Anda di halaman 1dari 49

Metode Montessori didasarkan pada sebuah pendekatan yang ditemukan oleh Maria Montessori,

dokter dan pendidik asal Italia.

Menurut Maria, anak-anak akan mengalami suatu masa yang disebut masa peka, yaitu masa di mana
anak mencapai kematangan tertentu. Hal ini sangat penting, sebab menjadi modal anak untuk belajar.

Ciri khas sekolah:


• Menekankan pada kemandirian, kebebasan dengan batasan tertentu, dan menghargai perkembangan
anak sebagai individu yang unik.

• Mencampur anak usia 2 ½ tahun sampai 6 tahun dalam satu kelas, sebab anak-anak kecil akan belajar
dari anak-anak yang lebih besar.

• Murid boleh memilih kegiatannya sendiri, yang sudah dirancang untuk rentang usianya.

• Guru tidak memberi instruksi, melainkan akan menjelaskan sesuatu ketika ditanya anak.

• Menyediakan keteraturan, yaitu belajar dan istirahat pada waktu yang sudah tetap.

• Anak-anak diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan suasana kerja sama dengan teman-
teman mereka.

• Menyediakan bahan atau materi belajar yang dibutuhkan anak pada setiap tahap perkembangannya.

• Lingkungan belajar yang memfasilitasi gerakan fisik yang dibutuhkan anak. Misalnya, bahan pelajaran
diletakkan di rak, mulai dari yang paling bawah sampai atas.

Jadi, anak akan berjongkok saat mengambil peralatan di rak paling bawah, dan berdiri ketika mengambil
peralatan di rak bagian atas. Kegiatan fisik berdiri-jongkok ini penting untuk kelenturan dan koordinasi
tubuh. Selain itu, disediakan peralatan bermain, seperti prosotan.

• Seluruh fasilitas, seperti kamar kecil, wastaffel, kitchen zinc, tombol lampu (saklar), dan rak untuk
menyimpan bahan pelajaran, dibuat sesuai ukuran anak-anak untuk memudahkannya membangun
kemandirian.

Kelebihan:
• Masa peka anak mendapat rangsangan yang maksimal.

• Metode mengajar yang non tutorial akan memudahkan anak untuk menyerap informasi.

Kekurangan:
Metode ini tidak digunakan di sekolah umum, sehingga anak-anak yang akan melanjutkan ke sekolah
umum butuh usaha keras untuk beradaptasi.

Karakteristik anak yang pas:


Anak-anak dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik cocok dengan metode ini.

Beberapa pilihan sekolah:


Jakarta Montessori School (Toddler, Preschool, and Primary School)
Jl. Durian No. 10, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Telp.: 021-7272162
Website: www.jakartamontessori.com

Indonesia Montessori School (Preschool)


Jl. Utan Kayu No. 20, Jakarta Timur
Telp.: 021-8583906
Jl. Pondok Gading Utama Blok B No. 83, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Telp.: 021-92616269
Website: www.indomontessori.com

Kinderworld Montessori (Preschool)


Jl. Pulo Kelor blok A5 No. 5, Taman Permata Buana, Jakarta Barat
Telp.: 021-58301971
Website: www.kinderworldmontessori.com

Taman Kanak-kanak Montessori Bali


Jl. Oberoi No. 66X, Kerobokan, Bali
Telp.: 0361-730028Beberapa waktu lalu kami mendapat kiriman dari Gaya Favorit Press, isinya
sebuah buku berjudul Membesarkan Anak Hebat dengan Metode Montessori.
Sebelum membaca buku ini, saya berpikir metode Montessori adalah sebuah metode pendidikan
sekolah *agak bodoh memang saya ini, hihihihi …. Ada yang senasibkah dengan saya?*
Sebelum saya mengulas buku ini, saya ceritakan dulu latar belakang Montessori, ya, Moms!

Metode Montessori pertama kali dikenalkan oleh Maria Montessori pada 1907. Maria
Montessori adalah perempuan pertama yang menjadi dokter, dari pekerjaannya tersebut ia
meyakini bahwa semua anak dilahirkan dengan potensi luar biasa, potensi ini hanya akan
berkembang jika orang dewasa yang mengasuhnya memberikan stimulasi yang tepat di tahun-
tahun pertama kehidupannya.

Maria Montessori menyadari bahwa anak-anak kecil merasa frustrasi hidup di dunia orang
dewasa. Meja, kursi, wastafel, piring, gelas, dan lain sebagainya berukuran untuk orang dewasa.
Maria juga mengamati cara anak-anak bereaksi pada lingkungan sekitar, bagaimana anak
memiliki keteraturan dan sistem mereka sendiri, di sinilah ia memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kemandirian dan menyadari adanya peningkatan harga diri serta percaya diri
jika kita menghargai hal tersebut.

Menurut ajaran Montessori, anak memiliki masa-masa peka sejak lahir hingga usia 6 tahun. Kita
sebagai orangtua harusnya bisa menyadari dan memanfaatkan masa peka anak ini dengan sebaik-
baiknya:

 Gerakan, sejak lahir hingga 1 tahun. Saat ini anak belajar meraih, menyentuh, memutar,
menyeimbangkan diri, merangkak, dan berjalan.
 Bahasa, sejak lahir hingga 6 tahun. Diawali dengan celotehan dan suara-suara,lalu
berkembang jadi kata, frasa lalu kalimat.
 Benda kecil, usia 1 hingga 4 tahun. Tahap ini anak akan menyukai benda-benda
kecil/detail karena koordinasi mata dan tangannya sudah lebih akurat.
 Keteraturan, usia 2 hingga 4 tahun. Di sini anak mulai mencintai rutinitas dan keinginan
akan konsistensi dan pengulangan.
 Musik, usia 2 higga 6 tahun. Jika anak terbiasa mendengar musik, di tahap inilah anak
secara spontan akan tertarik pada perkembangan nada, ritme, dan melodi.
 Masalah toilet, usia 18 bulan hingga 3 tahun. Usia ini sistem saraf berkembang lebih baik
dan terintegrasi, hingga toilet training bisa dilakukan di rentang usia ini.
 Keramahan dan sopan santun, usia 2 hingga 6 tahun. Anak-anak adalah peniru ulung,
mereka suka meniru sopan santun dan hal ini akan membentuk karakter kepribadian di
masa depannya.
 Indra, usia 2 hingga 6 tahun. Indra manusia dimulai sejak lahir, tapi dari usia 2 tahun
anak sudah bisa takjub dengan pengalaman indranya sendiri (rasa, suara, sentuhan, dan
bau).
 Menulis, usia 3 hingga 4 tahun. Montessori meyakini bahwa kemampuan menulis muncul
lebih dulu daripada membaca yang diawali dengan usaha meniru huruf atau angka.
 Membaca, usia 3 hingga 5 tahun. Montessori melihat bahwa anak-anak menunjukkan
ketertarikan spontan pada simbol dan suara yang mereka hasilkan.
 Hubungan ruang, usia 4 hingga 6 tahun. Di usia ini biasanya anak tertarik dengan puzzle
atau Lego.
 Matematika, usia 4 hingga 6 tahun. Rentang usia ini anak dalam masa peka terhadap
jumlah dan angka.

