Anda di halaman 1dari 3

Bulan Ramadhan telah memasuki hari ke-10.

DI fase awal atau 10 hari pertama bulan suci ini disebutkan


dalam sebuah riwayat merupakan turunnya rahmat Allah. Puasa di Bulan Ramadhan merupakan
kewajiban bagi tiap Muslim yang jika dilakukan dengan penuh keimanan dapat mengantarnya ke surga.

Kewajiban berpuasa di Bulan Ramadhan ini sebagaimana firman Allah subhanu wa’taála dalam surat Al-
Baqarah ayat 183 sebagai berikut:

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.”

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan melalui ayat tersebut di atas Allah SWT ber-khitab kepada orang-
orang mukmin dari kalangan umat ini dan memerintahkan kepada mereka berpuasa, yaitu menahan diri
dari makan dan minum serta bersenggama dengan niat yang ikhlas karena Allah Swt.

Karena di dalam berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta


membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan akhlak-akhlak yang
rendah.

Allah menyebutkan, sebagaimana puasa diwajibkan atas mereka, sesungguhnya Allah pun telah
mewajibkannya atas umat-umat sebelum mereka. Dengan demikian, berarti mereka mempunyai
teladan dalam berpuasa, dan hal ini memberikan semangat kepada mereka dalam menunaikan
kewajiban ini, yaitu dengan penunaian yang lebih sempurna dari apa yang telah ditunaikan oleh orang-
orang sebelum mereka.

Syaikh Al-Maraghi di dalam kitab tafsirnya seperti diterangkan Ustaz Saiyid Mahadhir dalam bukunya
Bekal Ramadhan dan Idul Fitri, hikmah dari puasa itu adalah hadirnya sifat taqwa dalam diri seorang
muslim, karena puasa membiasakan seorang muslim untuk takut kepada Allah swt dalam kondisi
sembunyi maupun ramai.
Selama puasa seorang muslim selalu merasa diawasi oleh Allah swt, mereka berani menahan syahwat
hanya karena merasa bahwa Allah swt selalu mengawasi, perasaan inilah yang jika berlanjut setelah
Ramadhan akan menjadi sebab takwa seorang muslim.

Muara dari ketakwaan itu yang mengantarkan seorang Muslim meraih pintu surga Firdaus seperti
disebutkan dalam sebuah hadits berikut:

‫ار ع َْن‬ٍ ‫ْح قَا َل َح َّدثَنِي أَبِي َح َّدثَنِي ِهاَل ٌل ع َْن َعطَا ِء ْب ِن َي َس‬ ٍ ‫ َح َّدثَنَا إِ ْب َرا ِهي ُم بْنُ ْال ُم ْن ِذ ِر َح َّدثَنِي ُم َح َّم ُد بْنُ فُلَي‬: ‫ُخَاريُّ َر ِح َمهُ هللا تَ َعالَى‬ ِ ‫اإل َما ُم الب‬ ِ ‫ال‬ َ َ‫ق‬
‫َاج َر فِي‬ ً
َ ‫صا َم َر َمضَانَ َكانَ َحقّا َعلَى هَّللا ِ أَ ْن يُ ْد ِخلَهُ ْال َجنَّةَ ه‬ َ ‫صاَل ةَ َو‬ َّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َوأَقَا َم ال‬ َ ‫أَبِي هُ َر ْي َرةَ ع َْن النَّبِ ِّي‬
ْ ‫هَّللا‬ َ َّ ْ
‫ك قَا َل إِ َّن فِي ال َجن ِة ِمائَةَ َد َر َج ٍة أ َع َّدهَا ُ لِل ُم َجا ِه ِدينَ فِي‬ َ
َ ِ‫اس بِذل‬ َّ ُ
َ ‫ُول ِ أفَاَل ننَبِّ ُئ الن‬ َ ‫هَّللا‬ ُ
َ ‫ض ِه التِي ُولِ َد فِيهَا قَالوا يَا َرس‬َّ َ
ِ ْ‫س فِي أر‬ َ َ‫يل هَّللا ِ أَوْ َجل‬
ِ ِ‫َسب‬
‫س فَإِنَّهُ أَوْ َسطُ ْال َجنَّ ِة َوأَ ْعلَى ْال َجنَّ ِة َوفَوْ قَهُ َعرْ شُ الرَّحْ َم ِن‬
َ ْ‫َو‬ ‫د‬ ْ‫ر‬ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫ه‬ ‫و‬ُ
ِ ُ َ َ ُ َ ِ ِ‫ل‬ ‫س‬َ ‫ف‬ ‫هَّللا‬ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ْ
‫ل‬ َ ‫أ‬ ‫س‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫إ‬َ ‫ف‬ ‫ض‬ ْ‫ر‬َ ‫أْل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ء‬ ‫ا‬
َ ِ َ‫م‬‫س‬َّ ‫ال‬ َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ك‬َ ‫ا‬‫م‬ُ
َ َ َ َ َ ِ َ َ‫ه‬َ ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ْن‬‫ي‬ َ ‫ت‬ ‫ج‬‫َر‬‫د‬ ُّ‫ل‬ ُ
‫ك‬ ‫َسبِيلِ ِه‬
ْ َ
‫َو ِم ْنهُ تَفَ َّج ُر أ ْنهَا ُر ال َجنَّ ِة‬

