PROPOSAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
oleh
Dian Apriliani
NIM 857498876
JURUSAN PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
2022
2
BAB I PENDAHULUAN
dapat menyesuaikan dengan lingkungan, Belajar adalah proses mental dan emosional
atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila ia dan
perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang
lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu).
tersebut, sekalipun dia berkebutuhan khusus dia berhak mendapat pendidikan. Seiring
Saat belajar anak tentu perlu mempunyai kemampuan sensori yang baik, salah
satunya kemampuan menulis. Beberapa anak berkebutuhan khusus ada yang kesulitan
dalam melakukan kegiatan tersebut. Oleh sebab itu, untuk membantu menstimulus sel
sensorinya, maka perlu diberikan terapi khusus agar perkembangan sensori anak
semakin baik.
antaranya ada anak berkebutuhan khusus. Agar semua siswa mendapat pengalaman
yang bisa menarik perhatian anak dan bisa menumbuhkan minat anak untuk belajar.
3
Anak berkebutuhan khusus ini, memerlukan pendampingan khusus. Oleh karena itu
mampu untuk menulis disebabkan oleh keadaan siswa yang membutuhkan terapi
sensori. Faktor lainnya yang mempengaruhi yaitu kurangnya semangat belajar dan
emosi siswa yang terkadang masih meluap-luap menjadi salah satu faktor siswa
tersebut otot sensorinya masih harus dilatih, terutama kemampuannya untuk menulis.
membutuhkan metode pembelajaran yang bisa menjadi wadah sekaligus terapi untuk
siswa berkebutuhan khusus (Cerebral Palsi) ini. Metode yang akan peneliti gunakan
adalah metode Montessori. Metode ini diberikan untuk membantu menerapi bagian
sensori anak, agar siswa bisa mendapat keterampilan yang lebih baik.
tersebut secara teratur oleh guru, maka siswa dapat memperbaiki atau kemampuan
sensorinya bisa berkembang lebih baik lagi. Focus utama dalam metode Montessori
Sesuai dengan namanya Montessori, metode ini pertama kali dikembangkan oleh
dokter sekaligus pendidik asal Italia bernama Dr. Maria Montessori pada tahun 1900.
Ciri dari metode montessori yaitu membebaskan anak untuk memilih apa yang ingin
4
mereka pelajari sesuai dengan tujuan dari metode montessori itu sendiri, yaitu agar
berdasarkan rentan usia yang sesuai. Di samping itu, montessori dapat diterapkan di
sekolah maupun di rumah. Metode montessori juga meyakini bahwa setiap anak
memiliki kelebihan serta bakatnya masing-masing. Selain itu, metode ini lebih
tindakan kelas. Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui adakah pengaruh
B. Rumusan Masalah
yaitu “Apakah ada pengaruh metode Montessori terhadap perbaikan sensori anak
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
1. Secara Teoretis
yang sudah ada terutama teori penerapan metode Montessori dalam perkembangan
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih percaya diri dalam proses
pembelajaran.
semakin baik
b. Bagi Guru
Montessori sebagai upaya untuk memberikan stimulus atau terapi kepada anak
berkebutuhan khusus.
6
c. Bagi Sekolah
A. Kajian Teoretis
1. Metode Montessori
pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr.Maria
Montessori. Maria Montessori diakui sebagai salah satu pendidik besar. Kisah
hidupnya merupakan kisah yang luar biasa, kisah seorang perempuan yang
yang menghalangi kebebasan kaum perempuan untuk masuk ke dalam karier baru.
dengan pemandangan Laut Adriatik, di provinsi Ancona Italia. Dia adalah anak
tembakau milik Negara; dan Renilde Stoppani, perempuan berpendidikan dari sebuah
keluarga terpandang. Masa kecil Maria Montessori tetap di kota kelahirannya. Pada
masa itu di daerah semenanjung Italia dikuasai oleh Prancis dan Australia, pada
akhirnya terjalin persatuan di Italia serta berhasil terbebas dari Australia. Pada
belum mengalami perubahan yang signifikan untuk menjadi 11 Negara yang lebih
baik. Kondisi Negara yang seperti itu tidak memberikan pengaruh banyak pada
8
dan disiplin sehingga Montessori pun mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap
sebuah sekolah percontohan dan sebuah institut pelatihan bagi para direktris. Salah
satu ciri pendekatan Montessori dalam Pendidikan pengajar adalah bahwa metode
Montessori harus dipelajari dan digunakan tanpa penyimpangan dari bentuk yang asli.
berikut ini.
