Anda di halaman 1dari 3

َ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَِإ ٰلهَ ِإالَّهللاُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ الَّ ِذيْ َج َع َل ال َّجنَّةَ لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن

َسيِّدَنا‬. َ‫ضيَافَةً لِ ِعبا َ ِد ِه الصَّالِ ِح ْين‬ ‫هّٰلِل‬


ِ ‫ال َح ْم ُد ِ الَّ ِذيْ َح َّر َم الصِّيا َ َم َأيّا َ َم اَأل ْعيا َ ِد‬
ٰ
ٍ ‫َلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّمـ ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ حاَبِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
‫ان‬ َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبا َ ِر ْك ع‬ َ ‫ اللّهُ َّم‬.‫ص َرا ِط ال ُم ْستَقِي ِْم‬ ِّ ‫َو َموْ الَنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِع ْي ِإل َى ال‬
ُ‫ قَا َل هللا‬. َ‫ق تُقاَتِ ِه َوالَتَ ُموْ تُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬ َّ ‫ َواتَّقُوْ ا هللاَ َح‬. َ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَا َز ال ُمتَّقُوْ ن‬ ِ ْ‫فَيَآَأيُّهَاال ُمْؤ ِمنُوْ نَ ُأو‬. ‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬. َ‫لى يَوْ ِم ال ِّد ْين‬ َ ‫ِإ‬
ُ
َ‫َ وْ ن‬‫ل‬ ‫م‬‫ع‬ْ َ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ب‬ ۢ ‫ر‬
ٌ ْ
‫ي‬ ‫ب‬‫خ‬َ ‫هّٰللا‬ َّ
‫ن‬ ‫ا‬ ۗ ‫هّٰللا‬ ‫وا‬ُ ‫ق‬َّ ‫ت‬‫ا‬ ‫و‬ ‫د‬ۚ َ
‫غ‬ ‫ل‬ ْ
‫ت‬ ‫م‬‫د‬َّ َ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫م‬ ٌ‫س‬ ْ
‫ف‬ َ ‫ن‬ ْ‫ر‬ُ ‫ظ‬ ْ
‫ن‬ َ ‫ت‬‫ل‬ْ ‫و‬ ‫هّٰللا‬ ‫وا‬ُ ‫ق‬َّ ‫ت‬‫ا‬ ‫وا‬ُ ‫ن‬‫م‬ ٰ
‫ا‬ ْ
‫ي‬ ‫ذ‬َّ ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ي‬
ُّ َ ‫ا‬ٓ ٰ
‫ي‬     :‫ى‬َ ‫ل‬ ‫تَ َعا‬
َِ ِ َ ِ َ َ ٍ ِ َ َّ َ َ َ َ‫َ ِ ن‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Pada momentum yang mulia ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan
dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt. Pengertian takwa itu sendiri adalah:

