Anda di halaman 1dari 13

PEMAKAIAN PERANGKAT LUNAK DIALUX SEBAGAI

ALAT BANTU PROSES BELAJAR TATA CAHAYA


Prasasto Satwiko
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta
e-mail: psatwiko@yahoo.com

Abstract: DIALux is a fast developed lighting design freeware which is supported by


more than 135 lighting industries around the world. Its capability in simulating natural
and artificial lighting is continually updated. It offers a balance combination of technical
analysis and graphical results that makes it suitable to be used in architecture education.
A survey to the use of DIALux as a learning-teaching tool was conducted at
Architectural Lighting Design class of Atma Jaya Yogyakarta University. Despite the
positive responses from the students to the DIALux’s performances, it was found that the
freeware could not automatically help the students interpreting its simulation results.
Knowledge of lighting and architectural lighting design should be given to prevent the
students from making erroneous conclusions. Overall, DIALux is a promising tool for
architectural lighting design learning and teaching.
Keywords: DIALux, lighting design educational tool, lighting design

Abstrak: DIALux adalah program desain pencahayaan gratis yang berkembang cepat
dan didukung oleh lebih dari 135 perusahaan lampu. Kemampuan program tersebut
dalam mensimulasikan pencahayaan alami dan buatan terus diperbarui. DIALux
menawarkan kombinasi yang seimbang antara analisis teknis dan hasil grafis yang
membuatnya sesuai digunakan dalam pendidikan arsitektur. Survei penggunaan DIALux
sebagai sarana belajar-mengajar dilakukan di kelas Tata Cahaya, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. Walaupun para mahasiswa memberi tanggapan baik pada kinerja
DIALux, ternyata program gratis tersebut tidak secara otomatis membantu mereka
mengintepretasi hasil simulasi dengan mudah. Pengetahuan dasar tentang cahaya dan
pencahayaan arsitektural harus tetap diberikan kepada para mahasiswa untuk
menghindarkan mereka dari kesalahan penyimpulan. Secara keseluruhan, DIALux
merupakan alat yang menjanjikan bagi proses belajar-mengajar pencahayaan
arsitektural.
Kata kunci: DIALux, proses belajar-mengajar tata cahaya, simulasi tata cahaya

Simulasi digital tata cahaya, baik alami arsitek karena cahaya memegang peranan
maupun buatan, diperlukan untuk penting, baik dari segi keamanan, kesehatan,
memperkirakan kualitas tata cahaya sebelum kenyamanan, maupun estetika visual
diterapkan pada keadaan nyata. Simulasi bangunan. Pendidikan arsitektur perlu
digital tata cahaya membantu penata cahaya memberikan pengetahuan, kemampuan, dan
(ligthing designers) untuk memperoleh hasil keterampilan merancang tata cahaya yang
maksimal dari ide mereka sebelum cukup kepada peserta didik. Karakter
diterapkan pada keadaan nyata (dibangun). pendidikan arsitektur yang ada di dua bidang
Perubahan pada tahap desain lebih mudah yaitu keteknikan dan kesenian menyebabkan
dilakukan daripada jika desain sudah pengajaran tata cahaya tidak hanya cukup
diterapkan dalam kondisi nyata. Selain itu, memberikan pengetahuan keteknikan
simulasi digital relatif lebih murah, mudah, (terukur), tetapi juga estetika.
dan cepat dibandingkan dengan eksperimen
menggunakan model fisik. Sejalan dengan masalah-masalah
perubahan iklim serta kelangkaan sumber
Penataan cahaya arsitektural, meliputi energi tak-terbarukan, maka penataan cahaya
alami dan buatan, termasuk dalam arsitektural pun dituntut untuk semakin
kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh ramah lingkungan dan hemat energi. Itu

