Anda di halaman 1dari 229

JANGAN

DIBACA

MIFTAH PUTRA PARATAMA


RIFKI MUZAKKI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan


limpahan rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan novel ini dengan baik

Terima kasih kepada guru pembimbing Buk


Desmalita yang telah membimbing kami dalam menulis
novel ini. Terima kasih juga kepada teman teman yang telah
memberikan inspirasi bagi kami

Semoga novel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


Sehingga pembaca dapat berminat membaca novel ini

Penulis

Miftah Putra Pratama

Rifki Muzakki
Daftar isi
Bab 1

PERTEMUAN 1

Bab 2 HADIAH ISTIMEWA 13

Bab 3

AWAL MULA 29

Bab 4 MISI-MISI 52

Bab 5 NEW WORLD 73

Bab 6 KEKAISARAN BARAT & TIMUR 105

Bab 7 FAKTA DIBALIK FAKTA 135

Bab 8 AKHIR!? 164

Bab 9 PEMBALASAN 183

Bab 10

SEMUANYA TERHUBUNG 198


BAB 11

PERUBAHAN 206
Bab 1
Pertemuan

arum panjang dan jarum pendek menunjukkan angka

J yang sama; dua belas. Seperti biasa ini pertanda aku


harus menjadi babu bagi teman-temanku. Bagaimana
tidak, mereka semua adalah para anak orang kaya dan juga
pejabat, sedangkan aku hanyalah anak bodoh lagi miskin
yang dapat mereka perlakukan seenak hati mereka.

Aku harus bergegas membeli hotdog Bu Ina, jika


tidak hotdog itu akan habis dalam waktu 5 menit. Aku
pernah ditendang oleh mereka karena tidak berhasil
mendapatkan hotdog tersebut. Ya bagaimana lagi, hotdog
tersebut adalah hotdog terlaris sekaligus terlangka di
sekolahku. Bu Ina hanya menjualnya sekali dalam sepekan.
Perjuangan untuk mendapatkan hotdog itu tidaklah mudah,
aku harus bisa melawati gerombolan lautan manusia yang
juga ingin membeli hotdog bu Ina.

1
Setelah berjuang mati-matian untuk mendapatkan
hotdog bu Ina, aku harus berjuang kembali untuk
menyakinkan orang-orang bahwa hotdog yang ku beli bukan
untuk ku makan sendiri. Karena ada sebuah hal tabu tidak
tertulis yang entah sejak kapan tersebar di kalangan para
siswa yaitu dilarang membeli hotdog bu Ina lebih dari satu
buah. Siapa saja yang melanggar hal tabu akan dikucilkan
karena dianggap individualis dan rakus. Untung saja aku
berhasil menyakinkan mereka, awalnya sih sulit, namun
lama kelamaan mereka mengerti dengan keadaan ku.

Mereka seperti tidak puas hanya dengan


menyuruhku melakukan tugas itu. Setelah mendapatkan
hotdog tersebut, mereka menyuruhku untuk memijit badan-
badan mereka. Pernah sekali aku kena pukul oleh mereka,
karena aku tidak bisa memijit dengan baik. Aku kehabisan
akal menghadapi mereka. Apa mereka tidak berpikir energi
ku sudah terkuras banyak hanya untuk mendapatkan
hotdog tersebut. Sekarang mereka menyuruhku untuk
memijit badannya; tidak hanya satu orang, tapi lima orang.
Mereka sangatlah gila. Semua itu kulalui dengan hati yang
lapang. Apalah gunanya aku menggurutu jika tidak bisa
mengakhiri per-babu-an ini.

2
Sistem kasta sangatlah kental di sekolah ini. Bisa
dikatakan praktik perbudakan dapat ditemukan dimana
saja. Ya singkat kata banyak orang yang diperlakukan
seperti diriku. Pernah suatu ketika aku hanya mendapatkan
empat hotdog; kurang satu dari target. Alhasil aku pulang
babak belur dengan bekas memar di sekujur tubuh. Bukan
karena aku kurang cepat seperti biasanya. Hanya saja
semakin hari semakin banyak saja orang yang bernasib
sama sepertiku. Kami harus berlomba untuk mendapatkan
hotdog sesuai target yang disuruh bos kami. Persaingan ini
seperti bertarung antara hidup dan mati. Jadi semuanya
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hotdog bu
Ina. Banyak diantara mereka yang nekat memukul dan
menarik serta mendorong orang yang ada di sekitarnya agar
jalannya mulus untuk mendapatkan hotdog. Semua itu
dilakukan dengan terpaksa daripada mereka yang nanti
akan menerima imbasnya dari sang bos; pulang babak belur
dengan bekas memar di sekujur tubuh.

Entah harus senang atau sedih, dulunya aku tidak


bisa bersantai sehari pun dikarenakan hotdog tersebut
dijual setiap hari. Aku harus berjuang melewati barisan para
siswa yang notabene memiliki tubuh jauh lebih besar dariku.

3
Disisi lain, aku bersyukur bisa memakan hotdog bu Ina
setiap harinya. Satu rahasia yang tidak pernah diketahui
para penyuruh ku adalah setiap kali mereka menyuruhku
membeli hotdog, aku selalu mendapat bonus satu buah
hotdog lezat dengan aneka topping spesial dari bu Ina. Entah
karena bonus membeli banyak atau bu Ina yang peduli
kepadaku, yang pasti aku langsung berlari secepat kilat
tatkala berhasil mendapatkan hotdog yang banyak itu. Aku
tidak bisa berlama-lama, bisa jadi mereka menyiksaku lebih
dari yang biasa mereka lakukan.

***

Jika ada yang namanya ketenangan, mungkin inilah


namanya. Jika seluruh dunia memusuhi diri, mungkin ialah
sang malaikat penyelamat. Ialah Ibu. Bisa dikatakan ibu
merupakan sosok yang paling berharga bagi diriku. Setelah
kematian ayah, ibu lah yang membanting tulang menguras
keringat dan bertaruh nyawa demi keselamatan kami
bersama. Terkadang ibu tidak memikirkan kondisi fisiknya
sendiri, ia tidak akan istirahat sebelum anaknya tertidur
pulas setelah semua kebutuhan terpenuhi.

Pernah suatu hari kami benar-benar seperti berada


di titik paling terpuruk dalam hidup. Tampak oleh ku raut

4
muka ibu yang semrawut samar oleh berbagai emosi. Itulah
ketika ayah tiada. Ayah sehari hari hanya bekerja sebagai
kuli biasa yang penghasilannya tergolong sangatlah pas
pasan untuk makan kami sehari dan hanya sedikit untuk
tabungan. Sehingga, ketika ayah tiada, ayah hanya
meninggalkan uang yang hanya cukup untuk seminggu dan
secarik kertas yang berisi wasiat yang sampai sekarang aku
tak tahu apa isinya. Ibu hanya mengatakan bahwa ayah
berpesan “Tetaplah optimis menjalani hidup,
sesunngguhnya tantangan terbesar hidup adalah diri
sendiri. Tetaplah tersenyum, karena itulah penyemangat di
kala tidak ada penyemangat lain selain itu”. Aku tidak terlalu
mengerti apa maksud dari wasiat ayah. Namun, wasiat itulah
yang sampai sekarang yang dapat membuatku terus maju
dan tidak akan jatuh ketika dicela dan dibully temanku.

Pengorbanan ibu mungkin tidak dapat kutemukan


seperti pahlawan yang ada di tv yang ku lihat saat kecil di
pagi hari. Pengorbanan ibu lebih dari segala pahlawan yang
ku anggap menjadi penyelamat dunia. Walaupun ibu
berjuang hanya untukku, bagiku itu lebih hebat daripada
pahlawan yang berjuang menyelanatkan seluruh manusia.

5
Pernah suatu ketika ibu datang ke sekolah untuk
mengambil hasil ujian dan rapor ku. Hari itu aku sangat
bangga bersama pahlawan hidupku berjalan dengan gagah
dan penuh kebanggaan menjadi seseorang yang bersama
pahlawan. Namun, pada saat itu lagi lagi temanku
menjahiliku, mereka mengejek ku habis habisan di depan
pahlawanku. Ibu hanya bisa tersenyum melihat tingkah
mereka dan tetap menyemangatiku. Akhirnya, aku pun tidak
menghiraukan akan perkataan mereka.

Merah antara marah dan malu tampak jelas di muka


temanku yang merasa misinya tidak berhasil untuk
menjahiliku. Tidak kehabisan akal, mereka pun berpindah
menjelek jelekkan ibu ku. Mereka mengatakan ibu adalah
sosok yang paling tidak beruntung dalam hidup karena
memiliki anak seperti diriku. Dan mereka terus mencela
ibuku dengan perkataan yang buruk buruk. Dan ibu pun
seperti biasa, tetap tersenyum.

Aku tidak tahan dengan celaan mereka. Walaupun ibu hanya


tersenyum, dibalik senyum ibu aku mengerti bahwa begitu
teriris hatinya. Aku biasa saja ketika mereka mencela diriku.
Namun, ketika mereka telah mencela dan menyakiti hati
ibuku akupun tidak bisa tinggal diam.

6
Berlalri kencang ku kedepan layaknya seorang
pahlawan yang seperti biasa ku lihat di tv. Ku tarik kerah
baju mereka. Ku manfaatkan tasku untuk memukul mereka.
Akhirnya, mereka pun lari sambil menangis meneriakkan
“Mama..”. Tidak ada kapoknya mereka tetap mencela ku
sambil lari terkatung katung. Aku pun hanya bisa tersenyum
setelah merasa berhasil menjadi seorang pahlawan yang
balik menyelamatkan pahlawanku, ibu.

Namun, apalah daya ibu memarahiku. Ibu seperti


tidak senang melihat tingkah ku.

“Bukan seperti itu yang ibu mau nak.. bukan seperti


itu pula yang dikehendaki oleh almarhum ayahmu”

“Tapi bu.. dia mencela ibu.. kalau mereka hanya


mencela diriku aku tidak mengapa bagiku, aku tidak akan
melawan seperti tadi.. masalahnya mereka mencela ibu,
padahal ibu tidak seperti apa yang mereka katakan, malahan
jauh baik daripada itu”

“Biarlah nak.. kita tidak usah melawan.. teruslah


berbuat baik nak.. sekalipun mereka mencela kita, jangan
lupa dengan wasiat ayah yang harus menjadi pedoman
hidup kita”

7
Akupun tidak bisa berkata apa apa lagi. Sungguh
mulia hati ibuku ini. Bagaimana tidak bertambah rasa
sayang ku kepada ibu. Disaat yang terpuruk seperti inipun
ibu tetaplah berlaku baik, tidak goyah hati dan pendiriannya
walau sedikit.

Mulai dari hari itulah diriku menanamkan sebuah


modal penting dalam hidup. Mulai dari hari itulah aku
mendapatkan sebuah pembelajaran yang paling berharga
dalam hidup. Mulai dari hari itulah aku memiliki sebuah
prinsip kokoh yang kekokohannya tidak dapat digoyahkan
oleh masalah apapun itu. Sehingga, aku dapat tahan dari
celaan dan ujian hidup yang selalu ku dapatkan dari teman
teman ku di sekolah. Aku belajar dari ibu bahwa “Ujian dan
cobaan hidup ialah media pengokoh dan penempa jati diri
layaknya pedang yang ditempa dan dipukul terus menerus
hingga menjadi pedang yang kokoh lagi hebat”

Akupun berkomitmen akan terus menjaga ibu dan


menjadi tameng hidupnya. Aku berjanji tidak akan melukai
perasaannya lagi. Dan menjadi anak baik sesuai dengan
harapan ibu.

***

8
Seperti yang pernah ku katakan, yang seperti diriku
tidak hanya aku. Ada banyak lagi orang yang diperlakukan
semena mena dan ditindas di sekolahku. Karena pembullyan
memang dianggap suatu hal lumrah . Dulu pernah ada yang
melawan dan melerai orang yang dibully. Alhasil orang yang
terbully semakin dilakukan tidak manusiawi dan orang yang
melerai menjadi terbully, padahal sebelumnya dia orang
yang biasa biasa saja tidak terbully.

Aku memiliki seseorang yang bisa kuanggap teman,


karena kami bisa dikatakan memiliki nasib yang sama. Awal
pertemuan kami ialah di kantin bu Ina. Pada saat itu kami
sama sama membeli hot dog spesial bu Ina.

“Maaf Jake, hotdog ibu tinggal 2, nggak cukup 3,” ucap


bu Ina kepada Jake.

“Yah.. tapi buk, ini gimana.. bisa bisa mereka


memarahi dan memukuli Jake buk” balas Jake.

Mendengar hal seperti itu Ryan yang sama sama


membeli hotdog dan sudah mendapatkan hotdognya sesuai
target ditambah bonus bagi dirinya langsung bereaksi.

“Ini hotdog untukmu saja” sahut Jake

9
“Nggak papa nih? Bukannya kamu harus dapetin
hotdog buat bosmu?”

“Tenang aja.. hotdog ku udah sesuai target kok, ini


cma bonus dari buk Ina”

“Tapi..”

“Udah ambil aja nanti aku berubah pikiran gimana?

“Eh iya iya.. makasih ya.. besok besok aku bakal beliin
kamu untuk balas kebaikanmu”

“Udah.. aku ikhlas kok”

Itulah pertemuan ku yang pertama dengan Jake.


Pertemuan kami yang tidak disengaja itulah yang membuat
kami hari kehari makin erat.

“Ryan.. nih hotdog, makan bareng yuk” himbau Jake

“Hah?? Apaan nih?”

“Aku kan udah janji, masa nggak ingat”

“Ooh.. aku kan dah ikhlas, Jake”

10
“Hmm.. ya udah anggap aja ini hadiah dariku untuk
penyelamatku. Kalau nggak ada kamu hari itu bisa jadi hari
ini aku nggak bisa sekolah”

“Ada ada aja kamu”

Kami bersama sama pergi ke atap sekolah dan


memakan hotdog bersama. Hari itu aku merasa sangat
senang, ternyata di sekolah yang selama ini aku dibully aku
bisa bertemu dengan seseorang yang bisa kuanggap teman.
Kami banyak berbincang di atap kala itu. Kami bersama
berbagi kisah mulai dari hal yang senang sampai duka, serta
tentang perihal dibullynya diri kami. Bukannya makin sedih,
kami malah ketawa ketika membahas tentang perbullyan
itu. Aku pun heran entah kenapa kami bisa tertawa, baru kali
ini aku tertawa karena hal yang menyakiti diriku. Alasannya
mungkin karena Jake merupakan orang periang yang dapat
menghiburku dengan kata katanya yang lucu.

Tak terasa hari sudah hampir petang, perbincangan


yang hangat itu membuat kami lupa akan waktu. Waktunya
berpisah dengan sebuah kehangatan yang entah sampai
kapan bisa bertahan.

11
“Kayaknya aku harus pulang lagi Jake, aku mau bantu
bantu ibu di rumah, kasian ibu sendirian kalau aku pulang
larut” ucapku

“Eh iya gak terasa aja ya udah mau malam. Lain kali
kita makan bareng lagi ya”

“Ok Jake.. aman..”

“Tapi kamu yang traktir ya..” ucap Jake sambil berlari


pulang.

“Eh tapi..”

Tidak sempat aku berkata Jake sudah pergi saja. Tapi


tidak mengapa, Jake telah membuat hariku mulai berwarna.
Biasanya aku sendiri memendam luka, kali ini aku bisa
memiliki sebuah bahu untuk sandaran dan juga alasan untuk
terus berjuang.

Aku senang memiliki teman seperti Jake, setiap hari


kami bertemu di atap dan makan hotdog serta berbagi kisah
bersama. Hari ke hari kami pun menjadi sahabat. Bersama
kami menembus lautan manusia untuk menyelesaikan misi
kami mendapatkan hotdog.

12
13
BAB 2
HADIAH ISTIMEWA

inggu, hari dimana semua orang menghabiskan

M waktunya dengan bersantai dan beristirahat bersama


keluarga masing masing. Seperti itu jugalah yang biasa
dilakukan oleh Ryan. Ya.. biasanya, namun tidak untuk hari
ini. Ryan mendapatkan tawaran pekerjaan dari tetangganya.
Bapak Khairul Namanya. Ia merupakan seorang suami dari
Ibu risa sekaligus kepala desa di daerah tempat tinggal Ryan.
Orangnya sangat ramah kepada siapapun terutama anak
anak. Bapak Khairul juga terbilang orang yang hidupnya pas-
pasan. Pas mau beli mobil duit ada, pas mau ke luar negeri
duit juga ada. Ryan yang dengan kondisi keuangan seperti
itu tentu saja langsung menerima tawaran dari Pak Khairul
tanpa berpikir panjang. Ia rela menghilangkan waktu
minggu yang sangat berharga itu demi meringankan
keuangan orang tuanya.

Saking semangatnya untuk bekerja, pagi pagi buta


Ryan sudah bangun dan bersiap siap untuk pergi. Tepat

14
sebelum ia melangkah keluar dari rumahnya yang hangat
menuju dunia luar yang masih agak gelap dan dingin itu,
ibunya memanggil dengan lembut

“Nak… kamu mau kemana pagi pagi begini”

“Ryan mau pergi ke rumah Pak Khairul bu”

“Ngapain kamu kesitu”

“Mau bantu bantu bu, kemaren Pak Khairul nawarin


Ryan kerjaan dirumahnya trus Ryan terima aja deh. Gak apa
apa kan bu?”

“Ooo seperti itu, boleh kok tapi, kamu sarapan dulu,


ibu udah buatin ubi rebus buat kamu. Lagian jam segini mah
Pak Khairul nya juga masih tidur”

“Oke deh bu. Ibu belum makan juga kan, kita makan
bareng bareng yuk bu”

“Gak usah nak, ibu udah kenyang. kamu habisin aja


ubinya soalnya kamu kan nanti mau kerja jadi kamu harus
punya energi yang banyak kalau nggak ntar kamu kecapekan
loh”

“Baik bu, tapi ibu beneran nggak laper kan”

15
“Iyaa nak” balas sang ibu dengan lembut

Setelah ubi rebus buatan sang ibu habis dimakan,


Ryan pun pamit kepada ibunya dan bergegas pergi menuju
rumah Pak Khairul. Sesampainya disana terlihat Pak Khairul
sedang duduk di teras rumahnya sambil membaca koran
dan menikmati secangkir kopi panas.

“Assalamualaikum pak, bapak udah nunggu lama


ya?”

“Ah…Dek Ryan, enggak kok, hayuk masuk dulu


kedalam”

“Gak papa pak saya nunggu diteras aja” balas Ryan


sambil berjalan masuk ke halaman rumah Pak Khairul

“Ibu mana pak?”

“Anu.. si ibu lagi kepasar beli bahan masakan, ini saya


duduk diluar lagi nungguin dia lama amat baliknya” balas
Pak Khairul sambil tertawa kecil

Tak lama kemudian ibu risa pun datang dan segera


masuk kedalam.

“Assalamualaikum pak, eh ada Dek Ryan, dah lama


nunggu ya ?” kata bu risa dengan ramah

16
“Iya nih, saya dah nunggu lama banget, kok kamu
lama amat sih” potong Pak Khairul

“Namanya aja dari pasar pak, ya lama lah. Mana ada


ibuk ibuk yang ke pasar sebentar doang” balas ibu risa

“Hah… udah lah saya mau ke rumah belakang nih


sama si Ryan, kunci rumah belakang sama ibuk kan ?”

“Kagak ah, kunci rumah belakang noh di kamar masa


Bapak lupa sih”

“Woalah… iya juga ya trus ngapain saya nunggu lama


lama disini, yaudah kamu tunggu disini sebentar ya Ryan
saya mau ngambil kuncinya dulu”

“Iya pak “ jawab Ryan

Ryan pun kemudian menunggu diteras rumah Pak


Khairul yang sangat besar itu. Ia hanya bisa bermenung
sambil bicara kepada dirinya sendiri

“Kapan ya aku bisa punya halaman yang luas kayak


gini. Udah rapi, bersih, rimbun, banyak tanaman, gede lagi.
Ah… paling cuman dalam mimpi doang”

17
Tak lama kemudian Pak Khairul pun keluar dari
rumahnya dan kami pun lalu pergi ke rumah lamya Pak
Khairul. Diperjalanan Pak Khairul bercerita dengan Ryan

“Dek Ryan, kamu itu kalau dah gede mau kerja apa”

“Nggak tau juga sih pak, kalau mau kerja yang hebat
mah kayaknya saya sih nggak bisa pak. Bapak sendiri tau kan
gimana ekonomi keluarga saya. Mau makan aja susah
apalagi mau kuliah tinggi tinggi pak, sedangkan kalau mau
kerja yang bagus mah harus kuliah dulu. Daripada untuk
kuliah mending uangnya saya pakai untuk jualan”

“Kamu itu gimana sih. Anak muda kok kayak nggak


punya semangat aja. Anak muda itu harus semangat,
keluarkan jiwa mudamu itu. Kamu harus semangat belajar
ntar pasti ada jalan kok kalau kamu itu memang benar benar
serius mau belajar. Banyak kok orang orang sukses yang
dulunya berasal dari keluarga tidak mampu”

“ itu mah orang pak, saya nggak akan mungkin bisa


kayak gitu”

“Tidak ada yang tidak mungkin didunia ini de kRyan,


Selma akita berusaha pasti ada jalan kok. Tapi ada satu hal
penting yang harus kamu ingat”

18
“Apaan pak?”

“Orang yang sudah sukses pasti akan mendapat


godaan yang sangat banyak. Jangan pernah kamu biarkan
nafsu memperbudak dirimu sendiri, kamulah yang harus
menjadikan nafsu itu tunduk kepadamu, kalau aja nafsu
sudah memperbudak dirimu maka akan ada konsekuensi
buruk yang akan menimpa dirimu”

“Saya akan ingat itu baik baik pak, itupun kalau saya
sukses”

“Hahaha… dasar kamu ini, optimis dong,


semangaaaattttt” kata Pak Khairul yang tanpa sadar
berteriak teriak sendiri dijalan.

“Iya iya pak, Ryan akan semangat kok” balas Ryan


sambil tertawa kecil

Selama diperjalanan pak Ryan terus memberi


semngat kepada Ryan dengan cara yang lucu sehingga
mereka berdua tertawa terbahak bahak diperjalanan. Tak
lama kemudian mereka pun berhenti di sebuah rumah yang
terlihat sudah tua namun masih sangat terawat. Selain itu
rumah itu juga sangat besar. Disamping rumah itu terlihat

19
sebuah bangunan petak yang tidak memiliki loteng dan
memiliki sebuah pintu besar yang dirantai serta digembok.

“Nah… kita sampai, kamu nanti bersihin gudang yang


disana ya” sambil menunjuk bangunan petak tersebut

“Nih kunci gudangnya. Tugas kamu bersihin aja tuh


gudang terus kalau ada barang barang yang keliatan udah
rusak kamu kumpulin aja nanti di kardus, ntar saya cek
mana yang masih bisa dipake atau harus dibuang” kata Pak
Khairul sambil memberikan sebuah kunci kepada Ryan

“Sapunya gimana pak ?”

“Hmm… coba kamu liat didalam gudang, ntar kalau


nggak ada ambil aja sapu dari dalam rumah, saya didalam
kok”

“Oke deh pak, saya cek dulu”

“Yowis, saya kedalam rumah dulu ya ntar kalau ada


perlu panggil aja saya didalam rumah. Kerja yang bersih ya”

“Iya pak” jawab Ryan sambil berjalan menuju gudang


tersebut

Setibanya didepan pintu Ryan langsung membuka


gembok pintu itu dan membuka kedua pintunya. Terlihat

20
sebuah ruangan yang berisi cukup banyak kardus berisi
barang barang yang sudah tua. Kondisi didalam gudang itu
sangat berdebu dan lembab. Terlihat banyak sarang laba
laba dan mungkin sudah puluhan generasi hidup di gudang
ini. Dipojokan terdapat sebuah sapu panjang dan peralatan
bersih bersih lainnya yang sudah berdebu juga namun masih
bisa dipakai. Setelah dibersihkan Ryan pun mulai
membersihkan gudang tersebut

Dengan hati hati ia memindahkan kardus kardus


tersebut satu persatu dari raknya keluar gudang untuk
dibersihkan dan dipilah. Pekerjaan yang cukup melelahkan
memang, namun Ryan tetap menikmatinya karena dengan
ini ia dapat membantu perekonomian keluarganya. Dengan
sabar ia mengeluarkan kardus itu perlahan dan akhirnya
selesai juga.

“Yeah… kardus terakhir, sekarang aku harus bersihin


rak yang didalam dulu nih baru ntar milah milah barang
dalam kardus ini” kata Ryan sambil kembali masuk kedalam

Belum sampai ia kembali kedalam gudang terdengar


suara Pak Khairul memanggil dari jendela rumah. “Dek
Ryan…, sini dulu rehat bentar. Saya udah buatin lemon tea
dingin nih mari minum dulu”

21
“Iya pak…, saya kesana” teriak Ryan

“Lemon tea? Apaan tuh, pasti minuman mahal nih.


