Anda di halaman 1dari 9

Esensi Proyek.

Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/murid di bawah pengawasan
guru. Sebagian besar negara memiliki memiliki soistem pendidikan formal , yang umumnya
bersifat wajib. Sekolah terbagi beradasarkan berbagai jenis lemabaga. Terdapat TK untuj atau
pra seklah untuk mebgajarkan anak-anak yang masih sangat muda ( 3-5 tahun ) , Universitas
yang ditujuna untuk anak anak yang ingin melanjutkan pendidikan setelah sekolah menengah.
Terdapat juga sebuah sekolah yang didedikasikan  untuk suatu bidang tertentu , seperti sekolah
seni atau tari.

Jenis Lembaga pendidikan

1. Pendidikan Anak Usia Dini

 Taman Kanak-Kanak (TK)


 Raudhatul Athfal (RA)

2. Pendidikan Dasar

 SD
 MI
 SMP
 MTS

3. Pendidikan Menengah

 SMA
 SMK
 MA
 MAK

3. Pendidikan Tinggi

 Diploma
 Sarjana
 Magister
 Spesialis
 Doktor

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dengan memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah Bab I Pasal 1 Ayat
(2) dinyatakan bahwa “Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang
menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar.”
Playgroup dan TK.

Kelompok bermain (bahasa Inggris: playgroup) merupakan satuan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia di bawah
lima tahun. Kelompok bermain umumnya beroperasi sampai siang hari saja, dan memiliki staf
suster anak atau sukarelawan. Kelompok bermain dipercaya dapat memberikan stimulasi yang
baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan motorik anak.
Lembaga pendidikan ini ditujukan untuk anak berusia 2-4 tahun dan termasuk lembaga non-
formal.Daripada teori, anak-anak yang terdaftar dalam playgroup diajarkan untuk
mengembangkan motorik, kecerdasan emosial, kecerdasan spiritual, serta cara bersikap dan
berperilaku. Metode pembelajarannya pun menggunakan metode bermain yang
menyenangkan..

Taman Kanak-kanak adalah pendidikan usia dini yang bertujuan untuk membina tumbuh kembang
anak usia lahir sampai enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik, dengan
memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani, motorik, akal pikiran, emosional, dan
sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta menghubungkan antara
pendidikan keluarga dengan pendidikan sekolah.
Berbeda dari kelompok bermain, TK atau taman kanak-kanan termasuk dalam lembaga
pendidikan formal. TK adalah tahap selanjutnya ketika anak telah lulus dari kelompok bermain
dan ditujukan untuk anak usia 4-6 tahun.
TK memiliki kurikulum yang berbau akademis. Tujuannya supanya anak lebih siap menghadapi
pendidikan sekolah dasar. Maka di sini, anak mulai diajarkan pelajaran-pelajaran kognitif seperti
berhitung dan membaca. Dengan kegiatan rutin ini, otomatis mereka juga bisa membiasakan diri
untuk lebih disiplin, terutama dalam menjalankan rutinitasnya di sekolah seperti bangun pagi dan
beraktivitas hingga setengah hari.

DESKRIPSI PROYEK

Latar Belakang Proyek.

Yogyakarta, dikenal sebagai kota pelajar sekaligus menjadi kota tujuan destinasi wisata,
menjadi magnet bagi banyak orang untuk datang mengunjungi kota ini, baik untuk mengenyam
pendidikan, berbisnis/ bekerja maupun berwisata. Beragam bangunan pendidikan dengan
keunggulan serta kelebihan masing- masing bermunculan, mulai dari sistem kurikulum yang
fleksibel, pangsa pasar yang spesifik hingga karakter bangunan yang khas. Pendidikan
merupakan dasar bagi seseorang untuk terjun ke dunia kerja. Bahkan lebih jauh lagi berguna
sebagai pembentuk karakter manusia. Pembentukkan karakter tersebut perlu dilakukan di
dalam keluarga sebagai lingkungan terkecil dan juga di sekolah. Pembentukkan karakter pada
pendidikan formal dilakukan sejak jenjang awal, yaitu TK. Saat ini di Yogyakarta banyak
didirikan kelompok bermain (playgroup) dan TK yang dengan menerapkan kurikulum tertentu
yang mendukung proses pembentukkan karakter anak, salah satunya dengan metode
Montessori. Montessori adalah metode pendidikan yang didasarkan pada aktivitas mandiri,
pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif. Di kelas Montessori anak-anak membuat
pilihan kreatif dalam pembelajaran mereka, sementara ruang kelas dan guru yang sangat
terlatih menawarkan kegiatan yang sesuai usia untuk memandu proses