1. Tahap Pertama
Tahap pertama berlangsung sejak bayi baru lahir hingga anak usia 6 tahun. Pada usia
0-3 tahun, program berfokus pada pengembangan bicara, koordinasi gerakan, dan
kemandirian. Sementara pada usia 3-6 tahun, program berfokus pada latihan
matematika.
2. Tahap Kedua
Tahap kedua berlangsung pada rentan usia 6-12 tahun. Pada usia ini,
program pendidikan fokus pada pemahaman mengenai alam semesta dan aspek
9
budaya, yang meliputi geografi, biologi, sejarah, bahasa, matematika, sains, musik,
dan seni.
3. Tahap Ketiga
Tahap ketiga berlangsung antara usia 12-18 tahun. Pada usia ini, program
4. Tahap Keempat
Tahap keempat yaitu rentan usia 18-24 tahun yang mana pada umur tersebut
Melatih keteraturan
Penekanan pada peace education, yaitu kemampuan anak dalam mengatasi konflik
dan masalahnya sendiri tanpa kekerasan dan melalui cara yang kreatif
Dalam lingkungan yang siap, materi dan aktivitas tertentu mendukung tiga
area dasar keterlibatan anak: kehidupan praktis atau pendidikan motorik, materi
sensorik untuk pelatihan indera, dan materi akademik untuk pengajaran menulis,
1) Kehidupan praktis
seperti berjalan dari satu tempat ketempat lain dalam sikap yang tertib, membawa
perawatan diri, dan melakukan aktivitas praktis lain. Sebagai contoh, “bingkai
Filosofi aktivitas semacam ini adalah membuat anak tidak tergantung pada orang
11
dewasa dan mengembangkan konsentrasi. Aktivitas berbasis air memiliki peran besar
dalam metode Montessori. Anak diajari menggosok, mencuci, dan menuang sebagai
yang detail. Pendidikan Montessori juga meyakini bahwa konsentrasi dan keterlibatan
diajarkan melalui empat tipe latihan yang berbeda. Kepedulian orang melibatkan
kesopanan. Tipe latihan keempat yaitu analisis dan kontrol gerakan yang meliputi
2) Materi sensorik
Bagi banyak pendidik anak usia dini, inti program Montessori yang
anak. Banyak materi ini dirancang untuk melatih dan menggunakan indera guna
baik dan tahan lama. Materi sensorik mencakup batang dan kubus berwarna cerah
serta huruf amplas. Salah satu tujuan materi sensorik ini adalah melatih indera anak
agar berfokus pada beberapa kualitas tertentu yang terlihat. Contohnya, dengan
batang merah, yaitu kualitas panjang; dengan kubus menara merah mudah, yaitu
rangsangan yang mereka terima. Oleh karena itu, materi sensorik membantu
membuat anak lebih mengenali kapasitas tubuh untuk menerima, menafsirkan, dan
didaktik, serta dirancang untuk mengejar dan membantu anak belajar. Materi sensorik
visual. Keterampilan ini berfungsi sebagai. Dasar bagi kesiapan membaca awal
umum. Kesiapan pembelajaran sangat ditekankan dalam program anak usia dini.
anak menyambut periode sensitive yaitu menulis dan membaca. Oleh karena itu,
a. Kontrol kesalahan
Materi dirancang agar anak, melalui pengamatan, dapat melihat apakah mereka
menggunakan balok menara merah mudah dengan urutan yang benar saat
Materi dirancang agar variabel lain tetap konstan kecuali kualitas tunggal yang
digunakan. Oleh karena itu, semua balok pada menara berwarna merah muda karena
c. Keterlibatan aktif
Materi mendorong keterlibatan aktif daripada sekadar proses pasif dengan cara
d. Daya tarik
Materi menarik, dengan warna dan proporsi yang memikat anak. Dengan demikian,
materi membantu memuaskan kebutuhan estetika anak yaitu keindahan dan daya
tarik.
menggunakan materi ini disajikan secara berurutan yang mendukung menulis sebagai
basis pembelajaran membaca. Membaca, oleh sebab itu, muncul setelah menulis.
Kedua proses diperkenalkan begitu bertahap, sehingga anak tidak pernah menyadari
mereka belajar, menulis dan membaca hingga suatu hari mereka menyadari sedang
Montessori yakin banyak anak siap menulis pada usia empat tahun.
Akibatnya, anak yang memasuki program Montessori pada usia tiga, telah melakukan
hampir semua latihan sensorik saat berusia empat tahun. Sudah lazim di kelas
Montessori, anak yang berusia empat dan lima tahun menulis dan membaca. Bahkan,
sebagai magnet untuk menarik perhatian publik dan orang tua (Morrison: 2012)
pendekatan yang berpusat pada anak. Berikut ini enam peran utama guru dalam
program Montessori:
4) Mengamati anak
2. Alat Peraga
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu
Mengajar, Nana Sudjana:99). Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan
adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, dan alat, serta evaluasi.
Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur
lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran
memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini pelajaran dapat
dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari
pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar
bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. Dalam proses
belajar-mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses
3. Cerebral Palsy
dan tonus otot atau postur tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan yang terjadi
pada otak yang belum matang dan berkembang, dan paling sering terjadi sebelum
lahir. Tanda dan gejala muncul selama masa bayi atau prasekolah. Secara umum,
yang berlebihan, kelenturan atau kelenturan anggota badan dan badan, postur yang
16
tidak biasa, gerakan yang tidak disengaja, berjalan tidak stabil, atau kombinasi dari
semuanya. Orang dengan cerebral palsy dapat mengalami masalah saat menelan dan
umumnya memiliki ketidakseimbangan otot mata, di mana mata tidak fokus pada
objek yang sama. Mereka juga telah mengurangi rentang gerak di berbagai sendi
Beberapa orang dengan cerebral palsy bisa berjalan normal sementara yang lain
membutuhkan bantuan. Beberapa orang memiliki cacat intelektual, tetapi yang lain
tidak. Epilepsi, kebutaan atau tuli juga bisa terjadi. Cerebral palsy adalah gangguan
seumur hidup. Tidak ada obatnya, tetapi perawatan dapat membantu meningkatkan
fungsi tubuh.
athediot¸ataksia, tremor dan rigid. Pada kasus-kasus yang ringan, anak spastic bias
berjalan. Pada kasuskasus tingkat sedang, peserta didik spastik dalpat memegang
membengkokkan tangannya, dengan kaki yang diputar secara berhati hati paa lutut,
dan menghasilkan jalan gaya gunting. Adapun pada kasus-kasus tingkat berat mereka
memiliki pengendalian yang emah pada tubuhnya, tidak mampu duduk, berdiri atau
berjalan tanpa bantuan alat penguat. Cirri utama peseta didik ataksia, gerakannya
17
kurang kuat, berjalan dengan langkah yang penjang dan mudah jatuh, terkadang mata
tidak terkoordinasi serta gerakan mata tertegun-tegun (nystamus). Pada termor dan
karena adanya kelaian pada postural dengan akibat hambatan otot yang berlawanan.
dan belajr di kelas. Ketidakmampuan secara fisik motorik pada anak untuk
latihan dengan pola tertentu, peralatan-peralatan yang sesuai, dan fasilitas pendukung
lainnya. Selain itu, anak yang mempunyai hendaya kondisi fisik, juga mempunyai
keberbakatan tertentu.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki Oktaviani
Alwi Sarjana Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Penjumlahan Pada Murid Cerebral Palsy Kelas Dasar IV Di Slb Ypac Makassar.
18
Selain itu, penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
pendidikan khusus yang dirancang bagi anak-anak kecil. Selanjutnya metode khusus
dalam pembelajaran anak usia dini adalah the absorbent mind, the conscious mind,
walking, sensitivity to the social aspets of life, sensitivity to small object, sensitivity
learning through the senses), children want to learn, learning through play, stages of
C. Hipotesis Tindakan
berpendapat bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
19
terkumpul.
