Anda di halaman 1dari 41

RESUME FIKIH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Fiqih


Dosen : Abdul Rosyad, M.Pd.I
Oleh :
Nama : Khenan Abbal Kharist
NIM :211120010
Prodi :Hukum Tata Negara/A/1
• Thaharah
Arti kedudukan dan fungsi thaharah dalam islam
Arti thaharah
Thaharah artinya bersuci menurut bahasa. Dalam istilah, thaharah artinya suci dari hadats dan
najis, yakni keadaan suci setelah berwudhu, tayammum, atau mandi wajib.
Kedudukan thaharah
•Suci dari najis dan hadats adalah syarat sahnya sholat seorang hamba.
•Orang yang bersuci dicintai dan dipuji Allah 'Azza Wa Jalla.
•Kelalaian membersihkan dari najis merupakan salah satu sebab siksa kubur.
Fungsi thaharah
Fungsi dari thaharah adalah agar diri kita terhindar dari hadas kecil maupun besar serta
terhindar dari penyakit.
Pengertian najis, pembagian dan cara menyucikannya
Pengertian Najis
Najis adalah kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada
Allah. Najis juga dapat berarti jijik atau kotoran.
Pembagian Najis
Secara fiqih, najis terbagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
Najis mukhafafah (Ringan)
Najis mukhaffafah adalah najis dari air kencingnya bayi laki-laki yang belum berumur 2
tahun, serta belum pernah makan sesuatu apa pun kecuali air susu ibunya.
Najis mutawasittah (Sedang)
Najis mutawassithah merupakan najis yang keluar dari kubul atau dubur manusia atau
binatang, kecuali air mani, barang cair memabukkan, dan susu hewan yang tidak halal
dikonsumsi.
Najis mughalladah (Berat)
Najis mughalladhah yaitu najis yang berasal dari hewan anjing dan babi.
Cara mensucikan najis
1.mukhafafah
Sesuatu hal yang terkena najis mukhaffafah yaitu kotoran kencing bayi yang belum 2 tahun
serta masih minum ASI, dapat dibersihkan dengan percikan air.
2.Mutawasitah
Najis mutawassithah dapat dibersihkan terlebih dulu najis'ainiyah-nya dengan cara tiga kali
cucian kemudian disirami lebih banyak.
3.Mughalladah
Sesuatu hal yang terkena najis mughalladhah seperti jilatan anjing atau babi, wajib dibasuh
sebanyak 7 kali dan salah satunya memakai air campuran tanah atau debu.
Pengertian hadats
1.Menurut Bahasa
Istilah Al hadats ‫) ) الحدث‬dalam bahasa Arab berarti sesuatu yang baru ‫) الحدیث‬, ) maksudnya
sesuatu yang sebelumnya tidak ada kemudian menjadi ada.
2. Menurut Istilah
Sedangkan secara istilah, oleh banyak ulama hadats itu diberi definisi dengan beragam
redaksi, diantaranya adalah: Status hukum syar’i (hukmi) pada tubuh seseorang yang
menghilangkan kesucian. (Nihayatul Muhtaj jilid 1 halaman 51-52)
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Hadats adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak
boleh salat, tawaf (mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali) dan lain sebagainya.
Pembagian hadats
1.Hadats kecil
Hadats kecil adalah hadas yang dapat disucikan dengan wudhu atau tayamum. Penyebab
hadas kecil ialah buang air kecil, buang air besar, buang angin, tidur tidak dengan duduk
tegak, atau menyentuh kemaluan tanpa alas.
2.Hadats besar
Hadats besar adalah hadas yang dapat disucikan dengan cara mandi khusus untuk
menghilangkan hadas besar, yang disebut mandi janabat atau mandi wajib. Mandi wajib
adalah mandi yang harus dilakukan karena alasan-alasan tertentu. Contoh hadats besar
adalah haid, junub, nifas dan keluar mani.
Cara mensucikan hadats
1.hadats kecil
Cara mensucikan diri dari hadas kecil adalah dengan berwudhu, tetapi jika tidak
memungkinkan menemukan air untuk berwudhu, maka boleh bagi kita menggantikannya
dengan tayamum.
2.hadats besar
Cara mensucikan diri dari hadas besar adalah dengan mandi besar atau mandi junub. Cara
ِ َ‫نویْت ْالغ ْس َل ل َِر ْف ِع ْال َحد‬
mandi junub ialah sebagai berikut: •Membaca niat : ‫ث اْالَ ْكبَ ِر فَرْ ضًا ِللِ تَعَالَى‬ َ ..
Niat ini dibaca sembari menyiram anggota bagian kanan.
• Bersihkan kotoran-kotoran tubuh terlebih dahulu
• Ratakanlah air ke seluruh kulit dan rambut (dari ujung bawah sampai ujung atas)
Shalat wajib dan shalat sunah
Pengertian shalat
Menurut bahasa Arab, “Shalat” (‫ص ََلة‬
َّ ‫ )اَل‬berarti doa.
Menurut istilah, Shalat Merupakan Serangkaian ucapan dan gerakan yang tertentu yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan gerakan salam, dikerjakan dengan niat dan syarat-
syarat tertentu.
Definisi lain:
Shalat ialah beribadah kepada Allah dengan suatu ibadah yang di dalamnya terdapat ucapan-
ucapan dan gerakan-gerakan yang telah diketahui, di mulai dengan takbir dan di akhiri
dengan salam. Sebab jika kita katakan bahwa shalat itu hanya ucapan dan gerakan saja, maka
ungkapan itu menjadi kosong (tidak bermakna), namun jika kita katakan: beribadah kepada
Allah, maka kita tahu bahwa shalat tersebut menjadi ibadah.
Dalil pensyari'atan shalat
Banyak ayat Al-qur’an dan hadits yang menjelaskan tentang pensyari’atan shalat, diantaranya
sebagai berikut:
1.Q.s al-rum : 30
َ‫ص ِبح ْون‬ ِ ٰ َ‫فَسبْحٰ ن‬
ْ ‫ّللا حِ يْنَ ت ْمس ْونَ َوحِ يْنَ ت‬
Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari, (17)
َ‫ظ ِهر ْون‬ْ ‫عشِ يًّا َّوحِ يْنَ ت‬ ِ ‫َولَه ْال َح ْمد فِى السَّمٰ ٰو‬
ِ ْ‫ت َو ْاالَر‬
َ ‫ض َو‬
dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan pada waktu zuhur
(tengah hari) (18)
2.Q.s an-nisa 4:103

َ ْ‫ص ٰلوةَ كَانَت‬


‫ع َلى ْالمؤْ مِ ِنيْنَ ِك ٰتبًا َّم ْوق ْوتًا‬ َّ ‫انَّ ال‬
Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.
3.Hadist riwayat ibnu abbas r.a
‫ع ْنه ِإلَى ْال َي َم ِن فَقَا َل ادْعه ْم ِإ َلى‬ َّ ‫ي‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫علَ ْي ِه َو َس َّل َم َب َعثَ م َعاذًا َر‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫ع ْنه َما أَنَّ النَّ ِب‬ َّ ‫ي‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫عبَّاس َر‬ َ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ
‫صلَ َوات فِي ك ِل‬ َ ‫س‬ َ ‫َم‬
ْ ‫خ‬ ‫م‬
ْ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ض‬َ ‫َر‬
َ ‫ت‬ ْ
‫ف‬ ‫ا‬ ْ ‫د‬َ ‫ق‬ َ َّ
‫ّللا‬ َّ‫ن‬َ ‫أ‬ ‫م‬
ْ ‫ه‬ ‫ِم‬
ْ ‫ل‬ ‫ع‬
ْ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ‫ل‬
َ‫ِك‬ َ ‫ذ‬‫ل‬ِ ‫وا‬ ‫اع‬ َ
‫ط‬ َ ‫أ‬ ‫م‬
ْ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ِ ‫إ‬ َ ‫ف‬ َّ
‫ّللا‬
ِ ‫ول‬ ‫س‬ ‫ر‬َ ‫ِي‬ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫و‬
َ َّ
‫ّللا‬ َّ
‫ال‬ ‫إ‬ ‫ه‬
َ
ِ ِ َ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ال‬َ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ة‬
ِ ‫د‬
َ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫َش‬
)‫رواه البخاري‬.. (…‫یَ ْوم َولَ ْيلَة‬
Artinya:
Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasannya Nabi saw. telah mengutus Muadz r.a. ke Yaman, lalu
beliau bersabda kepadanya “Ajaklah mereka (penduduk Yaman) untuk bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan sungguh aku adalah utusan Allah, jika mereka menaatinya, maka
beritahukan mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka lima shalat dalam sehari
semalam…. (HR. Al-Bukhari)
Hikmah diwajibkannya shalat
1.Mengingat Allah
Menjalankan shalat lima waktu menjadi sarana hamba agar selalu mengingat Tuhannya yang
telah memberikan banyak kenikmatan. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Thaha:14
Artinya:
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha: 14)
2.Menjadi penolong
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah: 153)
3.mencegah perbuatan keji dan munkar
ْ َ‫ّللا َی ْعلَم َما ت‬
َ‫صنَع ْون‬ ٰ ‫ّللا اَ ْك َبر َو‬ َ ‫ص ٰلوةَ تَ ْنهٰ ى‬
ِ ٰ ‫ع ِن ْالفَحْ ش َۤاءِ َو ْالم ْنك َِر َولَ ِذ ْكر‬ َّ ‫ص ٰلوةَ اِنَّ ال‬ ِ ‫ي اِلَيْكَ مِنَ ْال ِك ٰت‬
َّ ‫ب َواَق ِِم ال‬ َ ِ‫اتْل َما ا ْوح‬
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: Al Ankabut: 45)
4.Penghapus dosa
َ‫ت ٰذلِكَ ِذ ْك ٰرى لِلذَّاك ِِریْن‬
ِ ‫ت یذْ ِهبْنَ السَّـيِ ٰـا‬
ِ ‫ار َوزلَفًا مِنَ الَّـ ْي ِل اِنَّ ْال َح َس ٰن‬ َ َ‫ص ٰلوة‬
ِ ‫ط َرفَي ِ النَّ َه‬ َّ ‫َواَق ِِم ال‬
"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat". (QS:
Hud : 114)
Rukun shalat
1.Berdiri bagi yang mampu.
2. Membaca niat shalat fardhu dari dalam hati.
3. Takbiratul ihram.
4. Membaca surat Al Fatihah pada tiap rakaat.
5. Ruku’ dengan tuma’ninah.
6. I’tidal dengan tuma’ninah.
7. Sujud dengan tuma’ninah.
8. Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah.
9. Duduk tasyahud akhir.
10. Membaca tasyahud akhir.
11. Membaca sholawat nabi.
12. Salam.
13. Tertib.
Syarat shalat
1.Beragama Islam.
2. Sudah baligh dan berakal.
3. Suci dari hadast atau najis.
4. Suci seluruh anggota badan, pakaian, dan tempat.
5. Menutup aurat.
6. Sudah memasuki waktu yang ditentukan untuk masing-masing shalat fardhu.
7. Menghadap kiblat.
8. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunah.
Sunah shalat
Sunah berupa ucapan
1.Membaca doa iftitah, yaitu bacaan doa yang dibaca sebelum membaca Surah Al-Fatihah
2.Membaca ta’awwudz, yaitu mengucapkan “Aku berlindung kepada Allah dari bisikan setan
yang dirajam.“
3.Membaca basmalah yaitu “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

