Anda di halaman 1dari 3

Khutbah I

‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْن ِبَي اِء‬، ‫ َو ِبِه َن ْس َت ِعْيُن َع َلى ُأُمْو ِر الُّد ْن َي ا َو الِّد ْي ِن‬، ‫اْلَح ْم ُد ِهلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬
‫ٰا َأ‬ ‫َّل‬ ‫َّل‬ ‫ْل‬
‫ َن ِبِّي َن ا ُم َح َّمٍد َص ى ُهللا َع َلْيِه َو َس َم َو َع َلى ِلِه َو ْص َح اِبِه َو الَّت اِبِعْي َن َو َم ْن َت ِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم‬، ‫َو ا ُمْر َس ِلْي َن‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح ـَّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬.‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َد ه اَل َش ِر ْي َك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫الِّد ْي ِن‬
‫ َفَقاَل‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُمْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن‬. ‫ َأَّما َب ْع ُد َف َي ا َأُّي َه ا اْل َح اِض ُرْو َن‬.‫صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِمْين‬
‫ ٰٓي َاُّي َه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُنوا اْد ُخ ُلْو ا ِفى الِّس ْلِم َك ۤا َّفًة ۖ َّو اَل َت َّت ِبُعْو ا ُخ ُط ٰو ِت الَّش ْي ٰط ِۗن ِاَّن ٗه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُّم ِبْيٌن‬: ‫ُهللا َت َع اَلى‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Menjadi kewajiban setiap khatib dalam mengawali khutbahnya untuk senantiasa
mengingatkan dan mengajak para jamaah wabil khusus kepada diri khatib pribadi untuk
senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Takwa merupakan bekal yang paling
baik dalam mengarungi kehidupan kita. Takwa juga akan senantiasa menjadikan kita terjaga
dari melanggar hal-hal yang telah ditentukan oleh agama dengan selalu menguatkan tekad
menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan menguatkan
ketakwaan, kita akan benar-benar mengaplikasikan esensi dari beragama itu sendiri dan
mampu menjadi seorang muslim yang kaffah atau sempurna.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-
Baqarah ayat 208:

‫ٰٓي َاُّي َه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُنوا اْد ُخ ُلْو ا ِفى الِّس ْلِم َك ۤا َّفًة ۖ َّو اَل َت َّت ِبُعْو ا ُخ ُط ٰو ِت الَّش ْي ٰط ِۗن ِاَّن ٗه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُّم ِبْيٌن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara
menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata
bagimu.”
Ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa beragama atau berislam secara utuh dengan
tidak meninggalkan satupun kewajiban-kewajiban ibadah yang telah disyariatkan oleh Islam.
Kesempurnaan dalam menjalankan ibadah juga bukan hanya terkait ibadah mahdhah, yakni
ibadah yang sudah memiliki ketentuan khusus. Namun kesempurnaan ini juga terkait dengan
ibadah yang didalamnya memuat nilai-nilai universal agama seperti kemanusiaan, kejujuran,
saling menghormati, dan tidak berbuat dzalim kepada orang lain. Kesempurnaan kita dalam
beragama Islam ini akan mendatangkan keselamatan sebagaimana makna dari kata Islam itu
sendiri yakni selamat. Keselamatan yang akan diraih bukan hanya saat kita hidup di dunia
namun saat kita nanti berada di yaumil hisab yakni hari perhitungan saat kita
mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan di dunia. Pada saat itu, kita tidak
memiliki daya upaya untuk mengelak laporan data perbuatan-perbuatan kita di dunia. Hal ini
ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Yasin ayat 65:
‫ٰٓل‬
‫َاْلَي ْو َم َن ْخ ِتُم َع ى َاْف َو اِه ِه ْم َو ُتَك ِّلُم َن ٓا َاْيِدْي ِه ْم َو َت ْش َه ُد َاْر ُج ُلُهْم ِبَم ا َك اُنْو ا َي ْك ِس ُبْو َن‬
Artinya: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami
dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”
Seharusnya dengan meresapi makna dua firman Allah ini, kita sebagai manusia sadar untuk
tidak mengikuti langkah-langkah setan yang dengan berbagai upayanya masuk ke dalam
aliran darah kita dan mempengaruhi kita untuk tidak berislam secara sempurna. Dengan
peringatan ini kita diarahkan untuk tidak terjebak dalam sikap beragama yang
mengedepankan formalitas semata. Sikap ini seperti tetap melaksanakan shalat, zakat, puasa,
dan sejenisnya, namun di sisi lain kita tetap melakukan kedzaliman, menyakiti orang lain, dan
mengambil hak yang bukan milik kita. Naudzubillah. Terlebih di era modern saat ini, di saat
sikap hedonisme (cinta kepada materi dunia) semakin terasa menjangkiti kehidupan manusia.
Sikap cinta dunia ini akan rawan sekali menjadikan seseorang melakukan tindakan yang tidak
menghiraukan apakah itu halal atau haram. Gemerlap dunia telah membutakan hati.
Keserakahan telah mengalahkan kemanusiaan. Kekuasaan telah menumbuhkan kesombongan
dan prilaku semena-mena kepada orang lain. Di depan mampu mengungkapkan teori agama
secara manis, namun di belakang, praktik-praktik yang melanggar tuntunan agama masih saja
dilakukan. Sikap-sikap inilah yang menjadikan seseorang jauh dari beragama secara
sempurna. Inilah golongan orang yang dalam hadits Nabi riwayat Imam Muslim disebut
sebagai golongan orang Muflis atau orang-orang yang merugi. Rasulullah mengingatkan:

