Anda di halaman 1dari 2

Pola Asuh yang Tepat untuk Membentuk

Karakter Remaja
Pola asuh orangtua dalam membesarkan anak memengaruhi perkembangan anak
hingga ia remaja dan dewasa. Saat anak memasuki usia remaja, maka dapat terjadi
perubahan pola asuh. Pada remaja, pola asuh orangtua mungkin berfokus pada aturan
dan konsekuensi. Tujuannya agar anak remaja semakin disiplin dan mampu
bertanggung jawab. 

Perlu orangtua pahami, bahwa anak remaja umumnya suka menguji batas
kemandiriannya. Untuk itu, jangan terkejut apabila anak remaja jadi suka mendebat
saat orangtua menyampaikan hal yang bertentangan dengan pendapatnya. Anak
remaja juga sering kali labil. Jadi, bagaimana sebaiknya menjalankan pola asuh yang
tepat untuk membentuk karakter remaja?

Pola Asuh Pembentuk Karakter Remaja

Di masa remaja ini, terkadang anak akan meminta bantuan orangtuanya, kemudian dia
mengatakan tidak membutuhkan orangtuanya lagi. Biasanya akan terjadi situasi tarik-
menarik antara orangtua dan remaja. Hal yang paling penting adalah, ajarkan rasa
tanggung jawab pada remaja sejak ini. Pertebal pula kesabaran orangtua untuk tetap
bisa menerapkan kedisiplinan dan kemandirian. 

 Jangan Manjakan Anak

Tidak terlalu memanjakan anak adalah pola asuh utama yang membentuk karakter
remaja. Jangan selalu menuruti apa kemauan anak, meskipun ia menangis atau
ngambek. Meskipun ada rasa tidak tega, tapi mendisiplinkan remaja adalah salah satu
bentuk kasih sayang.

 Ajarkan tentang Kemandirian

Ajarkan kemandirian pada anak dengan memberikan kepercayaan, kesempatan, dan


juga apresiasi. Meminta anak untuk membereskan kamar dan merapikan baju di
lemarinya, adalah salah satu bentuk kemandirian. Dengan mengajarkan kemandirian,
maka remaja pun mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Meskipun mungkin sulit
diajarkan atau dilakukan, tapi tetap mungkin untuk diusahakan. 

 Orangtua Harus Menjadi Contoh yang Baik

Menjadi contoh yang baik bagi anak bisa menjadi pola asuh pembentuk karakter baik
saat ia dewasa. Saat kecil, anak cenderung akan meniru apapun yang dilakukan oleh
kedua orangtua. Meskipun orangtua pernah melakukan sesuatu yang mungkin salah
atau tidak tepat.
Jika anak melihatnya, maka beritahulah bahwa tindakan tersebut tidak tepat. Kemudian,
beritahu anak bagaimana tindakan yang tepat. Agar kelak memiliki karakter yang baik,
ibu bisa memberikan contoh untuk selalu berkata jujur dan sopan, berperilaku santun,
serta membantu orang lain yang membutuhkan.

 Berikan Batasan dan Aturan

Menerapkan batasan dapat membantu anak belajar mengendalikan diri dan mampu
membedakan mana hal baik dan buruk. Jangan lupa juga untuk menjelaskan kenapa
alasan tersebut dibuat. Pastikan orangtua untuk selalu konsisten dalam menerapkan
aturan. Jika tidak, anak akan merasa kebingungan, dan berujung menyepelekan
peraturan yang ibu buat.

 Sediakan Waktu Bersama Anak

Orangtua yang sangat sibuk membuat anak merasa kurang perhatian. Hal tersebut bisa
saja menjadi pemicu anak untuk berbuat buruk guna mendapatkan perhatian dari kedua
orangtuanya. Jadi, sesibuk apa pun orangtua, ibu harus selalu menyediakan waktu
untuk melakukan quality time bersama anak. Jika hari Senin sampai Jumat ibu sudah
sibuk di kantor, usahakan untuk meluangkan waktu saat weekend.
Konsistensi adalah hal yang dibutuhkan untuk menjalankan pola asuh pembentuk karakter remaja.
Hal ini bukan perkara mudah, karena setiap orangtua memiliki keterbatasan, baik soal waktu atau
kesabaran. Namun, orangtua bisa memilih mana hal yang seharusnya menjadi prioritas.

Anda mungkin juga menyukai