Anda di halaman 1dari 7

NUSYUZ, SHIQAQ DAN FUNGSI HAKAMAIN DALAM

PENYELESAIANNYA

A. Nusyuz

Pengertian nusyus dan bentuknya.

Nusyus adalah keadaan dimana suami atau isteri meninggalkan kewajiban bersuami isteri
sehingga menimbulkan ketegangan rumah tangga keduanya. Menurut Hussein bahreisj
nusyus adalah suatu sikap membangkang atau durhaka dari isteri kepada suaminya atau
terjadi penyelewengan yang tidak dibenarkan oleh suami terhadap isterinya.

Nusyus dapat datang dari pihak isteri maupun suami, nusyus dari isteri dapat berbentuk
menyalahi tata cara yang telah diatur oleh suami dan dilaksanakan oleh isteri yang sengaja
untuk menyakiti hati suaminya.

Sedangkan nusyus dari pihak suami terhadap isterinya adalah dari yang selama ini bersifat
lembut dan penuh kasing saying lalu berubah menjadi kasar, atau suami yang biasanya
bersikap ramah dan bermuka manis berubah bersikap tak acuh dan bermuka masam atau
menentang. Dan kelalain suami untuk memenuhi kewajibannya pada isteri baik nafkah
lahir maupun batin.

Nusyusnya istri dan cara penyelesainya

Dasar hukum nusyus yang datangnya dari istri ditegaskan dalam al-quran surat an-nisa
ayat 34 yaitu :

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan


pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka
mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.(QS An-nisa : 34)

Dengan diwahyukannya surat al-Nisa' ayat 34, agar seorang muslim memahami dan
mampu bernbuat bijak jika terjadi permasalah rumah tangga. Seorang suami tidak boleh
serta merta melukai istri dengan pukulan yang menyakitkan. Karena Islam tidak
mengajarkan yang demikian, telah ada aturan yang baik dan benar ketika suami tengah
menghadapi permasalahan seperti itu. Meskipun memukul istri itu dibenarkan dalam
Islam, namun memukul yang tidak sampai melukai istri dan dengan niatan mendidik.
Ketika permasalahan yang dihadapi suami istri tak kunjung usai, belum menemukan jalan
keluar, maka Islam pun telah mengatur dengan begitu rapi yaitu dengan mendatangkan
dua hakim (hakamain) dari pihak suami maupun istri yang berfungsi untuk memberikan
solusi atau jalan tengah ketika permasalahan itu sedang alot dari pasangan suami istri.
Nusyus muncul karena adanya suatu persoalan yang terjadi dirumah tangga suami isteri
tersebut. Mungkin salah satu diantara mereka merasa ridak puas dengan sikap dan tingkah
laku yanga lain, sehingga gajalan-ganjalan ini menimbulkan perubahan sikap seorang
diantara keduanya.

Jika sikap ini muncul dari pihak isteri, maka Allah SWT telah memberikan jalan keluar
yang baik seperti yang ditegaskan dalam Al-Quran an-Nisa : 34. Dalam ayat tersebut ada
tiga langkah yang anjurkan Allah bagi setiap suami, yaitu:

a) Member nasehat bagi mereka semaksimal mungkin, dengan mengingatkan kewajiban


yang harus dipenuhi oleh seorng isteri.

b) Jika setelah dinasehati isteri tidak berubah sikapnya. Maka suami memisahkan tempat
tidurnya.

c) Jika sikap isteri belum berubah, maka Allah SWT mengijinkan untuk memukul mereka
sekedar member peringatn yang sifatnya tidak melukai.

Apabila pada langkah-langkah awal telah terjadi perubahan, maka sang suami tidak
dibenarkan untuk sewenang-wenang dengan melakukan sesuatu yang menyusahkan atau
menyakiti isteri.

Ada beberapa perbuatan yang terrmasuk nusyuz yang dilakukan oleh isteri antara lain
sebagai berikut :

1. Istri tidak mau pindah mengikuti suami untuk menempati rumah yang telah disediakan
sesuai dengan kemampuan suami, atau istri meninggalkan rumah tanpa izin suami.