ِ ‫ا ْمتِثَا ُل َأ َوا ِم ِر هللاِ َواجْ تِنَا‬


َ ً‫ب نَ َوا ِه ْي ِه ِس ًّرا َو َعاَل نِيَّة‬
‫ظا ِهرًا َوبَا ِطنًا‬
Yakni menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala apapun yang dilarang oleh-Nya baik
dalam keadaan sunyi maupun terang-terangan, dalam wujud lahir maupun batin. Perlu kita sadari bahwa
tingkat ketakwaan inilah yang akan menjadi penyelamat kita di dunia dan akhirat sebagaimana sabda Nabi
Muhammad yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra.:
‫ق هللاَ يُ ْن ِج ِه فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة‬
ِ َّ‫ َو َم ْن يَت‬ 
Artinya: “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menyelamatkannya di dunia dan
akhirat."
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Selain menguatkan ketakwaan kepada Allah, kita juga wajib untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya karena
senantiasa terus mendapatkan kenikmatan yang tidak bisa kita hitung satu-persatu. Walau kita, misalnya saat
ini sedang menghadapi permasalahan dan cobaan besar dalam kehidupan kita, namun yakinlah, nikmat
Allah lebih besar dari masalah dan cobaan yang kita hadapi. Dengan mensyukuri nikmat Allah juga akan
mampu merubah kehidupan kita lebih baik di masa mendatang.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di antara kenikmatan yang harus kita syukuri saat ini adalah
diberinya umur panjang oleh Allah swt sehingga kita masih bisa menikmati dan melewati bulan suci
Ramadhan. Saat ini juga, kita diberi kesempatan untuk bisa berjumpa dengan bulan Syawal. Bulan Syawal
sendiri menjadi bulan yang spesial karena di bulan ini kita merayakan Hari Raya Idul Fitri. Sebuah hari
bahagia bagi umat Islam seluruh dunia untuk merayakan kesuksesan dalam menjalankan perintah Allah swt
yakni berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Dari segi bahasa, kata “Syawal” (‫ ) َشوَّا ُل‬berasal
َ ‫ ) َش‬yang memiliki arti “irtafaá” (‫ )اِرْ تَفَ َع‬yakni meningkatkan. Makna definisi ini menjadi
dari kata “Syala” (‫ال‬
inspirasi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah yang selama bulan Ramadhan
cenderung menguat dan meningkat.
Kita bisa melihat dan merasakan sendiri bagaimana semangat ibadah kita khususnya, dan umat Islam pada
umumnya, lebih tinggi di bulan Ramadhan dibanding dengan bulan-bulan biasanya. Masjid ramai dengan
ibadah shalat berjamaah, shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an dan berbagai ibadah lainnya baik siang maupun
malam. Kuantitas ibadah lain juga meningkat di bulan Ramadhan seperti zakat, infak, dan sedekah di
samping ibadah utama di bulan Ramadhan yakni berpuasa.
Tentu semua itu harus dipadukan dengan spirit bulan Syawal dalam bentuk peningkatan kuantitas dan
kualitas ibadah. Kita harus berusaha sekuat tenaga agar ‘suntikan’ semangat di bulan Ramadhan bisa
ditingkatkan, minimal sama persis di bulan Syawal.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan
semangat ibadah kita di bulan Syawal dan bulan-bulan ke depannya adalah dengan melakukan Muhasabah,
Mujahadah, dan Muraqabah. Muhasabah adalah melakukan introspeksi diri terhadap perjalanan ibadah di
bulan Ramadhan. Muhasabah ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri
tentang: Apa yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan? Apakah kita sudah memiliki niat yang benar
dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan? Apa yang menjadikan kita semangat beribadah di bulan
Ramadhan? Pernahkan kita melanggar kewajiban-kewajiban di bulan Ramadhan?. Dan tentunya pertanyaan-
pertanyaan introspektif lainnya untuk mengevaluasi ibadah kita selama ini. Muhasabah ini sangat penting
karena akan menjadi pijakan kita untuk melangkah selanjutnya di bulan Syawal. Allah pun sudah
mengingatkan kita untuk senantiasa melakukan evaluasi dengan melihat masa lalu kita sebagai modal untuk
menghadapi masa depan. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr: 18:
َ‫ت لِ َغ ۚ ٍد َواتَّقُوا هّٰللا ۗ َ اِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ْي ٌر ۢ بِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬
ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬

Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Setelah melakukan muhasabah, selanjutnya kita melakukan mujahadah yakni bersungguh-sungguh dalam
berjuang untuk mempertahankan tren positif ibadah bulan Ramadhan. Di bulan Syawal ini, kita harus
tancapkan tekad untuk terus melestarikan kebiasaan-kebiasaan positif selama Ramadhan. Perjuangan ini
tentu akan banyak menghadapi tantangan, baik dari lingkungan sekitar kita maupun dari diri kita sendiri.
Oleh karenanya, kita harus memiliki tekad kuat dan benar agar hambatan dan tantangan yang bisa
mengendurkan semangat ibadah kita ini bisa kita kalahkan.
Allah telah memberikan motivasi pada orang yang bersungguh-sungguh dalam berjuang sebagaimana
firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 69:
َ‫َوالَّ ِذ ْينَ َجاهَ ُدوْ ا فِ ْينَا لَنَ ْه ِديَنَّهُ ْم ُسبُلَن َۗا َواِ َّن هّٰللا َ لَ َم َع ْال ُمحْ ِسنِ ْين‬
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”
Setelah bermuhasabah dan bermujahadah, selanjutnya kita bisa melakukan muraqabah kepada Allah.
Muraqabah adalah upaya kita mendekatkan diri kepada Allah swt.
Upaya kita untuk dekat dengan Allah ini akan memunculkan keyakinan di dalam hati bahwa kita selalu
dilihat dan diawasi oleh Allah swt. Ketika Allah senantiasa mengawasi kita, maka akan muncul rasa takut
untuk melakukan segala hal yang dilarang oleh Allah swt.
َ ‫َأ ْن تَعْبـــ ُ َد هَّللا َ َكَأنَّــ‬
Rasulullah saw bersabda:   َ‫ك ت ََراهُ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَِإنَّهُ يَ َراك‬
Artinya: “Hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, sebab meski engkau
tidak melihat-Nya, Dia melihatmu...” Semakin kuat tekad kita untuk bermuraqabah, maka secara otomatis
akan menjadikan kita sadar bahwa kita sangat lemah dan miskin amal ibadah sehingga akan muncul
kesadaran untuk terus melipatgandakan ibadah dan kebaikan kita sebagai wujud penghambaan kepada
Allah.  
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Itulah beberapa upaya yang bisa kita lakukan agar di bulan Syawal
ini kita masih bisa terus memaksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah serta semangat dalam menjalankan
perintah beribadah kepada Allah swt. Semoga kita bisa melakukan Muhasabah, Mujahadah, dan Muraqabah
ini sehingga hari ini akan lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Amin.

