Anda di halaman 1dari 19

MODEL PENDIDIK AN

MONTESSORI
OLEH:
S I T I R O B I ’ AT U N N I ’ M A H
I S N A U M R O AT U L F A R I H A H
N U R R O H M AT U N
N I TA U TA M I
SEJARAH SINGKAT
Lahir pada tanggal 31 Bekerja di klinik
Agustus 1870 di psikiater Universitas
Nama “Montessori”
Chiaravalle, Italia, 1970. Roma, pekerjaannya
diambil dari nama
kuliah dikedokteran dan yang berhubungan
pendirinya yaitu Maria
menjadi wanita pertama dengan anak-anak yang
Montessori
yang mendapat gelar menyandang gangguan
Doctor of Medicine. mental.
Hasil observasi di
Membuat sekolah Dipersiapkan untuk sekolah dirangkum
Dari pekerjaannya
pertamanya di Roma anak cacat mental dalam tulisan dan
yang berhubungan
(1907) yang diberi sebagai tempat teori-teori yang
dengan anak-anak
nama “Case dei penitipan selama kemudian
yang menyandang
bambini” yang artinya orang tua mereka berkembang menjadi
cacat mental,
rumah anak. bekerja. dasar program
pendidikan anak-anak.
DASAR PEMIKIRAN MONTESSORI
Montessori percaya
bahwa ada hubungan
kerja sama dan saling
mengisi antara anak
dengan orang dewasa.
Anak juga dapat
memberikan contoh
perilaku kepada orang
dewasa.

Menciptakan
lingkungan yang
memberikan
penyalurran
potensiaal tertinggi
anak (fisik, spiritual, Montessori
emosional, dan
intelektual). memandang
anak apa
adanya
PANDANGAN DAN PRINSIP
MONTESSORI
• Anak usia dini tidak seperti orang dewasa, mereka terus menerus berada dalam keadaan
pertumbuhan dan perubahan, dimana pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
• Anak usia dini senang sekali belajar ‘selalu ingin tahu dan mencoba’. Tugas orang dewasa adalah
mendorong, memberi kesempatan belajar dan membiarkan anak belajar sendiri.
• Pikiran anak yang masih kecil mempunyai kemampuan besar untuk menyerap berbagai
pengalaman. Masa yang paling penting adalah masa pada rentang usia sejak lahir sampai umur 6
tahun.
• Anak usia dini menyerap hampir semua yang dipelajarinya dari lingkungan
• Anak belajar banyak melalui gerakan-gerakan, ia membutuhkan kesempatan untukbergerak,
bereksplorasi, belajar melalui alat inderanya.
• Anak melewati masa-masa tertentu dalam perkembangannya dan lebih mudah untuk belajar,
yang disebut dengan periode sensitive untuk belajar.
• Semakin banyak kesempatan anak mengirimkan rangsangan-rangsangan sensoris
ke otak, maka semakin berkembang kecerdasannya.
• Anak paling baik belajar dalam situasi kebebasan yang disertai disiplin diri. Anak
harus bebas bergerak dan memilih kegiatan yang disenanginya didalam kelas
dengan disertai disiplin diri.
• Orang dewasa khususnya guru tidak boleh memaksakan anak untuk belajar
sesuatu, dan tidak boleh mengganggu apa yang sedang dipelajari anak.
• Anak harus belajar sesuai dengan taraf kematangannya, tanpa paksaan untuk
menyesuaikan atau menjadi sama dengan anak lain.
• Anak mengembangkan kepercayaan pada dirinya bila ia berhasil melaksanakan
tugas-tugas sederhana.
• Bila anak diberi kesempatan untuk belajar pada saat sudah siap ‘matang’ untuk
belajar, dia tidak saja akan dapat meningkatkan kecerdasannya, tetapi juga akan
merasakan kepuasan, menambah kepercayaan diri dan keinginan untukbelajar lebih
banyak.
METODE PENGAJARAN
Kehiduan
praktis
(practical life)

Kebudayaan Penginderaan
(cultural (the sensorial
activities) area)

