DIBACA
Penulis
Rifki Muzakki
Daftar isi
Bab 1
PERTEMUAN 1
Bab 3
AWAL MULA 29
Bab 4 MISI-MISI 52
Bab 10
PERUBAHAN 206
Bab 1
Pertemuan
1
Setelah berjuang mati-matian untuk mendapatkan
hotdog bu Ina, aku harus berjuang kembali untuk
menyakinkan orang-orang bahwa hotdog yang ku beli bukan
untuk ku makan sendiri. Karena ada sebuah hal tabu tidak
tertulis yang entah sejak kapan tersebar di kalangan para
siswa yaitu dilarang membeli hotdog bu Ina lebih dari satu
buah. Siapa saja yang melanggar hal tabu akan dikucilkan
karena dianggap individualis dan rakus. Untung saja aku
berhasil menyakinkan mereka, awalnya sih sulit, namun
lama kelamaan mereka mengerti dengan keadaan ku.
2
Sistem kasta sangatlah kental di sekolah ini. Bisa
dikatakan praktik perbudakan dapat ditemukan dimana
saja. Ya singkat kata banyak orang yang diperlakukan
seperti diriku. Pernah suatu ketika aku hanya mendapatkan
empat hotdog; kurang satu dari target. Alhasil aku pulang
babak belur dengan bekas memar di sekujur tubuh. Bukan
karena aku kurang cepat seperti biasanya. Hanya saja
semakin hari semakin banyak saja orang yang bernasib
sama sepertiku. Kami harus berlomba untuk mendapatkan
hotdog sesuai target yang disuruh bos kami. Persaingan ini
seperti bertarung antara hidup dan mati. Jadi semuanya
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hotdog bu
Ina. Banyak diantara mereka yang nekat memukul dan
menarik serta mendorong orang yang ada di sekitarnya agar
jalannya mulus untuk mendapatkan hotdog. Semua itu
dilakukan dengan terpaksa daripada mereka yang nanti
akan menerima imbasnya dari sang bos; pulang babak belur
dengan bekas memar di sekujur tubuh.
3
Disisi lain, aku bersyukur bisa memakan hotdog bu Ina
setiap harinya. Satu rahasia yang tidak pernah diketahui
para penyuruh ku adalah setiap kali mereka menyuruhku
membeli hotdog, aku selalu mendapat bonus satu buah
hotdog lezat dengan aneka topping spesial dari bu Ina. Entah
karena bonus membeli banyak atau bu Ina yang peduli
kepadaku, yang pasti aku langsung berlari secepat kilat
tatkala berhasil mendapatkan hotdog yang banyak itu. Aku
tidak bisa berlama-lama, bisa jadi mereka menyiksaku lebih
dari yang biasa mereka lakukan.
***
4
muka ibu yang semrawut samar oleh berbagai emosi. Itulah
ketika ayah tiada. Ayah sehari hari hanya bekerja sebagai
kuli biasa yang penghasilannya tergolong sangatlah pas
pasan untuk makan kami sehari dan hanya sedikit untuk
tabungan. Sehingga, ketika ayah tiada, ayah hanya
meninggalkan uang yang hanya cukup untuk seminggu dan
secarik kertas yang berisi wasiat yang sampai sekarang aku
tak tahu apa isinya. Ibu hanya mengatakan bahwa ayah
berpesan “Tetaplah optimis menjalani hidup,
sesunngguhnya tantangan terbesar hidup adalah diri
sendiri. Tetaplah tersenyum, karena itulah penyemangat di
kala tidak ada penyemangat lain selain itu”. Aku tidak terlalu
mengerti apa maksud dari wasiat ayah. Namun, wasiat itulah
yang sampai sekarang yang dapat membuatku terus maju
dan tidak akan jatuh ketika dicela dan dibully temanku.
5
Pernah suatu ketika ibu datang ke sekolah untuk
mengambil hasil ujian dan rapor ku. Hari itu aku sangat
bangga bersama pahlawan hidupku berjalan dengan gagah
dan penuh kebanggaan menjadi seseorang yang bersama
pahlawan. Namun, pada saat itu lagi lagi temanku
menjahiliku, mereka mengejek ku habis habisan di depan
pahlawanku. Ibu hanya bisa tersenyum melihat tingkah
mereka dan tetap menyemangatiku. Akhirnya, aku pun tidak
menghiraukan akan perkataan mereka.
6
Berlalri kencang ku kedepan layaknya seorang
pahlawan yang seperti biasa ku lihat di tv. Ku tarik kerah
baju mereka. Ku manfaatkan tasku untuk memukul mereka.
Akhirnya, mereka pun lari sambil menangis meneriakkan
“Mama..”. Tidak ada kapoknya mereka tetap mencela ku
sambil lari terkatung katung. Aku pun hanya bisa tersenyum
setelah merasa berhasil menjadi seorang pahlawan yang
balik menyelamatkan pahlawanku, ibu.
7
Akupun tidak bisa berkata apa apa lagi. Sungguh
mulia hati ibuku ini. Bagaimana tidak bertambah rasa
sayang ku kepada ibu. Disaat yang terpuruk seperti inipun
ibu tetaplah berlaku baik, tidak goyah hati dan pendiriannya
walau sedikit.
***
8
Seperti yang pernah ku katakan, yang seperti diriku
tidak hanya aku. Ada banyak lagi orang yang diperlakukan
semena mena dan ditindas di sekolahku. Karena pembullyan
memang dianggap suatu hal lumrah . Dulu pernah ada yang
melawan dan melerai orang yang dibully. Alhasil orang yang
terbully semakin dilakukan tidak manusiawi dan orang yang
melerai menjadi terbully, padahal sebelumnya dia orang
yang biasa biasa saja tidak terbully.
9
“Nggak papa nih? Bukannya kamu harus dapetin
hotdog buat bosmu?”
“Tapi..”
“Eh iya iya.. makasih ya.. besok besok aku bakal beliin
kamu untuk balas kebaikanmu”
10
“Hmm.. ya udah anggap aja ini hadiah dariku untuk
penyelamatku. Kalau nggak ada kamu hari itu bisa jadi hari
ini aku nggak bisa sekolah”
11
“Kayaknya aku harus pulang lagi Jake, aku mau bantu
bantu ibu di rumah, kasian ibu sendirian kalau aku pulang
larut” ucapku
“Eh iya gak terasa aja ya udah mau malam. Lain kali
kita makan bareng lagi ya”
“Eh tapi..”
12
13
BAB 2
HADIAH ISTIMEWA
14
sebelum ia melangkah keluar dari rumahnya yang hangat
menuju dunia luar yang masih agak gelap dan dingin itu,
ibunya memanggil dengan lembut
“Oke deh bu. Ibu belum makan juga kan, kita makan
bareng bareng yuk bu”
15
“Iyaa nak” balas sang ibu dengan lembut
16
“Iya nih, saya dah nunggu lama banget, kok kamu
lama amat sih” potong Pak Khairul
17
Tak lama kemudian Pak Khairul pun keluar dari
rumahnya dan kami pun lalu pergi ke rumah lamya Pak
Khairul. Diperjalanan Pak Khairul bercerita dengan Ryan
“Dek Ryan, kamu itu kalau dah gede mau kerja apa”
“Nggak tau juga sih pak, kalau mau kerja yang hebat
mah kayaknya saya sih nggak bisa pak. Bapak sendiri tau kan
gimana ekonomi keluarga saya. Mau makan aja susah
apalagi mau kuliah tinggi tinggi pak, sedangkan kalau mau
kerja yang bagus mah harus kuliah dulu. Daripada untuk
kuliah mending uangnya saya pakai untuk jualan”
18
“Apaan pak?”
“Saya akan ingat itu baik baik pak, itupun kalau saya
sukses”
19
sebuah bangunan petak yang tidak memiliki loteng dan
memiliki sebuah pintu besar yang dirantai serta digembok.