4.Ucapan tasbih yang kedua atau ketiga ketika rukuk dan sujud
5.Ucapan Rabbighfirli yang kedua atau ketiga ketika duduk diantara dua sujud
6.Ucapan setelah mengucapkan “Wahai Rabb Kami milik-Mu lah segala pujian” ketika
bangun dari rukuk.
7.Bacaan surah selain Surah Al-Fatihah.
Sunah berupa perbuatan
1.Mengangkat kedua tangan saat takbiratul Ihram, rukuk, bangun dari rukuk, atau saat berdiri
memulai rakaat yang ketiga.
2.Bersedekap, yaitu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada saat berdiri
dalam shalat, baik sebelum atau sesudah rukuk.
3.Mengarahkan pandangan ke tempat sujud
4.Merenggangkan jarak antara tangan dengan perut atau sisi samping ketika sujud
5.Duduk iftirasy, yaitu dengan menduduki kaki kiri sambil memanjangkan kaki kanan.
HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT
1.Jika salah satu syarat atau rukun shalat tidak dikerjakan atau sengaja tidak dikerjakan.
2. Menambah rukun berupa perbuatan.
3. Terkena najis yang tidak dimaafkan.
4. Aurat terbuka.
5. Membelakangi kiblat.
6. Berkata-kata dengan sengaja.
7. Mengubah niat sholat.
8. Mendahului imamnya dua rukun (jika sholat berjamaah)
9. Makan atau minum saat sholat.
10. Tertawa terbahak-bahak.
11. Bergerak berturut-turut tiga kali atau lebih.
12. Murtad.
TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT
1.Membaca niat sholat wajib.
2. Takbiratul Ihram.
3. Membaca doa Iftitah.
4. Membaca surat Al Fatihah.
5. Membaca surat pendek.
6. Rukuk.
8. Sujud pertama.
9. Duduk diantara 2 sujud.
10. Sujud kedua.
11. Tahiyat awal.
12. Tahiyat akhir.
13. Mengucap salam.
ARTI BACAAN SHALAT
Niat
Bacaan niat dilakukan sebelum melakukan sholat. Di bawah ini bacaan niat untuk sholat
wajib:
•Niat shalat subuh dan artinya : ‫إماما لل تعالى‬/‫مأموما‬/‫أصلي فرض الصبح ركعتين مستقبل القبلة أداء‬
Artinya: "Saya berniat sholat fardu subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah
Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".
•Niat shalat dhuhur dan artinya : ‫إماما لل تعالى‬/‫أصلي فرض الظهر أربع ركعات مستقبل القبلة أداءمأموما‬
Artinya: "Saya berniat sholat fardu zuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah
Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".
•Niat shalat ashar dan artinya : ‫إماما لل تعالى‬/‫مأموما‬/‫أصلي فرض العصر أربع ركعات مستقبل القبلة أداء‬
Artinya: "Saya berniat sholat fardu asar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah
Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".
•Niat shalat magrib dan artinya : ‫إماما لل تعالى‬/‫مأموما‬/‫أصلي فرض المغرب ثَلث ركعات مستقبل القبلة أداء‬
Artinya: "Saya berniat sholat fardu magrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah
Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".
•Niat shalat isya dan artinya : ‫إماما لل تعالى‬/‫مأموما‬/‫أصلي فرض العشاء أربع ركعات مستقبل القبلة أداء‬
Artinya: "Saya berniat sholat fardu isya empat rakaat menghadap kiblat karena Allah
Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala"
Iftitah
Bacaan dari doa iftitah
‫ض َحنِ ْيفًا‬ َ ْ‫ت َو ْاالاَر‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫ط َرال َّس َم‬ ْ ‫ي ِللَّذ‬
َ َ‫ِي ف‬ َ ‫اِنِى َو َّج ْهت َوجْ ِه‬. ‫صي ًَْل‬ ِ ِ ‫للا اَ ْكبَر َكبِ ًرا َو ْال َح ْمد‬
ِ َ‫ِل كَشِ ي ًْرا َوس ْب َحانَ للاِ ب ْك َرةً َوا‬
َ‫الَ ش َِریْكَ لَه َوبِذَ لِكَ امِ رْ ت َواَنَ مِن‬. َ‫ب ْالعَا لَمِ يْن‬ ِ ‫ِل َر‬ ِ ِ ‫ي‬
ْ ِ‫اي َو َم َمات‬
َ َ‫ي َو َمحْ ي‬ ْ ‫ي َونس ِك‬ َ َّ‫اِن‬. َ‫م ْس ِل ًما َو َما اَنَا مِنَ ْالم ْش ِر ِكيْن‬
ْ ِ‫ص ََلت‬
َ‫ ْالم ْسلِمِ يْن‬. Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan
pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku
hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap
kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang
menyekutukan-Nya.
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta
Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan
aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri)."
Membaca alfatihah
Setelah doa ifititah telah selesai dibacakan, bacaan selanjutnya yaitu membaca surat al-
fatihah. Berikut bacaan surah al-fatihah dan artinya: Artinya : "Dengan nama Allah yang
maha pengasih, maha penyayang. Segala puji bagi Allah, tuhan seluruh alam, yang maha
pengasih, maha penyayang, pemilik hari pembalasan. Hanya kepada engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan
yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan)
mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Rukuk
Gerakan rukuk yaitu mengangkat kedua tangan dan membaca "allahu akbar". Kemudian
badan dibungkukkan dan kedua tangan memegang lutut. Usahakan antara punggung dan
kepala sama rata. Adapun bacaan rukuk ialah sebagai berikut: ‫ سبحان ربي العظيم وبحمده‬Artinya:
"Maha suci tuhan yang maha agung serta memujilah aku kepadanya."
Ittidal
Bacaan ittidal dan artinya : ‫ سمع للا لمن حمده‬Artinya: "Allah maha mendengar terhadap orang
yang memujinya."
Setelah berdiri tegak, lalu membaca ‫ربنا لك اللحمد ملء السموات وملء األرض وملء ما شئت من شيء بعد‬
Artinya: "Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh
sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu."
Sujud
Bacaan sujud dan artinya : ‫ سبحان ربي األعلى وبحمده‬Artinya: "Maha suci tuhan yang maha tinggi
serta memujilah aku kepadanya."
Duduk di antara dua sujud
Bacaan duduk diantara dua sujud ialah sebagai berikut: ‫رب اغفررلي وارحمني واجبرني وارفعني‬
‫ وارزقني واههدني وعافني واعف عني‬Artinya: "Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku,
cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku
petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."
Tasyahud awal
ِ‫علَيْكَِ أَيهَا النَ هبىِ َو َر ْح َمةِ َه‬
Bacaan tasyahud awal dan artinya : ‫ّللا‬ َ ِ‫سالَم‬ ِ‫صلَ َواتِ الطَ هيبَاتِ ه َه‬
َ ‫لِل ال‬ َ ‫التَحه يَاتِ الْمب‬
َ ‫َاركَاتِ ال‬
ِ‫عبْدهِ َو َرسوله‬ َِ َ‫شهَدِ أ‬
َ ‫ن م َح َمدًا‬ ْ َ‫ّللا َوأ‬
َِ َ‫شهَدِ أَنِْ ِلَ هإلَهَِ هإ ِل‬
ْ َ‫أ‬, ِ‫ّللا الصَالهحه ي َن‬
ِ‫علَى هعبَا هِد َه‬
َ ‫علَيْنَا َو‬ َ ‫ َوب ََركَاتهِ ال‬,
َ ِ‫سالَم‬

Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi


Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi,
demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu
tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa
tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan
Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad."

Tasyahud akhir
Tasyahud akhir dilakukan pada rakaat terakhir. Bacaan dan posisi gerakannya sama dengan
tasyahud awal dengan ditambah selawat nabi. Berikut bacaan tasyahud akhir:
ِ َّ ‫علَى ِع َبا ِد‬
‫ّللا‬ َ ‫علَ ْينَا َو‬
َ ‫ّللا َو َب َركَاته ال َّسَلَم‬
ِ َّ ‫ى َو َرحْ َمة‬ ُّ ‫ع َليْكَ أَیُّ َها النَّ ِب‬ َ ‫ِل ال َّس‬
َ ‫َلم‬ َّ ‫صلَ َوات ال‬
ِ َّ ِ ‫ط ِي َبات‬ َّ ‫اركَات ال‬ َ ‫التَّحِ يَّات ْالم َب‬
‫ َك َما‬، ‫علَى آ ِل َس ِي ِدنَا م َح َّمد‬ َ ‫ َو‬، ‫على َس ِي ِدنَا م َح َّمد‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ّللا أَلله َّم‬ ِ َّ ‫ّللا َوأَ ْش َهد أَنَّ م َح َّمدًا َرسول‬ َّ َّ‫صالِحِ ينَ أَ ْش َهد أَ ْن الَ ِإلَهَ ِإال‬َّ ‫ال‬
َ‫اركت‬ْ َ َ‫ َك َما ب‬، ‫على آ ِل َسيِ ِدنَا م َح َّمد‬ َ َ ‫ َو‬، ‫على َسيِ ِدنَا م َح َّمد‬ َ َ ْ‫ارك‬ ِ َ‫ وب‬، ‫ِيم‬َ ‫على آ ِل َسيِ ِدنَا إِب َْراه‬ َ َ ‫ِيم َو‬
َ ‫على َسيِ ِدنَا إِب َْراه‬ َ َ َ‫صليْت‬ َّ َ
َّ
‫ إِنكَ َحمِ يد َم ِجيد‬، ‫ِيم‬ َ ‫على آ ِل َسيِ ِدنَا إِب َْراه‬ َ َ ‫ َو‬، ‫ِيم‬
َ ‫على َسيِ ِدنَا إِب َْراه‬ َ َ
Artinya: “Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah.
Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan
barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada
seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya
Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada
keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim As., serta
kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan
kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim.
Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Kekal.
SHALAT JUM'AT DAN KHUTBAH JUM'AT
1.Di dahului oleh dua khutbah jum'at dimana khatib dalam
kondisi berdiri dan duduk di antara dua khutbah.
2. Niat sholat jum'at.
Adapun niat shalat jum’at adalah sebagai berikut:
ِ َّ ِ ‫ض الج ْمعَ ِة َر ْكعَتَي ِْن م ْستَ ْقبِ َل اْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َماْم ْو ًما‬
‫ِل تَعَالَى‬ َ ْ‫ي فَر‬
ْ ‫ص ِل‬
َ ‫ا‬
3. Takbiratul ihram
4. Membaca Al-fatihah dan surat pendek
5. Rukuk
6. I'tidal
7. Sujud
8. Duduk di antara dua sujud
9. Duduk tasyahud akhir dan membaca do'a nya
10. Membaca salam.
SYARAT WAJIB JUM'AT
1.Beragama Islam.
2. Sudah deasa atau baligh.
3. Tidak gila atau mengalami gangguan mental lainnya.
4. Laki-laki (wanita tidak wajib sholat Jumat).
5. Sehat jasmani dan rohani (orang sakit tidak wajib sholat Jumat).
6. Bertempat tinggal tetap atau menetap atau bermukim
SYARAT SAH JUM'AT
1.Shalat Jumat dan kedua khutbah dilakukan di waktu zuhur
2.Dilaksanakan di area pemukiman warga. Boleh juga dilaksanakan di luar bangunan masjid
seperti lapangan.
3.Berjamaah
4.Hendaknya didahului dengan dua khutbah
RUKUN KHUTBAH
1.Mengucapkan puji-pujian kepada Allah SWT.
2.Membaca Shalawat atas Rasulullah SAW.
3.Mengucap syahadat (bersaksi tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah dan
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya).
4.Berwasiat (nasihat) dengan takwa dan mengajarkan apa-apa yang perlu kepada pendengar,
sesuai dengan keadaan tempat dan waktu, baik urusan agama maupun urusan dunia.
5.Membaca ayat Alquran pada salah satu kedua khutbah.
6.Berdoa untuk mukminin dan mukminat pada khutbah yang kedua.
SYARAT KHUTBAH JUM'AT
1.Hendaklah kedua khutbah itu dimulai sesudah tergelincir matahari.
2. Sewaktu berkhutbah, hendaklah berdiri jika mampu.
3. Khatib hendaklah duduk diantara dua khutbah.
4. Hendaklah dengan suara yang keras kira-kira terdengar oleh jumlah bilangan sah Jumat
dengan mereka.
5. Hendaklah berturut-turut, baik rukunnya, atau jarak keduanya, maupun antara kedua
dengan sholat.
6. Khatib hendaklah suci dari pada hadas dan najis.
7. Khatib hendaklah menutup auratnya.
TATA CARA KHUTBAH JUM'AT
1.Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam.
2.Setelah mengucap salam, maka suara adzan akan dikumandangkan. Khatib dianjurkan
untuk duduk mendengarkan dan menirukan hingga adzan selesai.
3.Hendaknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah yaitu dengan membaca
alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan
perkataan amma ba’d.
4.Saat berkhotbah khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para
jamaah.
5.Saat telah menyampaikan khutbah pertama hendaknya khatib duduk sejenak untuk
beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua.
6.Khotbah hendaknya tidak boleh lebih lama dari durasi sholat Jumat.
7.Dalam berkhutbah khatib hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya
dengan jelas.
8.Saat mencapai akhir khutbah hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun pada
Allah.
AL-AHKAM DAN UNSUR-UNSUR HUKUM
A.pengertian al-ahkam
Menurut bahasa : Al-ahkam (‫ )األحكم‬maknanya dilihat dari segi bahasa merupakan bentuk
jamak dari kata hukmun (‫ )حكم‬yang artinya keputusan
Menurut istilah : menurut istilah dalam ushul fiqih yaitu Apa-apa yang ditetapkan oleh seruan
syari'at yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf (orang yang dibebani syari'at) dari
tuntutan atau pilihan atau peletakan.al-ahkam dalam bahasan ilmu ushul fiqih adalah hukum-
hukum yang hanya terkait dengan amalan manusia yang bersifat dhohir
B.pembagian al-ahkam
Pembagian Al-Ahkam
Dalam ushul fiqih hukum hukum-hukum syariat di bagi menjadi dua macam.
1.Al-Ahkam at-Taklifiyyah (hukum taklifiyah)
2.Al-Ahkam al-Wadh'iyyah (hukum wadh’iyah)
I. Al-Ahkam at-Taklifiyyah
Merupakan firman Allah yang menuntut manusia untuk melakukan atau meninggalkan
sesuatu atau memilih antara berbuat dan meninggalkan . Al ahkam at taklifiyyah dibagi
menjadi 5 yaitu wajib, mandhub (sunnah), haram ,makruh,dan mubah
a) Wajib : Definisi wajib Sesuatu yang diperintahkan /diharuskan oleh Allah dan RasulNya
untuk dilaksanakan oleh orang mukallaf (objek hukum)dan apabila dilaksanakan akan
mendapat pahala dari Allah, sebaliknya jika tidak dilaksanakan diancam dosa.
>Pembagian Wajib
1) Ditinjau dari segi waktu pelaksanaannya

✓Wajib Muthlaq atau bebas yaitu kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaanya,
yang ia sanggup melaksanakannya. Contoh : mengqadha puasa Ramadhan yang tertinggal
karena uzur. Ia wajib melakukannya dan dapat dilakukan kapan saja ia mempunyai
kesanggupan.

