Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gading khaeran putra wandara

Kelas : 9F
No absen : 16

Penyesalan dan kebangkitan

Sebelumnya aku hanyak seseorang yang sok pintar dan pemalas, aku sangat mudah terlarut dalam
sanjungan orang lain dan mudah merasa sombong. Aku berpikir bahwa aku adalah yang terbaik, aku bisa
melakukan apapun yang ku inginkan tanpa harus takut gagal. Hari-hariku kuhabiskan dengan bersenang-
senang, bermain game dan melakukan berbagai macam tidak berguna lainya.

"Nak, waktunya belajar jangan bermain game saja... Jika kamu bermain terus bagaimana kamu bisa
paham pelajaran yang kamu pelajari disekolah?" Itulah kata Ibuku setiap malam. Ia sangatlah baik dan
sangat sabar menuntunku untuk berkembang... Sayangnya diriku yang bodoh tidak pernah
mendengarkan.

"Ya Bu, aku pasti belajar setelah memenangkan ronde ini!!" Jawabku secara acuh tak acuh sambil terus
menatap layar telepon genggam ku tanpa memperdulikan keadaan sekitar bagaikan seekor singa yang
siap untuk menerkam mangsanya.

Jujur saja, sebenarnya aku sedikit merasa bersalah karena telah membohongi Ibuku waktu itu namun
pada saat itu, aku hanyalah seorang pengabdi yang tidak bisa bebas dari kekangan rutinitas merusak
yang menghantui diriku layaknya setan. Aku melakukan kegiatan tidak terpuji ini tidak begitu lama
karena tanpa kusadari yang maha kuasa telah menyiapkan peristiwa yang bisa membuatku sadar dan
mulai mengubah hidupku.

Minggu itu terasa seperti sebuah tur Neraka!! Seluruh hal yang kulakukan berujung pada kegagalan.
Kemampuanku untuk berpikir lurus sudah hilang, aku menjadi semakin bodoh, dan hal paling parahnya
adalah semua nilai PTS dari seluruh mata pelajaran yang ku ikuti mendapatkan nilai dibawah rata-rata.
Aku tau bahwa ini bukanlah hal yang baik namun apa yang bisa kulakukan sekarang?! Rentetan peristiwa
buruk tidak berakhir sampai disitu, kedua Orang tua ku mengetahui semua hal yang telah ku alami dan
aku sudah tau apa yang akan terjadi setelah itu.

"Dasar Bodoh!!! Apa-apaan ini?! Mendapatkan nilai serendah ini adalah hal yang sangat memalukan!!!
Kami sudah berjuang mati-matian dimi bisa mempersekolahkan mu namun inilah balasan yang kau
berikan?! Kami berkerja dengan keras untuk mendapatkan uang dan bahkan berani mempertaruhkan
rasa malu kami untuk meminjam uang dari segala tempat demi bisa membuat mu sekolah, dan yang kau
lakukan hanya bermalas-malasan!!! Jika memang tidak sanggup janganlah sekolah... Kenapa... Kenapa
kau selalu membuat kami kecewa?" Hanya dengan itu Ayahku membuat diriku tersadar dan sangat
menyesal atas perbuatanku.
Aku sangatlah menyesal, aku sangatlah sedih, aku merasa marah pada diriku sendiri karena sudah
membuat orang tua ku yang mempercayai ku kecewa. Melihat air mata pada wajah mereka membuat
diriku terpukul. Pandanganku terhadap dalam sekejap berubah, aku merasa bahwa segala hal yang
kulakukan selama ini hanyalah kebodohan yang sia-sia dan hanya bisa merusak diriku dari dalam
maupun luar. Berhari-hari aku merenung dan meratapi kesalahanku dipojok ruangan.

"Apakah aku sebodoh itu? Apakah aku setidak berguna itu? Apa... Apa yang terjadi padaku?!" Itulah hal
yang kupikirkan waktu itu, bahkan aku pernah berpikir bahwa seharusnya aku mati saja daripada
menjadi pecundang seperti ini.

Tetapi aku tau bahwa mengakhiri semuanya sekarang adalah tindakan yang tidak ada gunanya, daripada
melakukan itu aku lebih baik berubah dan memperbaiki diriku karna nyatanya orang-orang disampingku
akan lebih bahagia bila aku bisa berkembang dan memiliki masa depan yang indah.

Pada hari itu aku putuskan bahwa aku akan berubah, aku mulai perubahanku secara perlahan seperti
mulai membaca buku dan mengurangi waktu hiburanku. Aku mulai membantu orang tua dalam
kegiatan-kegiatan dirumah untuk menghilangkan kemalasanku. Setiap pagi daripada melamun aku
sekarang memilih untuk berdiri dan melakukan peregangan untuk menjaga kesehatanku. Aku benar-
benar mencoba untuk mengarahkan kehidupan ke arah yang lebih baik.

Berubah memanglah hal yang berat namun aku tidak akan pernah menyerah, karna aku tau jika aku
tetap lakukan hal tidak berguna yang akan kudapatkan hanyalah kehancuran dan kesedihan. Sebaliknya
bila aku sudah berubah, aku akan dapat melihat orang yang kucintai bahagia.

Anda mungkin juga menyukai