‫ِإَّن اْلُم ْف ِلَس ِمْن ُأَّمِتي َي ْأِتي َي ْو َم اْل ِقَياَمِة ِبَص اَل ٍة َو ِص َي اٍم َو َز َك اٍة‬
“Sesungguhnya orang yang merugi dari umatku adalah orang yang datang besok pada hari
kiamat, sedang ia membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala zakat.”

‫َو َي ْأِتي َقْد َشَت َم َه َذ ا َو َق َذ َف َه َذ ا َو َأَك َل َم اَل َه َذ ا َو َس َفَك َد َم َه َذ ا َو َض َر َب َه َذ ا‬


“Namun ia juga datang dengan amalan mencaci ini, menuduh ini, makan hartanya orang ini,
mengalirkan darahnya orang ini, memukul orang ini.”

‫َف ُيْع َط ى َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه َو َه َذ ا ِمْن َح َس َن اِتِه‬


“Nah, kemudian pahala kebaikan orang yang ini pun akan diberikan kepada orang yang ini,
orang yang ini pahalanya diberikan kepada orang ini.”
‫ُث ُط‬ ‫ُط‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬
‫َف ِإْن َف ِنَي ْت َح َس َن اُتُه َق ْب َل ْن ُيْق َض ى َم ا َع َلْيِه ِخ َذ ِمْن َخ َط اَي اُه ْم َف ِر َح ْت َع َلْيِه َّم ِر َح ِفي الَّن اِر‬
“Apabila pahalanya yang dibuat menebus sudah habis, dosa dari orang yang didzalimi akan
diberikan kepada orang ini. Lalu, dimasukkanlah ia ke dalam api neraka.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Perlu disadari bahwa beragama bukan hanya sebatas
teori dan kognisi. Tidak sebatas tahu jika mencuri dan mengambil hak orang lain itu dilarang,
namun nyatanya tetap melakukannya. Tahu jika berbohong itu perbuatan dosa, namun tetap
mengerjakannya. Antara sisi kognitif (akal), psikomotor (tindakan) dan afektif (sikap) dalam
beragama seharusnya berjalan seiringan. Sehingga beragama bukan hanya dikulitnya saja,
namun benar-benar mampu mempraktikan esensi dan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama.
Beragama dengan sepenuh hati dan jiwa inilah yang menjadi cara untuk menyempurnakan
keislaman kita. Di sinilah pentingnya mengolah karunia Allah swt berupa hati nurani dan
nafsu. Dua hal ini merupakan kekuatan yang jika diolah dengan baik akan mampu
menjadikan kita golongan orang yang selamat dan mampu beragama dengan totalitas. Hati
nurani selalu membisikkan kepada kita hal-hal yang baik seperti kejujuran, keadilan, dan
berkata yang baik dan benar dan sejenisnya. Namun di sisi lain, nafsu menyeret kita kepada
tindakan-tindakan ceroboh yang dapat menjerumuskan pada jurang kehinaan seperti merasa
hebat dan sombong, merasa lebih dari orang lain, dan sejenisnya. Maka jika nafsu telah
menguasai diri, sikap merasa paling sempurna, menyepelekan orang lain, dan sombong pun
akan bersemayam pada diri seseorang. Termasuk jika beragama hanya dengan nafsu. Agama
akan dijadikan alat kepentingan untuk memperoleh apa yang diinginkan. Jika nafsu telah
‫‪menguasai, maka seseorang akan beragama dengan mementingkan kulitnya saja dari pada isi‬‬
‫‪ajaran agama itu sendiri. Mari renungkan firman Allah swt:‬‬