Tujuan

Mampu merancang sebuah fasilitas yang mengakomodasi kebutuhan fisik manusia ( fungsional ) .
memperhatikan konteks, menentukan issue desiain yang dapat digunakan sebagai sebagai dasar
perancangan ., serta menjawab permasalahan desain yaitu

- Tanggap terhadap iklim tropis dengan memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan


alami.
- Tanggap terhadap konteks lokasi bangunan berada , baik fungsi/tata ruang, maupun
kondisi social yang ada disekitarnya.
- Tanggap dalam pemilihan material dalam penunjangan daya tahan dan perawatan
- Tanggap dalam menaati peraturan bangunan yang berlaku , memperhatikan akses dan
jalur yang ada dilokasi dalam menentukan orientasi bangunan.

Lokasi Site

Proyek

Proyek kali ini merupakan sekolah taman kanak-kanak yang berkurikulum atau bermetode Montessori.
Metode Montessori merupakan metode pendekatan belajar yang bergantung pada kondisi anak. Unsur
utama yang dipelajari dalam metode ini adalah persiapan lingkungan yang mendukung kegiatan anak
sesuai dengan kondisinya, memperlakukan anak dengan hormat atau respek, serta melatih anak dalam
mengoreksi setiap kesalahan yang pernah dilakukannya. Jadi, pada metode ini setiap anak bebas
memilih aktivitas yang telah dipersiapkan oleh para pembimbing. Metode ini juga mengajarkan anak
untuk bersikap mandiri, berpikir kritis, serta tegas dalam bertindak. Setiap usia memiliki tingkatan
aktivitas yang berbeda.

Mengenal Apa itu Montessori

Program pendidikan Montessori pada dasarnya adalah kognitif secara alami yang terpusat pada
pengembangan hakiki jangka panjang dari anak prasekolah sampai kelas 12 ( ada beberapa
sekolah yang menerapkan kurikulum Montessori sampai jenjang sekolah menengah ) .Tujuan
tersebut menggabungkan tujuan-tujuan internal seperti pengembangan kemandirian,
kepercayaan diri. disiplin batin dan kemampuan untuk mengarahkan kegiatan sendiri . Melalui
program Montessori, anak-anak secara bertahap melatih diri untuk mengamati lingkungan hal
ini mengarah anak-anak melakukan perbandingan antara obyek untuk membentuk penilaian
serta untuk berpikir dan untuk membuat keputusan

Filosofi Montessori
1.Natural Spirituality
2.Anak berkembang secara tertib dan terstruktur
3.Anak bergerak melalu Masa Peka
4.Anak belajar melalui indera mereka
5.Anak membutuhkan kebebasan
6.Anak menyerap kebudayaan mereka
7.Guru inti
8.Guru pendamping
9.Anak adalah pembelajar alamiah
10.Proses bukan hasil

Menurut montessori ada 5 masa sensitif


1. Sensitive periods for order (0 – 3 tahun)
2. Sensitive periods for details (1 – 2 tahun)
3. Sensitive periods for using hands (18 bulan –3 tahun)
4. Sensitive periods for movements
5. Sensitive periods for learning language

Konten Perkembangan Montessori


1.    Kehidupan Praktis
Lingkungan yang siap menekankan aktifitas motorik dasar sehari-hari. Filosofi ini
membuat ank tidak bergantung pada orang dewasa dan mengembangkan konsentrasi.