20
sebuah ruangan yang berisi cukup banyak kardus berisi
barang barang yang sudah tua. Kondisi didalam gudang itu
sangat berdebu dan lembab. Terlihat banyak sarang laba
laba dan mungkin sudah puluhan generasi hidup di gudang
ini. Dipojokan terdapat sebuah sapu panjang dan peralatan
bersih bersih lainnya yang sudah berdebu juga namun masih
bisa dipakai. Setelah dibersihkan Ryan pun mulai
membersihkan gudang tersebut
21
“Iya pak…, saya kesana” teriak Ryan
22
“Enak buanget pak, belum pernah saya minum teh
seenak ini, pas banget lagi saya abis ngangkat barang barang
itu jadinya teh ini jadi kerasa enak banget dah”
23
Saat memilah milah barang, Ryan menemukan
banyak barang yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
24
Ryan pun selesai memilah seluruh barang barang
yang ada didalam gudang. Ia kemudian memanggil Pak
Khairul agar memisahkan barang mana yang sebenarnya
harus dibuang. Setibanya Pak Khairul disana ia kemudian
menyerahkan kardus kardus tersebut kepada Pak Khairul
agar dapat dipilah kembali olehnya. Namum Pak Khairul
menolak sambil berkata
“Oke pak. Oh iya pak, tadi saya dapet benda kayak jam
tangan, tapi bentuknya aneh”
“Aneh gimana?”
“Masih pak”
25
“Hmm… ngapain jam tangan bisa ada di gudang ya?
Yaudah kamu ambil aja itu jam tangan, saya juga nggak make
jam tangan kok”
26
kemudian mengambilnya. Di kertas tersebut terdapat
tulisan “ JANGAN DIBACA , HATI HATI !!!”.
“Oh iya bentar, kamu masuk aja dulu Dek Ryan, saya
lagi ngunci ngunci pintu” balas Pak Khairul dari dalam
rumah
27
“Allhamduliilah, hari ini aku dapat rezeki yang
banyak. Ibu pasti senang nih”
“Eh… enggak kok bu, ini tadi pas Ryan nemu Ryan
tanyain ke Pak Khairul, terus katanya jam ini untuk Ryan aja
soalnya dia punya jam yang lain. Daripada nggak kepake
mending buat Ryan aja kata Pak Khairul bu”
28
mengambil barang orang lain ya. Yaudah pergi mandi sana
setelah itu istirahat ntar ibu siapin makan buat kamu deh”
29
BAB 3
AWAL MULA
30
Diperjalanan ia tak henti hentinya melihat benda
yang fungsi utamanya menunjukkan waktu itu. Saking
fokusnya perhatian Ryan terhadap jam itu ia tidak sengaja
menabrak seorang kakek tua yang sedang membawa barang
belanjaan dari belakang. Terjatuhlah barang belanjaan yang
dibawa oleh kakek tersebut. Sadar ia yang bersalah, Ryan
pun segera membantu si kakek tadi mengumpulkan
belanjaan yang dibawanya.
“Gak apa apa kok cu… cuman tadi kakek agak terkejut
aja. Lain kali kamu itu kalau lagi jalan liat liat ya. untung
kamu nabrak kakek kalau aja yang nabrak kamu tadi itu
mobil gimana ? bisa modar kamu”
“Iya cu…”
31
“Kakek mau ke rumah aja kok cu, tadi kakek abis dari
pasar beli bahan masakan untuk sebulan, makanya banyak”
32
keluar sebulan sekali untuk membeli bahan makanan.
Mendengar cerita dari si kakek, Ryan hanya tertunduk lesu.
Ia membayangkan jika dirinya nanti seperti itu kepada
ibunya. Tentu saja ibunya akan merasakan hal yang sama
dengan apa yang dirasakan oleh kakek ini. Didalam hati
Ryan bersumpah tidak akan pernah menyakiti perasaan
ibunya sampai kapanpun.
33
“Jadi gini, kalau masalah kerja dulu kakek kerjanya
cuman pedagang saja. Terus kalau rumah ini, sebenarnya ini
rumah adalah pemberian dari kedua anak kakek sebelum
mereka berdua pergi melupakan kakek”
34
“Jangan telat, jangan telat, jangan telat” kata kata itu
berulang kali keluar dari mulut Ryan sambil melihat kearah
jamnya tadi.
35
“Biasanya sih gitu bu, tapi tadi gerbang masih kebuka
lebar jadi sa-” Belum selesai Ryan berbicara tiba tiba
perutnya sakit
36
“Eh ada pak amir, abis ngapain pak ?”
37
Ryan kemudian mulai melangkahkan kakinya dan
berlari menuju ke kelasnya untuk menerima pelajaran dari
Bu Mela. Sesampainya di kelas, teman temanya baru saja
selesai menyanyikan lagu wajib. Di sekolah ini terdapat
peraturan dimana menyatakan bahwa setiap pagi hari
peserta didik harus membaca al-quran, berdoa, dan
menyanyikan lagu wajib secara rutin. Ryan pun kemudian
masuk kedalam kelas setelah teman temannya selesai
melakukan rutinitas harian tersebut
38
berhenti tertawa. Dengan perasaan malu Ryan pun
kemudian kembali berdiri dan berjalan menuju tempat
duduknya. Baru saja duduk ia lagi lagi dibully oleh teman
temannya
“Ya iya lah, lu tau nggak dia itu satu satunya orang
dikelas ini yang pernaaahhh…-“ balas dadan sambil
memukul mukul meja membuat efek seolah olah sedang
mengumumkan pemenang dari undian berhadiah miliyaran
rupiah
39
Mendengar perkataan dadan tadi, tawa seisi kelas
menjadi pecah. Bahkan ibu guru terlihat agak tersenyum
mendengar perkataan dadan tadi. Namun senyum itu
dengan cepat hilang dan berubah menjadi muka marah.
40
menganggap semua kata kata itu hanyalah suara dari orang
utan yang dulu pernah ia lihat bersama ibu dan ayahnya di
kebun binatang.
“Kok gak ada yang mau? Udah pada buat kan?” tanya
Ibu Mela
41
“Udah buukk…” jawab seisi kelas
42
Dadan pun kemudian maju kedepan kelas dan
membacakan cerpen yang ia buat sementara Ryan berjalan
kebelakang dengan perasaan kecewa bercampur malu.
Pelajaran kemudian berlanjut hingga bel tanda istirahat
berbunyi yang berarti waktunya Ryan menjadi babu lagi.
Setelah ia selesai dengan tugas babunya, Ia kemudian segera
kembali ke kelasnya.
43
Tambahan pemberitahuan itu membuat tambahan
sorakan dari seluruh sekolah. Seluruh siswa pun kemudian
segera bersiap siap untuk pulang. Ryan pun juga bersiap
untuk pulang ke rumahnya.
44
Ryan pun kemudian kembali menekan nekan jam itu
dan kemudian layarnya kembali berubah sendiri. Kali ini
layarnya berubah menjadi beberapa kotak kotak yang berisi
tulisan tulisan dan disebelah kanan dari masing masing
kotak itu terdapat tulisan +XP dan gambar koin emas.
Disalah satu kotak terdapat tanda centang dan tulisan
“Selesai”. Dalam kotak itu tertulis “BANTU SEORANG KAKEK
TUA”
“Weh apa apaan nih, kok jam ini tau tadi aku bantu
kakek tua itu?” ucap Ryan dalam hati
45
angka yang bernilai negatif. Terdapat banyak kotak kotak
yang berisi kata kata.
“Ini apa lagi sih, susah amat jam satu ini. Udah gitu
nih jam bisa digeser geser lagi layarnya canggih amat, atau
jangan jangan jam sekarang emang kayak gini ya??
hmmm…?” tanya budi kepada dirinya sendiri sambil
kemudian menggeser geser layar jam tersebut kebawah
46
tersebut. Disalah satu kotak tersebut terdapat tulisan “Bantu
orang tuamu mencuci piring” disebelahnya terdapat tulisan
“+100 XP” dan “+25 koin”.
“Lah iya juga, kok mirip ya? jangan jangan ini emang
misi lagi? Hmmm…, disini ada tulisan yang menyuruh aku
untuk membantu orang tua nyuci piring. Coba nanti dirumah
ah, siapa tau emang misi yakali aja ada hadiahnya hehehe”
kata Ryan didalam hatinya.
47
“Aduh.. hampir aja masuk ke dalam parit. Udahlah
jangan mikir terus focus ke jalan dulu aja deh” ucap Ryan di
dalam hati
“Lah dia kok tiba tiba ngegas sih” ucap Ryan dalam
hati
48
“Kenapa sih tu bapak, gak jelas ah” ucap Ryan dalam
hatinya sambil pergi meninggalkan tempat itu dan kembali
melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.