Hmmm pasti enak” segera Ryan bergegas menuju tempat
Pak Khairul

“Nih minum dulu, kamu pasti capek kan ngangkat


ngangkat barang tadi” sambil menyuguhkan secangkir teh
dingin

“Dih… jadi lemon tea tu cuman teh dingin doang,


kirain apaan. Ah gak papa lah yang penting aku minum” ucap
Ryan dalam hatinya sambil mengambil secangkir teh
tersebut

Saat teh tersebut masuk kedalam mulutnya, lidahnya


merasakan sebuah rasa yang seumur hidup belum pernah ia
rasakan. Bentuknya memang seperti teh biasa tetapi ada
rasa lemon segar didalamnya ditambah dengan rasa penat
setelah mengankat barang barang membuat teh itu terasa
sangat nikmat. Ekspresi Ryan yang terlihat sangat
menikmati membuat Pak Khairul tertawa kecil sambil
berkata

“Dek Ryan belum pernah nyobain lemon tea ya,


gimana rasanya enak gak? “ tanya Pak Khairul kepada Ryan

22
“Enak buanget pak, belum pernah saya minum teh
seenak ini, pas banget lagi saya abis ngangkat barang barang
itu jadinya teh ini jadi kerasa enak banget dah”

“Hahaha… kamu bisa aja, yaudah ntar kalau mau


nambah ambil aja didalam, saya udah buatin banyak kok.
Saya masuk dulu ya yang didalem belum saya bersihin juga
nih” kata pa kRyan seraya masuk kedalam rumah

“Oke pak” jawab Ryan

Setelah rasa haus itu hilang, Ryan pun meneruskan


kerjanya kembali. Ia kemudian membersihkan rak rak yang
ada digudang itu dan membersihkan langit langit gudang
dari sarang laba laba.

“Maaf ya laba laba, tapi rumah kamu harus saya


hancurin”

Gudang yang tadinya terlihat sangat kotor dan


berdebu itu sekarang sudah sangat bersih dan rapi.

“Yosh… bersih bersih yang didalem udah siap


sekarang tinggal milah milah tuh barang. Hmm… masukkin
kemana ya? Ah krung ini aja deh” ucap Ryan sambil
mengambil karung

23
Saat memilah milah barang, Ryan menemukan
banyak barang yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

“Widih, barang barangnya Pak Khairul banyak bener


ya. Mana pada bagus bagus lagi, emang bener deh kalau
orang kaya itu terkadang terlalu sering beli barang baru,
jadinya barang lama yang masih bagus malah ditumpuk
digudang kayak gini deh. Padahal kan masih pada bagus
bagus”

Ryan memilah barang barang itu cukup lama karena


banyaknya barang yang masih terlihat bagus. Pada saat ia
memilah kardus terakhir, ia menemukan sebuah benda yang
terlihat seperti jam tangan namun bentuknya agak aneh bagi
Ryan. Ia pun kemudian mengambil jam itu. Dari dekat
ternyata benda itu memang jam namun aneh bagi Ryan
karena tidak ada jarum jam disana. Yang ada hanyalah 4
buah angka yang ditengah tengahnya terdapat titik dua dan
tulisan pm diakhir angka tersebut dan tulisan XP/LVL di
pojok kanan benda tersebut. Karena terlihat masih
berfungsi, ia pun kemudian meletakkan jam tersebut
kedalam kardus berisi barang barang yang masih terlihat
bagus.

24
Ryan pun selesai memilah seluruh barang barang
yang ada didalam gudang. Ia kemudian memanggil Pak
Khairul agar memisahkan barang mana yang sebenarnya
harus dibuang. Setibanya Pak Khairul disana ia kemudian
menyerahkan kardus kardus tersebut kepada Pak Khairul
agar dapat dipilah kembali olehnya. Namum Pak Khairul
menolak sambil berkata

“Udahlah Dek Ryan, kamu masukin aja lagi tuh


kardus kedalam gudang. Pisahin aja tempatnya yang mana
yang masih bagus dan yang mana yang udah jelek. Hari udah
sore nih, kita harus cepat balik” kata Pak Khairul

“Oke pak. Oh iya pak, tadi saya dapet benda kayak jam
tangan, tapi bentuknya aneh”

“Aneh gimana?”

“Kalau biasanya jam ada jarum jamnya, jam ini gak


ada pak. Yang ada malah angka 4 buah sama titik 2 trus ada
tulisan PM dibelakangnya”

“Ooo kalau itu namanya jam digital, masih hidup


jamnya ya?”

“Masih pak”

25
“Hmm… ngapain jam tangan bisa ada di gudang ya?
Yaudah kamu ambil aja itu jam tangan, saya juga nggak make
jam tangan kok”

“Seriusan nih pak?” tanya Ryan dengan gembira

“Iyaa…, dah ambil aja. Abis itu kunci lagi gudangnya


ya terus gembok. Saya tunggu didalam” kata Pak Khairul

“Oke pak” jawab Ryan

Dengan perasaan gembira Ryan segera


membereskan pekerjaannya. Setelah ia menyelesaikan
pekerjaannya ia pun mengambil jam tersebut dan mengunci
gudang itu. Gudang yang tadinya terlihat seperti kumpulan
barang rongsokan sekarang menjadi lebih bagus dan bersih
namun tetap berisi barang rongsokan tetapi ditata dengan
rapi, jadinya rongsokan yang bersih dan rapi.

“Yeah… selesai juga nih gudang, mana dapet jam


bagus lagi. Rezeki nomplok bener deh hari ini. Sekarang aku
tinggal kunci nih gudang trus balik deh”

Pada saat Ryan akan mengunci gudang tersebut


ternyata terdapat sebuah kertas tertinggal diluar. Ryan

26
kemudian mengambilnya. Di kertas tersebut terdapat
tulisan “ JANGAN DIBACA , HATI HATI !!!”.

“Apaan nih, ah paling cuman brosur lama mending


taruh di barang yang mau dibuang aja”

Setelah meletakkan kertas tersebut Ryan kemudian


mengunci gudang itu dan pergi kerumah Pak Khairul.

“Pak, Ryan udah siap beres beresnya nih” teriak Ryan

“Oh iya bentar, kamu masuk aja dulu Dek Ryan, saya
lagi ngunci ngunci pintu” balas Pak Khairul dari dalam
rumah

“Saya nunggu diluar aja pak”

Tak lama kemudian Pak Khairul keluar dari


rumahnya dan bersiap untuk pulang. Mereka pun kemudian
pergi dari rumah itu dan kembali ke rumah Pak Khairul.
Setibanya disana Ryan pun kemudian mendapatkan upah
dari Pak Khairul sebesar Rp 300.000. melihat upah yang
sangat besar Ryan pun gembira bukan main. Ia pun
kemudian pulang dengan membawa uang 300.000 rupiah
dan sebuah jam baru.

27
“Allhamduliilah, hari ini aku dapat rezeki yang
banyak. Ibu pasti senang nih”

Sesampainya dirumah, Ryan kemudian menceritakan


semua yang terjadi hari ini pada ibunya. Ibu Ryan sangat
senang karena anaknya sudah bisa mencari rezeki dan
mendapatkan uang yang cukup banyak sehingga mereka
bisa makan dengan cukup untuk beberapa hari kedepan.
Selain itu ia juga menunjukkan jam yang diberikan oleh Pak
Khairul kepada ibunya.

“Bu, tadi pas Ryan bersih bersih gudang Pak Khairul,


Ryan nemu nih jam” kata Ryan sambil menunjukkan jam itu
kepada ibunya

“Hah… kamu nyuri jamnya Pak Khairul nak ?!” tanya


ibu dengan kaget

“Eh… enggak kok bu, ini tadi pas Ryan nemu Ryan
tanyain ke Pak Khairul, terus katanya jam ini untuk Ryan aja
soalnya dia punya jam yang lain. Daripada nggak kepake
mending buat Ryan aja kata Pak Khairul bu”

“Oh… gitu, ibu kirain kamu nyuri tadi. Ingat ya


walaupun kita ini miskin tapi jangan pernah sekalipun

28
mengambil barang orang lain ya. Yaudah pergi mandi sana
setelah itu istirahat ntar ibu siapin makan buat kamu deh”

“Iya bu” jawab Ryan kepada ibundanya tersayang

Ryan kemudian membersihkan dirinya lalu pergi


istirahat kekamarnya. Disana ia belajar menggunakan jam
yang baru saja diberikan oleh Pak Khairul tadi.

“Bagus amat nih jam, cara ngatur jamnya gimana ya”


kata Ryan sambil menggeser geser layar jam tersebut.

Secara tak sengaja ia merubah tampilan layar


menjadi sebuah tulisan “JANGAN DIBACA”.

“Dih apa apaan nih jam masa nggak boleh ngebaca


sih”

Tak lama kemudian terdengar suara sang ibu


memanggil Ryan untuk makan. Ia pun kemudian keluar
meninggalkan jam tersebut dikamarnya. Layar yang tadinya
bertuliskan “JANGAN DIBACA,” kemudian berubah menjadi
“TAPI DIINGAT!!!” kemudian berubah lagi menjadi “Setiap
perbuatan akan ada konsekuensinya, HATI HATI !!”
kemudian layar tadi kembali menjadi jam seperti biasanya.

29
BAB 3
AWAL MULA

ukuruyuk…” terdengar suara ayam berkokok tanda

K bahwa mentari akan mulai menyinari bumi membawa


hari baru dan semangat baru bagi siapapun. Mendengar
suara kokokan ayam dipagi hari Ryan kemudian terbangun
dan bersiap siap untuk pergi ke tempat yang beberapa orang
menyebutnya sebagai tempat menuntut ilmu. Namun, bagi
Ryan itu pertanda bahwa ia akan menuju ke neraka dimana
ia lagi lagi menjadi babu oleh para teman temannya. Dengan
cepat ia membuang pikiran itu dan langsung bergegas
menuju kamar mandi dan bersiap untuk pergi sekolah.
Seperti biasa, setelah mandi ia kemudian sarapan bersama
ibunya dan pergi kesekolah. Saat ia akan pergi keluar ia
teringat akan satu hal

“Eh iya, aku kan kemaren dapat jam tangan baru.


Bawa kesekolah ah…”Ucap Ryan dalam hatinya.

Tanpa berpikir panjang ia kemudian mengambil jam


itu dari kamarnya dan bergegas pergi kesekolah.

30
Diperjalanan ia tak henti hentinya melihat benda
yang fungsi utamanya menunjukkan waktu itu. Saking
fokusnya perhatian Ryan terhadap jam itu ia tidak sengaja
menabrak seorang kakek tua yang sedang membawa barang
belanjaan dari belakang. Terjatuhlah barang belanjaan yang
dibawa oleh kakek tersebut. Sadar ia yang bersalah, Ryan
pun segera membantu si kakek tadi mengumpulkan
belanjaan yang dibawanya.

“Aduh saya minta maaf banget kek, saya tadi lagi


ngeliat jam jadinya gak ngeliat jalan deh. Saya gak tau kalau
ada orang didepan. Kakek gak apa apa kan, nih belanjaan
kakek”

“Gak apa apa kok cu… cuman tadi kakek agak terkejut
aja. Lain kali kamu itu kalau lagi jalan liat liat ya. untung
kamu nabrak kakek kalau aja yang nabrak kamu tadi itu
mobil gimana ? bisa modar kamu”

“Iya kek saya salah, maafin saya ya kek”

“Iya cu…”

“Ngomong ngomong kakek mau kemana bawa


belanjaan banyak kayak gini”

31
“Kakek mau ke rumah aja kok cu, tadi kakek abis dari
pasar beli bahan masakan untuk sebulan, makanya banyak”

“SEBULANN..? kok kakek beli untuk selama itu”

“Yaa daripada kakek sering sering keluar rumah


mending kakek beli sekaligus. Lagipula kakek harus ngurus
istri kakek dirumah makanya gak bisa sering sering ke luar
rumah”

“Ooo gitu, yaudah biar saya bawain barangnya kek


itung itung permohonan maaf”

“Gak usah cu, kamu kan mau pergi sekolah. Nanti


kamu telat sekolahnya”

“Nggak apa apa kek saya masih lama masuknya”

“Yaudah, kamu bantu kakek bawain ini aja” sambil


memberikan beberapa kantong plastik hitam kepada Ryan

Diperjalanan sang kakek bercerita kepada Ryan


bahwa sebenarnya si kakek memiliki dua orang anak yang
sudah bekerja. Namun, mereka seolah olah tidak lagi ingat
dengan orang tuanya. Berkunjung tidak, mengirim uang
tidak, bahkan menelepon saja tidak pernah. Istri beliau juga
sedang sakit dirumah karena itulah ia hanya bisa pergi

32
keluar sebulan sekali untuk membeli bahan makanan.
Mendengar cerita dari si kakek, Ryan hanya tertunduk lesu.
Ia membayangkan jika dirinya nanti seperti itu kepada
ibunya. Tentu saja ibunya akan merasakan hal yang sama
dengan apa yang dirasakan oleh kakek ini. Didalam hati
Ryan bersumpah tidak akan pernah menyakiti perasaan
ibunya sampai kapanpun.

Setelah beberapa lama berjalan akhirnya mereka


berdua sampai dirumah si kakek itu. Terlihat rumah yang
besar namun sudah tua dan terlihat tidak terurus. Dari
rumahnya saja sudah terlihat bahwa kakek itu dulunya
merupakan orang yang cukup kaya namun entah mengapa
sekarang ia tidak lagi orang yang sama dengan dirinya yang
dahulu.

“Hah… akhirnya sampai juga. Terima kasih ya cu


udah nolongin kakek tua ini”

“Gak papa kok kek. Sebelumnya saya mau nanya ke


kakek nih , boleh nggak kek ?

“Nanya apa tu cu?”

“Jadi gini kek, kakek dulu kerja apa kok rumahnya


bisa gede kayak gini?”

33
“Jadi gini, kalau masalah kerja dulu kakek kerjanya
cuman pedagang saja. Terus kalau rumah ini, sebenarnya ini
rumah adalah pemberian dari kedua anak kakek sebelum
mereka berdua pergi melupakan kakek”

“Emmm… yaudah kek saya pergi sekolah dulu ya.


kapan kapan saya mampir lagi deh kek”

“Yaudah cu hati hati jalannya ya”

Setelah pergi dari rumah kakek Ryan kemudian


melanjutkan perjalanannya ke sekolah. Disepanjang jalan
lagi lagi ia megotak-atik jamnya itu. Kali ini terdapat bulatan
berwarna merah pada pojok kanan atas dari jam itu. Ryan
kemudian menggosok gosok layar jam itu namun layar dari
jam tersebut malah berubah menjadi gambar mic yang
berkedip kedip. Ryan kemudian tersadar bahwa jam sudah
menunjukkan pukul 06.50 yang berarti 10 menit lagi kelas
akan dimulai.

“Woalah, 10 menit lagi kelas bakalan mulai. Bisa bisa


aku telat nih. Aku harus cepat” kata Ryan yang kemudian
mulai berlari

34
“Jangan telat, jangan telat, jangan telat” kata kata itu
berulang kali keluar dari mulut Ryan sambil melihat kearah
jamnya tadi.

Jam sudah menunjukkan pukul 7.03 namun Ryan


masih belum berada disekolah. Didalam hatinya Ryan
berkata bahwa ia pasti telat. Namun saat ia sampai didepan
gerbang sekolah pada saat jam menunjukkan pukul 07.10
secara ajaib gerbang sekolah masih terbuka lebar. Padahal
biasanya penjaga gerbang selalu menutup gerbang pada
pukul 7 tepat. Tanpa pikir panjang, Ryan langsung masuk
dan berlari menuju kelasnya. Sebelum sampai ke kelas ia
bertemu dengan Bu Mela yang akan mengajar dikelasnya
hari ini. Ryan pun kemudian mendekati Bu Mela

“Pagi bu” ujar Ryan kepada Bu Mela sambil


menyodorkan tangannya

“Eh Ryan, pagi juga. Kok kamu masih diluar ?”

“Saya baru datang bu”

“Lah, kok bisa bukannya gerbang ditutup jam 07.00


ya?”

35
“Biasanya sih gitu bu, tapi tadi gerbang masih kebuka
lebar jadi sa-” Belum selesai Ryan berbicara tiba tiba
perutnya sakit

“Kamu kenapa?” tanya iBu Mela kepada Ryan

“Nggak tau bu, tiba tiba perut saya sakit”

“Yaudah kamu pergi ke WC aja dulu. Sini tasnya bisar


ibu bawain”

“Makasih bu, saya permisi sebentar ya bu”

Ryan pun kemudian segera berlari menuju toilet


karena rasa sakit perut yang luar biasa. Setelah perjalanan
yang terasa sangat jauh karena sakit perut yang tertahankan
akhirnya Ryan sampai di sebuah ruangan yang agak kumuh
dan gelap serta berisikan 2 kamar kecil yang ditutup oleh
masing masing sebuah pintu yang penuh dengan coretan
coretan curahan hati orang orang yang gabut saat menunggu
antrian. Tempat itu bernama toilet sekolah. Beruntung saat
Ryan tiba masih ada 1 tempat yang kosong. Setelah beberapa
saat saat indah didalam toilet Ryan kemudian keluar dan
kebetulan bersamaan dengan orang yang berada di sebelah.
Ternyata orang itu adalah penjaga gerbang yang seharusnya
menutup gerbang masuk tadinya.

36
“Eh ada pak amir, abis ngapain pak ?”

“Dih, kau pakai nanya nanya segala. Sudah jelas aku


tadi dari toilet kagak mungkin lah aku makan disana. Macam
mana kau ini! Lah kau ngapain disini, kan itu lonceng sudah
berbunyi”

“Iya pak, tadi saya tiba tiba kebelet boker makanya


saya kesini. Eh malah ketemu bapak”

“Sudahlah kau pergi masuk sana, sudah jam berapa


ini” kata pak satpam menyuruh Ryan untuk segera masuk
kelas sambil melihat jam. Pak satpam kemudian tersadar
kalau ia belum menutup gerbang sekolah padahal
seharusnya gerbang sudah ditutup sejak 15 menit yang lalu

“Woalah, mati aku gerbang tadi lupa aku tutup. Kalau


si kepsek itu tau bisa habis aku sama dia. Aku mesti cepat
cepat kesana” kata pak satpam sambil berlari meninggalkan
Ryan sendirian didalam kamar mandi gelap itu.

“Dih beruntung dia sakit perut, kalau enggak bisa bisa


aku harus dengan celotehan orang batak satu itu berjam jam.
Ngebayanginnya aja udah ngeri. Sudahlah aku harus cepat
balik ke kelas ntar malah Bu Mela yang marah marah”

37
Ryan kemudian mulai melangkahkan kakinya dan
berlari menuju ke kelasnya untuk menerima pelajaran dari
Bu Mela. Sesampainya di kelas, teman temanya baru saja
selesai menyanyikan lagu wajib. Di sekolah ini terdapat
peraturan dimana menyatakan bahwa setiap pagi hari
peserta didik harus membaca al-quran, berdoa, dan
menyanyikan lagu wajib secara rutin. Ryan pun kemudian
masuk kedalam kelas setelah teman temannya selesai
melakukan rutinitas harian tersebut

“Assalamualaikum, pagi bu. Maaf saya agak telat bu”

“Waalaikumsalam. Gimana perut kamu, udah hilang


sakitnya?”

“Udah agak mendingan bu”

“Yaudah, kamu silahkan duduk” kata Bu Mela


menyuruh Ryan untuk duduk.

Ryan pun kemudian berjalan menuju tempat


duduknya. Namun, baru saja ia berjalan beberapa langkah, si
aban dengan sengaja menyandung kaki Ryan sehingga Ryan
pun tersungkur ke lantai. Sontak teman teman sekelasnya
tertawa terbahak bahak melihatnya. Untungnya Bu Mela
membela Ryan dan menyuruh mereka semua untuk

38
berhenti tertawa. Dengan perasaan malu Ryan pun
kemudian kembali berdiri dan berjalan menuju tempat
duduknya. Baru saja duduk ia lagi lagi dibully oleh teman
temannya

“Woi Ryan, elu kok lemah banget sih. Masa disenggol


dikit aja lu dah mau nyium lantai. Laki nggak sih elu ni ?” kata
aban

“Ei lu jangan ngomong kayak gitu ke si Ryan. Gitu gitu


dia ini lebih hebat dari kalian semua lho..” kata dadan seolah
olah membela Ryan sehingga seisi kelas melihat kepadanya

“Hebat gimana maksud lu dadan” tanya aban

“Ya iya lah, lu tau nggak dia itu satu satunya orang
dikelas ini yang pernaaahhh…-“ balas dadan sambil
memukul mukul meja membuat efek seolah olah sedang
mengumumkan pemenang dari undian berhadiah miliyaran
rupiah

“Pernah apaan !?” tanya aban dengan penasaran

“Pernah nyium lantai sekolah. Hahaha!!!” sambung


dadan yang ternyata juga ikut membully Ryan

39
Mendengar perkataan dadan tadi, tawa seisi kelas
menjadi pecah. Bahkan ibu guru terlihat agak tersenyum
mendengar perkataan dadan tadi. Namun senyum itu
dengan cepat hilang dan berubah menjadi muka marah.

“Harap tenang semuanya. Kamu dadan, jangan


ngomong kayak gitu dong ke Ryan. Dia itu kan teman kamu
juga. Harusnya sesama teman itu saling menolong bukan
malah menjatuhkannya”

“Tapi kan saya benar bu” bantah dadan kepada ibu


guru

“Sudahlah, sekarang kamu minta maaf ke Ryan”

“Yaudah deh. Ryan, gua minta maaf ya”

“Kamu minta maaf kenapa bilang dong dadan” kata


ibu guru dari depan kelas

“Ya… MAAF KARENA TELAH MENGATAKAN


KEBENARAN!!!” jawab dadan yang lagi lagi membuat
suasana sekelas menjadi semakin ricuh.

Ryan hanya bisa diam dan mendengarkan ocehan


ocehan teman temannya itu. Ryan sudah agak terbiasa
menghadapi cacian dan hinaan kepada dirinya. Ia hanya

40
menganggap semua kata kata itu hanyalah suara dari orang
utan yang dulu pernah ia lihat bersama ibu dan ayahnya di
kebun binatang.

“Sudah-sudah, semuanya harap tenang” kata ibu guru


menenangkan seisi kelas yang tak henti hentinya berteriak.

Setelah ibu guru berhasil menjinakkan suasana kelas


ia kemudian melanjutkan pelajaran seperti biasanya.
Pelajaran hari itu dimulai dengan bahasa Indonesia. Minggu
lalu ibu guru memberikan tugas untuk membuat sebuah teks
cerpen. Sang ibu guru pun kemudian menyruh mereka
semua untuk membacakan cerpen masing masing.

“Baiklah anak anak, tugas yang ibu berikan minggu


lalu udah pada dibuat kan?”

“Udah buuukk…” jawab siesi kelas

“Baiklah, sekarang siapa yang mau membacakan


cerpennya ke depan kelas?” tanya Ibu Mela

Tak ada satupun murid yang mau mengangkat


tangannya

“Kok gak ada yang mau? Udah pada buat kan?” tanya
Ibu Mela

41
“Udah buukk…” jawab seisi kelas

Aban pun kembali menjahili Ryan. Ia yang duduk


dibelakang Ryan kemudian memegang tangan Ryan dan
mengangkat tangan si Ryan.

“Ah… Ryan, silahkan maju ke depan” perintah Ibu


Mela

“Ba-baik buk..”Jawab Ryan dengan ragu ragu

Ryan pun kemudian membacakan cerita pendek yang


telah dibuatnya. Namun, belum selesai ia membaca
terdengar suara teriakan dari belakang kelas. Ternyata itu
adalah dadan yang mengejek cerpen buatan Ryan

“Woi Ryan, yang lu buat tu cerpen atau apaan sih,


jelek amat. Bagusan nenek gua yang buat daripada elu”
teriak dadan dari belakang kelas yang diikuti dengan tawa
seisi kelas.

“Jangan gitu dadan, coba kamu maju kedepan bacain


punya kamu” jawab ibu guru membela Ryan

“Oke, punya saya jauh lebih bagus daripada si Ryan


itu”

42
Dadan pun kemudian maju kedepan kelas dan
membacakan cerpen yang ia buat sementara Ryan berjalan
kebelakang dengan perasaan kecewa bercampur malu.
Pelajaran kemudian berlanjut hingga bel tanda istirahat
berbunyi yang berarti waktunya Ryan menjadi babu lagi.
Setelah ia selesai dengan tugas babunya, Ia kemudian segera
kembali ke kelasnya.

“Tes..tes..ehm.. selamat pagi siswa semua, saya ada


pemberitahuan penting” terdengar suara bapak Kepala
Sekolah dari speaker kelas.

“Sehubungan dengan sekolah kita yang akan


digunakan sebagai tempat pelaksanaan kemah, maka dari
itu mulai dari besok hingga seminggu kedepan anak bapak
semua silahkan belajar dirumah masing masing”

Pemberitahuan itu membuat seluruh kelas eh bukan,


seluruh sekolah bersorak gembira. Terdengar suara
teriakan dari setiap penjuru kelas di sekolah itu.

“Pemberitahuan tambahan, karena akan diadakan


persiapan untuk acara tadi, maka dari itu anak bapak semua
boleh pulang”

43
Tambahan pemberitahuan itu membuat tambahan
sorakan dari seluruh sekolah. Seluruh siswa pun kemudian
segera bersiap siap untuk pulang. Ryan pun juga bersiap
untuk pulang ke rumahnya.

