Anda di halaman 1dari 8

MATERI KEGIATAN PONDOK RAMADHAN

“KEUTAMAAN RAMADHAN, LAILATUL QADAR DAN


KEUTAMAAN BERBAGI TA’JIL”

{UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN KEDUNGRINGIN II}

Dua Keutamaan Memberi Takjil Buka Puasa

Yang sering ditemukan saat bulan Ramadhan datang adalah banyak sekali orang
yang seperti berlomba-lomba untuk memberikan takjil kepada masyarakat.   Bentuk
pembagian takjil pun beragam, ada yang diserahkan atau dititipkan di masjid, mushala,
maupun tempat-tempat lain yang menyelenggarakan buka bersama. Ada juga yang
membagikan takjil di pinggir jalan.

Mengenai hal itu, ada hal yang bisa menjadi pendorong untuk ikut serta dalam kegiatan
pembagian takjil di tengah-tengah masyarakat, yang mana keduanya berasal dari apa yang
diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah. Berikut ini adalah beberapa keutamaan bagi pemberi
takjil buka puasa:

1. Akan mendapatkan pahala seperti orang yang ia beri takjil

Dari Zaid bin Khalid Al Juhani bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
"Barang siapa memberi makan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa maka ia mendapat
seperti pahala orang-orang yang puasa tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun"

2. Akan didoakan malaikat

Dari Abdullah bin Zubair bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berbuka di rumah
Sa'ad bin Mu'adz, Nabi bersabda: "Orang-orang berpuasa telah berbuka di rumahmu,
makanan kalian dikonsumsi oleh orang-orang baik, dan malaikat mendoakan Rahmat
bagimu"

Rahasia Keistimewaan Bulan Ramadhan

Beberapa Keutamaan Bulan Ramadhan


dibandingkan dengan Bulan Lain
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia dan banyak sekali keutamaan yang
dijumpai di dalamnya, antara lain:

1. Bulan yang diberkahi oleh Allah.

Dibukakan pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup. setan-setan dibelenggu.


Sabda Rasulullah SAW :

ِ َ‫ص ِّفد‬
ُ‫ال َّشيَاطِ يْن‬ ‫ت‬ ُ  ‫ َو‬ ‫ال َّن ِار‬  ُ‫َأب َْواب‬ ‫ ُغلِّ َق ْت‬ ‫ َو‬ ‫ ْال َج َّن ُة‬  ُ‫َأب َْواب‬ ‫فُت َِح ْت‬  ُ‫ضان‬
َ ‫ َر َم‬ ‫ َجا َء‬ ‫ِإ َذا‬
“Apabila datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah
pintu-pintu neraka,dan setan-setan diikat (dibelenggu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Waktu yang Mustajab untuk Berdoa.

‫ان‬
َ ‫ض‬َ ‫ َر َم‬  ْ‫ ِفي‬ ‫ ِب َها‬ ‫ َي ْدع ُْو‬ ‫مُسْ َت َجا َب ٌة‬ ٌ‫دَعْ َوة‬ ‫مُسْ ل ٍِم‬ ‫لِ ُك ِّل‬
“Setiap muslim memiliki doa yang mustajab (terkabulkan) yang ia berdoa dengannya
pada bulan Ramadhan.” (HR. Ahmad)

3. Ramadhan Bulan Turunya Al-Qur’an.

Al Qur’an diturunkan di bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi umat manusia dan
sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak
dan batil)”.

‫ ْالفُرْ َقان‬ ‫ َو‬ ‫ ْال ُهدَى‬ ‫م َِن‬ ‫ت‬ ‫ُأ‬


ِ ‫لِل َّن‬ ‫ ُه ًدى‬  ُ‫ ْالقُرْ آن‬ ‫فِ ْي ِه‬ ‫ ْن ِز َل‬  ْ‫الَّ ِذي‬ ‫ان‬
ٍ ‫ َب ِّي َنا‬ ‫ َو‬ ‫اس‬ َ ‫ض‬َ ‫ َر َم‬ ‫َش ْه ُر‬
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan)Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
batil)” (QS. Al Baqoroh : 185)

4. Puasa Ramadhan adalah Salah Satu Rukun Islam

Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. “(Al-
Baqarah: 183).