49
Ryan pun kemudian berjalan menuju kamarnya dan
melepaskan pakaiannya kemudian bergegas mandi.
Terdapat sebuah legenda yang bisa dikatakan mendekati
fakta yang menyebutkan kalau ide ide itu muncul dikamar
mandi. Pemikiran pemikiran yang luar biasa akan timbul
jika seseorang dikamar mandi. Hal itulah yang dialami Ryan
ketika ia sedang berada di kamar mandi. Tiba tiba ia teringat
kemabali dengan jam barunya itu. Ia teringat kalau salah
satu misi yang ingin ia coba adalah membantu orang tua
mencuci piring. Sontak Ryan langsung mempercepat tempo
mandinya dan segera keluar dari kamar mandi.
50
percaya karena kejadian kejadian itu memang agak sulit
dipercaya.
“Bu, hari ini Ryan yang nyuci piring ya, ibu kan udah
capek seharian bersihin rumah. Biar gantian, ibu istirahat
Ryan yang kerja. Boleh ya bu ya…”
“Lah kamu ini kenapa sih, kok tiba tiba aja? Yaudah
kamu nyuci yang bersih ya ibu mau kekamar dulu”
51
“Ah… selesai juga nyucinya. kira kira jam itu tau
nggak ya kalau aku tadi ngapaian, kan jamnya nggak dipakai,
cek ah”
52
BAB 4
Misi-misi
“Pagi bu, ibu masak apa pagi pagi begini?” tanya Ryan
setengah sadar
53
“Oooh” jawab Ryan masih dengan setengah tidak
sadar
54
“Yaudah ibu masak lagi ya. jangan ngagetin ibu lagi
lho”
55
Saat ia mengecek bagian misi kali ini terdapat tanda centang
disebelah kotak yang sebelumnya menyuruh Ryan untuk
membantu ibunya mencuci piring tersebut.
“Dih, apa apaan nih? Kayak kata kata yang keluar dari
jin Aladdin aja. Coba tekan yang pertama ah… siapa tau aja
hal baik emang bener bener datang lagi hehehe” kata Ryan
dengan nada bercanda.
56
Segera setelah ia menekan kotak tersebut keluar
kotak besar lainnya yang bertuliskan “REWARDS
SUCSESFULL”. Ryan yang masih belum mengerti itu kembali
sembarang menekan layar jam itu sehingga tulisan tadi
menghilang. Kotak yang tadinya berwarna lebih terang kini
tiba tiba menghilang dan semuanya kembali menjadi abu
abu seperti semula.
57
selesai kok masaknya. Nanti ibu juga mau kepasar nyari ubi
untuk makan malam kita”
“Oke bu”
58
bayangkan hal baik apa yang akan datang kepada dirinya.
Apakah akan ada cewek cantik yang berpapasan dengannya
ataukah ia akan berjumpa dengan orang kaya dan diberi
uang yang banyak oleh orang itu. Ryan pun kemudian hanya
bisa menghayalkan kata kata yang keluar dari jam tadi itu.
Tak terasa, Ryan pun kemudian sampai ke perpustakaan.
Belum sempat Ryan melangkahkan kakinya kedalam
perpustakaan itu tiba tiba terpikirkan olehnya sesuatu.
59
“Lah ini maksudnya apaan dah? Bodo lah mending
liat kotak yang lain. Hmm… nah ini misi kayaknya mudah
deh” ucap Ryan sambil menunjuk kotak yang bertuliskan
“Kumpulkan 10 buah apel dari pohon dan berikan kepada
orang yang membutuhkan”
60
“Buset, kok diatas pohon ada lubang kayak gini nih.
Coba masuk ah, eh.. tapi aman gak ya?” ucap Ryan yang
terlihat ragu memasuki lubang misterius tersebut.
61
merah dari buah apel itu membuat kesan pohon yang
tumbuh dengan sangat subur dan juga memberi kesan
indah.
“Oh iya, tadi jam ini nyuruh aku untuk ngambil buah
apel kan. Yaudah ambil aja dulu deh abis itu aku mau nyoba
liat dunia luar di alam mimpi ini ah…” kata Ryan sambil
memanjat pohon apel tersebut.
62
tersebut. Sesaat setelah keluar dari lobang tersebut terasa
udara yang lebih panas daripada di dalam lubang tersebut.
“Anjir, kok itu lubang malah hilang ya? atau itu semua
cuman halusinasi doang ya. eh bentar bentar, kalau itu
63
halusinasi trus apel ini kok masih ada ya? sebenarnya apa
yang terjadi sih?” tanya Ryan kepada dirinya sendiri
“Oh iya. Aku ngambil buah ini kan gara gara jam itu,
coba cek lagi ah. Lah kok sekarang panahnya berubah sih,
trus maksud dari tulisan progress 69% ni apaan ya. hmmm….
Au ah, sekarang coba lanjutin aja dulu nih misi siapa tau
nanti terbangun” ucap Ryan sambil berjalan mengikuti
panah yang ditunjukkan oleh jam tersebut.
64
ada di panti asuhan tersebut tanpa sepengetahuan pengurus
dari panti asuhan tersebut.
“Hosh… hosh… capek juga lari ni. Apa paan sih itu ibu
ibu orang mau ngasih buah juga malah dibilang maling” ucap
Ryan sambil terenggah enggah
65
“Hosh… hosh… jadi semua itu cuman mimpi doang
kan. Fyuh.. untunglah. Oh iya tadi kan ibu nyuruh aku pergi
ke pasar beli garam kan. Yaudah aku ke pasar dulu deh”
“Eh ada dek Ryan, mau beli apa dek?” tanya penjual
kepada Ryan
66
pesan lagi. Sebuah misi lagi yang harus dilakukan oleh Ryan.
Namun kali ini misinya langsung keluar tanpa dipilih
terlebih dahulu dan memiliki hitungan mundur didalam jam
tersebut. Misinya berbunyi “Tangkaplah seekor ikan”
67
kan. Pertanyaannya, tukang jual ikan yang masih hidup ada
nggak ya? coba tanyain Budhe ah”
68
“Untung yang tadi cuman mimpi, kalau enggak mana
mungkin aku bisa kesini lagi. Asik juga ya ngeliat anak anak
bermain bareng bar-“
Tiba tiba keluar ibu ibu dari dalam panti asuhan yang
mana sangat mirip dengan ibu ibu yang mengejar Ryan
didalam mimpinya itu. Sontak Ryan langsung berlari menuju
taman sambil berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.
Ia merasakan sebuah perasaan aneh saat berlari karena
seolah olah ia pernah melakukan hal yang sama padahal ia
belum pernah melakukan hal itu.
69
bagaimana Ryan berhasil lari dari kejaran ibu ibu itu dan
seolah olah hal itu tidak pernah terjadi.
70
Ryan kemudian mengetuk ngetuk pintu rumah Pak
Khairul. Berkali kali Ryan mengetuk pintu rumah Pak
Khairul namun tidak ada balasan dari dalam. Dari luar pun
tidak terdengar adanya aktifitas manusia didalam rumah itu.
Keadaan disana benar benar sunyi.
71
dengan Pak Khairul. Setelah beberapa lama Ryan
beristirahat, ia teringat kalau tadi jam itu kembali
memberikan sebuah misi yang belum sempat dibacanya.
Ryan pun kemudian membuka jam itu dan terdapat tulisan
“MISSION FAILED” “Ingatlah akan konsekuensinya”
72
krama banget” kata Ryan sambil berusaha memukul
nyamuk yang mengganggunya itu.
73
BAB 5
NEW WORLD
74
Ryan pun kemudian pergi ke kamar mandi dan
membersihkan dirinya. Disana ia teringat kalau tadi ia baru
saja balik dari pasar karena disuruh oleh ibunya sendiri.
Dengan cepat ia segera membilas sabun yang ada
dibadannya itu dan keluar dari kamar mandi. Dengan cepat
ia mengenakan bajunya kembali dan mencari ibunya.
75
Karena penasaran Ryan pun kemudian keluar dari
rumahnya dan segera setelah mengunci pintu rumahnya ia
berjalan melihat dunia yang belum pernah ia lihat itu. Yang
biasanya ketika ia keluar dari rumahnya melewati sebuah
jalan setapak yang kotor, Sekarang Ryan keluar dari
rumahnya melewati jalan berbatu yang terlihat sangat rapi.
Hutan yang biasanya terlihat sangat menyeramkan kini
berubah menjadi hutan yang penuh warna dan indah. Benar
benar seperti dunia dunia yang berada dalam cerita dongeng
tapi kali ini itu nyata.
76
padang rumput yang landai dan bersih. Untuk melewatinya
terdapat sebuah jembatan yang terbuat dari susunan batu
kerikil yang terlihat sangat indah.
77
“Lah?!, kan tadi pas aku pulang kerumah udah sore,
kalo nggak salah udah jam 5 sore, kok sekarang malah jadi
siang hari bolong kayak gini sih. Jangan jangan ini semua
gara gara jam ini lagi” kata Ryan sambil melihat kearah jam
yang ia kenakan tersebut.
78
besar dan mengenakan penutup wajah. Mereka semua
berdandan seperti seorang penculik.
79
“Duk!” lemparan batu itu tepat mengenai kepala dari
salah seorang pencuri itu.
80
“Kok gak ada siapa siapa ya? perasaan tadi gw denger
ada bunyi langkah kaki disini lah” kata salah satu pencuri
tersebut yang masih terheran heran.
81
sekarang kita kabur dulu” kata Ryan sambil melepaskan
ikatan terakhir pada wanita itu dan kemudian segera berlari
berlawanan arah dengan para pencuri tersebut.
82
“Eh… lucu gimana nih, muka aku aneh gitu?” tanya
Ryan kepada si wanita itu
“Eh enggak kayak gitu kok, maksud saya yang lucu itu
kata kata anda, bukannya fisik anda kok” kata si wanita
kepada Ryan
83
“Emangnya kenapa?”
84
bicara dengan orang selain ayah, ibu dan pelayan yang ada
di rumah”
“Jadi, tadi itu saya kabur dari rumah, terus pas lagi
jalan jalan datanglah orang orang aneh tadi. Mereka
kemudian mengejar saya hingga pada akhirnya tertangkap
dan mereka ikat tangan saya. Untungnya kamu datang. kalau
enggak, mungkin aku sekarang udah ada di seberang nih”
kata Putri kepada Ryan.
85
Mereka berdua pun kemudian bangkit dari pohon
tersebut dan berjalan ke arah rumah sang Putri.
Diperjalanan Ryan kemudian berkata kepada si Putri
86
Setelah cukup lama berjalan, Ryan pun kemudian
sampai ke rumah si Putri. Betapa terkejutnya Ryan ketika
melihat rumah Putri yang ternyata adalah sebuah kastil
besar yang setiap pintu masuknya dijaga oleh beberapa
pengawal. Ya... itu adalah sebuah kerajaan.
87
“Lah, ayah kamu kan pemimpin di istana ini kan.
Berarti ayah kamu raja dong?”
“Raja itu apaan. Aku enggak tau maksud kamu itu apa
tapi yang jelas, ayahku memang seorang pemimpin di istana
ini. Ia adalah seorang kaisar yang memimpin daerah barat
negeri ini”
88
“Waduh, aku masuk ke singgahsana raja enggak apa
apa nih?” tanya Ryan kepada Putri
89
“Iya ayah” kata Putri membela Ryan “Tadi pas aku
jalan jalan keluar dari istana, aku dikejar sama orang orang
yang tidak dikenal. Aku kemudian tertangkap dan kemudian
diikat. Trus si Ryan ini datang membantu aku lari dari
penjahat penjahat itu” kata Putri sambil terus menjelaskan
apa yang sebenarnya terjadi tadi.
90
kekaamar bawah yang udah enggak dipakai sama sii DIA itu
ya”
“Oke pak” kata pelayan “Ayo dek, mari ikut saya” kata
sang penjaga kepada si Ryan.
91
“Oh cerita yang itu aku ingat wahai ayah”
92
salah juga dulu kakek kamu juga pernah bilang kepada ayah
kalau nanti hubungan pemerintahan kita kembali kacau
maka akan Datang lagi penyelamat untuk meneylesaikan
konflik tersebut”
93
sebagai kamar. Bahkan rumahnya saja mungkin lebih kecil
daripada kamar ini. Meskipun terlihat mewah dan besar,
peralatan peralatan yang ada di kamar ini terlihat sudah
sangat tua. Di setiap sisi kamar terdapat laba laba dan semua
permukaan kamar itu tertutup oleh debu yang sangat tebal.
Memang terlihat kalau kamar ini sudah lama tidak dipakai.
94
“Ah… istirahat ya. sepertinya otakku masih belum
bisa menerima runtutan kejadian kejadian aneh yang aku
alami dalam satu hari ini. Untuk istirahat saja mungkin
masih belum bisa. Sebaiknya kamu tinggalin aku sendiri aja
dulu ya” kata Ryan kepada Putri.
95
sepengetahuan penjualnya. Secara tidak langsung, misi itu
menyuruh Ryan untuk mencuri di pasar. Namun karena
Ryan sudah mulai haus akan imbalan tidak memperdulikan
hal itu. Ryan kemudian segera bergegas keluar dari istana
dan mencari pasar terdekat.
96
mengambil donat tersebut. Dengan perasaan bingung, Ryan
kemudian duduk didekat toko tersebut sambil memikirkan
cara dia menyelesaikan misi itu.
97
deh. Hehehe pasti bakalan seru nih” kata Ryan sambil
bergegas kembali ke istana kaisar tersebut
“Ha…!! Aku ada ide. Nanti aku siram aja deh kain kain
yang mereka jemur di istana” kata Ryan sambil tertawa kecil
98
itu, Ryan segera berlari dan meninggalkan jemuran kain
yang sudah basah kutup itu. Dengan cepat ia meletakkan
semua barang yang diambilnya itu dan segera masuk
kekamar barunya itu.
99
kekuatan terdapat aliran kesombongan yang ikut didalam
aliran kekuatan tersebut”
100
dengan gambar koin emas. Ternyata pada menu yang ia
buka saat ini terdapat jumlah koin yang sudah cukup
banyak. Barang barang yang bisa dibeli sangatlah banyak
dan beragam.
“Wih apaan nih, jadi aku bisa dapet barang barang ini
secara gratis nih. Coba ambil apel ini ah” kata Ryan sambil
menekan gambar apel tersebut
101
“Eh… iya. Terima kasih ya. Oh iya satu lagi, tolong
nggak usah panggil aku tuan tuan segala. Panggil aja aku
Ryan. Enggak enak aja rasanya dipanggil tuan sama orang
yang lebih tua”
102
“Buset… kenyang perut aku, enggak pernah lidahku
merasa sepuas ini. Oh iya tadi si pelayan bawain aku apel
juga kan. Jangan jangan apel itu cuman apel mainan lagi.
Coba ambil dulu ah. Aduh…! Kenyang amat aku” kata Ryan
sambil berdiri mengambil apel tersebut
103
“Justru kamu yang ngapain malam malam gini
sendirian diluar. Nanti kamu bisa masuk angin lho”
“Oh, jam itu aku taruh dikamar soalnya tadi aku udah
mau tidur eh si mbak pelayannya datang bawain aku
makanan. Jadinya aku nggak jadi tidur deh”
104
bercerita kepada Ryan mengenai dunianya saat ini. Putri
menceritakan kalau daerah ini terbagi menjadi dua
kekaisaran, dan hubungan antara kedunya saat ini sedang
memburuk. Walaupun Putri seolah olah ingin mengatakan
kalau Ryan itu adalah orang yang dikatakan dalam ramalan,
tetapi ia tidak mengatakannya. Putri bahkan sama sekali
tidak menyinggung mengenai legenda ataupun masa lalu
dari kekaisaran tersebut. Ia hanya menceritakan masalah
yang sedang terjadi pada saat ini.
