Kalkulator Waris E-Book
Melihat pentingnya pembahasan tentang Qunut Nazilah pada kondisi sekarang ini, juga
dikarenakan banyak manusia yang belum memahami hukum dan tata caranya, maka
kami akan menjelaskan perihal Qunut Nazilah, hukum dan tata caranya sesuai dengan
Sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Penjelasan ini kami bagi menjadi
beberapa bagian:
Pertama: Qunut Nazilah disyariatkan ketika terjadi musibah besar, dan boleh
dilakukan pada semua shalat wajib yang lima.
Banyak dalil yang mendasari hal ini, antara lain:
Pertama: Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: “Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa Qunut selama sebulan penuh, beliau mendoakan
keburukan terhadap Ri’lan dan Dzakwan serta ‘Ushayyah yang mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya” [HR. Bukhari-Muslim, dengan lafadz Muslim]
Kedua: Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: “Suku Ri’lan, Dzakwan,
Ushiyyah, dan Bani Lihyan meminta bantuan orang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam untuk berlindung dari musuh, beliau Shallallahu’alaihi Wasallam memberikan
bantuan 70 orang Anshor yang kami sebut sebagai Qurra’. Kebiasaan para sahabat
yang disebut Qurra’ ini adalah mereka pencari bakar di siang hari dan menegakkan
shalat lail di malam hari. Ketika 70 ornag Anshor ini berada di perjalanan dan sampai di
sumur Ma’unah, mereka dibunuh dan dikhianati oleh suku Ri’lan, Dzakwan, Ushiyyah,
dan Bani Lihyan. Berita ini sampai kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, maka
beliau melakukan Qunut Nazilah selama sebulan pada shalat shubuh mendoakan
kehancuran terhadap suku Ri’lan, Dzakwan, Ushiyyah, dan Bani Lahyan. Anas berkata:
” Kami pernah membacanya ayat Qur’an diturunkan tentang orang-orang yang dibunuh
di sumur Ma’unah tersebut , kemudian ayat tersebut diangkat (mansukh) sesudah itu.
(Yaitu ayat)
َب ِّلُغ وا َع َّنا َق ْو َم َنا َأ َّن ا َلِق يَنا َر َّبَنا َف َر ِض َي َع َّنا َو َأ ْر َض اَن ا
‘Sampaikanlah kepada kaum kami bahwa kami telah bertemu dengan Tuhan kami,
maka Dia ridha kepada kami dan kami ridha kepada-Nya.’ “ [HR. Bukhari]
Ketiga: Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu: “Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam terkadang berdoa Qunut (ketika ada musibah) pada shalat
Aqidah danManhaj
Maghrib Penyejuk” [HR.
shalat Shubuh Hati Bukhari]
Fikih Sejarah Khotbah Jum’at
Keempat:
KalkulatorDiriwayatkan
Waris E-Book dari Barra’ bin ‘Azib Radhiyallahu’anhu: “Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam terkadang berdoa Qunut (ketika ada musibah) pada shalat
Shubuh dan shalat Maghrib” [HR. Bukhari]
Kelima: Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
“Selama sebulan penuh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah membaca سمع اُهَّلل
ِلَم ْن َح ِم َد ُهpada raka’at terakhir dari shalat Isya beliau membaca doa Qunut:
ْن الَّلُه َّم َأ ْن َع َّي اَش ْب َن َأ ِب ي َر ِب يَع َة الَّلُه َّم َأ ْن اْلَو ِل يَد ْب َن اْلَو ِل يِد الَّلُه َّم َأ
ِج َّل ْل ِج ْل َّل َل ِج
َس َم َة ْب َن ِه اٍم ال َّم ِج ا ُم ْس َت َع ِف يَن ِم َن ا ُم ِم ِن يَن ال َّم ا ْد
ُد ْش ُه ْؤ ْض ْن َأ ُه َش
َو ْط َأ َت َك َع َلى ُم َض َر الَّلُه َّم اْج َع ْلَه ا َع َلْي ِه ْم ِس ِن يَن َكِس ِن ي ُي وُس َف
Ya Allah, tolonglah ‘Ayyash bin Abi Rabi’ah. Ya Allah, tolonglah Walid bin Al Walid. Ya
Allah, tolonglah Salamah bin Hisyam. Ya Allah, tolonglah orang-orang lemah dari kaum
mu’minin. Ya, Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang yang durhaka. Ya Allah,
jadikanlah tahun-tahun yang mereka lewati seperti tahun-tahun yang dilewati Yusuf “
[HR. Bukhari][1]
Keenam: Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: “Sungguh aku
bersungguh-sungguh dalam mencontoh shalat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam”.
