Anda di halaman 1dari 3

‫ َوَأ ْش هَ ُد‬،‫ار‬ ِ َّ‫ك ْال َغف‬ ُ ِ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِٰإ لهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ

ْيكَ لَ هُ ْال َمل‬.‫ار‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ب َواَأْل ْب‬ ِ ْ‫ ت َْذ ِك َرةً ُأِلولِى ْالقُلُو‬،‫ار‬ ِ َ‫ ُم َك ِّو ِر اللَّي ِ ْٰل َعلَى النَّه‬،‫ار‬ ِ َّ‫ اَ ْل َع ِزي ِْز ْال َغف‬،‫َّار‬ِ ‫اح ِد ْالقَه‬
ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ْال َو‬
.‫ار‬ ‫ه‬ ْ
‫ط‬ ‫َأْل‬‫ا‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ْ‫ح‬‫ص‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ل‬ ‫ٰأ‬ ‫على‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫د‬ِّ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬َ ‫م‬ِّ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ل‬
ِّ ‫ص‬ ‫م‬ ُ ‫ه‬ ّ ‫لل‬َ ‫ا‬ . ‫َر‬ ‫ش‬‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬ ‫ق‬ َ ‫ال‬ ‫خ‬ َ ْ
‫ال‬ ُ
‫د‬ ِّ ‫ي‬ ‫س‬ ُ ‫ه‬ُ ‫ل‬ ْ‫ُو‬‫س‬‫ر‬َ َ ُ ْ ‫َأ َّن ُم َح َّمدًا َع‬
‫و‬ ‫ه‬ ُ
‫د‬ ‫ب‬
ِ َ ِِ َ َ ِِ َ ٍ َّ َ ُ ِ َ ْ َ َ َ َّ ِ َ َ ِ ‫ِئ‬ َ
‫ذ‬ َّ
َ‫َ ِ ين‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ي‬
ُّ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫ي‬ : ‫م‬
َ ْ ِ ْ
‫ي‬ ‫ح‬ ‫ر‬َّ ‫ال‬ ‫ن‬
ِ َ ‫ا‬ ‫م‬ ْ‫َّح‬
‫ر‬ ‫ال‬ ‫هللا‬ ‫م‬ ْ
‫س‬
ِ ِ ِ ْ ِ ‫ب‬ : ‫م‬‫ي‬ ‫َر‬
‫ك‬ ‫ل‬‫ا‬ْ ‫ن‬ِ ‫ا‬ ْ‫ر‬ ُ ‫ق‬ ‫ل‬ ْ
‫ا‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫الى‬
ِ َ َ ُ َ ‫ع‬ َ ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫ال‬َ ‫ق‬ . ُ
َ‫ُ وْ ن‬ ‫ق‬َّ ‫ت‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ َ‫َاز‬ ‫ف‬ ْ
‫د‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ، ِ ‫هللا‬ ‫ى‬ َ ِ ْ ِ َ ْ ِ ْ‫ فَيَا َأيُّهَا ْال َح ِ ُوْ نَ َ ِ َ ُ ُ و‬،ُ‫َأ َّما بَ ْعد‬
‫و‬ ْ
‫ق‬ َ ‫ت‬‫ب‬ ‫ى‬ ‫س‬‫ف‬ْ َ ‫ن‬ ‫و‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ْ
‫ي‬ ‫ص‬ ُ ‫ا‬ ، ‫هللا‬ ‫م‬‫ك‬ُ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫اض‬
‫ق‬ ُ َّ ُ َّ َ
َّ ‫َظي ًما وقال تعالى يَا ايُّهَا ال ِذ ْينَ آ َمن وْ ا اتق وْ ا هللاَ َح‬ ِ ‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَك ْم ذنوبَك ْم َو َمن ي ُِط ِع هللا َو َرسُولهُ فقد فَازَ فوْ زا ع‬،‫َآ َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬
ً َ ْ َ َ َ ْ ُ ُ ُ ُ
‫ق هللاُ ال َع ِظي ْم‬ َ . َ‫تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
َ ‫ص َد‬

