Tentang
IMPLEMENTASI METODE MONTESSORI DALAM PENINGKATAN
KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI
Disusun Oleh:
Duwina (22306021056)
Efriani (22306021057)
Ningsih (22306021077)
Halimatussyadiah (22306021066)
Dosen Pembimbing
Swandra Rahayu, S.Pd. M.Pd
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi
perkembangan anak yang berkesinambungan. Pada usia 0-4 tahun perkembangan kecerdasan
anak mencapai 50%, pada usia 4-8 tahun berarti perkembangan kecerdasan anak mencapai 30%
dan pada usia 8-18 tahun perkembangan kecerdasan anak 20% .
Dengan demikian, masa keemasan dimulai pada masa kanak-kanak, di mana orang tua harus
merangsang perkembangan intelektual anak-anaknya agar dapat membentuk karakter baik.
Namun, karakter baik tidak akan terbentuk secara optimal jika tidak dirangsang pada masa usia
dini. Karakter yang dikembangkan pada anak usia dini adalah Mandiri.
Maria Montessori adalah sosok yang sangat terkenal di lingkungan pengasuhan anak dan dia
juga dikenal sebagai seorang filsuf tentang pengasuhan anak. Ketika menyebut nama Montessori,
orang akan langsung mengingat Taman Kanak-Kanak. Montessori adalah seorang dokter wanita
Italia pertama. Ia lahir di Chiaravalle, sebuah provinsi kecil di Ancona, Italia. Pada 1870
Reputasinya di bidang pendidikan anak dimulai setelah Montessori lulus dari sekolah
kedokteran.
Menurut Savitri (2019:34-37), Salah satu prinsip pendekatan Montessori yang berkaitan dengan
kemandirian anak adalah membentuk pribadi yang mandiri, percaya diri dan menghargai
perbedaan. Dalam hal kemandirian seorang individu, Montessori percaya bahwa sebelum
seseorang dapat membantu orang lain, dia harus menolong dirinya sendiri terlebih dahulu. Untuk
keperluan itulah maka latihan untuk menjadi mandiri. Dalam hal apapun supaya mampu
menolong dan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sangat penting untuk dimulai sejak usia dini.
Meskipun harus melihat anak-anak ini berupaya keras menyelesaikan masalah serta beberapa
kesulitan, tahanlah sebentar untuk tidak banyak membantu. Bukan berarti kita tidak berempati
kepada anak. Bukan juga sadis karena tidak mau membantu namun sebaliknya itu berarti kita
membantu mereka lebih banyak lagi, bukan sekedar hasil yang kita apresiasi justru jerih
payahnya yang mau kita angkat tinggi-tinggi, Tujuannya agar anak tidak merasa bosan dan cepat
menyerah untuk mencoba lagi dengan usahanya sendiri meskipun hasilnya jauh dari dari yang
diharapkan.
Berikan komentar positif terhadap proses dan kegiatannya dalam menyelesaikan masalah. Ketika
anak sanggup menyelesaikan sendiri masalahnya, walau masalah tersebut sering kali tampak
sepele di mata orang dewasa. Sebenarnya efek yang didapat untuk membangun kepercayaan diri
nya besar sekali.
Menurut Montessori, peran orang dewasa adalah membantu anak-anak untuk meniti jalan
menuju kemandirian. Kita perlu membantu mereka berjalan, berlari, naik dan turun tangga tanpa
bantuan, berpakaian sendiri, dan mengomunikasikan kebutuhan mereka dengan jelas. Hal ini
dapat memberikan rasa puas pada anak ketika suatu tujuan tercapai.
Rumusan Masalah:
Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Keunikan yang juga menjadi karakteristik metode Montessori lainnya adalah penekanan pada
lingkungan. Montessori menyebut hal ini sebagai prepared environment karena lingkungan
sengaja disiapkan untuk memenuhi semua kebutuhan anak. Pada praktiknya, prepared
environment adalah lingkungan yang didalamnya terdapat ruang kerja anak dilengkapi dukungan
dari orang dewasa yang memberi kebebasan pada anak dalam “bekerja”.
Dengan ciri metode Montessori tersebut, maka Kurikulum Montessori berorientasi pada siswa.
Kurikulum ini menekankan siswa sebagai sumber isi kurikulum. Dalam perspektif kehidupan
anak di masyarakat, dengan kurikulum ini siswa belajar secara riil dari kehidupan masyarakat.