Di perjalanan pulang ia teringat kalau tadi ia melihat


tanda aneh dari jam barunya tersebut. Ia kemudian singgah
di perpustakaan daerah untuk mengotak atik jamnya
tersebut. Ryan memang sering ke perpustakaan jika
memiliki waktu luang. Disana suasananya tenang dan sejuk
karena ruangan itu dilengkapi dengan AC disetiap sudut.
Selain itu, disana juga terdapat banyak buku yang bisa
dibacanya. Berbeda dengan hari hari biasanya, kali ini ia
kesana bukan untuk membaca buku.

Setibanya Ryan disana, ia mengambil sebuah buku


dan duduk di meja yang telah disediakan oleh pihak
perpustakaan. Disanalah ia mengotak atik jamnya itu.

“Hmmm, bukunya tarok disini kemudian baru deh


aku latihan pakai nih jam” kata Ryan berbicara sendiri

“Lah kok hilang, rasanya tadi ada titik merah deh


disini kok bisa hilang ya”

44
Ryan pun kemudian kembali menekan nekan jam itu
dan kemudian layarnya kembali berubah sendiri. Kali ini
layarnya berubah menjadi beberapa kotak kotak yang berisi
tulisan tulisan dan disebelah kanan dari masing masing
kotak itu terdapat tulisan +XP dan gambar koin emas.
Disalah satu kotak terdapat tanda centang dan tulisan
“Selesai”. Dalam kotak itu tertulis “BANTU SEORANG KAKEK
TUA”

“Weh apa apaan nih, kok jam ini tau tadi aku bantu
kakek tua itu?” ucap Ryan dalam hati

Ryan pun kemudian mencoba menggeser geser layar


jam tersebut, dan lagi lagi layar jam itu bertukar kembali
menjadi gambar yang lain. Kali ini pada bagian atas layar
tersebut tertulis “SHOP”.

“Lah, kok ketuker lagi sih, ini apaan pula lagi.


Ss..hoop..?? maksudnya apaan nih. Ah biarin aja deh” kata
Ryan sambil menggeser layar tersebut ke bawah.

Layar tersebut kembali berisi kotak kotak seperti


sebelumnya namun kali ini tidak ada tulisan XP namun tetap
ada gambar koin emas disana. Berbeda dengan layar
sebelumnya, kali ini sebelum gambar koin terdapat sebuah

45
angka yang bernilai negatif. Terdapat banyak kotak kotak
yang berisi kata kata.

“Ini apa lagi sih, susah amat jam satu ini. Udah gitu
nih jam bisa digeser geser lagi layarnya canggih amat, atau
jangan jangan jam sekarang emang kayak gini ya??
hmmm…?” tanya budi kepada dirinya sendiri sambil
kemudian menggeser geser layar jam tersebut kebawah

lagi lagi, setelah menggeser geser layar jam tersebut


Ryan kembali menemukan sebuah kotak yang terdapat
tanda centang dan tulisan “Terambil”. Kotak tersebut
bertuliskan “Mengabulkan semua permintaan yang masuk
akal *1 setiap 3 hari”. Lagi lagi Ryan dibuat kebingungan oleh
kata kata yang ada di jam itu. Otaknya seolah olah tidak
mampu untuk mengerti apa yang ada didalam jam tersebut.
Didalam hatinya ia bertanya tanya kalau jam apa sebenarnya
yang ia dapatkan ini? Apakah jam ini yang terlalu canggih
ataukah ia yang sebenarnya ketinggalan zaman.

“Nih jam apaan sih, canggih amat. Coba geser lagi


ah…”

Kali ini jam tersebut kembali ke tampilan


sebelumnya yang berisi seperti kegiatan sehari hari

46
tersebut. Disalah satu kotak tersebut terdapat tulisan “Bantu
orang tuamu mencuci piring” disebelahnya terdapat tulisan
“+100 XP” dan “+25 koin”.

Tiba tiba Ryan teringat kalau dulu ia pernah melihat


teman temannya bermain game di ponsel mereka dan
terdapat kotak kotak yang mirip seperti ini. Selain itu juga
terdapat tulisan +XP dalam permainan tersebut. Mereka
biasanya meneybut kotak kotak itu dengan nama misi.
Jikalau misi itu berhasil dilaksanakan maka mereka akan
mendapat sebuah hadiah dari game tersebut.

“Lah iya juga, kok mirip ya? jangan jangan ini emang
misi lagi? Hmmm…, disini ada tulisan yang menyuruh aku
untuk membantu orang tua nyuci piring. Coba nanti dirumah
ah, siapa tau emang misi yakali aja ada hadiahnya hehehe”
kata Ryan didalam hatinya.

Ryan pun kemudian mengembalikan buku yang tadi


dipinjamnya itu dan kemudian pulang kerumahnya.
Diperjalanan ia masih saja bertanya tanya kalau jam apa sih
sebenarnya ini. Saking sibuknya ia berfikir ia hampir saja
masuk ke dalam sebuah parit. Beruntung ada seorang bapak
bapak yang meneriakinya sehingga ia tidak terjatuh
kedalam parit tersebut.

47
“Aduh.. hampir aja masuk ke dalam parit. Udahlah
jangan mikir terus focus ke jalan dulu aja deh” ucap Ryan di
dalam hati

“Kamu nggak papa dek ?” tanya bapak bapak tersebut


ke Ryan

“Nggak papa pak saya cuman kaget doang” jawab


Ryan sambil nyengir dan menggaruk garuk kepalanya

“Makanya kalau jalan itu liat liat dong ntar kalau


kamu masuk ke dalam parit kan susah, buku buku sama jam
kamu itu bisa-”Kata bapak tersebut yang tiba tiba saja
berhenti

“Sudahlah saya lagi sibuk nih, kamu pulang cepat


sana udah mau malam tau” suruh bapak tersebut secara tiba
tiba merubah topik pembicaraan.

“Lah dia kok tiba tiba ngegas sih” ucap Ryan dalam
hati

“I..iya pak, saya pulang. Makasih ya pak” kata Ryan


kepada bapak tersebut, namun bapak tersebut sudah
terlebih dahulu pergi meninggalkan Ryan

48
“Kenapa sih tu bapak, gak jelas ah” ucap Ryan dalam
hatinya sambil pergi meninggalkan tempat itu dan kembali
melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.

Setelah beberapa menit berjalan, Ryan pun akhirnya


sampai ke rumah tercintanya. Ia pun masuk kerumah dan
langsung disambut oleh ibunda nya tercinta.

“Kamu dari mana aja Ryan kok lambat pulangnya?”

“Tadi Ryan dari perpustakaan bu”

“Oo begitu, yaudah sekarang kamu cepat ganti baju


terus gantung rapi rapi abis itu kamu pergi mandi” suruh ibu
kepada Ryan

“Bajunya dicuci aja bu, Ryan besok sampai minggu


depan libur”

“Lah, kok libur emangnya ada apa?”

“Sekolah mau dipakai untuk acara kemping bu, jadi


siswa yang tidak ikut kemping diliburkan”

“Oh.. begitu, yaudah kamu taruh aja di kamar mandi,


besok ibu cuci”

“Oke bu, Ryan ke kamar dulu”

49
Ryan pun kemudian berjalan menuju kamarnya dan
melepaskan pakaiannya kemudian bergegas mandi.
Terdapat sebuah legenda yang bisa dikatakan mendekati
fakta yang menyebutkan kalau ide ide itu muncul dikamar
mandi. Pemikiran pemikiran yang luar biasa akan timbul
jika seseorang dikamar mandi. Hal itulah yang dialami Ryan
ketika ia sedang berada di kamar mandi. Tiba tiba ia teringat
kemabali dengan jam barunya itu. Ia teringat kalau salah
satu misi yang ingin ia coba adalah membantu orang tua
mencuci piring. Sontak Ryan langsung mempercepat tempo
mandinya dan segera keluar dari kamar mandi.

Ryan pun sudah bersih dan harum. Ia kemudian pergi


ke dapur dan melihat kalau ibunya sudah menyiapkan nasi
untuk makan malam.

“Eh dah siap kamu mandi nak. Yaudah sekarang


makan dulu habis itu istirahat” kata ibu sambil
menyuguhkan sepiring nasi dengan lauk seadanya.

Ryan pun kemudian makan malam dengan ibunya


diruang tengah. Awalnya ia ingin menceritakan kejadian
kejadian yang terblang agak aneh yang terjadi hari ini
kepada ibunya. Namun dengan segera ia mengurungkan
niatnya tersebut karena takut kalau nanti ibunya tidak

50
percaya karena kejadian kejadian itu memang agak sulit
dipercaya.

Makan malam selesai, Ryan pun kemudian pergi ke


belakang untuk mencuci tangannya. Dibelakangya berdiri si
ibu yang terlihat bersiap untuk mencuci piring tersebut.
Setelah mencuci tangannya, Ryan kemudian berkata kepada
ibunya

“Bu, hari ini Ryan yang nyuci piring ya, ibu kan udah
capek seharian bersihin rumah. Biar gantian, ibu istirahat
Ryan yang kerja. Boleh ya bu ya…”

“Lah kamu ini kenapa sih, kok tiba tiba aja? Yaudah
kamu nyuci yang bersih ya ibu mau kekamar dulu”

“Iya bu, Ryan bakalan nyuci yang bersih kok”

Ibu pun kemudian pergi dari dapur menuju


kamarnya dan Ryan segera membersihkan piring piring
kotor tersebut. Dengan cepat semua piring kotor tersebut
selesai dicuci oleh Ryan. Ia pun kemudian meletakkan semua
piring sebanyak dua buah itu ke meja makan.

51
“Ah… selesai juga nyucinya. kira kira jam itu tau
nggak ya kalau aku tadi ngapaian, kan jamnya nggak dipakai,
cek ah”

Ryan pun kemudian bergegas menuju kamarnya dan


mengambil jamnya tersebut. Layar jam lagi lagi
menunjukkan tanda centang dan bertuliskan “MISSION
COMPLETE”.

52
BAB 4
Misi-misi

inar mentari mulai masuk melalui celah celah jendela

S kamar, ayam terdengar mulai berkokok, dan terdengar


suara ibu sedang membuat sesuatu di dapur. Ryan yang
tadinya tertidur pulas akhirnya terbangun mendengar
rangkaian suara suara “Alarm” alami itu. Segera setelah
jiwanya kembali kedalam tubuhnya, Ryan kemudian bangun
meninggalkan tempat tidur dengan sangat berat hati dan
menuju ke dapur untuk menemui ibunya. Sesampainya Ryan
di singgahsananya ibu terlihat kalau ibu sedang merebus
makanan untuk sarapan mereka. dengan mata yang masih
belum terbuka sempurna dan jiwa yang masih tertinggal di
dunia mimpi, Ryan bertanya kepada ibunya

“Pagi bu, ibu masak apa pagi pagi begini?” tanya Ryan
setengah sadar

“Eh Ryan udah bangun. Ibu lagi ngerebus ubi untuk


sarapan kamu nanti sebelum sekolah”

53
“Oooh” jawab Ryan masih dengan setengah tidak
sadar

“Udah kamu mandi aja lagi biar nggak telat ke


sekolahnya”

“Hmmmm” gumam Ryan kepada ibunya pertanda iya

Ryan kemudian pergi ke kamarnya mengambil


handuk lalu berjalan ke kamar mandi. Dengan langkah yang
masih sempoyongan kemudian ia masuk ke dalam kamar
mandi dan suasana kamar mandi itu hanya hening saja.
Setelah beberapa detik keheningan, terdengar suara
teriakan dari Ryan sambil membuka pintu dengan cepat

“BUUU…” teriak Ryan dari kamar mandi

“Ada apa nak!?” jawab ibu terkejut mendengar


teriakan Ryan

“Hari ini Ryan kan libur buuu. Ngapain ibu suruh


Ryan mandi cepat cepat”

“Oh iya, ibu lupa nak. Hehehe”

“Hoahh…, udahlah Ryan mandi sekarang aja deh,


orang udah masuk kamar mandi juga”

54
“Yaudah ibu masak lagi ya. jangan ngagetin ibu lagi
lho”

“Oke buk” jawab Ryan sambil menutup pintu kamar


mandi

Ryan pun kemudian mandi dan melakukan


aktivitasnya seperti hari hari libur biasanya, bedanya cuman
hari ini hari sekolah tapi ia dirumah. Setelah sarapan, Ryan
kemudian berencana untuk belajar dikamarnya namun tiba
tiba ia teringat dengan jamnya yang tadi malam lagi lagi
mengeluarkan kalimat yang Ryan tidak mengerti
maksudnya. Kata kata yang sama yang muncul pada saat ia
sedang berlari kemarin saat terlambat kesekolah karena
membantu kakek tua itu. Ia pun kemudian bergegas kedalam
kamarnya dan mengambil jam itu. Dibawanya jam itu keluar
dan disanalah ia kembali mempelajari jam itu

“Ini sebenernya jam kenapa sih? Sejak awal agak


aneh gitu. Oh iya kemaren kan aku baru aja nyoba ngerjain
misi yang ada di jam itu kira kira hadiah apa yang dikasihnya
ya?” gumam Ryan sambil menekan nekan jamnya

Seperti dugaannya, jam itu benar memberi misi


kepadanya dan dapat diselesaikan dalam kehidupan nyata.

55
Saat ia mengecek bagian misi kali ini terdapat tanda centang
disebelah kotak yang sebelumnya menyuruh Ryan untuk
membantu ibunya mencuci piring tersebut.

“Widih… jam ini bener bener tau apa yang aku


lakukan nih. Keren juga ya. tapi gomong ngomong hadiahnya
mana ya, kan biasanay kalau abis nyelesain misi itu dapet
hadiah kan” tanya Ryan sambil menggeser geser layar jam
itu.

Lagi lagi layar jam itu berubah menjadi bagian yang


bertuliskan ‘SHOP’. Sebelumnya Ryan juga pernah
menemukan bagian ini dari jam tersebut namus seingatnya
seluruh kotak kotak dibagian tersebut berwarna keabu
abuan dan gambar koin serta XP yang berwarna merah.
Namun, kali ini terdapat 2 buah kotak yang berwarna lebih
terang daripada kotak kotak lainnya. Tulisannya pun
berbeda beda. Kotak pertama bertuliskan “Akan datang hal
baik kepadamu” dan kotak kedua bertuliskan “Kesabaran
akan mengalir dalam jiwamu”.

“Dih, apa apaan nih? Kayak kata kata yang keluar dari
jin Aladdin aja. Coba tekan yang pertama ah… siapa tau aja
hal baik emang bener bener datang lagi hehehe” kata Ryan
dengan nada bercanda.

56
Segera setelah ia menekan kotak tersebut keluar
kotak besar lainnya yang bertuliskan “REWARDS
SUCSESFULL”. Ryan yang masih belum mengerti itu kembali
sembarang menekan layar jam itu sehingga tulisan tadi
menghilang. Kotak yang tadinya berwarna lebih terang kini
tiba tiba menghilang dan semuanya kembali menjadi abu
abu seperti semula.

“Lah kok hilang ya?” tanya Ryan kepada dirinya


sendiri

“Bodo amat lah, mendingan aku sekarang bantu


bantu ibu dulu” kata Ryan sambil pergi ke dapur menemui
ibunya

“Bu… ada yang perlu Ryan bantu nggak?”

“Kayaknya gak ada nak, ibu udah selesai masaknya


tinggal beres beres doang kok”

“Yaudah kalau gitu Ryan bantuin ibu beres beres aja


ya”

“Gak usah nak, mendingan kamu belajar aja dikamar,


kalau enggak belajar di perpustakaan. Ibu juga udah mau

57
selesai kok masaknya. Nanti ibu juga mau kepasar nyari ubi
untuk makan malam kita”

“Haa… kalau enggak biar Ryan bantu ibu belanja ke


pasar. Ibu tenang aja dirumah, bilang aja ke Ryan mau beli
apa nanti Ryan cariin ke pasar deh. Gimana bu?”

“Yaudah deh nak, nanti kamu ke pasar beli ubi jalar 1


kilo ya trus beli juga garam kasar 1 bungkus. Bentar ibu
ambil uang dulu ya nak”

“Iya bu, tapi nanti Ryan nggak langsung kepasar dulu


boleh kan bu, soalnya Ryan rencananya mau ke
perpustakaan dulu baru pergi ke pasar”

“Iya gak papa yang penting kamu nanti jangan


kesorean pulangnya ya. nih uangnya”

“Oke bu. Yaudah Ryan pergi dulu ya bu”

“Iya, hati hati ya nak”

“Oke bu”

Ryan pun pergi meninggalkan rumahnya dan


berjalan menuju ke perpustakaan. Tiba tiba ia ingat dengan
kotak dari jam tadi yang mengatakan kalau hal baik akan
datang kepadanya. Ryan pun kemudian membayang

58
bayangkan hal baik apa yang akan datang kepada dirinya.
Apakah akan ada cewek cantik yang berpapasan dengannya
ataukah ia akan berjumpa dengan orang kaya dan diberi
uang yang banyak oleh orang itu. Ryan pun kemudian hanya
bisa menghayalkan kata kata yang keluar dari jam tadi itu.
Tak terasa, Ryan pun kemudian sampai ke perpustakaan.
Belum sempat Ryan melangkahkan kakinya kedalam
perpustakaan itu tiba tiba terpikirkan olehnya sesuatu.

“Tunggu bentar, daripada aku ke perpustakaan, lebih


baik aku ngerjain misi misi yang ada di dalam jam ini. Siapa
tau bisa dapet hadiah yang lebih bagus lagi. Coba cek dulu
ah”

Ryan pun kemudian mengurungkan niatnya untuk


belajar di perpustakaan dan malah fokus dengan jam
barunya itu. Ia kemudian duduk didepan Gedung
perpustakaan itu sambil menekan nekan layar jam tersebut.
setelah berkali kali ditekan, akhirnya jam itu menunjukkan
misi misi yang dapat dilakukan oleh Ryan. Namun terdapat
satu hal yang berbeda. Kali ini terdapat sebuah kotak yang
berwarna kekuning kuningan dan bertuliskan “MISSION IN
PROGRESS”

59
“Lah ini maksudnya apaan dah? Bodo lah mending
liat kotak yang lain. Hmm… nah ini misi kayaknya mudah
deh” ucap Ryan sambil menunjuk kotak yang bertuliskan
“Kumpulkan 10 buah apel dari pohon dan berikan kepada
orang yang membutuhkan”

Layar jam itu kemudian berubah dan menampilkan


gambar panah yang menunjuk ke arah depan. Panah itu
seolah olah menunjukkan tempat yang harus dituju Ryan.
Ryan yang awalnya tidak mengerti kemudian menggerak
gerakkan tangannya. Ternyata panah dari jam itu selalu
menunjuk ke satu arah yaitu ke arah taman. Ryan yang
masih belum begitu paham maksud dari panah tersebut
kemudian mencoba untuk bergerak ke arah yang ditunjuk
oleh jam tersebut. Setelah beberapa menit berjalan, layar
jam itu kemudian menunjukkan kata “SAMPAI”. Ditempat
Ryan berdiri sekarang terdapat sebuah pohon besar, namun
bukan pohon apel. Ryan yang bingung kemudian memanjat
pohon tersebut. Diatas pohon itu terdapat seperti lubang
yang cukup besar dan tidak tampak dari bawah karena
tertutup oleh dedaunan dari pohon tersebut.

60
“Buset, kok diatas pohon ada lubang kayak gini nih.
Coba masuk ah, eh.. tapi aman gak ya?” ucap Ryan yang
terlihat ragu memasuki lubang misterius tersebut.

“Masuk aja lah, palingan cuman sarang tupai” kata


Ryan sambil memasuki lubang misterius tersebut.

Dengan merangkak Ryan pun masuk kedalam lubang


tersebut. Ryan sama sekali tidak bisa melihat apapun.
Tempat itu hanyalah sebuah tempat yang gelap dan sempit,
AWALNYA. Perlahan lahan Ryan bisa meluruskan badannya
dan dinding dinding kayu itu perlahan lahan terasa mulai
menjauh seolah olah ruangan itu membesar. Lubang yang
tadinya gelap dan sempit kini perlahan lahan menjadi
lubang yang lebih besar dan lebih terang. Aneh memang, tapi
itu benar benar terjadi dan sama sekali bukan mimpi.

Perlahan lahan ruangan itu semakin terang dan


terlihat bahwa lobang yang tadinya sangat kecil secara ajaib
berubah menjadi ruangan yang sangat besar. Ditengah
tengah ruangan itu terdapat sebuah pohon yang berbuah
lebat. Dengan perasaan bingung Ryan pun kemudian berdiri
dan berjalan mendekati pohon itu. Setelah dilihat dari dekat
Ryan menyadari kalau itu adalah pohon apel yang sedang
berbuah sangat lebat dan terlihat sangat segar. Warna

61
merah dari buah apel itu membuat kesan pohon yang
tumbuh dengan sangat subur dan juga memberi kesan
indah.

“Apa apaan sih, masa di tempat kayak gini bisa ada


pohon apel sih. Ini semua mustahil terjadi, tidak mungkin
ada di dunia ini sebuah pohon yang tumbuh didalam pohon.
Ini semua nyata nggak sih? Atau ini cuman mimpi?” kata
Ryan berbicara sendiri dan berusaha mencerna apa yang
baru saja ia alami.

“Ah palingan ini cuman mimpi kok. Asik juga nih


mimpi, mendingan aku main main bentar didunia mimpi ini”
kata Ryan sambil berlari lari didalam ruangan misterius
tersebut.

Tiba tiba Ryan teringat kalau ia sedang menjalankan


misi untuk mengumpulkan 10 buah apel

“Oh iya, tadi jam ini nyuruh aku untuk ngambil buah
apel kan. Yaudah ambil aja dulu deh abis itu aku mau nyoba
liat dunia luar di alam mimpi ini ah…” kata Ryan sambil
memanjat pohon apel tersebut.

Setelah berhasil mengumpulkan kesepuluh apel


tersebut, Ryan kemudian beranjak pergi keluar dari lubang

62
tersebut. Sesaat setelah keluar dari lobang tersebut terasa
udara yang lebih panas daripada di dalam lubang tersebut.

“Kok diluar malah jadi lebih panas ya padahal


didalam ruangan tadi kan nggak ada ac atupun ventilasi
udara. Ah mendingan aku masuk kedalam lagi ah….” Kata
Ryan sambil membalikkan badannya dan masuk kembali ke
lobang itu

“DUK…!” bunyi itulah yang terdengar sesaat setelah


Ryan menolehkan badannya kembali kedalam lubang
tersebut. Ternyata, lubang yang tadinya besar itu tiba tiba
menghilang, yang ada hanyalah batang pohon tua yang
masih sangat mulus seperti belum disentuh oleh makhluk
hidup lainnya. Tidak ada tanda tanda bahwa pohon itu
pernah dilubangi. Sontak Ryan terkejut dan segera turun
dari pohon tersebut.

Dengan membawa buah apel yang ia dapatkan


sebelumnya ia kemudian berlari pergi menjauhi pohon
tersebut. Ia kemudian duduk di kursi taman sambil menerka
nerka apa yang sebenarnya terjadi

“Anjir, kok itu lubang malah hilang ya? atau itu semua
cuman halusinasi doang ya. eh bentar bentar, kalau itu

63
halusinasi trus apel ini kok masih ada ya? sebenarnya apa
yang terjadi sih?” tanya Ryan kepada dirinya sendiri

“Ini semua terlalu nyata untuk dibilang sebagai


mimpi. Semoga aja ini semua emang mimpi, ya udah
sekarang ayo bangun diriku. Ekhmmmm…..” sambil
berusaha bangun namun tidak berhasil

“Kok nggak bisa sih, hadeh… yang pasti ini bukan


dunia nyata”Ucap Ryan sambil berusaha menenangkan diri.
Tiba tiba Ryan teringat sesuatu

“Oh iya. Aku ngambil buah ini kan gara gara jam itu,
coba cek lagi ah. Lah kok sekarang panahnya berubah sih,
trus maksud dari tulisan progress 69% ni apaan ya. hmmm….
Au ah, sekarang coba lanjutin aja dulu nih misi siapa tau
nanti terbangun” ucap Ryan sambil berjalan mengikuti
panah yang ditunjukkan oleh jam tersebut.

Setelah beberapa lama berjalan jam itu lagi lagi


menunjukkan kata “SAMPAI” didepan sebuah panti asuhan.
Ryan yang sudah mulai mengerti maksud dari jam itu
kemudian masuk kedalam panti asuhan tersebut. Ia
kemudian memberikan buah apel itu kepada anak anak yang

64
ada di panti asuhan tersebut tanpa sepengetahuan pengurus
dari panti asuhan tersebut.

Disaat Ryan sedang mebagi bagikan buah apel


tersebut, secara tiba tiba keluar seorang ibu ibu dari dalam
Gedung panti asuhan tersebut dan langsung meneriaki Ryan
karena mengira Ryan akan melakukan perbuatan jahat.
Sontak Ryan melarikan diri dari tempat tersebut. Ia terus
berlari karena si ibu tadi masih mengejar dan meneriakan
maling kepada Ryan. Dengan nafas yang terenggah enggah
Ryan terus berusaha kabur dari kejaran ibu ibu aneh
tersebut.