Buku ini secara lengkap menuturkan mulai


dari latar belakang Montessori, bagaimana menstimulasi anak di rumah dengan menggunakan
metode Montessori, pengenalan huruf dan angka, mengatasi tantrum hingga … merayakan ulang
tahun dengan metode Montessori. Terdengar ribet? Jangan salah, hal-hal yang diterapkan
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang mungkin sudah Mommies dengar. Sebut saja
pemberian ASI. Tahun 60-an, promosi dan kepopuleran susu formula mengakibatkan pemberian
ASI menurun. Montessori sangat mendukung pemberian ASI, tak hanya dari nutrisi tapi yang
lebih penting adalah dari sisi bonding antara orangtua dan anak.

Membuat rumah yang ramah anak juga termasuk dalam metode Montessori. Jadi bagi Mommies
yang sedang membangun rumah, renovasi atau masih bercita-cita memiliki rumah sendiri, buku
ini membahas tak hanya bagaimana membuat rumah aman seperti yang pernah kami bahas di
artikel ini tapi juga bagaimana membuat anak nyaman dengan ukuran benda-benda yang ada di
rumah.

Dari sisi pola pengasuhan, lagi-lagi saya merasa ada beberapa hal yang mirip dengan pola asuh
dari beberapa seminar yang pernah saya ikuti. Misalnya, dalam metode Montessori, anak-anak
butuh mengembangkan rasa empati terhadap sesama, untuk meraihnya kita sebagai orangtua
harus bisa membantu mereka menghargai perasaan mereka sendiri. Bagaimana mereka bisa
meghargai perasaannya sendiri? Namakan perasaan. Sounds familiar?

Ada sebuah pernyataan yang begitu mengena, setidaknya bagi saya pribadi: “Lihatlah dunia
seperti anak Anda melihatnya, rendah dan dekat dengan tanah”.

Moms, Gaya Favorit Press bekerja sama dengan Mommies Daily memiliki 50 undangan untuk
menghadiri talkshow “Membesarkan Anak Hebat dengan Metode Montessori”. Jika berminat,
bisa langsung daftar di forum dengan klik ke sini, ya.

WMacam metode belajar atau Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan
peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar
berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Simak macam-macam metode
pembelajaran.
Macam-macam Metode Pembelajaran
Macam-macam Metode Pembelajaran
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu
mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
Beberapa metode mengajar :
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang
paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih
tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2. Metode diskusi ( Discussion method ) – Metode Pembelajaran


Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga
disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized
recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat
secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

3. Metode demontrasi ( Demonstration method )


Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Muhibbin Syah ( 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau
cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat,
1985)
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan
contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

4. Metode Ceramah Plus


Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni
metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga
macam metode ceramah plus yaitu :
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan
pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama
guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan
kegiatan memperagakan dan latihan (drill)

5. Metode Resitasi ( Recitation Method )


Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume
dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,
bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan
temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)

6. Metode Percobaan ( Experimental Method )


Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau
kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan
lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi)
tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan
ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa
menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak
gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak
membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan
bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan
pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang
belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan
keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah
itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa
tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui
eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen,
hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan
siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar
mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses
sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya
itu.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan metode eksperimen : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosan-
terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
manusia.
Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi. (b) metode ini memerlukan
berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
(c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap percobaan tidak selalu
memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah
metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan
kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal.
Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya,
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta
emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar
memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat
tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan
dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa
percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep
fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti
tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai
dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap
sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan,
merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati
dan mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari
dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan
dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6)
evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami
konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan,
tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan
untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan
pokok bahasan .
Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu
masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode
ilmiah.

7. Metode Karya Wisata


Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik
yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran.
b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat.
c. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan
unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan
anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk
meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata
bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari
atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada,
dan sebagainya.
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai
berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang
serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan
persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa
melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat
mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa
mata pelajaran.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan
pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin
obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang
masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta
mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur
segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama,
mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai
dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, pada
waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan
atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata
seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut: (a)
Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada
obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal
mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan
bakat khusus atau ketrampilan mereka, (b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas
secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam
dan memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab,
menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,
sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke
dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam
pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau
diatasi agar pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai berikut:
Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh
di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti memerlukan biaya
yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka
jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang-
kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka
guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut,
perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.
Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata (field-trip) memiliki
keuntungan: (a) Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan
kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang
sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga
lebih berhasil, (d) membei kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan
kepada perkembangan teknologi mutakhir.
Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan
waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk
mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi dan
akomodasi mahal.
Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah,
untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk
belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan
teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa
ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu
seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini,
seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat,
dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.
Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Karya wisata memiliki prinsip
pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (b) Membuat apa
yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, (c)
Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan
pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan metode karya wisata adalah: (a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan
sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah, (b) Sangat memerlukan persiapan dan
perencanaan yang matang, (c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar
tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata, (d) dalam karya wisata
sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya
menjadi terabaikan, (e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan
mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan
atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama
pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya
wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera
dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.
Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang
perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber
masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, (b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan
tujuan dan program sekolah, (c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis,
(d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam
karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat
dilaksanakan, (e) membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan
sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang
kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat
kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada
mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya
wisata yang akan datang.

8. Metode Latihan Keterampilan ( Drill Method )


Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat
latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan
keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan
menggunakan alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
monoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme.

9. Metode Mengajar Beregu ( Team Teaching Method )


Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu
orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai
kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian
lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10. Metode Mengajar Sesama Teman ( Peer Teaching Method )


Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya
sendiri

11. Metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving Method )


Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta
pemecahannya.

