Yang sering ditemukan saat bulan Ramadhan datang adalah banyak sekali orang
yang seperti berlomba-lomba untuk memberikan takjil kepada masyarakat. Bentuk
pembagian takjil pun beragam, ada yang diserahkan atau dititipkan di masjid, mushala,
maupun tempat-tempat lain yang menyelenggarakan buka bersama. Ada juga yang
membagikan takjil di pinggir jalan.
Mengenai hal itu, ada hal yang bisa menjadi pendorong untuk ikut serta dalam kegiatan
pembagian takjil di tengah-tengah masyarakat, yang mana keduanya berasal dari apa yang
diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah. Berikut ini adalah beberapa keutamaan bagi pemberi
takjil buka puasa:
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
"Barang siapa memberi makan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa maka ia mendapat
seperti pahala orang-orang yang puasa tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun"
Dari Abdullah bin Zubair bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berbuka di rumah
Sa'ad bin Mu'adz, Nabi bersabda: "Orang-orang berpuasa telah berbuka di rumahmu,
makanan kalian dikonsumsi oleh orang-orang baik, dan malaikat mendoakan Rahmat
bagimu"
ِ َص ِّفد
ُال َّشيَاطِ يْن ت ُ َو ال َّن ِار َُأب َْواب ُغلِّ َق ْت َو ْال َج َّن ُة َُأب َْواب فُت َِح ْت ُضان
َ َر َم َجا َء ِإ َذا
“Apabila datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah
pintu-pintu neraka,dan setan-setan diikat (dibelenggu).” (HR. Bukhari dan Muslim)
ان
َ ضَ َر َم ْ ِفي ِب َها َي ْدع ُْو مُسْ َت َجا َب ٌة ٌدَعْ َوة مُسْ ل ٍِم لِ ُك ِّل
“Setiap muslim memiliki doa yang mustajab (terkabulkan) yang ia berdoa dengannya
pada bulan Ramadhan.” (HR. Ahmad)
Al Qur’an diturunkan di bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi umat manusia dan
sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak
dan batil)”.
Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. “(Al-
Baqarah: 183).
Sabda Nabi SAW: “Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat tiada sembahan
yang haq selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitul Haram. ” (Hadits
Muttafaq ‘Alaih).
Yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak Nabi SAW, para
sahabat dan Khulafaur Rasyidin. Sabda Nabi SAW: “Barangsiapa mendirikan shalat
malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. ” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).
,Malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan.
Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, do’a dikabulkan, dan segala takdir yang
terjadi pada tahun itu ditentukan (baca: Anjuran Doa Ramadhan). Sabda Nabi SAW:
“Barangsiapa mendirikan shalat pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap
pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits
Muttafaq ‘Alaih).
Malam Lailatul Qadar merupakan malam turunnya ayat pertama Al Quran kepada Nabi
Muhammad. Wahyu tersebut diturunkan Allah melalui perantara malaikat Jibril dan diterima
Nabi Muhammad. Ketika malam Lailatul Qadar tersebut, malaikat Jibril datang dengan
menampakkan dirinya dan memerintahkan Muhammad dengan sebuah kata "Iqra!" yang
artinya bacalah. Salah satu ayat di dalam Al Quran menyebut bahwa malam Lailatul Qadar lebih
baik daripada seribu bulan. Selain turunnya wahyu berupa ayat Al Quran, malam Lailatul
Qadar juga dapat dimaknai sebagai waktu dimana para malaikat turun ke bumi dan membawa
kesejahteraan hingga terbit fajar. Pada malam turunnya malaikat tersebut dipercaya suasa alam
akan berbeda dari biasanya, suasanya akan lebih hangat dan sejuk. Kapan malam Lailatul
Qadar? Tidak ada yang mengetahui pasti kapan malam Lailatul Qadar tiba, sebab kehadiran
malam Lailatul Qadar dirahasikan oleh Allah.
Terdapat ciri-ciri yang dapat mengindikasi kadiran malam Lailatul Qadar, seperti suatu
malam yang hening dengan angin yang tidak berhembus. "Ciri-cirinya ya, malam itu hening,
angin juga tidak berembus, tenang, tidak mendung, cerah. Paginya terbit matahari cerah tapi
tidak menyengat. Dan bagi perasa tertentu, ia akan merasakan, seakan-akan kita baru selesai
hajatan," kata Cholil. Umat Muslim biasanya melakukan berbagai ibadah untuk mendapatkan
kemuliaan malam Lailatul Qadar. "Yang kita lakukan tentu shalat diperbanyak, baca Al Quran,
baca istigfar, zikir, shalawat, dan doa kepada Allah SWT.
