Anda di halaman 1dari 4

10 Cara Bijak Mengatasi Anak Yang Suka Marah dan Memukul

Anak adalah belahan jiwa, permata hati bagi orangtuanya. Karena itu apapun kondisi anak akan
menambah keceriaan dan kebahagiaan sebuah keluarga. Namun tak bisa dipungkiri, sebagian anak
membawa sifat dan karakter yang sedikit bermasalah.

Sebagian anak bersifat agresif atau pemarah. Karakter ini akan muncul ketika usia mereka memasuki
dua tahun. Mereka akan menunjukkan sifat agresifnya dengan marah dan memukul orang lain atau
bahkan melampiaskannya pada benda di sekitarnya. Tentu hal ini membuat banyak orang tua khawatir.

Memang sifat ini akan berkurang atau menghilang seiring bertambahnya usia anak, tetapi tentu hal ini
juga memerlukan peran aktif orang tua agar anak mampu mengontrol dirinya dengan baik.

Jangan biarkan si kecil masuk ke dalam kondisi dan kebiasaan yang tidak baik, karena hal ini bisa
membuat anak dikucilkan atau di hindari oleh teman-temannya dalam lingkungan sekolah ataupun
lingkungan bermainnya. Dan hal ini akan membuat anak terkucil dan merasa minder. Jika ini terjadi,
tentu tidak baik bagi kondisi mental anak.

So, jangan dibiarkan ya moms! Berikut 10 cara mengatasi anak pemarah dan suka memukul.

1. Tenangkan anak

Jika anak bersifat agresif dengan memukul temannya saat bermain, ajaklah anak menjauh atau
menghindar dari temannya. Ajak anak ke tempat yang tenang, kemudian tanyakan kenapa dia memukul
temannya. Kemudian berikan penjelasan, pengarahan, bimbingan kepada anak. Katakan padanya bahwa
marah itu boleh akan tetapi tidak boleh memukul atau menyakiti orang lain.

2. Rajin mendengarkan cerita anak

Banyak sekali orang tua yang mengabaikan atau meremehkan apa yang sedang anak ceritakan atau
bicarakan. Akibatnya anak-anak merasa diacuhkan orang tuanya. Mereka merasa tidak penting bagi
orang tuanya, sehingga hal ini menyebabkan anak melampiaskan perasaan kesal terhadap orang tuanya
dengan memukul atau membanting benda di sekitarnya. Jadi, sebaiknya jangan mengabaikan atau
menyepelekan ucapan dan curhatan anak. Anak-anak juga perlu teman untuk berkeluh kesah dan
bahkan anak juga memerlukan saran dan pendapat dari orang tuanya.

3. Membangun komunikasi dengan anak


Jika orang tua sering berkomunikasi dengan anak, saling mendengarkan apa yang anak keluhkan, tentu
orang tua dapat memberikan anak nasihat dan saran yang baik untuknya. Selain itu, anak merasa aman
dan nyaman ketika mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Jadi, bangunlah komunikasi dengan anak
sejak dini, bahkan sejak anak masih bayi. Hal ini harus orang tua lakukan agar orang tua mengerti apa
yang anak inginkan dan rasakan.

4. Peluklah anak sesering mungkin

Pada umumnya anak tidak mengetahui bagaimana cara mendapatkan perhatian yang tepat dari orang
tua ataupun orang lain. Anak akan melakukan hal-hal yang bisa membuatnya menjadi pusat perhatian
orang banyak dengan kenakalannya. Cara ini tentunya sangat tidak disukai oleh banyak orang. Bahkan
kebanyakan dari anak-anak memukul temannya untuk mendapatkan perhatian.

Untuk menghindari terjadinya hal ini, orang tua harus bisa mencari cara, salah satunya dengan lebih
sering memeluk anak. Peluklah anak sesering mungkin, usap lembut kepala dan punggungnya dan
katakan bahwa Anda sangat mencintai dan menyayanginya. Katakan pada anak jika ia harus menjadi
anak yang pintar, anak yang baik dan selalu melakukan hal-hal terpuji. Dengan demikian anak akan lebih
tenang dan tidak menjadi anak yang agresif.

5. Berikan contoh yang baik pada anak

Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya, dan rumah adalah sekolah pertama bagi mereka.
Sebagai guru yang baik, Anda dan pasangan harus mengajarkan hal-hal yang baik. Sangat penting bagi
orang tua untuk mengajarkan sifat terpuji bagi putra putrinya. Ucapkanlah kata-kata yang baik untuk
anak, agar anak mengucapkan kata-kata yang baik pula saat berbicara dengan orang lain. Begitu juga
dengan perlakuan dan sikap. Tunjukan perlakuan atau sikap yang baik pada anak, agar dia juga
melakukan sesuatu yang baik pada orang tuanya dan orang lain.

6. Jangan pernah memukul anak


Tak jarang, saat emosi orang tua akan memukul anaknya ketika anaknya nakal atau rewel. Orang tua
sebenarnya ingin memperlihatkan kepada lingkungannya bahwa orang tua tidak memanjakan anaknya
bahkan terkesan menghukum anaknya. Sesungguhnya sikap orang tua tersebut tidaklah salah, namun
bukan zaman lagi orang tua memperlakukan anak dengan cara menyakiti fisik anak. Karena anak tidak
mengerti akan kesalahan yang diperbuatnya. Akan lebih baik jika orang tua memberikan pengertian
namun tegas untuk anak.

7. Carilah penyebabnya

Mendidik dan mengarahkan anak memang tidak selalu mudah. Banyak hal yang orang tua harus pelajari.
Menghadapi sikap temperamen anak, sebaiknya orang tua memperhatikan atau mencari apa yang
menjadi pemicunya. Dengan mencari dan tahu penyebabnya, orang tua akan lebih mudah mencari
solusi serta mengatasinya.

8. Mintalah dukungan keluarga atau ahli

Jika sikap anak sudah terlalu mengkhawatirkan dan orang tua tidak dapat mengatasinya, sebaiknya
orang tua meminta bantuan keluarga atau bahkan bantuan ahli.

Banyak hal yang dapat orang tua lakukan untuk membuat anak kita lebih mudah di atur dari
sebelumnya. Ajarkan anak bicara dengan sopan. Berikan pengertian pada anak, jika memukul adalah
perbuatan tidak terpuji alias jelek. Katakan pada anak jika kita sebagai manusia harus saling menyayangi
satu sama lain.

9. Jangan membandingkan anak dengan teman atau saudaranya

Terkadang untuk memberi contoh yang baik, orangtua membandingkan anak dengan teman atau
saudaranya yang berprilaku manis. Meski maksudnya baik, tapi hal ini akan membuat anak minder dan
tersisih. Anak merasa tak berharga, dan bahkan bisa menambah sikap agresifnya. Maka, lebih baik
nasihati dia perlahan. Perlakukan dia dengan lembut dan penuh kasih sayang. Katakan padanya, bahwa
Anda sangat bangga padanya jika ia bersikap baik.
10. Jangan biarkan anak menonton acara televisi yang menunjukkan adegan kekerasan

Dampingi anak saat menonton televisi. Jangan biarkan anak menonton acara televisi yang
mempertontonkan adegan kekerasan, seperti memukul, memaki atau adegan negatif lainnya. Bagi usia
kanak-kanak hal ini akan direkam dalam otaknya dan mempengaruhi mentalnya kelak. Maka bersikaplah
selektif dalam memilih acara televisi. Pilihlah acara yang bersifat edukatif dan sesuai dengan usia anak-
anak.

Anda mungkin juga menyukai