Dosen Pembimbing:
DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA.
Oleh:
SAKIM MUSLIM
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan ayat yang terkait tentang memelihara
pandangan dan kehormatan?
2. Bagaimana Asbabun Nuzul QS. An-Nur ayat 30-31?
3. Apa munasabah QS. An-Nur ayat 30-31?
4. Nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terdapat dalam QS. An
Nuur: 30-31
C. PEMBAHASAN
1. Ayat tentang memelihara pandangan dan kehormatan,
QS. An-Nur ayat 30-31
ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮀ ﮁ ﮂ ﮃ ﮄﮅ ﮆ ﮇ ﮈﮉ ﮊ ﭧﭨﭽﭾ ﭿ
ﮝﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﭨ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮖ ﮗ ﮘ ﮒ ﮓ ﮔ ﮕ
ﯗ ﯘ ﯙ ﯚ ﯛ ﯕ ﯖ ﮪ ﮭ ﮮ ﮯ ﮰ ﮱ ﯓ ﯔ ﮧ ﮨ ﮩ ﮪ ﮫ
ﯪ ﯠ ﯡ ﯢ ﯣ ﯤ ﯥ ﯦ ﯧ ﯨ ﯨ ﯜ ﯝ ﯞ ﯟ
ﯽ ﯾ ﯹﯺ ﯻ ﯼ ﯶ ﯷ ﯸ ﯫ ﯬ ﯭ ﯮ ﯯ ﯰﯱ ﯲ ﯳ ﯴ ﯵ
ﯿ ﰀ ﰀ ﰀ ﰀ
e. زينَت َ ُهن,.
ِ Kata الزﯾنة berarti sesuatu yang digunakan perempuan
untuk berhias, baik berupa baju, atau perhiasan lain. Bentuk
aktualisasinya pada zaman saat ini biasanya diistilahkan dengan
f. َ ِإَّل َما,
ظ َه َر ِم ْن َها sebagian Ulama berpendapat, bahwa yang
dimaksud dengan redaksi ini adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk
diperlihatkan, seperti pakaian, kutek, cincin, atau berupa hal yang
tidak mungkin untuk ditutup. Sementara itu, pendapat sebagian yang
lain, menegaskan bahwa redaksi tersebut memberi pengertian,
“kecuali hal yang tanpa sengaja terlihat”. Namun, terdapat pendapat
lain, yang menegaskan bahwa maksud redaksi ini adalah “wajah, dua
telapa tangan, dan gigi perempuan. Perbedaan ini akan memberikan
implikasi terhadap hukum.
i. بُعُولَتِ ِهن, Kata بعولة adalah bentuk jama’ dari kata بعلdalam
masyarakat arab kata ini berarti “Suami atau Majikan/ Sayyid”.
l. الطفلBerarti anak kecil, kata ini bisa menunjukkan Jama’, hal ini
terbukti dengan redaksi selanjutnya yang menunjukkan jama’.
dari redaksi “يظهروا ” لم ialah anak kecil yang belum memahami
3. Asbabun Nuzul
Ayat ini di turun Madinah yang merupakan ayat dari surat An Nur yaitu
surat yang keseratus, termasuk golongan Madaniyah. Diriwayatkan oleh Ibnu
Katsir dari Muqatil bin Hayyan dari Jabir bin Abdillah Al Anshary berkata
bahwa Asma binti Murtsid, pemilik kebun kurma, sering dikunjungi wanita-
13
Qamaruddin Sholeh, dkk,Asbabun Nuzul, Bandung: Diponegoro, 1997, hal. 356
3. Munasabah Ayat
َاء ْال ُمؤْ ِمنِﯿن
ِ سَ ِاج َك َو َبنَاتِ َك َونِ ي قُ ْل ِِل َ ْز َو ُّ أَﯾُّ َﮭا النَّ ِب: قال هللا تعالى
َّ َﯾُ ْدنِﯿنَ َعلَ ْﯿ ِﮭ َّن ِم ْن َج ََلبِﯿبِ ِﮭ َّن ذَ ِل َك أ َ ْدنَى أ َ ْن ﯾُ ْع َر ْفنَ فَ ََل ﯾُؤْ ذَﯾْنَ َو َكان
َُّللا
)59 : ورا َر ِحﯿ ًما (اِلحزاب ً َُغف
Ayat 59 dari surat al-Ahzab ini sangat berkaitan erat dengan surat an-Nur
ayat 31 yang menjelaskan tentang wajibnya menutup aurat. Maka, dalam
penafsirannya pun para ulama selalu menghubungkan kedua ayat tersebut.