Dan pernah Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berdoa Qunut pada raka’at terakhir shalat
Zhuhur dan shalat Isya serta shalat Shubuh setelah membaca سمع اُهَّلل ِلَم ْن َح ِم َد ُهkemudian
ia berdoa untuk kebaikan kaum mu’minin dan keburukan kaum kafir. [HR. Bukhari-
Muslim]
Ketujuh: Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu’anhuma: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
berdoa Qunut dengan selama sebulan dan dilakukan berturut-turut pada shalat
Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan shalat Shubuh pada setiap raka’at terakhir setelah
membaca سمع اُهَّلل ِلَم ْن َح ِم َد ُهbeliau mendoakan kehancuran bagi Bani Sulaim, Ri’lin,
Dzakwan dan Ushayyah. Kemudian orang-orang dibelakangnya mengamini” .
Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dengan sanad jayyid. An Nawawi berkata:
“Diriwayatkan Abu Dawud dengan sanad hasan dan shahih” [Al Majmu’, 482/3]. Ibnul
Qoyyim berkata: “Hadits ini shahih” [Zaadul Ma’ad, 208/1]. Al Albani menghasankan
hadits ini [Lihat Shahih Sunan Abi Dawud juz 1443]
Dari beberapa hadits di atas dapat disimpulkan:
Aqidah Disyariatkannya
Pertama: Manhaj PenyejukdoaHatiQunut
Fikih Sejarah
Nazilah Khotbah
saat terjadi Jum’. Ibnu
musibah at Taimiyah
berkata: “Dianjurkan berdoa Qunut saat terjadi musibah. Pendapat ini adalah pendapat
Kalkulator
fuqaha ahli Waris E-Book
hadits dan didasari oleh riwayat-riwayat dari Khulafa Ur Rasyidin” [Majmu’
Fatawa 108/23]
Kedua: Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melakukan praktek berdoa Qunut Nazilah
pada lima shalat waktu. Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan beliau Shallallahu’alaihi
Wasallam berdoa Qunut pada shalat Shubuh, Zhuhur, Maghrib, dan Isya’. Adapun pada
shalat Ashar diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad jayyid.
Sebagaimana telah lewat penjelasannya.
Ketiga: Kebanyakan riwayat menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam paling sering berdoa Qunut pada shalat Shubuh, setelah itu sering
dilakukan pada shalat Maghrib, setelah itu shalat Isya, setelah itu shalat Zhuhur baru
kemudian shalat Ashar.
Ibnu Taimiyah berkata: “Disyariatkan doa Qunut saat terjadi musibah pada shalat
Shubuh dan shalat wajib yang lain, untuk mendoakan kaum mu’minin dan mendoakan
keburukan untuk kaum kuffar. Sebagaimana Umar berdoa Qunut untuk memerangi
orang Nashara dengan doa [ ” اللهم العن كفرة أهل الكتابMajmu’ Fatawa 270/22].
Beliau juga berkata: “Doa Qunut paling banyak dilakukan oleh Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam pada shalat Shubuh” [Majmu’ Fatawa 269/22]
Ibnul Qoyyim berkata: “Petunjuk Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam berdoa
Qunut adalah mengkhususkannya hanya pada saat terjadi musibah dan tidak
melakukannya jika tidak ada musibah. Selain itu tidak mengkhususkan pada shalat
Shubuh saja, walaupun memang beliau paling sering melakukan pada shalat Shubuh”
[Zaadul Ma’ad 273/1].
Keempat: Doa Qunut dilakukan pada raka’at terakhir setelah bangun dari ruku’.
Kedua: Yang sesuai dengan syariat, doa Qunut itu ringkas.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak berdoa Qunut dengan bacaan yang
panjang. Sebagaimana hadits dari Anas Radhiyallahu’anhu saat ada yang bertanya
“Apakah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa Qunut pada shalat Shubuh?”.