“Hosh… hosh… capek juga lari ni. Apa paan sih itu ibu
ibu orang mau ngasih buah juga malah dibilang maling” ucap
Ryan sambil terenggah enggah

“Nahhh… ketemu juga kamu ya, sekarang mau lari


kemana kamu. Hahaha…” terdengar suara dari belakang
Ryan

“Whoaaaa!!!!” teriak Ryan dengan nafas yang sesak


terbangun di bangku taman

65
“Hosh… hosh… jadi semua itu cuman mimpi doang
kan. Fyuh.. untunglah. Oh iya tadi kan ibu nyuruh aku pergi
ke pasar beli garam kan. Yaudah aku ke pasar dulu deh”

Ryan kemudian beranjak dari bangku taman tersebut


dan pergi berjalan menuju pasar. Ryan kemudian membeli
garam kasar ditempat ia biasa belanja

“Eh ada dek Ryan, mau beli apa dek?” tanya penjual
kepada Ryan

“Biasa Budhe, cuman garam kasar doang yang 100


gram”

“Tunggu bentar ya dek Ryan” kata penjual sambil


mengambil garam dari dalam tokonya

“Iya Budhe” kata Ryan sambil menunggu

“Nih garamnya dek” sambil menyerahkan garam

“Makasih ya Budhe, nih uangnya” kata Ryan sambil


memberikan uang 3 ribuan

Ryan kemudian beranjak pergi dari toko itu dan


kemudian duduk disebuah bangku yang sudah lama dan
terlihat kusam. Tiba tiba jam itu bergetar, sontak Ryan
melihat jam itu dan ternyata jam itu menunjukkan sebuah

66
pesan lagi. Sebuah misi lagi yang harus dilakukan oleh Ryan.
Namun kali ini misinya langsung keluar tanpa dipilih
terlebih dahulu dan memiliki hitungan mundur didalam jam
tersebut. Misinya berbunyi “Tangkaplah seekor ikan”

“Waduh kok misinya langsung ada ya? yaudahlah


mumpung masih siang mendingan aku selesain misi ini
dulu”

Ryan pun kemudian berdiri dari bangku namun


kemudian duduk lagi

“Bentar.. bentar, gimana cara aku nangkap ikannya


ya, pancingan aja nggak punya. Tadi kata misinya nggak
harus dipancing sih. Misinya cuman bilang tangkap seekor
ikan tapi nggak disuruh kalau aku harus mincing dulu. Tapi
gimana ya cara supaya bisa nangkap ikan tanpa
memancing?” kata Ryan sambil memikirkan cara untuk
melakukan misi tersebut.

Ryan kemudian berjalan berkeliling pasar untuk


mencari pancingan. Belum sampai ia menemukan
pancingan, tiba tiba ia mendapatkan sebuah ide.

“Ha… gimana kalau aku nanti ngebantuin tukang jual


ikan dipasar ini, siapa tau itu dihitung menangkap ikan ya

67
kan. Pertanyaannya, tukang jual ikan yang masih hidup ada
nggak ya? coba tanyain Budhe ah”

Ryan kemudian pergi ke toko Budhe dan kemudian


Budhe mengatakan kalau ada toko yang menjual ikan
gurami hidup di pasar ini. Jaraknya pun tidak terlalu jauh
dari toko Budhe ini. Ryan pun kemudian pergi ke toko ikan
tersebut dan meminta izin untuk menangkap ikan gurami
penjual tersebut. Untungnya penjual tersebut setuju
sehingga Ryan pun kemudian berhasil menangkap ikan
gurami. Tiba tiba jam Ryan kembali bergetar dan terdapat
tulisan “Urgent mission complete” yang menandakan kalau
misi yang dilakukan oleh Ryan berhasil.

Setelah menyelesaikan misi ketiganya, Ryan kembali


berjalan pulang. Dilihatnya jam masih menunjukkan pukul
16.42 yang berarti masih ada waktu untuk menjalankan
misi. Ryan pun kemudian memutuskan untuk kembali ke
taman dan mencari cari misi yang bisa ia laksanakan.

Diperjalanan ke taman, Ryan melewati sebuah panti


asuhan yang cukup besar. Disana Ryan melihat sekelompok
anak anak sedang bermain

68
“Untung yang tadi cuman mimpi, kalau enggak mana
mungkin aku bisa kesini lagi. Asik juga ya ngeliat anak anak
bermain bareng bar-“

“Be..bentar, i..itu kan sa..sam.. sampah apel. Trus itu


anak lagi makan apel lagi. A.. apa maksud semuanya ini?”
kata Ryan dengan kata kata yang terbata bata.

Tiba tiba keluar ibu ibu dari dalam panti asuhan yang
mana sangat mirip dengan ibu ibu yang mengejar Ryan
didalam mimpinya itu. Sontak Ryan langsung berlari menuju
taman sambil berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.
Ia merasakan sebuah perasaan aneh saat berlari karena
seolah olah ia pernah melakukan hal yang sama padahal ia
belum pernah melakukan hal itu.

Setibanya Ryan di taman ia kemudian duduk


dibangku taman sambil berusaha menenangkan diri. Ryan
kemudian segera memeriksa bagian misi dari jam tersebut.
Betapa terkejutnya Ryan, di bagian misi tersebut ternyata
sudah terdapat 3 misi yang sudah diselesaikan dan sebuah
misi yang belum selesai. Salah satunya adalah misi yang
dilaksanakan pada mimpinya tersebut yang berarti hal itu
bukanlah mimpi, tetapi benar benar terjadi namun entah

69
bagaimana Ryan berhasil lari dari kejaran ibu ibu itu dan
seolah olah hal itu tidak pernah terjadi.

“Nih jam apaan sih. Persetan lah, mendingan aku


kasih lagi aja ke Pak Khairul”

Diperjalanan ke rumah Pak Khairul, jam ditangan


Ryan kembali memberikan misi yang bertuliskan “URGENT
QUEST!” “Bantu orang yang memberikanmu ja-“ belum
selesai tulisan yang ada dilayar itu muncul, Ryan langsung
mengabaikannya karena ia berencana untuk tidak
melaksanakan misi lainnya yang ada di jam tersebut. Dengan
cepat ia berlari menuju rumah Pak Khairul.

Baru saja Ryan sampai ke rumah Pak Khairul terlihat


suasana yang berbeda dengan dua hari sebelumnya. Jika
sebelumnya rumah Pak Khairul terlihat sangat rapi dan
bersih, kali ini terlihat sangat berantakan dan kotor. Daun
daun kering dan sampah sampah plastik berserakan dimana
mana. Pintu rumah Pak Khairul yang biasanya selalu terbuka
juga terlihat tertutup dengan rapat.

“Waduh, kok halaman rumahnya berantakan gini


nih? Pak Khairul ada di dalam gak ya?”

70
Ryan kemudian mengetuk ngetuk pintu rumah Pak
Khairul. Berkali kali Ryan mengetuk pintu rumah Pak
Khairul namun tidak ada balasan dari dalam. Dari luar pun
tidak terdengar adanya aktifitas manusia didalam rumah itu.
Keadaan disana benar benar sunyi.

“Mungkin Pak Khairul lagi dirumah lamanya nih,


lebih baik aku cek kesana dulu deh” kata Ryan berusaha
tetap berfikiran positif

Setibanya disana alangkah terkejutnya Ryan. Rumah


yang tadinya sangat bersih kali ini berubah seperti rumah
yang tidak pernah dihuni selama beratus ratus tahun. Pintu
pagar rumah Pak Khairul terbuka lebar begitu juga dengan
pintu rumahnya. Gudang yang dua hari lalu Ryan bersihkan
juga terlihat kacau. Pintunya tebuka lebar dan barang
barang berserakan keluar dari gudang tersebut. tanpa
berfikir panjang, Ryan dengan cepat berlari meninggalkan
rumah lama Pak Khairul itu. Ryan terus dan terus berlari
tanpa melihat kebelakang seakan akan ia sedang dikejar
kejar oleh orang banyak.

Ryan kemudian berhenti didepan perpustakaan


sambil mengistirahatkan kakinya. Dengan muka yang cemas
Ryan hanya bisa terdiam dan mengira ngira apa yang terjadi

71
dengan Pak Khairul. Setelah beberapa lama Ryan
beristirahat, ia teringat kalau tadi jam itu kembali
memberikan sebuah misi yang belum sempat dibacanya.
Ryan pun kemudian membuka jam itu dan terdapat tulisan
“MISSION FAILED” “Ingatlah akan konsekuensinya”

“Lah ini maksudnya apaan ya, kok ada tanda silang.


Apa jangan jangan misinya gagal. Ah bodo amat lah yang
jelas sekarang gimana ya cara aku ngasih jam ini ke Pak
Khairul”

Tiba tiba jam itu kembali mengeluarkan kata kata


yang tidak dimengerti oleh Ryan. Layar jam itu kali ini
terdapat sebuah lingkaran berwarna hitam yang bertuliskan
“Special quest”. Karena penasaran Ryan pun kemudian
menekan tombol itu dan lagi lagi muncul tulisan “You can’t
go back until you complete 3 mission in the new world”

“Ini apa pula lah lagi siiih….? Ah sudahlah mendingan


aku pulang aja. Terlalu banyak hal aneh yang terjadi hari ini”
kata Ryan sambil berjalan menuju rumahnya

“Itu rumah Pak Khairul kira kira kenapa ya. semoga


Pak Khairulnya enggak kenapa napa. Lagian kok bisa
berantakan git-. Dih nih nyamuk ngapain sih? Nggak tau tata

72
krama banget” kata Ryan sambil berusaha memukul
nyamuk yang mengganggunya itu.

“Plak… mati kau nyamuk. Hahaha makanya belajar


tata krama dikit. Mana bikin gatel lagi” kata Ryan sambil
menggaruk garuk lehernya

Disaat Ryan menggaruk garuk lehernya terasa


sebuah getaran berasal dari jam yang ia pakai. Namun Ryan
tidak begitu mempedulikannya dan terus berjalan
kerumahnya. Selama diperjalanan, jam Ryan terus berkedip
kedip yang semakin lama semakin cepat dan kemudian
berhenti sambil menunjukkan sebuah kata “Teleport
succesfull” yang menghilang dalam waktu 2 detik kemudian.

73
BAB 5
NEW WORLD

reeekkkk… “ “Bu, Ryan pulang” kata Ryan sambil

K membuka pintu rumahnya, namun sama sekali tidak


ada balasan dari dalam rumah.

“Loh, kok pintunya nggak dikunci ya? mungkin ibu


lagi di dapur, bu…” kata Ryan sekali lagi namun masih tidak
ada jawaban dari dalam rumah.

Ryan pun kemudian segera melepaskan alas kakinya


dan segera pergi ke dapur. Disana ia juga tidak bisa
menemukan ibunya. Dengan tetap berusaha tenang Ryan
kemudian segera pergi ke kamar ibunya. Disana lagi lagi
tidak ada ibunya. Mulai panik Ryan hanya bisa berkata pada
dirinya

“Waduh, ibu kemana ya? ah paling ibu juga kepasar.


Berfikir positif Ryan berfikir positf” kata Ryan sambil
menenangkan diri

74
Ryan pun kemudian pergi ke kamar mandi dan
membersihkan dirinya. Disana ia teringat kalau tadi ia baru
saja balik dari pasar karena disuruh oleh ibunya sendiri.
Dengan cepat ia segera membilas sabun yang ada
dibadannya itu dan keluar dari kamar mandi. Dengan cepat
ia mengenakan bajunya kembali dan mencari ibunya.

“Aduh, ibu ngapain jemput aku ke pasar sih, kan aku


dah bilang kalau aku pulang nya agak sore dikit”

Dengan cepat ia keluar dari kamarnya dan membuka


pintu. Seketika setelah pintu terbuka, betapa terkejutnya
Ryan. Ia serasa bukan keluar dari rumahnya. Yang biasanya
Ryan melihat halaman rumah yang lusuh dan tidak
berumput kini penuh dengan tanaman tanaman dan bunga
bunga yang indah. Ia sama sekali tidak mengenal dunia yang
ada didepan pintunya saat ini. Perasaan khawatir yang
dirasakan Ryan tadi seketika menghilang setelah melihat
apa yang ada didepannya itu. Tak bisa berkata kata, Ryan
hanya bisa menampar dirinya sendiri

“Aduh… ternyata ini bukan mimpi. Trus tempat apa


ini, kok kayak dunia mimpi ya?”

75
Karena penasaran Ryan pun kemudian keluar dari
rumahnya dan segera setelah mengunci pintu rumahnya ia
berjalan melihat dunia yang belum pernah ia lihat itu. Yang
biasanya ketika ia keluar dari rumahnya melewati sebuah
jalan setapak yang kotor, Sekarang Ryan keluar dari
rumahnya melewati jalan berbatu yang terlihat sangat rapi.
Hutan yang biasanya terlihat sangat menyeramkan kini
berubah menjadi hutan yang penuh warna dan indah. Benar
benar seperti dunia dunia yang berada dalam cerita dongeng
tapi kali ini itu nyata.

“Masa pohon pohon mengerikan itu bisa hilang


dengan sekejap sih, trus itu bunga kok bisa ada disana ya.
Perasaan ni tempat dulu serem amat dah kok sekarang
malah jadi keren gini ya?”

Ryan terus berjalan hingga ia sampai disebuah sungai


yang sangat jernih. Airnya begitu jernih dan tenang sampai
sampai Ryan bisa bercermin dengan jelas diatas air sungai
itu. Dialiran sungai itu sama sekali tidak terlihat adanya
satupun sampah, berbeda dengan sungai yang berada
didekat rumah Ryan yang sangat kotor, keruh dan tidak ada
tempat untuk bersantai seperti pada sungai yang ada
dihadapan Ryan saat ini. Ditepi tepinya terdapat sebuah

76
padang rumput yang landai dan bersih. Untuk melewatinya
terdapat sebuah jembatan yang terbuat dari susunan batu
kerikil yang terlihat sangat indah.

“Widih jembatannya biutipul bener dah, mana airnya


jernih amat lagi, beda amat sama didekat rumah aku dulu.
Eh tapi ini sungai kan sekarang deket rumah aku. Tapi
sungai deket rumah aku kan kotor. Trus ini sungai…? Ah…
Sebenarnya apa yang terjadi sih. Terlalu banyak hal aneh
yang terjadi hari ini. Mendingan aku rebahan dulu di tepi
sungai ini, kayaknya tempatnya asik untuk tidur bentar”
kata Ryan sambil berjalan menuju tepi sungai itu untuk
rebahan sebentar.

Setibanya Ryan dipinggir sungai itu ia langsung


merebahkan badannya dan memandang kearah langit siang
yang sangat biru.

“Ngomong ngomong sekarang jam berapa ya?” kata


Ryan sambil melihat ke arah jam yang ia kenakan itu

“Oh… jam 1 siang. … eh apa!? Jam 1 siang. aneh juga


ya, langitnya biru tapi tidak panas. Padahal kan harusnya
kalau siang hari kan panas banget. Sore tadi aja pa-“ kata
kata Ryan tiba tiba terhenti karena ia mengingat sesuatu

77
“Lah?!, kan tadi pas aku pulang kerumah udah sore,
kalo nggak salah udah jam 5 sore, kok sekarang malah jadi
siang hari bolong kayak gini sih. Jangan jangan ini semua
gara gara jam ini lagi” kata Ryan sambil melihat kearah jam
yang ia kenakan tersebut.

“Ah… nggak usah dipikirin bener dah, mendingan aku


tidur bentar. Lagipula sekarang aku bebas mau ngapain aja”
kata Ryan yang kemudian berbaring ditepian sungai
tersebut.

Tak lama kemudian jam tangan Ryan lagi lagi


bergetar dan mengeluarkan tulisan urgent quest dan tak
lama berselang terdengar suara teriakan seorang wanita
yang seolah olah sedang meminta tolong. Ryan yang terkejut
sontak terbangun dari tidurnya dan segera mencari sumber
suara teriakan tersebut. Ryan dengan cepat berlari
menyebrangi sungai itu sampai sampai ia lupa kalau ada
jembatan untuk menyebrang yang membuat celana yang ia
kenakan menjadi basah. Setelah cukup lama mencari
cari sumber suaranya, Ryan berhasil menemukan asal suara
itu. Suara itu ternyata berasal dari seorang wanita cantik dan
anggun yang tengah dikerumuni beberapa orang berbadan

78
besar dan mengenakan penutup wajah. Mereka semua
berdandan seperti seorang penculik.

Ryan yang melihat kejadian itu segera bersembunyi


dibalik semak semak sambil memeriksa jamnya yang dari
tadi terus menerus bergetar. Setelah diperiksa ternyata jam
itu memberikan sebuah pemberitahuan bahwa Ryan bisa
mengambil reward dari jam itu. Dengan cepat Ryan
menekan pilihan itu dan kali ini terdapat 2 pilihan lagi. Yang
pertama bertulisakan “Dalam beberapa saat, tidak ada yang
namanya dirimu” dan pilihan kedua berbunyi “Kekuatan
menjadi kunci utama dari dirimu” karena tergesa gesa Ryan
kemudian menekan pilihan pertama yang diberikan oleh
jam itu.

“Ah… tolong aku!” teriak sang wanita itu

“Hahaha… tidak akan ada orang yang akan


membantumu didaerah ini. Kau sudah berlari terlalu jauh
dari tanah-mu kali ini Kami lah yang berkuasa. Hey ayo cepat
tangkap dan ikat dia” kata salah seorang dari kelompok
pencuri itu

Melihat hal itu Ryan dengan cepat mengambil sebuah


batu dan melemparkannya ke kepala orang itu.

79
“Duk!” lemparan batu itu tepat mengenai kepala dari
salah seorang pencuri itu.

“Aduh, siapa disana!?” kata para pencuri itu sambil


segera berjalan kearah Ryan, Namun Ryan dengan cepat
segera bergerak kearah lain dari para pencuri itu. Ryan
kemudian sekali lagi melemparkan batu kearah pencuri itu
dan lagi lagi tepat mengenai kepalanya.

“Woi siapa disitu!?” kata sang pencuri yang dengan


cepat segera berlari kearah Ryan saat ini.

Terkejut, Ryan segera membalikkan badannya dan


berlari. Namun saying, ia lupa kalau tadi berdiri didepan
sebuah pohon sehingga ketika ia berbalik, mukanya
langsung menghantam batang pohon tersebut. Ryan
kemudian jatuh tersungkur sementara para pencuri itu
semakin mendekat. Kali ini Ryan hanya bisa pasrah

Namun, sebuah keajaiban terjadi. Disaat para pencuri


itu sampai ke tempat siRyan sekarng ini, mereka sama sekali
tidak melihat si Ryan padahal Ryan bisa melihat mereka
dengan jelas.

80
“Kok gak ada siapa siapa ya? perasaan tadi gw denger
ada bunyi langkah kaki disini lah” kata salah satu pencuri
tersebut yang masih terheran heran.

Ryan yang sebenarnya masih bingung dengan apa


yang terjadi, segera berlari kerah sang wanita tersebut.
Anehnya sang wanita itu bisa melihat si Ryan.

“Eh kamu siapa” kata sang wanita

“Sudahnlah nanti aku jelasin, yang jelas sekarang kita


harus kabur dulu dari orang orang ini” kata Ryan sambil
melepaskan ikatan pada wanita tersebut.

Belum selesai Ryan melepaskan ikatan pada wanita


itu. Para pencuri itu sudah kembali. Namun mereka malah
berteriak

“Sialaannn… si Putri brengsek itu malah kabur. Hey


ayo cepat cari dia. Dia pasti belum jauh. Ayo cepat cepat!”
kata salah seorang pencuri sambil menyuruh teman
temannya untuk mencari apa yang sebenarnya ada didepan
matanya itu, namun tak ada satupun dari mereka yang sadar.

“Lah kok mereka kayak nggak ngeliat kita ya, padahal


tadi mereka kan ngadep ke sini. Sudahlah yang penting

81
sekarang kita kabur dulu” kata Ryan sambil melepaskan
ikatan terakhir pada wanita itu dan kemudian segera berlari
berlawanan arah dengan para pencuri tersebut.

Setelah berlari cukup jauh dari orang orang aneh itu


mereka berdua kemudian beristirahat dibawah sebuah
pohon yang sangat besar.

“Hosh.. hosh… aku rasa orang orang itu udah


ketinggalan jauh amat. Mereka nggak mungkin bisa nyari
kita sekarang ini” kata Ryan kepada wanita itu dengan nafas
yang masih sesak

“Huh… iya juga, mendingan kita duduk dulu di bawah


pohon itu. Kaki saya rasanya sudah mati rasa nih” kata
wanita tersebut sambil berjalan kearah pohon itu dan duduk
berdua. Disanalah mereka berdua mulai berkenalan.

“Adohh…” teriak Ryan sambil duduk dan meluruskan


kakinya. “Capek amat nih badan, kayaknya besok besok aku
harus lebih rajin olahraga biar enggak cepet capek” kata
Ryan bicara kepada dirinya sendiri

“Hihihi…” wanita itu tertawa kecil mendengar kata


kata dari si Ryan. “Anda lucu juga ya orangnya” kata sang
wanita kepada Ryan

82
“Eh… lucu gimana nih, muka aku aneh gitu?” tanya
Ryan kepada si wanita itu

“Eh enggak kayak gitu kok, maksud saya yang lucu itu
kata kata anda, bukannya fisik anda kok” kata si wanita
kepada Ryan

“Oh… seperti itu. Oh iya ngomong ngomong kita


belum kenalan kan?”

“Eh iya juga ya”

“Cara ketemu kita aneh kayak gitu sih, gimana mau


kenalan. Kenalannya sekarang aja ya. kenalin nama aku
Ryan” kata Ryan sambil mengulurkan tangannya

“Oh, jadi nama anda itu Ryan. Kenalin nama saya


Rahmaputri syifian, anda boleh memanggil saya Putri.
Begitulah teman teman saya memanggil saya”

“Putri ya, hmmm… nama yang bagus”

“Terima kasih. Ngomong ngomong, anda ini tinggal


dimana ya, kok saya tidak pernah melihat keberadaan anda
selama ini?” tanya Putri kepada Ryan

“Rumah ya. kalau masalah itu mungkin kamu bakalan


enggak percaya sama apa yang akan aku katakan ini”

83
“Emangnya kenapa?”

“Jadi gini, rumahku itu sebenarnya bukan disini. Aku


aja bahkan enggak tau sekarang ini ada dimana. Aku seolah
olah pergi dari duniaku dan malah tersesat kedunia ini.
Kenapa aku bilang gitu, soalnya tidak ada tempat yang bisa
aku kenali di daerah sini sama sekali. Aneh bukan. Enggak
apa apa kok kalau kamu enggak percaya”

“Agak aneh sih. Kalau aja anda bicara ke orang lain


mungkin saja anda akan dibilang gila olehnya. Untungnya
saya pernah dengar hal yang sama seperti cerita anda”

“Pernah dengar, dari siapa?”

“Dari kakek saya dahulu, tapi sekarang dia sudah


meninggal jadi saya tidak bisa menanyakan hal ini kepada
kakek saya”

“Oh begitu… oh iya, maaf nih sebelumnya ya, tapi kok


gaya ngomong kamu agak aneh ya. aku aja dengarnya kayak
lagi dengerin orang baca buku gitu”

“Ya… mungkin gara gara saya selama ini tidak pernah


berinteraksi dengan dunia luar. Saya selama ini tidak pernah

84
bicara dengan orang selain ayah, ibu dan pelayan yang ada
di rumah”

“Lah, emangnya kamu nggak ada teman untuk diajak


ngobrol gitu?”

“Keluar rumah aja saya sebenarnya dilarang, gimana


mau punya teman. Emangnya gimana bicara saya? Apakah
itu menggangu anda?”

“Eh… enggak kok, aku cuman mau nanya doang. trus


sekarang kamu kenapa bisa ada diluar rumah?”

“Jadi, tadi itu saya kabur dari rumah, terus pas lagi
jalan jalan datanglah orang orang aneh tadi. Mereka
kemudian mengejar saya hingga pada akhirnya tertangkap
dan mereka ikat tangan saya. Untungnya kamu datang. kalau
enggak, mungkin aku sekarang udah ada di seberang nih”
kata Putri kepada Ryan.

“Emangnya rumah kamu dimana sih ?”

“Yaudah, sekarang anda ikut aja sama saya ke rumah.


Nanti saya terangin ke ayah anda itu siapa”

85
Mereka berdua pun kemudian bangkit dari pohon
tersebut dan berjalan ke arah rumah sang Putri.
Diperjalanan Ryan kemudian berkata kepada si Putri

“Putri, aku saranin kamu ngubah logat bicara kamu


kalau kamu ngomong sama orang yang sebaya sama kamu.
tapi, bukan berarti gaya ngomong kamu itu salah. Gaya
ngomong kamu itu udah berwibawa bener kok. kalau
didunia aku, orang orang yang ngomong kayak gitu orang
orang dari kerajaan aja lho. Tapi kalau kamu mau ngomong
sama temen, nggak usah makai kata kata yang baku baku
amat. Kesannya kamu itu kaku dan dingin kepada orang lain.
Jadinya orang orang akan minder kalau ngomong sama
kamu”

Oh gitu ya. trus menurut anda saya bicaranya harus


seperti apa?” tanya si Putri kepada Ryan

“Intinya itu. Jangan make kata kata saya ataupun


anda, tapi gunakan kata kata aku dan kamu. kedengarannya
kamu bakalan lebih friendly dengan lawan bicara kamu”

“Jadi maksud anda..., eh kamu itu saya harus merubah


gaya bicara saya. Yaudah, mulai nanti aku cobaih deh” kata
Putri kepada Ryan

86
Setelah cukup lama berjalan, Ryan pun kemudian
sampai ke rumah si Putri. Betapa terkejutnya Ryan ketika
melihat rumah Putri yang ternyata adalah sebuah kastil
besar yang setiap pintu masuknya dijaga oleh beberapa
pengawal. Ya... itu adalah sebuah kerajaan.