✓Wajib Muaqqad, kewajiban yang pelaksanaanya ditentukan dalam waktu tertentu dan tidak
sah dilakukan diluar waktu yang telah ditentukan itu. Contoh: sholat subuh dan zuhur).
Ditinjau dari segi pelaksanaanya

✓Wajib ‘Aini, yaitu kewajiban secara pribadi. Sesuatu yang dituntut oleh syar’i (pembuat
hukum) untuk melaksanakannya dari setiap pribadi dari pribadi mukallaf. Kewajiban itu
harus dilaksanakan sendiri dan tidak mungkin dilakukan oleh orang lain atau karena
perbuatan orang lain. Contoh: shalat dan puasa.

✓ Wajib Kifa’i/Kifayah, Yaitu kewajiban bersifat kelompok.Sesuatu yang dituntut oleh


pembuat hukum melakukannya dari sejumlah mukallaf dan tidak dari setiap pribadi mukallaf.
Hal ini berarti bila sebagian atau beberapa orang mukallaf telah tampil melaksanakan
kewajiban itu dan telah terlaksana apa yang dituntut, maka lepaslah orang lain dari tuntutan
itu. Tetapi bila tidak seorangpun melakukannya hingga apa yang dituntut itu terlantar, maka
berdosa semuanya. Contoh: shalat jenazah.
B) Mandub ( Sunnah )
Pengertian mandub Menurut bahasa mandub adalah sesuatu yang dianjurkan. Sedangkan
menurut istilah seperti dikemukakan Abdul Karim Zaidan, adalah suatu perbuatan yang
dianjurkan oleh Allah dan RasulNya dimana akan diberi pahala orang yang
melaksanakannya, namun tidak dicela orang yang melaksanakannya. Mandub disebut juga
sunnah,
.
>Pembagian Mandub
✓ Sunnah Muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan)yaitu perbuatan yang selalu dilakukan
oleh Nabi disamping ada keterangan yang menunjukkan bahwa perbuatan itu
bukanlahsesuatu yang fardu. Contoh : shalat witir.
✓Sunnah Ghair Muakkad (sunnah biasa) yaitu perbuatan yang pernah dilakukan oleh Nabi,
tetapi Nabi tidak melazimkan dirinya untuk berbuat demikian. Contoh : Shalat sunnah 4
rakaat sebelum zuhur dan sebelum ashar.
C) haram
Secara terminologi ushul fiqh kata haram berarti sesuatu yang dilarang oleh Allah dan
RasulNya, dimana orang yang melanggarnya dianggap durhaka dan diancam dengan dosa,
dan orang yang meninggalkannya karena menaati Allah diberi pahala. Contoh: larangan
berzina¨
.
>Pembagian Haram
Haram zati,
bila berkaitan dengan rukun akad mengakibatkan batalnya akad tersebut.Muharram ashalah
lidzatihi (haram secara asli menurut zatnya).Contoh: larangan memakan babi atau bangkai
dan meminum khamar, membunuh dan mencuri. Haram Ghairu Zati,
bila berkaitan dengan akad tidak
menyebabkan batalnya akad tersebut.Muharram li’Aridhi (haram karena sesuatu yang baru).
Contoh: larangan jual beli dalam waktu khutbah jumat, menjual sesuatu dengan mengandung
penipuan.
.
D) Makruh

Definisi makruh Dalam istilah ushul fiqh, makruh adalah sesuatu yang dianjurkan syariat
untuk meninggalkannya, dan jika ditinggalkan akan mendapat pujian dan jika dilanggar tidak
berdosa
>Pembagian makruh
1 Makruh Tahrim, yaitu tuntutan meninggalkan suatu perbuatan secara pasti tetapi dalil yang
menunjukkannya bersifat zhanni. Makruh tahrim ini kebalikan dari wajib sekaligus juga
kebalikan arti fardhu dikalangan jumhur ulama.
2 Makruh Tanzih, yaitu makruh menurut istilah jumhur ulama. Makruh tanzih ini kebalikan
dari hukum mandub Orang yang melanggar larangan makruh tahrim diancam dengan dosa,
sedangkan orang yang melanggar larangan makruh tanzih tidak mendapat ancaman dosa.
E ) Mubah
Mubah merupakan perkara yang dikerjakan ataupun ditinggalkan tidak memberikan ganjaran
apapun baik dosa atau pahala. Hukum ini menjadi keringanan oleh Allah Swt kepada umat
Islam, seperti berdoa tidak menggunakan bahasa Arab. ada beberapa pendapat yang
dikemukakan
oleh ulama ushul fiqh tentang mubah:
1. Sesuatu yang diserahkan syar’i kepada mukallaf untuk melaksanakan atau tidak
2 . Menurut Imam al-Syaukani, adalah: Sesuatu yang apabila dikerjakan atau ditinggalkan
tidak mendapat pujian
3. Menurut Imam al-Ghozali: Sesuatu yang ada keizinan dari Allah Ta’ala untuk melakukan
atau tidak melakukannya, yang pelakunya tidak diembeli dengan pujian atau celaan dan
orang yang tidak melakukannya tidak pula diembeli pujian dan celaan
II.Al-Ahkam al-Wadh’iyyah
Secara istilah "apa apa yang ditetapkan oleh pembuat syariat dari tanda tanda untuk
mendapatkan atau meniadakan ,terlaksananya atau batal.

✓Sebab
Yaitu sesuatu yang jelas adanya mengakibatkan adanya hukum, sebaliknya tidak adanya
mengakibatkan tidak adanya hukum. Contohnya, perbuatan zina mengakibatkan adanya
hukum dera.
✓Syarat
Yaitu sesuatu yang harus ada sebelum ada hukum, karena adanya hukum bergantung
kepadanya

✓Azimah
yaitu hukum syara’ yang pokok dan berlaku untuk umum bagi seluruh mukallaf, dalam
semua keadaan dan waktu. Misalnya, puasa wajib pada bulan Ramadhan, sholat fardhu lima
waktu sehari semalam dan lain sebagainya.

✓ukhsoh
yaitu peraturan tambahan yang ditetapkan Allah SWT sebagai keringanan karena ada
hal-hal yang memberatkan mukallaf sebagai pengecualian dari hukum-hukum yang pokok.

✓Mani’ (Penghalang)
Yaitu sesuatu yang karenanya menyebabkan tidak adanya hukum. Meskipun sebab telah
ada, dan syarat telah terpenuhi, akan tetapi apabila terdapat mani’ maka hukum yang
semestinya bisa diberlakukan menjadi tidak bisa diberlakukan. Contohnya, apabila seseorang
mempunyai keluarga / kerabat sebagai ahli waris. Akan tetapi, apabila keduanya berlainan
agama, maka keduanya tidak berhak saling mewarisi. Hal ini karena berlainan agama menjadi
mani’ atau penghalang bagi seseorang untuk mendapatkan harta peninggalan.

✓sah
"apa-apa yang pengaruh perbuatannya berakibat padanya, baik itu ibadah ataupun akad."

✓Fasid
"apa-apa yang pengaruh perbuatannya tidak berakibat kepadanya, baik itu ibadah atau akad."
C.UNSUR-UNSUR HUKUM
1.Mahkum fiihi
Merupakan perbuatan orang mukkhalaf yang berhubungan dengan hukum Allah
(hukum syara)
2. Mahkum Alaih
Orang mukkhalaf yang mendapatkan perintah Allah SWT dan perbuatan itu
berhubungan dengan hukum syara
3. Hakim
Merupakan pihak yang menjatuhkan atau ketetapan

KHILAFIYAH DAN MAZHAB DALAM FIKIH


Pengertian khilafiyah
Ikhtilaf adalah istilah dalam kajian hukum Islam yang berarti perbedaan, perselisihan, dan
pertukaran. Alquran sebagai pedoman hidup bagi umat Islam menyebutkan kata ikhtilaf pada
tujuh ayat dan kata jadiannya pada sembilan tempat.
Khilafiyah dalam bahasa sering diartikan dengan “perbedaan pendapat, pandangan, atau
sikap”. Masalah khilafiyah adalah masalah yang hukumnya tidak disepakati para ulama.
Perbedaan pendapat di antara kalangan umat Islam bukan hanya terdapat dalam masalah
fiqih saja, tetapi khilafiyah juga melingkupi berbagai macam hal.
Macam-macam khilafiyah
Menurut Syekh Salim bin Shalih, sesuai dengan penelitian para ulama terhadap sumber
ikhtilaf, ikhtilaf terbagi pada tiga macam, yaitu:
1.Ikhtilaf tercela: Ikhtilaf tercela ini didasarkan pada Alquran surah Al-Maaidah ayat 14.
2.Ikhtilaf yang boleh: Ikhtilaf yang boleh dalam Islam 3.berdasarkan pada surah Al-Hajj ayat
78.
Ikhtilaf tanawwu: Ikhtilaf tanawwu ini semisal perbedaan pendapat di antara para sahabat
tentang masalah bacaan Alquran.[2]
Dalil tentang khilafiyah
QS. Al.Baqarah Ayat 213
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan
kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung
kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah
bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri.
Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang
kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia
kehendaki ke jalan yang lurus.
QS. Al-Baqarah Ayat 176
Yang demikian itu karena Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa)
kebenaran, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (kebenaran) Kitab
itu, mereka dalam perpecahan yang jauh.
Mazhab dan pengertiannya
Menurut bahasa Arab, “madzhab” berasal dari shighah masdar mimy (kata sifat) dan isim
makan (kata yang menunjukkan keterangan tempat) dari akar kata fiil
madhy “dzahaba” yang bermakna pergi. Jadi, mazhab itu secara bahasa artinya, “tempat
pergi”, yaitu jalan (ath-thariq).
Sedangkan menurut istilah ada beberapa rumusan:
Menurut M. Husain Abdullah, madzhab adalah kumpulan pendapat mujtahid yang berupa
hukum-hukum Islam, yang digali dari dalil-dalil syariat yang rinci serta berbagai kaidah
(qawa’id) dan landasan (ushul) yang mendasari pendapat tersebut, yang saling terkait satu
sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Menurut A. Hasan, mazhab adalah mengikuti hasil ijtihad seorang imam tentang hukum suatu
masalah atau tentang hukum suatu masalah atau tentang kaidah-kaidah istinbathnya.
Latar belakang lahirnya mazhab
.Lahirnya berbagai aliran atau madzhab dalam ilmu fiqih dilatarbelakangi oleh beberapa
faktor antara lain disebabkan oleh:
1.Perbedaan Pemahaman (Pengertian) Tentang Lafadz Nash
2.Perbedaan Dalam Masalah Hadits
3 Perbedaan dalam Pemahaman dan Penggunaan Qaidah Lughawiyah Nash
4.Perbedaan Dalam Mentarjihkan Dalil-dalil yang berlawanan ( ta’rudl al-adillah)
5 Perbedaan Tentang Qiyas
6.Perbedaan dalam Penggunaan Dalil-dalil Hukum
7.Perbedaan dalam Pemahaman Illat Hukum
8.Perbedaan dalam Masalah Nasakh.
Mazhab dalam fikih
MAZHAB MALIKI
Pendirinya adalah Al-Imam Maliki bin Anas Al-Ashbahy. Ia dilahirkan di Madinah pada
tahun 93 H dan wafat pada tahun 179 H. Beliau sebagai ahli hadits di Madinah dimana
Rasulullah SAW hidup di kota tersebut.
MAZHAB SYAFI’I
Tokoh utamanya adalah Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Quraisyi. Beliau
dilahirkan di Ghuzzah pada tahun 150 H dan wafat di Mesir pada tahun 204 H. Beliau belajar
kepada Imam Malik yang dikenal dengan madzhabul hadits, kemudian beliau pergi ke Irak
dan belajar dari ulama Irak yang dikenal sebagai madzhabul qiyas. Madzhab ini lahir di
Mesir kemudian berkembang ke negeri-negeri lain.
MAZHAB HAMBALI
Dinamakan Hambali, karena pendirinya Al-Imam Ahmad bin Hambal As-Syaebani, lahir di
Baghdad Th 164 H dan wafat Th 248 H. Beliau adalah murid Imam Syafi’i yang paling
istimewa dan tidak pernah pisah sampai Imam Syafi’i pergi ke Mesir.
MAZHAB HANAFI
Dinamakan Hanafi, karena pendirinya Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit. Beliau
lahir pada tahun 80 H di Kufah dan wafat pada tahun 150 H. Madzhab ini dikenal madzhab
Ahli Qiyas (akal) karena hadits yang sampai ke Irak sedikit, sehingga beliau banyak
mempergunakan Qiyas.