Sabda Nabi SAW: “Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat tiada sembahan
yang haq selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitul Haram. ” (Hadits
Muttafaq ‘Alaih).

5. Pada Bulan Mulia ini Disunatkan Shalat Tarawih.

Yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak Nabi SAW, para
sahabat dan Khulafaur Rasyidin. Sabda Nabi SAW: “Barangsiapa mendirikan shalat
malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. ” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).

6. Pada bulan Ramadhan terdapat Lailatul Qadar.

,Malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan.
Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, do’a dikabulkan, dan segala takdir yang
terjadi pada tahun itu ditentukan (baca: Anjuran Doa Ramadhan). Sabda Nabi SAW:
“Barangsiapa mendirikan shalat pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap
pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits
Muttafaq ‘Alaih).

Apa Itu Malam Lailatul Qadar, Keistimewaan, dan Tanda-tandanya?

Malam Lailatul Qadar merupakan malam turunnya ayat pertama Al Quran kepada Nabi
Muhammad. Wahyu tersebut diturunkan Allah melalui perantara malaikat Jibril dan diterima
Nabi Muhammad. Ketika malam Lailatul Qadar tersebut, malaikat Jibril datang dengan
menampakkan dirinya dan memerintahkan Muhammad dengan sebuah kata "Iqra!" yang
artinya bacalah. Salah satu ayat di dalam Al Quran menyebut bahwa malam Lailatul Qadar lebih
baik daripada seribu bulan. Selain turunnya wahyu berupa ayat Al Quran, malam Lailatul
Qadar juga dapat dimaknai sebagai waktu dimana para malaikat turun ke bumi dan membawa
kesejahteraan hingga terbit fajar. Pada malam turunnya malaikat tersebut dipercaya suasa alam
akan berbeda dari biasanya, suasanya akan lebih hangat dan sejuk. Kapan malam Lailatul
Qadar? Tidak ada yang mengetahui pasti kapan malam Lailatul Qadar tiba, sebab kehadiran
malam Lailatul Qadar dirahasikan oleh Allah.

Ciri ciri malam lailatul qadar

Terdapat ciri-ciri yang dapat mengindikasi kadiran malam Lailatul Qadar, seperti suatu
malam yang hening dengan angin yang tidak berhembus. "Ciri-cirinya ya, malam itu hening,
angin juga tidak berembus, tenang, tidak mendung, cerah. Paginya terbit matahari cerah tapi
tidak menyengat. Dan bagi perasa tertentu, ia akan merasakan, seakan-akan kita baru selesai
hajatan," kata Cholil. Umat Muslim biasanya melakukan berbagai ibadah untuk mendapatkan
kemuliaan malam Lailatul Qadar. "Yang kita lakukan tentu shalat diperbanyak, baca Al Quran,
baca istigfar, zikir, shalawat, dan doa kepada Allah SWT.

Beberapa keistimewaan dari malam Lailatul Qadar:

1. Lebih baik dari seribu bulan

2. Diampuni dosa-dosa Menurut sebuah Hadist, malam Lailatul Qadar menyimpan


keistimewaan untuk umat Muslim yang melaukan ibadah dan mengharapkan pahala dari
Allah dengan diampuni dosa-dosanya.

3. Dikabulkan doa-doa Lembaga Fatwa Mesir, Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Thayyib
mengatakan bahwa pada malam Lailatul Qadar segala doa yang tidak diterima di waktu-
waktu lain akan diterima di malam tersebut. Karena keistemawaan ini Ahmad Tahyyib
mengajak umat Muslim untuk memperbanyak ibadah seperti shalat, istighfar, membaca Al
Quran, dan mengharap rahmad Allah.

4. Penuh berkah Malam Lailatul Qadar adalah malam yang menyimpan beribu berkah.

5. Dicatatakannya takdir tahunan Malam Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan
Allah bagi perjalan hidup manusia.
MATERI KEGIATAN PONDOK RAMADHAN

“ADAB TERHADAP GURU, ORANGTUA DAN


TEMAN”
{UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN KEDUNGRINGIN II}

Adab Murid Terhadap Guru

Adab yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang pelajar adalah adab murid terhadap
gurunya. Murid harus menganggap guru sebagai pengajar dan pendidik.
Tak hanya sebagai sosok yang mengajarkan ilmu, tetapi juga pembimbing budi pekerti.
Menghormati guru tidak berbeda dengan memuliakannya. Ini dianjurkan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam hadits berikut:
“Rasulullah SAW, bersabda: ‘Muliakanlah orang-orang yang memberikan pelajaran
kepadamu’.” (HR. Abu Hasan Mawardi)
Buku Adab Murid Terhadap Guru oleh Syafri M. Noor, dijelaskan bahwa agama Islam telah
menetapkan adab dan cara menghormati guru sebagai berikut:

 Memberi salam lebih dulu ketika bertemu dengan guru.