Mengetahui kalau Putri adalah keluarga kerajaan


Ryan sontak langsung merasa gemeteran karena ia baru saja
mengajarkan si Putri untuk menghilangkan kewibawaannya
dalam berbicara. Ryan kemudian bertanya kepada Putri
mengenai semua hal ini

“Eh Put… ka.. kamu ini tinggal disini?”

“Iya. Ayahku kan seorang pemimpin di istana ini”

“Woalah mati aku… bisa bisa aku dipenggal sama


ayahnya nih. Gimana ini.. gimana ini?” kata Ryan didalam
hatinya dengan cemas

“Eh put… tadi pas aku bilang gaya bicaramu kayak


orang kerajaan kok kamu enggak bilang sih?” tanya Ryan
kepada Putri

“Bilang apaan. Saya kan bukan anggota kerajaan.


Lagian kerajaan itu apa aja saya enggak tau”

87
“Lah, ayah kamu kan pemimpin di istana ini kan.
Berarti ayah kamu raja dong?”

“Raja itu apaan. Aku enggak tau maksud kamu itu apa
tapi yang jelas, ayahku memang seorang pemimpin di istana
ini. Ia adalah seorang kaisar yang memimpin daerah barat
negeri ini”

“Woalah, jadi ayah dia emang bukan raja tapi kaisar.


Itu kan sama aja…! Mati lah aku” kata Ryan didalam hatinya

“Yaudah sekarang mendingan kita masuk aja dulu”


kata sang Putri sambil masuk kedalam istana tersebut

Penjaga gerbang awalnya mengira kalau Ryan adalah


pencuri yang menculik anak kaisar. Tetapi, setelah
dijelaskan oleh Putri sendiri, para penjaga itu kemudian
mempersilahkan mereka masuk. Mereka berdua kemudian
masuk kedalam komplek kekaisaran itu. Didalamnya
terdapat tanah luas dan sebuah bangunan seperti istana
yang sangat megah tapi masih terlihat arsitektur
tradisionalnya. Mereka berdua segera berjalan ke arah
Gedung yang paling megah yaitu singgasana sang kaisar,
ayah dari si Putri.

88
“Waduh, aku masuk ke singgahsana raja enggak apa
apa nih?” tanya Ryan kepada Putri

“Singgahsana raja nih apaan sih, kita kan mau ke


ruangan ayahku doang” kata Putri kepada Ryan

“Aduh… nih anak kayak kelamaan didalam istana


deh. Jadi orang lugu amat. Untung aja cantik, kalau enggak
udah saya kata katain ni orang” kata Ryan dalam hati

Mereka berdua kemudian pergi ke singgahsana


kaisar dan menaiki anak tangga yang sangat banyak.
Setibanya didepan pintu, lagi lagi terdapat dua orang
pengawal yang mencegat jalan mereka berdua. Setelah
diberi penjelasan kembali olah Putri, mereka berdua pun
akhirnya masuk kedalam kuil tersebut. Disana terlihat
seorang pria yang mengenakan pakaian yang sangat mewah.
Wajahnya sangat putih pokoknya terlihat seperti seorang
kaisar yang agung.

“Apa yang telah kamu lakukan kepada Putri saya”


kata si kaisar

“Sa..sa… saya tidak ngapa ngapain kok paduka, saya


tadi cuman nolongin Putri aja kok” kata Ryan dengan terbata
bata

89
“Iya ayah” kata Putri membela Ryan “Tadi pas aku
jalan jalan keluar dari istana, aku dikejar sama orang orang
yang tidak dikenal. Aku kemudian tertangkap dan kemudian
diikat. Trus si Ryan ini datang membantu aku lari dari
penjahat penjahat itu” kata Putri sambil terus menjelaskan
apa yang sebenarnya terjadi tadi.

Selain itu, Putri juga menjelaskan kalau Ryan ini tidak


tau asalnya dari mana. Ia mengatakan kalau Ryan ini berasal
dari dunia yang berbeda dan entah mengapa bisa datang ke
dunia ini. Mendengar hal itu, muka sang kaisar terlihat agak
terkejut namun kembali berubah menjadi lebih santai. Sang
kaisar pun kemudian berterima kasih kepada si Ryan karena
telah membantu anaknya dan sebagai imbalannya, si Ryan
boleh menginap di komplek istana ini selama beberapa hari.

“Kamu boleh tinggal di kamar bawah. Disana


kamarnya masih bagus cuman udah enggak terpakai aja.
Kamu mau kan?” tanya sang kaisar

“Tentu saja mau paduka, dengan senang hati saya


menerimanya”

“Yaudah sekarang, pengawal!” teriak kaisar kepada


salah seorang pengawalnya. “Kamu antarkan anak ini

90
kekaamar bawah yang udah enggak dipakai sama sii DIA itu
ya”

“Oke pak” kata pelayan “Ayo dek, mari ikut saya” kata
sang penjaga kepada si Ryan.

Ryan pun kemudian mengikuti penjaga itu ke kamar


yang dimaksud oleh kaisar itu. Si Putri pun juga mengikuti si
Ryan namun dicegat oleh ayahnya. Ayahnya menyuruhnya
untuk tetap disini karena ia ingin membicarakan sesuatu
dengan anaknya. Setelah Ryan keluar dari ruangan kaisar,
sang kaisar langsung bertanya kepada Putri

“Hei, kamu ingat nggak cerita kakek kamu” tanya


sang kaisar

“Cerita yang mana wahai ayahku” tanya Putri

“Konon ada sebuah legenda yang selalu diceritakan


secara turun temurun kalau dahulu pernah ada sebuah
pertarungan yang luar biasa hebat antara kekaisaran kita
dengan kekaisaran sebelah. Namun pada saat itu secara
misterius datang seseorang entah dari mana. Ia berhasil
menyelesaikan masalah yang terjadi antara kedua
kekaisaran sehingga pada saat itu kedua pihak berdamai”

91
“Oh cerita yang itu aku ingat wahai ayah”

“Kamu ingat tidak apa yang kakek katakan tentang


orang misterius itu?”

“Kalau enggak salah orang misterius itu datang


secara tiba tiba dan seperti orang gila karena semua yang ia
katakan itu tidak masuk akal pada saat itu”

“Bukan yang itu. Maksud ayah itu kakek cerita apa


tentang fisik orang itu”

“Hmm…. Kalau enggak salah orangnya itu laki laki,


tinggi, trus… apa ya” kata Putri sambil terus berfikir “Ah
iya…! Kalau enggak salah orang itu mengenakan sebuah
benda aneh ditangan-”Tiba tiba Putri berhenti bicara

“Ha…! Akhirnya kamu menyadarinya. Teman kamu


itu tadi mengenakan benda yang sama dengan apa yang
diceritakan oleh kakekmu itu”

“T..tt..trus dia itu siapa yah?” tanya Putri dengan


perasaan yang masih agak syok

“Itu dia yang ayah belum tau. Kedatangannya


bertepatan juga dengan makin memburuknya hubungan
kekaisaran kita dengan kekaisaran sebelah. Kalau tidak

92
salah juga dulu kakek kamu juga pernah bilang kepada ayah
kalau nanti hubungan pemerintahan kita kembali kacau
maka akan Datang lagi penyelamat untuk meneylesaikan
konflik tersebut”

“Sebaiknya kita jangan terlalu cepat mengambil


kesimpulan wahai ayahku”

“Ayah sangat yakin kalau orang itu adalah yang


dikatakan oleh pendahulu pendahulu kita. Tapi untuk
sekarang ini sebaiknya kamu jangan memberi tahu orang itu
mengenai legenda ini. Akan lebih baik jika dia tidak
mengetahui apa apa”

“Baik ayah, sekarang aku akan pergi kekamarnya


untuk mencari informasi”

“Silahkan anakku, tapi ingat jangan sampai ia curiga


dengan gerak gerik yang kamu lakukan”

“Dimengerti ayah” jawab si Putri sambil pergi


meninggalkan ruangan itu dan pergi ke kamar si Ryan

Sementara itu di tempat Ryan sekarang ini ia


dihadapkan dengan sebuah kamar yang sangat besar.
Menurut Ryan kamar itu terlalu besar untuk dikategorikan

93
sebagai kamar. Bahkan rumahnya saja mungkin lebih kecil
daripada kamar ini. Meskipun terlihat mewah dan besar,
peralatan peralatan yang ada di kamar ini terlihat sudah
sangat tua. Di setiap sisi kamar terdapat laba laba dan semua
permukaan kamar itu tertutup oleh debu yang sangat tebal.
Memang terlihat kalau kamar ini sudah lama tidak dipakai.

Tak lama kemudian datanglah si Putri kekamar itu


sambil membawa 2 orang yang kelihatannya merupakan
petugas kebersihan dari kekaisaran tersebut. Si Putri
kemudian menyuruh 2 orang itu untuk membereskan dan
membersihkan kamar tersebut. Selang beberapa menit,
kamar yang tadinya seperti sebuah gudang itu berubah
menjadi kamar yang sangat rapi dan bersih. Tidak ada tanda
kalau kamar itu tidak pernah dipakai sebelumnya. Semua
debu dan sarang laba laba menghilang.

Setelah kamar itu selesai dirapikan, kedua pelayan


itu pergi meninggalkan kamar itu dan kini hanya ada Ryan
dan Putri di dalam ruangan itu.

“Yaudah, kamu sekarang istirahat aja dulu. Besok


pagi baru cari penyelesaiannya” kata si Putri

94
“Ah… istirahat ya. sepertinya otakku masih belum
bisa menerima runtutan kejadian kejadian aneh yang aku
alami dalam satu hari ini. Untuk istirahat saja mungkin
masih belum bisa. Sebaiknya kamu tinggalin aku sendiri aja
dulu ya” kata Ryan kepada Putri.

“Okelah, nanti kalau kamu butuh sesuatu tinggal


panggil aja pelayan didepan. Ntar mereka bakalan nurutin
perintah kamu kok. yaudah sekarang aku keluar dulu ya”

Putri pun kemudian keluar dari kamar itu dan


sekarang hanya ada Ryan didalam kamar yang sangat besar
itu. Ryan pun kemudian kembali membuka jamnya untuk
mencari tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Ternyata,
terdapat sebuah notifikasi kalau Ryan berhasil
menyelesaikan urgent quest. Reward yang Ryan dapatkan
berbunyi “Benih sudah mulai tumbuh”. Ryan lagi lagi tidak
mengerti maksudnya. Ia kemudian hanya mengabaikannya
dan memilih melakukan misi misi lain. Setelah mencari cari
cukup lama, Ryan pun kemudian menemukan sebuah misi
yang memiliki hadiah yang cukup besar. Tanpa ragu ia
kemudian menekan misi tersebut dan segera pergi keluar
dari istana. Adapun misi yang dilakukannya adalah ambillah
3 buah makanan yang berbeda dari pasar tanpa

95
sepengetahuan penjualnya. Secara tidak langsung, misi itu
menyuruh Ryan untuk mencuri di pasar. Namun karena
Ryan sudah mulai haus akan imbalan tidak memperdulikan
hal itu. Ryan kemudian segera bergegas keluar dari istana
dan mencari pasar terdekat.

Setelah berjalan menyusuri hutan dan sungai yang


mengalir indah Ryan akhirnya menemukan sebuah pasar
yang cukup besar dan ramai. Dengan perasaan capek
bercampur senang, Ryan kemudian segera bergegas masuk
kedalam pasar tersebut. Ia kemudian mencari target toko
toko mana saja yang akan ia curi. Tergetnya terkunci kepada
toko jeruk, toko anggur, dan toko donat. Ryan memilih toko
toko itu karena toko itu sedang ramai dan barang yang dijual
juga tidak terlalu sulit untuk mencurinya.

Pada aksinya yang pertama dan kedua, Ryan berhasil


mencuri makanan itu dengan lancar. Lalu pada toko ketiga,
yaitu pada toko donat, Ryan mengalami sedikit kendala.
Pada 2 toko sebelumnya, barang yang akan Ryan ambil
hanya terletak didepan penjual tanpa ada pembatas
sehingga dengan mudah Ryan akan dapat mengambilnya.
Namun, pada toko donat, donat donat itu diletakkan dalam
sebuah lemari kaca yang mana hanya penjual yang dapat

96
mengambil donat tersebut. Dengan perasaan bingung, Ryan
kemudian duduk didekat toko tersebut sambil memikirkan
cara dia menyelesaikan misi itu.

Disaat saraf saraf licik di otak Ryan sedang bekerja,


terlihat oleh kedua bola matanya seseorang yang
meninggalkan donatnya begitu saja diatas meja karena ia
akan pergi ke WC. Dengan cepat mata Ryan memberikan
respon kepada otak sehingga Ryan langsung berfikir untuk
mengambil donat milik orang itu. Dengan cepat Ryan
berjalan kearah meja orang tersebut dan segera mengambil
donat itu. Kemudian ia pergi sejauh jauhnya dari pasar itu
dan berjalan kembali kearah istana.

Namun, niat awalnya yang ingin kembali ke istana


malah terhambat karena Ryan memutuskan untuk mencari
lebih banyak misi yang dapat ia lakukan. Ia pun kemudian
duduk dibawah pohon besar dan mencari cari misi kembali
dari jamnya itu. Ryan pun kemudian memilih sebuah misi
yang bertuliskan “Kerjai 2 orang yang tidak dikenal tanpa
ketahuan”

“Hmm… nih misi kayaknya asik juga dah, sekarang


dimana aku bisa nyari orang yang bisa aku kerjain.
Hmmm…? Aha..! lebih baik aku ngerjain penjaga di istana aja

97
deh. Hehehe pasti bakalan seru nih” kata Ryan sambil
bergegas kembali ke istana kaisar tersebut

Setelah sampai dan masuk ke dalam kompleks istana


raja itu, Ryan kemudian mencari siapa orang yang akan ia
kerjai tapi tidak akan ketahuan. Setelah cukup lama mencari
ia tiba tiba teringat dengan 2 orang pelayan yang tadinya
membersihkan kamarnya.

“Ah iya juga ya… mereka kan pas berdua. Sekarang


tinggal cari ide ngerjainnya gimana ya? hmmmm….” Kata
Ryan sambil berfikir sangat keras

“Ha…!! Aku ada ide. Nanti aku siram aja deh kain kain
yang mereka jemur di istana” kata Ryan sambil tertawa kecil

“Nah sekarang yang aku butuhkan cuman ember


sama air. Hmmm…. Kira kira nyari air dimana ya. ooh iya aku
ambil aja air dari dalam kamar mandi trus nanti tinggal
siram aja deh. Yaudah sekarang aku harus nyiapin bahan
bahannya” kata Ryan sambil melaksanakan misinya itu.

Ryan pun kemudian segera mengambil ember yang


berisi penuh air dan segera menyiramkannya ke kain yang
telah dijemur oleh kedua pelayan itu tanpa
sepengetahuannya. Setelah berhasil menyiram air ke kain

98
itu, Ryan segera berlari dan meninggalkan jemuran kain
yang sudah basah kutup itu. Dengan cepat ia meletakkan
semua barang yang diambilnya itu dan segera masuk
kekamar barunya itu.

Ryan kemudian kembali mengecek jamnya itu dan


kembali terdapat tulisan mission successful yang
dilanjutkan dengan tulisan LVL UP! Now you can pick 2
random rewards. Ryan yang tidak mengerti hanya bisa
menekan nekan yes. Kemudian halaman jam itu berubah
menjadi tampilan reward. Berbeda dengan sebelumnya, kali
ini Ryan bisa memilih dua rewards. Ryan kemudian memilih
“Rasa takut akan memuai” dan “Kekuatan akan mengalir
dalam ototmu”

“Mantap mantap juga nih rewards yang aku dapatin.


Eh ngomong ngomong ni kok diujung kotaknya kayak ada
huruf I gitu ya? coba tekan ah…” kata Ryan kemudian
menekan tombol itu

Sesaat setelah kotak tersebut ditekan oleh si Ryan,


keluar sebuah kotak yang bertuliskan “Jangan hanya dibaca
tapi diingat, setiap perbuatan akan ada kosekuensinya”
kemudian berubah lagi menjadi “Efek samping. Selain aliran

99
kekuatan terdapat aliran kesombongan yang ikut didalam
aliran kekuatan tersebut”

Disaat itulah Ryan sadar kalau setiap rewards yang ia


dapatkan memiliki dampak yang negatif bagi pemakainya.
Kemudian ia melihat reward reaward lain yang telah ia
ambil. Salah satu efek samping dari reward yang pernah
diambilnya berbunyi “Hal baik itu mengurangi rasa peduli
dalam dirimu”. Setelah mengetahui kenyataan kalau setiap
reward yang diambilnya memiliki konsekuensi masing
masing, Ryan bukannya malah berhenti menggunakan jam
itu tetapi malah semakin tertarik untuk mendalami jam
tersebut.

“Bodo amat lah dengan efek sampingnya yang


penting aku jadi lebih kuat. Bentar dulu, jangan jangan
dengan jam ini aku bisa memperoleh kekayaan dengan cepat
nih. Coba cari ah...” kata Ryan sambil mencari cari di jam
tersebut

Ternyata benar, terdapat sebuah menu yang berisi


barang barang yang dapat dibeli dengan menggunakan uang
yang ada di dalam jam tersebut. Tiba tiba Ryan teringat
kalau disetiap misi yang dilakukannya, selain mendapatkan
EXP tapi juga mendapatkan sesuatu yang dilambangkan

100
dengan gambar koin emas. Ternyata pada menu yang ia
buka saat ini terdapat jumlah koin yang sudah cukup
banyak. Barang barang yang bisa dibeli sangatlah banyak
dan beragam.

“Wih apaan nih, jadi aku bisa dapet barang barang ini
secara gratis nih. Coba ambil apel ini ah” kata Ryan sambil
menekan gambar apel tersebut

Dengan penuh harap, Ryan menunggu apel tersebut


muncul secara tiba tiba. Namun sama sekali tidak ada apel
yang muncul di kamar itu. Dengan rasa sedikit kecewa Ryan
kemudian hanya bisa melepaskan jam itu dan
meletakkannya diatas meja kemudian bersiap untuk tidur.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar
kamar Ryan. Ryan pun kemudian bangkit dari tempat
tidurnya dan membukakan pintu itu. Ternyata itu adalah
pelayan yang membawakan makanan dan sebuah apel.

“Widih… beneran ada loh, keren juga nih jam, aku


bisa kaya nih” kata Ryan didalam hatinya

“Ini makanannya saya taruh di meja ini aja ya tuan”


kata pelayan itu

101
“Eh… iya. Terima kasih ya. Oh iya satu lagi, tolong
nggak usah panggil aku tuan tuan segala. Panggil aja aku
Ryan. Enggak enak aja rasanya dipanggil tuan sama orang
yang lebih tua”

“Baiklah dek Ryan, saya sekarang permisi dulu ya”


kata pelayan itu sambil keluar dari kamar tersebut

Ryan kemudian mengambil makanan itu. Makanan


yang sangat aneh baginya. Ia kemudian memasukkan
makanan itu kedalam mulutnya dengan perlahan. Rasa yang
sangat enak mengalir dilidah Ryan. Lidah Ryan yang
biasanya hanya merasakan rasa ubi rebus yang diberi garam
kali ini menerima sebuah makanan yang sangat luar biasa
enaknya.

“Gila… makanan apaan nih, enak banget rasanya.


Seumur umur belum pernah aku makan makanan kayak gini.
Hmmm… enaknya!” kata Ryan sambil terus melahap
makanan tersebut

Setelah makanan yang berada diatas piring itu lenyap


Ryan baru teringat kalau tadi ia mencoba fitur baru dari jam
itu.

102
“Buset… kenyang perut aku, enggak pernah lidahku
merasa sepuas ini. Oh iya tadi si pelayan bawain aku apel
juga kan. Jangan jangan apel itu cuman apel mainan lagi.
Coba ambil dulu ah. Aduh…! Kenyang amat aku” kata Ryan
sambil berdiri mengambil apel tersebut

“Hmmm… bentuknya seperti apel biasa. Warnanya


kayak apel biasa. Coba aku makan ah” kata Ryan sambil
memakan apel tersebut

“Ternyata memang apel! Wih gila sih ini. Kalau gitu


mulai besok aku harus ngerjain lebih banyak misi lagi biar
dapet banyak duit trus bisa dapet banyak barang barang
deh” kata Ryan

Ryan pun kemudian menghabiskan apel tersebut dan


kemudian membawa piring bekas makanannya itu ke dapur
istana. Disaat Ryan berjalan kembali ke kamarnya ia melihat
Putri sedang membaca sebuah gulungan yang sudah tua.
Ryan pun kemudian menghampirinya

“Hei Putri! Kamu baca apaan tuh?”

“Eh...! enggak ada kok, kamu ngapain malam malam


kayak gini diluar”

103
“Justru kamu yang ngapain malam malam gini
sendirian diluar. Nanti kamu bisa masuk angin lho”

“Enggak bakalan kok, orang aku juga baru duduk


disini. Eh ngomong ngomong jam tangan kamu itu mana?”

“Oh, jam itu aku taruh dikamar soalnya tadi aku udah
mau tidur eh si mbak pelayannya datang bawain aku
makanan. Jadinya aku nggak jadi tidur deh”

“Lah? Kok si pelayan bisa bawain kamu makanan sih,


padahal aku enggak ada nyuruh dia lho. Atau jangan jangan
ayah yang tadi nyruh pelayan ngantarin makanan buat
kamu? nanti lah aku tanyain ke si pelayannya”

“Dih kok aneh ya? sudahlah yang penting sekarang


bagusnya kamu pergi ke kamar kamu deh. Udah malem
bener nih nanti kalau terjadi apa apa kan repot. Yuk, biar aku
temenin kamu pergi kekamar” kata Ryan sambil
mengulurkan tangannya kepada Putri

“Iya.. iya…” kata Putri sambil menyambut tangan


Ryan

Mereka berdua kemudian berjalan menyusuri istana


itu menuju kamar si Putri. Sepanjang perjalanan, Putri

104
bercerita kepada Ryan mengenai dunianya saat ini. Putri
menceritakan kalau daerah ini terbagi menjadi dua
kekaisaran, dan hubungan antara kedunya saat ini sedang
memburuk. Walaupun Putri seolah olah ingin mengatakan
kalau Ryan itu adalah orang yang dikatakan dalam ramalan,
tetapi ia tidak mengatakannya. Putri bahkan sama sekali
tidak menyinggung mengenai legenda ataupun masa lalu
dari kekaisaran tersebut. Ia hanya menceritakan masalah
yang sedang terjadi pada saat ini.

Setelah sampai di kamar Putri, Ryan pun kemudian


berjalan kembali menuju kamarnya. Sepanjang jalan Ryan
melihat kalau masih banyak penjaga yang terus berjaga
ditengah malam ini. Mereka seolah olah dilatih untuk tidak
bisa tidur dimalam hari. Tak lama kemudian Ryan sampai
kekamarnya. Ia pun kemudian bersiap untuk tidur. Tidur
pertama diatas sebuah Kasur yang empuk dan nyaman
didalam ruangan yang mewah dan sejuk.

“Ah… akhirnya aku bisa tidur dengan nyaman disini.


Punggungku yang biasanya berbaring diatas Kasur keras
akhirnya bisa merasakan Kasur empuk. Ah…. Nikmatnya! Eh
sebentar, jam tadi aku taruh dimana ya” kata Ryan

105
terbangun dari tempat tidurnya sambil mencari cari jamnya
itu

“Nah itu dia di atas kursi! Udahlah sekarang


waktunya aku tidur” kata Ryan sambil kemudian
merebahkan badannya dan menutup kedua bola matanya.
Bersiap untuk mengerjakan banyak misi di esok harinya.

106
BAB 6
Kekaisaran barat & timur

ata Ryan tiba tiba merasakan panas entah darimana

M asalnya. Dibukanya mata itu perlahan lahan namun


kembali ditutupnya oleh Ryan karena terdapat cahaya
yang sangat terang masuk kedalam kelopak matanya.
Cahaya itu tak lain adalah matahari. Ya… hari sudah pagi,
dan para pelayan istana membuka jendela kamar tempat
Ryan tidur itu sehingga sinar matahari langsung masuk
kedalam bilik itu. Ryan yang sedang enak enaknya tidur mau
enggak mau terbangun dari tidur pulasnya itu.

