Demikian pula orang muslim boleh melihat aurat orang lain atau
memperlihatkan auratnya kepada orang lain (walaupun bukan mahram)
jika ada alasan yang dibenarkan syariat seperti ketika berobat atau
mengobati penyakit yang pengobatannya memerlukan melihat atau
memperlihatkan aurat karena darurat.
Masalah aurat sangat erat dengan soal pakaian, karena aurat wajib
ditutup dan alat penutupnya adalah pakaian. Pakaian setiap muslim
adalah harus menutup batas-batas aurat seperti yang dikemukakan di
atas. Namun karena para ulama berbeda pendapat mengenai batas-
batas aurat terutama aurat bagi wanita, maka perbedaan pendapat-pun
muncul pula dalam masalah pakaian kaum wanita. Sebagian
mengharuskan menutup seluruh anggota badan selain mata, sedangkan
sebagian yang lain menambahkan selain muka, yaitu kedua telapak
tangan dan kaki.
Karena itu Allah melarang apabila dua orang yang berlainan jenis
menyepi karena sudah pasti syaitan akan menjadi yang ketiga diantara
mereka dan mengganggunya, lalu mereka berbuat tidak senonoh
sebagaimana firman Allah dalam surah Yusuf ayat 53 yang berisi bahwa
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan kecuali nafsu
yang telah diberkahi oleh Allah.
b. Tidak wajib menutup muka dan kedua telapak tangan tetapi pria wajib
menundukan pandanganya.
c. Perbedaan cantik dan tidak cantiknya seorang wanita, jika ia cantik maka
ia wajib menutup muka dan kedua telapak tangan sedangkan wanita
yang tidak cantik tidak wajib menutupnya atau disunahkan.
3. Jumhur (golongan terbesar): Madzhab Syafii mengatakan tidak wajib
menutup wajah dan kedua telapak tangan sekalipun mereka berfatwa
untuk menutupinya