Dasar Pembelajaran Aktivitas


Menggunakan air          Mencuci
         Menuang air ke dalam wadah
         Mengepel
         Menyiram tanaman

2. Materi Sensorik untuk melatih indera


Materi sensorik Montessori sangat popular, menarik dan mendukung perkembangan
konitif anak. Materi otentik Montessori dibuat dengan baik dan tahan lama.

Melatih indera anak agar berfokus pada beberapa kualitas tertentu yang terlihat contohnya;
dengan batang merah yaitu kualitas panjang, kubus menara dengan merah muda yaitu kualitas
ukuran, dengan lonceng yaitu kualitas nada

3. Materi Akademik untuk Menulis, Membaca dan Matematika


Latihan menggunakan materi inidisajikan secara berurutan yang mendukung menulis
sebagai basis pembelajaran membaca. Montessori berkata bahwa anak “masuk secara
spontan” ke menulis dan membaca, Montessori yakin banyak anak siap menulis pada
usia 4 tahun, anak yang memasuki usia 3 telah melakukan hamper semua latihan
sensorik saat berusia 4 tahun

Sepuluh bentuk-bentuk geometris serta pensil warna. Ini mengenalkan anak pada koordinasi
yang diperlukan untuk menulis. Setelah memilih sisipan geometris, anak-anak menelusurinya di
atas kertas dan isi menggambarkan garis besar dengan pensil berwarna untuk yang dipilihnya
mereka.
Prinsip Pembelajaran Montessori

            Beberapa prinsip yang mendasari metode Montessori adalah seabagi berikut :
a.    Prinsip Kemerdekaan
    Anak bebas untuk menentukan apa yang ingin dipelajarinya.
    Pendidikan hanya akan dapat memberikan kondisi yang 
     menguntungkan.
b.  Prinsip Disiplin
Mainan yang boleh dipilih adalah yang belum dipakai orang lain dan memakai
permainan tersebut haruslah benar.
c.          Prinsip Ketidakbergantungan
Anak harus belajar melalui permainan yang dipilihnya sebisabisanya dengan bantuan
yang minimal dari pihak guru.
d.    Prinsip penghargaan
Bila ada menguasai materi dan mengikuti perintah sesuai intelegen.
e.    Prinsip sedikit pujian dan hukuman
Karena segala sesuatu berjalan secara wajar dan alamiah, makasedikit diperlukan
pujian dan hukuman. Anak dididik untuk memperoleh kepuasan alamiah bukan
kepuasan yang bersumber pada orang lain
f.      Prinsip dari sederhana ke kompleks
Penyajian materi dan aktifitas dalam lingkungan Montessori mengikuti urutan dari
sederhana hingga ke yang rumit atau kompleks,memperkenalkan topik baru secara
umum lebih dahulu. Lantas pelan-pelan masuk kepada yang lebih spesifik dan
dilanjutkan dengan latihan yang agak rumit tahap demi tahap.
g.    Prinsip perkembangan secara alamiah.
Mendidik anak menurut perkembangannya secara alamiah. Pendidik harus bekerja
mengenali periode sensitif dan mengkondisikan lingkungan sekolah yang mendukung
anak berkembang secara optimal, khususnya dalam menyelesaikan tugas-tugas dari
guru. Guru merangsang anak untuk ikut berpartisipasi, dan pasif mengamati perilaku
anak ini memungkinkan guru memantau perkembangan secara alamiah dan minat
anak. Dengan demikian guru bisa membantu anak berkembang optimal secara
alamiah. Pendekatan Montessori tidak mengalirkan informasi satu arah dari gurukepada
anak. Pendekatan Montessori menerima masukan dari anak, menciptakan komunikasi
dua arah antara guru dan murid, dan merangsang terciptanya tim di antara anak dalam
berbagai usia.