105
terbangun dari tempat tidurnya sambil mencari cari jamnya
itu
106
BAB 6
Kekaisaran barat & timur
107
“Hoahh… gimana nggak bangun orang matahari
langsung masuk ke mata, ya pasti bangun lah” kata Ryan
dengan suara yang masih tidak jelas karena jiwanya masih
belum masuk sempurna kedalam tubuhnya
108
“Kalau dek Ryan enggak percaya, silahkan saja buka
pintu lemari itu” kata pelayan menunjuk ke sebuah lemari
baju besar
109
“Oh… baiklah saya akan keluar dulu, nanti saya
bawakan sarapan untuk dek Ryan ya” kata pelayan sambil
berjalan meninggalkan ruangan itu
“Nih keran kok ada dua ya. mana beda beda warna
pula lagi. Coba putar yang warna merah ah…” kata Ryan
sambil memutar keran air panas sambil menanti air dengan
tangannya
110
“ANJIR… kok airnya panas ya? oohh… jadi keran
merah ni artinya air panas, trus keran biru ini artinya air
dingin gitu. Ah aku mandi pakai air dari bak satu lagi ajalah”
kata Ryan sambil kemudian menimba air keatas tubuhnya
111
“Ah… apa yang akan aku lakuin hari ini ya? tanya
Ryan kepada dirinya sendiri. Ah iya! Sekarang aku kan mau
nyelesain banyak misi dulu biar dapet banyak duit untuk beli
barang barang itu. Nah, sekarang pertanyaanya jamnya itu
aku taruh dimana ya kemaren”
112
nih roti isinya banyak amat, mana baunya harum bener lagi.
Sudahlah mari kita makan” kata Ryan
113
Ryan pun kemudian kembali ke bangku tempat ia duduk
sebelumnya dan mulai mencari cari misi yang dapat ia
kerjakan.
114
tanda bahwa ketapel itu akan jatuh dari langit. Merasa agak
kecewa Ryan pun kembali melanjutkan perjalanannya.
“Nah ini dia nih yang buat aku jatuh. Siapa coba yang
nanem besi ditengah jalan kayak gini. Mendingan aku ambil
terus buang ke tengah rumput itu deh” kata Ryan sambil
menarik besi tersebut
115
bukan adalah sebuah ketapel besi yang tadi dibeli oleh Ryan
melalui jamnya tersebut. Sekali lagi Ryan dibuat terheran
heran oleh jam tersebut. Hal ini sekaligus membuktikan
kalau jam ini benar benar jam aneh bin ajaib.
116
namun sayangnya burung burung yang lain sudah terbang
karena terkejut sehingga Ryan harus mencari 1 ekor burung
lainnya. Ryan pun kemudian pergi ke bangkai burung yang
baru saja ia tembak tersebut dan memasukkannya kedalam
sebuah plastik. Ryan kembali meneruskan perjalanannya
untuk mencari 1 ekor burung lagi. Namun, kali ini Ryan tidak
tau harus berjalan kemana karena jamnya sudah tidak
memberi petunjuk arah lagi, alhasil Ryan hanya berjalan
tanpa tau arah an hanya dengan harapan bisa menemukan
seekor burung lagi ditengah hutan belantara itu.
117
Dengan agak ragu Ryan pun kemudian berjalan
kearah pohon itu dan mulai memanjat. Dengan langkah awal
yang tegap, Ryan berusaha menaiki pohon itu. Perlahan
lahan Ryan pun akhirnya sampai pada ranting pohon
dimana burung itu tersangkut. Disana ia kemudian
mengambil burung tersebut dan memasukkannya kedalam
kantong tadi. Ketika Ryan akan turun, ia memandang kearah
depan dan terlihat olehnya sebuah istana yang cukup besar.
Istana itu jelas jelas bukan dari kekaisaran tempat tinggal si
putri, karena istana sebelumnya berada disebelah barat
sedangkan istana itu setentang dengan matahari pada saat
itu. Ryan yang merasa cukup terkejut kemudian turun dari
pohon itu.
118
kosong padahal tidak ada satupun orang yang mengambil
ataupun memegang kantong tersebut.
“Eh tapi kok dibawah ini ada gambar kapak ya, apaan
nih maksudnya?” kata Ryan sambil kemudian menekan
gambar kapak tersebut.
119
Ternyata setelah Ryan menekan gambar kapak
tersebut, Ryan diarahkan ke halaman shop kembali yang
berarti Ryan harus membeli sebuah kapak untuk
mengerjakan misi ini. Ryan pun kemudian membeli kapak
itu dan mencari dimanakan kapak itu akan datang.
120
Ternyata benar, ketika Ryan menekan jam tersebut
terdapat sebuah kotak yang bertuliskan find the location.
Tampa berfikir panjang Ryan langsung menekan tombol itu.
Padahal ia sama sekali tidak tau apa maksud dari kotak
tersebut. Untungnya tindakan yang dilakukan oleh Ryan itu
benar. jam itu kemudian menunjukkan arah yang harus
ditempuh oleh Ryan.
“Eh.. anu… permisi pak saya mau nan- lah Jake?!” kata
Ryan yang terkejut melihat orang itu mirip sekali dengan
Jake sahabatnya Ryan
121
“Siapa ya? saya bukan Jake. Nama saya Joko. Kamu
salah orang mungkin” kata orang tersebut
122
“Oke pak”
123
Setelah selesai memsukkan semua kayu tersebut kedalam
gerobak, mereka pun berjalan menuju pasar.
“Lah kok kamu nanya ke saya sih? Saya rasa sih ada.
Emangnya kamu enggak pernah kesana?” tanya pak tara
124
berjalan hingga sampailah didepan sebuah gerbang yang
besar dan dijaga oleh dua orang penjaga. Ya, itu adalah
sebuah istana. Istana inilah yang tadi terlihat oleh Ryan saat
memanjat.
“Oh iya, satu lagi. Kalau aja misalnya ada orang dari
kekaisaran barat yang ketahuan menyamar disini, dia pasti
akan dieksekusi hari itu juga” kata pak Joko
125
Namun untungnya pak Joko berhasil mendapatkan izin dari
penjaga tersebut karena ia adalah seorang pedagang di
istana itu. Seperti yang dikatakan oleh pak Joko sebelumnya,
kedua penjaga itu tetap memeriksa gerobak yang mereka
bawa. Setelah diperiksa dan tidak ditemukan hal hal yang
mencurigakan mereka pun diizinkan untuk masuk kedalam
istana tersebut.
126
“Oh… oke pak.. terimakasih ya udah nunjukin saya
jalannya.hati hati ya pak!” kata Ryan sambil kemudian
berpisah dengan pak Joko
“Eh.. i…iya pak eh mas. Kayu ini mau saya jual” kata
Ryan dengan terkejut
“Belum ada mas, saya juga lagi nyari orang yang mau
beli kayu ini”
127
“Enggak usah manggil manggil mas. Nama saya Rifki.
Kamu ikutin aja saya sekarang ke rumah saya. Nanti kamu
tinggal narok kayu itu digudang aja. Ayok…!” kata Rifki
sambil berjalan diikuti oleh si Ryan
128
barang itu, Ryan pun kemudian menepikan gerobaknya dan
masuk kedalam istana
129
sudah lumayan tua. Ryan pun kemudian mendekati Rifki.
Belum sampai Ryan ke tempat Rifki, Rifki seolah olah sudah
dapat merasakan kehadirannya dan langsung menoleh ke
arah Ryan.
“Ah nggak apa apa kok, hitung hitung biaya kamu tadi
ngangkat kayunya ke gudang bolak balik” kata Rifki
130
“Eh… enggak, itu kan udah tugas dari me-“
131
“Baikalah kaisar, saya besok akan kembali kesini.
Sekarang izinkan saya meninggalkan istana ini” kata Ryan
132
Ryan pun membeli beberapa potong roti dengan
uang yang didapatkannya tadi dan kemudian duduk
dibangku taman. Disana Ryan memakan rotinya dan melihat
misi misi yang sudah dikerjakannya. Saat jam itu dibukanya,
terdapat tulisan 2 mission complete. Sontak Ryan bingung
karena ia hanya menyelesaikan 1 misi saja dan kemudian
melihat misi apa saja yang telah ia selesikan. ketika menu
misi terbuka terdapat sebuah kotak misi yang berwarna
emas yang bertuliskan special mission yang sudah
diselesaikan. Bunyi misi itu tak lain adalah “Terima uang
sesuai dengan apa yang telah kamu lakukan” dan imbalan
yang diberikan dari misi itu sebanyak 45.000 koin emas
yang mana jumlah itu lebih banyak daripada koin emas yang
dimiliki oleh Ryan saat ini.
