaikan tanpa ingin dipuji, pamer atau lainnya. Tapi
murni lillahi ta’ala, sehingga tidak bangga kala mendapat pujian, dan tidak pula
sakit hati kala mendapat hinaan. Itulah sikap muslim yang sebenarnya. Karena
semua yang kita lakukan hanya untuk-Nya, bahkan hidup dan mati kita.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-An’am ayat 162:

َ‫ب ْالعٰ لَ ِميْن‬ ِ ‫اي َو َم َماتِ ْي ِ ه‬


ِ ِّ ‫ّلِل َر‬ َ َ‫س ِك ْي َو َم ْحي‬ َ ‫قُ ْل ا َِّن‬
ُ ُ‫ص ََل ِت ْي َون‬
“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.”

Hadirin jamaah Shalat Jumat yang dirahmati Allah


Dampak dari sikap syukur yang ketiga, at-Tawakal yaitu sikap pasrah seseorang
yang senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Perilaku tawakal ialah selalu
menyerahkan segala urusannya kepada Allah, hal ini berdasarkan firman Allah
SWT dalam surat Ath-Thalaq ayat 3:
َ ‫ـــــــو َّك ْل‬
ُ‫علـــــَـى هللاِ فَ ُه َو َحســـْـــبُه‬ َ ْ ‫َو َم‬
َ ‫ــن يَّت‬
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya.”

Hadirin jamaah shalat Jum’t yang direhmati Allah


Dampak yang keempat, dzikrullah; mengingat Allah di mana pun dan kapan pun.
Seseorang yang hidupnya dipenuhi rasa syukur, maka secara otomatis dia selalu
ingat kepada Allah, cinta kepada Allah mengalahkan rasa cintanya kepada yang
lain, selaras dengan firman Allah SWT dalam surat al Anfal ayat 45:

َ‫ّٰللا َكثِي ًْرا لَّ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬


َ ‫َوا ْذ ُك ُروا ه‬
“Dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu
beruntung.”

Dampak yang kelima, husnudzan, berbaik sangka. Tidak jarang dari kita justru
muncul sikap sebaliknya, ketika sesuatu yang kita inginkan tidak tercapai,
muncullah rasa kecewa, putus asa bahkan suudzon kepada Allah, menuduh Allah
dengan tidak adil dan lain-lain.

Hilangnya rasa syukur dalam diri kita dan lupa akan nikmat-Nya, dapat
menegasikan Allah SWT dalam segala aktivitasnya. Terkait dengan prasangka
buruk tersebut, Allah SWT mengingatkan kita dalam surat al-Hujurat ayat 12,

‫وا َو ََل يَ ْغتَب‬۟ ‫س‬


ُ ‫س‬َّ ‫ٱلظ ِِّن ِإثْم ۖ َو ََل تَ َج‬
َّ ‫ض‬ َ ‫ٱلظ ِِّن ِإ َّن َب ْع‬َّ َ‫يرا ِ ِّمن‬ ً ِ‫ُوا َكث‬ ۟ ‫ٱجتَنِب‬
ْ ‫وا‬ ۟ ُ‫ٰيَٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
َّ ‫ٱّلِلَ ِإ َّن‬
‫ٱّلِلَ تَ َّواب‬ َّ ‫وا‬۟ ُ‫ضا أَي ُِحبُّ أَ َحد ُ ُك ْم أَن يَأ ْ ُك َل لَ ْح َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهت ُ ُموهُ َوٱتَّق‬ ً ‫ض ُكم َب ْع‬ُ ‫بَّ ْع‬
‫َّر ِحيم‬
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk
(kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah
sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjing satu sama lain.

Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudanya yang
sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.”

Hadirin Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah


Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan pada khutbah ini, mudah-mudahan
bermanfaat. Dan semoga kita semua menjadi insan-insan yang senantiasa
bersyukur kepada Allah SWT.

‫ أَقً ْو ُل َق ْو ِل َهذَا‬.‫ران ال َع ِظ ْي ْم ونَفَ َع ِن ْي َو ِإ َيا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه و ِذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‬


ِ ُ‫ار َك هللاُ ِل ْي َولَ ُكم ِف ْي الق‬ َ ‫َب‬
‫الر ِحيْم‬ ُ ُ‫َوا َ ْست َ ْغ ِف ُروا هللاَ إنَّهُ ُه َو ال َغف‬
ِّ ‫ور‬
Khutbah Kedua

ّ‫ اَ حْلم ُد ّه‬,‫َلِل‬
َ‫ أَ حش َه ُد أَ حن الَ إّلَهَ إّاله هللاُ َو حح َدهُ ال‬.‫َلِل ََحح ًدا َكثّ ح ًْيا َك َما أ ََمَر‬ ّ‫اَ حْلم ُد ّه‬
‫َح‬ ‫َح‬
‫َص َحابّّه َوَم حن تَبّ َع ُه حم‬ ّّ ّ َ ‫َش ّريح‬
‫ك لَهُ َوأَ حش َه ُد أَ هن ُُمَ ِّم ًدا َعحب ُدهُ َوَر ُس حولُهُ َو َعلَى آله َوأ ح‬
‫هللا‪ ،‬أُو ّصي ُكم وإّ هَّيي بّت حقوى ّ‬
‫هللا‪،‬‬ ‫الدي ّن‪ ،‬أَهما ب ع ُد؛ ّعباد ّ‬ ‫ان إّ ََل ي وّم ِّّ‬ ‫ِبّّحس ٍ‬
‫َ‬
‫حَ َ َ‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫حَ‬
‫فَاته ُقوا هللاَ َح هق تُ َقاتّّه َوالَ ََتُحوتُ هن إّاله َوأَنتُ حم ُّم حسلّ ُم حو َن‬

‫صلُّ حوا َعلَحي ّه َو َسلِّّ ُم حوا‬ ‫و‬ ‫ن‬


‫ُ‬ ‫آم‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫هب َّي أَيُّها اله ّ‬
‫صلُّ حو َن َعلَى النّ ِّّ َ َ ح َ َ ح َ‬
‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ّ‬
‫إّ هن هللاَ َوَمالَئ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ حسلّحي ًما‬
‫ت َعلَى إّبح َر ّاهحي َم َو َعلَى ّآل‬ ‫ي‬‫ه‬
‫َ َح َ‬‫ل‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫‪،‬‬ ‫د‬ ‫اللهه هم ص ّل علَى ُُم هم ٍد وعلَى ّآل ُُم هم ٍ‬
‫َ‬ ‫ُ َ ِّ َ َ َ َ‬
‫ت َعلَى إّبح َر ّاهحي َم َو َعلَى‬ ‫ك‬
‫ح‬‫ر‬
‫َ ََ َ‬‫َب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫‪،‬‬ ‫إّب ر ّاهيم‪ ،‬وَب ّرحك علَى ُُم هم ٍد وعلَى ّآل ُُم هم ٍ‬
‫د‬ ‫َ‬ ‫حَ ح َ َ َ َ َ َ َ‬
‫َححي ٌد ََّمحي ٌد‬
‫ك َّ‬ ‫ْي إّنه َ‬ ‫ّآل إّب ر ّاهيم‪ِّ ،‬ف العالَ ّ‬
‫م‬
‫َ حَ‬ ‫حَ ح َ‬
‫َحيَ ّاء ّمحن ُه حم‬
‫ح‬ ‫أل‬‫ا‬ ‫‪،‬‬ ‫ات‪ ،‬والحمسلّ ّمْي والحمسلّم ّ‬
‫ات‬ ‫َ ُحَ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ ُح‬
‫اللهه هم ا حغ ّفر لّحلمؤّمنّْي والحمؤّمنَ ّ‬
‫ُ ح ُح حَ َ ُح‬
‫ُّع ّاء‬
‫ب الد َ‬ ‫ي‬ ‫ك ََّسيع قَ ّريب ُّ‬
‫َم‬
‫حٌ ح ٌ ح ُ‬ ‫َ‬ ‫ه‬
‫ن‬ ‫ّ‬
‫إ‬ ‫‪،‬‬ ‫واألَمو ّ‬
‫ات‬ ‫َ حَ‬
‫اج َع حل تَ َفُّرقَنَا ّم حن بَ حع ّد ّه تَ َفُّرقاً‬
‫اج َع حل َجح َعنَا َه َذا َجحعاً َم حر ُح حوماً‪َ ،‬و ح‬ ‫الله ُه هم ح‬
‫ص حوماً‪َ ،‬وال تَ َد حع فّحي نَا َوال َم َعنَا َش ّقيًّا َوال َحُمُرحوماً‬ ‫َم حع ُ‬
‫اف َوالغّ َن‬‫الع َف َ‬
‫ك ا حْلَُدى َوالتُّ َقى َو َ‬ ‫الله ُه هم إّ هَّن نَ حسأَلُ َ‬
‫اشعاً ُمنّحيباً‪،‬‬ ‫ك أَ حن تَرز َق ُكالًّ ّمنها لّساَّنً ص ّادقاً َذاكّراً‪ ،‬وقَ حلباً خ ّ‬
‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫الله ُه هم إّ هَّن نَ حسأَلُ َ ح ُ‬
‫ص ّادقاً‬ ‫ا‬
‫ً‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫اْلاً زاكّياً‪ ،‬و ّع حلماً ََّنفّعاً رافّعاً‪ ،‬وإّحْياَّنً ر ّاسخاً ََثبّتاً‪ ،‬وي ّ‬
‫ق‬ ‫وعمالً ص ّ‬
‫ََ ح َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ َ‬
‫َخالّصاً‪َ ،‬وّرحزقاً َحالَالً طَيِّّباً َو ّاسعاً‪ََّ ،‬ي َذا ح‬
‫اْلَالَ ّل َوا ّإل حكَرّام‬
‫ّّ‬ ‫ّّ‬ ‫ّ‬
‫الله ُه هم أَعهز ا ّإل حسالَ َم َوالح ُم حسلم ح َ‬
‫ْي‪َ ،‬وَو ِّحد الله ُه هم ُ‬
‫ص ُف حوفَ ُه حم‪َ ،‬وأَجع كلمتهم َعلَى‬
‫ب ال هسالَ َم َواأل حَم َن لّ َعبادك أجعْي‬ ‫اْلق‪ ،‬وا حك ّسر َشوَكةَ الظاملْي‪ ،‬وا حكتُ ّ‬
‫َ‬ ‫َ ح ح‬
‫ت‬‫ك أَنح َ‬ ‫ب لَنَا ّم حن لَ ُدنح َ‬
‫ك َر حَحَةً‪ ،‬إّنه َ‬ ‫ّ‬
‫َربهنَا ال تُّز حغ قُلُ حوبَنَا بَ حع َد إ حذ َه َديحتَ نَا‪َ ،‬وَه ح‬
‫اب‬
‫الوهه ُ‬
‫َ‬
‫ربهنَا ظَلَمنَا أَنح ُفسنَا وإّ حن ََل تَ حغ ّفر لَنَا وتَر ََحنَا لَنَ ُكونَ هن ّمن اخل ّ‬
‫اس ّريح َن‬‫َ َ‬ ‫ح‬ ‫َح ح‬ ‫َ َ ح ح‬ ‫ح‬ ‫َ‬
‫ّعباد ّ‬
‫هللا‬ ‫ََ‬
‫ان َوإّيحتَ ّاء ّذي ال ُق حرََب َويَحن َهى َع ّن الح َف حح َش ّاء‬‫إّ هن هللا َيحمر َّبلحع حد ّل وا ّإلحس ّ‬
‫َ َ ُُ َ َ ح َ‬
‫َوالح ُمحن َك ّر َوالحبَ حغ ّي يَعّظُ ُك حم لَ َعله ُك حم تَ َذ هكُرحو َن‬

Anda mungkin juga menyukai