2. Apabila keduanya tinggal di rumah istri atas izin istri, kemudian pada suatu ketika istri
melarangnya untuk masuk ke rumah itu dan bukan karena hendak pindah rumah yang
disediakan oleh suami.

3. Istri menolak ajakan suaminya untuk menetap di rumah yang disedikannya tanpa alasan
yang pantas.

4. Apabila istri bepergian tanpa suami atau mahramnya walaupun perjalanan itu wajib
seperti haji, karena perjalanan perempuan dengan tidak suami atau mahramnya termasuk
maksiat.

Membimbing istri yang sedang nusyuz

Apabila istri telah kelihatan durhaka terhadap suaminya, hendaklah suaminya itu
mengajarnya menurut aturan-aturan yang ditentukan dalam agama, di antaranya sebagai
berikut :

1. Menegur dengan kata-kata yang sopan dan lemah lembut serta secara peri kemanusiaan.
Hendaklah memperingatkannya agar ia taat karena hal itu adalah kewajiban seorang istri
kepada suaminya, kecuali bila suami menyuruhnya melakukan suatu kejahatan, atau
melarang berbuat kebajikan, umpamanya mendengarkan pelajaran-pelajaran dan lain-lain.
Dalam hal seperti itu tidak wajib mengikuti suami.

2. Menghentikan memberi nafkah selama ia tidak mau berhenti dari kedurhakaannya.

3. Mengasingkan diri dari tempat tidur pada waktu tidur, bila dengan kata-kata atau
dengan penghentian pemberian nafkah, tidak juga menghentikan kedurhakaannya.

4. Memberikan pukulan yang tidak membahayakan, bila dengan pelajaran yang tiga
macam itu, ia tidak juga mengerti. Ibnu Hajar berkata, Dalam sabda Nabi yang
mengatakan: orang-orang baik di antara kamu secara garis besar memukul itu dibenarkan,
dengan motif demi mendidik jika suami melihat ada sesuatu yang tidak benar yang
seharusnya istri harus taat. Tetapi jika dirasa cukup dengan ancaman, maka itu adalah
lebih baik.

Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Al-Nisa ayat 34:

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena
mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita
yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan
pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

Dalam memukul, janganlah sampai melukai badannya, jauhilah muka dan tempat-tempat
lain yang mengkhawatirkan, karena tujuan memukul bukanlah untuk menyakiti, tetapi
untuk memberi pelajaran.

Apapun yang mungkin dapat sampai kepada tujuan yang cukup dengan ucapan, tidak
boleh beralih kepada suatu perbuatan. Sebab terjadinya suatu tindakan, bisa jadi
menyebabkan kebencian yang justru bertentangan dengan prinsip bergaul yang baik yang
selalu dituntut dalam kehidupan berumah tangga. Kecuali dalam hal yang bersangkutan
dengan kemaksiatan kepada Allah.
Bagaimana hukumnya seorang suami berdiam diri atau tidak mau berbicara kepada istri
yang sedang nusyuz, haram ataukah makruh?

Dalam hal ini ada dua pendapat. Pertama: menurut Imam Syafii, tidak berbicara kepada
istri yang sedang nusyuz hukumnya tidak haram ketika tidak lebih dari tiga hari, jika lebih
dari tiga hari maka suami berdosa. Kedua: menurut Imam Rafii, jika suami tidak
berbicara dengan istri secara tidak disengaja maka tidak haram, namun jika memang
disengaja maka hukumnya haram. Ibnu Rifah berkata, letak perbedaan pendapat haram
atau tidak itu ketika di atas tiga hari, adapun dalam waktu tiga hari hukumnya tidak
haram. Imam Nawawi menegaskan bahwa yang benar secara pasti adalah haramnya tidak
berbicara lebih dari tiga hari, sesuai dengan hadis Nabi yang artinya, tidak halal bagi
orang muslim berdiam diri kepada saudaranya selama lebih dari tiga hari.