Pada metode Montessori, hal ini disebut sebagai mempersiapkan anak didik menjadi warga dunia
yang membawa tatanan sosial menjadi lebih baik. Oleh karena itu, salah satu aktivitas penting di
Montessori adalah keterampilan hidup.
Maria Montessori lahir pada 31 Agustus 1870, di Chiaravalle, kota bukit dengan pemandangan
Laut Adriatik, di profinsi Acona-Italia. Dia adalah anak tunggal dari Alessandro montessori dan
Renilde Stoppani. Alessandro montessori adalah seorang manajer bisnis di perusahan monopili
tembakau milik negara dan Renilde Stoppani adalah perempuan berpendidikan dari sebuah
keluarga terpandang.
Orang tua Maria memantau secara seksama penddikan putri mereka itu. Ayahnya yang mengakui
kemampuan akademis dari putrinya itu, mendorongnya mendalami matematika. Meskipun
ayahnya terkadang menghambat keputusankeputusan karier dari Maria yang tidak umum, ibunya
secara umum mendukung keputusan-keputusan Maria. Pada usia dua belas Maria
memperlihatkan independensinya yang khas dengan menyatakan keinginannya untuk memasuki
sekolah menengah teknik.
Dari tahun 1900 sampai tahun 1907 Maria Montessori mengajar antropologi pendidikan di
Universitas Roma dan pada 1922 Montessori ditunjuk oleh pemerintah menjadi inspektur
sekolah-sekolah di Italia. montessori menulis lebih dari enam buku tentang pembelajaran dan
perkembangan anak-anak dan sistem pendidikan yang Montessori kembangkan menggunakan
nama Montessorinya sendiri.
Metode Montessori adalah metode yang berfokus pada periode sensitif dibidang antropologi,
psikologi dan pedagogi, mengasumsi tentang pertumbuhan, perkembangan dan pendidikkan
anak, juga konsep tentang watak alami anak sebagai seorang pembelajar. Metode ini merupakan
metode perkembangan anak usia dini yang di cetuskan oleh Dr. Maria Montessori, berdasarkan
pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik, dokter, dan
psikolog dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode montessoripun mampu di
terapkan oleh seluruh orang tua di rumah, dan terutama di pra sekolah dan sekolah dasar,
walupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Meski metode montessori adalah metode pendidikan, namun metode ini merupakan metode yang
meliliki tujuan yang sama seperti bimbingan dan konseling pada anak usia dini. Menurut
montessori pada bukunya yang berjudul metode pengajaran montessori tingkat dasar: aktivitas
belajar untuk tingkat dasar (2016) bahwa orang dewasa berperan sebagai pembimbing. Orang
dewasa disini dimaksudkan pada orang tua dan pembimbing di sekolah atau biasa disebut guru.
Karena pada sekolah usia dini, guru tidak bisa disebut sebagai guru, karena memiliki 3 peran,
sebagai fasilitator, pengamat dan pengurus. Montessori menyebut 3 peran orang dewasa tersebut
sebagai “pembimbing” yang akan menuntun anak ke arah yang lebih jelas dalam pembentukan
perkembangannya.
Maria Montessori memiliki prinsip dasar mengenai metode montessori ini, yang sangat
memfokuskan anak sebagai pusatnya dan orang dewasa sebagai pembimbing. Terdapat 4 prinsip
dasar metode montessori, diantaranya:
1. Kebebasan
Metode montessori dilandaskan pada kebebasan, yaitu kebebasan yang disiplin, bebas tetapi
disiplin. Kebebasan apa saja yang diberikan pebimbing kepada peserta didik:
Kebebasan Bergerak, Anak diberi kebeebasan kemana sja didalam maupun diliuar
ruangan.
Kebebasan memilih, anak bebas untuk memilih aktifitas sendiri dalam kelas.
Kebebasan berbicara, anak bebas berbicara dan memberi pendapat
Kebebasan untuk Tumbuh, anak bebas untuk tumbuh dan mengembangkan mental dalam
lingkunganya.
Bebas menyayangi dan mendapatkan kasih sayang.
Bebas dari persaingan, tidak ada kopetensi,hadiah atau hukuman dalam metodi ini.karena
keberhasilan anak tidak di ukur dari sudut pandang anak.
Bebas dari bahaya, Anak diberi pelatihan atau pembiasaan agar kiranya dapat
membedakan keadaan bahaya pada dirinya.
