Anda di halaman 1dari 9

16 Ciri Pengasuhan Anak yang Buruk,

dan 7 Cara Memperbaikinya

Masa sih ada orangtua yang buruk? kayaknya setiap orangtua pasti akan
memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Bukan orangtuanya yang buruk,
tapi cara mengasuhnya yang kurang benar. Terkadang ada orangtua yang selalu
memanjakan anak-anaknya, kalau diperingatkan justru mereka beralasan
dengan dalih masih kecil atau yang lainnya.
Kalau dilihat dari sisi positifnya memang bagus, setiap anak kepengin sesuatu
langsung diturutin, anak-anak main sembarangan dan membuat gaduh juga
dibiarin, yang penting gak nangis dan gak rewel. Tapi tau gak sih kalau hal
tersebut akan berefek negatif untuk pertumbuhan anak-anak ke depannya?
Kalau sudah terbiasa dimanja seperti itu, kelak akan susah untuk merubahnya.
Itu hanya salahsatu contoh saja. Banyak orangtua yang tidak menyadari
kebodohan mereka, entah disebabkan karena mereka sengaja, cuek atau
memang mereka gak mau belajar untuk menjadi orangtua yang baik. Yang ada,
kalau anak-anak jadi nakal pasti yang disalahin para guru dan sekolahan. Padahal
pendidikan yang paling utama adalah dari keluarga.

Apa saja tanda-tanda dari pengasuhan yang buruk?


Mengasuh anak sebenarnya butuh skill dan ketrampilan, dan itu harus dipelajari.
Anehnya, banyak masyarakat yang melatih ketrampilan mereka agar
mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang mapan, tapi lupa mempelajari
bagaimana cara mengasuh anak yang baik.
16 ciri berikut ini menunjukkan bahwa cara pengasuhan Anda kurang baik.
Silahkan simak baik-baik, jika salah satu atau beberapa tanda berikut ini ada
pada diri Anda , berarti pola pengasuhan Anda harus segera diperbaiki.

1. Memarahi anak meskipun sudah mengatakan yang sebenarnya


Anak melakukan sebuah kesalahan adalah suatu hal yang wajar. Jika anak sudah
berani jujur dan mengakui kesalahannya, tapi anda masih membentak dan

1
memarahinya, berarti Anda adalah orangtua yang kurang baik. Anda lupa bahwa
kejujuran hari ini sangatlah langka.

2. Memarahi, menghukum, dan memukul anak dihadapan banyak orang


Ini adalah keselahan fatal para orangtua. Jengkel saat anak berbuat nakal itu
pasti, tapi memarahi mereka di depan saudara-saudaranya, kakek neneknya,
teman-temannya, bahkan tetangga adalah cara mengingatkan yang keliru.
Apalagi jika disertai dengan pukulan, ini tidak akan menyadarkan anak bahkan
akan menumbuhkan sifat dendam.

3. Kebanyakan saran, tapi kurang dorongan


Seharusnya yang orangtua lakukan adalah memberi tahu cara melakukan
sesuatu, bukan hanya komentar dan saran.
Contoh saran; “Kalau mau pinter dan dapet nilai bagus ya belajar, jangan main
terus”.
Contoh dorongan: “Nanti malem bapak temenin ya buat belajar, biar nanti jadi
anak yang pintar dan dapet nilai bagus”.

4. Kurang perhatian dan kasih sayang


Pernah gak sih Anda bertanya-tanya kenapa anak-anak jadi bandel dan suka
mengganggu Anda dengan kegaduhan? Sangat mungkin dia merasakan
kurangnya kehangatan dan kasih sayang dari orangtua. Apalagi kalau ayah dan
ibu jarang di rumah, dan anak hanya dititipkan pada jasa pengasuhan.

5. Cuek ketika anak sedang membutuhkan


Misalnya anak ingin menunjukkan sesuatu yang mungkin saja kita anggap gak
penting, dan kita lebih mementingkan Hp, laptop, atau bahkan masak. Ini akan
menyebabkan anak merasa diabaikan.

2
6. Sering membandingkan dengan orang lain
Memberikan sebuah contoh atau teladan yang baik pada diri seseorang untuk
diikuti memang sangat bagus, agar anak lebih termotivasi. Tapi terlalu sering
membandingkan dengan seseorang, terutama saudara kandung atau teman di
sekolahan adalah sesuatu yang kurang baik.