Nusyus suami dan cara penyelesainya

Adapun nusyus yang datangnya dari suami ditegaskan dalam Al-quran surat An-nisa
ayat 128

Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, Maka
tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan
perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir.
dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz
dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.(QS An-nisa : 128)

Batasan Nusyuz Istri

Sudah menjadi kebiasaan masyarakat bahwa memasak, mencuci dan menyapu adalah
tugas isteri. Sebenarnya rutinitas tersebut adalah kewajiban suami. Andai rutinitas ini
diperintahkan suami kepada isteri, maka isteri tidak wajib memenuhinya. Pengingkaran
atas perintah ini tidak termasuk nusyuz (melawan). Adapun batasan ketaatan yang harus
dijalani seorang isteri terhadap suami adalah sepanjang kewajiban-kewajiban isteri
terhadap suami selama tidak berupa maksiat dan di luar kemampuan.
Dasar Hukum

Hasiyah al Bajuri juz 129

)
) .
Apabila nusyus dari pihak suami, maka peneyelesainya seperti ditegaskan dalam QS An-
Nisa : 128 yaitu: isteri diberi hak mengadakan perjanjian dengan suaminya guna kebaikan
hubungan suami-istrinya terserah pada kesepakatn bersama misalnya isteri bersedia
dikurangi hak-haknya asalkan suami baik kembali, suami berjanji dengan ikrar tidak akan
mengulangi lagi.

B. Syiqaq

Pengertian syiqaq

Syiqaq, berasal dari bahasa Arab syaqqa ~ yasyuqqu ~ syiqaaq, yang bermakna al-
inkisaar, pecah, berhamburan. Sedang syiqaq menurut istilah oleh ulama fiqhi diartikan
sebagai perpecahan/perselisihan yang terjadi antara suami isteri yang telah berlarut-larut
sehingga dibutuhkan perhatian khusus terhadapnya. Sejalan dengan pengertian tersebut
syiqaq menurut penjelasan pasal 76 )1) UU No. 7/1989 adalah perselisihan yang tajam
dan terus menerus antara suami isteri.

syiqaq berarti perselesihian atau retak. Menurut istilah syiqaq dapat bearti krisis
memuncak yang terjadi antara suami-istri sedemikian rupa, sehingga antara suami-istri
terjadi pertentangan pendapat dan pertengkaran. Menjadi dua puhak yang tidak mungkin
dipertemukan dan kedua belah pihak tidak dapat mengatasinya. Sedangkan menurut istilah
fiqih, syiqaq adalah perselisihan suami-istri yang diselesaikan oleh dua orang hakam, yaitu
seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri.

Dasar hukum tentang syiqaq terdapat dalam Al-quran surat An-nisa ayat 35

Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang
hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua
orang hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Perkara Syiqaq di Indonesia.

Demikian halnya para ahli fiqih, maka pada Peradilan Agama di Indonesia juga terdapat
dua pendapat dalam masalah syiqaq. Pendapat yang pertama yang banyak dianut (hakam
dengan arti wakil), kemudian pendapat kedua yang banyak penganutnya (hakam dengan
arti hakim), bahkan Mahkamah Tinggi Islam mengikuti kedua pendapat ini, dalam
keputusannya 12 januari 1939 nomor 3, dan tanggal 10 Maret 1951 nomor 6.

Akan tetapi sampai sejauh ini belum saja diketahui sikap Mahkamah Tinggi Islam apabila
hakam-hakam yang ditunjuk ternyata tidak sanggup lagi mengambil keputusan. Apabila
hakamain tidak sanggup menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kasus Shiqaq ini maka
jalan terakhir yang bisa ditempuh adalah dengan jalan thalaq atau cerai. Islam sekalipun
memperkenankan memasuki cara ini, tetapi membencinya. Tidak mensunnatkan dan tidak
menganggap satu hal yang baik. Bahkan Nabi sendiri mengatakan yang artinya,
Perbuatan halal yang teramat dibenci Allah, ialah Thalaq. )Riwayat Abu Daud).