Bebas dari tekanan, anak tidak diberi kegiatan yang tidak disukainya atau yang tidak
seusianya. Meskipun anak diberi kebebasan ,namun ada batasannya ataupun arahan
dalam pemberian aktivitas pada anak.
Contoh: menghormati barang mainan dan alat peraga, menghormati aktivitas orang lain
mengikuti peraturan kelas,menghormati lingkungan sosial maupun alam, paling utama adalah
menghormati diri sendiri dengan cara pembiasaan baik dari orang tua, menjaga dirinya sendiri
fisik maupun psikis.
2. Kemandirian
Kemandirian adalah segala sesuatu yang di kerjakan oleh diri sendiri. Seorang bisa benjadi
bebas, karena ia mandiri, karenanya, manifestasi-manifestasi aktif pertama dari kemerdekaan
individu anak harus dipandu dengan baik, sehingga melalui kegiatan ini anak dapat mencapai
kemandirian.
Metode montessori memelihara kemandirian melalui dua cara, pertama dalam jangka pendek
maksudnya memberikan kebebasan dan kemandirian dalam belajar. Kedua dalam jangka
panjang, metode ini membantu anak untuk memperoleh perangkat yang dibutuhkan dalam hidup,
yaitu keterampilan dan kemampuan yang dipelihara oleh lingkungan. Ditanamkannya berbagai
keterampilan dan ilmu pengetahuan yang dapat membantu seseorang untuk hidup mandiri,
seperti kemampuan menulis, membaca, berhitung, geografi, sopan santun, keluwesan jasmani
dan keterampilan rumah tangga.
Montessori menandai pertumbuhan anak secara bertahap menuju kemandirian sebagai suatu
pembebasan yang berkelanjutan menuju ruang baru yang lebih besar untuk beradaptasi. Dalam
lingkungan montessori, ada baiknya pembimbing untuk memahami kemajuan anak melalui
kerangka ini.
Kesalahan tersebut dijadikan sebgai proses pembelajaran dalam hidupnya hal ini merupakan
motivasi instrinsik yang akan tertanam dalam memori anak lebih lama jiga dibandigkan dengan
hadiah ekstrinsik yang hanya terasa sesaat. Maka menurut Montessori menumbuhakan motivasi
anak secara tepat yaitu menggunakan kendali, kesalahan, pengulangan dan pengevaluasian,
bukan dengan hadiah ekstrinsik.
4. Disiplin
Disiplin harus muncul melalui kemerdekaan. Kemerdekaan adalah kegiatan. Ini adalah sebuah
prinsip besar. Jika disiplin dilandaskan pada kemerdekaan atau kebebasan, maka disiplin itu
sendiri harus bersifat aktif. Disiplin itu bukan ketika seseorang dibuat diam seperti orang bisu
dan dibuat tak bergerak seperti orang lumpuh. Cara seperti itu bukan arti disiplin dan
mendisiplinkan, tetapi menihilkan.
Metode ini akan lebih membebaskan anak untuk mengembangkan dirinya secara mandiri.
Misalnya, anak akan belajar dengan pembelajaran atau aktivitas pilihan mereka dalam kelompok
atau mandiri di kelas. Ada beberapa prinsip utama yang ditawarkan oleh metode ini.
Anak-anak yang menggunakan metode pendidikan montessori akan menggunakan materi yang
telah dirancang sedemikian rupa. Seperti bagaimana mereka tidak hanya mengingat angka ketika
mereka belajar aritmatika, namun mereka juga dapat menghitung dengan cepat. Maria
Montessori menemukan bahwa anak-anak perlu bergerak dan belajar melalui pengalaman
langsung. Jadi, tidak hanya dengan duduk dan mendengarkan guru atau orang tua mereka di
rumah.
Jika ada lebih dari satu anak dalam satu kelas montessori, masing-masing dari mereka pasti
memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Alhasil, guru akan menyesuaikan pelajaran dengan
kebutuhan dan tingkat akademik setiap siswa.
Untuk membantu kebutuhan belajar anak maksimal, metode pembelajaran individu akan lebih
dianjurkan. Orang tua juga tetap harus memberikan perhatian penuh kepada anak saat
menggunakan metode montessori di rumah.
Guru sebagai pembimbing sangat penting perannya di sekolah montessori. Tanggung jawab
utama guru adalah untuk mengawasi anak dan menyajikan materi pendidikan yang tepat.