Anas menjawab: “Ya. Setelah ruku’, dengan doa yang ringkas” [HR. Muslim].
Dan telah jelas bagi kita dari hadits-hadits yang telah lewat bahwa doa Qunut yang
dibaca Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam adalah doa-doa yang kalimatnya sedikit.
DanAqidah Manhaj
tentulah, Penyejukhanya
kebahagiaan Hati adaFikih pada apaSejarah Khotbah
yangsesuai Jum’contoh
dengan at Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam.
Kalkulator Waris E-Book
Ketiga: Membatasi doa Qunut pada apa yang menjadi musibah saat itu.
Tidak dianjurkan menambah doa tentang hal lain pada doa Qunut. Karena yang benar
adalah mencukupkan doa Qunut pada apa yang menjadi musibah saat itu saja. Inilah
yang nampak dari dalil-dalil yang telah lewat dan juga dalil yang lain bahwa Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam mengulang-ulang doa Qunut yang sama ketika beliau
melakukan doa Qunut dalam sebulan penuh. Walau terkadang beliau berdoa Qunut
dengan doa yang agak sedikit berbeda.
Keempat: Qunut Nazilah hanya dilakukan karena adanya sebab, yaitu musibah besar
yang melanda kaum muslimin, jika musibah telah berakhir maka tidak dilakukan lagi.
Sedangkan Qunut Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang dilakukan selama sebulan
penuh sebagaimana telah lalu haditsnya, bukanlah pembatasan. Karena Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam tidak meneruskan pelaksanaan Qunut Nazilah setelah
sebab yang menjadi alasan beliau untukmelakukan Qunut Nazilah telah hilang. Yaitu
dalam hal ini, datangnya para sahabat yang didoakan Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dalam doa Qunut dengan selamat. Hal ini didasari oleh hadits dari Abu
Hurairah Radhiyallahu’anhu: “Selama sebulan penuh Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam setelah membaca سمع اُهَّلل ِلَم ْن َح ِم َد ُهpada raka’at terakhir dari shalat Isya beliau
membaca doa Qunut: ‘Ya Allah, tolonglah ‘Iyyash bin Abi Rabi’ah. Ya Allah, tolonglah
Walid bin Walid. Ya Allah, tolonglah Salamah bin Hisyam. Ya Allah, tolonglah orang-
orang lemah dari kaum mu’minin. Ya, Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang
yang durhaka. Ya Allah, jadikanlah tahun-tahun yang mereka lewati seperti tahun-
tahun yang dilewati Yusuf’ ”
Abu Hurairah berkata: “Aku melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak
meneruskan doa Qunut setelahnya. Kemudian aku berkata kepada para sahabat: ‘Aku
melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak meneruskan doa Qunut’. Lalu ada
yang bertanya: ‘Apakah kalian melihat mereka sudah datang?’[2] ” [HR. Muslim]
Ibnul Qoyyim berkata: “Qunut Nazilah dilakukan karena ada musibah yang menimpa
suatu kaum atau beberapa orang. Dan Qunut Nazilah tidak dilakukan lagi setelah orang
yang didoakan tersebut datang, atau telah terbebas dari tawanan, atau telah pulang
dengan selamat, atau orang yang didoakan keburukan telah bertaubat. Karena
disyariatkan Qunut Nazilah adalah untuk menghilangkan musibah tersebut, maka
setelah hilang tidak lagi dilakukan Qunut Nazilah” [Zaadul Ma’ad 272/1]
AqidahQunut
Kelima: Manhaj
NazilahPenyejuk Hati Fikih
tidak memiliki Sejarah Lafadz-nya
lafadz tertentu. Khotbah Jum’at
disesuaikan dengan
musibah yang sedang terjadi
Kalkulator Waris E-Book
Adapun doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam kepada Al Hasan
yang berbunyi:
الّلهم اهِد نا فيَم ن َه دْي ت و عاِف نا فيَم ن عافْي ت و َت َو َّلنا فيَم ن َت َو َّلْي ت و
.…
الخ باِرك َلنا فيما
Ini adalah doa Qunut pada shalat Witir. Dan tidak terdapat riwayat yang menetapkan
bahwa doa ini di baca Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pada Qunut Nazilah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Disunnahkan untuk melakukan Qunut Nazilah
ketika ada musibah, dan disunnah pula padanya mendoakan kaum muslimin yang