ِ ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ٰا ِن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ااْل ٰ يَا‬
َ‫ َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللا‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬ َ ‫بار‬
َ
َّ ْ ْ َ
‫ت فيَا فوْ َز ال ُم ْستَغفِ ِر ْينَ َويَا نَ َجاةَ التاِئبِي َـْن‬ َ ِ ‫ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولك ْم َولِ َساِئ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما‬
ْ ْ ُ َ

Khutbah II
ُ‫ َأ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِ ٰلهَ اِاَّل هللا‬.‫ َوع َٰلى ٰالِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه ْال ِك َر ِام‬.‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم ع َٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد خَ ي ِْر اَأْلن َِام‬ َّ ‫ َوال‬.‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َأ ْن َع َمنَا بِنِ ْع َم ِة ااْل ِ ْي َما ِن َوااْل ِ ْساَل ِم‬ 
ْ ْ
ِ‫ص ْيك ْم َونَف ِس ْي بِتَق َوى هللا‬ ُ ‫ُأ‬ َّ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ِ ْ‫ فَيَا يُّهَا الناسُ و‬.ُ‫ف َواِإْل حْ تِ َر ِام َّما بَ ْعد‬ َّ
ِ ‫صا ِحبُ الش َر‬ َ ُ‫ك ْالقُ ُّدوْ سُ ال َّساَل ُم َوَأ ْشهَ ُد اَ َّن َسيِّ َدنَا َو َحبِ ْيبَنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ له‬
ُ ُ ِ‫ْال َمل‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم ع َٰلى َسيِّ ِدنَا‬ ٰ ‫ٰأ‬
َ ‫ اَللّهُ َّم‬.‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬
َ ‫صلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي ٰيَأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ َمنُوْ ا‬ َ ُ‫ فَقَا َل هللاُ تَ َعالَى اِ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬. َ‫فَقَ ْد فَا َز ْال ُمتَّقُوْ ن‬
ٰ ٰ ٰ
‫ار ْك عَلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوعَلى ا ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ عَلى َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم‬ ٰ ٰ
ِ َ‫صلَّيْتَ عَلى َسيِّ ِدنَا اِ ْب َرا ِه ْي َم َوب‬ َ ‫ُم َح َّم ٍد َو ع َٰلى ٰأ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما‬
ٰ
‫ َوالتَّابِ ِع ْبنَ َوتَابِ ِع التَّابِ ِع ْينَ َو‬. َ‫ك اَجْ َم ِع ْين‬ ِ ‫ َوع َْن اَصْ َحا‬. َ‫ض َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْين‬
َ ِّ‫ب نَبِي‬ َ ْ‫َوع َٰلى ٰا ِل َسيِّ ِدنَا اِ ْب َرا ِه ْي َم ْفي ْال َعالَ ِم ْينَ اِنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللّهُ َّم َوار‬
ٰ ٰ
‫اض َو ْالفِتَنَ َما اَل‬ َ ‫ اَللّهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالغَاَل َء َو ْال َوبَا َء َوالطَّا ُعوْ نَ َوااْل َ ْم َر‬.‫ت‬ ِ ‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬ ِ ‫ اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬.‫تَابِ ِع ِه ْم اِ ٰلى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬
‫ َربَّنَا ٰاتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َو فِي ااْل ٰ ِخ َر ِة َح َسنَةً َو قِنَا‬. َ‫صةً َوع َْن َساِئ ِر بِاَل ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْين‬ َّ ‫ك ع َْن بَلَ ِدنَا ٰه َذا اِ ْن ُدوْ نِ ْي ِسيَّا خَ ا‬ َ ‫يَ ْدفَ ُعهُ َغ ْي ُر‬
‫ار ِعبَا َد هللاِ ِا َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َوااْل ِ حْ َس ِ‬
‫ان َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‪ .‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ .‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ .‬و ا ْش ُكرُوْ هُ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫َع َذ َ‬
‫ع َٰلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ .‬ولَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْكبَ ُر‬

Anda mungkin juga menyukai