Mereka tidak hanya berbicara atau menguraikan konsep-konsep abstrak tanpa aplikasi atau
contoh secara langsung. Orang tua yang ingin mencoba mendidik anak-anaknya menggunakan
metode ini di rumah harus juga mencari berbagai alat pengajaran untuk memudahkan anak
belajar.
Ruang belajar atau kelas harus disiapkan dan dibuat dengan baik. Dalam kata lain, lingkungan
belajar perlu dirancang agar mendukung anak-anak belajar mandiri dan mengeksplorasi berbagai
topik.
Misalnya, untuk mengajarkan kerapian, orang tua dapat memilih rak rendah dan berbagai benda
yang diatur di lokasi tertentu. Secara umum, ruang kelas sederhana dengan warna-warna lembut
juga dapat mendorong anak-anak untuk berkonsentrasi dengan baik.
Sekolah montessori menyediakan lingkungan belajar yang ditentukan sendiri oleh anak. Anak-
anak dapat dengan bebas memilih berbagai materi dan bahan pembelajaran yang ditampilkan.
Hal ini dapat mencakup bahan pembelajaran sensorik, bahasa, matematika, geografi, budaya,
musik, seni, dan kehidupan praktis. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu anak mempelajari
kecakapan hidup, mengembangkan rasa percaya diri yang kuat, dan menumbuhkan rasa
tanggung jawab.
Menurut penelitian Dr. Howard Gardner, dari buku Thomas Armstrong, Ph.D You Are Smarther
Than You Think dan dari berbagai sumber buku dan informasi tentang Multiple Intelligences,
setiap anak memiliki setidaknya 8 jenis kecerdasan, yaitu :
a. Kecerdasan Bahasa
Dengan bermain kartu huruf berpasir (sandpaper letters), atau dengan moveable alphabets yang
terbuat dari kayu warna biru tua dan merah. Bercerita dan bingkai menulis. Alat-alat di area
Bahasa ini bertujuan untuk latihan pra-menulis pada anak. Selain itu juga kegiatan ini akan
berpengaruh terhadapmperkembangan di kecerdasan lain seperti kecerdasan matematika dan
interpersonal.
Bermain puzzle silinder (knobbed cylinders ), tongkat merah ( long rods ) untuk latihan
berhitung. Semua kegiatan ini ada di area sensorial dan matematika.
dengan keteraturan dalam lingkungan belajar ada di area keterampilan hidup ( Exercise of
Practical Life), sensorial, sains dan peradaban budaya ( cultural ). Contoh kegiatan memindahkan
beragam benda, menuang air, tujuannya melatih motorik halus yang bertujuan untuk persiapan
menulis. Merawat tanaman, mencuci piring sendiri, dan kegiatan keterampilan hidup lainnya.
d. Kecerdasan Kinestetik.
Hampir semua kegiatan Montessori baik dalam maupun lingkungan kelas masuk dalam
kecerdasan ini.
e. Kecerdasan musik
Dalam metode Montessori ada di permainan Montessori bells, kotak suara ( sound boxes ) lagu-
lagu, pengenalan irama dan penggunaan alat musik.
f. Kecerdasan Naturalis
ada di area sains dan peradaban budaya seperti merawat lingkungan baik dalam maupun luar,
percobaan kasar halus dengan mencari bahan di pekarangan juga salah satu kegiatan yang
melatih kecerdasan ini.
g. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan ini dapat dilihat pada saat anak mengambil alat kerja atau kegiatan, anak lain
menghargai area kerja pribadi dan kemampuan untuk memilih sendiri kegiatan sesuai minat.
h. Kecerdasan Interpersonal.
Di Montessori menerapkan lintas usia di mana semua anak digabungkan di kelas yang sama
dengan berbagai usia. Jadi diharapkan belajar kerjasama dan berinteraksi dalam kelas lintas usia.
Mampu mengembalikan alat dan menyimak guru adalah salah satu kecerdasan Interpersonal.
Metode Montessori telah mengembangkan banyak aktivitas yang menyenangkan dan menarik
bagi anak-anak. Dalam konteks pembahasan teori, macam-macam aktivitas yang telah dilakukan
di kelas montessori memberikan rangsangan dan pengalaman yang memperkaya pikiran
penyerap, memenuhi kebutuhan periode sensitif dan struktur intelektual. Montessori mengatur
aktivitas yang dibuat ke dalam lima disiplin ilmu atau pokok bahasan. Setiap pokok bahasan
memiliki uraian tentang rangkaian umum untuk mempresentasikan kreativitas. Ranah subjek
tersebut adalah:
1. Aktivitas Praktik yaitu mengembangkan keterampilan personal dan sosial dasar yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti berpakaian, membersihkan barang, dan
bersikap sopan. Tujuan dari aktivitas ini adalah mengangkat anak dari ketergantungan
mereka pada orang dewasa dan dapat melakukan tugas-tugas tersebut secara mandiri.