142
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011

berarti, penataan cahaya arsitektural perlu TUJUAN


mengoptimalkan kombinasi cahaya alami dan
buatan, serta memaksimalkan segala potensi Survei yang dilakukan bersifat survei
keramahlingkungan yang ada. Penataan awal (preliminary survay) yang merupakan
cahaya arsitektural perlu dilihat sebagai survei pembuka bagi survei utama yang
sebuah sistem yang terdiri atas banyak sub- nantinya akan lebih ditujukan untuk
sistem (misalnya warna permukaan, refleksi, mensinergikan kurikulum dan DIALux.
hingga teknologi skylight dan lampu.) Dengan demikian, tujuan utama dari survei
awal ini adalah untuk mengenali sepintas
Pengajaran tata cahaya pada kelebihan dan kekurangan pemakaian
pendidikan arsitektur dapat memanfaatkan program simulasi tata cahaya dalam proses
kemajuan perangkat keras dan lunak belajar-mengajar. Program yang dipakai
komputer yang telah tercapai saat ini. adalah DIALux karena program ini
Penggunaan teknologi digital untuk menawarkan simulasi tata cahaya arsitektural
membangun laboratorium digital memiliki canggih yang terus dikembangkan dan dapat
banyak potensi positif dibandingkan dengan diperoleh secara gratis. Pengenalan terhadap
membangun laboratorium fisik. kelebihan dan kekurangan program DIALux
Laboratorium digital untuk pemodelan digital dapat menjadi masukan bagi pembuat
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan program dan penyempurnaan penerapannya
dengan laboratorium fisik, antara lain relatif dalam proses belajar-mengajar.
lebih murah biaya, hemat tenaga, mudah
pengubahan model, hemat ruang (misalnya METODE
cukup dengan sebuah komputer laptop) dan
lebih presisi. Makalah ini adalah hasil pembahasan
dari pengamatan proses belajar tata cahaya
Saat ini tersedia beragam perangkat para mahasiswa selama satu semester (14 kali
lunak tata cahaya yang tersedia, baik versi pertemuan, masing-masing selama 3 jam).
komersial maupun non-komersial (gratis). Semester dibagi menjadi dua bagian, sebelum
Versi komersial antara lain Lightscape, dan sesudah ujian tengah semester. Sebelum
Microlux, Adeline, Ecotect dan AGI32; ujian tengah semester, para mahasiswa
sedangkan versi gratis antara lain DIALux, dikenalkan dengan teori tentang pencahayaan
Radiance, CompuLyte, Daylight, EcoAdvisor, alami dan buatan, serta diharuskan mencari
Quick Calc, SkyVision, SPOT, SuperLite, state of the art pencahayaan arsitektural
Visual dan DAYSIM (U.S. DOE, 2012). melalui internet. Para mahasiswa juga dilatih
Beberapa perusahaan lampu seperti Philips, menghitung tata cahaya alami dan buatan
Osram, Erco, dan GE juga mengeluarkan secara manual dan sederhana agar mereka
perangkat lunak untuk menghitung memahami logika pencahayaan. Setelah ujian
kebutuhan lampu berdasarkan spesifikasi tengah semester, mahasiswa diberi tugas
produk mereka. besar, berupa tugas desain tata cahaya untuk
fungsi ruang bebas (sesuai keinginan mereka)
Makalah ini secara khusus meninjau dengan menggunakan DIALux. Seluruh
pemakaian DIALux dalam proses belajar dan proses dipantau oleh asisten. Pada akhir
mengajar tata cahaya pada kelas Tata Cahaya semester, para mahasiswa mengumpulkan
di Program Studi Arsitektur – Universitas hasil desain dengan program DIALux dan
Atma Jaya Yogyakarta. DIALux adalah mengisi questionnaire. Pertanyaan pada
program tata cahaya alami dan buatan gratis questionnaire disusun dari fenomena yang
yang berkembang pesat dan memenuhi terjadi di kelas dan dimaksudkan untuk
kebutuhan informasi teknologi lampu terkini, memberi gambaran komposisi mahasiswa
memiliki kemampuan membuat laporan dalam suatu faktor.
teknis otomatis serta memiliki kemampuan
visual rendering yang terus ditingkatkan. Sejak awal pemberian tugas,
Kemampuan terakhir tersebut menjadi daya mahasiswa diingatkan bahwa tugas mereka
tarik bagi mahasiswa arsitektur karena adalah menggunakan media cahaya untuk
memadukan teknis dan estetis. mengekspresikan gagasan mereka bagi ruang