ZAKAT
Definisi zakat : Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak. Zakat merupakan rukun
ketiga dari Rukun Islam.
Dalil zakat
Surah at taubah ayat 103
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َ ‫ص ٰلوتَكَ َسكَن لَّه ْم  َوا ِٰل َسمِ يْع‬
‫ع ِليْم‬ َ َّ‫علَ ْي ِه ْم  اِن‬
َ ‫ص ِل‬ َ ‫صدَقَةً ت‬
َ ‫ط ِهره ْم َوتزَ ِك ْي ِه ْم بِ َها َو‬ ْ ْ‫خذ‬
َ ‫مِن اَ ْم َوا ِل ِه ْم‬
"Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 103)
Dalil kedua :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
‫صيْر‬ ِ ٰ َ‫ال ْنفسِك ْم م ِْن َخيْر ت َِجد ْوه ِع ْند‬
َ ٰ َّ‫ّللا  اِن‬
ِ َ‫ّللا ِب َما تَ ْع َمل ْونَ ب‬ َ ِ ‫الز ٰکوةَ  َو َما تقَدِم ْوا‬َّ ‫ص ٰلوةَ َو ٰا توا‬ َّ ‫َواَ قِيْموا ال‬
"Dan laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan
untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 110)
Hikmah pensyariaatannya
1.Pertama, dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim telah menegakkan suatu ibadah yang
merupakan bagian pokok dalam agama.
2. Kedua, menjawab dan melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya
3. Ketiga, menyempurnakan keislaman seorang hamba karena ibadah tersebut merupakan
salah satu rukun Islam.
4. Keempat, pengeluaran zakat oleh seorang hamba merupakan bukti akan kejujuran
keimanan.
5. Kelima, merupakan bentuk kesyukuran akan nikmat harta dari Allah ‘Azza wa Jalla. Di
antara bentuk kesyukuran akan nikmat adalah dengan mengeluarkan harta kepada hal-hal
yang Allah Subhânahu wa Ta’âlâ cintai dan ridhai.
6. Keenam, menyucikan jiwa seorang hamba dan menghindarkan hamba tersebut dari
penyakit hati dan akhlak yang tercela. Pengeluaran zakat memerangi sifat kekikiran dan
ketamakan seorang hamba.
7.Menghiasi hamba tersebut dengan akhlak mulia
8. Kedelapan, mengeluarkan zakat adalah hal yang menambah rezeki dan keberkahan harta.
9. Kesembilan, menyucikan dan menjaga harta terhadap kerusakan dan musibah.
10. Kesepuluh, zakat menggugurkan dosa.Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
11. Kesebelas, menenangkan hati dan melapangkan jiwa seorang hamba.
12. Kedua belas, menjadi sebab dimasukkannya seorang hamba ke dalam surga.
13. Ketiga belas, penyelamat terhadap salah satu kengerian pada hari kiamat.
14. Keempat belas, adanya rasa saling mengasihi antara orang yang mampu dan orang yang
kurang mampu.
15. Kelima, merupakan bentuk kesyukuran akan nikmat harta dari Allah ‘Azza wa Jalla. Di
antara bentuk kesyukuran akan nikmat adalah dengan mengeluarkan harta kepada hal-hal
yang Allah Subhânahu wa Ta’âlâ cintai dan ridhai.
JENIS JENIS ZAKAT DAN KETENTUANNYA
Zakat fitrah : Salah satu jenis zakat yang wajib ditunaikan umat muslim adalah zakat fitrah.
Seperti yang telah disebutkan di atas, zakat fitrah adalah jenis zakat yang wajib dibayarkan
umat muslim ketika bulan Ramadan atau hari raya Idulfitri datang. Selanjutnya, zakat fitrah
dapat dibayar dengan 3,5-liter makanan pokok dari daerah yang bersangkutan.
Zakat maal : Zakat maal adalah zakat penghasilan, selanjutnya, ada beberapa jenis zakat
penghasilan yaitu zakat hasil pertambangan, hasil pertanian, hasil laut, hasil ternak, perak,
dan ternak. Masing-masing jenis zakat memiliki ketentuan dan perhitungannya
Binatang ternak : zakat penghasilan yang harus Anda bayarkan adalah hasil ternak. Hewan
ternak yang terkena wajib zakat adalah dengan hewan yang memberikan manfaat bagi
manusia, digembalakan, mencari makan sendiri melalui gembala, telah dimiliki satu tahun
dan mencapai nishab. Masing-masing hewan ternak berbeda-beda. Sebagai contoh sapi, jika
jumlahnya mencapai 30 ekor, maka zakatnya berupa seekor anak sapi satu tahun.
Emas dan perak : ketentuan zakat emas dan perak. Anda diwajibkan membayar zakat yang
cukup nisabnya dan telah dimiliki selama setahun. Perhitungannya adalah sebesar 2,5% dari
nilai emas tersebut. Sebagai contoh jika Anda memiliki emas sebesar 100 gr, maka zakat
yang wajib dibayarkan adalah harga 2,5 persen dari emas.
Sebagai contoh 1 gr emas berharga Rp 50.000, maka besaran zakat yang harus dibayarkan
yaitu adalah 100gr x Rp 50.000 x 2.5 persen = Rp 125.000
Zakat perdagangan : Zakat perdagangan atau zakat tirakat yaitu zakat yang berkaitan dengan
komoditas perdagangan. Zakat ini memiliki ketentuan yakni diambil dari modal, dan dihitung
dari total penjualan barang sebesar 2,5 persen. Anda bisa membayarkan uang dengan seharga
nilai tersebut atau berupa barang dagangan
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH DAN WAKAF
Perbedaan : Menurut hukumnya :
1.zakat berhukum wajib
2.waqaf berhukum sunnah
3.Infak hukumnya fardhu kifayah
4.Sedekah Hukumnya ada yang wajib jika dimaksudkan sebagai zakat dan ada yang sunnah
juka itu sedekah biasa.
Persamaan : Zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf adalah bentuk ajaran Islam yang mengajak
umat manusia untuk peduli terhadap sesama. Keempat filantropi ini memiliki persamaan
yaitu sama-sama bernilai ibadah dan meningkatkan solidaritas antar umat.

QURBAN DAN AQIQAH


1.Qurban
Definisi qurban : Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (‫)قربان‬.
Kurban dalam Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti
binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya
Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah.
Dalil qurban : Dalil qurban :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ْ‫ص ِل ل َِربِكَ َوا ْن َحر‬
َ َ‫ف‬
fa sholli lirobbika wan-har
"Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah)."
(QS. Al-Kausar 108: Ayat 2)
Rukun qurban : Rukun Penyembelihan Hewan Qurban dimana ada 4 hal yang harus terpenuhi
agar qurban dinyatakan sah :
•Pekerjaan menyembelih qurban atau dzabbu
•Penyembelih hewan qurban atau dzabih
•Hewan yang akan disembelih
•Alat untuk menyembelih qurban
Syarat qurban : Adapun syarat sahnya seekor hewan bisa dikurbankan lebih rincinya antara
lain:
•Sehat
•tidak cacat
•tidak pincang
•tidak sangat kurus
•tidak putus telinganya
•tidak putus ekornya
•telah mencukupi umurnya
Hikmah pensyariatannya qurban :
•Mengenang ketaatan Nabi Ibrahim
•Meraih Ketakwaan
•Sebagai syiar islam
•Sedekah yang lebih dari uang
Waktu pelaksanaan qurban :
waktu menyembelih hewan kurban ada empat hari, yakni dimulai setelah salat Idul Adha atau
pada tanggal 10 Dzulhijah, selanjutnya 11, 12, dan berakhir setelah matahari tergelincir
tanggal 13 Dzulhijjah.
Tata Cara penyembelih qurban :
•Membaca Bismillah
•Membaca Shalawat Nabi
•Menghadap ke arah kiblat (bagi hewan yang disembelih dan orang yang menyembelih)
•Membaca Takbir 3 kali bersama-sama
•Berdoa agar qurbannya diterima oleh Allah SWT (orang yang menyembelih yang
mengucapkan).
2.Aqiqah
Definisi aqiqah : Akikah (bahasa Arab: ‫عقيقة‬, transliterasi: Aqiqah) adalah pengurbanan
hewan dalam syariat Islam, sebagai bentuk rasa syukur umat Islam terhadap Allah SWT.
mengenai bayi yang dilahirkan.
Dalil aqiqah : Dalil :
َ ‫ك ُّل غَلَم َر ِه ْينَة بِعَ ِق ْيقَتِ ِه تذْبَح‬: ‫ع ْن َسم َرةَ ب ِْن ج ْندَب اَنَّ َرس ْو َل للاِ ص قَا َل‬
‫ع ْنه یَ ْو َم َسابِ ِع ِه َو یحْ لَق َو ی َس َّمى‬ َ
“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai dengan
aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama.”
[Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165,
Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]
Rukun aqiqah
Rukun aqiqah ada 9:
•Perdengarkanlah suara adzan di telinga kanan sang bayi ketika lahir.
•Perdengarkanlah suara ikomah di telinga kiri ketika lahir.
•Membacakan doa di kedua telinganya atau membacakan surah-surah pendek seperti al-
Ikhlas ketika lahir.
•Mengundang kerabat dan tetangga dalam acara syukuran aqiqah pada hari ke-7 kelahiran
bayi.
•Menyembelih domba atau kambing atau sapi pada hari ke-7 kelahiran.
•Mencukur habis rambut bayi untuk kemudian ditimbang,.
•Memberi nama yang baik, karena nama adalah doa. Dalam bahasa agama disebut Tasmiyah
•Sedekah.
•Bagikan daging aqiqah utamanya pada fakir miskin
SYARAT AQIQAH
1.Jumlah hewan aqiqah
2.kondisi hewan aqiqah
3.mencukur rambut anak
4.memberikan nama kepada anak
5.Menyembelih kambing / domba
6.makan bersama dan doa
Waktu pelaksanaan aqiqah :
Berdasarkan sabda Rasulullah tersebut, maka waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah
adalah pada hari ketujuh dari bayi dilahirkan.
Apabila tidak sanggup atau berhalangan di hari ketujuh, maka bisa dilakukan pada hari
keempat belas atau kedua puluh satu. Namun seperti telah dijelaskan di atas, apabila seorang
muslim tidak mampu melaksanakan aqiqah, maka kewajiban tersebut gugur.
Hikmah pensyaratannya :
Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad saw dalam meneladani Nabiyyullah Ibrahim as
tatkala Allah swt menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail alaihissalam.
Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu anak
yang terlahir itu,
Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya
kelak pada hari perhitungan. •Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah swt
sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah swt dengan
lahirnya sang anak.
Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari’at Islam &
bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari
kiamat.
Aqiqah memperkuat ukhuwah (persaudaraan) diantara masyarakat.
Tata cara Aqiqah :
1.Menyembelih Kambing
2.Memasak Daging Aqiqah
3.Membagikan dan Memakan Sebagian Daging Aqiqah
4.Mencukur Rambut dan Memberikan Nama Saat Aqiqah
5.Membacakan Doa kepada Bayi yang Menjalankan Aqiqah
Perbedaan :
Qurban : Qurban disyari'atkan agar dilaksanakan diantara tanggal 10 - 13 bulan Dzulhijah.
Qurban disyari'atkan untuk dilaksanakan setiap tahun.
Seekor kambing aau domba untuk satu orang dan satu ekor sapi atau kerbau untuk tujuh
orang.
Dilaksanakan eebagai wujud syukur kepada ALLAH SWT.
Daging lebih utama dibagikan sebelum dimasak.
Aqiqah : Aqiqah disyariatkan berkenaan dengan kelahiran anak.
Aqiqah disyariatkan satu kali seumur hidup.
Jumlah binatang ( kambing atau domba) untuk anak laki-laki 2 ekor, sedangkan untuk
perempuan 1 ekor. Dilaksanakan sebagai tebusan atas anak yang di lahirkan. Daging
diberikan setelah matang.
Persamaan :
Qurban dan Aqiqah hakikatnya beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan
menyembelih hewan.
Qurban dan Aqiqah hukumnya sama yaitu Sunnah muakkad, artinya sangat diutamakan
melaksanakan.
Hewan yang disembelih harus memenuhi syarat hewan qurban seperti tidak sakit, pancing
dan buta.
Daging hewan yang disembelih dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan keluarga.
Hewan yang disembelih berumur 2 tahun.