12. Metode Perancangan ( Project Method )


yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti
sebagai obyek kajian.
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh
dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-
hari.
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum
menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan
keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan
memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

13. Metode Bagian ( Teileren Method )


yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat
kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

14. Metode Global (Ganze method )


yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian
siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

15. Metode Discovery


Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang
sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini: (a)
Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b) Dengan menemukan
sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan,
tidak akan mudah dilupakan siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian
yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan
menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan
dapat dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir
analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer
dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam
berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang memungkinkan.
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar
yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai
kepada generalisasi.
Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode
mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri,
mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan
merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk
mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk
mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery
adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-
siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau
diceramahkan saja.
Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental
dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut
misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan, dan sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yang
mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah: (a) Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan
menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk
mengajar dengan penemuan, (b) Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa,
prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai,
(c) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas
pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan, (d) Berkomunikasi dengan siswa akan membantu
menjelaskan peranan penemuan, (e) menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang
minta dipecahkan, (f) Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk
merangsang belajar dengan penemuan, (g) Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan
pelaksanaan penemuan, (h) memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan
bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah
orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut, (i) Mempersilahkan siswa
mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh
tilikan umum, (j) Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya,
walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri, (k) memberi jawaban dengan cepat dan tepat
sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan
kegiatannya, (l) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri
dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (m) Mengajarkan
ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya
latihan penyelidikan, (n) Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan
strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul, (o) Mengajukan
pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana, (p) Bersikap membantu
jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis
tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar, (q) Membesarkan siswa untuk memperkuat
pernyataannya dengan alas an dan fakta, (r) Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses
penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai
tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri, (s)
membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang
menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan, (t)
Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik,
dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.
Sedangkan langkah-langkah menurut Richard Scuhman yang dikutip oleh Suryosubroto
(2002:199) adalah : (a) identifikasi kebutuhan siswa, (b) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-
prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari, (c) Seleksi bahan, dan
problema serta tugas-tugas, (d) Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan
peranan masing-masing siswa, (e) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan, (f)
Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, (g)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, (h) Membantu siswa dengan
informasi, data, jika diperlukan oleh siswa, (i) memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan
yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (j) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa
dengan siswa, (k) memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (l)
Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto
(2002:200) yaitu: (a) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak
persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan
terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk
menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu, (b) Pengetahuan diperoleh dari strategi
ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam
arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer, (c) Strategi penemuan membangkitkan
gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan
keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, (d) metode ini memberi kesempatan kepada siswa
untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, (e) metode ini menyebabkan siswa
mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri
untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus, (f) Metode discovery dapat
membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri
melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang
mengecewakan, (g) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa
dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum
diketahui sebelumnya, (h) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat
untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah: (a) Dipersyaratkan keharusan
adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung
dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau
menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya
menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan
memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain, (b) Metode ini
kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena
membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk
kata-kata tertentu. (c) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru
dan siswa yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, (d)
Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan
memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan.
Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai
perkembangan emosional sosial secara keseluruhan, (e) dalam beberapa ilmu, fasilitas yang
dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada, (f) Strategi ini mungkin tidak akan
memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan
telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya.
Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu
pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka
memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang
mereka miliki.
Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang dapat
menantang peserta didik untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran.
Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang
demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau
dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.
Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani(2004:39) yaitu:
(a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik, (b) Penetapan jawaban sementara atau
pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk
menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari
jawaban atau generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru.
Metode Discovery menurut Roestiyah (2001:20) adalah metode mengajar mempergunakan
teknik penemuan. Metode discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu
konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-
golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.
Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri,
guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated
learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan pembelajaran menggunakan metode
discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat
belajar sendiri.
Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar. Sehingga metode discovery menurut Roestiyah (2001:20) memiliki
keunggulan sebagai berikut: (a) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta panguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa,
(b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat
kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (c) Dapat meningkatkan kegairahan
belajar para siswa.
Metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) merupakan metode yang lebih menekankan pada
pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses
daripada hasil belajar.
Cara mengajar dengan metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) menempuh langkah-
langkah sebagai berikut: (a) Adanya masalah yang akan dipecahkan, (b) Sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif peserta didik, (c) Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta
didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas, (d) harus tersedia alat
dan bahan yang diperlukan, (e) Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan
terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, (f) Guru harus
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data, (g) Guru harus
memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang diperlukan peserta didik.

16. Metode Inquiry


Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang
telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang
aktif (Mulyasa , 2003:234).
Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang
peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring
peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan,
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru
berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan
menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry
menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual.
Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna
dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk
produktif, analitis , dan kritis. Macam Metode Pembelajaran.
Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu,
mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid
untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan
kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005:235).
Strategi pelaksanaan inquiry adalah: (1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan
terhadap materi yang akan diajarkan. (2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami
siswa. (3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin
membingungkan peserta didik. (4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari
sebelumnya. (5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang
dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu
masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok
mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau
membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok
didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan
dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan
akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila
masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.
Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif
mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka
belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan
pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat,
menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental yang lebih
tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry
dapat ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya
dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di
atas berarti siswa sedang melakukan inquiry.
Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu : (a) Dapat membentuk dan mengembangkan
konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan
lebih baik. (b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru. (c) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur,
obyektif, dan terbuka. (d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri. (e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. (f) Situasi pembelajaran lebih
menggairahkan. (g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. (h) Memberi
kebebasan siswa untuk belajar sendiri. (i) Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional. (j)
Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi.
Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan proses discovery yang
digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental yang lebih
tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.ebsite:

Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini :


1. Lesson Study
2. Examples Non Examples
3. Picture and Picture
4. Numbered Heads Together
5. Cooperative Script
6. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
7. Explicit Instruction (Pengajaran Langsung)
8. Inside – Outside – Circle (Lingkaran kecil – Lingkaran besar)
9. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
10. Student Facilitator and Explaining
11. Course Review Horay
12. Talking Stick
13. Bertukar Pasangan
14. Snowball Throwing
15. Artikulasi
16. Mind Mapping
17. Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
18. Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads)
19. Scramble
20. Word Square
21. Kartu Arisan
22. Concept Sentence
23. Make – A Match (Mencari Pasangan)
24. Take and Give
25. Tebak Kata
26. Metode Diskusi
27. Metode Jigsaw
28. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
29. Metode Inquiry
30. Metode Debat
31. Metode Role Playing
32. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
33. Metode Team Games Tournament (TGT)
1. Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembankan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut
Jugyokenkyuu. Istilah ‘lesson study’ sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang
dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a. Perencanaan.
b. Praktek mengajar.
c. Observasi.
d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana
pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya.
Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan
rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama
mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini
merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk
pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya
kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode ‘lesson study’ sebagai berikut:
1. Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada
setiap tingkatan kelas.
2. Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
2. Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh
dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan /
menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada
kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin
dicapai.
7. Kesimpulan.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
3. Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan /
diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
1. Memakan banyak waktu.
2. Banyak siswa yang pasif.
4. Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian
dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama
mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
1. Setiap siswa menjadi siap semua.
2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
3. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
5. Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan
seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
1. Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
2. Setiap siswa mendapat peran.
3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
1. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua
orang tersebut).
6. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa,
peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan
membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan
baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
7. Explicit Instruction (Pengajaran Langsung)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Langkah-langkah:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3. Membimbing pelatihan.
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Kelebihan:
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2. Untuk mata pelajaran tertentu.
8. Inside – Outside – Circle (Lingkaran kecil – Lingkaran besar)
Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat dan teratur.
Langkah-langkah:
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap keluar.
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini
bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran
besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam sehingga masing-masing siswa mendapat
pasangan baru.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya.
Kelebihan:
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Kekurangan:
1. Membutuhkan ruang kelas yang besar.
2. Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau.
3. Rumit untuk dilakukan.
9. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping.
Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen.
2. Guru memberikan wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap
wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan / membacakan hasil kelompok.
5. Guru membuat kesimpulan bersama.
6. Penutup.
Kelebihan:
1. Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan:
Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil.
10. Student Facilitator and Explaining
Siswa / peserta mempresentasikan ide / pendapat pada rekan peserta lainnya.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi.
3. Memberikan kesempatan siswa / peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui
bagan / peta konsep maupun yang lainnya.
4. Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa.
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6. Penutup.
Kelebihan:
Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat mengeluarkan ide-ide yang ada di
pikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.
Kekurangan:
1. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
2. Banyak siswa yang kurang aktif.
11. Course Review Horay
Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan
nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak
horay.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi sesuai tpk.
3. Memberikan siswa tanya jawab.
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 / 16 / 25 sesuai dengan kebutuhan dan
tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing.
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya
disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang
(x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda v vertikal atau horisontal, atau diagonal harus segera berteriak
horay atau yel-yel lainnya.
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh.
8. Penutup.
Kelebihan:
1. Pembelajarannya menarik mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya.
2. Melatih kerjasama.
Kekurangan:
1. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.
2. Adanya peluang untuk curang.
12. Talking Stick
Metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya.
Langkah-langkah:
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat.
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/ paketnya.
3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya guru mempersilahkan siswa untuk menutup
bukunya.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan
siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian
besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
5. Guru memberikan kesimpulan.
6. Evaluasi.
7. Penutup.
Kelebihan:
1. Menguji kesiapan siswa.
2. Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
3. Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).
Kekurangan:
Membuat siswa senam jantung.
13. Bertukar Pasangan
Siswa berpasangan kemudian bergabung dengan pasangan lain dan bertukar pasangan untuk saling
menanyakan dan mengukuhkan jawaban masing-masing.
Langkah-langkah:
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa
menunjukkan pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap siswa yang berpasangan bergabung dengan satu pasangan lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan yang baru ini saling
menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
Kelebihan:
1. Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama, mempertahankan pendapat.
2. Semua siswa terlibat.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu yang lama.
2. Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing.
14. Snowball Throwing
Dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-
masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke
siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan
materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja
yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama
kurang lebih 5 menit.
6. Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7. Guru memberikan kesimpulan.
8. Evaluasi.
9. Penutup.
Kelebihan:
1. Melatih kesiapan siswa.
2. Saling memberikan pengetahuan.
Kekurangan:
1. Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.
2. Tidak efektif.
15. Artikulasi
Siswa membentuk kelompok berpasangan, kemudian seorang menceritakan materi yang disampaikan
oleh guru dan yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti peran.
Langkah-langkah:
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan
pasangannya mendengar sambil membuat catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga
kelompok lainnya.
5. Suruh siswa secara bergiliran/ diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6. Guru mengulangi / menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
7. Kesimpulan/ penutup.
Kelebihan:
1. Semua siswa terlibat (mendapat peran).
2. Melatih kesiapan siswa.
3. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
Kekurangan:
1. Untuk mata pelajaran tertentu.
2. Waktu yang dibutuhkan banyak.
3. Materi yang didapat sedikit.
16. Mind Mapping
Suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk
menemukan alternatif jawaban.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa , sebaiknya
permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-5 orang.
4. Tiap kelompok menginventarisasi/ mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
5. Tiap kelompok membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai
kebutuhan guru.
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai
konsep yang disediakan guru.
Kelebihan:
1. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
2. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
Kekurangan:
1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2. Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
17. Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai
mengerti.
Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu
menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling
membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
18. Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads)
Siswa dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat tugas berbeda dan nantinya
dapat bergabung dengan kelompok lain yang bernomor sama untuk bekerjasama.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap tugas yang berangkai.
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antarkelompok, siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan
bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini, siswa
dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerjasama mereka.
4. Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
5. Kesimpulan.
Kelebihan:
1. Setiap siswa menjadi siap semua.
2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
3. Dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lain.
Kekurangan:
1. Guru tidak mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Waktu yang dibutuhkan banyak.
19. Scramble
Metode pembelajaran dengan membagikan lembar kerja yang diisi siswa.
Langkah-langkah:
1. Guru menyajikan materi sesuai topik.
2. Membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.
Kelebihan:
1. Memudahkan mencari jawab.
2. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.
Kekurangan:
1. Siswa kurang berpikir kritis.
2. Bisa saja mencontek jawaban teman lain.
20. Word Square
Siswa diberikan lembar kegiatan kemudian menjawab soal dan mengarsir huruf dalam kotak sesuai
jawaban.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi.
2. Guru membagikan lembar kegiatan sesuai contoh.
3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban.
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
Kelebihan:
1. Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
2. Melatih untuk berdisiplin.
Kekurangan:
1. Mematikan kreatifitas siswa.
2. Siswa tinggal menerima bahan mentah.
21. Kartu Arisan
Siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam gelas kemudian siswa
yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahulu.
Langkah-langkah:
1. Bentuk kelompok orang secara heterogen.
2. Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan ke
dalam gelas.
3. Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh diberikan agar dijawab
oleh siswa yang memegang kartu jawaban.
4. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya.
5. Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok
merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya.
Kelebihan:
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
Kekurangan:
1. Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
2. Nilai tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain.
22. Concept Sentence
Siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi
yang disajikan.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan tujuan.
2. Guru menyajikan materi secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen.
4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ tpk yang disajikan.
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap
kalimat.
6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru.
7. Kesimpulan.
Kelebihan:
1. Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
2. Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
Kekurangan:
1. Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
2. Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.
23. Make – A Match (Mencari Pasangan)
Siswa disuruh untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban / soal sebelum batas waktunya,
yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Langkah-langkah:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi
review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
Demikian seterusnya.
7. Kesimpulan.
8. Penutup.
Kelebihan:
Melatih untuk ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan.
Kekurangan:
Waktu yang cepat, kurang konsentrasi.
24. Take and Give
Siswa diberi kartu untuk dihapal sebentar kemudian mencari pasangan untuk saling menginformasikan,
selanjutnya siswa diberi pertanyaan sesuai dengan kartunya.
Langkah-langkah:
1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya.
2. Jelaskan materi sesuai topik menit.
3. Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari
(dihapal) kurang lebih 5 menit.
4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai
kartu masing-masing. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu control.
5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing.
6. Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu
orang lain).
7. Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai keadaan.
8. Kesimpulan.
Kelebihan:
Dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat.
Kekurangan:
Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
25. Tebak Kata
Metode ini menggunakan kartu yaitu kartu ukuran 10 x 10 cm dan diidi ciri-ciri kata lainnya yang
mengarah pada jawaban, yang kedua kartu ukuran 5 x 2 cm untuk menulis kata / istilah yang mau
ditebak.
Langkah-langkah:
1. Jelaskan materi menit.
2. Suruh siswa berdiri di depan kelas dan berpasangan.
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya.
Seorang siswa lainnya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian
ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis di dalamnya
sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud pada kartu 10 x 10cm. Jawab yang tepat bila
sesuai dengan isi kartu yang ditempel di dahi.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila
belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan
langsung memberi jawabannya.
Kelebihan:
Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
Kekurangan:
Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu terbatas.
26. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau
pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai
atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
a. memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
b. memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
c. mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
d. membantu siswa belajar berpikir secara kritis
e. membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
f. membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari
pelajaran sekolah
g. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
a. Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa
untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
b. Guru menjelaskan tujuan diskusi.
c. Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang
didiskusikan.
d. Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat.
e. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa
yang sedang dikemukakan.
f. Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang
menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
g. Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
h. Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa
tidak menyadari pendapat yang salah.
i. Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
j. Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
a. Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik
kepada kelas.
b. Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan
lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan.
c. Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan
bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
d. Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru
dikemukakan.
e. Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau
kelompok lain.
f. Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
g. Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun
bertentangan.
h. Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
i. Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
j. Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat
yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
a. Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber
data.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
d. Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
e. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang
pendapat teman-temannya.
f. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan
yang akan atau telah diambil.
g. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin
bertentangan sama sekali.
h. Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
i. Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga
menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
j. Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan
pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
a. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang
dapat didiskusikan.
b. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
c. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
d. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena
menunggu siswa mengemukakan pendapat.
e. Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara.
Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
f. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri
lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan,
lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
27. Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-
komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang
terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap
komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok
yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang
terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi
ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada
anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing
sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada
temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung
jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan
demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
28. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit
untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan,
baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini
menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi
kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa
dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan
berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin
dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian
menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi
mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan
lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang
berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi
kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang
konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus
melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa
untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara
terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan
merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari
agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik
tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas
sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau
keduanya.
29. Metode Inquiry
Metode ini menekankan pada penemuan dan pemecahan masalah secara berkelanjutan. Kelebihan
metode ini mendorong siswa berpikir secara ilmiah, kreatif, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif
sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka. Kelemahannya memerlukan waktu yang cukup
lama, tidak semua materi pelajaran mengandung masalah, memerlukan perencanaan yang teratur dan
matang, dan tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.
30. Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi
ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya,
siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan
perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua
posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang
penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat
dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap
model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika
mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas.
Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam
keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran
siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-
macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer),
pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses
belajar.
31. Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih
dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
1. Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan
kemampuannya dalam bekerjasama.
2. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
3. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang
berbeda.
4. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan
permainan.
5. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
32. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan
masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat.
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
a. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat
laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan
kejadian atau konsep tersebut.
b. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
33. Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang
mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan
pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini
siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan
membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game
akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi
akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi
bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja
dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat
siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang
nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan
presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi
siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I,
tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat
atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super
Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good
Team” apabila rata-ratanya 30-40.
Dunia guru kembali mendapat perhatian dari instansi pendidikan terkait. Kemarin (28/6)
Universitas Kanjuruhan Malang menggelar seminar Internasional dengan tema Mendesain
Pembelajaran Berkualitas dunia