“Aduh bu… jangan gangguin dong” kata Ryan dalam


keadaan tidak sadar

“Eh dek Ryan udah bangun, bagaimana tidurnya?”


tanya sang pelayan kepada Ryan

“Eh… bukan ibu ya, oh iya aku kan enggak di rumah”


kata Ryan dalam hatinya

107
“Hoahh… gimana nggak bangun orang matahari
langsung masuk ke mata, ya pasti bangun lah” kata Ryan
dengan suara yang masih tidak jelas karena jiwanya masih
belum masuk sempurna kedalam tubuhnya

“Hehehe… tadi tuan putri yang menyuruh saya


membuka jendela itu. Maaf ya dek Ryan” kata pelayan itu
sambil tertawa kecil

“Huh...?! si putri yang nyuruh, dasar tuh anak


nyusahin aja. Yaudah sekarang aku mau mandi dulu” kata
Ryan sambil berjalan dari kasurnya ke pintu keluar. Namun
tiba tiba Ryan berhenti

“Lah, kok kamu berdiri aja, enggak jadi mandinya”


tanya pelayan kepada Ryan dengan nada mengolok olok

“Hehehe, kamar mandinya dimana ya?”

“Haha… makanya tanya tanya dulu. Padahal saya


ngarepnya kamu udah diluar baru nyadar. Kamar mandi tu
ada dibalik lemari. Buka aja lemarinya ntar didalamnya ada
pintu kekamar mandi kok” kata pelayan itu

“Hah!? Kamar mandinya didalam lemari? Mbak


jangan bodoh bodohin saya ya”

108
“Kalau dek Ryan enggak percaya, silahkan saja buka
pintu lemari itu” kata pelayan menunjuk ke sebuah lemari
baju besar

Betapa kagetnya Ryan, ketika dibukanya pintu lemari


itu ternyata memang ada pintu lagi didalam lemari itu dan
ketika pintu didalam lemari itu dibuka ternyata memang ada
sebuah kamar mandi yang cukup luas dan mewah
didalamnya.

“BUSEETT… kok bisa ada sih. Lah tapi ruangan ini


enggak pernah dipake kok kamar mandinya bersih gini
mbak?” tanya Ryan kepada pelayan itu

“Kemaren waktu kamu tidur, kami bersihin kamar


mandi itu. Trus tadi pagi saya isi bak airnya jadinya keliatan
bersih deh” kata si pelayan itu

“Wih… keren amat. Makasih banyak ya mbak”

“Itu sudah menjadi tugas saya kok”

“Eee.. itu.. anu… mbaknya sekarang bisa keluar nggak,


saya mau mandi nih” kata Ryan kepada pelayan itu

109
“Oh… baiklah saya akan keluar dulu, nanti saya
bawakan sarapan untuk dek Ryan ya” kata pelayan sambil
berjalan meninggalkan ruangan itu

Ryan pun kemudian masuk kedalam kamar mandi


yang sangat mewah baginya itu. Terjadi perubahan besar
yang dirasakan oleh Ryan saat mandi. Yang biasanya ia
harus mengambil air didalam sumur terlebih dahulu,
sekarang Ryan hanya tinggal memutar keran air. Yang
biasanya Ryan mandi dalam suasana kamar mandi yang
gelap, kini berada didalam kamar mandi yang sangat terang
dan bersih. namun sayangnya Ryan tidak terlalu paham apa
apa saja yang ada didalam kamar mandinya itu

“Nih kamar mandi masa lebih mewah daripada


rumah aku ya gila bener dah. Dih, kok bak mandinya ada dua
ya, yang satu gede, yang satu lagi kecil doang tapi panjang.
Mana kerannya ada banyak lagi” kata Ryan yang tidak tau
kalau salah satu dari bak itu adalah bathub.

“Nih keran kok ada dua ya. mana beda beda warna
pula lagi. Coba putar yang warna merah ah…” kata Ryan
sambil memutar keran air panas sambil menanti air dengan
tangannya

110
“ANJIR… kok airnya panas ya? oohh… jadi keran
merah ni artinya air panas, trus keran biru ini artinya air
dingin gitu. Ah aku mandi pakai air dari bak satu lagi ajalah”
kata Ryan sambil kemudian menimba air keatas tubuhnya

Setelah Ryan selesai mandi dan mengeringkan


badannya tiba tiba Ryan teringat kalau ia sama sekali tidak
membawa baju lain selain yang dipakai sebelumnya.

“Wadduh… mati aku, baju lain enggak ada nih.


Gimana caranya ya”

Merasa sedikit panik, Ryan pun kemudian berjalan


keluar dari kamar mandi. Baru saja ia keluar terlihat dalam
lemari baju yang dilewatinya itu terdapat sebuah baju yang
bagus tergantung dengan rapi. Tanpa berpikir panjang ia
pun kemudian mengambil baju itu dan mengenakannya.

“Ah… untung ada baju dilemari itu. Tapi ngomong


ngomong ini baju siapa ya? jangan jangan ini baju orang yang
dulu pernah tinggal disini lagi. Eh, tapi nggak mungkin lah
orang bajunya masih keliatan baru kok. tapi ini baju siapa
ya?” kata Ryan bertanya tanya kepada dirinya sendiri

Setelah selesai mengenakan pakaiannya itu, ia pun


kemudian duduk dikasurnya itu.

111
“Ah… apa yang akan aku lakuin hari ini ya? tanya
Ryan kepada dirinya sendiri. Ah iya! Sekarang aku kan mau
nyelesain banyak misi dulu biar dapet banyak duit untuk beli
barang barang itu. Nah, sekarang pertanyaanya jamnya itu
aku taruh dimana ya kemaren”

Ryan pun kemudian mencari cari jam itu disekitar


kamarnya. Setelah cukup lama mencari akhirnya Ryan
berhasil menemukan jam itu diatas kursi dekat cermin. Jam
itu tadinya tertutup oleh bantal yang diletakkan oleh sang
pelayan saat membersihkan kamar itu. Ryan pun kemudian
segera mengenakan jam tersebut. Tak lama berselang, sang
pelayang datang membawa sarapan untuk Ryan

“Dek Ryan, ini sarapannya saya taruh di meja ini saja


ya. silahkan dimakan” kata pelayan tersebut

“Eh, iya mbak. Terima kasih”

“Sudah menjadi tugas saya. Saya permisi dulu ya”


kata pelayan itu sambil pergi meninggalkan kamar Ryan
tersebut

“Makananya apa lagi nih kira kira ?” kata Ryan sambil


mengira ngira “Widih…! Makanan apa lagi ini. Roti trus ada
daging trus ada sausnya trus ada sayurnya trus… trus… gilak,

112
nih roti isinya banyak amat, mana baunya harum bener lagi.
Sudahlah mari kita makan” kata Ryan

Setelah Ryan melahap semua roti besar itu, ia pun


kemudian pergi keluar dari kamarnya dan menuju taman
istana. Disana ia menemukan sebuah kursi panjang seperti
yang ada di taman kota dekat rumahnya itu. Ryan pun
berjalan kesana dan duduk dibangku itu. Kali ini Ryan lagi
lagi mencari misi misi yang akan ia laksanakan.

Belum lama Ryan duduk di bangku itu, terlihat


olehnya si putri sedang berjalan keluar dari istana. Ryan
kemudian segera memanggilnya, namun sama sekali putri
tidak menoleh kepada Ryan. Mungkin dikarenakan jarak
yang terlalu jauh sehingga putri tidak dapat mendengar
panggilan dari si undin kepada dirinya. Ryan pun kemudian
segera berdiri dari bangku tersebut dan mengejar si putri.

“Hey putri…, tunggu bentar!” teriak Ryan sambil


mengejar si putri

Sesampainya Ryan di depan pintu keluar istana, ia


dihadapkan dengan kerumunan orang yang sedang lalu
Lalang keluar dan masuk istana. Hal ini membuat Ryan tidak
berhasil menemukan si putri. Gagal bertemu dengan putri,

113
Ryan pun kemudian kembali ke bangku tempat ia duduk
sebelumnya dan mulai mencari cari misi yang dapat ia
kerjakan.

“Si putri mau kemana ya? ah biarin aja lah mendingan


sekarang aku nyari duit dulu. Hmmm… misi mana yang
bagus ya?” kata Ryan sambil memilih milih misi

“Ah… yang ini aja deh, cuman disuruh pergi


membunuh 3 ekor burung dihutan kok” kata Ryan sambil
menekan misi itu.

Lagi lagi muncul tanda panah dari jam itu yang


berarti Ryan harus pergi kearahyang ditunjukkannya, arah
timur. Ryan yang kali ini sudah mulai mengerti pun berjalan
mengikuti petunjuk yang diberikan oleh jam tersebut.
Diperjalanan ia terpikir untuk membeli senjata untuk
membunuh burung tersebut. Ia pun kembali membuka
menu shop dan mencari alat yang bisa ia gunakan sebagai
senjata. Pilihannya jatuh kepada sebuah ketapel yang
terbuat dari besi. Saat ditekan, Ryan penasaran dengan
bagaimana barang tersebut akan datang kali ini. Ryan hanya
diam dan menunggu namun tidak ada orang yang datang
membawakan sebuah ketapel dan juga tidak ada tanda

114
tanda bahwa ketapel itu akan jatuh dari langit. Merasa agak
kecewa Ryan pun kembali melanjutkan perjalanannya.

Jalan setapak yang cukup besar tadi kini berubah


menjadi jalan yang penuh dengan semak semak tinggi dan
lebat. Makin keujung makin banyak rumputnya sehingga
Ryan sudah tidak bisa lagi melihat apa yang ada didepannya
karena tertutup oleh rumput tersebut. Semakin keuujung
Ryan berjalan semakin lebat rumputnya dan semakin jauh
Ryan pergi dari istana. Tak lama kemudian Ryan tersndung
oleh debuah benda sehingga Ryan pun terjatuh ditengah
rerumputan yang tebal itu.

“Aduh… pake jatuh segala lagi. Apaan sih yang nancep


ditanah nih” kata Ryan sambil mencari benda yang
membuatnya terjatuh itu.

“Nah ini dia nih yang buat aku jatuh. Siapa coba yang
nanem besi ditengah jalan kayak gini. Mendingan aku ambil
terus buang ke tengah rumput itu deh” kata Ryan sambil
menarik besi tersebut

Dengan susah payah Ryan menarik benda tersebut


dari dalam tanah. Setelah berhasil dikeluarkan dari dalam
tanah betapa terkejutnya Ryan. Benda itu tak lain dan tak

115
bukan adalah sebuah ketapel besi yang tadi dibeli oleh Ryan
melalui jamnya tersebut. Sekali lagi Ryan dibuat terheran
heran oleh jam tersebut. Hal ini sekaligus membuktikan
kalau jam ini benar benar jam aneh bin ajaib.

Setelah mendapatkan ketapel itu, Ryan pun


kemudian melanjutkan perjalanannya mencari 3 ekor
burung tersebut. Kali ini perjalanan terasa lebih mudah,
karena rumput rumput itu sudah mulai pendek dan jalan
setapaknya sudah mulai terlihat. Setelah beberapa lama
berjalan akhirnya Ryan berhasil sampai ke sebuah hutan
yang terlihat indah dan lebat. Ryan pun kemudian masuk
kedalam hutan itu sambil mecari burung yang akan
dibunuhnya.

Tak lama kemudian, Ryan berhasil menemukan


sekawanan burung yang sedang bertengger diatas dahan
pohon. Ryan pun kemudian mengumpulkan batu batu untuk
membunuh burung burung tersebut. Setelah batu
terkumpul, Ryan pun segera membidik burung burung
tersebut dan melepaskan tembakannya.

“Pltas…” suara tembakan dari ketapel Ryan yang


dilanjutkan dengan suara burung yang terkejut. Tembakan
Ryan ternyata berhasil mengenai 2 ekor burung sekaligus,

116
namun sayangnya burung burung yang lain sudah terbang
karena terkejut sehingga Ryan harus mencari 1 ekor burung
lainnya. Ryan pun kemudian pergi ke bangkai burung yang
baru saja ia tembak tersebut dan memasukkannya kedalam
sebuah plastik. Ryan kembali meneruskan perjalanannya
untuk mencari 1 ekor burung lagi. Namun, kali ini Ryan tidak
tau harus berjalan kemana karena jamnya sudah tidak
memberi petunjuk arah lagi, alhasil Ryan hanya berjalan
tanpa tau arah an hanya dengan harapan bisa menemukan
seekor burung lagi ditengah hutan belantara itu.

Setelah cukup lama berjalan, Ryan pun kemudian


berhasil menemukan sekelompok burung lain untuk
dibunuh diatas sebuah pohon yang sangat tinggi dan hanya
memilki beberapa cabang dibagian atasnya. Ryan pun
kemudian mencari batu sebagai amunisi dan kemudian
segera membidik burung tersebut. “Pltas…!” terdengar
suara dari karet ketapel tersebut dan dilanjutkan dengan
suara pekikan dari burung tersebut tanda tembakan Ryan
berhasil mengenai sasaran. Namun ternyata, jasad dari
burung tersebut tersangkut diatas pohon tersebut sehingga
untuk mengambilnya Ryan harus memanjat pohon tersebut.

117
Dengan agak ragu Ryan pun kemudian berjalan
kearah pohon itu dan mulai memanjat. Dengan langkah awal
yang tegap, Ryan berusaha menaiki pohon itu. Perlahan
lahan Ryan pun akhirnya sampai pada ranting pohon
dimana burung itu tersangkut. Disana ia kemudian
mengambil burung tersebut dan memasukkannya kedalam
kantong tadi. Ketika Ryan akan turun, ia memandang kearah
depan dan terlihat olehnya sebuah istana yang cukup besar.
Istana itu jelas jelas bukan dari kekaisaran tempat tinggal si
putri, karena istana sebelumnya berada disebelah barat
sedangkan istana itu setentang dengan matahari pada saat
itu. Ryan yang merasa cukup terkejut kemudian turun dari
pohon itu.

Setelah berhasil turun dengan selamat, Ryan pun


kemudian segera memeriksa misi yang sedang
dijalankannya di dalam jamnya itu. Ternyata pada jam nya
itu terdapat tulisan MISSION COMPLETE yang berarti misi
itu seudah berhasil diselesaikan. Ryan pun kemudian
mengambil kantong yang berisi burung tersebut dan
berencana untuk membuangnya. Ketika kantong itu dibuka
betapa terkejutnya Ryan. Ketga ekor burung itu sudah tidak
ada di dalam kantong itu. Kantong itu tiba tiba menjadi

118
kosong padahal tidak ada satupun orang yang mengambil
ataupun memegang kantong tersebut.

“Dih kok ilang sih, tapi… sebenernya bagus sih. Aku


jadinya nggak harus buang bangkai bangkai burung itu deh.
Mendingan sekarang aku nyari misi misi lain yang bisa aku
kerjain ah” kata Ryan sambil kemudian menggeser geser
jamnya sambil mencari misi yang lainnya.

“Eh bentar… bentar… tadi kalau enggak salah aku


ngeliat istana lain di sekitar sini deh, tapi arah mana ya?
hmmm…. Oh iya, kalau enggak salah tadi istana itu searah
dengan matahari deh berarti ke arah… eee…. Hmmm… ke
arah mana ya? ah, bodo lah, mendingan sekarang aku nyari
misi yang bisa ngasih banyak duit aja deh” kata Ryan sambil
kemudian menggeser geser layar pada jamnya itu.

“Emmm… misi yang mana ya? aha… mendingan misi


ini aja deh” kata Ryan sambil menekan misi yang berbunyi
“Kumpulkan beberapa kayu kemudian jual ke pasar”

“Eh tapi kok dibawah ini ada gambar kapak ya, apaan
nih maksudnya?” kata Ryan sambil kemudian menekan
gambar kapak tersebut.

119
Ternyata setelah Ryan menekan gambar kapak
tersebut, Ryan diarahkan ke halaman shop kembali yang
berarti Ryan harus membeli sebuah kapak untuk
mengerjakan misi ini. Ryan pun kemudian membeli kapak
itu dan mencari dimanakan kapak itu akan datang.

Ryan kemudian pergi berjalan menyusuri hutan


hingga sampailah ia ke sebuah pohon yang sangat besar.
Disana tertancap sebuah kapak yang bersih dan terlihat
seperti baru. Ryan kemudian mengambilnya dan mulai
melakukan misi yang diperintahkan oleh jamnya tersebut.

Ryan lalu mencari pohon dengan ranting ranting


yang kecil dan kemudian memotong ranting ranting itu. Satu
demi satu pohon ia pangkas sehingga setelah beberapa jam
memangkas ranting ranting pohon di hutan itu, Ryan
akhirnya berhasil mengumpulkan cukup banyak kayu untuk
dijual

“Hadehh… capek juga ternyata ya… untunglah, kayu


yang aku dapat cukup banyak. Sekarang aku harus
ngejualnya ke pasar, tapi pasar dimana ya? oh iya! Coba cek
jam dulu ah siapa tau dia nunjukin jalan lagi” kata Ryan
sambil kemudian menekan jam tersebut

120
Ternyata benar, ketika Ryan menekan jam tersebut
terdapat sebuah kotak yang bertuliskan find the location.
Tampa berfikir panjang Ryan langsung menekan tombol itu.
Padahal ia sama sekali tidak tau apa maksud dari kotak
tersebut. Untungnya tindakan yang dilakukan oleh Ryan itu
benar. jam itu kemudian menunjukkan arah yang harus
ditempuh oleh Ryan.

“Ha…! Bener kan , sekarang aku tinggak bawa kayu


ini ke arah itu deh. Eh bentar…! Aku bawa kayu sebanyak ini
gimana ya. adoh… masa harus diangkat pakai badan sih. Bisa
patah punggung aku nih. Kira kira disekitar sini ada gerobak
nggak ya?” tanya Ryan kepada dirinya sendiri sambil
berjalan berharap terdapat sebuah gerobak yang sudah
ditinggalkan oleh orang didalam hutan tersebut.

Saat Ryan sedang berjalan jalan, ia kemudian


bertemu dengan seseorang yang juga sedang berjalan jalan
disekitar hutan tersebut. Sontak Ryan kemudian mendektai
orang tersebut dan menyapanya

“Eh.. anu… permisi pak saya mau nan- lah Jake?!” kata
Ryan yang terkejut melihat orang itu mirip sekali dengan
Jake sahabatnya Ryan

121
“Siapa ya? saya bukan Jake. Nama saya Joko. Kamu
salah orang mungkin” kata orang tersebut

“Eh… maap nih pak ya saya pikir orang lain, abisnya


bapak mirip banget sama teman saya sih” kata Ryan

“Oh… hahaha lucu juga ya ketemu sama orang yang


enggak dikenal trus tiba tiba dibilang mirip sama orang
lain.oh iya, ngomong ngomong nama kamu siapa?”

“Nama saya Ryan pak”

“Ryan ya, hmm… mirip nama temen saya. Trus kamu


lagi ngapain disini”

“Saya lagi ngerjain mis-, eh lagi ngumpulin kayu pak.


Rencananya kayu itu mau saya bawa ke pasar untuk dijual,
tapi saya enggak ada gerobak untuk bawa kayunya. Jadinya
saya keliling hutan dehnyari nyari gerobak yang enggak
kepakai, eh malah ketemu sama bapak” kata Ryan
menjelaskan semuanya

“Oh begitu… kalau gerobak saya sih ada, kamu mau


make gak?” tanya pak Joko kepada Ryan

“Beneran boleh nih pak !? tentu saja saya mau pak”

“Yaudah, sekarang ayok jemput gerobaknya dulu”

122
“Oke pak”

Mereka berdua pun kemudian berjalan menyusuri


hutan. Tak lama kemudian mereka berdua pun tiba ke
sebuah gudang ditengah hutan. Disana terdapat sebuah
gerobak yang cukup besar untuk menampung semua kayu
kayu yang diambil oleh Ryan.

“Itu gerobaknya. Kamu bisa bawanya kaan?” kata pak


Joko menunjuk gerobak tersebut

“Bisa pak” kata Ryan sambil kemudian mengeluarkan


gerobak tersebut

“Trus kamu setelah ngumpulin ini mau dijual


dimana? Di pasar?” tanya pak Joko kepada Ryan

“Iya pak, rencananya sih gitu”

“Yaudah kita perginya bareng aja, saya juga mau ke


pasar kok” kata pak Joko sambil berjalan pergi dari tempat
itu

Mereka berdua pun kemudian kembali menyusuri


hutan dan kemudian sampai ke tempat dimana kayu kayu itu
sudah terkumpul. Ryan pun kemudian memasukkan kayu
kayu tersebut kedalam gerobak dibantu oleh pak Joko.

123
Setelah selesai memsukkan semua kayu tersebut kedalam
gerobak, mereka pun berjalan menuju pasar.

“Eh pak, ngomong ngomong pasar deket sini ada yang


mau beli kayu nggak ya ?” tanya Ryan kepada pak Joko

“Lah kok kamu nanya ke saya sih? Saya rasa sih ada.
Emangnya kamu enggak pernah kesana?” tanya pak tara

“Eh… itu.. anu… biasanya saya nyari kayu nggak disini


pak” kata Ryan sambil berusaha menyembunyikan identitas
aslinya

“Oh gitu, kalau biasanya sih kamu tinggal nyari


restoran. Mereka biasanya perlu kayu bakar untuk buat
masakan mereka”

“Lah, mereka nggak pakai kompor gas pak?”

“Hah? Kompor apa katamu?” tanya pak tara

“Eh enggak jadi pak. Berarti nanti pas dipasar saya


harus nyari restoran dulu” kata Ryan sambil mengalihkan
pembicaraan

Mereka pun terus berjalan menyusuri hutan itu,


hingga sampailah mereka ke sebuah jalan yang lebih besar
dan terbuat dari batu yang disusun susun. Mereka terus

124
berjalan hingga sampailah didepan sebuah gerbang yang
besar dan dijaga oleh dua orang penjaga. Ya, itu adalah
sebuah istana. Istana inilah yang tadi terlihat oleh Ryan saat
memanjat.

“Waduh.. ada penjaganya nih” kata Ryan didalam


hatinya “Eh pak… pasarnya ada disalam ya? Kira kira saya
boleh masuk nggak nih?” tanya Ryan ke pak Joko

“Kalau kita pedagang ya boleh lah, tapi nanti dia


periksa gerobak kita dulu. Kalau sempat saja dia
menemukan barang yang mencurigakan bisa bisa kamu
ditangkap”

“Oh iya, satu lagi. Kalau aja misalnya ada orang dari
kekaisaran barat yang ketahuan menyamar disini, dia pasti
akan dieksekusi hari itu juga” kata pak Joko

“Glek… waduh mati aku… jangan sampai aku


ketahuan nih. Aku harus bersikap normal” kata Ryan
didalam hatinya sambil menelan ludah

Mereka berdua terus berjalan menuju gerbang


tersebut. Sesuai dugaan Ryan, mereka berdua dicegat oleh
kedua penjaga tersebut. Sontak Ryan menjadi panik. Sudah
terbayang olehnya sebuah pisau akan menebas lehernya.

125
Namun untungnya pak Joko berhasil mendapatkan izin dari
penjaga tersebut karena ia adalah seorang pedagang di
istana itu. Seperti yang dikatakan oleh pak Joko sebelumnya,
kedua penjaga itu tetap memeriksa gerobak yang mereka
bawa. Setelah diperiksa dan tidak ditemukan hal hal yang
mencurigakan mereka pun diizinkan untuk masuk kedalam
istana tersebut.

Ryan dan pak Joko kemudian melanjutkan perjalanan


mereka menuju ke pasar. Didalam komplek istana itu
terlihat suasana yang cukup berbeda dengan istana tempat
tinggal putri. istana disini terlihat dipimpin oleh seseorang
yang ditakuti oleh rakyatnya. Hal ini terlihat dari penduduk
penduduk yang terlihat tidak ceria. Selain itu Ryan dapat
melihat banyak aktivitas militer didalam komplek istana ini.
Ryan yang tidak terlalu peduli kemudian terus berjalan
hingga sampailah mereka kesebuah pasar yang cukup besar.

“Nah… kita udah sampai nih Ryan. Sekarang kamu


mau jual itu kan, berarti sekarang ini kita harus berpisah
dulu ya. saya mau ke toko saya dulu” kata pak Joko kepada
Ryan

126
“Oh… oke pak.. terimakasih ya udah nunjukin saya
jalannya.hati hati ya pak!” kata Ryan sambil kemudian
berpisah dengan pak Joko

Ryan kemudian menyusuri pasar itu namun tidak


berhasil menemukan sebuah restoran yang terlihat
menggunakan kayu bakar. Ryan hanya berkeliling keliling di
pasar itu tanpa hasil. Disaat Ryan akan menyerah, tiba tiba
datang seorang laki laki yang masih muda.

“Permisi..., kayu bakar yang banyak ini punya kamu?”


kata laki laki misterius itu

“Eh.. i…iya pak eh mas. Kayu ini mau saya jual” kata
Ryan dengan terkejut

“Oh… udah ada yang punya belum”

“Belum ada mas, saya juga lagi nyari orang yang mau
beli kayu ini”

“Baguslah, kami lagi membutuhkan kayu bakar nih.


Yaudah saya beli semuanya ya, dan lagi kamu bisa antar
kayu ini ke rumah saya kan”

“Semuanya?! Ba.. baiklah. Ngomong ngomong rumah


mas dimana ya”

127
“Enggak usah manggil manggil mas. Nama saya Rifki.
Kamu ikutin aja saya sekarang ke rumah saya. Nanti kamu
tinggal narok kayu itu digudang aja. Ayok…!” kata Rifki
sambil berjalan diikuti oleh si Ryan

Ryan terus mendorong gerobak itu hingga sampailah


ia ke rumah laki laki itu yang lagi lagi tak lain dan tak bukan
adalah istana pusat kekaisaran tersebut.