Perbedaan antara Montessori dan sekolah tradisional


Ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi kemampuan anak Anda untuk belajar dan
berkembang. Tetapi dengan Metode Montessori, anak akan dapat mengalami pendekatan
berbeda yang dikembangkan secara sistematis untuk mendorong kapasitas belajar alami mereka.
Walaupun metode pengajaran tradisional memiliki kelebihan tersendiri (bagaimanapun, ini
adalah metode yang paling umum digunakan di sekolah saat ini), ada beberapa bagian yang
kurang dijelaskan dan gaya belajar Montessori bertujuan untuk membahasnya.
Di bawah ini adalah beberapa petunjuk utama yang menunjukkan perbedaan antara Montessori
dan sekolah tradisional
Lingkungan Montessori
Setiap ruang kelas Montessori dirancang untuk menjadi lingkungan yang siap. Kelas ini
dikembangkan untuk memfasilitasi pembelajaran, kreativitas, dan observasi dalam pikiran siswa.
Hal ini menyentuh kognitif alami dan perkembangan emosional anak. Selain itu, dari lingkungan
fisik mengenai pelajaran dan kegiatan yang berpusat pada siswa ini berbeda secara signifikan
dengan pelajaran dan kegiatan yang berpusat pada guru yang ditawarkan oleh sekolah
tradisional.