143
Satwiko, P., Pemakaian Perangkat Lunak “DIALux” sebagai Alat Bantu Proses Belajar Tata Cahaya

dengan fungsi yang mereka pilih. Jadi, menekankan pada kedalaman pengetahuan
mereka harus mengawali dengan memahami melalui penelitian.
fungsi ruang, karakter aktivitas, ide estetis
atau filosofis yang akan diterapkan, menggali Sesuai dengan silabusnya, mata kuliah
ide-ide pencahayaan, dan mengenali Tata Cahaya disiapkan untuk membekali para
konsekuensi teknis dari pilihan aplikasi. mahasiswa arsitektur UAJY dengan
Proses eksplorasi pencahayaan menggunakan kemampuan merancang pencahayaan
program DIALux 4.92. arsitektural secara lengkap. Pada silabus
(2004) tertulis bahwa tujuan mata kuliah ini
Obyek pengamatan sebanyak 34 adalah memberi kemampuan mahasiswa
mahasiswa. Mata kuliah Tata Cahaya adalah menata pencahayaan alami dan buatan bagi
mata kuliah wajib dan tidak memakai ruang dalam dan luar, untuk kebutuhan
prasyarat. Konsekuensi dari sistem kredit fungsional dan estetis, secara konseptual,
semester, komposisi angkatan mahasiswa analitis, teknis, dan detail. Pada akhir mata
dibiarkan beragam. Dengan kata lain, lama kuliah, para mahasiswa harus mampu: (1)
keterpaparan mahasiswa terhadap menjelaskan sifat-sifat cahaya dan
penggunaan komputer dalam arsitektur, baik hubungannya dengan arsitektur, (2) mampu
grafis maupun simulasi, dapat berbeda-beda. membuat konsep dan desain tata cahaya, (3)
menggunakan perangkat lunak untuk menata
Jenis perangkat keras (komputer) yang cahaya, dan (4) memiliki pengalaman menata
dipakai dibiarkan bebas. Ini untuk cahaya alami dan buatan arsitektural secara
membiarkan proses belajar terjadi alami total berdasarkan pertimbangan fungsi,
sesuai kemampuan masing-masing estetis, dan teknis. Dengan demikian, mata
mahasiswa dalam menyediakan komputer. kuliah Tata Cahaya tidak hanya memberikan
Kampus menyediakan 16 komputer desktop pengetahuan fisika teknik cahaya saja, atau
untuk para mahasiswa yang tidak memiliki konsep estetis pencahayaan arsitektural saja,
laptop. Dengan demkian, variasi spesifikasi tetapi keduanya. Secara ringkas, mata kuliah
komputer dibiarkan beragam. Tata Cahaya mengajarkan pada mahasiswa
tentang bagaimana memakai cahaya untuk
MATA KULIAH TATA CAHAYA mengekspresikan rancangan tertentu secara
terukur.
Kelas mata kuliah Tata Cahaya pada
Program Studi Strata 1 Arsitektur Atma Jaya Pemanfaatan teknologi digital dalam
Yogyakarta (Prodi Arsitektur – UAJY) proses belajar dan mengajar mata kuliah Tata
merupakan pengembangan dari mata kuliah Cahaya di Prodi Arsitektur UAJY sudah
Fisika Bangunan. Mata kuliah Fisika menjadi keharusan dan dilakukan dengan
Bangunan pada awalnya diberikan dalam dua hati-hati. Prinsip kehati-hatian tersebut
semester (Fisika Bangunan 1 dan 2) masing- dilakukan agar para mahasiswa ketika
masing berbobot 2 sks (satuan kredit memakai teknologi digital (perangkat lunak
semester). Sesuai komitmen pendidikan tata cahaya) dapat membayangkan logika
arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta kalkulasi perangkat lunak tersebut. Ini akan
untuk memberikan keterampilan teknis yang menghindarkan para mahasiswa dari
lebih baik, maka mata kuliah Fisika ketergantungan mutlak pada perangkat lunak
Bangunan diurai menjadi tiga mata kuliah dan kehilangan kekritisan ketika
yaitu Tata Bunyi, Tata Udara, dan Tata menganalisis hasil simulasi. Untuk itu, mata
Cahaya yang masing-masing berbobot 3 sks. kuliah tata cahaya disampaikan dengan
Dalam satu semester reguler, kuliah ini metode ceramah, diskusi, latihan, dan
dilaksanakan paralel empat kelas dengan merancang pencahayaan untuk kasus tertentu
masing-masing kelas berisi sekitar 40 baik secara manual maupun dengan bantuan
peserta. Mata kuliah ini dilanjutkan pada program komputer. Tersurat dalam silabus
tingkat Strata 2 dengan mata kuliah bahwa para mahasiswa harus menguasai
Perancangan Pencahayaan Arsitektural perhitungan manual sebelum memakai
Lanjut (Advanced Architectural Lighting perangkat lunak. Perhitungan manual
Design) yang berbobot 3 sks, yang lebih diajarkan untuk pencahayaan alami

144
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011

(pembayangan / shading, daylight factor) dan lain, isu penyederhanaan model banyak
untuk pencahayaan buatan (metode titik/point menjadi topik penelitian. Ini disebabkan oleh
to point method, metode lumen / zonal cavity penyederhanaan yang benar akan sangat
method). mempengaruhi akurasi hasil kalkulasi
(Bickford 2008: 54; Ochoa 2010: 2; Acosta
PEMAKAI UMUM DIALUX 2011: 1012).