7. Tidak menunjukkan kebanggaan atas prestasi anak


Anda tidak mengekspresikan kebanggaan saat anak pulang sekolah dengan
wajah berseri-seri dan bahagia karena mendapat nilai yang bagus. Ini adalah
salah satu sifat yang buruk, anak menunjukkan sebuah prestasi tapi orangtua
hanya menaggapi dengan datar.

8. Selalu mengkritik
Semua yang dilakukan anak selalu dikritik dan dikomentari miring. Ini berbeda
dengan sikap tidak menghargai. Sikap tidak menghargai hanya sebatas cuek dan
acuh tak acuh, tidak mau tahu. Tapi kalau mengkritik, semua yang dilakukan
anak dianggap keliru.

9. Jarang memahami dan menghargai perasaan


Ada orangtua yang selalu mengajarkan hal-hal baik kepada anak, tetapi jarang
meluangkan waktu untuk memahami pendapat dan perasaan si kecil. Setiap kali
anak-anak berbicara dan berbagi sesuatu, Anda hanya menganggap sebagai
angin lewat dan tidak menanggapinya dengan serius.

10. Hanya menyuruh dan tidak memberi contoh


Anda menyuruh anak ngaji setiap habis maghrib atau sholat 5 waktu, tapi Anda
tidak melakukannya sendiri. Ini bukan hanya soal menyuruh kepada kebaikan,
tapi berjalan bersama dalam kebaikan. Mencontohkan dengan tindakan itu lebih
bagus daripada hanya sekedar perintah.

3
11. Memperlihatkan contoh perilaku yang buruk
Anak-anak belajar dari sebuah kebiasaan, perilaku yang baik atau buruk
biasanya dari lingkungan sekitarnya. Jika anak Anda berperilaku keliru atau
melakukan yang tidak pantas, luangkanlah waktu sebentar, barang kali dia
belajar dari Anda atau lingkungan sekitar.

12. Anak tidak diberi kesempatan untuk membuat pilihan sendiri


Orangtua menentukan semuanya untuk si anak, mulai dari sekolahan hingga
makanan. Proses ini membuat Anda terlihat kaku, karena tidak memberi pilihan
kepada anak untuk menentukan sendiri. Hal ini menyebabkan anak-anak akan
tertekan, dalam beberapa kasus, anak akan memberontak saat sudah besar atau
saat jauh dari orangtua. Bahkan saat anak kepingin sebuah mainan tapi Anda
membelikan barang lain yang tidak sesuai keinginan anak, dia tidak ragu untuk
mencuri.

13. Terlalu memanjakan


Sangat menyenangkan memang saat orangtua memenuhi semua keinginan sang
anak, bahkan akan bangga karena anak merasa senang dan penuh kasih sayang.
Tapi perlu diingat, terlalu memenuhi semua keinginan anak akan menyebabkan
dia jadi manja, dan dalam beberapa kasus itu akan menumbuhkan sifat sombong
di hadapan temen-temennya. Anak menerima segala sesuatu begitu saja, dan
tidak mengerti nilai sebuah usaha. Itu membuatnya akan merasa sok dihadapan
orang lain dan membentuk citra sosial yang negatif.

14. Terlalu sering membantu menyelesaikan masalah kecil


Mengulurkan tangan untuk membantu si kecil memang baik, karena hal itu akan
menumbuhkan cinta dan kasih sayang. Tapi membantu anak untuk urusan-
urusan kecil akan menyebabkan anak kurang terlatih, dia akan sering berpangku
tangan dan membuat kepercayaan dirinya sangat rendah. Ini bukan hanya ciri
cara pengasuhan yang kurang baik, tapi ini akan menjadikan Anda sebagai
orangtua yang benar-benar buruk.

4
Saat anak ditanya orang lain, cobalah dorong dia untuk menjawabnya sendiri,
bukan anda yang menjawab. Ini akan menumbukan kepercayaan diri sang anak.

15. Memberi ancaman dan intimidasi


“Kalau gitu lagi nanti ayah pukul… ” sambil memberi ancaman dengan
mengangkat tangan, menunjukkan kayu, atau memperlihatkan kepalan tangan
saat anak-anak berbuat kesalahan. Mungkin sebagian orangtua menganggap hal
itu untuk mendisiplinkan anak atau agar anak takut. Sebenarnya ini adalah
bentuk pengasuhan yang keliru, karena sama saja itu melatih anak untuk
melakukan kekerasan.