133
segera membersihkan dirinya. Setelah selesai Ryan
kemudian mematikan keran air dan keluar dari kamar madi
itu. Tepat ketika Ryan akan keluar terdengar suara kursi
terjatuh dari luar kamar mandi itu. Sontak dengan cepat
Ryan segera keluar dengan hanya mengenakan handuknya
dan melihat asal suara itu.
134
ulu deh” kata Ryan mengenakan jam itu kembali sambil
keluar dari kamar itu
135
“Kalau begitu saya akan mencari atas nama teman,
bukan atas nama kekaisaran. Saya permisi dahulu” kata
Ryan sambil segera pergi dari istana itu
136
BAB 7
FAKTA DIBALIK FAKTA
137
teman dekatmu”. Tentu saja Ryan terkjut karena jam itu lagi
lagi tau apa yang terjadi.
138
Namun seperti biasanya, barang yang Ryan beli itu
tidak langsung muncul didepannya melainkan harus dicari
terlebih dahulu. Ryan pun kemudian segera beranjak dari
tempat duduknya. Ryan kemudian segera berlari kearah
pasar. Disana ia berhasil menemukan jubah tersebut
terletak begitu saja diatas sebuah toko yang sudah tutup.
Ryan pun kemudian mengambilnya dan segera menuju
gerbang istana.
139
bahkan Ryan tidak tau dari arah mana ia tadi datang. Namun
itu semua tidak ia pedulikan lagi. Yang ada di otaknya saat
ini hanyalah hal terburuk apa yang terjadi pada putri. ia
terus mengikuti jam tersebut hingga sampailah ia didepan
sebuah gua yang sangat besar.
140
sangat licin. Ryan berjalan terus sambil memperhatikan
dinding yang ada didalam gua tersebut. Di dinding gua itu
terdapat banyak lukisan lukisan yang sepertinya adalah
tulisan dari nenek moyang dunia ini. Lukisan itu seperti
menceritakan terdapat 2 kelompok orang yang sedang
berperang, kemudian disaat banyak orang yang terbunuh
tiba tiba ada seorang yang disitu digambarkan sangat besar
datang. Kemudian orang itu digambarkan mengeluarkan
cahaya cahaya ilahi dan membuat 2 kelompok orang itu
bergabung menjadi satu.
141
Setelah beberapa lama berjalan dan beberapa cabang
gua yang ia lewati, Ryan akhirnya mendengar suara langkah
kaki. Namun Ryan tidak mau segera berteriak karena Ryan
takut kalau bisa saja putri sedang diculik oleh orang orang
asing yang sebelumnya juga menyerang putri. Ryan pun
kemudian berjalan dengan hati hati dan sebisa mungkin
tidak mengeluarkan suara.
142
“Putri!? tenang tenang ini aku Ryan. Aku kesini mau
nyelamatin kamu kok” kata Ryan sambil menjatuhkan
tongkat kayu tersebut
143
Tak lama kemudian Ryan berhasil menemukan
sebuah tempat yang lebih luas dan disana terdapat beberapa
balok kayu dan sebuah kain yang terlihat masih bersih. kali
ini Ryan tidak terkejut lagi melihat keanehan tersebut. Ryan
lalu menurunkan si putri dan memberinya selimut. Ryan
juga mengambil balok kayu itu dan membuat api unggun
agar mereka berdua tidak kedinginan. Setelah api unggun itu
menyala Ryan pun kemudian segera tidur beralaskan tanah
disebelah si putri.
144
“Ah… ceritanya panjang banget nanti aku certain
sambil jalan, yang penting itu sekarang gimana cara kamu
bisa menemukan aku didalam gua sialan ini dan sekarang
bagaimana cara kita keluar dari tempat ini?” tanya si putri
sambil duduk disebelah Ryan
“Aku tadi bisa nemuin kamu karena jam ini. Jam ajaib
inilah yang memberikan petunjuk arah dimana kamu
berada. Trus cara kita keluar ya pakai petunjuk dari jam ini”
kata Ryan sambil menunjukkan jamnya itu.
145
sembunyi. Putri yang tertangkap pada saat awal mereka
bertemu juga karena ia sedang mencari informasi tersebut.
146
“Tapi baguslah kamu berani melawan saya, kalau
tidak mungkin kami tidak bisa melihat putri lagi” kata sang
kaisar yang langsung berubah menjadi gembira
“HAH…!?”
147
mau menyuruh orang orang ini untuk menyusuri gua, tapi
ternyata kalian sudah keluar. Syukurlah kalian berdua
berhasil keluar dengan selamat” jelas sang kaisar
“Eh itu… tadi aku lagi jalan jalan dihutan, trus tiba
tiba ada serigala yang ngejar aku, jadinya aku lari trus masuk
kedalam gua ini deh. Eh… tau Taunya aku malah tersesat
didalam gua ini” kata putri berusaha menutupi perbuatan
yang sebenarnya ia lakukan
“Aku usir aja dia pakai obor, kan serigala takut sama
obor. Dia mungkin masih ada didalam gua sekarang ini tapi
entah dimananya aku enggak tau. Untunglah dia enggak
ketemu sama kamu” kata Ryan yang terus membuat cerita
putri terdengar lebih nyata
148
“Oh… jadi begitu. Sudahlah yang penting sekarang ini
kamu udah selamat. Ayo kita pulang ke rumah” kata kaisar
mengajak putri pulang
149
kamu” kata sang kaisar yang kemudian segera berjalan
kedalam istananya itu
150
kepada Ryan. Ryan lalu masuk kedalam istana itu dan segera
menemui kaisar. Ternyata sang kaisar sudah menantikan
kedatangan Ryan ke tempat itu.
151
makan dan segera makan disana terlebih dahulu. Setelah
memesan makanan, Ryan memikirkan tindakan apa yang
harus dilakukannya saat ini.
152
semakin bertambah…,” Ryan pun seolah olah seperti
terhipnotis dengan tulisan itu. Ia seolah olah tidak dapat
mengendalikan dirinya untuk menekan tombol itu. Jari Ryan
perlahan lahan mulai mendekati layar jamnya itu. Makin
dekat, dan semakin dekat
“Udah”
“Udah”
“Aku baru juga duduk disini ki. Masa kaisar marah sih
kalau aku mau makan dulu”
153
“Oalah, jadi kamu belum makan toh. Yaudah silahkan
pesen aja, ntar biar aku yang bayarin. Ee… anu.. mbak, temen
saya mau pesan” kata Rifki memanggil pelayan restoran
154
“Sudahlah, lebih baik aku sekarang ambil reward
dulu aja. Hmm… kayaknya reward yang pertama ini belum
terlalu butuh deh, soalnya nanti aku kan mau nyamar
jadinya kekuatan belum perlu. Hmmm… yang mana ya?”
kata Ryan sambil kemudian menggeser geser jamnya
tersebut.
155
istana dan mencari si putri. Ryan berjalan menyusuri Lorong
istana dan menuju kekamar si putri. belum sampai Ryan
kekamar putri, Ryan bertemu dengan pelayan yang
membersihkan kamar Ryan sebelumnya.
“Eh dek Ryan, kamu nyari putri ya?” kata pelayan itu
“Lah, kok tau sih. Iya nih, aku lagi nyari putri. mbak
tau dia lagi dimana”
“Lah kamu udah balik aja? Emm kita makan dulu yuk”
kata putri mengajak si Ryan makan lagi
156
minuman. Tentu saja Ryan terkeju karena tadi putri terlihat
sangat lapar dan setibanya disini malah hanya memesan
minum saja. Ryan tidak menanyakan hal itu dan ikut
memesan minuman
“Enggak”
157
menghilang begitu saja. Selain itu beberapa kali juga penjaga
mendengar ada suara suara dari dalam perpustakaan pada
malam hari”
“Ya enggak lah, hantu itu kan enggak ada. Aku curiga
kalau kekaisaran timur mengirimkan orang untuk mencari
kelemahan kita”
158
“Begitu ya, baiklah nanti aku bilang ke kaisar deh. Oh
iya, hampir saja aku lupa. Kita ke perpustakaan yuk, ada
sesuatu yang mau aku tunjukkin ke kamu”
“Hah? Apaan?”
159
mau Ryan harus memilih, untuk mengkhianati putri atau
mengorbankan nyawanya sendiri. Otak Ryan menerima
terlalu banyak tekanan namun Ryan tetap berusaha tenang.
Hingga tiba tiba terlintas dipikiran Ryan.
