Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi sekolah pada
umumnya adalah rendahnya mutu pendidikan. Usaha peningkatan kualitas
pendidikan terus dilaksanakan secara sistematis. Pembaharuan pendidikan
tersebut merupakan upaya sadar yang sengaja dilakukan dengan tujuan
memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Upaya peningkatan
mutu pendidikan salah satunya adalah menciptakan kurikulum yang lebih
memberdayakan peserta didik. Untuk itu, perlu dirancang sebuah kurikulum yang
berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional yakni menghasilkan
manusia yang berkualitas dan berkompeten.
Selain itu, mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh pendekatan-
pendekatan yang digunakan para guru dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Ketepatan dalam menggunakan pendekatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan
minat siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, serta terhadap proses dan
hasil belajar siswa. Siswa akan mudah menerima materi yang diberikan oleh guru
apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajarannya. Adapun permasalahan yang dihadapi siswa antara lain
kemandirian dan kedewasaan yang lambat, ini dilihat dari perilaku siswa di kelas
yang sering ramai dan tidak merespon materi yang disampaikan oleh guru.
Selanjutnya motivasi siswa sangat rendah, ini dapat dilihat keinginan siswa dalam
mengikuti pelajaran sangat rendah. sehingga guru harus memotivasi terus menerus
saat kegiatan belajar mengajar.1 Pendekatan pembelajaran yang baik adalah
pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa,
sarana yang tersedia serta tujuan pembelajarannya.

1
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta; Raja Grafindo persada, 2004), hal. 56

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.2
Pendekatan belajar bertitik tolak pada aspek psikologis dilihat dari
pertumbuhan dan perkembangan anak, kemampuan intelektual, dan kemampuan
lainnya yang mendukung kemampuan belajar. Pendekatan dilakukan sebagai
strategi yang dipandang tepat untuk memudahkan siswa memahami pelajaran dan
juga belajar menyenangkan.
Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendekatan
tertentu, tetapi sifatnya terencana, artinya memilih pendekatan di sesuaikan
kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.
Pendekatan adalah pola/cara berpikir atau dasar pandangan terhadap
sesuatu. Pendekatan dapat diimplementasikan dalam sejumlah strategi.
Sedangkan, srategi adalah pola umum perbuatan guru-siswa di dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach). 3
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran, metode pembelajaran, serta teknik dan
taktik dalam pembelajaran. Newman dan Logan mengemukakan empat unsur

2
Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik dan Model
Pembelajaran, (Bandung; Sinar Baru Algensindo, 2003) hal. 84
3
Makmun, Abidin. Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2003), hal 35

2
strategi dari setiap usaha, yaitu : (1) mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi
dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. (2)
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran. (3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-
langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. (4)
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. 4
Perbedaan antara model, pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik
pembelajaran
Model Pembelajaran Bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus
atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.

Pendekatan Pembelajaran Titik tolak atau sudut pandang kita


terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
Strategi Pembelajaran Suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien
Metode pembelajaran Cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah;
(2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;

4
Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik dan Model
Pembelajaran hal. 87

3
(5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) debat, dan sebagainya.
Teknik Pembelajaran Cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan
jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah
pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas.
Taktik Pembelajaran Gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu
yang sifatnya individual. Misalkan,
terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam
taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung
banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor
yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi
lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat
menguasai bidang itu. Dalam gaya
pembelajaran akan tampak keunikan atau
kekhasan dari masing-masing guru,
sesuai dengan kemampuan, pengalaman
dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini,
pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu
sekalkigus juga seni (kiat)5

B. Pengertian Strategi Belajar


Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.6 Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran

5
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003) hal.67
6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta; prenada media group, 2008) hal. 126

4
dapat tercapai secara efektif dan efisisen.7 Istilah strategi sering digunakan dalam
banyak konteks dengan makna yang selalu sama. Dalam konteks pengajaran
strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam
manifestasi aktivitas pengajar.8
Nana Sudjana menjelaskan bahwa strategi mengajar (pengajaran) adalah
taknik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar
(pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.9 Jadi menurut Nana Sudjana, strategi
mengajar atau pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau
perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu
dalam satuan pelajaran. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau
prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas dari pada
metode dan teknik. Artinya, metode atau prosedur dan teknik pembelajaran
merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Dari metode, teknik pembelajaran
diturunkan secara aplikatif, nyata dan praktis di kelas saat pembelajaran
berlangsung.

C. Model Pendekatan Multi Interaktif


Model pembelajaran Multi Interaktif adalah suatu cara atau teknik
pembelajaran yang digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana
guru pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber
pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.10 Menurut Syah proses
belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan
pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya
sambil menulis). Dalam proses mengajar seorang guru harus mengajak siswa

7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, hal.127
8
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta; rineka cipta, 2004), hal. 32
9
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, hal. 32
10
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta; Raja Grafindo persada, 2004), hal. 76

5
untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan
untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi dialog
kreatif yang menunjukan proses belajar mengajar yang interaktif.