Kaum Muslimin Rahimakumullah


Tiada kata yang pantas yang terucap dan laku kehidupan dari seorang hamba yang lemah melainkan
syukur kepada Allah SWT Dzat yang maha Kuasa. Allah adalah sumber segala pujian yang ada, hingga
di pagi siang ini kita terhimpun untuk bersama menginsyafi segala kenistaan. Allah-lah yang
menggerakan hati, maka tanpa izin-Nya tiadalah kuasa bagi manusia melangkahkan kaki demi
menggapai ridha ilahi.

Nabi Muhammad adalah cahaya kehidupan, kepadanya kita panjatkan shalawat dan salam. Juga
tidak lupa kepada para sabatnya yang mengikrarkan kesetiaan dalam perjuangan menegakkan
ajaran Islam. Kepada Nabi Muhammad kita memohon syafaat, pada hari ketika lisan tak mampu
berucap hebat, hanya tangan dan kaki yang bersaksi atas apa yang kita perbuat. Dari syafaat kita
gantungkan harap untuk selamat di akhirat.
Saudara-Saudara yang Budiman
Dengan semburat sinar sang surya yang berpijar di tengah petala langit, manusia saling seronok
menjalani hidup di bumi. Menjalaninya dengan penuh semangat dan senantiasa menengadahkan
tangan untuk mensyukuri seraya memancarkan secercah cahaya optimisme di dalam jiwa. Manusia
bukanlah sosok yang gagah perkasa, melainkan sosok lemah (dha’if) yang senantiasa berusaha
berbuat bajik untuk tampil sebagai manusia paripurna (insan kamil) di muka bumi.
Kemampuan manusia berbuat bajik menjadi titik temu perenungan yang kaya akan pengajaran. Di
sepanjang sajadah panjang kehidupan ini, kita acap kali sering menemukan beragama kisah-kisah
klasik dengan kandungan hikmah begitu tinggi. Kisah yang memberikan kesadaran diri hal ihwal
berbuat bajik sekaligus penyemaiannya harus dilakukan apapun kondisi kehidupan yang tengah
terjadi.
Menyemai kebajikan merupakan tindakan luhur. Selaras dengan bianglala hidup bersama, semua
manusia harus dapat saling menebar energi positif. Yakni saling mengasihi, bersatu dan berbagi
tanpa memandang lintas perbedaan agama, suku bangsa, budaya, ras, dan golongan. Kita harus
memikrajkan diri menembus langit makrifat sebagai pemancar obor kecerahan bagi kehidupan.
Dalam bingkai kehidupan, kiprah menyemai kebajikan menghadirkan energi pembaruan. Antara
manusia satu dengan lainnya saling merasakan vibrasi kemaslahatan dari peran yang dilakukan
(simbiosis mutualisme). Tampak jelas, kemampuan menyemai kebajikan manusia jadi kekuatan
besar dalam menghadirkan transformasi kehidupan ke arah yang lebih baik. Tanpa kesanggupan diri,
hatta musykillah jiwa dapat berkiprah pada aspek kemuliaan ini.
Saudara-Saudara yang Budiman
Pengembaraan menyemai kebajikan memang tak menentu menemukan keberhasilan. Suka dan
duka selalu menghiasi di dalam lintasan kehidupan. Kita memang tidak bisa mengubah arah mata
angin, namun masih tetap bisa berjalan menuju tujuan hakiki.
Kalau ingin tampil sebagai manusia berbudi yang eksis dalam menyemai kebajikan, bersiaplah
menahan diri dari terjangan prahara dari segala penjuru arah. Jangan terperanjat tatkala prahara itu
datang, akan tetapi teruslah bergerak dalam menyemai kebajikan demi mewujudkan hidup penuh
makna dan warna.
Seturut dengan itu, Allah begitu menaruh kecintaan-Nya kepada hamba-Nya yang berbuat bajik.
