benar-benar benci kepada laki-laki sepeserpun uang. Sebungkus nasi paruh baya itu. Yang seharusnya untuk makan pun kami sudah amat kucintai, satu-satunya orang sangat bersyukur. Ayah macam apa yang kumiliki setelah Ibu pergi, yang membiarkan anaknya malah ku benci mati-matian. memeras keringat di bawah terik matahari? Membiarkan anaknya Setiap hari, aku selalu bertaruh nyawa di tengah jalanan pulang saat hari sudah petang. yang penuh mobil berseliweran? Bagiku, berada di rumah itu Sementara dirinya enak-enakan bagaikan di Neraka. Satu alasan, duduk manis bersantai di rumah karena ada orang itu di rumahku. mewah bersama wanita itu tanpa Setiap ia memergokiku pulang memikirkan sedikitpun kondisiku saat petang, ia langsung dan Ibu. Kutanya sekali lagi, apa memarahiku habis-habisan karena itu pantas disebut Ayah? sekolahku telah usai pada siang hari. Tapi, ucapan panjang Puncak kebencianku lebarnya itu sia-sia dan membuang padanya pada saat aku mencoba tenaganya saja. Karena aku sama melunakkan hatiku untuk ikut sekali tidak menghiraukannya, makan malam bersamanya. Ia menutup kupingku rapat-rapat, mengajakku berbicara tentang seolah tak ada yang berbicara masa depanku. Bulan depan aku kepadaku. lulus SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Dia memaksaku Entah apa yang merasuki diriku, mengambil jurusan ekonomi hingga aku benar-benar manajemen untuk bisa membencinya. Dia Ayahku! Ayah meneruskan bisnisnya. Tapi ia tak kandungku! Tapi, apa pantas ia ku pernah tahu, kalau sejak kecil aku panggil Ayah? Dia membuangku ingin sekali menjadi dokter untuk dan Ibu, sementara ia menikah membantu orang yang tidak lagi dengan wanita lain yang lebih mampu agar bisa berobat gratis. muda dan cantik daripada Ibu. Tapi apa yang ia perbuat?! Malah Lalu tiba-tiba ia kembali lagi memarahiku habis-habisan, dalam kehidupanku setelah wanita mengina pendapatku, mencaci itu pergi meninggalkannya. Apa impianku sejak kecil itu. Lelaki itu pantas laki-laki tak bertanggung mengatakan bahwa kalau aku jawab ini ku panggil Ayah?! benar-benar sinting dan bodoh Kemana saja ia selama ini?! Aku jika masuk ke falkutas kedokteran dan Ibu bersusah payah hidup hanya ingin menjadi dokter untuk membantu orang. Lalu kukatakan berubah. Ia tetap berdiri disana, kepadanya setengah membentak, tak bergeming sedikitpun. Aku sudah dewasa! Aku bisa Kesalku bertambah, kudorong menentukan kehidupanku sendiri! badannya menjauhi pintu dan aku Ini hidupku, hakku pribadi untuk pergi menjauh. Ya Tuhan, betapa menentukan kemana aku akan keras kepalanya ayahku ini. melangkah selanjutnya! Aku bukan Dengan fisik rentanya ia masih robot yang bisa kau perintah mencoba mengejarku. Aku kesana kemari! terpaksa mempercepat langkahku, berlari menyebrangi jalan raya Mendengar aku tetap yang tepat berada di depan kost kekeuh pada pendirianku, ia ku. malah mengancam tak mau membiayai kuliahku karna ia tau Yang aku tak tahu, saat itu kuliah di fakultas kedokteran sebuah mobil truk melaju kencang membutuhkan biaya yang tidak ke arahku. Saat aku sedikit. Tantangan yang ia berikan menyadarinya, aku hanya pasrah aku jawab dengan aksiku yang dan tiba-tiba semuanya menjadi minggat dari rumah. gelap.