D. Macam-Macam Metode Pendekatan Multi Interaktif


1. Diskusi
Mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving).
Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan
resitasi bersama (socialiced rezitation).11

Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :


a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan
masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban
untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :


a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan.
b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan
yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.12

11
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hal. 80
12
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Rineka Cipta, 2000),
hal.124

6
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.13

2. Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat
penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan
disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua
orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra)
melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing
kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi
yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa
terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan
pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang
memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar
materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas.
Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang
penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat
diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi
proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas,
misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur
materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor
proses belajar.14

13
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, hal.125
14
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hal. 92

7
3. Pemecahan Masalah
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-
soal, lalu diminta pemecahannya. Metode pemecahan masalah (problem solving)
adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih
siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan
maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya
adalah pemecahan masalah.

Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:


a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dunia kerja.

Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:


a. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini.
Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
b. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
metode pembelajaran yang lain.15

15
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta; Raja Grafindo persada, 2004), hal. 91

8
4. Cooperative Learning
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk
sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan
tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih
dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas,
tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-
sosialisasi karena koperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar
menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model pembelajaran
koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja
sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau
inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohensif (kompak-
partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen
(kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung
jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi,
membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan
pelaporan.

5. Kelompok Tutorial
Sejatinya metode kelompok tutorial adalah metode pembelajaran dengan
mana guru memberikan bimbingan belajar kepada siswa secara individual. Oleh
sebab itu metode ini sangat cocok diterapkan dalam model pembelajaran mandiri
seperti pada pembelajaran jarak jauh dengan mana siswa terlebih dahulu diberi
modul untuk dipelajari.

Keunggulam Metode Keompok Tutorial:


a) Siswa memperoleh pelayanan pembelajaran secara individual
sehingga permasalahan spesifik yang dihadapinya dapat dilayani secara spesifik
pula.

9
b) Seorang siswa dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan
kemampuannya tanpa harus dipengaruhi oleh kecepatan belajar siswa yang lain
atau lebih dikenal dengan istilah (Slef Paced Learning).

Kelemahan Metode Kelompok Tutorial:


a) Sulit dilaksanakan pembelajaran klasikal karena guru harus melayani
siswa dalam jumlah yang banyak.
b) Jika tetap dilaksanakan, diperlukan teknik mengajar dalam tim atau
(team teaching) dengan pembagian tugas di antara anggota tim.
c) Apabila tutorial ini dilaksanakan, untuk melayani siswa dalam jumlah
yang banyak, diperlukan kesabaran dan keluasan pemahamann guru tentang
materi.16

6. Bermain Peran
Bermain peran (role playing) diarahkan pada pemecahan masalah yang
menyangkut hubungan antar manusia, terutama yang menyangkut kehidupan
peserta didik.
Langkah-langkah strategi bermain peran (role playing), antara lain:
1) Guru menyusun/ menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari
sebelum KBM.
3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan.
6) Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.
7) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas.
8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.

16
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, hal. 93

10
9) Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10) Evaluasi.
11) Penutup.

Keunggulan dari Metode Peran:


a) Mampu melatih kompetensi siswa dalam melaksanakan kegiatan
praktis yang mendekati keadaan yang sebenarnya.
b) Metode bermain peran yang dirancang secara cermat dan mendekati
kegiatan yang sebenarnya.
c) Jika suasana pembelajaran dilakukan secara serius dan mampu
menghadirkan suasana yang mendekati sebenarnya.

Kelemahan Metode Bermain Peran:


a) Tidak semua guru menguasai kompetensi yang akan disimulasikan
sehingga jika dipaksa menerapkan metode bermain peran, maka simulasi tidak
mewakili kondisi nyata.
b) Tidak semua guru memiliki kompetensi merancang kegiatan simulasi.
c) Memerlukan persiapan dan penyiapan yang matang serta
membutuhkan banyak waktu dan sumberdaya lainnya.
d) Bisa terjadi demotivasi dalam diri siswa yang kurang berperan dalam
kegiatan tersebut atau memainkan peran yang kurang disukainya.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan strategi pembelajaran


bermain peran (role playing), antara lain: waktu, materi/ bahan, kemampuan guru,
dan kesiapan siswa. Keempat kendala tersebut biasa diatasi dengan menambah
alokasi waktu di luar jam pelajaran, melengkapi materi (buku-buku, majala-
majalah, teks-teks drama, dll di perpustakaan), mempersiapkan guru dengan baik,
misalnya dengan pelatihan-pelatihan tentang apresiasi drama), melatih siswa
dengan baik dan sering mengadakan pentas.

11
BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara efektif dan efisisen. Istilah strategi sering digunakan dalam
banyak konteks dengan makna yang selalu sama. Dalam konteks pengajaran
strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik
dalam manifestasi aktivitas pengajar.
Model pembelajaran Interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran
yang digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran
utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara
guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam
menunjang tercapainya tujuan belajar.
Macam-macam metode pendekatan multi interaktif: 1) Diskusi, 2) Debat,
3) Pemecahan Masalah, 4) Cooperative Learning, 5) Kelompok Tutorial, 6) Role
Playing.

12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta; rineka cipta, 2004)

Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik dan


Model Pembelajaran, (Bandung; Sinar Baru Algensindo, 2003)

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta; Raja Grafindo persada, 2004)

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta; Raja Grafindo persada, 2004),

Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. (Jakarta:


Bumi Aksara, 2003)

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Rineka Cipta,


2000),

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, (Jakarta; prenada media group, 2008)

13

Anda mungkin juga menyukai