Aktivitasaktivitas ini bersifat generik, dimana begitu seorang anak telah menguasai
sebuah keterampilan tertentu, keterampilan tersebut dapat ditransfer kepada banyak
peristiwa ketika ia dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari.
2. Akivitas indrawi Dilakukan untuk memperkuat dan memperbesar persepsi indrawi anak
terhadap dunia. Pelatihan-pelatihan indra dirancang untuk menumbuhkan tiga jenis
keterampilan, membedakan warna-warna, kepekaan terhadap bau dan suara, dan
kemampuan untuk membandingkan dan membedakan.
3. Aktivitas bahasa dan matematika yaitu dimulai dari kemampuan baca tulis, berhitung
dan aritmatika anak. montessori menentang anggapan yang berlaku saat itu bahwa
membaca dan menulis harus dipaksakan pada anak. menyadari adanya kekuatan dari apa
yang dia latih sebagai “belajar sendiri” dia meyakini bahwa ketika anak-anak telah siap
untuk membaca dan menulis, mereka akan melakukan apa yang dibutuhkan untuk
membangun keterampilan-keterampilan tersebut. montessori mengembangkan bahan
bahan yang mendukung kesiapan membaca, menulis dan berhitung.
F. Kekurangan dan Kelebihan Konsep Pendidikan Montessori
Terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan pada konsep pendidikan Montessori seperti yang
Indah Fajarwati jabarkan dalam jurnalnya (Indah Fajarwati, 2014: 47 dalam Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Vol.XI, No.1).
Montessori berpendapat bahwa anak memiliki sensitive period atau masa peka. Perkembangan
anak harus diamati dan pemberian pendidikan harus disesuaikan dengan tingkatan perkembangan
anak.
Montessori dipandang sebagai pelopor penyusun dasar-dasar untuk sekolah dengan aliran baru.
Montessori mengalihkan pembelajaran dari teacher-centered menjadi student-centered.
Montessori juga menggunakan minat spontan otoaktivitas dan keaktifan dalam pembelajaran.
Kekurangan Konsep Pendidikan Montessori
Ada beberapa hal dari metodenya yang dianggap kurang sempurna, diantaranya yaitu;
Pendapat Montessori tentang dunia fantasi dan khayalan menunjukkan kemiskinan secara
spiritual dan sikap tidak realistis. Maka dalam sekolah Montessori diabaikan pembelajaran
ekspresi seperti bercerita, mendongeng dan pembacaan syair, padahal kegiatan seperti itu dapat
menstimulasi perkembangan bahasa pada anak
Sistem pendidikan Montessori dianggap terlalu individual, dan kurangnya pendidikan sosial
sebab dalam sekolah Montessori tidak ada latihan dalam rombongan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Metode Montessori adalah metode yang berfokus pada periode sensitif dibidang antropologi,
psikologi dan pedagogi, mengasumsi tentang pertumbuhan, perkembangan dan pendidikkan
anak, juga konsep tentang watak alami anak sebagai seorang pembelajar. Metode ini merupakan
metode perkembangan anak usia dini yang di cetuskan oleh Dr. Maria Montessori. Meskipun
memilki keunikan dalam metode pendidikannya, Montessori tetap mendapat kritikan dari
berbagai ahi pendidikan ortodoks. Namun begitu, Montessori tetap berusaha menjalankan prinsip
yang dia pegang dan terus dikembangkan hingga hari ini. Dalam setiap metode pendidikan tentu
tidak lepas dari kelebihan dan kekurangannya yaitu dari sudut ilmu kejiwaan, sudut pandang
pendidikan dan juga pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/hp/Downloads/eBook%20Menyongsong%20PTMT.pdf
https://books.google.co.id/books?
id=yIirDwAAQBAJ&pg=PA1&hl=id&source=gbs_toc_r&pli=1#v=onepage&q&f=false
Savitri, Iva Maya. 2019. Montessori for multiple intelligences. Yogyakarta:Bentang Pustaka.
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/awlady/article/viewFile/3216/1831