yang diikuti oleh lebih dari 1500 peserta.

Dalam acara tersebut hadir beberapa keynote speaker, antara lain Adi W. Gunawan, Frank
Beimers (Praktisi pendidikan asal Kanada), Rasiyo (Sekertaris Daerah Provinsi Jatim), dan juga
Bambang Warsito (Pembantu Rektor 4 Universitas Kanjuruhan Malang).
Dalam acara yang dihadiri oleh para guru, mahasiswa, dan juga kalangan umum tersebut
dikenalkan metode pembelajaran baru yang baru pertama kalinya diperkenalkan di Indonesia.
Sekdaprov Jatim, Rasiyo yang hadir dalam acara itu berpesan kepada para guru agar tidak
sekedar memburu sertifikasi, tetapi mereka juga harus meningkatkan kualifikasinya. Karena,
menurut mantan kadiknas Jatim ini, 70 persen guru di Jatim masih belum memenuhi kualifikasi.
“Masih banyak yang belum sarjana,” tegas dia. Padahal, syarat untuk menjadi guru saat ini
adalah berpendidikan sarjana.

Whole Brain Teaching adalah metode pembelajaran yang dikenalkan di Amerika utara sejak
1999. Konsep tersebut mengajarkan metode pembelajaran dengan cara mengenali prinsip belajar
anak didik yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu Visual, Verbal, dan Body/Kinestetic.

Strategi inti dari Whole Brain Teaching adalah bagaimana cara menarik perhatian audience
dalam hal ini adalah anak didik sehingga mereka lebih terfokus pada materi yang diberikan guru.
“Harus ada interaksi, karena metode pembelajaran yang ada selama ini cenderung menimbulkan
kebosanan pada murid,” ujar Frank saat ditemui Malang Post usai acara.
Frank mencontohkan, untuk menarik perhatian murid guru bisa memberikan sahutan atau sapaan
sederhana yang harus di jawab oleh murid. “Like we said Class..then our audience says Yes.
Then we got they attention,” tegas pria asal Kanada yang telah keliling Asia untuk mengenalkan
metodenya tersebut.
Ditempat terpisah, Rektor Universitas Kanjuruhan Malang, Drs. H. Moch. Amir Sutedjo, SH,
M.Pd mengatakan bahwa standart sekolah internasional harus dimulai dari penguasaan bahasa
inggris, sebab penguasaan bahasa asing akan membuka peluang untuk memperluas wawasan
pengetahuan yang akan berdampak pada peningkatan kualitas output tenaga pendidik dari
Universitas Kanjuruhan Malang.
Salah satu langkah yang ditempuh oleh universitas pencetak tenaga guru itu adalah dengan
memberikan mata kuliah bahasa inggris secara berkesinambungan. “Jika dulu hanya diberikan di
semester satu dan dua, kini sudah diterapkan hingga semester akhir, sehingga penggunaan bahasa
Inggris itu bisa lebih konsisten dan berkesinambungan,” tegasnya.
Seminar tersebut rencananya akan dihadiri oleh Menkominfo Muhammad Nuh, namun, hingga
acara dimulai, menteri kelahiran Surabaya itu tidak nampak dalam ruangan. “Pak Nuh ada
urusan mendadak, sehingga tidak bisa datang. Dari Sidoarjo dia langsung ke Surabaya, tidak jadi
kesini,” tukas ketua panitia sekaligus pembantu rektor Universitas kanjuruhan Malang, Dr. H.
Bambang Warsito, M.Si. (mp)