sedang diperangi (musuh)” [Majmu’ Fatawa, 155/21]
Beliau juga berkata: “Dianjurkan seseorang yang melakukan Qunut Nazilah berdoa
sesuai dengan musibah yang terjadi saat itu. Dan jika dalam doanya ia menyebutkan
kaum mu’minin yang diperangi atau mendoakan kehancuran bagi orang-orang kafir
yang memerangi mereka, maka itu adalah sebuah kebaikan” [Majmu’ Fatawa, 271/22]
Beliau juga berkata: “Umar Radhiyallahu’anhu melakukan Qunut Nazilah ketika musibah
menimpa kaum muslimin. Dan beliau berdoa dengan doa yang sesuai dengan musibah
yang terjadi. Sebagaimana Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa Qunut pertama kali
untuk mendoakan kehancuran bagi Kabilah Bani Sulaim yang telah membunuh para
pembaca Al Qur’an. Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa sesuai dengan keadaan
tersebut. Kemudian pada kesempatan lain Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
mendoakan para sahabat yang dalam keadaan lemah. Pada kesempatan inipun
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa sesuai dengan keadaan. Maka sunnah
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan Khulafa Ar Rasyidin ini menunjukkan dua hal:
1. Qunut Nazilah dilakukan karean adanya suatu sebab, adapun melakukannya secara
rutin dan terus-menerus bukan termasuk sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
2. Doa Qunut Nazilah tidak ditetapkan lafadz-nya. Adapun lafadz-nya menyesuaikan
dengan musibah yang sedang terjadi. Sebagaimana doa Qunut Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam yang pertama dan kedua. Juga sebagaimana doa Umar
Radhiyallahu’anhu kepada orang yang memeranginya saat terjadi fitnah. Beliau berdoa
dengan doa yang sesuai dengan musibah yang terjadi. “ [Majmu’ Fatawa, 109/23]
Dan berdoa dengan lafadz doa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang sesuai dengan
musibah yang terjadi pada masa kita sekarang ini adalah sebuah kebaikan. Yaitu
Aqidah dengan
misalnya Manhajlafadz:
Penyejuk Hati Fikih Sejarah Khotbah Jum’at
Kalkulator
اللهمWaris E-Book اللهم، اللهم أنج إخواننا المسلمين في فلسطين
، انصرهم
اللهم، اشدد وطأتك على اليهود المجرمين ومن شايعهم وأعانهم
اللهم اجعلها عليهم سنين كسني يوسف، العنهم
Artinya: “Ya Allah, berilah kemenangan pada dari kaum muslimin di Palestina. Ya Allah,
tolonglah mereka. Ya, Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang Yahudi yang
nista, juga kepada sekutu dan pendukung mereka. Ya Allah, jatuhkan laknat kepada
mereka dan jadikanlah tahun-tahun yang mereka lewati seperti tahun-tahun yang
dilewati Yusuf”
Karena doa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lebih utama dan juga telah mencakup
apa yang dimaksudkan.
Keenam: Di anjurkan bagi imam shalat untuk mengeraskan suara saat berdoa Qunut.
Hal ini didasari oleh hadits Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: “Sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam jika ingin mendoakan kebaikan bagi seseorang, atau
mendoakan keburukan bagi seseorang, beliau berdoa Qunut setelah ruku’ setelah
membaca سمع اُهَّلل ِلَم ْن َح ِم َد ُهbeliau membaca: ‘Ya Allah bagi-Mu segala pujian. Ya Allah,
tolonglah Walid bin Walid. Ya Allah, tolonglah Salamah bin Hisyam. Ya Allah, tolonglah
‘Iyyash bin Abi Rabi’ah. Ya Allah, tolonglah orang-orang lemah dari kaum mu’minin. Ya,
Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang yang durhaka. Ya Allah, jadikanlah
tahun-tahun yang mereka lewati seperti tahun-tahun yang dilewati Yusuf’. Beliau
membacanya dengan suara keras” [HR. Bukhari]
Imam An Nawawi berkata: “Hadits tentang Qunutnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
saat dibantainya para pembaca Al Qur’an Radhiyallahu’anhum menetapkan bahwa doa
Qunut dibaca dengan suara keras pada setiap shalat. Inilah pendapat yang kuat.