MUNAKAHAT
Definisi nikah
Arti nikah : Nikah dalam bahasa berarti menghimpun. Dalam pengertian fiqih, nikah adalah
akad yang mengandung kebolehan melakukan hubungan suami istri dengan lafal
nikah/kawin. Selain itu, menurut komplikasi hukum Islam, perkawinan adalah akad yang kuat
atau mistaqon gholidhon untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya adalah ibadah.
Dasar hukum nikah
Dasar hukum pernikahan dalam Islam adalah Al-Quran dan Sunnah. Al-Qur’an Ada beberapa
surat dalam Al-Quran yang mengenai dasar hukum pernikahan. Ayat-ayat tersebut menjadi
bukti bahwa pernikahan memiliki dasar hukum yang kuat di dalam Al-Qur’an. Berikut ayat-
ayat tersebut:
Al-quran surah annisa ayat 1
Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan, bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu.
Al-Qur’an Surat An Nuur ayat 31
Artinya: "Dan, kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan,
Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Al-Qur’an Surat Ar Ruum ayat 21
Artinya: "Dan, diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptkan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."
Hukum pernikahan
1.Wajib
Pernikahan wajib bagi orang yang sudah mampu menikah, memiliki nafsu mendesak, dan
takut terjerumus dalam perzinaan.
2.Haram
Nikah bisa jadi haram ketika seseorang tidak mampu memenuhi nafkah batin dan lahirnya
kepada istri serta nafsunya pun tidak mendesak.
3.Makruh
Hukum makruh dalam pernikahan terjadi ketika seseorang yang lemah syahwat dan tidak
mampu memberi belanja kepada istrinya. Walaupun tidak merugikan istri, karena ia kaya dan
tidak mempunyai keinginan syahwat yang kuat.
4..Mubah
Nikah bisa berhukum mubah jika orang yang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang
mengharamkan untuk menikah.
DALIL NIKAH
Al-Qur'an Surat An-nisa ayat 1

‫احدَة َّو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها‬ ْ ‫ٰیاَیُّ َها النَّاس اتَّق ْوا َربَّكم الَّ ِذ‬
ِ ‫ي َخلَقَك ْم ِم ْن نَّ ْفس َّو‬
‫ام‬ َ ْ ‫س ۤا َءل ْونَ ِبه َو‬
َ ‫اال ْر َح‬ َ َ‫ي ت‬ َ ٰ ‫س ۤا ًء ۚ َواتَّقوا‬
ْ ‫ّللا الَّ ِذ‬ َ ‫ث ِم ْنه َما ِر َج ًاال َك ِثي ًْرا َّو ِن‬
َّ ‫َو َب‬
ۚ ‫علَيْك ْم َر ِق ْيبًا‬َ َ‫ّللا َكان‬َ ٰ ‫ا َِّن‬
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
WALI NIKAH, SYARAT DAN URUTANNYA
Wali nikah : Tentang sahnya pernikahan, ada hadits Nabi yang berbunyi: “La nikaaha illa
biwaliyyin wa syahidaini adlin, tidak sah suatu pernikahan kecuali akad nikah itu dilakukan
oleh walinya dan disaksikan oleh 2 orang saksi yang adil” (HR.Thabrani. Hadits ini juga
terdapat dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 7558). Wali nikah secara umum diartikan sebagai
orang yang berhak menikahkan anak perempuan dengan seorang laki-laki yang menjadi
pilihannya.
Syarat wali nikah : Islam, Balig, Berakal, Merdeka, Lelaki, Adil
URUTAN WALI NIKAH
1.WALI NASAB
•Ayah, kakek (orang tua ayah) dan seterusnya ke atas
•Saudara laki-laki kandung seayah seibu
•Saudara laki-laki seayah lain ibu
•Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki kandung
•Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki seayah dan seterusnya
•Paman, yaitu saudara dari ayah sekandung
•Paman seayah, yaitu saudara dari ayah, seayah lain ibu
•Anak-anak paman kandung (saudara sepupu)
•Anak laki-laki paman seayah
Wali nasab adalah orang yang merupakan anggota keluarga pihak mempelai wanita yang
memiliki hubungan darah patrilineal dan bisa menikahkan wanita tersebut dengan seorang
pria.
2.WALI HAKIM
Wali hakim adalah wali yang berasal dari menteri agama dan selanjutnya diserahkan pada
petugas pencatat nikah. Petugas tersebut biasanya berasal dari kantor KUA. Wali hakim ini
boleh menikahkan seorang wanita apabila wanita tersebut tidak memiliki wali nasab yang
memenuhi syarat secara urutannya.
3.WALI MUHAKAM
Wali Muhakkam merupakan wali yang digunakan sebagai pilihan terakhir apabila mempelai
wanita tidak memiliki wali nasab ataupun wali hakim yang bersedia untuk menikahkan
dirinya serta menolak bertindak sebagai wali nikah dan tidak dapat menjalankan kewajiban
maupun haknya sebagai wali.
SAKSI NIKAH DAN SYARATNYA
1.SAKSI NIKAH
Salah satu syarat akad nikah dinilai sah adalah harus dihadiri oleh dua saksi. Jika tanpa saksi,
maka akad nikah tersebut tidak sah. Namun demikian, dalam Islam tidak semua orang bisa
untuk menjadi saksi nikah.
2.SYARAT SAKSI NIKAH
Menurut Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, ada
sembilan syarat untuk menjadi saksi nikah :
1.Berakal normal
2.Baligh
3.Al-Ta'addud (minimal 2 orang)
4.Semua saksi harus laki-laki
5.Merdeka
6.Adil
7.Islam
8.Bisa melihat
PENGERTIAN MAS KAWIN DAN NAMA LAINNYA
1.Pengertian mas kawin
Mas kawin dapat diartikan harta yang dikeluarkan oleh suami untuk diberikan kepada istri
dalam akad nikah. Istilah yang sama pula digunakan sebaliknya bila pemberi mahar adalah
pihak keluarga atau mempelai perempuan
.Nama lain mas kawin : Mas kawin atau mahar adalah istilah yang berasal dari bahasa arab,.
Penyebutan mahar dalam bahasa aslinya dapat diungkapkan 6 nama lain yang berbeda seperti
Nihlah, Shadaq, 'Alaiq, Hibah dan Faridhah.
2.Kedudukan mas kawin
"Kedudukan mas kawin dalam islam, di syari'atkannya membayar mas kawin hanyalah
sebagai hadiah yang diberikan seorang lelaki kepada seorang perempuan yang dipinangnya
ketika lelaki itu ingin menjadi pendampingnya dan sebagai pengakuan dari seorang lelaki atas
kehormatan perempuan".
3.Fungsi mas kawin
•Sebagai pembeda dengan mukhdanah : Mukhdanah sendiri adalah tak ubahnya poliandri.
Poliandri yaitu seorang perempuan yang memiliki banyak suami. Dan dengan pemberian
maharlah sebagai pembeda pernikahan dengan mukhdanah
•Sebagai bentuk penghormatan/penghargaan terhadap wanita : Dalam islam, mahar
merupakan hak penuh yang dimiliki oleh mempelai wanita. Hal ini berbeda dengan masa
jahiliyah dimana pemberi mahar ibarat jual beli yang memposisikan wanita sebagai barang
dagangan yang di beli.
•Sebagai bentuk keseriusan lelaki : Pemberian mahar oleh seorang laki-laki merupakan
bentuk keseriusan dan simbol cinta kasih sayang kepada mempelai wanita yang dinikahinya.
Oleh karena itu pemberian mahar harus dilakukan secara tulus, ikhlas dan diniatkan untuk
memuliakan wanita yang dinikahinya
4.Ukuran dan macam-macam mas kawin
1. Ukuran mas kawin
Didalam kitab fathul qorib tidak ada ukuran nilai maksimal ataupun minimal dalam mas
kawin ini bisa berupa barang ataupun jasa, sah dijadikan mas kawin. Tapi mahar disunahkan
tidak kurang dari 10 dirham dan tidak lebih dari 500 dirham (1 dirham setara dengan 2,975
gram emas) Dengan demikian tidak ada batasan ukuran tentang mahar
2. Macam-macam mas kawin
Adapun macam-macam mas kawin diantaranya adalah seperti :
a. Mas kawin berupa seperangkat alat sholat
b. Mas kawin berupa uang
c. Mas kawin berupa emas
d. Reksa atau dana saham
e. Perjalanan ibadah
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI
Pengertian Hak : Hak adalah sesuatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh suami
atau isteri yang diperoleh dari hasil perkawinannya.
Pengertian kewajiban : Kewajiban adalah hal-hal yang harus dilaksanakan atau diadakan oleh
salah seorang dari suami atau isteri untuk memenuhi hak dari pihak yang lain.
KAPAN HAK DAN KEWAJIBAN BERLAKU DALAM PERKAWINAN ?
Hak dan kewajiban mulai berlaku sejak dilakukannya ijab kabul dalam perkawinan.
Kewajiban suami terhadap isteri dalam hal menanggung (a) nafkah,kiswah dan tempat
kediaman bagi isteri, dan (b) biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi
isteri mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari isteri (Pasal 80 ayat (5) KHI).
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ATAS ISTRI
1.Hak suami atas istri
ketaatan dan kepatuhan pada suami (An Nisa ayat 34). Mengurus dan mengatur rumah tangga
dengan baik (An Nisa ayat 34) Menjaga kehormatan suami (An-Nisa ayat 34). Menjaga diri
dan harta suaminya (An-Nisa ayat 34 dan HR Nasa’i).
Adapun kewajiban suami atas istri : Mahar, nafkah sesuai kadar kemampuan. Membimbing
dan mendidik. Menggauli dengan ma'ruf. Sakinah, mawaddah, warahmah
2.Hak istri atas suami
Hak yang bersifat materi
•Hak menerima mahar (al Baqarah ayat 236-237, An Nisa ayat 4, 20, dan 21).
•Hak atas nafkah (Ath Thalaaq ayat 7).
•Hak atas tempat kediaman (Al Thalaaq ayat 6).
Hak yang bersifat non materi
•Menggauli isteri dengan baik (An-Nisa ayat 19, Al Baqarah ayat 222 dan 223,HR At
Tirmizi).
•Suami menjaga dan memelihara isteri (At-Tahrim ayat 6).
•Berlaku adil terhadap isteri-isterinya(An-Nisa ayat 3).
3.Hak istri masa iddah
Perempuan yang taat dalam iddah raj'iyyah : Berhak tempat tinggal, pakaian, dan segala
keperluan hidupnya dari yang menalaknya.
Perempuan yang dalam iddah bain : Jika hamil, berhak atas kediaman, nafkah, dan pakaian
(at-Thalaq ayat 6)
Perempuan dalam iddah bain yang tidak hamil : Talak tebus maupun talak tiga, hanya berhak
mendapatkan tempat tinggal tidak selainnya.
4.Kewajiban istri atas suami
Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam yang
dibenarkan oleh hukum islam. Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah
tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya.
HAK DAN KEWAJIBAN BERSAMA SUAMI&ISTRI
Halal saling bergaul (An Nisa ayat 23). Pergaulan yang baik dan tentram, saling cinta
mencintai dan santun menyantuni (An Nisa ayat 19 dan Ar Rum ayat 21). Hak saling
mewaris (An Nisa ayat 12).
MACAM-MACAM PERNIKAHAN TERLARANG
1.Nikah Mut'ah
Nikah mut'ah adalah nikah yang hanya mempunyai niat untuk bersenang-senang dan dalam
jangka waktu tertentu.
2. Nikah Syighar
Nikah syighar adalah pernikahan yang didasarkan pada janji atau penukaran kesepakatan.
3. Nikah Muhalil
Nikah muhalil yaitu suatu pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki kepada seorang
perempuan yang sudah ditalak tiga kali oleh mantan suaminya, dengan tujuan mantan
suaminya yangsudah menalak bisa menikahi lagi perempuan(mantan istrinya) setelah dicerai
oleh suaminya yang baru.
4. Pernikahan Silang
Pernikahan silang adalah pernikahan yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan yang
berbeda agama atau keyakinan.Ada dua macam pernikahan seperti ini,yaitu: .Laki-laki
mukmin yang menikahi perempuan musyrik (non islam). perempuan mukmin yang menikah
dengan laki-laki yang musyrik (non islam).
5. Pernikahan Khadam
Pernikahan khadam artinya gunduk atau piaraan,seperti laki-laki yang menjadikan
wanitasebagai gundik ataupun sebaliknya.
6. Menikahi Perempuan yang Berzina
Allah Swt berfirman:”laki-laki yang berzina tidak menikahi kecuali salah dengan
permepuanyang berzina, atau permepuan yang musyrik,dan perempuan yang berzinah tidak
dinikahi melainkan oleh laki-laki yang berzibah atau laki-laki yang musyrik,yang demikian
itu diharamkan atas orang-orang mukmin.”(Q,S.Al-Nur.24:3)
TUJUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM
Tujuan pernikahan, sebagaimana di firmankan Allah Swt dalam QS. Ar-Rum ayat 21 "Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih sayang (mawaddah warahmah). sesungguhnya pada yang demikian itu
menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang berfikir". Pernikahan diisyaratkan
supaya manusia mempunyai keturunan dan keluarga yang sah menuju kehidupan bahagia di
dunia dan akhirat, di bawah naungan cinta kasih dan ridha Allah Swt .