 Memperhatikan nasihat-nasihat yang baik.
 Mematuhi perintahnya selama tidak bertentangan dengan Islam.
 Menjauhi larangannya selama tidak bertentangan dengan Islam.
 Tidak boleh mengada-ada pertanyaan yang akibatnya merugikan diri sendiri.
 Berbicara dengan baik dan menunjukkan sikap merendahkan diri.
 Dalam majelis pertemuan hendaklah mendahulukan guru untuk menempati
tempatnya dan memberikan kesempatan lebih dulu.
 Mengerjakan tugas yang diberikannya dengan baik.
 Tidak memperolok-olok atau meremehkan.

Adab Kepada Kedua Orangtua


Di antara adab bergaul dengan orang tua adalah sebagai berikut:

1. Mencintai dan sayang kepada kedua orang tua

Seorang muslim menyadari bahwa kedua orang tuanya memiliki jasa yang besar
terhadapnya, karena keduanya telah mengerahkan pikiran dan tenaga untuk merawat,
membesarkan, mendidik, dan menyenangkan anaknya. Oleh karena itu, meskipun seorang
muslim telah mengerahkan segala kemampuannya dalam berbakti kepada kedua orang
tuanya, namun tetap saja ia belum dapat membalasnya.
2. Menaati keduanya

Seorang muslim hendaknya menaati perintah kedua orang tuanya, kecuali apabila kedua
orang tua menyuruh berbuat maksiat kepada Allah Swt.

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.
Luqman [31]:15)

3.  Menanggung dan menafkahi orang tua

Seorang muslim juga hendaknya menanggung dan menafkahi orang tua agar ia
memperoleh keridhaan Allah. Jika ia seorang yang berharta banyak, lalu orang tuanya
butuh kepada sebagian harta itu, maka ia wajib memberikannya

4. Menjaga perasaan keduanya dan berusaha membuat ridha orang tuanya dengan
perbuatan dan ucapan.

Seorang muslim juga harus menjauhi ucapan atau tindakan yang menyakitkan hati orang
tuanya meskipun sepele, seperti berkata “Ah.” Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra [17]:23)

5. Tidak memanggil orang tua dengan namanya

6. Tidak duduk ketika keduanya berdiri dan tidak mendahuluinya dalam berjalan

Tidaklah termasuk adab yang baik kepada kedua orang tua jika seorang anak duduk
sedangkan ibu-bapaknya berdiri atau meluruskan kedua kakinya, sedangkan keduanya
duduk di hadapannya, bahkan hendaknya ia memiliki adab yang baik di hadapannya dan
merendahkan diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra [17]:24)

7. Tidak mengutamakan istri dan anak daripada kedua orang tua

Hal ini berdasarkan hadis yang menyebutkan tentang tiga orang Bani Israil yang berjalan-
jalan di gurun, lalu mereka terpaksa bermalam di gua. Ketika mereka masuk ke dalamnya,
tiba-tiba ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas gunung sehingga menutupi pintu gua
itu, lalu mereka berusaha menyingkirkan batu tersebut, tetapi mereka tidak bisa, maka
akhirnya mereka berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amal saleh yang pernah
mereka lakukan.