Adapun pendapat benar tentang hukumnya, disunnahkan membacanya dengan suara
keras.” [Al Majmu’, 482/3]
Ibnu Hajar berkata: “Yang nampak bagiku adalah bahwa Qunut Nazilah dilakukan pada
saat I’tidal bukan saat sujud, walaupun memang doa saat sujud lebih besar
kemungkinan untuk dikabulkan. Sebagaimana ditetapkan hadits : ‘Seorang hamba
berada paling dekat dengan Rabb-nya pada saat ia sedang bersujud’. Dan juga
ditetapkan dari dalil-dalil yang ada bahwa wajib bagi ma’mum untuk mengikuti imam
dalam doa Qunut, juga jika dengan ta’min. Oleh karena itu, disepakati bahwa
pembacaan doa Qunut ialah dengan suara keras ” [Fathul Baari, 570/2]
Aqidah Dianjurkan
Ketujuh: Manhaj Penyejuk
bagi ma’mHatium untuk
Fikihta’ minSejarah Khotbah
(mengamini) doaJum’at pada saat
imam
berdoa Qunut.
Kalkulator Waris E-Book
Berdasarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu’anhuma yang menceritakan Qunut
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: Artinya: “Beliau mendoakan kutukan terhadap Bani
Sulaim dan terhadap Ri’lan, Dzakwan dan ‘Ashiyyah. Dan orang-orang yng dibelakang
beliau pun mengamininya” [HR. Ahmad, Abu Dawud dengan sanad jayyid]
Kedelapan: Dianjurkan mengangkat kedua tangan dalam doa Qunut.
Hal ini didasari hadits Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata: “Tidak pernah kulihat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersungguh-sungguh dalam berdoa seperti
doanya untuk para Qurra’. Dan pada saat itu aku melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam pada shalat Shubuh beliau berdoa Qunut sambil mengangkat kedua
tangannya ” [HR. Ahmad, dengan sanad shahih. An Nawawi berkata: “Diriwayatkan
oleh Al Baihaqi dengan sanad shahih atau hasan”]. [Al Majmu’, 479/3]
Dari Abu Rafi’, ia berkata: “Aku shalat di belakang Umar bin Khattab Radhiyallahu’anhu,
beliau berdoa Qunut setelah bangun dari rukuk sambil mengangkat kedua tangannya
dan membaca doa dengan suara keras” [HR. Baihaqi, ia berkata “Riwayat ini shahih di
nisbatkan kepada Umar”. Dinukil dari Sunan Baihaqi 212/2]
An Nawawi berkata: “Dari Abu ‘Utsman ia berkata: ‘Biasanya Umar Radhiyallahu’anhu
mengangkat kedua tangan saat Qunut’. Dan dari Al Aswad ia berkata: ‘Biasanya Ibnu
Mas’ud Radhiyallahu’anhu mengangkat kedua tangan saat Qunut’. Imam Al Bukhari
meriwayatkan hadits-hadits tersebut dalam Kitab Raf’ul Yadain[3] dengan sanad
shahih. Dan Imam Al Bukhari berkata: ‘Hadits-hadits ini shahih diriwayatkan dari
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam’ ” [Al Majmu’. 490/3]
[1] “’Ayyash, Walid dan Salamah” Radhiyallahu’anhum adalah para sahabat yang
ditawan oleh kaum musyrikin di Makkah ketika mereka masuk Islam. Dan kaum
musyrikin menghalangi mereka untuk ikut hijrah. Dan mereka berjanji untuk
memberontak untuk membebaskan diri dari kaum musyirikin. Maka Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam mendoakan mereka. Sabda beliau “Tolonglah kaum
mu’minin yang lemah”, yang dimaksud adalah kaum muslimin yang ditawan oleh orang
kuffar sehingga tidak bisa mengikuti Hijrah. Orang kuffar menganiaya dan menyiksa
mereka. Sabda beliau “Ya, Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang yang