Kerangka Berpikir
dari masalah yang ingin diteliti dengan konsep satu terhadap konsep yang lainnya.
panjang lebar tentang apa yang akan dibahas. Kerangka ini merupakan ringkasan dari
tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti atau
kalau boleh dikatakan oleh peneliti merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang
kerangka konseptual ini, tujuan yang dilakukan oleh peneliti akan semakin jelas dan
tersusun secar asistematis. Proses teoris berkaitan dengan kegiatan untuk menjelaskan
suatu pengertian. Konsep tidak bisa diamatai, tidak bisa diukur secara langsung. Agar
bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel. Misalnya konsep ilmu
alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaiknya,
abstrak dan tidak segera dapat di mengerti. Seperti konsep tentang tingkah laku,
kecemasan, kenakalan remaja dan sebagainya. Oleh karna itu perlu kejelasan konsep
rangka menjelaskan variabel yang diteliti. Dimana kerangka ini dirumuskan untuk
empirik.
empirik dan antara hubungan dari berbagai proposis yang didasarkan pada
asumsi-asumsi tertentu baik yang akan diuji maupun yang telah diterima.
terfokus ke dalam bentuk ynag layak diuji dan akan memudahkan penyusunan
Guru Siswa
Pembelajaran
dideskripsikan bahwa anak usia SD merupakan sosok individu yang sedang menjalani
selanjutnya. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam
berbagai aspek sedang mengalami masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat
cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Dan untuk merangsang potensi
perkembangan yang dimiliki anak tersebut, maka setiap anak membutuhkan stimulus
pengasuhan dan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangan anak.
menunjukan pada pengenalan huruf dan penguasaan lambang fonem Yang dikenal
untuk memahami makna suatu kata atau kalimat sehingga dapat dikatakan
kemampuan membaca permulaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh anak pada
tahap awal.
dibutuhkan metode atau cara yang tepat yang mampu merangsang kemampuan anak.
perkembangan. Tujuan pokok yang hendak dicapai montessori adalah membuat anak-
Rencana Penelitian
a) Subjek Penelitian
berjumlah 12 orang, yang mana 1 di antara ke-12 anak tersebut ada anak ABK
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli semester
ganjil 2022/2023.
Prosedur Penelitian
25
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus.
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru selain itu diadakan diskusi antara guru
sebagai peneliti dengan para pengamat sebagai kolaborator dalam penelitian ini.
dan pengamat untuk menetapkan tindakan yang tepat dalam rangka mencari pengaruh
Karakter+ Alphabet .
belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan berpedoman pada refleksi
awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi :
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan tindakan
3) Observasi
berikut ini.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap observasi ini kegiataan yang dilaksanakan yaitu mengobservasi terhadap
dipersiapkan.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini kegiatanya Itu meliputi analisis data yang diperoleh melalui
demikian, guru akan dapat mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan
27
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan
JADWAL PENELITIAN
BULAN KE
KEGIATAN
I II III IV V
Kajian Lapangan
Kajian Teori
Pembuatan Proposal
Revisi Proposal
Pengajuan Proposal
Perizinan Penelitian
Penelitian
Pembuatan Laporan
Biaya Penelitian
3. Perjalanan 1.000.000
4 Lain-lain 500.000
JUMLAH 3.585.000
PERSONALIA PENELITIAN
Berikut beberapa tahapan penelitian yang dirujuk dari (Ching, 2005), yaitu :
1. Analisis
a. Survey
b. Dokumentasi
Karakter+ Alphabet.
29
c. Wawancara
Karakter + Alphabet.
d. Pengumpulan Data
Mengutip data yang terdapat pada buku, jurnal, karya ilmiah, serta blog
e. Analisis Data
peserta didik.
2. Sintesis
a. Konsep
tujuan apa yang akan dicapai melalui desain metode pembelajaran ini.
b. Desain
dapat memilih apa yang ingin mereka pelajari. Sehingga mampu meraih
3. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Jati Rinakri. 2018. Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.
http://eprints.unm.ac.id/22495/1/JURNAL%20KIKI%20OKTAVIANY
2022)
32
Montessori, Maria. Metode Montessori: Panduan Wajib untuk Guru dan Orangtua
Didik PAUD Pendidikan Anak usia Dini, Terj. Ahmad Lintang Lazuardi.
Morrison, George S. (2002). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Terj. Suci
Romadhona & Apri Widiastuti . Jakarta: PT Indeks.
Paramita, Vidya Dwina. (2019). Jatuh Hati Pada Montessori, Yogyakarta: Bentang
Pustaka.
33
LAMPIRAN-LAMPIRAN