C. Hakamain (pengertian, fungsi dan tugas penyelesaian kasus syiqaq).

a. Pengertian hakamain

Menurut bahasa hakamain bearti dua orang hakam, yaitu seorang hakam dari pihak suami dan
seorang hakam dari pihak isteri untuk menyelesaikan kasus syiqaq.

Arti hakam yang tersebut pada ayat 35 surat An-Nisa para ahli fiqh berbeda pendapat:

Menurut pendapat imam Abu Hanifah, sebagaian pengikut imam hambali, dan qoul qadim
dari pengikut imam SyafiI, hakam itu berarti wakil. Sama halnya dengan wakil, maka
hakam tidak boleh menjatuhkan talak kepada pihak isteri sebelum mendapat persetujuan dari
pihak suami, begitu pula hakam dari pihak tidak boleh mengadakan khuluk sebelum mendapat
persetujuan dari isteri.

Menurut imam malik, sebagain lain pengikuta imam hambali dan qoul jadid pengikut imam
Syafii. hakam itu sebagai hakim, sebagai hakim maka hakam boleh memberi keputusan
sesuai dengan pendapat keduanya tentang hubungan suami-isteri yang sedang berselisih itu,
apakah ia akan memberi keputusan perceraian atau ia akan memerintahkan agar suami isteri
itu berdamai kembali.

Fungsi dan tugas hakamain penyelesaian kasus syiqaq

Peranan hakam sebagai mediator (pemberi saran) dalam penyelesaian sengketa perceraian atas
dasar syiqaq, sangatlah bermanfaat dan berarti dalam memberi masukan pada hakim guna ikut
menyelesaiakan perselisihan yang terjadi. Kewenangan hakam selaku mediator dalam
penyelesaian sengketa perceraian hanya sebatas memberikan usulan pendapat dan
pertimbangan dari hasil yang telah dilakukan, kepada hakim. Dan Undang-undang tidak
memberikan kewenangan kepadanya untuk menjatuhkan putusan.

Menurut firman Allah diatas, jika terjadi kasus antara suami istri, maka diutus seorang hakam
dari pihak suami da seorang hakam dari pihak istri yang berfungsi untuk mengadakan
penelitian dan penyelidikan tentang sebab-musabab terjadi syiqaq dimaksud, serta berusaha
mendamaikannya, atau mengambil prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah
yang terbaik.

Terhadap kasus syiqaq ini, hakam bertugas menyelidiki dan mencari hakekat
permasalahannya, sebab-sebab timbulnya persengketaan, dan berusaha sebesar mungkin
untuk mendamaikan kembali. Agar suami istri kembali hidup bersama dengan sebaik-baiknya,
kemudian jika dalam perdamian itu tidak mungki ditempuh, maka kedua hakam berhak
mengambil inisiatif untuk menceraikannya, kemudian atas dasar prakarsa hakam ini maka
hakim dengan keputusannya menetapkan perceraian tersebut. Hakam main (kedua hakam) itu
boleh memutuskan perpisahan antara suami istri, tanpa suami menjatuhkan talaq.

Catatan:

Kedudukan carai sebab kasus syiqaq adalah bersifat bain. artinya: antara bekas suami istri
hanya dapat kembali sebagai suami istri dengan akad nikah baru.

http://gatheel.multiply.com/journal/item/25/fiqh_munakahat

http://pojokhukum.blogspot.com/2008/03/mediasi-dalam-penyelesaian-sengketa.html

http://sholehhadi.blogspot.com/2009/03/nusyus-syiqaq-dan-fungsi-hakamain-dalam.html

http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=565

http://pesantren.or.id.29.masterwebnet.com/ppssnh.malang/cgi-
bin/content.cgi/masail/aula/tahun_2004/nikah-12.single

http://alislamu.com/index.php?option=com_content&task=view&id=414&Itemid=6

Anda mungkin juga menyukai