Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alandio Novandri Anapaku

Kelas : C
Dosen : Djarot Purbodadi Y., Ir.,MT. Dr.

“Membuat Imagery tentang cita cita dengan detil aspek Kinestetik (gerak), Auditory
(suara) dan Visual”

Diriku sempat berpikir, “apakah aku sudah berada di jalur yang tepat? , apakah ini yang
ku inginkan?”. Masuk di dunia ini sama sekali tidak terpikirkan oleh diriku. Keluarga ku tidak
ada yang memiliki background dibidang yang saat ini aku yakini. Kebanyakan dari keluarga ku
berlatar belakang pendidikan kesehatan dan guru, Sehingga waktu kecilpun aku memiliki cita
cita untuk menjadi seorang dokter. Namaku Alan, lengkapnya Alandio Novandri Anapaku,
berasal dari NTT / Nusa Tenggara Timur, tepatnya Pulau Sumba,Kota Waingapu. Sejak kecil
aku sudah menggemari dunia otomotif , Karena kakak ku sering mengajak diriku bermain di
bengkel tempat biasanya dia nongkrong. Singkat cerita akupun akrab dengan banyak anak anak
bengkel dan mulai terjerumus di dunia Balap. Balap yang aku maksud disini bukanlah ikut
kejuaraan, melainkan Balap liar yang sering dilakukan oleh bocah bocah yang saat itu masih
mencari jati dirinya.
SMP adalah masa-masa dimana kita sebagai anak muda masih mencari arti dari
jatidirnya, termasuk diriku. Sekolah-Balap-Repeat menjadi kebiasaan untuk diriku kala itu, aspal
sepanjang 201 meter, menjadi saksi dari perjalanan hidupku. Namun, terdapat suatu kejadian
yang membuat ku mulai sadar bahwa Waktu sangatlah berharga “ . Kakakku yang saat itu sudah
lulus SMA memutuskan untuk melanjutkan kuliah. Sebelum dia meninggalkan kota untuk
menempuh cita citanya ia berpesan “Kamu boleh melakukan apapun , menjadi apapun. tapi
ingat bro, kalau kamu masih bermain-main saat ini dan tidak pernah serius untuk menekuni
sesuatu maka takdir akan bermain main denganmu . Perkataan itu aku sadar, bahwa aku tidak
bisa seterusnya hanya bermain main di jalur yang tidak resmi ini. Saat itu aku membulatkan
tekad untuk menjadi seorang pembalap. Orang tuaku sangat menentang diriku yang ingin
menjadi pembalap. Kata mereka “bagaimana nanti jika kamu balapan terus kecelakaan dan
kamu mati?” ‘kenapa kamu ingin jadi pembalap?, pembalap itu tidak punya masa depan” . tapi
hatiku tetap keras dengan keinginanku yang sudah bulat. Akupun nekat kabur dari rumah dan
merantau ke luar pulau demi merantau untuk meraih keinginanku yang sangat naif itu.
Terdapat kata kata yang berbunyi “ dunia tak selebar daun kelor “ dan itu benar. Hal
yang sebelumnya tidak pernah kubayangankan menjadi kenyataan. Seorang bocah yang dulu
sempat kabur dan merantau untuk mengejar keinginan naifnya sekarang merasakan kerasnya
dunia. Teringat kembali masa-masa susah nya dalam menghadapi kenyataan bahwa tidak semua
yang kita inginkan akan terkabul meskipun sudah susah payah kita berusaha. Terkadang dalam
hidup terdapat proses kegagalan yang akan kita lalui dan menjadi titik buntu. Namun, itu semua
kembali kepada diri kita sendiri. Apakah hal itu menjadi penghalang kita untuk bangkit? Apakah
kita akan seterusnya terpuruk dalam kegagalan? Itu semua diputuskan oleh diri kita sendiri.
Menjadikan kebuntuan itu menjadi akhir dari perjalanan kita ? atau menjadi motivasi kita untuk
menjadi lebih baik dan melakukan hal yang baru?
“Maaf mas, sedikit lagi kami akan close, gelas kosongnya boleh saya ambil?”. Diriku
tersadarkan oleh sapaan pelayan disebuah Café. Sudah jam berapakah ini? Diriku tidak terlalu
ambil pusing dengan waktu . Saat ini diriku hanya kembali termenung sambil tertawa kecil
mengenang saat saat paling tidak mengenakan dalam hidupku. Oke, waktunya diriku untuk
melengkapi mengakhiri cerita ini, ucapku dalam hati. “ Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta
diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap,
pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama
makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya
menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda
dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita
sesungguhnya butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang
jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.” .
Kata-kata tersebut menjadi penutup dari cerita yang kubuat hari ini. Akupun menutup laptop dan
segera berkemas dan kembali ke rumah. Kegagalanku pada waktu itu tidak membuat ku
selamanya terpuruk , memutuskan untuk bangkit dan memulai hal yang baru menjadi keputusan
ku . Inilah kisahku Alandio Novandri Anapaku, Seorang Penulis Novel.

Anda mungkin juga menyukai