Anda di halaman 1dari 2

Tugas membuat cerpen

Nama: ACHMAD FARIEL. M

Kelas: 9E

KEHIDUPAN.

Cerita ini akan menceritakan sebuah pembelajaran berharga yang mungkin akan di alami oleh
kita semua.

Selamat datang di cerita ku, cerita masa lalu yang merangkai hidupku menjadi sesuatu yang
lebih indah. Namaku Samuel, Samuel Alexander, aku tak tau siapa yang memberi nama itu kepada ku.
Aku adalah anak tak di inginkan yang dibuang oleh kedua orang tua ku. Aku hidup di sebuah panti
asuhan yang hampir bangkrut. Sejak kecil, aku diajari tentang agama dan norma-norma kehidupan
lainnya. Aku tumbuh menjadi seorang remaja religius yang peka terhadap dunia.

Di usia ku yang menginjak 14 tahun, tuhan menguji hidup ku. Panti asuhan yang aku tinggali,
bangkrut dan tak lagi beroperasi. Aku dan teman-teman ku yang lainnya ditelantarkan begitu saja, tanpa
ada perhatian dan uluran tangan dari mereka para pejabat negara. Aku berpisah dengan teman-teman
ku. Aku hidup di jalanan kota sebagai gelandangan. Aku tidur dimana saja, aku makan, makanan sisa.
Tempat sampah adalah penyambung hidupku bagaikan secercik cahaya kehidupan bagi orang-orang
seperti ku.

Waktu berlalu dan nasib ku mulai membaik. Aku berusia 21 tahun untuk pekerjaan pertama
ku. Aku bekerja sebagai nelayan ikan, aku bertarung menerjang kuat nya ombak lautan. Pekerjaan yang
sangat melelahkan dan gaji nya pun tak besar namun cukup untuk kebutuhan ku. Aku bekerja 5 hari
dalam seminggu. Dari terbit hingga tenggelam nya fajar. Ketika aku tidak bekerja aku hanya duduk di
apartemen ku, apartemen kecil yang hanya cukup untuk 2 orang dan dengan biaya sewa yang cukup
mahal untuk ku.

Dewi fortuna mulai berpihak kepada ku. Tangkapan ikan semakin banyak, gaji ku mulai
bertambah dan aku akhirnya bisa membeli sebuah rumah, rumah sederhana yang aku beli dengan jerih
payah. Jika kalian berpikir bahwa hidupku akan menjadi lebih baik, maka kalian salah. Aku mulai
mengenal yang namanya alkohol, obat-obatan, narkoba, semua perwujudan setan didunia. Aku menjadi
seorang pecandu berat, aku kehilangan segalanya, uang, rumah, pekerjaan dan senyum yang mulai
terukir dalam hidupku. Aku melakukan apapun untuk minuman, aku mencuri, merampok, merampas,
semua tindak kriminal yang membuat ku keluar masuk penjara, 10 tahun terakhir aku benar-benar
kacau, aku menjadi seorang pecundang tak berguna.
31 tahun usia ku, dan aku kembali menjadi gelandangan kota. Hidupku hancur, tak ada alasan
untuk tetap hidup di dunia. Aku berjalan tanpa arah, menyusuri tempat-tempat sampah, aku berjalan di
atas penderitaan kegagalan kehidupan. Aku hampir jadi gila, depresi bagian jiwa. Seringkali aku berpikir
untuk mengakhiri hidupku, mati terlintas dalam benak ku, seolah-olah menjadi solusi dari semua
penderitaan ku.

Setiap malam aku menangis, menangisi hidup yang tak berguna, mencoba mengingat setiap
kebahagiaan dalam jiwa. Aku berpikir, apa yang salah dalam hidupku, aku telah menebus semua
kesalahan ku dalam derita tangisan raga, dan aku tersadar akan suatu hal, suatu kesalahan besar yang
kulakukan, aku melupakan tuhan, aku lupa untuk berdoa, meminta yang terbaik dari-Nya. Aku lupa
untuk menangis kepada-Nya, lupa untuk mencurahkan seluruh keluh kesah kepada-Nya. Tuhan pemilik
segalanya, dan aku lupa untuk meminta kehidupan kepada-Nya.

Aku pun berjalan dengan harapan, harapan untuk diberi belas kasihan dari-Nya, harapan
untuk kehidupan yang lebih bahagia. Setiap langkah dalam usiaku penuh dengan semangat ku. Aku
semangat mencari kerja, aku pun tak lupa untuk berdoa. Dan tuhan mengabulkan nya. Aku mendapat
pekerjaan. Aku bekerja disebuah museum kota. Aku menjadi tukang bersih-bersih disana. Setiap hari
aku melihat benda-benda bersejarah dunia, dan untuk sekian lama, aku mulai belajar, belajar membaca,
belajar berhitung yang seharusnya sudah lama aku kuasai.

Aku juga belajar menggambar, banyak benda-benda museum yang aku gambar, dari patung,
pedang, vas, hingga tengkorak binatang purba. Setiap hari aku belajar, belajar tanpa lelah, belajar apa
saja di dunia, karena aku yakin dengan belajar, hidupku bisa lebih berguna. Kini aku bisa merasakan yang
namanya kehidupan, kehidupan yang baru kurasa di usia 48 tahun, usia yang tak lagi muda untuk
seseorang bisa tersenyum bahagia.

Kadang ada kalanya kita terpuruk, hidup begitu menyedihkan tanpa ada kebahagiaan, namun
jika kita mau untuk bangkit dan memulai dari kesalahan menuju keberhasilan, maka hidup akan
memberi sebuah pembelajaran berharga, pembelajaran penting untuk jadi lebih baik dari sebelumnya,
dan ingatlah bahwa tuhan tidak tidur, tuhan selalu memperhatikan hambanya, maka mintalah kepada
tuhan, mintalah yang terbaik untuk kita bukan yang terbaik menurut kita.

Anda mungkin juga menyukai