Macam-Macam Model Pembelajaran Terbaru


Pembelajaran merupakan suatu cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan
guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Berikut ini adalah macam-macam model
pembelajaran yang terbaru:

# MODEL CERAMAH

Adalah sebuah model pembelajaran dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara
lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Model pembelajaran
ini bisa dikatakan sebagai model pembelajaran yang paling ekonomis dalam menyampaikan
informasi serta paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur

# MODEL DISKUSI

Model pembelajaran diskusi merupakan model pembelajaran yang sangat berkaitan dengan
pemecahan masalah. Model pembelajaran ini sering disebut sebagai diskusi kelompok dan
resitasi/pelafalan bersama

# MODEL DEMONSTRASI

Adalah model pembelajaran dengan cara memperagakan benda, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan

# MODEL CERAMAH PLUS


Model pembelajaran ceramah plus adalah model pembelajaran yang menggunakan lebih dari
satu model, yakni model ceramah yang dikombinasikan dengan model yang lain. Terdapat 3
jenis model pembelajaran ceramah plus, yaitu: model ceramah plus tanya jawab dan tugas,
model ceramah plus diskusi dan tugas, dan model ceramah plus demosntrasi dan latihan

# MODEL RESITASI

Model pembelajaran resitasi adalah suatu model pembelajaran yang mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri

# MODEL EKSPERIMENTAL

Sering juga disebut sebagai model pembelajaran percobaan. Model pembelajaran ini merupakan
model pembelajaran dengan metode pemberian kesempatan kepada para peserta didik
perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Model
pembelajaran ini menggunakan alat tertentu dan dilakukan lebih dari 1x

# MODEL TEILEREN

Merupakan model pembelajaran dengan cara memberikan materi secara bertahap/sebagian-


sebagian. Misalnya paragraf per paragraf kemudian dilanjutkan lagi dengan paragraf lainnya
yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya

# MODEL GLOBAL (GANZE MODEL)

Merupakan suatu model pembelajaran dengan meminta peserta didik membaca keseluruhan
materi kemudian membuat resume atau kesimpulan dari apa yang mereka baca

Pencarian Terbaru (100)

Model pembelajaran. Model pembelajaran terbaru. Macam macam model pembelajaran. Macam
macam metode pembelajaran. Macam macam strategi pembelajaran. Metode pembelajaran
terbaru. Model model pembelajaran terbaru.

Model pembelajaran matematika terbaru. Macam macam model pembelajaran kooperatif.


Macam macam metode pembelajaran terbaru. Macam model pembelajaran. Jenis jenis model
pembelajaran. Macam macam pendekatan pembelajaran. Jenis model pembelajaran.

Macam macam model pembelajaran terbaru. Model model pembelajaran. Macam macam
pembelajaran kooperatif. Macam macam metode pembelajaran kooperatif. Jenis jenis metode
pembelajaran. Macam strategi pembelajaran. Macam macam pembelajaran.
Jenis jenis pendekatan pembelajaran. Macam macam metode mengajar. Macam macam metode
pembelajaran matematika. Jenis jenis pembelajaran. Model pembelajaran baru. Model
pembelajaran kooperatif terbaru. Strategi pembelajaran terbaru.

Macam macam pendekatan pembelajaran matematika. Metode pembelajaran baru. Macam


macam teknik pembelajaran. Macam macam metode pembelajaran matematika terbaru. Macam
macam model model pembelajaran. Macam macam strategi pembelajaran matematika. Macam
macam media pembelajaran.

Macam macam metode pengajaran. Jenis jenis model pembelajaran kooperatif. Macam metode
pembelajaran. Metode metode pembelajaran terbaru. Macam model pembelajaran kooperatif.
Jenis model pembelajaran kooperatif. Macam macam model.

Jenis pembelajaran. Metode pembelajaran terbaru 2011. Model pembelajaran resitasi. Macam
macam metode belajar. Metode belajar terbaru. Macam pendekatan pembelajaran. Macam
macam metode kooperatif.

Ilmu pengetahuan. Macam macam surat. Macam macam model pembelajaran matematika
terbaru. Jenis jenis metode pembelajaran kooperatif. Metode pengajaran terbaru. Model
pembelajaran terkini. Macam2 model pembelajaran.

Model pembelajaran ceramah. Model model pembelajaran baru. Model pembelajaran adalah.
Macam macam metode pembelajaran inovatif. Macam macam model pembelajaran kooperatif
terbaru. Model pembelajaran yang baru. Jenis pendekatan pembelajaran.

Jenis jenis strategi pembelajaran. Pengetahuan matematika terbaru. Model pembelajaran yang
terbaru. Jenis metode pembelajaran terbaru. Metode mengajar terbaru. Jenis model model
pembelajaran. Macam macam pembelajaran inovatif.

Macam model model pembelajaran. Jenis strategi pembelajaran. Pembelajaran terbaru. Makalah
pendekatan pembelajaran. Macam metode pembelajaran kooperatif. Model strategi belajar
mengajar. Model model pembelajaran kooperatif terbaru.

Metode pembelajaran yang terbaru. Macam macam metode belajar mengajar. Macam macam
belajar. Macam macammodel pembelajaran. Modelpembelajaran. Jenis jenis metode
pembelajaran matematika. Macam macam ilmu.

Macam macam strategi pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran terkini. Model


pembelajaran diskusi. Ilmu pengetahuan terbaru. Strategi pembelajaran matematika terbaru.
Model model diskusi. Macam macam strategi pembelajaran terbaru.

Carapedia.com/macam macam pembelajaran. Macam metode pembelajaran matematika. Jenis


model pembelajaran matematika. Jenis jenis model pembelajaran matematika. Vidio model
pembelajaran. Mode model pembelajaran. Teknik pembelajaran terbaru.

Model model pembelajaran yang terbaru. Video model model pembelajaran.


Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan setiap pokok bahasan dipengaruhi
oleh berbagai faktor, diantaranya: peserta didik, tujuan yang akan dicapai, situasi pembelajaran,
fasilitas yang tersedia dan guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah
model pembelajaran inkuiri

Model Pembelajaran inkuiri adalah model penemuan yang dirancang guru sesuai kemampuan
dan tingkat perkembangan intelektual peserta didik, mengurangi ketergantungan kepada guru
dan memberi pengalaman seumur hidup. Penemuan sering dikaitkan dengan inkuiri. Penemuan
boleh diartikan sebagai proses mental mengasimilasikan konsep dan prinsip. Penemuan berlaku
apabila seseorang itu menggunakan proses mental dalam usaha mendapatkan satu konsep atau
prinsip.

Model pembelajaran inkuiri menggunakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan proses


penelitian. penelitian ini didorong oleh pertanyaan demi pertanyaan dan membuat penemuan
dalam usaha mencari kefahaman atau jawaban yang baru. Model pembelajaran inkuiri ini
didorong oleh sifat ingin tahu dan keinginan memahami sesuatu ataupun menyelesaikan masalah.
Proses model pembelajaran inkuiri ini bermula dari satu perhatian dan minat atas sesuatu yang
menarik dan seterusnya akan muncul banyak pertanyaan atas minat tersebut. Fenomena yang
diperhatikan biasanya tidak mempunyai kaitan dengan pengalaman maupun pemahaman dari
para siswa. Sifat ingin tahu seterusnya merangsang tindakan untuk melakukan penelitian,
pertanyaan, ramalan, hipotesa, dan konsep awal.

Pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri. Inkuiri. Model


pembelajaran inquiry. Metode pembelajaran inkuiri. Pengertian inkuiri.

Pendekatan inkuiri. Perbezaan pendekatan inkuiri dan masteri. Model pembelajaran inquiri.
Pendekatan inkuiri dan masteri. Pengertian model pembelajaran inkuiri. Perbezaan di antara
prinsip pengajaran pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri atau masteri. Model
inkuiri.

Perbezaan inkuiri dan masteri. Pembelajaran inquiri. Pembelajaran inquiry. Pengertian


pendekatan pembelajaran. Prinsip pendekatan inkuiri. Makalah model pembelajaran inkuiri.
Definisi inkuiri.

Inkuiri adalah. Metode pembelajaran inquiry. Pendekatan pembelajaran terbaru. Video model
pembelajaran. Metode pembelajaran inquiri. Contoh model pembelajaran inkuiri. Pengertian
pembelajaran inkuiri.

Definisi pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri atau masteri. Perbezaan prinsip pendekatan
inkuiri dan masteri. Prinsip pengajaran pembelajaran pendekatan inkuiri. Pengertian inquiri.
Perbezaan antara pendekatan inkuiri dan masteri. Perbezaan pembelajaran inkuiri dan masteri.

Pendekatan pembelajaran inkuiri. Prinsip pembelajaran inkuiri. Definisi model pembelajaran.


Makalah metode pembelajaran inkuiri. Perbezaan di antara pendekatan inkuiri dan masteri.
Maksud pendekatan inkuiri. Pendekatan dan model pembelajaran.

Contoh pembelajaran inkuiri. Perbezaan pendekatan masteri dan inkuiri. Pengertian pendekatan
inkuiri. Pembelajaran masteri dan inkuiri. Maksud inkuiri. Pendekatan masteri dan pendekatan
inkuiri. Model pembelajaran inkuiri adalah.

Inkuiri dan masteri. Model model pembelajaran inkuiri. Perbezaan prinsip inkuiri dan masteri.
Perbezaan pendekatan inkuiri dengan masteri. Definisi model. Model inquiri. Makalah inkuiri.

Pembelajaran inkuiri dan masteri. Prinsip pengajaran pembelajaran yang menggunakan


pendekatan inkuiri atau masteri. Perbezaan pembelajaran masteri dan inkuiri. Pengajaran inkuiri.
Pengertian model inkuiri. Maksud pembelajaran inkuiri. Definisi pembelajaran inkuiri.

Perbezaan pengajaran inkuiri dan masteri. Perbezaan pendekatan inkuiri atau masteri. Definisi
pendekatan pembelajaran. Definisi pendekatan inkuiri dan penemuan. Macam macam model
pembelajaran inkuiri. Makalah pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri penemuan.
Pendekatan inquiri. Perbezaan antara pendekatan inkuiri atau masteri. Prinsip pengajaran
pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri. Pengertian model pembelajaran inquiry.
Prinsip pendekatan masteri. Pengertian pembelajaran inquiry. Definisi model pembelajaran
inkuiri.

Perbezaan antara inkuiri dan masteri. Prinsip inkuiri. Contoh pendekatan inkuiri. Konsep
pembelajaran inkuiri. Perbezaan prinsip pengajaran pembelajaran pendekatan inkuiri atau
masteri. Macam macam inkuiri. Definisi inkuiri penemuan.

Penerapan model pembelajaran inkuiri. Arti inquiri. Model pendekatan pembelajaran. Pengertian
pembelajaran inquiri. Makalah model pembelajaran inquiry. Pendekatan masteri dan inkuiri.
Perbezaan pendekatan masteri dengan inkuiri.

Perbezaan prinsip pembelajaran inkuiri dan masteri. Pengertian model pembelajaran inquiri.
Prinsip pengajaran inkuiri. Model pembelajaran inquiry adalah. Inkuiri penemuan. Pengertian
metode pembelajaran inquiry. Contoh pembelajaran inquiry.

Pembelajaran inkuiri adalah. Model penemuan.

Model Pembelajaran Inovatif


Model pembelajaran inovatif merupakan salah satu model pembelajaran yang patut
dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam lingkungan keluarga. Model
pembelajaran inovatif ini berciri antisipasi dan partisipasi, menyeimbangkan antara kegiatan
penyadaran dengan kegiatan pemberdayaan,antara pembentukan otonomi dengan pembentukan
integrasi setiap anak.

Beberapa model pembelajaran inovatif telah dikembangkan untuk memacu siswa berperan aktif
dalam setiap pembelajaran. Siswa diharapkan mampu dan mau meberikan pendapatnya. Model
pembelajaran inovatif menuntut siswa untuk terlibat saling tukar pikiran, berkolaborasi dan
berkomunikasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sehingga diharapkan siswa
mampu mngembangkan kemampuan komunikasi mereka.

Salah satu contoh penerapan model pembelajaran inovatif adalah dengan cara membuat cerita
digital dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendapatkan ketrampilan , kreativitas dan daya cipta, kecerdasan ganda, pemikiran tingkat
tinggi, literasi informasi, literasi visual, literasi suara, literasi teknologi, berkomunikasi efektif,
bekerja dalam tim dan berkolaborasi serta memperkuat pemahaman.