MUNAKAHAT 2
PERCERAIAN
A. Pengertian Talak
Talak secara bahasa memiliki pengertian melepas ikatan dan memisahkan. Adapun secara
istilah para ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisinya. Dalam ensiklopedi Islam
disebutkan bahwa menurut mazhab Hanafi dan Hambali talak ialah pelepasan ikatan
perkawinan secara langsung atau pelepasan ikatan perkawinan di masa yang akan datang.
Secara langsung maksudnya adalah tanpa terkait dengan sesuatu dan hukumnya langsung
berlaku ketika ucapan talak tersebut dinyatakan oleh suami. Sedangkan “di masa yang akan
datang” maksudnya adalah berlakunya hukum talak tersebut tertunda oleh suatu hal.
Kemungkinan talak seperti itu adalah talak yang dijatuhkan dengan syarat. Menurut mazhab
Syafi’i talak ialah pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau yang semakna dengan lafal
itu.Sedangkan menurut mazhab Maliki talak ialah suatu sifat hukum yang menyebabkan
gugurnya kehalalan hubungan suami istri.
Menurut hemat peneliti dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa secara sederhana
talak ialah perbuatan yang menyebabkan putusnya ikatan perkawinan yang dengan itu pula
gugurlah kehalalan hubungan antara suami istri.
B.Hukum talak
Asal hukum talak adalah makruh karena talak merupakan perbuatan halal tetapi sangat
dibenci oleh Allah Swt. Para ulama sepakat membolehkan talak. Hukum talak menjadi wajib
ketika terjadi perselisihan antara suami istri, sedangkan dua hakim yang mengurus perkara
keduanya sudah memandang perlu supaya keduanya bercerai. Talak berhukum sunah jika
suami sudah tidak sanggup lagi membayar dan mencukupi kewajibannya (nafkahnya) atau
perempuan tidak menjaga kehormatan dirinya. Lalu ada keadaan yang menyebabkan talak
menjadi haram hukumnya, yaitu menjatuhkan talak saat istri dalam keadaan haid dan
menjatuhkan talak sewaktu suci yang telah dicampurinya dalam waktu suci itu
C. Tata Cara Menjatuhkan Talak
Tata Cara Suami Melakukan Talak Satu dan Dua
Apabila suami yang ingin menceraikan istrinya dapat melakukan permohonan baik' lisan
maupun tertulis kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal istri disertai
dengan alasan.
Talak satu atau talak dua ini disebut juga talak raj’i yaitu talak yang masih bisa dirujuk. Talak
satu atau talak dua menggunakan pembayaran/tebusan (Iwadl). Apabila talak ini dilakukan
oleh suami maka ia dan istri yang ditalaknya masih bisa rujuk atau kawin kembali dengan
cara-cara tertentu selama masa iddah (masa tunggu). Selama masa ini istri tidak boleh
menikah dengan laki-laki lain. Waktu tunggu bagi seorang janda ditentukan sebagai berikut:
-Apabila talak karena kematian, walaupun (belum pernah melakukan hubungan suami dan
istri), waktu tunggu ditetapkan 130 hari.
-Apabila talak karena perceraian waktu tunggunya selama 90 hari.
-Apabila talak karena perceraian ketika janda sedang hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai
melahirkan.
-Apabila talak karena kematian ketika janda sedang hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai
melahirkan.
Tata Cara Suami Melakukan Talak Tiga
Talak tiga membuat mantan istri menjadi tidak halal lagi bagi suami untuk dirujuk.
Berdasarkan Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 230, apabila seorang suami telah menjatuhkan
talak yang ketiga kepada istrinya, maka perempuan itu tidak halal lagi baginya untuk
mengawininya sebelum perempuan itu kawin dengan laki-laki lain.
Al-Baqarah ayat 230: “Jika dia menceraikan perempuannya (sesudah talak dua kali), maka
tiadalah halal perempuan itu baginya, kecuali jika perempuan itu telah kawin dengan lelaki
yang lain. Dan jika diceraikan pula oleh lelaki lain itu, tiada berdosa keduanya kalau
keduanya rujuk kembali, jika keduanya menduga akan menegakkan batas-batas Allah.
Demikian itulah batas-batas Allah, diterangkannya kepada kaum yang akan mengetahuinya.”
Hal ini berarti si istri harus kawin dahulu dengan seorang laki-laki lain dan telah melakukan
persetubuhan dengan suaminya sebagai suatu hal yang merupakan inti perkawinan. Laki-laki
lain itulah yang disebut muhallil. Talak tiga ini disebut juga dengan talak ba’in kubraa yang
pengaturannya berdasarkan Pasal 120 KHI yang berbunyi:
“Talak ba’in kubraa adalah talak yang terjadi untuk ketiga kalinya. Talak jenis ini tidak dapat
dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali kecuali apabila pernikahan itu dilakukan setelah
bekas istri menikah dengan orang lain dan kemudian terjadi perceraian ba’da al dukhul dan
habis masa iddahnya.”
Talak satu, dua, dan tiga dapat dijatuhkan secara berututan ataupun langsung talak tiga dalam
satu kali pernyataan talak. Mengenai pernyataan talak yang langsung talak tiga, hingga kini
masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.
D. Talak Suni & Talak Bid'i
Talak Sunni: talak yang dijatuhkan suami pada istrinya dan istri dalam keadaan suci atau
tidak bermasalah secara hukum syara', seperti haidh, dan selainnya.
Talak Bid'i: talak yang dijatuhkan suami pada istrinya dan istrinya dalam keadaan haid, atau
bermasalah dalam pandangan syar'i.
E. Lafadz-lafadz talak
1. Talak dengan lafazh shorih (tegas) artinya tidak mengandung makna lain ketika diucapkan
dan langsung dipahami bahwa maknanya adalah talak. Contohnya seseorang suami
mengatakan pada istrinya,
“Saya ceraikan kamu”. Lafazh ini tidak bisa dipahami selain makna cerai atau talak, maka
jatuhlah talak dengan sendirinya ketika diucapkan serius maupun bercanda dan tidak
memandang niat. Intinya diucapkan atas pilihan sendiri, meskipun tidak disertai niat untuk
mentalak. Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya mengenai orang yang mentalak istri
dalam keadaan bercanda.
2. Talak dengan lafazh kinayah (kiasan) tidak diucapkan dengan kata talak atau cerai secara
khusus, namun diucapkan dengan kata yang bisa mengandung makna lain. Contoh lafadz
talak ini “Pulang saja kamu ke rumah orang tuamu” Jadi contoh ini masih mengandung
ihtimal (makna lain). Untuk talak jenis ini perlu adanya niat.
F. Macam-macam Talak
•Berdasar Waktu Jatuhnya
1. Munajjaz atau Mu'ajjal
2. Mudhaf
3. Mu'allaq atau Talak Ta'liq
•Macam-Macam Talak berdasarkan waktu.
1.talak Satu
2.Talak Dua
3.Talak Tiga
Macam-macam talak berikutnya ditinjau dari tegas atau tidaknya dengan kalimat yang
digunakan.
1.Talak Sarih
2.Talak Kinaya
•Macam-Macam Talak Ditinjau dari Segi Boleh Tidaknya Rujuk
Masih dari lansiran yang sama, selanjutnya macam-macam talak berdasarkan segi boleh atau
tidak untuk rujuk.
1.Talak Raj'i
2. Talak Bain
•Macam Talak Berdasar Segi Langsung Atau Tidaknya Menjatuhkan
Macam-macam talak berikutnya yakni, ditinjau dari langsung atau tidaknya menjatuhkan
talak.
1.Talak Muallaq
2.Talak Ghairu Muallaq
•Talak Ditinjau dari Segi Keadaan Istri.
1.Talak Sunny
2.Talak Bid'iy
3.Talak La Sunny Wala Bid’iy
•Talak Ditinjau Dari Segi Cara Suami Menyampaikan Talak.Talak ini dibagi menjadi 4:
1.Talak dengan Ucapan
2.Talak dengan Tulisan
3.Talak dengan Isyarat
4.Talak dengan Utusan
G. Iddah dan macam-macamnya
‘Iddah berasal dari kata al-add dan al-ihsha’. Iddah adalah suatu masa dimana seorang wanita
menunggu untuk menikah setelah suaminya meninggal atau menceraikannya. Setelah adanya
sebab-sebab itu, maka terhitung pula masa ‘iddahnya.
Iddah ditetapkan setelah islam datang. Dengan alasan bahwa ‘iddah membawa
kemaslahatan.Kewajiban ‘iddah diwajibkan berdasarkan firman Allah SWT. QS. Al-Baqarah:
228 yang artinya: “wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali
quru’.” – quru’ berarti suci/ haidh –
Ada beberapa sebab adanya ‘iddah, yaitu:
-Sebab meninggalnya suami, ‘iddah diwajibkan bagi wanita yang ditinggal mati suaminya
baik setelah atau sesudah bersetubuh dengannya.
-Sebab bercerai, ‘iddah diwajibkan karena sebab talak atau karena sebab lainnya. Namun,
‘iddah tidak wajib bagi wanita yang bercerai sebelum berhubungan badan.
Macam-macam Iddah
Iddah wanita yang masih dalam usia haidh
‘Iddah seorang wanita yang masih dalam usia haidh yakni selama 3 kali quru’ (haid) Hal ini
didasarkan pada firman Allah SWT. dalam QS. Al-baqarah: 228 pula.
‘Iddah seorang wanita menopause (wanita yang sudah selesai usia haidhnya) yakni selama 3
bulan hal ini juga berlaku bagi wanita yang sudah tua.
‘Iddah wanita hamil ‘Iddah seorang wanita hamil adalah sampai melahirkan, baik wanita
yang ditalak atau ditinggal mati suaminya. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT. dalam
QS.Ath-Talaq: 4 yang artinya: “Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu ‘iddah
mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.”
‘Iddah wanita yang ditinggal mati oleh suaminya : ‘Iddah seorang wanita yang berpisah
karena suaminya meninggal dunia yakni selama 4 bulan 10 hari jika ia tidak hamil . Dan jika
suaminya meninggal setelah menceraikan isterinya dengan talak raj’i, maka ‘iddah untuk
sang istri tetap dihitung setelah meninggalnya suami, karena suaminya meninggal saat ia
masih menjadi istrinya
‘Iddah wanita yang istihadhah : ‘Iddah seorang wanita yang istihadhah disamakan dengan
‘iddah wanita yang haidh yakni 3 kali quru’.
‘Iddah wanita yang belum disetubuhi oleh suaminya : Sesungguhnya tidak ada ‘iddah bagi
wanita yang belum disetubuhi oleh suaminya, hal ini didasarkan pada firman Allah SWT .
dalam QS. Al-Ahzab yang artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi
perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu
mencampurinya maka sekali-kali tidak wajib atas mereka ‘iddah bagimu yang kamu minta
menyempurnakan.” Namun jika suaminya meninggal, wanita itu memiliki masa ‘iddah
selama 4 bulan 10 hari
H.Hadhanah/Hak asuh anak
yang berarti' mengasuh. )‫ضح‬َ َ‫ ن‬-‫ِنيحض‬-‫) ضناْح‬Hadhanah berasal dari bahasa Arab Secara
terminologi, juga para tokoh Islam memberikan arti, salah satu pengertian hadanah tersebut
diberikan oleh Sayyid Sabiq yang mengartikan hadhanah adalah Melakukan pemeliharaan
anak-anak yang masih kecil laki-laki atau perempuan atau .sudah besar, tetapi belum tamyiz
Dalam istilah fiqih digunakan dua kata namun ditujukan untuk maksud yang sama yaitu
kaffalah atau hadanah. Yang dimaksud dengan kaffalah atau hadanah dalam arti sederhana
ialah “pengasuhan” dan “pemeliharaan”. Dalam arti lebih lengkap adalah pemeliharaan anak
yang masih kecil setelah terjadinya putus perkawinan. Hal ini dibicarakan dalam fikih karena
secara praktis antara suami dan istri telah terjadi perpisahan sedangkan anak-anak
memerlukan bantuan dari ayah dan/atau ibunya
Secara syariat, mengasuh anak diartikan sebagai menjaga orang yang belum mampu mandiri
mengurus urusannya sendiri. Dari pengertian-pengertian hadanah tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa hadanah itu mencakup aspek-aspek:
a. Pendidikan
b. Tercukupnya kebutuhan
c. Usia (hadanah itu diberikan kepada anak usia tertentu).
Sehingga yang dimaksudkan dengan hadanah adalah membekali anak secara material,
spiritual, mental maupun fisik agar anak dapat berdiri sendiri dalam menghadapi hidup masa
kini dan kehidupan selanjutnya saat dewasa. Dalam konsep Islam tanggung jawab ekonomi
berada di pundak suami, meskipun tidak menutup kemungkinan istri membantu suami dalam
menanggung kewajiban ekonomi tersebut. Karena itu yang terpenting adalah adanya
kerjasama dan tolong menolong antara suami istri dalam memelihara anak dan
menghantarkannya anak tersebut dewasa.
Definisi Ilmu Mewaris
‫الفقه المتعلق باإلرث ومعرفة الحساب الموصل الى معرفة ذلك ومعرفة قدر الواجب من التركة لكل ذي حق‬
Ilmu fiqih yang berkaitan dengan pewarisan, mengetahui cara menghitung yang dapat
menyelesaikan pewarisan tersebut, mengetahui tentang bagian yang wajib dari harta pusaka
(waris) bagi masing-masing yang berhak (ahli waris). (Muhammad As-Syarbiny)
‫علم یعرف به من یرث ومن ال یرث ومقدار كل وارث وكيفية التوزیع‬
Ilmu yang mempelajari tentang siapa yang berhak mendapat waris, dan siapa yang tidak
berhak, kadar yang diteroma bagi tiap-tiap ahli waris dan cara pembagiannya.
(Hasbi As-Shidiqieqy)
Hukum Mempelajari Ilmu Mawarits
Rasulullah SAW bersabda
‫تعلموا القرأن وعلموه الناس وتعلموا الفرائض وعلموها الناس فإني امرء مقبوض والعلم مرفوع ویوشك أن یختلف به‬
‫إثنان في الفریضة فَل یجدان أحدا یخبرها‬
Pelajarilah Al-Qur’an dan ajarkanlah kepada orang lain, pelajarilah ilmu faraidh dan
ajarkanlah kepada orang lain, karena aku adalah manusia yang akan mati dan ilmu akan
dicabut, dan akan timbul fitnah hingga Ketika ada dua orang yang berselisih mengenai
pembagian waris namun tidak ada yang memutuskan perkara mereka. (H.R. Ahmad, Nasa’I
dan Daruquthni)
Berdasarkan hadis di atas para ulama sepakat bahwa mempelajari ilmu mawaris hukumnya
adalah fardhu kifayah, namun bagi seorang hakim yang memutuskan hal tersebut hukumnya
fardhu ‘ain.
Sebab-sebab Mewaris
Nasab / Keturunan
Hubungan nasabiyah antara pewaris (mayyit) dengan ahli waris, hubungan nasabiyah ini
terdiri atas Al-Ashlu (Keturunan ke atas), Al-Far’u (keturunan kebawah) al-Hawasyi
(Keturunan menyamping).
Pernikahan
Hak saling mewarits antara suami dan istri yang didasari atas ekad pernikahan yang sah dan
selama masih berlangsungnya ikatan pernikahan
Wala’
Kekerabatan secara hukum yang ditetapkan oleh syara’ antara orang yang memerdekakan
hamba sahaya dengan hamba sahayanya disebabkan adanya pembebasan.
Penghalang Mewaris
Perbudakan
Seorang hamba sahaya tidak dapat mewaris dari keluarganya karena dipandang tidak cakap
untuk mengurus harta, dan tidak bisa mewariskan karena dianggap tidak memiliki harta.
Pembunuhan
Pembunuhan yang telah disepakati tidak dapat mewaris adalah pembunuhan sengaja dan ada
unsur permusuhan. Sedangkan pembunuhan yang tidak sengaja diperselisihkan ulama; Imam
Syafi’i; semua jenis pembunuhan. Imam Hanafi; 1. pembunuhan yang berdampak Qishah, 2.
pembunuhan yang berdampak Kafarat. Imam Malik ; pembunuhan yang disengaja dan ada
unsur permusuhan. Ahmad bin Hanbal; Pembunuhan yang dikenai qishash, diyat dan Kafarat.
Berlainan Agama
Yang dimaksud berlainan agama adalah berlainan agama antara orang yang mewaris (Ahli
waris) dan yang diwaris ( mayyit ). Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim.
Syarat dan Rukun Mawaris
1.Syarat Mewaris
•Meninggalnya Muwarris (orang yang mewariskan )
•Hidupnya Ahli waris (orang yang mewaris)
•Tidak ada penghalang
2.Rukun Mewaris
•Muwarris (orang yang mewariskan )
•Ahli Waris (orang yang mewaris)
•Al-Mauruts (Harta pusaka/waris)
3.Ahli waris
Ahli Waris laki-laki
Anak laki-laki
Cucu laki-laki dari anak laki-laki ke bawah
Bapak
Kakek ke atas
Saudara laki-laki kandung
Saudara laki-laki sebapak
Saudara laki-laki seibu
Anak laki-laki saudara laki-laki kandung
Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak.
Paman kandung
Paman sebapak
Anak laki-laki paman kandung
Anak laki-laki paman sebapak
Suami
Orang yang memerdekakan
Ahli Waris Perempuan
Anak Perempuan
Cucu perempuan dari anak laki-laki
Ibu
Nenek dari pihak bapak ke atas
Nenek dari pihak ibu ke atas
Saudara perempuan kandung
Saudara perempuan sebapak
Saudara perempuan seibu
Istri
Perempuan yang memerdekakan
Ketentuan Furudhul Muqaddarah lihat
Ahli waris penerima bagian ½
1. Suami
Syarat : Jika tidak bersama far’ul mayyit ( anak atau cucu )
2. Anak perempuan
Syarat : Jika seorang diri dan tidak ada anak laki-laki yang menjadi ashobah.
3, Cucu perempuan dari anak laki-laki
Syarat : jika seorang diri, tidak ada anak si mayyit, tidak Bersama cucu laki-laki yang
menjadinya ashobah
4. Saudara perempuan kandung
Syarat : seorang diri, tidak Bersama saudara laki-laki kandung, tidak ada bapak dan tidak ada
far’ul mayyit
5. Saudara perempuan sebapak
Syarat : seorang diri, tidak ada saudara kandung, tidak Bersama saudara laki-laki sebapak,
tidak ada far’ul mayyit
Ahli waris penerima bagian 1/4 dan 1/8
Penerima 1/4
1. Suami
Syarat : jika ada far’ul mayyit ( anak atau cucu )
2. Istri atau para istri
Syarat : Jika tidak ada far’ul mayyit ( anak atau cucu )
Penerima 1/8
Yang mendapat bagian 1/8 adalah istri atau para istri jika ada far’ul mayyit.
Ahli waris penerima bagian 2/3
1. Dua orang anak perempuan atau lebih
Syarat : Tidak Bersama Anak laki-laki yang menjadikannya ashabah.
2. Dua orang cucu perempuan dari anak laki-laki
Syarat : tidak bersama Cucu laki-laki dari anak laki-laki yang menjadikannya ashobah, tidak
ada anak si mayyit.
3. Dua orang saudara kandung atau lebih
Syarat : Tidak Bersama saudara laki-laki kandung yang menjadikannya ashabah bil ghair, dan
tidak ada bapak dan far’ul mayyit.
4. Dua orang saudara sebapak atau lebih