Sejarah DIALux dimulai tahun 1989 Pada awalnya DIALux tidak dirancang
ketika DIAL (Deutsches Institut für untuk mensimulasikan cahaya alami. Namun,
angewandte Lichttechnik) GmbH didirikan di dalam perkembangannya, kemampuan
Jerman. Tahun 1994 DIALux dibuat melalui simulasi cahaya alami ditambahkan. Walau
konsorsium industri yang berhubungan masih cukup sederhana dan belum memberi
dengan lampu guna menjawab kebutuhan tata keleluasaan untuk mensimulasikan cahaya
cahaya yang terus berkembang. Pada alami yang terpantul-pantul, penambahan
awalnya 12 perusahaan lampu dari berbagai fasilitas ini amat membantu dalam optimasi
negara bergabung. Perusahaan tersebut antara cahaya alami dan buatan. Pada
menyediakan bagi para pengguna DIALux akhirnya, ketika perencana tata cahaya harus
katalog elektronik produk mereka (berupa mempertimbangkan pemanfaatan cahaya
plugin). Tahun 2001, DIALux 2.0 alami secara optimal sebelum beralih ke
diperkenalkan sebagai program generasi baru cahaya buatan (yang memerlukan energi
dan menjadi basis bagi pengembangan listrik), maka kemampuan DIALux untuk
program ini pada tahun-tahun berikutnya. mensimulasi keduanya secara simultan
Tahun 2008 merupakan penerapan konsep menjadi amat realistis. DIALux diteliti agar
building systems designers pada DIALux dapat dipakai untuk pencahayaan alami
yang merupakan simbiosis antara Arsitektur secara lebih baik dengan kombinasi
dan teknologi bangunan modern. Tahun pencahayan buatan, terutama pada tahap awal
2010, DIALux 4.8 dirilis dan dipakai oleh desain. (Herr 2011: 3). DIALux bahkan
setidaknya 400.000 pemakai di 180 negara. dilibatkan dalam studi pengaruh dynamic
Jumlah perusahaan yang bergabung pada lighting pada para pekerja. (deKort 2011: 7).
DIALux mencapai 135 perusahaan. Tahun Cahaya alami mempunyai karakter sebagai
tersebut DIALux membukukan laba € dynamic lighting. Selain itu, DIALux juga
4.500.000 dengan karyawan sebanyak 60 dapat digunakan untuk mensimulasikan
orang. Area layanan DIAL meliputi pencahayaan bangunan pusaka. Pada
pengembangan perangkat lunak (DIALux, bangunan tipe itu antisipasi kerusakan akibat
katalog elektronik, sistem pengelolaan data pencahayaan alami diperlukan (Molini 2011:
produk, LUMsearch), seminar, layanan 330).
pengetesan (lampu, luminer) dan
perencanaan/peran-cangan cahaya. Tahun Selain dirancang untuk keperluan
2012, DIALux 4.10.01 dirilis. perencanaan dan perancangan cahaya pada
proyek umum dan edukasi, DIALux juga
DIALux terus dikembangkan agar diteliti dan dikembangkan untuk
dapat lebih mudah berkomunikasi dengan pencahayaan pada game. (Ferschin 2010: 5).
program gambar lain. Ini akan memberi Dalam dunia game, real-time lighting amat
keuntungan bagi para mahasiswa (atau diperlukan, walau sebenarnya pencahayaan
pemakai umum DIALux) yang menguasai presisi (dalam artian teknis) tidak terlalu
program gambar seperti AutoCAD dan dibutuhkan. Namun, kemampuan real-time
Sketchup agar menjadi lebih mudah dalam lighting pada walkthrough akan memper-
membuat model untuk DIALux. Hal ini mudah perancang tata cahaya dalam
sesuai dengan perkembangan program- mempresentasikan rancangannya kepada
program Building Information Modelling klien.
(BIM) untuk analisis energi bangunan dan
kenyamanan. (Osello 2011:2210). DIALux Selain untuk simulasi tata cahaya
banyak diperbandingkan dengan perangkat ruang dalam, DIALux juga dapat dipakai
lunak lain. Sebagaimana program simulasi untuk simulasi tata cahaya ruang luar, bahkan

145
Satwiko, P., Pemakaian Perangkat Lunak “DIALux” sebagai Alat Bantu Proses Belajar Tata Cahaya

dengan teknologi lampu baru seperti LED kelas Tata Cahaya sejak dua semester
(Light Emiting Diode). Kemampuan DIALux sebelumnya. Hasil tugas pada kelas tersebut
untuk simulasi tata cahaya ruang luar masih dipamerkan di selasar utama yang pasti
harus disempurnakan karena ada parameter dilalui para mahasiswa karena merupakan
yang berbeda (Ylinen 2011: 9-24), termasuk jalur sirkulasi utama. Namun, walau baru
kemampuan DIALux yang dikembangkan mengenal, ternyata 62,7% mahasiswa
adalah untuk mendeteksi efisiensi mengatakan hanya memerlukan waktu 1 – 2
pencahayaan luar (Oliveira 2011: 883). minggu untuk memahami DIALux,
Selain itu, DIALux juga dapat untuk simulasi sedangkan 27,59% dan 6,90% mahasiswa
refleksi jalan agar diketahui untuk memerlukan waktu, berturut-turut, 3 – 4
mengetahui luminan yang lebih merata dan minggu dan 1 bulan. Sebanyak 3,45% merasa
energi pencahayaan yang lebih hemat tidak benar-benar memahami hingga
(Ylinen 2011: 606). Karena memiliki semester berakhir.
kemampuan rendering yang baik, DIALux
juga dapat dimanfaatkan untuk studi Dari pendampingan, ditemui bahwa
pencahayan urban space (Reichrath 2011: lingkungan memberi dukungan positif pada
136). kecepatan mahasiswa memahami DIALux.
Sebanyak 34,48% mahasiswa belajar DIALux
Saat ini, perancangan tata cahaya dari teman; 17,24% memakai insting;
banyak dipengaruhi pertimbangan 10,34% dari manual; dan 6,90% dari dosen
penghematan energi listrik. DIALux sudah dan asisten. Mahasiswa yang lain
dipakai untuk mempelajari penghematan mengkombinasikan belajar dari teman-
energi yang dibutuhkan dengan cara insting (13,79%), teman-dosen-asisten
mengoptimumkan sistem pencahayaan (10,34%), dan teman-baca manual (6,90%).
(Badida 2011: 100). DIALux bahkan sudah Di kelas terlihat diskusi antar mahasiswa
dipakai dalam studi dampak bentuk berjalan dengan baik dan saling mengisi. Hal
bangunan pada pencahayaan, yang tentu positif dari kegiatan ini antara lain
akhirnya akan berpengaruh pada konsumsi mahasiswa dapat saling berbagi pengetahuan
energi (Catalina 2011: 3; Moreira 2011: 5). dan pengalaman dalam menjalankan DIALux,
DIALux juga dapat dipakai untuk retrofiting termasuk ketika menghadapi masalah-
dari lampu lama ke teknologi baru LED. masalah dengan perangkat kerasnya. Bekerja
(Faranda 2011: 203). sama juga memudahkan mahasiswa
menemukan tolok ukur atau pembanding.
Kemampuan rendering DIALux Sebagai contoh, mahasiswa yang
didukung oleh program POV ray, sehingga menampilkan hasil simulasi menarik dan
dapat menghasilkan gambar kualitas foto menonjol akan mendorong mahasiswa lain
(photo realistic image). Kemampuan mengusahakan hasil yang sama atau lebih
rendering yang dipadukan dengan baik.
kemudahan pembuatan model akan
menjadikan DIALux lebih luwes dan luas Manual berbahasa Inggris diduga
penggunaannya. Salah satu contoh adalah menjadi kendala bagi mahasiswa untuk
pemakaian praktis seperti studi untuk memahaminya, walaupun manual dari
identitas perusahaan. Kerja ini memerlukan pembuat DIALux disajikan sederhana,
kemampuan rendering yang bagus (Schielke ringkas, sistematis dan dilengkapi banyak
2011: 288). gambar bantuan. Ketidaktelatenan membaca
manual mendorong mahasiswa langsung
PEMAKAIAN DIALUX DI KELAS TATA memakai DIALux dengan mengandalkan
CAHAYA insting. Ini seperti yang biasa dilakukan
ketika bermain game atau memakai program
Hasil survei menunjukkan bahwa para lain (seperti memakai cara sink or swim.)
mahasiswa (100%) belum mengenal DIALux Dampak perilaku ini terlihat pada
sebelum mengikuti mata kuliah Tata Cahaya. kekurangtahuan mahasiswa pada detail
Hal ini cukup menarik karena sebenarnya pemakaian DIALux.
DIALux sudah dikenalkan dan dipakai pada

146
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011

Gambar 1. Pemakaian DIALux untuk penelitian Pascasarjana mengenai optimasi intensitas gabungan
cahaya alami dan buatan pada ruang perpustakaan
Sumber: Riandito 2011

Terlepas dari cara mahasiswa langsung di DIALux, sedangkan 6,90%


mempelajari DIALux, program tersebut memilih membuat model dengan
dianggap mudah dipahami. Sebanyak Sketchup. Sementara itu, 3,45%
79,31% mahasiswa menganggap DIALux menggabungkan pembuatan model dengan
mudah dipahami, sedangkan sebanyak Sketchup dan memodifikasinya dengan
20,69% menganggap tidak terlalu mudah. DIALux.

Dari segi pengoperasian, DIALux Kemudahan pembuatan model


dianggap mudah dioperasikan. Sebanyak langsung di DIALux diperkirakan
82,76% mahasiswa beranggapan DIALux didukung oleh pengetahuan mahasiswa
mudah dioperasikan dan hanya 13,79% yang mencukupi dalam bekerja dengan
yang berpendapat tidak terlalu mudah. pemodelan memakai program lain.
Sementara itu, sebanyak 3,45% masih Sebanyak 20,69% mahasiswa mengaku
merasa kesulitan hingga akhir semester. menguasai Archicad. Sementara, 17,24%
dan 13,79% mahasiswa mengaku
Instalasi DIALux dianggap cukup menguasai, berturut-turut, Sketchup dan
mudah. Sebanyak 72,41% mahasiswa AutoCAD. Kombinasi Archicad-AutoCAD
mengaku tidak mengalami masalah ketika dikuasai 17,24% mahasiswa; AutoCAD-
meng-install DIALux. Masalah yang Sketchup 13,79%; dan Archicad-Sketchup
cukup mengganggu ada pada proses 3,45%. Sebanyak 13,79% mahasiswa
mengunduh (download) DIALux dari mengaku menguasai Archicad, AutoCAD
penyedianya. Ini dialami 20,69% dan Sketchup. Logika pemodelan dengan
mahasiswa. Masalah instalasi DIALux program lain tersebut, yang lebih dulu
timbul karena jaringan internet di kampus dikuasai oleh mahasiswa lewat mata
yang tidak lancar untuk mengunduh kuliah lain, diperkirakan telah membantu
program DIALux yang cukup besar mempermudah mahasiswa dalam
(~480MB). Lagipula, proses instalasinya memahami logika pembuatan model
pun harus dalam keadaan online. Masalah DIALux.
ini dapat diatasi oleh laboratorium
komputer dengan menyediakan installer Dari segi jenis komputer yang
untuk server yang dapat dengan mudah di- dipakai, sebagian besar (68,97%)
install berulang-ulang pada banyak mahasiswa memakai laptop. Sebanyak
komputer. Sebanyak 6,90% mahasiswa 20,69% mahasiswa memakai desktop.
mengalami masalah dengan komputer Sisanya, 10,34%, bekerja dengan laptop
mereka ketika proses instalasi. dan desktop. Ini mewakili kondisi
mahasiswa saat ini yang relatif mampu
Fasilitas pembuatan model yang membeli komputer yang sesuai dengan
disediakan DIALux dapat digunakan oleh karakter mobilitas tinggi mereka. Walau
para mahasiswa dengan baik. Sebanyak DIALux termasuk program yang haus
89,66% mahasiswa membuat model memori (untuk kalkulasi pencahayaan dan

147
Satwiko, P., Pemakaian Perangkat Lunak “DIALux” sebagai Alat Bantu Proses Belajar Tata Cahaya

rendering), kebutuhan tersebut sudah tidak memahami hasil simulasi. Sementara


dapat dilayani oleh laptop generasi saat ini 3,45% mahasiswa menganggap diri
yang rata-rata berprosesor cepat dan mereka tidak terlalu memahami hasil
memiliki RAM (Random Access Memory) simulasi.
lebih dari 2GB.
Kemampuan rendering DIALux
Kesulitan terbesar pemakaian diapresiasi puas oleh 62,07% mahasiswa.
DIALux lebih pada data lampu yang tidak Sementara, 24,14% mahasiswa merasa
sesuai dengan harapan mahasiswa. tidak puas dengan kemampuan tersebut.
Sebanyak 34,48% mahasiswa mengalami Sisanya berpendapat bahwa kemampuan
kesulitan dalam pemilihan lampu. rendering DIALux cukup baik.
Sedangkan 27,59% mahasiswa
menganggap pemodelan adalah hal sulit. Dari segi kemampuan simulasi
Analisis hasil simulasi dianggap sulit oleh pencahayaan alami, DIALux diapresiasi
17,24% mahasiswa. Jumlah mahasiswa positif oleh mahasiswa. Sebanyak 82,76%
yang merasa tidak mengalami kesulitan mahasiswa merasa puas dengan
apa pun sebesar 3,45%. Sebesar 10,34% kemampuan DIALux untuk
dan 6,90% mahasiswa mengalami mensimulasikan cahaya alami. Hanya
kesulitan, berturutan, pemodelan-data 3,45% mahasiswa yang merasa tidak puas,
lampu dan data lampu – analisis. sedangkan sisanya ragu-ragu menjawab.

DIALux adalah program yang Kinerja DIALux secara keseluruhan


terhubung dengan produsen-produsen dinilai bagus oleh 93,10% mahasiswa.
lampu besar dunia seperti Philips dan Hanya 3,45% mahasiswa yang menilai
Osram. Namun, kebanyakan dari lampu kinerja DIALux biasa saja dan 3,45%
yang ditawarkan pada katalog belum mahasiswa menilai cukup bagus.
terbiasa dilihat oleh para mahasiswa.
Dalam pemodelan, mahasiswa cenderung BEBERAPA CONTOH KARYA
memilih lampu yang ada di dunia nyata, MAHASISWA PADA KELAS TATA
yang pernah mereka lihat di sekitar CAHAYA
mereka. Mahasiswa berusaha memilih
lampu yang pernah mereka lihat dan Pada sub-bab ini disajikan beberapa
ternyata tidak ditemui yang benar-benar contoh karya mahasiswa kelas Tata
cocok di katalog untuk pasar luar Cahaya. Dalam contoh-contoh tersebut
Indonesia tersebut. Sebenarnya di dapat dilihat kemampuan DIALux dalam
Yogyakarta, lokasi Universitas Atma Jaya menjembatani antara kebutuhan
Yogyakarta, banyak toko lampu yang perhitungan yang presisi serta akurat dan
menyediakan jenis lampu dan model kualitas presentasi yang menarik. Bagi
armatur paling baru. Namun, produk yang mahasiswa arsitektur gabungan
tersedia di toko tidak persis sama dengan kemampuan yang ditawarkan oleh DIALux
yang ada di katalog. tersebut dapat memberikan kepercayaan
diri karena rancangan yang mereka
Hasil simulasi DIALux dapat tawarkan tidak hanya menarik secara
dipahami oleh 58,62% mahasiswa, estetis tetapi juga terukur.
sedangkan 37,93% mahasiswa mengaku

148
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011

Gambar 2. Tampilan DIALux pada saat digunakan untuk


merancang galeri seni lukis oleh Dennis Lesmana
Sumber: Lesmana 2011

Gambar 3. Galeri Seni Lukis karya Dennis Lesmana


Sumber: Lesmana 2011

Gambar 4. Galeri Seni Lukis karya Dedi Hendra Ismawan


Sumber: Ismawan 2011

149
Satwiko, P., Pemakaian Perangkat Lunak “DIALux” sebagai Alat Bantu Proses Belajar Tata Cahaya

Gambar 5. Ruang keluarga karya Frans Wisnu Prabowo. Walau belum secanggih
program grafis lain seperti 3DMax, kemampuan DIALux untuk menghadirkan obyek
lengkung sudah ada.
Sumber: Prabowo 2011

Gambar 6. Desain café (‘Coffee Break’) karya Gerry Hutama Pribadi


Sumber: Hutama 2011

Gambar 7. Fasilitas ‘false colour’ yang mempermudah Gerry untuk memahami


distribusi iluminan dalam ruang café.
Sumber: Hutama 2011

150
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011

Gambar 8. Contoh data teknis yang diberikan oleh DIALux pada desain café Gerry. Data ini
secara otomatis ditampilkan pada laporan simulasi yang dibuat secara otomatis juga oleh DIALux.
Sumber: Hutama 2011

Gambar 9. Desain café (‘Light makes life’) karya Fanny Elizabeth


Sumber: Elizabeth 2011

151
Satwiko, P., Pemakaian Perangkat Lunak “DIALux” sebagai Alat Bantu Proses Belajar Tata Cahaya

Gambar 10. Data teknis rinci pada laporan desain café Fanny yang otomatis dibuat oleh
DIALux sangat memudahkan untuk mereview detail dan menyiapkan laporan.
Sumber: Elizabeth 2011

KESIMPULAN pembuatan model, pengoperasian, kualitas


hasil simulasi, dan kelengkapan data
Penilaian terhadap pemakaian produk, serta gratis menjadi keunggulan
DIALux dapat berpijak pada dua hal, yaitu DIALux untuk dipakai di kelas. Secara
kemampuan atau potensi yang ditawarkan keseluruhan, mahasiswa menganggap
oleh DIALux dan kemampuan yang bahwa kinerja DIALux bagus, mudah
diharapkan atau diperlukan oleh dioperasikan dan menarik secara estetis.
pengguna. Dalam konteks proses belajar- Namun, kenyataan bahwa para mahasiswa
mengajar tata cahaya di program studi mengalami kesulitan dalam
arsiektur, kemampuan yang ditawarkan mengintepretasi hasil simulasi perlu
oleh DIALux dalam mensimulasikan menjadi perhatian serius. Di kelas, ilmu
pencahayaan amat mencukupi, baik dari pengetahuan tata cahaya masih mutlak
segi teknis maupun estetis. perlu diberikan agar mahasiswa tidak
Penyempurnaan yang dilakukan terus keliru dalam membaca hasil simulasi.
menerus, yang meliputi kemudahan Hasil simulasi yang secara grafis menarik