“Woalah…. Sebelumnya aku berurusan sama putri


kerajaan eh sekarang lagi lagi berurusan sama anggota
kerajaan lagi. Mana aku dari kerajaan sebelah lagi. Kok
malah jadi kayak gini sih..!” kata Ryan didalam hatinya

“Sekarang kamu bawa kayu kayu ini ke gudang


belakang. Saya akan memanggil beberapa pengawal istana
untuk membantu kamu membawa ini. Nanti kalau sudah
siap kamu masuk saja kedalam, nanti saya kasih kamu
bayarannya” kata Rifki sambil berjalan naik ke istana.

Ryan pun kemudian menurunkan kayu kayu itu satu


persatu dari atas gerobak. Tak lama kemudian datang 3
orang dengan seragam pengawal ke tempat Ryan. Mereka
bertiga kemudian membantu Ryan mengangkat kayu kayu
itu ke gudang. Setelah beberapa menit memindahkan barang

128
barang itu, Ryan pun kemudian menepikan gerobaknya dan
masuk kedalam istana

“Hadeh… siap juga, untung aja 3 orang itu nolongin


aku, kalau enggak bisa seharian saya bolek balik naik tangga
nih. Sekarang aku harus masuk ke istana nih. Tapi kalau
nanti pas didalam aku malah ditangkap gimana ya… aduh…
mana nih misi belum selesai kalau aku belum dapat uangnya
lagi. Ah sudahlah, aku masuk aja dah” kata Ryan sambil
kemudian masuk kedalam istana

Ryan pun berjalan masuk kedalam istana itu dan


seketika langsung merasakan aura yang sangat berbeda
dengan istana di kerajaan sebelah. Entah mengapa, istana ini
terasa memiliki aura yang lebih gelap. Ryan seolah olah
masuk kedalam sebuah istana yang didalamnya sering
terjadi pembunuhan. Suasana itu juga didukung dengan
Lorong Lorong diistana ini juga sangat gelap. Ryan yang
awalnya merasa takut sekarang menjadi tambah takut.
Hatinya mengatakan kalau ia harus pergi dari tempat
mengerikan ini, namun ia tetap ia tetap ingin menyelesaikan
misi tersebut.

Tak lama kemudian, Ryan bertemu dengan Rifki.


Disana ia sedang berbicara dengan seorang laki laki yang

129
sudah lumayan tua. Ryan pun kemudian mendekati Rifki.
Belum sampai Ryan ke tempat Rifki, Rifki seolah olah sudah
dapat merasakan kehadirannya dan langsung menoleh ke
arah Ryan.

“Hey… ayo kesini!” kata Rifki sambil menyuruh Ryan


untuk mendekat

“Kamu udah angkat semua kayunya ke gudang kan.


Ini bayaran kamu” kata Rifki sambil menyerahkan uang yang
begitu banyak, bahkan terlalu banyak untuk membeli kayu
segerobak itu.

“Eh… bukannya ini kebanyakan ya ? aku kan cuman


ngejual kayu segerobak, masa bayarannya sebanyak ini.
Kalau saya ngejual lima gerobak mungkin bayaran sebanyak
ini wajar tapi kalau cuman segerobak mah ini kebanyakan”
kata Ryan

“Ah nggak apa apa kok, hitung hitung biaya kamu tadi
ngangkat kayunya ke gudang bolak balik” kata Rifki

“Tapi kan tadi aku ngangkatnya enggak sendirian. 3


orang pengawalmu itu kan tadi juga bantuin saya, berarti
uang ini ada untuk mereka juga dong”

130
“Eh… enggak, itu kan udah tugas dari me-“

“Hahaha… sudah lama aku tidak menemukan


pedagang yang menolak uang lebih. Sudahlah Rifki, kamu
beri saja dia setengah dari uang itu” kata laki laki tua
tersebut

“Baiklah ayah…” kata Rifki kepada orang tua itu

“Dan lagi, sipa nama kamu tadi wahai pedagang”


tanya laki laki tua itu kepada Ryan

“Nama saya Ryan pak”

“Oh, Ryan ya. kalau begitu kamu pasti bukan orang


sini ya. kalau begitu perkenalkan saya Aslan, pemimpin dari
kekaisaran ini” kata laki laki tua itu yang tak lain adalah
kaisar dari kekaisaran tersebut

“Astaga… maafkan saya telah memanggil anda bapak


wahai kaisar” kata Ryan sambil berlutut

“Hei hei… kami tidak melakukan itu disini. Berdirilah


nak” kata kaisar itu “Saya lihat kamu adalah orang yang jujur
dan rendah hati, bagaimana kalau besok kamu kembali
kesini. Ada yang ingin saya bicarakan kepada kamu” kata
kaisar kepada Ryan

131
“Baikalah kaisar, saya besok akan kembali kesini.
Sekarang izinkan saya meninggalkan istana ini” kata Ryan

“Baiklah dek Ryan. Nah Rifki, silahkan kamu temani


Ryan ini keluar” kata raja

“Baik ayah. Ayo Ryan” kata Rifki sambil berjalan


keluar dari istana itu

“Waduh, dia pakai nemenin aku lagi” kata Ryan dalam


hatinya

Untungnya Rifki hanya menemani Ryan sampai


gerbang luar istana, jika tidak Ryan bisa ketahuan kalau ia
memiliki hubungan dengan kekaisaran yang lain. Dengan
cepat Ryan berjalan kembali menyusuri hutan itu karena
Ryan taku ia tersesat didalam hutan samapai malam. Dengan
bermodalkan matahari yang mulai terbenam ia terus
berjalan mengikuti arah matahri tersebut. Untunglah,
setelah beberapa lama berjalan menyusuri hutan Ryan
berhasil menemukan jalan setapak yang sudah besar dan tak
jauh dari situ ia melihat istana tempat putri tinggal.

“Ah… akhirnya sampai juga di istana ini. Sudahlah


sekarang lebiih baik aku cari makanan di pasar dulu deh”
kata Ryan sambil berjalan kearah pasar.

132
Ryan pun membeli beberapa potong roti dengan
uang yang didapatkannya tadi dan kemudian duduk
dibangku taman. Disana Ryan memakan rotinya dan melihat
misi misi yang sudah dikerjakannya. Saat jam itu dibukanya,
terdapat tulisan 2 mission complete. Sontak Ryan bingung
karena ia hanya menyelesaikan 1 misi saja dan kemudian
melihat misi apa saja yang telah ia selesikan. ketika menu
misi terbuka terdapat sebuah kotak misi yang berwarna
emas yang bertuliskan special mission yang sudah
diselesaikan. Bunyi misi itu tak lain adalah “Terima uang
sesuai dengan apa yang telah kamu lakukan” dan imbalan
yang diberikan dari misi itu sebanyak 45.000 koin emas
yang mana jumlah itu lebih banyak daripada koin emas yang
dimiliki oleh Ryan saat ini.

“Wajigile, banyak amat hadiahnya satu misi doang


padahal. Hahaha… sekarang aku sudah kaya nih. Trus
sekarang gimana cara aku balik ya?” tanya Ryan kepada
dirinya sendiri. “Ah… sudahlah, sekarang lebih baik aku
kekamar dulu, mandi trus beli beli barang deh” kata Ryan

Ryan pun kemudian pergi ke kamarnya dan


kemudian melepaskan jamnya dan meletakkannya diatas
meja. Ryan pun kemudian masuk ke kamar mandi dan

133
segera membersihkan dirinya. Setelah selesai Ryan
kemudian mematikan keran air dan keluar dari kamar madi
itu. Tepat ketika Ryan akan keluar terdengar suara kursi
terjatuh dari luar kamar mandi itu. Sontak dengan cepat
Ryan segera keluar dengan hanya mengenakan handuknya
dan melihat asal suara itu.

Baru saja Ryan keluar, ia melihat seseorang


mengenakan jubah yang menutupi wajahnya didalam
kamarnya sambil membawa jam milik Ryan. Secara spontan
Ryan mengambil buku yang ada didekatnya dan
melemparkannya kepada orang asing itu. “Bruk…” lemparan
Ryan tepat mengenai kepala orang tersebut. Orang itu
kemudian melemparkan jam Ryan dan langsung kabur lewat
jendela. Ryan segera mengambil jam itu dan berniat
mengejar orang itu. Niat itu tiba tiba terhenti saat ia sadar
bahwa ia hanya mengenakan sehelai handuk saja. Ryan pun
kemudian hanya bisa menutup jendela kamarnya dan segera
mengenakan pakaiannya.

“Itu orang siapa sih, masa keamanan istana berhasil


dia lewati sih. Ah bodo lah, mulai besok aku harus cari cara
untuk keluar dari tempat ini. Hmm… atau lebih baik aku
kasih tau ke putri aja ya. lebih baik sekarang aku cari putrid

134
ulu deh” kata Ryan mengenakan jam itu kembali sambil
keluar dari kamar itu

Ryan pun kemudian keluar dari kamarnya dan


menuju kekamar putri. belum sampai Ryan ke kamar putri,
jam Ryan tiba tiba bergetar. Lagi lagi terdapat sebuah urgent
quest. Tak lama urgent quest itu muncul tiba juga seorang
penjaga istana yang menyuruh Ryan menemui kaisar. Ryan
yang terkejut tidak sengaja menenkan tombol misi itu yang
berarti misi itu sudah dimuali namun lagi lagi Ryan tidak
sadar. Ryan segera memenuhi panggilan kaisar. Ryan pun
kemudian pergi ke ruang kaisar dan menemukan saat itu
kaisar tampak sedang kebingungan.

“Ada apa kaisar memanggil saya kesini” tanya Ryan

“Kamu ada liat putri tidak? Sejak tadi pagi ia belum


ada kembali ke istana” kata kaisar

“Hah?! Tadi pagi saya melihat dia keluar dari istana


tapi pas saya kejar saya tidak menemukannya. Baiklah saya
akan membantu kaisar untuk mencari putri”

“Tidak usah, saya sudah mengerahkan banyak


pasukan ke seluruh penjuru” kata kaisar

135
“Kalau begitu saya akan mencari atas nama teman,
bukan atas nama kekaisaran. Saya permisi dahulu” kata
Ryan sambil segera pergi dari istana itu

“Dasar keras kepala” kata sang kaisar

136
BAB 7
FAKTA DIBALIK FAKTA

yan masih tidak bisa mempercayai apa yang baru saja

R ia dengar. Telinganya mengirimkan informasi ke otak


namun otaknya menolak untuk menerima. Padahal ia
baru saja melihat putri tadi pagi. Sambil berlari Ryan hanya
bisa berharap agar pagi tadi bukanlah kali terakhirnya Ryan
melihat putri. sesampainya Ryan diluar ia langsung dicegat
oleh pengawal istana. Ternyata sang kaisar sudah terlebih
dahulu mengatakan kepada pengawalnya untuk melarang
Ryan keluar dari istana. Ryan yang saat itu dicegat tidak bisa
berbuat apa apa. Ia pun berjalan kearah bangku taman dan
duduk sambil meneysali tindakannya tadi pagi yang
membiarkan putri pergi sendirian.

Tiba tiba Ryan teringat kalau tadi jamnya


memberikan urgent quest. Dengan cepat Ryan segera
membuka jamnya, dan ternyata urgent quest itu sedang
berjalan. Ternyata urgent quest itu berbunyi “Selamatkan

137
teman dekatmu”. Tentu saja Ryan terkjut karena jam itu lagi
lagi tau apa yang terjadi.

“Waduh… lagi lagi ini jam kayak gini. Bentar.. bentar,


apa jangan jangan semua runtutan peristiwa ini disebabkan
oleh jam ini. Eh.. tapi si putri hilangkya kan sebelum misi ini
muncul, berarti jam ini tau apa yang terjadi di dunia ini. Oh
iya! Jam ini kan bisa memberi tahukan aku dimana misi itu
berada” kata Ryan sambil menekan layar untuk mencari
putri tersebut

Sesuai dugaannya, jam tersebut langsung


menunjukkan ara dimana si putri itu sekarang berada.

“Nah akhirnya aku dapet arah putri itu, tapi sekarang


gimana cara aku keluar ya? hmmm… ha iya gimana kalau aku
beli pakaian yang bisa aku pakai untuk menyamar. Ayo cepat
cepat!” kata Ryan sambil kemudian mencari pakaian yang
bisa ia gunakan untuk mengelabuhi pengawal tersebut.

“Ha pakaian ini sepertinya bisa aku pakai deh” kata


Ryan sambil kemudian membeli sebuah baju yang
berbentuk seperti jubah besar yang menutupi wajahnya
Ryan dan berwarna hitam gelap

138
Namun seperti biasanya, barang yang Ryan beli itu
tidak langsung muncul didepannya melainkan harus dicari
terlebih dahulu. Ryan pun kemudian segera beranjak dari
tempat duduknya. Ryan kemudian segera berlari kearah
pasar. Disana ia berhasil menemukan jubah tersebut
terletak begitu saja diatas sebuah toko yang sudah tutup.
Ryan pun kemudian mengambilnya dan segera menuju
gerbang istana.

Disana, Ryan masih ragu untuk keluar karena jika


saja ia keluar mengenakan pakaian ini, tentu saja para
penjaga itu akan mencurigainya. Ia pun memikirkan sebuah
taktik untuk keluar dari istana ini. Ryan melihat sebuah
botol kaca dan menemukan cara untuk keluar dari istana
tersebut. Dengan cepat Ryan mengambil botol itu dan
melemparkannya ke tembok ujung dekat para penjaga
gerbang tersebut. Reflek dari penjaga gerbang tersebut
membuat mereka segera mengejar bunyi tersebut.
Kesempatan itu digunakan oleh Ryan untuk berlari keluar
dari istana itu

Dengan cepat Ryan segera mengikuti arah yang


ditunjuk oleh jam tersebut. Jam tersebut membawa Ryan
masuk lebih jauh kedalam hutan. Semakin jauh dan jauh,

139
bahkan Ryan tidak tau dari arah mana ia tadi datang. Namun
itu semua tidak ia pedulikan lagi. Yang ada di otaknya saat
ini hanyalah hal terburuk apa yang terjadi pada putri. ia
terus mengikuti jam tersebut hingga sampailah ia didepan
sebuah gua yang sangat besar.

Tanpa ragu, Ryan pun kemudian masuk kedalam gua


tersebut dan segera mencari dimana putri sekarang berada.
Saat ini yang ada dipikiran Ryan bahwa si putri masuk
kedalam gua ini dan tersesat didalamnya hingga tak tau arah
jalan pulang, dan semoga memang itulah yang sebenarnya
terjadi.

Karena gelap Ryan kemudian menghidupkan jamnya


itu yang ternyata sudah menampilkan denah dari gua
tersebut serta memberitahukan dimana lokasi putri ini
sekarang. Ryan kemudian terus mengikuti lokasi yang
ditunjukkan jam itu. Setelah berjalan cukup jauh, Ryan
menemukan tanda tanda bahwa si putri memang berada di
sini. Ryan menemukan sebuah obor yang menyala
tergantung di tembok gua itu. Ryan mengambil obor itu
untuk dibawanya karena gua tersebut sangatlah gelap.

Ryan yang tadinya berjalan sangat cepat kali ini


berjalan lebih lambat dikarenakan lantai dari gua itu yang

140
sangat licin. Ryan berjalan terus sambil memperhatikan
dinding yang ada didalam gua tersebut. Di dinding gua itu
terdapat banyak lukisan lukisan yang sepertinya adalah
tulisan dari nenek moyang dunia ini. Lukisan itu seperti
menceritakan terdapat 2 kelompok orang yang sedang
berperang, kemudian disaat banyak orang yang terbunuh
tiba tiba ada seorang yang disitu digambarkan sangat besar
datang. Kemudian orang itu digambarkan mengeluarkan
cahaya cahaya ilahi dan membuat 2 kelompok orang itu
bergabung menjadi satu.

“Widih, nih gambar nya keren keren euy. Sepertinya


orang yang ditengah ini adalah dewa dari penduduk
ditempat ini karena berhasil menyatukan dua kubu yang
berperang itu. Tapi kenapa ya, mereka menggambarkan
orang itu dengan tangan kanan yang agak aneh. Maksudnya
apaan ya? ah persetan lah, sekarang mah yang penting aku
mencari si putri. kayaknya aku udah dekat nih” kata Ryan
sambil segera melewati lukisan lukisan tersebut dan tidak
sadar kalau ia melewati inti utama dari gambar gambar itu
dan sekaligus jawaban dari pertanyaan Ryan, yaitu gambar
sebuah benda yang terlihat persis seperti jam yang sedang
dikenakan oleh Ryan tersebut.

141
Setelah beberapa lama berjalan dan beberapa cabang
gua yang ia lewati, Ryan akhirnya mendengar suara langkah
kaki. Namun Ryan tidak mau segera berteriak karena Ryan
takut kalau bisa saja putri sedang diculik oleh orang orang
asing yang sebelumnya juga menyerang putri. Ryan pun
kemudian berjalan dengan hati hati dan sebisa mungkin
tidak mengeluarkan suara.

“Hei…! Siapa disana” teriak seseorang dari ujung gua.


Namun, Ryan tidak menjawab karena ia ragu apakah itu
adalah suara putri atau tidak karena suaranya yang bergema
membuat Ryan tidak dapat mengenali suara itu. Ryan hanya
bisa terus berjalan hingga Ryan bertemu dengan seseorang
yang sedang memegang kayu dan bersiap untuk
memukulnya

“Matilah kau…!” kata orang itu sambil mengayunkan


kayunya itu. Namun beruntung, Ryan berhasil menangkap
serangannya itu dan segera mengambil kayu yang orang itu
gunakan. Segera setelah tongkat kayu itu terambil, Ryan
langsung mengarahkan obornya kedepan. Ternyata orang
itu tak lain adalah si putri yang sudah terlihat stress dan
frustasi. Wajahnya sangat kotor dan rambutnya juga sudah
acak acakan.

142
“Putri!? tenang tenang ini aku Ryan. Aku kesini mau
nyelamatin kamu kok” kata Ryan sambil menjatuhkan
tongkat kayu tersebut

“Hah! Ryan, syukurlah..” kata si putri yang langsung


terjatuh ketanah

“Hei putri… kamu kenapa nih” kata Ryan yang dengan


cepat menyambut badan si putri

“Aku cuman kecapekan doang kok, aku mau tidur


bentar” kata si putri yang sudah terlihat sangat kelelahan

“Lah lah..? kok kamu malah tidur disini sih. Hadeh…


tapi yang penting sekarang aku berhasil menemukan kamu.
hoaaahmm… aku juga udah ngantuk sih, apa mendingan
sekarang aku tidur disini aja ya? coba cari tempat yang lebih
luas dulu deh” kata Ryan sambil kemudian menggendong
putri dan berjalan mencari tempat yang lebih luas.

“Eh bentar bentar, lebih baik aku sekarang ini beli


kayu sama selimut dulu dari jam deh, biar nanti langsung
ketemu pas dah sampe di tempat yang lebih luas” kata Ryan
sambil kemudian membeli barang barang itu dari jamnya
tersebut

143
Tak lama kemudian Ryan berhasil menemukan
sebuah tempat yang lebih luas dan disana terdapat beberapa
balok kayu dan sebuah kain yang terlihat masih bersih. kali
ini Ryan tidak terkejut lagi melihat keanehan tersebut. Ryan
lalu menurunkan si putri dan memberinya selimut. Ryan
juga mengambil balok kayu itu dan membuat api unggun
agar mereka berdua tidak kedinginan. Setelah api unggun itu
menyala Ryan pun kemudian segera tidur beralaskan tanah
disebelah si putri.

Setelah tidur yang cukup panjang Ryan kemudian


terbangun dengan selimut yang sudah berada dibadannya.
Ia kemudian menoleh kesamping dan melihat kalau si putri
sudah tidak ada disebelahnya. Sontak Ryan terkejut dan
langsung duduk. Ternyata, si putri sudah terbangun dan
sedang mengambil kayu sisa sisa api unggun tadi malam.
Melihat Ryan yang sudah terbangun putri langsung
mendekatinya

“Yeay… kamu udah bangun. Syukurlah” kata putri


sambil berjalan mendekati Ryan

“Seharusnya aku yang bilang kayak gitu ke kamu.


kamu ini ngapain sih sampai tersesat kedalam gua kayak
gini?” kata Ryan sambil mengucek ngucek kedua matanya.

144
“Ah… ceritanya panjang banget nanti aku certain
sambil jalan, yang penting itu sekarang gimana cara kamu
bisa menemukan aku didalam gua sialan ini dan sekarang
bagaimana cara kita keluar dari tempat ini?” tanya si putri
sambil duduk disebelah Ryan

“Aku tadi bisa nemuin kamu karena jam ini. Jam ajaib
inilah yang memberikan petunjuk arah dimana kamu
berada. Trus cara kita keluar ya pakai petunjuk dari jam ini”
kata Ryan sambil menunjukkan jamnya itu.

“Oh… keren juga jam kamu itu ya, yaudah sekarang


ayok kita keluar” kata putri

Ryan pun kemudian membuka jamnya yang masih


menampilkan denah dari gua tersebut. Ryan dan putri pun
kemudian berjalan mengikuti arah yang ditunjukkan oleh
jam itu. Diperjalanan, Ryan kemudian menanyakan alasan
putri bisa masuk kedalam gua itu. Putri kemudian
menceritakan alasan dia bisa masuk kedalam gua ini.

Putri ini sebenarnya sedang berusaha mencari


sejarah tentang kedua kekaisaran yang dahulu bersatu.
Namun ayahnya melarangnya untuk melakukan itu.
Akibatnya, putri selalu melakukan ini dengan cara sembunyi

145
sembunyi. Putri yang tertangkap pada saat awal mereka
bertemu juga karena ia sedang mencari informasi tersebut.

Pada saat itu putri masuk ke wilayah kekaisaran


sebelah dan ternyata terlihat oleh penjaga dari kekaisaran
tersebut. Ia ditangkap dan akan dibawa keistana untuk
dihukum. Untunglah Ryan datang saat itu juga. Dengan
sedikit informasi yang putri dapatkan, ia megetahui kalau
terdapat sebuah gua yang digunakan oleh nenek moyang
mereka dahulu sebagai tempat bersembunyi. Konon katanya
didalam gua ini terdapat sebuah catatan mengenai sejarah
tersebut. Tapi putri tidak berhasil menemukannya.

Sambil bercerita cerita tak terasa Ryan berhasil


keluar dari gua itu. Baru saja Ryan keluar dari gua itu
ternyata sudah ada beberapa orang pengawal istana dan
sang kaisar yang sudah menunggu mereka.

“Ah itu dia putriku…!” kata sang kaisar yang segera


mengejar si putri dan memeluknya

“Ah ayah… jangan gitu dong, aku kan malu sama


Ryan” kata si putri

“Ah iya Ryan…! Kamu berani ya melanggar perintah


saya!” kata sang kaisar dengan nada yang lebih tinggi

146
“Tapi baguslah kamu berani melawan saya, kalau
tidak mungkin kami tidak bisa melihat putri lagi” kata sang
kaisar yang langsung berubah menjadi gembira

“Fyuh… untunglah, kirain tadi aku bakalan dihukum


pancung karena melanggar perintah kaisar”

“Siapa yang bilang tidak!” kata sang kaisar

“HAH…!?”

“HAHAHA tidak tidak kok, saya hanya bercanda.


Enggak mungkin kan orang yang berhasil menyelamatkan
putriku bakalan aku hukum”

“Aduh ayah bercandanya jelek. Lagipula gimana cara


ayah bisa tau kalau aku ada disini?” tanya si putri

“Sebenarnya ayah sudah melihat gerak gerik si Ryan


sejak awal ia keluar dari istana. Ayah melarangnya hanya
untuk mencari tahu seberapa berani dirinya. Ternyata ia
berhasil mengalihkan perhatian penjaga gerbang dan
berhasil kabur. Saat itu juga ayah menyuruh pengawal istana
mengikuti si Ryan. Lalu ketika mereka melihat Ryan masuk
kedalam gua, mereka langsung memberitahukan hal itu
kepada ayah. Jadinya ayah segera pergi kesini. Tadinya ayah

147
mau menyuruh orang orang ini untuk menyusuri gua, tapi
ternyata kalian sudah keluar. Syukurlah kalian berdua
berhasil keluar dengan selamat” jelas sang kaisar

“Nah sekarang ayah mau nanya balik ke kamu, kamu


ngapain kok bisa sampai masuk kedalam gua ini?”