Yakni pemberian pahala besar yang tak terhitung jumlahnya. Hal ini menandakan kedudukannya
begitu tinggi melampaui segalanya yang ada di dunia ini. Dan itulah sumpah Allah begitu nyata,
َ‫ب ٱأۡل ٓ ِخ َر ۗ ِة َوٱهَّلل ُ يُ ِحبُّ ۡٱل ُم ۡح ِسنِين‬ ِ ‫اب ٱل ُّد ۡنيَا َوح ُۡسنَ ثَ َوا‬
َ ‫‍فََٔاتَ ٰىهُ ُم ٱهَّلل ُ ثَ َو‬
Artinya: “Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di
akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”. (Qs ali-‘Imran [03]: 148).
Rasulullah Muhammad Saw pernah bersabda, “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun,
biarpun hanya berbicara kepada saudaramu dengan durja tersenyum kepadanya. Amalan tersebut
adalah bagian manifestasi dari kebajikan”. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi).
Dalam implementasinya, tidaklah mudah sesuai teladan Rasulullah Muhammad Saw. Harus ada
pembiasaan sejak dini agar bisa terbiasa menjalankannya di atas panggung kehidupan sehari-hari.
Kuncinya adalah bersihkan hati yang kotor menjadi bening dan lapang, sehingga bisa menyemai
kebajikan sekalipun terhadap orang yang kita benci.
Sudah saatnya setiap muslim saling menghilangkan virus kebencian dan permusuhan sebagai biang
kerok dari ketidakharmonian menjalani hidup. Untuk apa hidup saling menebar kebencian dan
permusuhan, selagi manusia sama-sama diciptakan dari tanah liat kering dan lumpur hitam yang
diberi bentuk (Qs al-Hijr [15]: 26). Tidak akan pernah merasakan percik-percik keberkahan Ilahi
selagi virus kebencian dan permusuhan itu masih bersarang di dalam hati nurani.
Jika kita mampu bertindak menyemai kebajikan setiap saat, maka akan kita menuai nilai-nilai
kemaslahatan yang dihasilkan. Kemaslahatan atas menyemai kebajikan itu berbuah rahmat untuk
semesta alam. Pijar kemaslahatan yang dihasilkan itu menarik tali simpul pertemuan persaudaraan
yang makin terikat kuat. Bukankah segenap umat Islam itu bersaudara?
ۚۡ‫خَو ۡي ُكم‬
َ ‫ُوا بَ ۡينَ َأ‬
ْ ‫صلِح‬ ۡ ‫ة فََأ‬ٞ ‫ِإنَّ َما ٱ ۡل ُم ۡؤ ِمنُونَ ِإ ۡخ َو‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu (yang berselisih)”. (Qs al-Hujurat [49]: 10).
Saudara-Saudara yang Budiman
Umat Islam di identitaskan sebagai umat yang utama (al-mujtama’ al-fadhilah). Yaitu umat yang
berjiwa religius, berintegritas tinggi, kata sejalan antara tindakan dan perilaku. Karenanya peran
untuk menyemai kebajikan sudah seyogianya dilakukan mulai detik ini agar kita mampu menuai
nilai-nilai kemaslahatan.
Wujudnya berupa: kehidupan akan memperoleh pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya
(kenikmatan memandang Allah). Memperoleh kebahagiaan hakiki di dunia maupun akhirat. Dan
juga akan memperoleh rahmat Ilahi. Dengan menyemai kebajikan, niscaya akan membuat hati
tenang, adem ayem, dan tercipta kehidupan serba utama di atas bumi tercinta yang diberkahi Ilahi.•
ِّ‫ َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا َوَأ ْس تَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َس اِئ ِر ْال ُم ْس لِ ِم ْينَ ِم ْن ُك ل‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا‬،‫بَارَكَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ‫ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر‬،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬.‫ب‬
.‫َّح ْي ُم‬ ٍ ‫َذ ْن‬

