Orangtua manapun tentu berharap memiliki anak-anak yang patuh dan taat pada orangtuanya. Tapi
sayangnya sebagian anak, terutama mereka yang tengah beranjak remaja kerap melawan orangtuanya.
Memang, semakin dewasa seorang anak biasanya akan semakin sulit diatur. Mereka biasanya memiliki
pendapat dan pandangan sendiri yang diyakini benar. Sehingga tidak jarang dijumpai anak remaja
maupun dewasa yang melawan orang tuanya.
Nah, apa saja sih moms penyebab anak suka melawan orangtuanya? Coba simak penyebabnya dibawah
ini.
Salah satu penyebab anak melawan orang tua adalah komunikasi yang kurang tepat.
Saat orangtua berkomunikasi dengan anak remajanya, kadang berakhir dengan pertengkaran. Salah satu
kesalahan yang sering muncul biasanya terletak pada intonasi atau nada suara beserta pemilihan kata
yang salah
Saran atau kritik terhadap sikap anak memang baik, sejauh itu disampaikan dengan bijak. Jangan hanya
mengungkapkan hal negatif tentang anak. Komunikasi yang hanya berisikan kritikan atau suruhan saja,
menjadikan anak selalu merasa disalahkan oleh orang tuanya. Akibatnya anak melawan untuk
membantah kritikan orangtuanya.
Kadang, perbedaan generasi antara anak dan orangtua menyebabkan perbedaan komunikasi, yang
mengakibatkan kesalahpahaman dan membuat anak melawan orangtuanya. Kadang orangtua juga
melontarkan perkataan maupun jawaban yang tidak ada hubungannya atau tidak nyambung dengan
pembicaraan sang anak.
Seorang anak pastinya memiliki keinginan tersendiri, di mana tidak semua dapat dipenuhi oleh orang
tuanya. Keinginan yang tidak dapat dipenuhi oleh orang tuanya itulah yang kemudian menjadi penyebab
seorang anak melawan kepada orang tuanya.
6. Pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan juga turut andil dalam menyebabkan anak melawan orangtua. Hal ini biasanya
berkaitan dengan tempat-tempat pergaulan anak setiap harinya, entah lingkungan sekolah ataupun
rumah. Selain itu, lingkungan memang juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak, terutama terkait dengan tingkah lakunya. Ketika mereka menemukan orang lain
atau teman yang biasa melawan kepada orang tua, maka bisa jadi hal tersebut ditiru sehingga mereka
pun juga ikut-ikutan melawan orang tuanya.
Anak yang selalu dimanjakan orangtua, selalu dipenuhi kebutuhan dan keinginannya akan tumbuh
menjadi anak yang rapuh. Sehingga apabila sewaktu-waktu dia tidak mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya, maka dia akan melakukan perlawanan. Perlawanan ini merupakan sebuah bentuk protes
sang anak kepada orang tuanya yang tidak mampu memenuhi keinginannya seperti biasanya.
Orangtua yang terlalu sibuk kadang lupa membimbing dan memperhatikan anaknya. Anak hanya
dibekali dengan materi semata. Kurangnya perhatian, bimbingan, dan didikan inilah yang menjadikan
anak kurang mendapat pelajaran sopan santun dan sikap baik lainnya, termasuk pelajaran mengenai
tidak patutnya melawan orang tua. Sehingga mereka cenderung tumbuh menjadi pribadi egois dan suka
melawan orangtua.
Hubungan tidak harmonis ini biasanya menjadikan ikatan kasih sayang dan pengertian antara anak dan
orang tuanya berkurang. Kondisi ini sangat rentan menimbulkan masalah diantara anak dan orang tua.
Nah moms, bagaimana dengan anak momies? Jangan terpancing berkata-kata atau bersikap kasar ya
moms, menghadapi anak yang melawan. Hadapi dia dengan tenang. Jika emosinya telah reda, dekati dia
dan peluklah. Kemudian ajak dia membicarakan masalahnya baik-baik.
Tapi sebelum terlambat, lakukan sejumlah tindakan. Berikut ini adalah hal yang dapat momies lakukan
agar anak tidak melawan orangtua:
Komunikasi yang efektif di sini ialah perasaan saling mengerti antara satu sama lain. Artinya, orang tua
tidak hanya menjadi orang yang ingin dimengerti oleh anak sebagai orang yang lebih tua dan patut
dihormati, tetapi mereka selaku orang tua juga harus mengerti apa yang diinginkan anaknya. Dalam
membangun komunikasi ini, usahakanlah untuk menjadi pendengar yang baik. Perhatikan intonasi,
ekspresi, dan bahasa tubuh anak agar Anda sebagai orangtua memahami anak.
Tunjukkanlah rasa empati pada anak. Terutama ketika sedang berkomunikasi atau berbicara. Rasa
empati ini juga akan membantu Anda (orang tua) untuk lebih memahami perilaku anak, terkait dengan
hobi, kebiasaan maupun sikapnya.
Sesibuk apapun Anda, luangkanlah waktu untuk sekedar bicara dari hati ke hati dengan anak. Ketahui
apa yang sedang disukai anak, apa yang tengah dirasakannya atau apa yang diinginkannya. Jika anak ada
masalah, cobalah cari solusinya.
Perlakukan anak dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut. Ajarkan mereka sopan santun dan
akhlak yang baik. Dengan cinta yang tulus, anak akan merasa malu jika melawan orangtuanya.
Jangan lupa ya moms, untuk memberikan anak ajaran agama sejak dini. Karena ajaran agama akan
mencegah perbuatan negatif yang merugikan orang lain. Karena anak yang terlahir itu ibarat kanvas
putih yang bersih. Orangtuanya lah yang memberikan warna warni di dalamnya.