Kemampuan Kemampuan
Bahasa matematika
(language art) (mathemathic)
K E H I D U PA N P R A K T I S
(PRACTICAL LIFE)
• Anak diberi kesempatan untuk meniru
apa yang dilakukan oleh orang dewasa
disekitarnya, missal menyapu, mencuci
piring, membersihkan kaca, memakai
sepatu
• Anak belajar membantu diri mereka
sendiri dan mengembangkan kebiasaan
bekerja dengan baik
• Anak belajar bahwa semua itu dilakukan
karena tanggung jawab, bukan karena
mengharapkan hadiah.
• Contoh: anak tahu akan kebutuhan
dirinya sendiri seperti makan, dan
dengan mengetahui atau tahu bagaimana
caranya memasak dengan melihat ibu
dan membantunya.
PENGINDERAAN (THE
SENSORIAL AREA)
• Pengembangan panca indera dalam
rangka mempersiapkan anak untuk
bicara, membaca, menulis, dan
aritmatika
• Anak belajar: menilai, memisahkan dan
membedakan dimensi tinggi, berat,
warna, suara dan bau.
• Anak mengembangkan Bahasa dan
kosa kata, control otot, serta
koordinasi mata dan tangan.
• Contoh: anak ingin mengetahui rasa
garam, maka anak tersebut akan
mengetahui rasa garam dengan
menyicip garam itu mnggunakan lidah.
KEMAMPUAN MATEMATIKA
(MATHEMATICS)

• Yang dipelajari: konsep dasar kuantitas/jumlah,


angka-angka yang lebih besar, operasi matematika
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian),
pengukuran (seperti menngukur jarak, liter, besar,
kecil)
• Pengajaran: menggunakan sesuatu yang ada dalam
lingkungan anak atau hal yang disenangi anak.
• Angka dipelajari sebaggai rutinitas sehari-hari,
misalnya anak terbiasa menggunakan angka-angka
dalam kegiatan yang dilakukan seperti menghitung
kancing baju
KEMAMPUAN BAHASA
(LANGUAGE ART)
• Mencakup :pengembangan Bahasa lisan, tulisan,
membaca, tata Bahasa.
• Bahan untuk bahasa tulisan diperkenalkan pertama kali
kepada anak melalui huruf-huruf yang dapat
dipindahkan, lalu anak mulai diperkenalkan tentang
komposisi /susunan kata, kalimat dan seluruh ceritta
• Contoh :mempelajari tentang jeruk, lalu deskripsikan
buah jeruk itu seperti apa dan bentuknya bagaimana,
setelah anak itu tahu bagaimana buah jeruk kita
meminta anak itu untuk mencocokan buah jeruk
dengan gambar buah jeruk.
KEBUDAYAAN
(CULTURAL ACTIVITIES)

• Anak anak diiperkenalkkan


mempelajari geograaffi, sejaah, IPA,
(tentang tmbuhan,, binatang, fisika,
sederhana), music, seni, tata
boga(masakan khas daerah)
• Anak belajar melalui latihan individual,
kelompok, da aktivitass latihan lain
(seperti diskusi) mengenaii dunia
sekkitaar mereka.
TUJUAN MEDOTE MONTESSORI
• Membantu para orang tua dalam menerapkan pola pengajaran yang efektif bagi anak mereka.
• Membantu anak-anak didik dalam mengembangkan tingkat intelektual, psikomotor dan efektif
yang ada pada diri mereka.
• Membuat anak dituntut untuk dapat berkembang sesuai dengan periode perkembangannya saat
mereka mulai peka terhadap tugas-tugasnya.
• Mengajarkan pada anak cara belajar yang efektif dan optimal melalui permainan.
• Mengembangkan keterampilan yang menekankan pada pentingnya anak bekerja bebas dan dalam
pengawasan terbatas.
• Anak diajarkan untuk dapat berkonsentrasi dan berkreasi.
• Guru hanya sebagai pengamat dan pembimbing, karena anak dibiasakan untuk memilih sesuai
dengan keinginan sendiri.
• Mengembangkan sikap positif dalam diri setiap anak
• Membantu setiap anak mengembangkan rasa percaya diri sebagai seorang yang belajar secara
bebas.
KARYA MONTESSORI
• (1910) Pedagogical Anthropology : Antropologia Pedagogica
• (1912) The Montessori method
• (1914) Dr. Montessoris Own Handbook
• (1916) The Self-Education In Schools Elementary; L’autoeducazione Nelle Scuole Elementarii
• (1929) The Child In The Church
• (1938) The Secret Of Childhood ;.Il Segreto Dell’infanzia)
• (1949) Training Of Man ;Formazione Dell’uomo
• (1949 ) The Absorbent Mind; Bahasa Italia: La Mente Del Bambino, (1952)
• (1949; 1972) The Education And Peace.; L’educazione E Pace
• (1948);De L’enfant À L’adolescent
• I bambini viventi nella Chiesa
PERTANYAAN
VI DEO P EM BEL A JARAN M ENG G UNA K AN T EO R I M O NT ESSO R I

Anda mungkin juga menyukai