“Lah iya juga ya, aku kan bisa saja tetap hidup tetapi
tidak harus membuat putri kecewa karena aku khianati. Aku
tinggal beli aja asap yang bisa buat tidur dari jam ini trus
melemparnya disini seolah olah ada orang asing yang datang
trus ketika putri tertidur aku tinggal ambil buku itu dan
menyembunyikannya diluar deh trus aku tinggal balik lagi
kesini dan pura pura membangunkan si putri deh” pikir
Ryan yang merencanakan sebuah pengkhianatan
tersembunyi
160
“Enggak put, kayaknya buku yang aku cari itu enggak
ada diduniamu ini” kata Ryan sambil kemudian duduk
disebelah putri kembali
161
dan sepertinya ia mneggunakan gas tidur untuk
mengelabuhi kita” kata Ryan sambil berpura pura syok
162
Setibanya ia di istana timur, Ryan langsung pergi
menemui kaisar di ruangannya dan memberitahukan carita
yang agak dimanipulasikannya.
“Oh… seperti itu. kalau begitu sini buku itu saya mau
menaruhnya kembali” kata sang kaisar
163
“Maksud anda yang mulia?” tanya Ryan dengan rasa
agak curiga
164
“Bagaimana…? merasa kalau perbuatan yang kamu
lakukan itu kesalahan besar? Kamu memang mungkin
pandai berkata kata, tetapi itu tidak akan berhasil kepada
saya. Kamu tadi mengatakan kalau menemukan buku
peninggalan kami yang hilang, padahal saya tidak
mengatakan kalau barang yang hilang itu adalah buku. Satu
lagi, ketika kamu bilang buku ini dicuri dari perpustakaan.
kami saja bahkan tidak mengatakan kalau benda itu dicuri
dari dalam perpustakaan” kata sang kaisar dengan
mengintimidasi si Ryan
165
BAB 8
AKHIR!?
166
dari kaisar brengsek itu. Sekarang, Ryan hanya bisa
terduduk diam di dalam penjara itu sambil menunggu
ajalnya karena tempat itu sama sekali tidak didesain untuk
membuat orang bertahan hidup.
167
Kali ini Ryan tanpa ragu ragu menekan pilihan itu
dengan cepat. Entah apa yang ada diotaknya sehingga ia
dengan cepat menekan reward itu. Segera setelah Ryan
menekan kotak itu muncul sebuah peringatan yang
bertuliskan apakah engkau yakin dengan pilihanmu ini?
Ryan yang saat itu sudah mulai hilang kesadaran hanya
menekan nekan tombol yes. Peringatan itu terus
bermunculan.
168
Ryan pun kemudian melihat jamnya dan ternyata
masih menunjukkan pukul 20.37. Ryan pun kemudian
kembali memastikan ia sekarang ini sedang dimana karena
ruangan itu sangatlah gelap dan bahkan Ryan tidak tahu apa
yang ada didepannya.
169
Ryan kemudian membuka menu shop dan membeli
sebuah linggis untuk membuka pintu tersebut. Selain itu
Ryan juga membeli sebuah korek api dan beberapa tumpuk
kayu untuk penerangan. Ryan juga membeli sebuah pisau
yang rencananya akan ia gunakan untuk membalaskan
dendamnya. Setelah Ryan membeli itu tiba tiba ia baru
teringat kalau segala hal yang dibelinya itu tidak bisa
langsung muncul begitu saja. Ryan pun kemudian hanya
berjalan ketepi tepi dari ruangan itu berharap menemukan
barang barang yang dibelinya tersebut.
170
kemudian mengambil linggis dan mencongkel pintu
tersebut
171
mengurungkan niatnya itu karena ia teringat dengan kata
kata kaisar Aslan bahwa ia memiliki banyak mata mata
dipenjuru kota ini. Ryan pun kemudian berbelok dan
memutuskan untuk bermalam didalam gua tempat putri
tersesat sebelumnya. Begitu Ryan sampai disana, ia
langsung masuk kedalam dan menyalakan api unggun
kemudian tidur
172
dirinya ketahuan. Tapi anehnya mereka masih tidak melihat
Ryan. Sepertinya efek dari special ability itu belum hilang.
173
prajurit itu juga terlihat mulai meninggalkan tempat itu.
Sadar kalau jalan ini tidak dilewati kaisar Aslan Ryan pun
kemudian berlari mengejar rombongan kekaisaran barat
tadi. Saat berlari Ryan merasakan kalau nafasnya malah
lebih pendek daripada biasanya. Selain itu Ryan juga jadi
cepat lelah.
174
Tentu saja hal itu membuat bingung Ryan karena selama ini
jamnya tidak pernah bergetar sehebat ini.
175
Didalam, terlihat kalau kedua kaisar itu sedang
duduk ditengah ruangan didampingi dengan anak mereka
masing masing. Setiap penjuru terdapat banyak prajurit
yang terlihat siap untuk menyerang kapan saja. Selain itu
Ryan juga bisa melihat kalau prajurit dari pihak timur
terlihat dipersenjatai dengan senjata yang lebih lengkap.
Sepertinya mereka memang akan melakukan penyerangan.
176
“Mengapa tidak bisa” kata sang kaisar barat
177
“ ka… kamu… mengapa bisa di.. disini” kata sang
kaisar Aslan yang sedang sekarat kepada udin yang daritadi
menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan
serangannya.
178
putri. akhirnya Ryan pun berdiri tepat didepan putri yang
sangat ketakutan tersebut.
179
dicintainya itu. Jam tangannya lagi lagi bergetar hebat.
Ketika dilihat, kali ini terdapat tulisan teleport back Ryan
kemudian segera menekan tombol itu dan tiba tiba
semuannya berubah menjadi gelap.
180
sekarang aku mau tidur dulu” kata Ryan sambil kemudian
masuk kedalam rumahnya
“Lah, kok kamu lupa sih. Tadi ibu kan nitip beli garam
ke kamu. Trus itu yang didalam kantong itu apaan” kata ibu
sambil menunjuk kantong plastik yang daritadi Ryan pegang
“Lah iya, baju aku kan.. loh kok baju aku tukar sih.
Trus semua baju itu kemana dong” kata Ryan didalam
hatinya
181
“Nanti aja deh bu, aku mau tidur dulu bentar” kata
Ryan sambil berjalan kekamarnya
182
seseorang yang mengenakan jam tangan seperti yang
dikenakan oleh Ryan. Alasan putri tersesat didalam gua
sebelumnya juga dikarenakan ia ingin mencari sejarah
mengenai hal itu yang terlukis di dinding dinding gua seperti
yang terlihat oleh Ryan.
KESIMPULAN AKHIR
183
SEHINGGA LAHIRLAH KAISAR BARU YANG TIDAK ADA
SANGKUT PAUTNYA DENGAN KEKAISARAN YANG
LAMA
184
BAB 9
PEMBALASAN
185
Ryan bersiap untuk pagi harinya, kebetulan hari ini
adalah hari sekolahnya, ia harus bergegas.
“Eh iya bentar bu” balas Ryan yang baru saja sadar
bahwa dia kesiangan
186
mereka yang sangat kecil dan kebetulan ibu sedang
membereskan barang barang yang tidak berguna lagi.
187
“Ryan..” sorak Jake dari jendela kelasnya gedung
barat lantai 2
188
“Ini jam kok belum ada reaksi apa apa ya hari ini,
mana misi yang lain juga nggak ada setelah misi terakhir..”
batin Ryan dan terpotong saat ia teringat misi terakhirnya
yang sangat memberikan luka hati dan tekanan jiwa kepada
dirinya-Pembunuhan Putri.
“Woi Ryan.. kemana aja lu.. gua cariin dari tadi gak
nampak nampak batang hidung lu, mana kami belum makan
roti lagi.. kemana aja lu? Jangan bilang lu lupa sama tugas lu
setiap siang ya” sorak pembully Ryan yang biasa
menyuruhnya untuk membelikan Roti Bu Ina.
189
Ryan tidak menyadari hal itu karena ia sudah lama tidak
melakukannya, karena ia berhari hari berkelana dan
melakukan rutinitas lain di Dunia Seberang.