16. Memberi jawaban pendek dan galak


Seorang anak membutuhkan bimbingan melalui kata-kata bijak dan menghibur.
Jawaban yang pendek akan membuat anak bingung dan sedikit kecewa, apalagi
kalau diiringi dengan sebuah bentakan.
Itu ciri pengasuhan yang buruk pada anak. Pola asuh yang buruk dapat
berdampak lama pada anak, dan seringkali kalau sudah terlanjur akan sulit untuk
merubahnya.

Apa dampak dari pengasuhan yang buruk bagi anak-anak?


Kurangnya empati terhadap orang lain: Anak-anak bersikap pada orang lain
sebagaimana orangtua memperlakukan mereka. Jika seorang anak diperlakukan
dengan acuh tak acuh di rumah, maka sangat mungkin ia akan menampilkan
emosi yang sama di sekolah dan di tempat lain. Anak-anak tersebut akhirnya
mengembangkan sikap apatis terhadap orang lain.
1. Susah membangun persahabatan dan hubungan yang langgeng:
Itu bisa terjadi karena rendahnya rasa percaya diri atau perilaku kurang
ajar yang muncul dari gaya pengasuhan yang otoriter. Penelitian telah
menunjukkan bahwa ketika orangtua kurang perhatian pada anak-anak
mereka, anak akan susah untuk berinteraksi dengan orang lain.
2. Menimbulkan kecemasan dan depresi:

5
Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami
pengasuhan yang buruk selama masa kanak-kanak, mereka memiliki
risiko lebih besar merasa cemas dan depresi saat dewasa. Pola asuh yang
buruk hari ini dapat memengaruhi pola pikir anak, dia akan menjadi
orangtua yang buruk di kemudian hari.

3. Gangguan psikologis:
Ketika Anda menjadi orangtua yang buruk, anak akan mengalami
gangguan mental yang parah, mungkin membutuhkan waktu bertahun-
tahun untuk disembuhkan atau tidak bisa disembuhkan sama sekali.
Anak-anak seperti itu akan merasa tidak dihargai di lingkungan sosial
ketika mereka memasuki usia dewasa. Ini meredupkan kesempatan
mereka untuk menjadi bagian dari masyarakat umum, akhirnya membuat
mereka menjadi orang buangan.

4. Poin yang perlu diingat:


Ada kesalahpahaman bahwa pengasuhan yang buruk dapat
menyebabkan autisme pada anak-anak. Anak autis membutuhkan gaya
pengasuhan yang berbeda, tetapi tentu saja bukan hasil dari pengasuhan
yang buruk.

5. Perilaku kriminal:
Beberapa orangtua lebih mengedepankan hukuman fisik pada anak,
karena mereka percaya itu adalah satu-satunya cara ampuh saat
berurusan dengan anak-anak nakal. Namun, hukuman fisik yang berulang-
ulang dapat membuat anak berpikir “ternyata memukul dan menyerang
orang itu diperbolehkan”. Ketika anak itu memasuki usia dewasa,
kepercayaan ini berubah menjadi kecenderungan tidak bermoral untuk
sengaja membahayakan orang lain.

6
Kondisi semacam ini sepertinya cukup menghawatirkan, tetapi tidak pernah
terlambat atau sulit untuk mengubah gaya pengasuhan Anda demi kebaikan
anak-anak.

Bagaimana cara menjadi orangtua yang baik?


Tidak ada kata terlambat untuk mengubah gaya pengasuhan Anda, dan berikut
adalah beberapa tips untuk menjadi orangtua yang lebih baik lagi:
1. Terlibat langsung dalam mengasuh anak
Tugas orangtua bukan hanya mencukupi kebutuhan anak, tetapi juga
seseorang yang mengajarkan pelajaran hidup yang sangat penting. Fokus
pada kasih sayang yang terkontrol, tidak terlalu berlebihan dan tidak
terlalu memanjakan, sehingga anak memiliki pendidikan yang sehat.

2. Jangan membentak dan memukul anak


Terkadang sikap anak memang agak menjengkelkan dan susah diatur, dan
itu bisa saja menyebabkan Anda hilang kesabaran dan marah-marah
karena dibuat kesal. Terkadang ada orangtua yang sampai meukul anak
untuk memberi pelajaran, lebih buruknya lagi pukulan itu dilakukan
didepan banyak orang.
Belajarlah untuk mengendalikan kenakalan anak denga metode yang
lebih lembut. Misalnya, jika ia merebut mainan temennya, maka ambilkan
mainan kesukaannya, tapi jangan langsung dikasihkan. Katakan
kepadanya ia harus meminta maaf terlebih dahulu dan berjanji untuk
tidak melakukannya lagi. Setelah dia melakukannya, Anda harus
menjelaskan kepadanya mengapa tindakannya itu salah, dan kenapa ia
tidak boleh merusak barang milik orang lain.