Ruang kelas dengan usia campuran


Selain dari pendekatan pengajaran dan lingkungan kelas, ciri khas lain yang dimiliki oleh
sekolah Montessori dari sekolah tradisional yaitu terdapat usia siswa yang beragam dalam satu
ruang kelas. Taman Kanak-kanak atau sekolah tradisional akan membagi siswa ke setiap ruang
kelas berdasarkan usia mereka. Namun di kelas Montessori, anak-anak berusia 3 hingga 6 Tahun
dapat bergabung bersama dalam satu ruang kelas. Para pendukung program Montessori percaya
bahwa pengaturan usia campuran akan menguntungkan bagi anak-anak yang lebih muda dan
yang lebih tua. Hal ini juga dapat membawa kepercayaan kepada anak-anak yang lebih tua serta
dapat mengajarkan kepada mereka mengenai esensi kepemimpinan dan rasa tanggung jawab.
Untuk anak-anak yang lebih muda, hal ini dapat membuat mereka merasa nyaman belajar dari
seseorang yang dengannya mereka dapat berhubungan secara langsung.
Pembelajaran aktif vs pasif
Pendekatan pembelajaran langsung di kelas Montessori memastikan bahwa anak Anda secara
aktif belajar. Mereka dapat menemukan banyak hal untuk diri mereka sendiri daripada secara
pasif diberikan informasi, diberikan tes, dan menghafal istilah-istilah. Pembelajaran juga
dilengkapi dengan signifikansi kehidupan nyata sehingga anak Anda lebih siap menghadapi
dunia nyata.
Pada saat yang sama, ada banyak kolaborasi, interaksi, dan sosialisasi yang dilakukan di dalam
kelas Montessori sehingga seorang anak kemungkinan besar akan mengembangkan keterampilan
kehidupan nyata yang dapat mereka gunakan setelah mereka keluar dari lingkungan kelas.
Individualisasi
Setiap orang berbicara tentang pendekatan pembelajaran individualisasi dalam beberapa tahun
terakhir, tetapi pendekatan pembelajaran ini telah diterapkan oleh program Montessori sejak
didirikan. Pendekatan ini adalah salah satu perbedaan utama antara Montessori vs taman kanak-
kanak dan sekolah tradisional lainnya. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan kecepatan anak
itu sendiri dan pendidik berfungsi dalam membantu anak untuk menemukan cara belajarnya
sendiri. Sementara pelajaran dan kegiatan sudah ditentukan sebelumnya, namun praktiknya akan
disesuaikan dengan masing-masing siswa.
PENGEMBANGAN HARGA DIRI
Seorang anak cenderung mengembangkan harga diri dan kepercayaan dirinya ketika mereka
menemukan atau memiliki prestasi tertentu. Di setiap kelas Montessori, mereka dapat
menemukan hal baru dan belajar pengetahuan baru. Ini dapat meningkatkan tingkat kepercayaan
diri mereka. Ditambah, mereka ingin lebih tajam untuk mengeksplor karena mereka ingin
menemukan apa lagi yang bisa mereka pelajari. Bantuan lain diketahui bahwa sistem Montessori
menghambat sistem penghargaan. Karena itu, mereka tidak termotivasi oleh imbalan apapun,
tetapi oleh minat mereka sendiri untuk belajar dan menemukan.
Cinta untuk belajar
Memilih sekolah Montessori adalah pilihan yang tidak diragukan lagi karena sekolah Montessori
memiliki keuntungan yang besar dibandingkan sekolah tradisional. Kurikulum yang dibuat oleh
sekolah Montessori dirancang dan dikembangkan untuk membangunkan rasa lapar di batin anak
dalam pengetahuan dan pembelajaran. Kurikulum ini menjadi ide belajar yang menyenangkan
bagi mereka, sehingga anak tidak mudah merasa bosan dalam setiap sesi kelas di sekolah
Montessor. selain daripada itu, setiap dari anak Anda juga didorong untuk belajar karena mereka
menikmati setiap prosesnya.
Para ahli sepakat bahwa motivasi adalah faktor terpenting yang akan menentukan kemampuan
anak untuk sukses baik di sekolah maupun di dalam kehidupan. Di sekolah Montessori, bawaan
cinta anak terhadap belajar adalah sumber motivasi mereka sendiri.
Mengapa memilih Montessori semasa tahun-tahun pra sekolah?
Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah dalam memilih antara Montessori vs Taman
Kanak-kanak. Dengan adanya minat anak untuk belajar serta bimbingan yang tepat dari orang
tua, setiap anak dapat unggul dalam lingkungan belajar apapun. Tetapi ada keunggulan lain yang
ditawarkan oleh pendekatan Montessori untuk belajar dan hal ini memiliki bukti yang jelas
dalam tahun taman kanak-kanak atau prasekolah anak Anda. Sebagai dasar pengetahuan dan
pembelajaran anak Anda, pendekatan Montessori mempersiapkan mereka untuk belajar lebih
banyak dan berkreativitas seiring bertambahnya usia.
Tahun taman kanak-kanak adalah tahun dimana anak Anda dapat memperoleh manfaat terbesar
dari pendekatan Montessori. Metode Montessori dikembangkan setelah melakuan penelitian
tentang perkembangan kognitif, emosional, dan neurologis anak. Metode Montessori adalah
model yang dikembangkan untuk memanfaatkan kemampuan bawaan anak kecil untuk belajar.
Selama beberapa tahun terakhir ini, penelitian terkait pendidikan telah menunjukkan bahwa banyak siswa tidak sepenuhnya memahami apa yang diajarkan kepada mereka. Menurut Howard Gardner, seorang Psikolog Harvard, metode pengajaran tradisional mengikuti suatu pola dengan memberikan pelajaran kepada anak- anak yang disamarkan sebagai jawaban untuk “tes” yang diberikan kepada mereka di kemudian hari selama kurikulum. Dalam penelitian, On Teaching for Understanding: A Conversation with Howard Gardner >> Mengajar untuk Memahami: Percakapan dengan Howard Gardner, Gardner lebih lanjut menjelaskan bahwa siswa terbatas dalam kapasitas mereka untuk mengambil pengetahuan berdasarkan pengaturan pendidikan dan tidak mampu melakukan itu dalam pengaturan yang berbeda, seperti dalam kehidupan nyata seorang siswa.
Di sinilah sekolah Montessori unggul atas sekolah tradisional. Montessori berfokus pada
pembelajaran yang berpusat pada siswa, untuk memperkaya kemampuan bawaan anak untuk
belajar dan mengambil pengetahuan. Dalam mengajarkan anak tentang konsep ini, mereka
diberikan bahan untuk menemukan konsep ini dan mempelajarinya sendiri. Menurut pendidik
Montessori, hal inilah yang membuat akuisisi pengetahuan lebih berdampak dan mendalam bagi
anak. Pembelajaran tidak terjadi pada tingkat pertama, tetapi melalui pengalaman sensoris
seorang anak. Ini telah menjadi kritik terhadap metode pengajaran tradisional selama bertahun-
tahun. Seringkali, ketika anak-anak keluar dari kelas, apa yang mereka “pelajari” hilang dalam
beberapa bulan atau tahun – pelajaran tersebut tidak dapat dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai