Anda di halaman 1dari 29

BERKENALAN

DENGAN
MONTESSORI
BERKENALAN DENGAN MONTESSORI

Assalamu alaykum warahmatullahi wabarkatuh.

Halo mom, perkenalkan saya Ririn Ariesta


dipanggil Miss Momay, lulusan Sarjana
Pendidikan Akuntansi dan sekarang sedang
melanjutkan pendidikan Diploma Montessori.

Apa sih Montessori itu?


Yang membuatku Jatuh Cinta pada Montessori
adalah metode Dr Maria Montessori yang
membuka pikiran aku sebagai orangtua, untuk
lebih memahami, mengerti dan mengenal posisi
anak.
BERKENALAN DENGAN MONTESSORI

Aku menganggap bahwa anak terlahir ke dunia


bagai selembar kertas putih. Anak terlahir
sebagai individu yang lemah, tidak punya
kemauan sendiri, tidak memiliki perasaan dan
tidak tau apa-apa.

Sehingga aku sebagai orangtua merasa paling


tau apa yang diperlukan untuk tumbuh kembang
anakku, menjadikanku membentuk komunikasi
satu arah kepada anak, serta anak hanya perlu
mendengarkan ucapanku dan instruksiku.

Caraku ini bisa dibilang “Pengasuhan Tradisional”


karena aku menganggap anak tidak tau apa-apa
seperti kertas putih yang kosong.
BERKENALAN DENGAN MONTESSORI

Dr Maria Montessori memiliki pandangan yang


bertolak belakang mengenai anak-anak. Dari hasil
penelitiannya, Maria Montessori menemukan
bahwa anak sebenarnya terlahir dengan
membawa potensi yang luar biasa dalam dirinya.

Potensi ini berdiam dalam diri anak, menunggu


waktu yang tepat untuk muncul. Ketika
didukung dengan baik, potensi ini akan menuntun
anak kita agar bisa tumbuh dan berkembang
secara maksimal.

Dari sini aku belajar bahwa Montessori bukan


hanya sekedar pendidikan formal saja, tetapi
tentang mengasuh anak.
BERKENALAN DENGAN MONTESSORI

Pengasuhan Montessori bukan hanya satu arah


saja antara orang tua dan anak, tapi
pengasuhan Montessori itu antara anak,
orangtua dan lingkungan yang mendukung
proses perkembangan anak.

Pengasuhan Pengasuhan
Tradisional Montessori

Orang tua Orang tua

Anak Lingkungan
Anak
BERKENALAN DENGAN MONTESSORI

”The goal of early childhood


education should be to activate the
child’s own natural desire to learn”
~Dr Maria Montessori~

Jadi, Maria Montessori mengatakan keinginan


anak untuk belajar sudah ada. Peran kita
sebagai orangtua adalah membantu
mengaktifkan atau membangkitkan keinginan
alami anak untuk belajar dengan lingkungan
yang mendukung, memberikan anak kebebasan
mengeksplorasi tapi tetap ada batasan.
BERKENALAN DENGAN MONTESSORI

Sebagai orangtua, aku menerapkan pengasuhan


Montessori ini dirumah pada anakku. Dengan
melakukan observasi/mengamatinya mau
mengeksplorasi apa dan menstimulus potensi
dalam dirinya. Disini, tugasku hanya memfasilitasi
dengan peralatan yang ada dirumah.

Montessori ini bahkan bisa kita mulai sejak anak


kita masih bayi, tapi disini aku fokus bahas
Kegiatan Montessori untuk anak usia 1-3 tahun
yang dimana fase ini anak sudah mulai kita latih
untuk mandiri dengan kegiatan Practical Life.
BERKENALAN DENGAN MONTESSORI

Bagaimana sih cara kita menerapkan metode


Montessori dirumah? Kadang suka bingung ya
mom? Ini beberapa poin yang perlu kita lakukan
mom:

1.Terlebih dahulu kita sudah menyiapkan


beberapa tema kegiatan yang akan anak lakukan.

2.Follow the child artinya biarkan anak memilih


kegiatan yang ingin dia lakukan terlebih dahulu.

3.Beri contoh dengan prinsip SHOW (Slow, Hand,


Omit, Word) artinya berikan contoh dengan
gerakan yang lambat/pelan, hilangkan kata-
kata, biarkan anak memperhatikan cara kita
memberikan contoh cara bermainnya.
4.Fokus pada proses, hargai usaha anak, tidak
memburu-buru, hindari mengetes, hindari
interupsi dan membantu anak menyelesaikan
kegiatannya.

5.Tidak melanggar batasan yang sudah


disepakati bersama anak sebelum melakukan
sebuah kegiatan bermain.
CARA ANAK
BELAJAR
CARA ANAK BELAJAR

Anak bukanlah kertas kosong. Anak adalah


seorang manusia yang mempunyai keinginan
belajar yang sangat tinggi, anak memiliki
keinginan alami untuk belajar, dan anak pada
dasarnya memiliki motivasi dari dalam dirinya
untuk belajar, ketika lingkungan telah
dipersiapkan anak akan lebih mudah
bereksplorasi dan memulai pembelajarannya.

Sayangnya kita sebagai orangtua belum


memahami cara anak kita mencari tahu dan
belajar.
CARA ANAK BELAJAR

Anak usia 0-3 tahun menyerap semua informasi


tanpa sadar, beda halnya untuk anak usia 3
tahun ke atas yang sudah menyerap informasi
dengan sadar.

Peran lingkungan dan orangtua di saat ini


sangatlah penting, karena anak cenderung akan
menyerap apapun yang dia lihat dan dengar
tanpa bisa memilih baik atau buruknya.

Pernah lihat anak usia kecil menyangikan lagu


yang liriknya bukan untuk seusianya? Sangat
miris ya mom, tapi itulah cara belajar anak usia
0-3 tahun yang menyerap informasi tanpa sadar
apakah itu baik atau buruk.
CARA ANAK BELAJAR

Anak juga belajar melalui tangannya, benda


konkret apapun yang dia sentuh akan menyerap
informasi, dan melalui tangannya informasi
tersebut akan diteruskan ke otak anak.

Benda konkret juga membuat anak lebih tertarik


untuk bermain dan belajar.

”what the hand does the mind


remembers” (Dr Maria Montessori)
CARA ANAK BELAJAR

Ketika anak menyerap informasi dari benda


konkret yang dia sentuh, ada 6 periode sensitif
yang terstimulus yaitu bahasa, keteraturan,
benda kecil, bergerak, eksplorasi sensorial dan
sosial.

Tugas kita sebagai orangtua, mengenali anak


kita berada di periode sensitif yang mana dan
menyediakan lingkungan untuk mendukung
periode sensitif tersebut, agar keinginan rasa
belajarnya aktif dan terstimulus.

Setiap anak mempunyai keunikan masing-masing


dalam belajar, yang tidak bisa kita samakan
dengan anak yang lain. Jadi itulah pentingnya
observasi agar kita gak salah menstimulusnya.
STIMULASI
PRACTICAL LIFE
DIRUMAH
(1-3 TAHUN)
PRACTICAL LIFE
(AREA KETERAMPILAN HIDUP)

Practical Life adalah kegiatan sehari-hari dengan


benda-benda yang sering dilihat oleh anak
dirumah, seperti sendok, gelas dan mangkok.

Practical Life merupakan pondasi dasar bagi anak


kita, karena ketika anak dapat berkonsentrasi
dengan baik, kelak anak kita dapat menyimak dan
menerima pembelajaran dengan baik juga.

Tujuan Aspek Practical Life ini untuk melatih


keteraturan, konsentrasi, koordinasi dan
kemandirian pada anak kita.

Kegiatan Practical Life ini juga bertujuan untuk


menstimulasi motorik halus anak.
PRACTICAL LIFE
(AREA KETERAMPILAN HIDUP)