Imam Al Bukhari Rahimahullahu Ta’ala berkata : “Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al
Mundzir telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Fulaih berkata, telah menceritakan kepadaku
Ayahku telah menceritakan kepadaku Hilal dari ‘Atha bin Yasar dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam, Beliau bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan
shalat, dan berpuasa pada bulan Ramadlan, maka Allah berkewajiban memasukkannya kedalam surga,
baik ia berhijrah di jalan Allah atau duduk di tempat tinggalnya tempat ia dilahirkannya.”

Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak sebaiknyakah kami mengabarkan orang-orang tentang
hal ini?” Rasulullah Shallalahu Alaihi Wa Sallam menjawab: “Dalam surga terdapat seratus derajat yang
Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya, yang jarak antara setiap dua tingkatan bagaikan
antara langit dan bumi, maka jika kalian meminta Allah, mintalah surga firdaus, sebab firdaus adalah
surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada singgasana Arrahman, dan daripadanya sungai
surga memancar.” (HR. Bukhari No. 6873 dan 2851, Ahmad No. 8067 dan 8119)

Melalui hadis di atas, ternyata iman kepada Allah dan Rasulnya, mendirikan shalat dan berpuasa
Ramadhan kemuliannya sebanding dengan berhijrah di jalan Allah.

Saking gembiranya, para sahabat meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk memberitahukan kabar
gembira tersebut kepada khalayak ramai. Alih-alih mengidzinkan, Rasulullah malah melanjutkan
sabdanya bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyediakan surga yang didalamnya ada 100 derajat yang
mana setiap dua derajat jaraknya bagaikan langit dan bumi, Subhanallah !. Surga tersebut
diperuntukkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan Allah.

Seberapa jauhkah jarak antara langit dan bumi ? Ibnu Hajar menjelaskan bahwa para ulama berbeda
pendapat tentang seberapa jauhnya. Imam Thabrani mengatakan bahwa jarak tempuh antara langit dan
bumi memakan waktu waktu sekitar 500 tahun, Subhanallah !

Rasulullah juga menganjurkan kita agar berdoa memperoleh Firdaus, surga yag paling baik dan paling
tinggi. Di atas Firdauslah singgasana Allah Al-Rahman berada. Di bawah singgasana tersebutlah
memancar suangai-sungai yang mengaliliri semua surga.

Mau surga ? maksimalkanlah iman kita, shalat kita dan puasa Ramadhan kita. Semoga kita semua
bertemu di surga Firdaus, aamiin.

Anda mungkin juga menyukai