Hidupku kembali seperti Saat aku membuka mata,
dulu, sendirian. Berjuang sendiri kukira aku telah terbang menuju demi hidupku yang bebas, bebas alam lain disana. Nyantanya aku menggapai semua impianku yang masih terduduk di trotoar. Dalam sejak dulu ingin kucapai. Sampai pandanganku, laki-laki itu akhirnya 2 tahun berlalu, tiba-tiba terkapar, bersimpah darah. Entah ia datang dan berdiri di depan mengapa tangisku mengalir deras pintu kost ku. tanpa bisa ditahan. Rasa takut kehilangan menjalari seluruh Penampilan laki-laki itu ragaku. Untuk pertama kalinya, jauh berbeda dari 2 tahun yang aku menyadari bahwa aku lalu. Matanya cekung karena menyayangi Ayahku. kurang tidur, badannya kurus, dan mulai mengeriput, dan... dimana Pendarahan otak yang wajah angkuh nan sombong yang dialami Ayahku akibat kecelakaan biasa ia tampilkan itu? Hanya itu terlalu parah, nyawanya tak ekspresi sendu yang dapat kulihat bisa diselamatkan. Sebagai anak dari wajahnya itu. Tapi, rasa kesal satu-satunya, jelas bahwa hanya dan amarahku masih amat besar aku yang bisa meneruskan bisnis terhadapnya. Tanpa pikir panjang Ayahku ini. Tepat 2 hari setelah langsung ku usir dia dari tempat kematian Ayahku ini, aku langsung kost ku. Ternyata sifat keras pergi ke kantor Ayah. Untuk kepalanya sama sekali tak mengurus semua keperluan yang kubutuhkan untuk menggantikan pelukannya. Kini semua telah Ayahku di Perusahaan. Aku masuk terlambat, aku benar-benar ke dalam ruangan kerja Ayahku terlambat menyadarinya bahwa untuk membereskan barang- sebenarnya aku sayang Ayahku. barang peninggalannya. Lalu aku Bahwa sebenarnya aku butuh menemukan sebuah surat lusuh perhatian dan kasih sayangnya yang menarik perhatian ku dalam seperti anak-anak lainnya. Lantas laci mejanya. Kubaca surat itu aku merutuki diriku. Tuhan, perlahan. Napasku tertahan mengapa penyesalan selalu datang membaca kalimat dalam surat itu. terlambat?
... Anakku tersayang... Karya : Salsabila Putri Uno
Freya Darmawan dimana kamu Kelas : X1/26 sekarang? Ayah kangen sama kamu. Apa kamu masih ingat sama Ayah? Pasti kamu sudah besar ya sekarang. Maafin ayah nak, maafin ayah. Ayah pergi meninggalkanmu dan Ibumu. Maafin ayah. Maafin Ayah. Ayah gak bisa menemani kamu tumbuh dewasa. Ayah gak pernah memberimu semangat saat kamu mengikuti perlombaan Sains. Ayah minta maaf nak karna tidak mendukung pendapatmu untuk kuliah di fakultas kedokteran, Ayah benar-benar minta maaf. Ayah juga gak pernah melakukan apa yang dilakukan Profil Penulis seorang ayah kepada anaknya. Meninggalkanmu dan Ibumu Sagitarius kelahiran tahun 2000 ini adalah kesalahan terbesar yang memiliki nama lengkap Salsabila pernah Ayah buat. Maafin ayah... Putri Uno yang sering dipanggil Salsa. Sekarang ia duduk di Bercak tetesan air mata bangku kelas 1 SMA. Minatnya Ayah masih tercetak jelas di atas dalam dunia kepenulisan timbul kertas itu. Membuatku menyadari akibat sering membaca buku-buku kesalahan terbesarku. Membenci fiksi bergenre fantasi. Selain hobi Ayahku, seseorang yang dulu membaca ia juga sangat senang sangat kurindukan kehadirannya. bermain voli, menonton film Kunantikan kasih sayang serta bergenre action dan memakan makanan yang berasal dari telur.