Khutbah Kedua

‫ق‬ُ ‫ص ا ِد‬ َ ُ‫ق ْال ُمبِيْنُ َوَأ ْش هَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬


ُّ ‫ك ْال َح‬
ُ ِ‫ َأ ْش هَ ُد َأ ْن اَل ِإل هَ ِإاَّل هللاُ ْال َمل‬،ُ‫ي لَ وْ اَل َأ ْن هَ دَانَا هللا‬
َ ‫ْال َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ هَدَانَا لِه َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد‬
‫ق تُقَاتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم‬
َّ ‫ص ْينِي َوِإيَّا ُك ْم ِبتَ ْق َوى هللاِ َح‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ِ ْ‫ فَ و‬،ُ‫ َّما بَ ْع د‬،‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َوآلِ ِه َو صْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َع هُ ِإلَى يَ وْ ِم ال ِّد ْي ِن‬ َ َ‫ اللّهُ َّم ف‬، ُ‫ْال َو ْع ِد اَأْل ِميْن‬
، َ‫تُرْ َح ُموْ ن‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪.‬‬
‫َلى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬ ‫ُصلُّوْ نَ ع َ‬ ‫‪َ  ‬وقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ ي َ‬
‫صلَّيْتَ َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ار ْكتَ َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬ ‫اَللَّهُ َّم بارك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫ت‪ ،‬اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا ِ‬
‫ت‪،‬‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫آخ َرتَنا َ الَّتِى فِيهَا َم َعادُناَ‪َ ،‬واجْ َع ِل ْال َحيَاةَ ِزيَا َدةً‬ ‫اَللَّهُ َّم َأصْ لِحْ لَنا َ ِدينِنَا الَّ ِذى ه َُو ِعصْ َمةُ َأ ْم ِرناَ‪َ ،‬وَأصْ لِحْ لَنا َ ُد ْنيَانَا الَّتِى فِيهَا َم َعا ُشناَ‪َ ،‬وَأصْ لِحْ لَنا َ ِ‬
‫احةً لَنا َ ِم ْن ُكلِّ َشرٍّ‬ ‫لَنا َ فِى ُكلِّ خَ ي ٍْر‪َ ،‬واجْ َع ِل ْال َموْ تَ َر َ‬
‫ٰ‬
‫خآص ةً َو َس اِئ ِر ْالب ُْل د ِ‬
‫َان‬ ‫َّ‬ ‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِي ِْس يَّا‬ ‫اللّهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْا َ‬
‫ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪.‬‬
‫ك َو ُح ْس ِن ِعبَا َدتِكَ‪ ،‬اَللَّهُ َّم اَل تَ َد ْع لَنَ ا َذ ْنبً ا اِاَّل َغفَرْ تَ هُ َواَل َع ْيبً ا اِاَّل َس تَرْ تَهُ َواَل هَ ًّم ا اِاَّل فَ َرجْ تَ هُ َواَل َ‬
‫ض ًّرا اِاَّل‬ ‫اَللَّهُ َّم َأ ِعنَّا َعلَى ِذ ْك ِر َ‬
‫ك َو ُش ْك ِر َ‬
‫ض ْيتَهَا َواَل َم ِر ْيضًا اِاَّل َشفَ ْيتَهُ ِب َرحْ َمتِكَ يَا َأرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْينَ ‪.‬‬ ‫ج ال ُّد ْنيَا َواَأْل ِخ َر ِة اِاَّل قَ َ‬
‫َك َش ْفتَهُ َواَل َد ْينًا اِاَّل َأ َد ْيتَهُ َواَل َح َجةً ِم ْن َح َواِئ ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫اس ِر ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬ ‫َاواِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخَ ِ‬
‫ظلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسن َ‬
‫َربَّنَا َ‬
‫بى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ ش آ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُك رُوا هللاَ‬
‫ان َوِإيْت آ ِء ِذي ْالقُ رْ َ‬ ‫ِعبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَ ْأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫َلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ ‪.‬‬
‫ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ ع َ‬

Anda mungkin juga menyukai