152
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011

dapat mengecoh mahasiswa untuk Herr, C. M. et al. 2011. Daylight and


mengesampingkan kesalahan yang Energy in the Early Phase of
mungkin terjadi. Ini hanya dapat diatasi Architectural Design Process - A
dengan memberi pengetahuan dasar yang Design Assistance Method Using
cukup. Designer’s Intents. Circuit Bending,
Breaking and Mending. Proceedings
DAFTAR RUJUKAN of the 16th International Conference
on Computer-Aided Architectural
U.S. DOE (Department of Energy). 2012. Design Research in Asia
Building Energy Software Tools CAADRIA 2011, Association for
Directory, (Online), Research in Computer-Aided
(http://apps1.eere.energy.gov/buildi Architectural Research in Asia
ngs/tools_directory/subjects.cfm/pa (CAADRIA), Hong Kong.
gename=subjects/pagename_menu= Molini, D. V. et al. 2010. New Daylight
materials_components/pagename_s Damage Calculation Methodology
ubmenu=lighting_systems; diakses Applied to Museums. Colour and
25 Januari 2012). Light in Architecture, First
Acosta, I. et al. 2011. Towards an International Conference 2010
Analysis of Daylighting Simulation Proceedings, Venice, 11–12
Software, Energies, 4: 1010-1024. Nopember 2010, p. 327 – 334.
Badida, M., et al. 2011. Modeling and the Moreira, D. F. et al. 2011. Energy
Use of Simulation Methods for the Efficiency in Brazilian Buildings:
Design of Lighting Systems, Acta Analysis of Software to Support
Polytechnica Hungarica, 8 (2). Energy Assessment, Canadian
Bickford, J. 2008. Lighting Software Journal on Electrical and
Tools – The Latest Features from Electronics Engineering, 2 (5), May
Calculation and Rendering 2011.
Programs, Architectural Lighting; Ochoa, C. E. et al. 2010. Current
Nov/Dec 2008; 22, 7; 53 - 75. Perspectives on Lighting Simulation
Catalina. T. et al. 2011. Study on the for Building Science. IBPSA-NVL
Impact of the Building Form on the 2010, 14 Oktober 2010, Eindhoven,
Energy Consumption. Proceedings Nederland.
of Building Simulation 2011: 12th Oliveira, R. B. et al. 2011. Energy
Conference of International Efficiency Optimization Algorithm
Building Performance Simulation for Roadway Illumination Using
Association, Sydney, 14-16 ARM7TDMI Architecture. World
November 2011. Energy Congress 2011, Linkoping,
deKort, Y. et al. 2010. Effects of Dynamic Sweden, 8–13 May 2010.
Lighting on Office Workers: First Osello, A., et al. 2011. Architecture Data
Results of a Field Study with and Energy Efficiency Simulations:
Monthly Alternating Settings, BIM and Interoperability
Lighting Res. Technol. 42: 345–360. Standards. Proceedings of Building
Faranda, R. et al. 2011. LEDs Lighting: Simulation 2011: 12th Conference of
Two Case Studies, U.P.B. Sci. Bull., International Building Performance
Series C, 73 (1): 199 – 210. Simulation Association, Sydney,
Fathi, M. et al. LEDs Application to the 14-16 November 2011.
Photovoltaic Street Lighting Riandito, A. R. 2012. Efisiensi Energi
Ferschin, P. et al. 2010. Exploring the pada Ruang Perpustakaan Fakultas
Potential of Game Engines for Real- Teknik Sipil dan Perencanaan
Time Light Simulation. Diskusi Universitas Islam Indonesia melalui
BAUSIM 2010, Vienna, 22-24 Optimasi Pencahayaan Alami dan
September 2010 dalam "BAUSIM Buatan. Thesis Strata 2 tidak
2010", Mahdavi, A. & Martens, B. diterbitkan. Yogyakarta: Program
(eds.); (2010), 499 - 504. Magister Teknik Arsitektur,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

153
Satwiko, P., Pemakaian Perangkat Lunak “DIALux” sebagai Alat Bantu Proses Belajar Tata Cahaya

Reichrath, M. et al. 2007. Illumination of Ylinen, A. et al. 2011. Investigation of


Urban Space Using Digital Pavement Light Reflection
Simulation Methods. 3rd Int’l Characteristics, Road Materials and
ASCAAD Conference on Pavement Design, 12 (3): 587–614.
Em‘body’ing Virtual Architecture Ylinen, A. et al. 2011. Road Lighting
[ASCAAD-07, Alexandria, Egypt]. Quality, Energy Efficiency, and
Schielke, T. 2010. Light and Corporate Mesopic Design – LED Street
Identity: Using Lighting for Lighting Case Study, LEUKOS, 08
Corporate Communication, Lighting (1): 9–24.
Res. Technol. 42: 285–295.

154

Anda mungkin juga menyukai