Tash-hihul Masalah
Tashhihul Masalah adalah Mencari angka asal masalah terkecil yang bisa menetapkan saham-
saham (bagian-bagian) ahli waris tanpa angka pecahan ( Hasanain Muhammad Makhluf
1958:118)
Maksudnya upaya memperbaiki atau mendapatkan asal masalah baru pada masalah-
masalah yang terdapat hasil pembagian saham satu atau beberapa kelompoknya berupa
pecahan
Contoh : Ahli waris terdiri dari ibu, suami dan anak laki-laki, maka …
Asal masalah 12
Ibu = 1/6 x 12 = 2/12
Suami = 1/4 x 12 = 3/12
Anak laki-laki = Ashobah = 7/12
Jika anak laki-laki terdiri dari dua orang atau lebih maka perlu penyelesaian lebih
lanjut, karena angka 7 jika dibagi dua maka tidak menghasilkan bilangan bulat. Karena itu
agar hasilnya tetap ekuivalen ( sama nilainya) semua saham dan asal maslah harus dikalikan
2.
Syarat : Tidak mewaris Bersama saudara laki-laki sebapak yang menjadikannya ashabah bil
ghair, dan tidak ada bapak dan far’ul mayyit.
Penyelesaiannya adalah
Ibu = 1/6 x 12 = 2/12 2x2=4 4/24
Suami = 1/4 x 12 = 3/12 3x2=6 6/24
2 Anak laki-laki = Ashobah = 7/12 7 x 2 = 14 14/24

Pembagian Harta Waris


Masalah biasa/ Adilah
Dalam masalah adilah dimana jumlah saham semua ahli waris sudah dapat diketahui dan
bisa langsung dengan mengalihkan bagian para ahli waris secara langsung dengan harta
waris.
Contoh ; Ahli waris terdiri dari Istri, Bapak, Ibu dan anak laki-laki, harta Rp. 84.000.000,-
maka bagian mereka adalah ;
Asal Masalah = 24
Istri = 1/8 x 24 = 3/24 x Rp. 84.000.000,- = Rp. 6.000.000.-
Bapak = 1/6 x 24 = 4/24 x Rp. 84.000.000,- = Rp. 8.000.000.-
Ibu = 1/6 x 24 = 4/24 x Rp. 84.000.000,- = Rp. 8.000.000,-
Anak (L) = As. 24 – 11 = 13/24 x Rp. 84.000.000,- = Rp. 26.000.000
Masalah di atas dapat diselesaikan dengan cara langsung mengalikan furudhul muqaddarah
masing-masing ahli waris dengan nilai harta, kemudian sisanya diberikan kepada anak laki-
laki yang mendapat bagian ashobah …
Istri = 1/8 x Rp. 84.000.000,- = Rp. 6.000.000.-
Bapak = 1/6 x Rp. 84.000.000,- = Rp. 8.000.000.-
Ibu = 1/6 x Rp. 84.000.000,- = Rp. 8.000.000,-
Al-‘AUL
‫زیادة في عدد السهام عن أصل المسألة ونقصان في مقادیر األنصباء إذا ضاق أصلها عن الفروض‬
Adanya kelebihan dalam saham-saham para ahli waris dari besarnya asal masalah, dan
adanya kekurangan dalam kadar penerimaan mereka karena asal masalahnya tidak cukup
untuk memenuhi faradh-fardh ash-habul furudh.
Jelasnya ‘Aul adalah adanya kelebihan jumlah saham daripada asal masalah, dan dengan
sendirinya terjadi pengurangan kadar (bagian) para ahli waris.

‘Aul adalah masalah Ijtihadiyah sebab tidak ada satu nash baik Al-Qur’an maupun Hadits
yang menerangkan masalah ini, masalah ‘Aul ini belum pernah terjadi pada masa Rasulullah
ataupun Abu bakar As-Shiddiq.
Masalah ‘Aul ini baru muncul pada masa Umar bin Khattab, dan pertama kali yang
memutuskan adalah Umar bin Khattab setelah bermusyawarah dengan Zaid bin Tsabit dan
Abbas bin Abdul Mutthallib. Tapi ada juga yang berpendapat bahwa terjadi pada masa Ali
bin Abu thalib dan diputuskan oleh Ali bin Abu Thalib.
Contoh ‘Aul
Seorang meninggal dunia dengan ahli waris terdiri dari Suami, Ibu, Bapak dan 2 orang anak
perempuan.
Asal Masalah = 12
Suami = 1/4 x 12 =3
Ibu = 1/6 x 12 =2
Bapak = 1/6 + As x 12 =2+0
2 Anak (P)= 2/3 x 12 =8
Jumlah total = 15
Karena jumlah total saham 15 sedangkan asal maslahnya adalah 12 berarti mengalami
kenaikan (‘Aul), maka asal masalahnya harus dirubah menjadi 15.
Suami = 3/15 x harta
Ibu = 2/15 x harta
Bapak = 2/15 x harta
2 Anak (P) = 8/15 x harta
Catatan :

‘Aul dapat terjadi hanya pada kasus pembagian waris yang asal masalahnya 6. 12. dan 24,
dan juga apabila ahli waris terdapat suami atau istri.
DEFINISI MUAMALAH MALIYAH
Muamalah maliyah adalah hukum syariat islam yang mengatur interaksi antar manusia satu
dengan yang lainnya. Yang berkenaan dengan harta. Misalnya : jual beli, sewa, pinjam
meminjam, hutang dan lain lain.
Prinsip-prinsip muamalah
1.Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali yang ditentukan oleh Al-
qur’an dan sunnah Rasul. Hukum Islam memberikan kesempatan dengan adannya
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat terkait bentuk dan macam-macam
muamalah.

2. Muamalah dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur paksaan dari siapa pun.
Agar kebebasan kehendak pihak-pihak bersangkutan selalu diperhatikan dan dijaga.

3. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari


kerugian dalam hidup masyarakat. Setiap orang yang melakukan tindakan yang merugikan
orang lain, sekalipun tidak disengaja, akan diminta pertanggungjawabannya.

4. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur


penganiayaan, pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Bahwa segala bentuk muamalah
yang mengundang unsur penindasan tidak dibenarkan.
Definisi jual beli
jual beli diartikan dengan tukar menukar, baik penukaran sesama barang, sesama uang,
ataupun barang dengan uang.
Dalil muamalah maliyah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: yang berbunyi :
"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila
kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah.
Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.""
(QS. Al-An'am 6: Ayat 152)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang berbunyi:
"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli
sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.
Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah
diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa
mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 275)
Jenis-jenis muamalah maliyah
1.Syirkah, merupakan suatu akad dimana dua pihak yang melakukan kerja sama dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan.

2. Jual-beli ,suatu kegiatan atau kesepakatan dalam menukar barang dengan tujuan untuk
dimiliki selamanya.
3. Sewa menyewa, dalam islam disebut dengan akad ijarah merupakan suatu imbalan yang
diberikan kepada seseorang atas jasa yang telah diberikan seperti: kendaraan, tempat tinggal,
dll.
4. Murabahah, adalah transaksi atau pembayaran angsuran yang diketahui oleh kedua pihak.
Baik dari ketentuan keuntungan atau harga pokok pembelian.

5. Hutang piutang, adalah menyerahkan harta dan benda kepada orang demgan catatan siatu
saat nanti akan dikembalikan sesuai perjanjian.
Hikmah jual beli
Hikmah jual beli dalam garis besarnya yaitu Allah SWT mensyariatkan jual beli sebagai
pemberian keluangan dan keleluasaan kepada hamba-hamba-Nya, karena semua manusia
secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan seperti
ini tak pernah putus selama manusia masih hidup. Tak seorang pun dapat memenuhi hajat
hidupnya sendiri, karena itu manusia di tuntut berhubungan satu sama lainnya. Dalam
hubungan ini, taka da satu hal pun yang lebih sempurna daripada saling tukar, dimana
seorang memberikan apa yang ia miliki untuk kemudian ia memperoleh sesuatu yang berguna
dari orang lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Rukun dan syarat jual beli
Rukun jual beli dalam Islam ada empat, yaitu:

1. 'Aqid (subjek jual beli), yakni penjual dan pembeli.

2. Ma'qud 'alaih (Objek jual beli), yakni harga dan barang.

3. Mahal al-'Aqdi (shighat / pernyataan jual beli), yakni ijab dan qabul.

4. Maudhu 'al-' Aqdi (tujuan jual beli), yakni untuk saling memenuhi kebutuhan antar
manusia.
Syarat

1. Syarat yang menyangkut jual beli

2. Syarat sahnya jual beli yang menyangkut lafaz

3. Syarat terkait barang yang diperjual belikan.


Hukum jual beli secara online
Hukum jual beli online adalah sah alias boleh. Hal ini seringkali jadi perdebatan seiring
perkembangan zaman hingga tingginya aktivitas jual beli di e-commerce.
Mengutip NU Online, hukum akad (transaksi) jual beli melalui alat elektronik sah, apabila
sebelum transaksi kedua belah pihak sudah melihat mabi’ (barang yang diperjualbelikan) atau
telah dijelaskan baik sifat maupun jenisnya, serta memenuhi syarat-syarat dan rukun jual beli
lainnya dengan dasar pengambilan hukum.
Dalam buku Syarh al-Yaqut an-Nafis karya Muhammad bin Ahmad al-Syatiri dituliskan
bahwa yang diperhitungkan dalam akad-akad jual beli adalah substansinya, bukan bentuk
lafalnya. Peralatan seperti telpon, media sosial dan sejenisnya hanyalah alternatif alat
komunikasi yang makin lumrah digunakan.
Dalam pandangan madzhab Imam Syafi’i dalam perkara perdagangan, barang yang
diperjualbelikan disyaratkan dapat dilihat secara langsung oleh kedua belah pihak. Hal ini
merupakan bentuk kehati-hatian agar tidak terjadi penipuan (ghoror) dalam jual beli karena
Rasulullah melarang praktik tersebut sebagaimana dalam sebuah hadis dinyatakan
Rasulullah saw melarang jual beli yang didalamnya terdapat penipuan (HR.Muslim).
PENGERTIAN SHOLAT JAMAK DAN SHOLATA JAMAK QASHAR
Shalat jamak adalah menggabungkan dua shalat yang dilakukan pada satu waktu, menurut
istilah juga shalat jamak adalah melakukan dua shalat fardhu. Yang dilakukan Ketika
terlambat mengerjakan shalat karena sudah habis waktunya.

Shalat Qashar adalah melakukan salat wajib dengan mengurangi atau meringkas jumlah
rakaat shalat yang bersangkutan. Terdapat tiga shalat fardhu yang boleh diqashar, dzhuru,
asar, dan isya.Shalat qashar dilakukan jika sedang melaukan perjalanan(safar).
Tata cara solat jamak qashar :
1. Niat Ushollii fardlozh dzhuhri rakaa’atin qoshron majmuu'an maa’al 'ashri jam'a taqdiiman
lillaahi ta'aalaa.Artinya: " Aku berniat shalat dzuhur dua rakaat digabungkan dengan shalat
Ashar dengan jamak taqdim, di qashar karena Allah Ta'ala.”
2. Takbirotul Ikhram
3. Melaksanakan sholat dzhuhur dua rakaat
4. Salam
5. Berdiri lagi dan berniat sholat yang kedua yakni Ashar, Niat:Ushollii fardlol 'ashri
rakaa’atin qoshron majmuu'an maa’al dzhuhri jam'a taqdiiman lillaahi ta'aalaa.Artinya: " Aku
berniat shalat Ashar dua rakaat digabungkan dengan shalat dzuhur dengan jamak taqdim,
diqashar karena Allah Ta'ala.”
6. Takbirotul Ikhram
7. Melaksanakan sholat ashar dua rakaat
8. Salam
Tata cara solat qashar
Niat Salat Qashar, Niat Ushollii fardlozh dzhuhri rok’atainii qoshron lillaahi ta'aalaa.Artinya:
" Aku berniat shalat fardhu dzuhur dua rakaat qashar karena Allah Ta'ala.”
Takbirotul Ikhram
Melaksanakan sholat dhuhur dua rakaat4. Salam
Ketentuan solat qashar :
1.Niat untuk berpergian.
2. Memenuhi jarak safar( minimal 48 mil)/perjalanan 2 hari.
3. Keluar dari tempat bermukim( kota tempat tinggal).
4. Membaca niat setiap takbiratul ihram.
5. Tidak dilakukan secara berjamaah.
6. Dilaksanakan Ketika masih dalam perjalanan.
ketentuan solat jamak adalah bukan bertujuan untuk maksiat, minimal jarak perjalanan harus
mencapai farsakh atau menurut beberapa ulama 88 km, 64 kmm, 94,5 km, dilakukan saat
masih berada dalam perjalanan, setelah keluar dari batas desa tersebut.
Jamak dibagi menjadi 2 :
1. jamak taqdim, dilakukan dengan meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus
pada waktu sholat yang pertama,
2. jamak takhir yaitu dilakukan dengan meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu
sekaligus di waktu solat yang terakhir.
Dalil yang mendasari dibolehkannya sholat Jamak Qasar
Dalil sholat Jamak
Hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA yang berkata: “Nabi SAW pernah menjamak antara
shalat Dzuhur dan Ashar di Madinah bukan karena bepergian juga bukan karena takut. Saya
bertanya: ‘Wahai Abu Abbas, mengapa bisa demikian?’. Dia menjawab: ‘Dia (Nabi SAW)
tidak menghendaki kesulitan bagi umatnya’,” (HR Ahmad).
Dalil shalat Qasar
Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA: “Bahwa Nabi SAW pernah mengqashar dalam
perjalanan dan menyempurnakannya, pernah tidak puasa dan puasa,” (HR Ad-Daruquthni).
Pengertian shalat jumat Shalat Jumat adalah aktivitas ibadah shalat wajib yang dilaksanakan
secara berjama'ah bagi lelaki muslim setiap hari Jumat yang menggantikan salat zuhur.

Hukum mengerjakan sholat Jumat adalah wajib bagi setiap laki-laki muslim, di mana hal
tersebut sudah tercantum dalam Surat Al Jumuah ayat 9 yang memiliki arti,“Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu diseru untuk menunaikan sholat Jumat, maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.” (QS. Al Jumuah: 9). Kemudian di dalam Al-Quran, sholat Jumat wajib
dilaksanakan bagi kaum laki-laki.
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Dawud, Daruquthni,
Baihaqi dan Hakim dengan arti yang berbunyi,"Sholat Jumat itu wajib bagi setiap muslim
dengan berjamaah kecuali empat orang: budak, wanita, anak-anak atau orang yang sakit."
(HR. Abu Dawud, Daruquthni, Baihaqi dan Hakim)
syarat sah melaksanakan sholat Jumat
Sholat Jumat dilakukan di masjid atau tempat yang suci yang terhindar dari hadast
Dilakukan ketika sudah mulai waktu dzuhur
Wajib dilakukan secara berjama'ah dengan jumlah minimalminimal sebanyak 40 orang.
Dimulai dengan khutbah dan rukun khutbah sebelum melaksanakan sholat Jumat.
Sholat Jumat dimulai ketika khatib telah membacakan rukun dua khutbah.
syarat wajib sholat Jumat
1. Beragama Islam.
2. Sudah deasa atau baligh.
3. Tidak gila atau mengalami gangguan mental lainnya.
4. Laki-laki (wanita tidak wajib sholat Jumat).
5. Sehat jasmani dan rohani (orang sakit tidak wajib sholat Jumat).
6. Bertempat tinggal tetap atau menetap atau bermukim
7. Orang yang sedang dalam perjalanan jauh tidak wajib mengerjakan sholat Jumat. Hal ini
merujuk pada hadis Rasulullah SAW. Artinya: "Bagi musafir tidak wajib sholat Jumat." (HR.
Daruquthni).
Sunah Sebelum Sholat Jumat
1.Mandi yang bersih
2.Memotong kuku dan mencukur kumis
3.Memakai pakaian yang rapi dan bersih (diutamakan yang berwarna putih)
4.Memakai wangi-wangian
5.Saat masuk masjid, mendahulukan kaki kanan dan membaca doa masuk masjid
6.Melaksanakan sholat sunah tahiyatul masjid
7.Ber'itiqaf (duduk) sambil membaca Alquran, dzikir, atau bersholawat.
8.Menghentikan dzikir atau bacaan lainnya saat khatib naik ke atas mimbar untuk
menyampaikan khotbah Jumat
Rukun Khutbah Sholat Jumat
1.Membaca hamdalah, Alhamdu lillaah dalam dua khutbah itu.
2.Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW dalam dua khutbah.
3.Berwasiat dengan taqwa kepada Allah dalam dua khutbah.
4 Membaca ayat Al-Quran dalam salah satu khutbah.
5.Memohonkan maghfiroh (ampunan) bagi sekalian mukminin pada khutbah yang kedua.
syarat agar khutbah sholat Jumat tersebut sah, maka perlu memenuhi hal berikut ini:
1.Isi rukun khutbah dapat didengar oleh para jemaah.
2.Berturut-turut antara khutbah pertama dengan khutbah kedua.
3.Menutup aurat.
4.Badan, pakaian, dan tempat yang suci dari hadats dan najis

Anda mungkin juga menyukai