8. Mendoakan keduanya baik mereka masih hidup atau sudah wafat

Demikianlah seharusnya sikap yang seharusnya dilakukan seorang muslim terhadap kedua
orang tuanya, yakni banyak mendoakan kedua orang tuanya, dan itulah akhlak para nabi;
mereka berbakti kepada kedua orang tuanya dan mendoakan kebaikan kepada mereka.
Nabi Nuh ‘alaihis salam pernah berdoa untuk orang tuanya sebagaimana disebutkan dalam
Al Qur’an surah Nuh: 28: “Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke
rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah
Engkau tambahkan bagi orang- orang yang zalim itu selain kebinasaan.” (Terj. QS. Nuh [71]:28)

Adab Berteman Menurut Islam beserta Dalilnya yang Perlu Dipahami


beberapa adab berteman dalam Islam yang bisa dipahami.
1. Berteman karena Allah
Segala sesuatu harus dilakukan karena Allah SWT, termasuk dalam menjalin pertemanan.
Dengan begitu, apa pun yang dilakukan umat Muslim akan senantiasa dalam rahmat dan
karunia-Nya.
Rasulullah pernah bersabda, "Barangsiapa yang ingin merasakan lezatnya iman hendaknya dia
tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah." (HR. Ahmad)
Selain itu, sebaiknya seorang Muslim berteman dekat dengan orang mukmin. Sebagaimana
sabda Rasulullah, "Janganlah engkau bergaul kecuali dengan seorang mukmin. Janganlah memakan
makananmu melainkan orang bertakwa.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Rasululah kemudian menjelaskan, "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat
seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan
memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak,
engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.
Sementara pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau
tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Memilih Teman yang Baik
Teman yang baik akan memberikan pengaruh yang baik, sedangkan teman yang buruk juga
bisa memberikan pengaruh yang buruk. Hal ini sebagaimana riwayat hadits berikut:
"Seseorang ada di atas agama temannya, maka hendaknya salah seorang kalian meneliti siapa yang
dijadikan sebagai temannya." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
3. Selalu Menjaga Kerukunan
Dalam berteman, hendaknya umat Muslim selalu menjaga kerukunan. Ini adalah adab yang
harus dijaga oleh setiap Muslim kepada temannya. Jangan suka menjahili, mengganggu,
dan menyakiti teman sendiri.
Selain itu, ketika berbicara dengan teman, hendaknya menggunakan perkataan yang baik.
Berkomunikasilah dengan tutur kata yang lembut dan penuh kasih sayang. Sebagaimana
dijelaskan dalam hadits berikut:
"Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mukmin yang paling baik akhlaknya." (HR. Abu
Dâwud dan At-Tirmidzi)
4. Menunjukkan Rasa Gembira ketika Bertemu
Menunjukkan rasa gembira ketika bertemu menjadi salah satu tanda pertemanan yang baik.
Orang-orang yang bermusuhan cenderung saling membenci ketika bertemu sehingga lebih
sering menghindar dari pertemuan.
Teman yang baik tidak hanya menunjukkan rasa gembira, tetapi juga saling menjaga
perasaan masing-masing ketika bertemu dengan menghindari sikap atau kata-kata yang
tidak mengenakkan.
5. Mendahului Mengucapkan Salam
Seorang teman tidak sungkan untuk mendahului mengucapkan salam ketika bertemu.
Mengucapkan salam bisa mendatangkan rasa sayang antar sesama. Rasulullah bersabda:
"Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang bisa membuat kalian saling menyayangi?
Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim)
6. Ramah dan Lapang Dada Jika Ada Perselisihan
Jika terjadi perselisihan, seorang Muslim harus mudah memaafkan karena itu akan
membuat pertemanan semakin kuat dan langgeng. Bicarakanlah baik-baik dengan teman
jika ada konflik yang terjadi.
7. Menghargai Teman dan Hindari Perdebatan dalam Berbicara
Setiap orang pasti ingin dihargai. Menghargai orang lain, khususnya teman merupakan
sebab kuatnya ikatan pertemanan antara sesama teman. Hindari banyak berdebat dalam
berbicara apalagi sesuatu yang diperdebatkan adalah hal-hal yang sepele.
Nabi Sulaiman AS pernah berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal,
mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan dia membangkitkan
permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.” (Kitab Al-Baihaqi)
8. Tidak Memotong Pembicaraan
Memotong pembicaraan seorang teman tanpa alasan yang kuat bisa berarti tidak
menghormatinya. Hal seperti ini sebaiknya dihindari untuk menjaga hubungan baik dengan
teman.
Rasulullah bersabda, "Jika engkau mengatakan 'diamlah' kepada orang-orang ketika mereka sedang
berbicara, sungguh engkau mencela dirimu sendiri.” (HR. Ahmad)

Anda mungkin juga menyukai