Manfaat langsung yang dapat dirasakan dari


kegiatan practical life ini adalah anak belajar cara
merawat dirinya, anak belajar cara merawat
lingkungan, anak belajar tanggungjawab, anak
mengembangkan kemampuan bahasanya dan juga
anak menguatkan kepercayaan dan kelekatannya
kepada kita sebagai orang tuanya.
Dan ada juga manfaat tidak langsung yang akan
dirasakan oleh anak ketika usia pra sekolah ke
atas, yaitu anak mengembangkan skill motoriknya,
anak mengembangkan rasa percaya dirinya, anak
mengembangkan kemampuan konsentrasinya dan
anak mengembangkan kemampuan pengendalian
dirinya.
AKTIVITAS PRACTICAL LIFE
SESUAI USIA ANAK
Berikut daftar aktivitas yang bisa parents
lakukan dirumah bersama anak:
12-18 BULAN
Meraih suatu benda
Ambil penjepit
Menguatkan pergelangan tangan
Merangkak
Menarik benda
Merambat
Berjalan
Memasukkan benda ke wadah
Membuang popok ke tempat sampah
Memasukkan baju kotor ke tempatnya
Memilah baju menjadi 2 pilihan
Memakai baju dengan bantuan
Melepas kaos kaki
Mengambil dan mengembalikan buku/mainan
AKTIVITAS PRACTICAL
Mengambil benda LIFE
sesuai intruksi
SESUAI USIAdanANAK
Menyalakan mematikan lampu
Menyendok makanan
Mengelap tumpahan di meja
Makan dengan alat makan
Minum dari gelas
Mengatur alat makan
Membereskan alat makan
Menyisir rambut
Membersihkan badan dengan bantuan
Mencuci tangan
Mengambil dan merapikan mainan setelah mandi
Mengambil dan menjemur handuk
Menyusun alas kaki di rak
Menuang cairan
Mengaduk bahan adonan
Menggunakan garpu
18-36 BULAN
Menyiapkan makanan/minuman
Menuang minum
Mengupas dan memotong pisang
Mengupas jeruk
Mengupas telur
Mencuci buah dan sayur
Memeras jeruk
Menyiapkan dan membereskan meja
Mencuci alat makan dengan bantuan
Menyapu dan mengepel tumpahan
Membuang ingus
Menyikat gigi
Mandi
Keramas
Mencuci muka
Membantu merapikan tempat tidur
Memilih baju
Menggunakan toilet
Mengaitkan pakaian
Membuka dan menutup resleting
Memakai baju sendiri
Memakai kaos kaki
Membantu mencuci baju
Menggulung kertas
Menyiapkan dan membawa tas
Memakai sepatu yang bervelcro
Menyiram tanaman
Memetik bunga
Memetik buah
Menyapu rumput kering
Memberikan makan hewan peliharaan
Merawat tanaman
Membersihkan taman
Mengemasi tas
Menggunakan losion
Mengeringkan tubuh sesudah mandi
Dan masih banyak aktivitas dirumah yang bisa kita
kerjakan bersama anak, apapun aktivitas yang kita
lakukan misalkan memotong sayuran, mengajak anak
membantu adalah salah satu cara menstimulus dan
menerapkan aspek practical life.
TANTANGAN
TANTANGAN YANG AKAN KITA HADAPI

Saat anak menolak diberikan contoh:

Perbolehkan anak mencoba ekplorasi dengan


caranya selama tidak melanggar aturan dasar,
yaitu:

✔️Tidak menyakiti diri sendiri


✔️Tidak menyakiti orang lain
✔️Tidak merusak material
✔️Tidak merusak lingkungan
✔️Sesuai dengan level tumbuh kembang anak

Kita bisa memberikan contoh di lain waktu ketika


mood anak sudah baik.
TANTANGAN YANG AKAN KITA HADAPI

Saat anak melakukan kesalahan:

✔️Tahan diri untuk tidak menginterupsi selama tidak


melanggar batasan
✔️Biarkan anak menemukan kesalahannya sendiri
✔️Beri waktu untuk anak menemukan cara yang
benar
✔️Contohkan cara yang benar, setelah anak selesai
melakukan aktivitasnya
✔️Teach by teaching not correcting (mengajari
caranya dengan memberikan contoh, bukan
mengoreksi anak bila salah)
TANTANGAN YANG AKAN KITA HADAPI

Saat anak frustasi:

✔️Observasi bagian/langkah mana yang membuat


dia frustasi
✔️Turunkan level kesulitan/kurangi langkahnya
agar anak lebih mudah melakukannya
✔️Singkirkan dulu aktivitas dari daftar latihan
sampai anak menguasai skill yang dibutuhkan
untuk melakukan aktivitas tersebut.
TANTANGAN YANG AKAN KITA HADAPI

Saat anak menolak berhenti:

✔️Biarkan anak melakukan pengulangan selama


yang dia butuhkan
✔️Saat anak merasa sudah menguasai, dia akan
berhenti sendiri

“Tidak ada cara sempurna untuk jadi


orang tua. Jadi, jadilah sosok yang selalu
hadir saat mereka butuh,” ~Sue Atkins~

Terima kasih,
Ririn Ariesta (Montessorian & Read Aloud Trainer)
SUMBER:

Dr Montessori’s Own Handbook


Good Enough Parents
Absorbent Mind
A-Z Tanya Jawab Parenting & Montessori

Anda mungkin juga menyukai