durhaka”, makna Al Wathoah adalah jalan setapak. Orang yang melewati jalan setapak
yang sempit dan terjal dengan kaki telanjang dan biasanya adalah orang yang telah
berada dalam kesengsaraan dan kehinaan yang mendalam. Maka maksudnya disini:
‘Ya Allah, jadikanlah bagi mereka kesengsaraan dan adzab yang pedih’. Kemudian
sabda beliau: “jadikanlah tahun-tahun yang mereka lewati seperti tahun-tahun yang
dilewati Yusuf” seolah-olah mengisyaratkan firman Allah Ta’ala pada surat Yusuf, yang
artinya: “Kemudian sesudah itu akan datang 7 tahun yang sulit” [Yusuf: 47]. Karena
pada saat itu kaum Yusuf melewati 7 tahun dalam kekeringan dan kekurangan bahan
makanan. Maka maksudnya di sini adalah permohonan untuk dijadikan kekeringan
yang dahsyat bagi mereka. [Lihat Al Minhal Al ‘Azb Al Maurud 82/8]
[2]Aqidah Manhaj
Maksudnya Penyejuk Hati
“Aku bertanya Fikih
apakah SejarahWalid
kalian melihat Khotbah Jum’dan
bin Walid at
rombongannya telah datang dari Madinah dan telah diberi kemenangan oleh Allah dari
Kalkulator Warismereka?”
musuh-musuh E-Book(Lihat Al Minhal Al ‘Azb Al Maurud 82/8)
[3] Salah satu tulisan Imam Al Bukhari [Lihat Hadyu As Saari hal. 516]
[4] Masalah ini adalah perkara khilafiyah ijtihadiyyah diantara para ulama, pent.
🔍 Keutamaan Membayar Hutang, Maksud Nama Dan Sifat Saya, Posisi Sholat Yang
Benar, Bacaan Kalimat Tasbih
Tags: QUNUT QUNUT NAZILAH QUNUT SHUBUH
Artikel Terkait
Serial Fikih Muamalah (Bag. 8): Cara-
Cara Memperoleh Harta yang Dilarang
Syariat
OLEH MUHAMMAD IDRIS, LC. 19 SEPTEMBER 2022 0
Pada pembahasan-pembahasan yang telah lalu, kita telah
mempelajari sebab-sebab memperoleh kepemilikan yang
diperbolehkan oleh syariat. Baik itu berupa memanfaatkan
benda...
Komentar 38
Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami
‘Abdul Wahid bin Ziyad berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Ashim berkata, “Aku
pernah bertanya kepada Anas bin Malik tentang qunut.” Maka dia menjawab, “Qunut itu
benar adanya.” Aku bertanya lagi, “Apakah pelaksanaannya sebelum atau sesudah rukuk?”
Dia menjawab, “Sebelum rukuk.” Ashim berkata, “Ada orang yang mengabarkan kepadaku
bahwa engkau mengatakan bahwa pelaksanaannya setelah rukuk?” Anas bin Malik
menjawab, “Orang itu dusta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah
melaksanakannya setelah rukuk selama satu bulan. Hal itu Beliau lakukan karena Beliau
pernah mengutus sekelompok orang (ahli Al Qur’an) yang berjumlah sekitar tujuh puluh
orang kepada Kaum Musyrikin selain mereka. Saat itu antara Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dan kaum musyrikin ada perjanjian. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam melaksanakan doa qunut selama satu bulan untuk berdoa atas mereka (karena
telah membunuh para utusannya).” (HR Bukhari)
Bagaimana mengkompromikan riwayat2 yg menyebutkan beliau Shallallahu alaihi
Wasallam berqunut sebelum ruku’ dengan berqunut setelah ruku’? Saya masih bingung
dengan hal ini. Kiranya tidak keberatan untuk dibahas. Jazakallahu khoir.
Balas
Tinggalkan Balasan
AqidahemailManhaj
Alamat Anda tidakPenyejuk Hati FikihRuas
akan dipublikasikan. Sejarah
yang Khotbah
wajib ditandai * Jum’at
Komentar
Kalkulator* Waris E-Book
Nama *
KIRIM KOMENTAR