3. Dikabulkan doa-doa Lembaga Fatwa Mesir, Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Thayyib
mengatakan bahwa pada malam Lailatul Qadar segala doa yang tidak diterima di waktu-
waktu lain akan diterima di malam tersebut. Karena keistemawaan ini Ahmad Tahyyib
mengajak umat Muslim untuk memperbanyak ibadah seperti shalat, istighfar, membaca Al
Quran, dan mengharap rahmad Allah.
4. Penuh berkah Malam Lailatul Qadar adalah malam yang menyimpan beribu berkah.
5. Dicatatakannya takdir tahunan Malam Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan
Allah bagi perjalan hidup manusia.
MATERI KEGIATAN PONDOK RAMADHAN
Adab yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang pelajar adalah adab murid terhadap
gurunya. Murid harus menganggap guru sebagai pengajar dan pendidik.
Tak hanya sebagai sosok yang mengajarkan ilmu, tetapi juga pembimbing budi pekerti.
Menghormati guru tidak berbeda dengan memuliakannya. Ini dianjurkan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam hadits berikut:
“Rasulullah SAW, bersabda: ‘Muliakanlah orang-orang yang memberikan pelajaran
kepadamu’.” (HR. Abu Hasan Mawardi)
Buku Adab Murid Terhadap Guru oleh Syafri M. Noor, dijelaskan bahwa agama Islam telah
menetapkan adab dan cara menghormati guru sebagai berikut:
Seorang muslim menyadari bahwa kedua orang tuanya memiliki jasa yang besar
terhadapnya, karena keduanya telah mengerahkan pikiran dan tenaga untuk merawat,
membesarkan, mendidik, dan menyenangkan anaknya. Oleh karena itu, meskipun seorang
muslim telah mengerahkan segala kemampuannya dalam berbakti kepada kedua orang
tuanya, namun tetap saja ia belum dapat membalasnya.
2. Menaati keduanya
Seorang muslim hendaknya menaati perintah kedua orang tuanya, kecuali apabila kedua
orang tua menyuruh berbuat maksiat kepada Allah Swt.
Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.
Luqman [31]:15)
Seorang muslim juga hendaknya menanggung dan menafkahi orang tua agar ia
memperoleh keridhaan Allah. Jika ia seorang yang berharta banyak, lalu orang tuanya
butuh kepada sebagian harta itu, maka ia wajib memberikannya
4. Menjaga perasaan keduanya dan berusaha membuat ridha orang tuanya dengan
perbuatan dan ucapan.
Seorang muslim juga harus menjauhi ucapan atau tindakan yang menyakitkan hati orang
tuanya meskipun sepele, seperti berkata “Ah.” Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra [17]:23)
6. Tidak duduk ketika keduanya berdiri dan tidak mendahuluinya dalam berjalan
Tidaklah termasuk adab yang baik kepada kedua orang tua jika seorang anak duduk
sedangkan ibu-bapaknya berdiri atau meluruskan kedua kakinya, sedangkan keduanya
duduk di hadapannya, bahkan hendaknya ia memiliki adab yang baik di hadapannya dan
merendahkan diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra [17]:24)
Hal ini berdasarkan hadis yang menyebutkan tentang tiga orang Bani Israil yang berjalan-
jalan di gurun, lalu mereka terpaksa bermalam di gua. Ketika mereka masuk ke dalamnya,
tiba-tiba ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas gunung sehingga menutupi pintu gua
itu, lalu mereka berusaha menyingkirkan batu tersebut, tetapi mereka tidak bisa, maka
akhirnya mereka berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amal saleh yang pernah
mereka lakukan.
Demikianlah seharusnya sikap yang seharusnya dilakukan seorang muslim terhadap kedua
orang tuanya, yakni banyak mendoakan kedua orang tuanya, dan itulah akhlak para nabi;
mereka berbakti kepada kedua orang tuanya dan mendoakan kebaikan kepada mereka.
Nabi Nuh ‘alaihis salam pernah berdoa untuk orang tuanya sebagaimana disebutkan dalam
Al Qur’an surah Nuh: 28: “Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke
rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah
Engkau tambahkan bagi orang- orang yang zalim itu selain kebinasaan.” (Terj. QS. Nuh [71]:28)