3. Berikan alasan saat menyuruh untuk melakukan atau melarang sesuatu


Seorang anak tidak akan memahami tujuan kenapa harus tidur siang,
kenapa harus disiplin tepat waktu, dan lainnya. Sebagai orangtua, tugas
Anda adalah untuk menguraikan alasan dengan cara yang dimengerti

7
anak. Jangan mengatakan hal-hal seperti “Kalau disuruh gak usah bantah”
Atau “Gak usah banyak tanya, cepat tidur!” Itu merupakan preseden yang
salah, dan anak-anak memiliki sifat alami untuk menentang hal-hal yang
tidak mereka pahami.

4. Berdiskusi sebelum menetapkan aturan


Jika ingin menetapkan beberapa aturan baru, maka berbicaralah dengan
anak sebelum menerapkannya. Dengan begitu, dia merasa diajak
berdiskusi dan sadar bahwa dia tidak seharusnya melakukan beberapa hal
yang dilarang. Berdiskusi dengan anak membuatnya merasa penting, dan
dapat meningkatkan harga dirinya. Dia juga akan bertanggung jawab atas
tindakannya dan akan ragu melakukan sesuatu yang salah.

5. Buat beberapa pilihan, jangan menentukan sendiri


Mintalah pendapat sebelum memutuskan sesuatu untuk anak. Ini berlaku
untuk remaja, yang mungkin merasa kesal ketika tidak ada yang bertanya
preferensi mereka sebelum mengambil keputusan untuk mereka.
Misalnya, alih-alih mengatakan, “Kamu harus kuliah di teknik mesin” Anda
dapat mengatakan,”Pengin kuliah di teknik mesin atau desain grafis?
kayaknya kamu cocoknya diteknik mesin deh..” sambil memberikan
alasan yang masuk akal. Ini adalah cara yang bagus untuk mengajar anak
membuat keputusan, dan setelah memutuskan dia akan berlatih konsep
bertanggung jawab.

6. Dengarkan dia saat mengatakan sesuatu


Pola asuh yang baik juga tentang mendengarkan anak Anda dengan penuh
perhatian ketika ia ingin sharing atau berbicara. Termasuk cerita dia
tentang peristiwa di sekolahan hari itu dan semua prestasinya. Meski
cerita itu semuanya tampak sepele, tetapi bisa sangat berarti bagi anak-
anak. Jangan mengabaikan ceritanya untuk mendengarnya di lain hari
dengan perkataan “Ibu dengerinnya nanti aja yah, sana bersihin kamar

8
dulu” Itu bisa mengecilkan hati, dan meskipun itu hanya seorang anak
kecil, dia merasakan bahwa Anda bersikap kasar padanya.
Hargai si kecil ketika dia berkata dengan jujur. Anak-anak yang dimarahin
karena berbicara kebenaran pada akhirnya mungkin lebih memilih
kebohongan untuk menyelamatkan telingan mereka dari omelan.

7. Berikan teladan yang baik


Sebuah tindakan dapat berbicara lebih tajam daripada seribu kata-kata,
dan mungkin itu adalah cara terbaik untuk membuat anak Anda
memahami pentingnya sesuatu. Anda memberi contoh positif dengan
mempraktikkan sesuatu yang selalu Anda suruh lakukan untuk si kecil.
Anak-anak belajar kebiasaan yang baik dari orangtua dan kecil
kemungkinannya untuk mengadopsi kebiasaan buruk ketika orangtua
mereka sendiri tidak melakukan kebiasaan yang buruk.

Ingat, pola pengasuhan yang buruk adalah kesalahan orangtua, dan Anda
bertanggung jawab untuk membawa perubahan. Pola asuh yang baik penting
untuk perkembangan anak, sekaligus memungkinkannya untuk menuai manfaat
kelak saat orangtua sudah tua.

Source
temonggo.com/ciri-pengasuhan-yang-buruk-dan-cara-memperbaikinya/

Anda mungkin juga menyukai