Berbagai skenario kegiatan dapat kita rancang untuk membawa penceritaan digital ini ke dalam
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar. Penceritaan digital ini juga tidak sekedar cocok untuk
pelajaran seni rupa atau bahasa saja. Namun dapat diintegrasikan dala mata pelajaran umum
ataupun tematis. Guru dapat mengajak siswa membuat presentasi multimedia yang menjelaskan
tentang kondisi ekonomi di lingkungan sekitarnya atau bisa juga meminta siswa untuk membuat
cerita bergambar tentang apa yang mereka ketahui tentang pemanasan global, atau bahakan
membuat video iklan layanan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Pencarian Terbaru (100)

Model pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif. Model model pembelajaran inovatif.


Metode pembelajaran inovatif. Inovasi pembelajaran. Pengertian inovatif. Contoh model
pembelajaran.

Makalah model model pembelajaran. Macam macam model pembelajaran inovatif. Model
pembelajaran inovatif terbaru. Inovatif. Inovatif adalah. Pengertian model pembelajaran inovatif.
Pengertian inovasi pembelajaran.

Pengertian pembelajaran inovatif. Pengertian model pembelajaran. Contoh pembelajaran


inovatif. Artikel model pembelajaran. Contoh inovasi pembelajaran. Contoh inovasi. Makalah
inovasi pembelajaran.
Makalah model pembelajaran inovatif. Metode pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran
inovatif adalah. Artikel pembelajaran inovatif. Inovasi belajar. Makalah pembelajaran inovatif.
Belajar inovatif.

Definisi inovatif. Contoh inovatif. Model pembelajaran yang inovatif. Contoh model model
pembelajaran. Contoh model pembelajaran inovatif. Definisi inovasi. Pengertian teknik
pembelajaran.

Inovasi model pembelajaran. Macam model pembelajaran inovatif. Pembelajaran yang inovatif.
Model pembelajaran seni rupa. Pengertian inovasi. Pengertian belajar terbaru. Inovasi
pengertian.

Metode pembelajaran seni budaya. Model pembelajaran inovatif adalah. Makalah metode
pembelajaran inovatif. Pengertian inovatif menurut para ahli. Karya handmade global tv.
Pengertian inovatif adalah. Pembelajaran inovasi.

Contoh pembelajaran yang inovatif. Model model pembelajaran yang inovatif. Metode belajar
inovatif. Artikel inovasi pembelajaran. Inovasi metode pembelajaran. Contoh makalah model
pembelajaran. Model model pembelajaran seni budaya.

Metode metode pembelajaran inovatif. Makalah macam macam model pembelajaran. Contoh
metode pembelajaran inovatif. Pentingnya metode pembelajaran inovatif. Pendekatan
pembelajaran inovatif. Definisi model pembelajaran inovatif. Pengajaran inovatif.

Contoh makalah model model pembelajaran. Handmade global tv. Manfaat pembelajaran
inovatif. Metode inovatif. Model inovasi pembelajaran. Artikel metode pembelajaran inovatif.
Makalah model pembelajaran.

Model pembelajaran inovasi. Pengertian metode pembelajaran inovatif. Macam macam inovasi
pembelajaran. Contoh makalah pembelajaran inovatif. Artikel model pembelajaran inovatif.
Metode inovatif pembelajaran. Contoh contoh model pembelajaran.

Pengertian metode inovatif. Makalah model model pembelajaran inovatif. Definisi inovatif
menurut para ahli. Contoh inovasi dalam pembelajaran. Teknik pembelajaran inovatif. Teknik
belajar inovatif. Belajar dan pembelajaran seni rupa.

Model model belajar inovatif. Pengertian model model pembelajaran. Inovasi mengajar. Tujuan
pembelajaran inovatif. Penerapan model pembelajaran inovatif. Model inovatif. Model
pembelajaran inofatif.

Inovatif pembelajaran. Definisi model model pembelajaran. Contoh contoh inovasi. Inovasi
pembelajaran terbaru. Pengertian pola pembelajaran. Definisi pembelajaran inovatif. Makalah
inovatif.

Cara belajar inovatif. Metode pembelajaran inovasi.


The mediocre teacher tells,
The good teacher explains,
The superior teacher demonstrates,
THE GREAT TEACHER INSPIRES !"
(William Arthur Ward)

Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di
dunia? Jawabnya adalah: Finlandia. Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki
tersebut,memang luar biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia.

Peringkat satu dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang
komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA, mengukur kemampuan siswa di bidang Sains,
Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi
juga unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Ringkasnya, Finlandia berhasil
membuat semua siswanya cerdas! Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi negara
dengan kualitas pendidikan nomor satu dunia?

Finlandia tidaklah mengenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR
tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes.
Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan
negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu
hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finnlandia, yang
siswanya menghabiskan 50 jam per minggu.

Lalu apa kuncinya?

Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru!

Guru-guru Finlandia boleh adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik
pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah terlalu
besar. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di
sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Tingkat persaingan
lebih ketat dibandingkan masuk ke fakultas bergengsi lain seperti fakultas hukum atau
kedokteran! Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya hanya memiliki kualitas seadanya
dan merupakan hasil didikan perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula.

Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan pelatihan guru yang berkualitas, tak salah
jika mereka menjadi guru-guru dengan kualitas luarbiasa. Dengan kualifikasi dan kompetensi
tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan
kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-
negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting
bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian dan test itulah yang menghancurkan
tujuan belajar siswa. Terlalu banyak test membuat guru cenderung mengajar siswa hanya untuk
lolos ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang
tidak bisa diukur dengan ujian. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui
kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa
belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD
Poikkilaakso, Finlandia. Kalau siswa bertanggungjawab, mereka guru bekeja lebih bebas karena
tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan
berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika
mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Kita tidak belajar apa-apa kalau kita
hanya menuliskan apa yang dikatakan oleh guru.

Di Finlandia guru tidak mengajar dengan metode ceramah. Suasana sekolah sangat santai dan
fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi
tidak menyenangkan. Siswa yang lambat mendapat dukungan secara intensif baik oleh guru
maupun siswa lain. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA,
sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaannya antara siswa yang berprestasi baik dan
yang buruk.

Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk
memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar danprilaku siswa
membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus
dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa
buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang
penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita
mengatakan "Kamu salah" pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika
mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan
melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai
sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap
siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking-rankingan hanya
membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di
kelasnya.

Kehebatan dan keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi
guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab
pribadi. Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, kata seorang guru, maka itu berarti ada
yang tidak beres dengan pengajaran saya!

Itu benar-benar ucapan guru yang sangat bertanggungjawab

- See more at: http://biologimediacentre.com/finlandia-negara-dengan-kualitas-pendidikan-


terbaik-di-dunia/#sthash.Kco40hs4.dpuf

www.childrenofbali.org

Anda mungkin juga menyukai