Anda di halaman 1dari 3

DOA QUNUT DAN DASAR HUKUMNYA

Hukum doa qunut pada shalat subuh hukumnya sunnah. Pandangan ini dianut oleh madzhab
Syafi'i berdasarkan Hadits sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada Hadith yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Sahabat Anas bin Malik
sebagai berikut:
- Hadits sahih Bukhari dan Muslim dari Anas


Artinya: RasuluLlah selalu berqunut pada shalat subuh ssampai beliau wafat (HR Bukhari dan
Muslim).
- Hadits sahih riwayat Muslim dari Anas.


Artinya: bahwa Rasulullah berqunut selama sebulan mendoakan orang-orang Arab yang masih
hidup kemudian tidak melakjukannya lagi.
- Hadits sunnahnya Qunut nazilah apabila tertimpa musibah atau bencana:

Artinya: Bahwasanya Nabi Muhammad melakukan qunut (nazilah) pada saat shalat subuh,
dhuhur (dzuhur), ashar, maghrib, dan isya' (HR Ahmad)
Diriwayatkan juga bahwa Umar bin Khattab membaca doa qunut pada shalat Subuh di hadapan
para sahabat dan lainnya.
Berkenaan dengan Hadith yang diriwayatkan oleh Anas ini, menurut al Haithami, para perawinya
adalah tsiqah (dapat dipercaya). Menurut Imam Nawawi ia diriwayatkan oleh sekumpulan
huffadz (ahli hadith) dan mengakui kesahihannya.
Kesahihan ini dinyatakan juga oleh al Hafiz al Balkhi, Al Hakim, Al Baihaqi dan ia juga
diriwayatkan oleh Ad Daruqutni melalui beberapa jalan dengan sanad yang sahih.
Dalam mazhab Syafi'i adalah sunnah hukumnya membaca doa qunut waku melaksanakan shalat
subuh, baik saat turunnya bala' atau tidak.
Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Ibnu Abbas, Barra bin Azib.[1]
BACAAN DOA QUNUT (TEKS ARAB DAN LATIN)








Teks doa qunut tulisan latin:
Allahummahdina fiman hadayt. Wa afina fiman afayt. watawallana fiman tawallayt. wabarik lana
fima a'tayt. waqina wasrif anna syarro ma qadayt. fa innaka taqdi wala yuqdo alayk. fainnahu la
yadzillu man wa layt wala yaizzu man adayt. tabarakta robbana wata'alayt. falakal hamdu ala ma
qadayt. nastaghfiruka wanatubu ilaika. wasallallahu ala sayyidina Muhammadin Nabiyyil
Ummiyyi wa ala alihi wasahbihi wasallam.
Artinya: Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk.
BErilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersamasama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau
pimpin. Berilah berkah pda segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku
dari kejahatan yang Engkau pastikan. Karena, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan
tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah akan hina orangorang yang telah Engaku beri kekuasaan. Dan tidaklah akan mulia orang yang Engkau musuhi.
Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurl`h Engkau. Segala puji bagi-Mu atas yang telah
engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau. Semoga Allah
memberi rahmat, berkah dan salam atas nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya dan
sahabatnya.
BACAAN DOA QUNUT UMAR BIN KHATTAB
Umar bin Khattab, khalifah kedua Islam, memiliki bacaan qunut berbeda sebagai berikut:


.

.
.



KAPAN QUNUT SUNNAH DIBACA
Doa qunut sunnah dibaca dalam beberapa situasi sebagai berikut:
1. Pada raka'at kedua (raka'at akhir) shalat subuh dibaca setelah ruku' (i'tidal).
2. Pada raka'at akhir (rakaat ketiga) shalat sunnah witir pada paruh kedua bulan Ramadhan.
3. Pada raka'at terakhir shalat fardhu apabila ada bencana. Disebut qunut nazilah.
HUKUM MENAMBAH BACAAN QUNUT DENGAN QUNUT UMAR DAN DOA LAIN
Membaca doa qunut yang biasa itu sunnah. Dan menambahnya dengan doa qunut Umar juga
sunnah menurut Imam Nawawi asal dalam keadaan sendirian atau bersama makmum yang
diketahui rela dengan doa yang panjang. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin Nawawi hlm.
88 menyatakan:

:
.

Artinya: Ulama madzhab Syafi'i menyatakan bahwa sunnah mengumpulkan antara qunut yang
biasa dengan qunut Umar. Kalau dikumpulkan, maka sebaiknya qunut Umar diakhirkan. Ada
pendapat sunnah mendahulukannya. Apabila memilih salah satu, maka hendaknya memilih qunut
yang biasa. Sunnahnya mengumpulkan keduanya apabila shalat sendiri atau berjemaah dengan
makmum yang rela doa panjang.
Imam Nawawi juga berpendapat bahwa doa qunut tidak harus berupa bacaan yang berasal dari
Nabi atau dari Umar. Bacaan qunut bisa saja berupa doa apa apa saja, termasuk berupa satu ayat
atau dua ayat Quran apabila mengandung doa. Lihat

Anda mungkin juga menyukai