Surat al-Ahzab 59 merupakan pelengkap syari’at dari surat an-Nur ayat
31.Zhahir dari surat al-Ahzab:59, telah dengan sangat jelas memberikan
Ali as-Shabuni, Rawa’i al-Bayan fi Tafsir ayat al-Ahkam II, Beirut: Dar al-Fikr,
14
15
Ibid, hal. 309
16
Abu Hayyan al-Andalusi, Al-Bahr al-Muhith VII, Beirut: Dar al-Kutub Ilmiah,1993,
hal. 240
meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan
yang lebih baik darinya. Oleh karena itu, barang siapa yang menundukkan
pandangannya dari yang haram, maka Allah akan menyinari bashirahnya
(mata hatinya), dan lagi karena seorang hamba apabila menjaga kemaluan
dan pandangannya dari yang haram serta pengantarnya meskipun ada
dorongan syahwat kepadanya, maka tentu ia dapat menjaga yang lain. Oleh
karena itulah Allah sebut sebagai penjagaan.17
17
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, op.cit, hal. 285
18
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, op.cit, hal. 285
mereka dari hal-hal yang diharamkan.” Oleh karena itu, Dia akan
memberikan balasan terhadapnya. Setelah Allah memerintahkan kaum
mukmin menjaga pandangan dan kemaluan, maka Dia memerintahkan kaum
mukminat menjaga pula pandangan dan kemaluannya.Dari yang haram
dilihat, seperti memandang laki-laki dengan syahwat.
19
Ali As-Shabuni, op.cit, hal. 306
Tidak disebutkan paman dari pihak bapak (‘amm) juga dari pihak ibu
(khaal) karena bila wanita terbuka di hadapan mereka dikhawatirkan mereka
mensifatinya kepada anak-anaknya.Namun jumhur ulama berpendapat
bahwa paman (baik dari pihak ayah maupun ibu) termasuk mahram seperti
mahram lainnya meskipun tidak disebutkan pada ayat di atas.Termasuk juga
mahram dari sepersusuan.
20
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, op.cit, hal. 287
adapun wanita kafir tidak termasuk, karena mereka tidak memiliki aturan
haramnya mensifati wanita kepada laki-laki mereka. Sedangkan wanita
muslimah mengetahui bahwa mensifati wanita muslimah lainke laki-laki
adalah haram.21 Oleh karena itu, budak apabila seluruh dirinya adalah milik
seorang wanita, maka ia boleh melihat tuan putrinya itu selama tuan putrinya
memiliki dirinya semua, jika kepemilikan hilang atau hanya sebagian saja,
maka tidak boleh dilihat, demikian menurut Syaikh As Sa’diy.
Dari melihat sesuatu yang diharamkan dan dari dosa-dosa lainnya. Oleh
karena itu, tidak ada cara lain agar seseorang dapat beruntung kecuali dengan
tobat. Ayat ini menunjukkan bahwa setiap mukmin butuh bertobat, karena
firman-Nya ini tertuju kepada semua mukmin, demikian pula terdapat
anjuran agar ikhlas dalam bertobat, bukan karena riya’, sum’ah dan maksud-
maksud duniawi lainnya.
21
Asy Syaukani, Fathul-Qadir Jilid IV, Beirut: Dar El Fikr T th, hal.22
22
Abu Malik Kamal,Ensiklopedi Fiqh Wanita, Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2001, hal.
165
5. Analisa
Tantangan kita dalam menjaga pandangan dan kehormatan
Menjaga pandangan bukanlah hal yang mudah dilakukan, apalagi bagi
kita yang hidup di zaman modern seperti ini. Lihatlah ke samping kiri, kanan,
depan dan belakang kita, lawan jenis yang bukan mahram senantiasa
mengelilingi! Tidak hanya di pusat-pusat keramaian, di dalam mobil
angkutan umum saja, campur baur dengan lawan jenis pun tak dapat
dihindarkan. Bahkan ketika berdiam dirumah saja, menahan pandangan tidak
kalah susahnya. Koran, majalah dan televisi menyuguhkan pemandangan
yang dapat membuat hati tergelincir karenanya.Tak heran, ibadah kita sering
berantakan. Berdoa pun sulit sekali khusyu apalagi sampai dapat
mengeluarkan air mata penyesalan karena tidak mentaati perintah-Nya.
Alhasil andai pun pada awalnya hal ini amat sulit kita lakukan, namun
yakinlah bahwa barangsiapa yang bersungguh-sungguh ingin menempuh
jalan Allah, maka Allah akan lebih bersungguh-sungguh lagi membimbing
jalannya.
Manfaat memelihara pandangan dan kehormatan
Menjadikan hati lebih tenang. Mewariskan hati kegembiraan, kelapangan
jiwa lebih hebat daripada keindahan dan kegembiraan yang terhasil daripada
pandangan. Kegembiraan ini adalah atas kejayaan memerangi hawa nafsu
yang selalu mengajak kepada kejahatan, membebaskan hati dari
tawananhawa nafsu, menjadi benteng penghalang dari kemaksiatan,
menyucikan hati dari hawa nafsu dan kelalaian daripada mengingat Allah
dan hari akhirat.
D. PENUTUP
Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan
menggantinya dengan yang lebih baik darinya. Oleh karena itu, barang siapa
yang menundukkan pandangannya dari yang haram, maka Allah akan
menyinari bashirahnya (mata hatinya), dan lagi karena seorang hamba
apabila menjaga kemaluan dan pandangannya dari yang haram serta
pengantarnya meskipun ada dorongan syahwat kepadanya, maka tentu ia
dapat menjaga yang lain. Oleh karena itulah Allah sebut sebagai penjagaan.
REFERENSI
Abu Hayyan al-Andalusi, Al-Bahr al-Muhith VII, Beirut: Dar al-
Kutub Ilmiah,1993