‫ۗ ُض ِر َب ْت َع َلْي ِه ُم الِّذ َّلُة َاْي َن َم ا ُث ِقُفْٓو ا ِااَّل ِبَح ْب ٍل ِّم َن ِهّٰللا َو َح ْب ٍل ِّم َن الَّن اِس َو َب ۤا ُءْو ِبَغ َض ٍب ِّم َن ِهّٰللا َو ُض ِر َب ْت َع َلْي ِه ُم اْلَم ْس َكَن ُة‬

‫‪Artinya: “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka‬‬
‫‪(berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat‬‬
‫‪murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan.” (QS Ali Imran: 112).‬‬
‫‪Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,‬‬
‫‪Demikian khutbah singkat kali ini. Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah swt untuk‬‬
‫‪dapat menjadi seorang muslim yang secara totalitas dalam beragama. Semoga kita senantiasa‬‬
‫‪mendapatkan keberkahan dalam setiap langkah kehidupan kita. Amin‬‬

‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰه َذ ا‪َ ،‬و َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬ف اْس َتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬إَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَح ْم ُد ِهلل َو َكَفى‪َ ،‬و ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َسِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد ِن اْلُمْص َط َفى‪َ ،‬أْش َه ُد َأْن اَّل إلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْي َك‬
‫َلُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه الُّش َر َف ا َأَّما َب ْع ُد ‪َ ،‬ف َي ا َأُّي َه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ‪،‬‬
‫ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهللا اْل َع ِلِّي اْل َعِظ ْي ِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َعِظ ْي ٍم ‪َ ،‬أَمَر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى‬
‫ّٰل‬
‫َن ِبِّيِه اْلَك ِر ْي ِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬ي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُموا َت ْس ِليًما‪َ ،‬ال ُهَّم‬
‫َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َسِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم‬
‫َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َن ا ِإْب َر اِهْي َم ‪،‬‬
‫ّٰل‬
‫ِفْي اْل َع اَلِمْي َن ِإَّن َك َح ِمْي ٌد َم ِج ْي ٌد َال ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِمْي َن َو اْل ُمْس ِلَماِت واْل ُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم‬
‫َو اَأْلْم َو اِت‪ ،‬اللهم اْد َف ْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْل َفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد‬
‫َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬مْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَّص ًة َو ِمْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِمْي َن َع اَّم ًة ‪ِ ،‬إَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬
‫َق ِد ْيٌر ِع َب اَد ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْل ُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي‪،‬‬
‫َيِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬فاذُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر‬

Anda mungkin juga menyukai