“Waduu gimana ni, kok bisa aku lupa ya. Padahal aku
selalu mengingat hal ini setiap hari melebihi ingatanku
tentang rumus rumus dan tugas sekolah. Aku harus ngapain
ya..” batin Ryan dan ia berpikir keras untuk menjawab dan
melakukan apa. Dan akhirnya pilihannya tertuju ke satu hal,
yaitu Lari.
190
pot bunga di tengah jalan seperti itu. Dan Ryan tersadar akan
satu hal bahwa dalam waktu dekat yakni tiga hari lagi akan
ada festival tahunan yang dilaksanakan di sekolahnya.
191
“Huft.. capek gua.. mana nih si Ryan, Dan” ucap Aban
ketua geng pembully Ryan
“Kok dia bisa ngilang aja ya, gua denger tadi ada suara
orang jatuh gitu, gua yakin itu pasti si Ryan, Ban” balas
Dadan, tangan kanan dari Aban
192
“Ceritanya panjang, Jake. Mendingan sekarang kita
pergi aja dari sini dulu” balas Ryan dengan panik karena
takut Aban menemukannya
“Ada ada aja lu, Jake. Itu sama aja kayak gua
menyerahkan dan pasrah sama nasib gua untuk dipukuli
193
Aban sama gengnya” balas Ryan dengan tampang yang
sedikit mengerut
194
Sesampainya di taman danau Ryan bertambah takjub
dengan keadaan yang ada di sana.
195
“Lu mau diam terus lari lagi ha? Ga bakal gua biarin”
angkuh Dadan yang tiba tiba saja datang dari arah
berlawanan diikuti oleh gengnya yang lain melingkari
tempat duduk kami
196
berlari dengan kencang ke arah Aban. Aban pun terkejut
akan hal itu, karena tiba tiba saja Ryan sudah berada di
depannya, karena pusat keseimbangannya yang goyah, Ryan
menendang salah satu kaki dari Aban. Aban terjatuh. Belum
sempat jatuh ke tanah, Ryan melayangkan pukulan lurus
bertenaga ke perut Aban, sehingga Aban agak terpental
sekitar dua meter jauhnya.
197
“Udah, Yan. Nggak usah gitu kali, kasian sama Aban,
dia udah sakit sakitan tuh” balas Jake
198
terpaksa. Kali ini ia merasa ingin membunuh mereka.
Padahal misinya sudah selesai, seharusnya tidak perlu lagi
Ryan melanjutkan itu semua. Namun, semua rasanya berlalu
dengan sendirinya sesuai dengan apa maunya Ryan.
Penindasan.
199
BAB 10
SEMUANYA TERHUBUNG
200
lubuk hati terdalam Ryan merasa senang memukuli Aban
dan gengnya, hasratnya terpuaskan. Namun, hal itu
disembunyikannya tidak disampaikannya kepada orang
lain, sekalipun Jake
201
mata kesedihan, sekarang ia mengeluarkan tetes mata
kebahagiaan.
202
bedanya kali ini bukan misi hanya notifikasi masuk.
Notifikasi itu terabaikan seiring dengan kuatnya teriakan
Ibu dari bawah
203
Ryan langsung dengan sigap dan lincah memainkan
menu di jamnya. Namun, berbeda yang biasanya Ryan
dibuat terkejut dengan notifikasi, kali ini Ryan bingung dan
terheran. Ia tidak mengerti maksud dari notifikasi itu.
Notifikasi tersebut berisi sebuah info
204
yang memberikan jamnya ini. Pada saat itu ia tidak terlalu
memikirkan tentang apa yang terjadi dengan Pak Khairul.
Namun, setelah ia mendengar fakta ini dadanya langsung
sesak dan tidak bisa berkata apa apa.
205
kepadanya. Namun, setelah lama menunggu tidak ada
notifikasi yang masuk. Lelah dengan penantian yang lama
Ryan langsung mengacak acak jamnya.
206
benang merah terkait hubungan jam ini dengan beberapa
peristiwa yang terjadi dan info yang menggebu masuk ke
kepala Ryan.
207
Bab 11
Perubahan
208
beberapa misi. Telah lama rasanya ia tidak mengerjakan
misi misi bebas.
“Dah lama nih nggak misian. Gua cari misi dulu aja
dah, mumpung gerbang sekolah masih lama tutup-“ tidak
sempat Ryan mendapatkan misi, niatnya terurungkan ketika
Aban tampak melintas di seberang jalan.
209
jadinya kaya gitu.. hmm.. yaudahlah ga usah dipikirin lagi”
batin Ryan
210
“Ya iyalah, apalagi selain itu” balas Jake dengan
sedikit kesal
211
orang yang ingin berteman dengan Ryan. Surat pengagum
pun juga membanjiri loker Ryan.
212
Lambat laun pergaulan Ryan pun berubah. Yang
biasanya ia berjalan dan klop dengan Jake, kali ini ia sudah
mulai berjalan dengan geng geng anak yang juga populer.
Ryan yang dulunya sangat sopan sekarang juga sudah mulai
berubah. Ia sudah terpengaruh dengan kebiasaan geng di
sekitarnya. Ryan berjalan dengan sangat angkuh. Tampak
juga Ryan sudah mulai sedikit demi sedikit menunjukkan
sikap ke arah yang cenderung negatif.
213
prinsip yang dari dulu telah ditanamkan di dalam dirinya
seperti luntur begitu saja dibawa arus perubahan. Malahan
sekarang ia hidup bertentangan dengan prinsipnya yang
dulu. Kalau dahulu yang menjadi energinya pantang banting
kena bully namun tetap semangat adalah karena prinsip
bahwa kebenaran akan selalu menang dan setiap perbuatan
akan ada konsekuensinya. Sekarang tidak, prinsip tersebut
sudah jauh dari kepribadiannya. Ia lupa akan dirinya dahulu
yang sangat memusuhi pembullyan dan perilaku buruk.
Karena, ia sekarang sudab mulai membully beberapa orang
culun dan tertindas oleh teman teman gengnya
214
Dua minggu telah berlalu dari tragedi pemukulan
para pembully. Hari ini merupakan hari libur karena
persiapan akhir parade sekolah. Namun, Ryan yang
merupakan panitia kegiatan tetap datang ke sekolah,
begitupun dengan Jake yang mempersiapkan properti
parade di kelasnya.
“Ia ini gue, dan ini temen temen gue, Jake” balas Ryan
215
itu. Tidak hanya itu terdengar juga ketawa dan hinaan lain
yang dijatuhkan kepada Jake. Namun, sekali lagi Jake hanya
mengabaikan dan pura pura tidak mendengarkan cacian dan
ejekan mereka.
216
namanya seorang sahabat yang tulus menyayangi
sahabatnya, sikap seperti itu sangat menyayat hati Jake. Hal
itu bertentangan dengan keinginan hati nurani jake yang
ingin membalas balik sapaan Jake. Tidak tega Jake
melakukan hal seperti itu kepada Ryan. Namun apalah daya,
bagi Jake itu yang terbaik bagi persahabatannya kali ini dan
juga bagi Ryan sendiri.
217
yang dirasakan pada malam itu tidak sedikitpun masuk ke
dalam hati mereka berdua.
218
“Yan-“ begitupula dengan Jake bersamaan dengan
sapaan Ryan
219
dirangkaikan oleh kata kata. Sampai sekarang pun Jake tetap
berpikir akan pemilihan katanya yang baik, walaupun ia
ingin menyampaikan semua uneg unegnya, mulai dari yang
ditinggalkan Ryan, karena Ryan lebih memilih gengnya dan
tindakan Ryan yang semakin ke arah negatif. Ia kesulitan
merangkai kata kata dengan satu alasan agar Ryan tidak
tersakiti hatinya
220
Tidak banyak yang mereka bicarakan di atas gedung
itu. Mereka hanya lanjut melihat langit dan merasakan
ketenangannya. Keheningan mereka bukan berartk hati
mereka tidak berkata kata. Karena terkadang tidak semua
hal bisa disampaikan dengan kata kata. Ada yang berkata
bahwa seorang sahabat hanya membutuhkan aksi nyata dari
diri kita, tidak perlu banyak berucap, namun buktikanlah
dengan tindakan. Seorang sahabat juga pasti akan mengerti
apa yang dirasakan sahabatnya tanpa perlu diucapkan
terlebih dahulu. Karena memang itulah yang namanya
Sahabat.
221
mengerti dan selalu ada di setiap keadaan baik suka maupun
duka.
222
223