Anda di halaman 1dari 3

Nama : Viqy maulana MS

No : 28
Kelas : XI.E
Assalamuallaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil Alamin Wassalatu Wassalamu Ala Asrafil Ambiyai Walmursalim
Syedna Wamaulana Muhammadin Waala alehi Wasahabihi Ajmain.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana oleh Allah masih
memberi cinta, kasih sayang, serta rahmat-Nya kepada kita, sehingga pada kesempatan kali
ini kita masih diizinkan untuk berkumpul bersama di sebuah bingkaian ukuwah islamiyah.
Serta tak lupa salam dan sholawat, selalu kita curahkan kepada nabi besar junjungan kita.
Beliaulah yang menghantarkan kita dari jalan jahiliyah ke jalan islamiyah. Siapa lagi kalau
bukan nabi besar Muhammad SAW. Yang mana juga kita tunggu nanti safaatnya di yaumul
Qiyamah.
Salam takzim saya kepada segenap dewan juri yang arif dan bijaksana, serta tak lupa kepada
kawan-kawan seperjuangan dan hadirin hadirat.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkanlah saya untuk menyampaikan sedikit untaian
dakwah , yang insyallah dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kali ini saya akan menyampaikan dakwah yang bertemakan Pacaran. Sebelumnya buat
afdholnya nih, saya member judul pidato kali ini yaitu Semua akan Indah pada Waktunya.
Bicara soal pacaran, pada zaman sekarang tampaknya pacaran telah menjadi gejala umum di
kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah
percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa
remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus
ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.
Selama ini tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya
di dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah.
Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab
biasanya masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase hubungan hetero seksual dalam
kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta monyet), datang (kencan),
going steady (pacaran), dan engagement (tunangan). Dan taukan engkau bahwa semua itu
adalah hal yang haram di dalam Islam ???

Allah Ta’ala berfirman :


)32 :‫َوالَ تَ ْق َربُوا ال ِّزنَا ِإنَّهُ َكانَ فَا ِح َشةً َو َسا َء َسبِيالً ( اإلسراء‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk”
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada
perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak
boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.
Lalu apakah pacaran mendekati zina ?? Jelas jawabannya adalah YES !!! dan YES !!!
Kita tahu bahwa pacaran diawali dengan pandang memandang dengan lawan jenis, kemudian
timbul rasa cinta di hati—sebab itu, ada istilah “dari mata turun ke hati”— kemudian
berusaha ingin memilikinya, entah itu dengan cara kirim SMS, chat line, bbm , telepon, atau
yang lainnya. Setelah itu, terjadilah saling bertemu dan bertatap muka, hasrat untuk jalan
bareng, kemudian menyepi, dan saling bersentuhan sambil mengungkapkan rasa cinta dan
sayang dengan sentuh-sentuhan,ciuman ,dll. Akhirnya, sebagai pembuktian cinta dibuktikan
dengan berzina. –Naudzu billahi min dzalik-.
Berdasarkan fenomena itu, maka dapat dikatakan pacaran adalah jembatan emas menuju
perbuatan yang keji yaitu zina, dimana jembatan emas yang dimaksudkan adalah hal yang
mendekati zina. Hal yang mendekati zina itu jelas DILARANG seperti yang dikatakan dalam
firman Allah S.W.T sebelumnya.
Sahabat yang dirahmati Allah, selain mendekati zina pacaran juga dapat dikatakan sebagai
zina itu sendiri. Mengapa demikian ???
Ya, hal ini sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersapda : “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini
suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua
telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zi

Ya, hal ini sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersapda : “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini
suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua
telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan
meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan
menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau
mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Mendengar hadist ini pasti kita tahu sendiri bahwa semua isinya berbanding lurus dengan hal-
hal yang terkandung dalam pacaran. Dalam pacaran tidak mungkin jika tidak ada moment
saling pandang memandang, saling memandang dalam pacaran adalah zina mata karena yang
dipandang adalah bukan istri, suami atau mahromnya.
Saling meraba, saling berpegangan tangan, diamana itu merupakan zina tangan seperti yang
diterangkan oleh rosulullah karena yang dipegang sekali lagi bukan istri, suami, atau
mahromnya. Dalam pacaran juga ada moment enak yaitu membayangkan si pacar. Entah
membayangkan hal indah yang pernah dilakukan atau hal yang belum dilakukan namun
terasa indah untuk dirasakan sehingga membuat senyum-senyum sendiri nggak jelas. Hal ini
jelas merupakan zina, yaitu zina hati sesuai yang dikatakan oleh rasulullah tadi.
Sahabat rohimakumullah, by the way bagaimana dengan istilah pacaran islami atau pacaran
syar’i ??? apakah seperti pendapat para pemuda pemudi aktivis organisasi Islam dan kalangan
kaum muslimin lain yang mengatakan pacaran islami itu boleh, masih banyak dari mereka
yang berpandangan bahwa pacaran islami berbeda dengan pacaran pada umumya yang tidak
sesuai aturan islam. Dalam pacaran islami tidak ada saling sentuhan, tidak ada pegang-
pegangan. Masing-masing menjaga diri, kalaupun saling berbincang dan bertemu, yang
menjadi pembicaraan hanyalah tentang Islam, tentang dakwah, saling mengingatkan untuk
beramal, dan berdzikir kepada Alloh serta mengingatkan tentang akhirat, surga, dan neraka.
Hal itu ibarat, “Mandi boleh, asal jangan basah.”
Ketahuilah para sahabat itu semua adalah omong kosong belaka dan istilah pacaran islami
adalah mustahil ! Itu hanyalah makar iblis untuk menjerumuskan orang ke dalam neraka.
Jelas islami atau tidak pacaran tetaplah sama ada hubungan spesial diantara keduanya yang
diawali dengan pandangan dan nafsu diluar pernikahan.
Istilah pacaran sudah terlanjur dipahami sebagai hubungan lebih intim antara sepasang
kekasih, yang diaplikasikan dengan jalan bareng, saling berkirim surat, ber SMS ria, dan
berbagai hal lain, yang jelas-jelas disisipi oleh banyak hal-hal haram, seperti pandangan
haram, bayangan haram, dan banyak hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat. Bila
kemudian ada istilah pacaran yang Islami, sama halnya dengan memaksakan adanya istilah,
meneggak minuman keras yang Islami. Mungkin, karena minuman keras itu di tenggak di
dalam masjid. Atau zina yang Islami, judi yang Islami, dan sejenisnya.
Nah sahabat rahimakumullah, lalu gimana solusi untuk mengatasi problema pacaran yang
sering menghantui kita dan kaum muslim lainnya ? ya, banyak cara untuk mengatasi masalah
ini, diantaranya kita sebagai kaum muslim yang belum menikah baik laki-laki dan perempuan
harus menjaga pandangan kita, jangan sampai kita sampai melihat lawan jenis kemudian
tumbuh hawa nafsu yaitu hawa nafsu untuk memiliki karena itu merupakan zina. Seperti yang
yang telah dikatakan oleh Allah SWT pada Q.S Annur ayat 30 dan 31 :
“Katakanlah kepada laki–laki yang beriman : ”Hendaklah mereka menundukkan
pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24]: 30 )
“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan
pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24]: 31)
Selain menjaga pandangan, kita juga harus menutup aurat dengan benar dan sesuai dengan
aturan islam, hal ini dimaksudkan agar tidak mengundang hawa nafsu dan zina.

Anda mungkin juga menyukai