“Eh itu… tadi aku lagi jalan jalan dihutan, trus tiba
tiba ada serigala yang ngejar aku, jadinya aku lari trus masuk
kedalam gua ini deh. Eh… tau Taunya aku malah tersesat
didalam gua ini” kata putri berusaha menutupi perbuatan
yang sebenarnya ia lakukan

“Oh… jadi tadi serigala yang aku temuin itu serigala


yang ngejar kamu ya” kata Ryan sambil berusaha membuat
raja percaya terhadap kebohongan si putri

“Eh.. i.. iya, trus kamu apain serigalanya” kata putri


yang belum sadar kalau Ryan sedang berusaha
membantunya

“Aku usir aja dia pakai obor, kan serigala takut sama
obor. Dia mungkin masih ada didalam gua sekarang ini tapi
entah dimananya aku enggak tau. Untunglah dia enggak
ketemu sama kamu” kata Ryan yang terus membuat cerita
putri terdengar lebih nyata

148
“Oh… jadi begitu. Sudahlah yang penting sekarang ini
kamu udah selamat. Ayo kita pulang ke rumah” kata kaisar
mengajak putri pulang

“Baiklah ayah, hayuk Ryan kita pulang” kata putri


yang kemudian pulang menaiki kuda

Setibanya mereka didepan istana, Ryan tiba tiba


teringat dengan ajakan dari kekaisaran sebelah untuk
datang hari ini. Ryan yang mau pergi ragu karena tidak
mungkin kalau saat ini juga ia keluar tiba tiba. Akhirnya ia
tetap duduk hingga sampai kedalam istana. Saat turun Ryan
langsung bicara kepada si putri kalau dia harus mencari
banyak uang karena uangnya banyak terpakai saat didalam
gua tadi. Putri pun kemudian membiarkan Ryan pergi tanpa
ada rasa curiga sedikitpun.

Sang kaisar yang melihat Ryan pergi bertanya kepada


putri “Itu si Ryan kok pergi saja. Mau kemana dia?”

“Diam au nyelesaiin tugasnya dari jam itu. Semoga


saja itu bisa membuat kita damai lagi” kata si putri

“Oh begitu… semoga saja ramalan itu benar.


sudahlah, sekarang kamu cepat pergi mandi kemudian pergi
istirahat. nanti ayah akan suruh orang untuk pijitin badan

149
kamu” kata sang kaisar yang kemudian segera berjalan
kedalam istananya itu

Sementara itu Ryan bergegas pergi ke kekaisaran


timur. Ditengah perjalanan ia baru teringat kalau ia belum
mandi sejak dari dalam gua tadi. Ryan pun kemudian
mencari sungai terdekat untuk mandi. Setelah menemukan
sungai,Ryan kemudian membeli pakaian lain dari jamnya itu
sebelum masuk kedalam sungai. Setelah ia membeli pakaian,
Ryan kemudian melepaskan jamnya dan segera masuk
kedalam sungai. Dengan cepat ia menggosok gosok
badannya dan keluar dari sungai tersebut. Ia kemudian
mengenakan jamnya kembali dan mencari pakaian yang
sudah dipesannya itu. Kali ini pakaiannya itu berada
disebuah orang orangan sawah yang sudah tidak terpakai
karena tidak ada sawah disitu.

Setelah mengganti pakaiannya, Ryan kemudian


langsung bergegas pergi melanjutkan perjalanannya.
Sampailah Ryan ke istana dari kekaisaran timur itu. Ryan
langsung bergegas masuk kedalam gerbang dan masuk ke
istana. Disana awalnya ia dicegat oleh beberapa pengawal
istana, namun setelah Ryan mengatakan alasan ia kesitu
para pengawal itu kemudian segera memberikan jalan

150
kepada Ryan. Ryan lalu masuk kedalam istana itu dan segera
menemui kaisar. Ternyata sang kaisar sudah menantikan
kedatangan Ryan ke tempat itu.

“Selamat datang wahai Ryan” kata sang kaisar

“Untunglah kamu datang tepat waktu, karena aku


hampir saja menyuruh orang untuk ‘menjemputmu’. Nah,
sekarang saya mau memberikan kamu sebuah tugas
penyelidikan. Kamu akan pergi ke kekaisaran barat dan
mencari tahu orang yang beberapa waktu lalu memasuki
wilayah kami tanpa izin dan mencuri sebuah peninggalan
kami. Tugas kamu kali ini hanya menyelidiki, tak lebih dan
tidak kurang” kata sang kaisar

“Oh iya, satu lagi. Itu bukanlah tawaran, tetapi


perintah. Jadi, kalau kamu menolak berarti sama saja kamu
menentang saya yang juga berarti kamu akan dieksekusi
secara langsung” tambah sang kaisar yang membuat Ryan
menjadi gemeteran

“Ba.. baiklah yang mulia. Saya akan pergi ke daerah


barat. Saya izin pamit” kata Ryan terbata bata

Ryan pun kemudian pergi keluar dari istana lalu


pergi ke tengah pasar. Disana ia menemukan sebuah rumah

151
makan dan segera makan disana terlebih dahulu. Setelah
memesan makanan, Ryan memikirkan tindakan apa yang
harus dilakukannya saat ini.

“Hadeh… gimana ini… masa aku harus menghianati


kekaisaran putri sih. Padahal aku kan udah deket sama
mereka ,dan juga mereka semua pada baik lagi ke aku. Tapi,
kalau aku enggak melakukan perintah kaisar ini, bisa bisa
kepalaku nanti jadi hiasan di istana ini dah…! Hahhh…! Apa
yang harus aku lakukan!?”

“Ah iya, coba aku nyari nyari reward yang mungkin


bisa untuk menyelesain masalah ini nih” kata Ryan sambil
kemudian membuka menu untuk upgrade skill yang
dimilikinya.

Ternyata point yang dimilikinya juga sudah banyak


mengingat beberapa hari belakangan ini Ryan selalu
melakukan misi tetapi tidak pernah mengambil reward
sama sekali. Ia hanya fokus membeli barang menggunakan
uang yang ada didalam jam ini.

Pandangan Ryan pertama kali langsung melihat


kearah sebuah kotak berwarna emas yang bertuliskan
“Kekuatanmu akan berlipat ganda serta keberanianmu juga

152
semakin bertambah…,” Ryan pun seolah olah seperti
terhipnotis dengan tulisan itu. Ia seolah olah tidak dapat
mengendalikan dirinya untuk menekan tombol itu. Jari Ryan
perlahan lahan mulai mendekati layar jamnya itu. Makin
dekat, dan semakin dekat

“Woi Ryan…!” panggil seseorang dari belakang yang


menyadarkan Ryan dan membuatnya langsung menarik
jemarinya tersebut.

“Oh, hei Rifki. Kamu ngagetin aku aja” kata Rifki


sambil mematikan jam yang ada ditangannya itu.

“Lagian kamu tadi menung sih. Kamu udah ketemu


sama ayah?”

“Udah”

“Trus dia udah ngasih kamu misi?”

“Udah”

“Lah, terus kamu ngapain disini. Kalau aja ayah


menemukan kamu santai santai disini dia bisa marah loh”

“Aku baru juga duduk disini ki. Masa kaisar marah sih
kalau aku mau makan dulu”

153
“Oalah, jadi kamu belum makan toh. Yaudah silahkan
pesen aja, ntar biar aku yang bayarin. Ee… anu.. mbak, temen
saya mau pesan” kata Rifki memanggil pelayan restoran

Ryan lalu memesan makanan yang cukup mahal


karena ia tau kalau Rifki lah yang akan membayar
tagihannya. Setelah makanan datang, Ryan kemudian
melahap semua makanan itu. Dengan cepat, pring yang
tadinya berisi banyak makanan itu sekarang menjadi
kosong. Ryan kemudian hanya bisa duduk kekenyangan
sementara Rifki tertawa melihat ekspresi dari Ryan yang
sedang kekenyangan tersebut.

“Hahaha… makanya kalau makan itu jangan banyak


banyak, jadinya kekenyangan kan. Yaudah sekarang aku
mau bayar dulu trus ke istana. Kamu sekarang masih mau
duduk disini aja?” Tanya si Rifki

“Iya nih, kayaknya aku bentar lagi baru pergi deh”

“Hahaha… yaudah. Aku pergi dulu ya” kata Rifki


sambil kemudian membayar makanannya Ryan lalu keluar
dari restoran itu. Sementara Ryan masih terenggah enggah
karena kekenyangan.

154
“Sudahlah, lebih baik aku sekarang ambil reward
dulu aja. Hmm… kayaknya reward yang pertama ini belum
terlalu butuh deh, soalnya nanti aku kan mau nyamar
jadinya kekuatan belum perlu. Hmmm… yang mana ya?”
kata Ryan sambil kemudian menggeser geser jamnya
tersebut.

“Nah ini kayaknya bagus deh” kata Ryan sambil


memilih reward yang bertuliskan “Keahlianmu dalam
‘berbicara’ akan menigkat”.

Segera setelah Ryan menekan reward itu Ryan segera


pergi ke kekaisaran barat tempat putri berada. Diperjalanan
Ryan merasakan kalau perbuatan yang akan dilakukannya
ini salah. Ia berkali kali berhenti karena ragu untuk
melanjutkan tindakannya, tetapi ia kemudian jalan kembali.
Begitulah ia berkali kali hingga akhirnya pada suatu momen
Ryan merasa kalau tidak ada salahnya ia melakukan hal ini.
“Toh orangnya juga belum tentu putri kok” kata Ryan
didalam hatinya. Dengan langkah yang tegap Ryan
melanjutkan perjalanannya hingga sampailah ia ke istana
tersebut.

Ryan masuk kedalam komplek istana seolah olah


tidak ada yang terjadi. Dengan cepat Ryan berjalan kearah

155
istana dan mencari si putri. Ryan berjalan menyusuri Lorong
istana dan menuju kekamar si putri. belum sampai Ryan
kekamar putri, Ryan bertemu dengan pelayan yang
membersihkan kamar Ryan sebelumnya.

“Eh dek Ryan, kamu nyari putri ya?” kata pelayan itu

“Lah, kok tau sih. Iya nih, aku lagi nyari putri. mbak
tau dia lagi dimana”

“Tadi sih saya liat dia jalan ke perpustakaan. Ah… itu


dia” kata pelayan itu menunjuk kearah si putri yang sedang
berjalan kekamarnya

Putri yang melihat Ryan langsung memutar jalannya


dan segera menuju ke tempat Ryan sekarang.

“Lah kamu udah balik aja? Emm kita makan dulu yuk”
kata putri mengajak si Ryan makan lagi

“Eh tapi tadi aku udah makan dihtuan” kata Ryan

“Ah enggak apa apa ntar pesan minum aja. Yuk…”


paksa putri sambil menarik tangan Ryan dan membawanya
keluar dari istana meninggalkan pelayan itu

Mereka pun sampai ke sebuah restoran yang besar.


Disana putri memanggil pelayannya dan hanya memesan

156
minuman. Tentu saja Ryan terkeju karena tadi putri terlihat
sangat lapar dan setibanya disini malah hanya memesan
minum saja. Ryan tidak menanyakan hal itu dan ikut
memesan minuman

“Eh, kamu tau tidak?” kata si putri

“Enggak”

“Lah aku kan belum ngomong apa apa”

“Hehe, iya iya . tau apaan?”

“Aku merasa ada yang aneh dengan lingkungan


disekitarku saat ini”

“Aneh gimana put?”

“Enggak tau, aku cuman ngerasa ada penyusup


diistana ini, tapi aku enggak tau siapa orangnya”

“Lho, kok kamu bisa berpikir seperti itu? Emangnya


ada hal aneh apa sih

“Hal aneh sih aku belum menemukannya sih, tapi aku


cuman merasa ada hal hal yang janggal terjadi beberapa hari
ini. Seperti katanya orang orang melihat ada seseorang yang
berlari di atas istana sambil mengenakan jubah hitam dan

157
menghilang begitu saja. Selain itu beberapa kali juga penjaga
mendengar ada suara suara dari dalam perpustakaan pada
malam hari”

“Jadi kamu bilang tempat ini ada hantunya?” kata


Ryan sambil memasang ekspresi takut

“Ya enggak lah, hantu itu kan enggak ada. Aku curiga
kalau kekaisaran timur mengirimkan orang untuk mencari
kelemahan kita”

“Trus, sejak kapan ini semua terjadi?”

“Hmm… sejak diputuskannya hari pertemuan antara


kedua kaisar yang akan dilaksanakan ditengah hutan besok
hari. Eh tunggu bentar..! pertemuannya besok ya? aduh…”

“Sepertinya kekaisaran timur merencanakan


serangan pada saat pertemuan tersebut nih” kata Ryan di
dalam hatinya

“Lebih baik sekarang kamu kasih tau kaisar untuk


meningkatkan penjagaan untuk besok deh. Kita harus
mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi”
kata Ryan kepada putri

158
“Begitu ya, baiklah nanti aku bilang ke kaisar deh. Oh
iya, hampir saja aku lupa. Kita ke perpustakaan yuk, ada
sesuatu yang mau aku tunjukkin ke kamu”

“Hah? Apaan?”

“Sudahlah, nanti kamu juga bakalan tau”

Mereka berdua pun kemudian segera berlari kearah


perpustakaan. sesampainya disana, putri langsung menutup
pintu perpustakaan itu rapat rapat dan mengambil sebuah
buku yang terlihat sudah sangat tua. Buku itu terlihat seperti
sebuah kitab yang berisi tulisan tulisan yang tidak bisa Ryan
baca.

“Jadi, buku ini aku curi dari perpustakaan istana


timur yang membuat aku tertangkap pada saat kita bertemu
itu. Tapi sayangnya aku enggak ngerti apa maksud dari
tulisan ini. Oh iya, satu lagi. Kamu bisa jaga rahasia ini kan.
Ayahku aja tidak tau lho kalau aku mencuri buku ini”

“Bisa kok!” kata Ryan tanpa ragu sama sekali

Namun, ketegaran yang muncul dimulutnya itu tidak


terjadi didalam dirinya. Ia langsung merasa takut ketika apa
yang sejak awal ia takutkan menjadi kenyataan. Mau tidak

159
mau Ryan harus memilih, untuk mengkhianati putri atau
mengorbankan nyawanya sendiri. Otak Ryan menerima
terlalu banyak tekanan namun Ryan tetap berusaha tenang.
Hingga tiba tiba terlintas dipikiran Ryan.

“Lah iya juga ya, aku kan bisa saja tetap hidup tetapi
tidak harus membuat putri kecewa karena aku khianati. Aku
tinggal beli aja asap yang bisa buat tidur dari jam ini trus
melemparnya disini seolah olah ada orang asing yang datang
trus ketika putri tertidur aku tinggal ambil buku itu dan
menyembunyikannya diluar deh trus aku tinggal balik lagi
kesini dan pura pura membangunkan si putri deh” pikir
Ryan yang merencanakan sebuah pengkhianatan
tersembunyi

Ryan pun kemudian menjalankan rencananya itu. Ia


dengan sembunyi sembunyi membeli sebuah bom tidur dari
jamnya. Setelah dibelinya jam itu ia kemudian berjalan
mengelilingi perpustakaan itu untuk mencari bom yang
dibelinya itu. Setelah berhasil menemukan bom itu diantara
buku buku, Ryan berjalan kembali ketempat putri duduk
tadi

“Gimana, dah ketemu buku yang kamu cari?” tanya


putri tanpa rasa curiga

160
“Enggak put, kayaknya buku yang aku cari itu enggak
ada diduniamu ini” kata Ryan sambil kemudian duduk
disebelah putri kembali

Ryan pun kemudian melanjutkan deretan


rencananya. Ia mengambil sebuah bom itu dan dengan satu
tarikan panjang, Ryan melemparkannya kelantai. Bom itu
mengeluarkan asap yang membuat putri tertidur. Ryan juga
kemudian berpura pura tertidur untuk meyakinkan putri
sudah terkena efek dari asap itu. Setelah Ryan merasa si
putri sudah tertidur pulas, ia kemudian mengambil buku itu
dan berlari keluar dari perpustakaan itu sambil. Ia kemudian
meletakkan buku itu didekat pohon diluar istana. Segera
Ryan berlari kembali kedalam perpustakaan dan
melancarkan rencana keduanya.

“Hei putri… hei bangun…!” kata Ryan sambil


menggoyang goyangkan badan si putri

“Hah?! Apa yang terjadi disini” teriak putri ketika


terbangun dari tidurnya

“Uhuk uhuk… aku juga enggak tau, tapi sepertinya


kecurigaanmu itu benar. buku itu diambil oleh seseorang

161
dan sepertinya ia mneggunakan gas tidur untuk
mengelabuhi kita” kata Ryan sambil berpura pura syok

“Tidaaak! Kita harus kasih tau aya-. Eh sepertinya


tidak usah. Kalau aku kasih tau berarti sama saja aku
membongkar rahasia aku dong. Haaaah…….!” Teriak putri
yang merasa geram bercampur sedih

“Sudahlah, sekarang lebih baik aku kekamar dulu,


biarkan aku sendirian. Kamu juga sekarang kerjain aja misi
dari jam itu. Cepat damaikan kami” kata putri sambil
kemudian berlari keluar dari perpustakaan

“Eh.. putri tunggu… ah sudahlah, sekarang aku harus


pergi ke istana timur nih. Harus cepat cepat” kata Ryan
sambil kemudian keluar dari perpustakaan sambil segera
pergi mengambil buku itu dan menuju ke kekasiran timur itu

Namun ditengah perjalanan Ryan tiba tiba


merasakan sesuatu bergetar dari jamnya. Ia kemudian
melihat jam itu dan terdapat tulisan special ability now can
be used again. Namun lagi lagi karena Ryan sama sekali tidak
paham bahasa inggris ia hanya membiarkan pemberitahuan
itu dan melanjutkan perjalanannya.

162
Setibanya ia di istana timur, Ryan langsung pergi
menemui kaisar di ruangannya dan memberitahukan carita
yang agak dimanipulasikannya.

“Sore yang mulia. Saya berhasil menemukan buku ini


didalam perpustakaan, tetapi aku tidak tahu siapa yang
mengambilnya dari perpustakaanmu itu” kata Ryan
menjelaskan cerita bohong kepada kaisar tersebut

“Oh… seperti itu. kalau begitu sini buku itu saya mau
menaruhnya kembali” kata sang kaisar

“Ini dia yang mulia” kata Ryan

“Hmm… emang hebat kamu ini ya. padahal tadi saya


cuman nyuruh kamu mengawasi tetapi kamu bahkan
berhasil mengambil buku dari perpustakaanya. Hebat
hebat…” kata sang kaisar sambil berbalik badan

“Nah sekarang, saya ada tugas terakhir untuk kamu”


kata sang kaisar

“Apa itu yang mulia” tanya Ryan dengan berani

“Tidak terlalu sulit, kamu hanya saya mintak untuk


tidak melawan”

163
“Maksud anda yang mulia?” tanya Ryan dengan rasa
agak curiga

Belum selesai Ryan bertanya, beberapa pengawal


istana sudah datang mengepung Ryan dan segera
menangkapnya. Ryan yang merasa kebingungan hanya bisa
tunduk dengan apa yang dilakukan oleh para pengawal itu.

“Dengar ya Ryan. Kamu pikir kamu sangat pintar


untuk menipu saya. Saya ini memiliki berbagai intel yang
tersebar diberbagai penjuru. Bahkan orang yang berada
didekatmu saja merupakan seorang intel. Kamu mau tau
siapa dia?” tanya sang kaisar yang kejam itu kepada Ryan

Dari belakang kaisar itu berjalan seorang wanita


yang bertubuh tinggi dan mengenakan jubah seperti yang
dilihat oleh putri dan Ryan pada malam sebelum ia mencari
putri ke gua. Tak lain dan tak bukan orang itu adalah pelayan
dari kekaisaran barat. orang yang terlihat sangat ramah
yang ternyata merupakan pengkhianat. Dugaan putri
tersebut ternyata bukanlah mengarah ke Ryan, tetapi
kepada pelayan tersebut. Alasan putri membawa Ryan ke
restoran juga ternyata karena saat itu Ryan bertemu dengan
pelayan tersebut.

164
“Bagaimana…? merasa kalau perbuatan yang kamu
lakukan itu kesalahan besar? Kamu memang mungkin
pandai berkata kata, tetapi itu tidak akan berhasil kepada
saya. Kamu tadi mengatakan kalau menemukan buku
peninggalan kami yang hilang, padahal saya tidak
mengatakan kalau barang yang hilang itu adalah buku. Satu
lagi, ketika kamu bilang buku ini dicuri dari perpustakaan.
kami saja bahkan tidak mengatakan kalau benda itu dicuri
dari dalam perpustakaan” kata sang kaisar dengan
mengintimidasi si Ryan

“Hehehe… jadi, bagaimana rasanya terjebak dengan


kata kata sendiri. Kesal, marah, atau malah sedih. Sekarang
semua itu tidak penting karena kamu sekarang akan masuk
kedalam penjara bawah tanah. Cepat bawa dia!” perintah
sang kaisar kepada pengawalnya

“SIAP YANG MULIA!” sorak para pengawal itu sambil


kemudian membawa Ryan ke ruang bawah tanah

165
BAB 8
AKHIR!?

elap, jelek, lusuh, lembab, bau, semua itu bergabung

G menjadi satu ketika Ryan mulai menuruni tangga


menuju penjara bawah tanah. Otak Ryan disaat itu
tidak bisa menerima kenyataan kalau pengkhianatannya
malah dikhianati kembali oleh kekaisaran timur ini. Ryan
hanya bisa menyesal dan menyesal saat ia dibawa kedalam
penjara bawah tanah. Setelah beberapa anak tangga dituruni
dan beberapa Lorong dilewati, sampailah mereka didepan
sebuah pintu yang terbuat dari baja dan tidak ada ventilasi
udara sedikitpun dari depan. Ryan pun kemudian dipaksa
untuk masuk kedalam ruangan itu. Segera setelah Ryan
masuk kedalam ruangan itu pintunya langsung ditutup
dengan rapat dan mereka langsung meninggalkan Ryan
sendirian ditempat yang gelap itu.

Sedih, marah, cemas, semua itu mengalir dibadan


Ryan pada saat ini. Ia sangat menyesali perbuatannya yang
telah menkhianati temanya sendiri hanya karena ancaman

166
dari kaisar brengsek itu. Sekarang, Ryan hanya bisa
terduduk diam di dalam penjara itu sambil menunggu
ajalnya karena tempat itu sama sekali tidak didesain untuk
membuat orang bertahan hidup.

“Hadeh… kenapa semuanya malah runyam gini sih,


padahal tadi aku kan tinggal bilang kebenarannya saja ke si
putri. aku harusnya tidak mengkhianati temanku hanya
demi orang yang tidak dikenal. HUAHHH!!!” teriak Ryan
didalam penjara itu

“Ah sudahlah, semuanya juga udah selesai sekarang.


Aku tinggal nunggu oksigen disini habis trus mati dengan
tersiksa deh. Hehehe sepertinya agak lucu ya
membayangkan kalau kita tau kita akan mati tapi tidak tau
haru ngapain.he.. he.. he” kata Ryan yang sepertinya otaknya
itu sudah mulai kekurangan oksigen sehingga Ryan menjdi
sedikit gila

Tiba tiba Ryan merasakan getaran dari tangannya itu.


Ternyata jam yang ia gunakan mengeluarkan sebuah
pemberitahuan kalau terdapat reward terbatas yang belum
diambil oleh Ryan. Ryan pun kemudian menekan tombol itu
dan kembali ditampilkan menu reward. Di paling atas masih
terdapat sebuah kotak yang tadi dilihat oleh Ryan.

167
Kali ini Ryan tanpa ragu ragu menekan pilihan itu
dengan cepat. Entah apa yang ada diotaknya sehingga ia
dengan cepat menekan reward itu. Segera setelah Ryan
menekan kotak itu muncul sebuah peringatan yang
bertuliskan apakah engkau yakin dengan pilihanmu ini?
Ryan yang saat itu sudah mulai hilang kesadaran hanya
menekan nekan tombol yes. Peringatan itu terus
bermunculan.

Ingatlah, setiap perbuatan yang kamu lakukan akan


ada konsekuensinya. Jika kamu siap menerima konsekuensi
dari ini maka tekanlah tombol ‘yes’. Tulisan itu sayangnya
tidak dibaca oleh Ryan karena oksigen didalam otaknya
hampir habis sehingga ia tidak bisa berfikir dengan jernih,
namun tepat sebelum Ryan pingsan, ia berhasil menekan
tombol yes di jamnya itu yang berarti rewardnya itu berhasil
diambil.

“Hah… dimana aku sekarang ini? Apa aku berada di


alam kematian” kata Ryan ketika ia terbangun dari tidurnya

“Dih… kok aku enggak mati sih, padahal kan oksigen


disini seharusnya sudah tidak ada lagi. Apa yang terjadi
disini “ kata Ryan

168
Ryan pun kemudian melihat jamnya dan ternyata
masih menunjukkan pukul 20.37. Ryan pun kemudian
kembali memastikan ia sekarang ini sedang dimana karena
ruangan itu sangatlah gelap dan bahkan Ryan tidak tahu apa
yang ada didepannya.

“Ah iya, kalau enggak salah tadi aku menekan sebuah


reward dari jam ini, coba liat ah” kata Ryan sambil kemudian
membuka menu reward dari jam itu.

Ternyata memang benar, Ryan sudah mengambil


reward yang katanya membuat Ryan menjadi lebih kuat.
Tapi anehnya, dibawah kotak itu terdapat sebuah tulisan
urgent quest (0/1). Ryan perlahan mulai menyadari kalau
saat ini entah bagaimana ia tidak mati dan masih berada
didalam penjara. Ryan juga teringat kalau tadi terdapat
tulisan special ability sebelum Ryan masuk ke dalam istana.

“Maksud special ability ini apaan ya? atau..! jangan


jangan inilah yang membuat aku tidak terlihat pada saat aku
pertama kali ketemu sama si putri. kalau iya sepertinya aku
bisa menemukan cara untuk keluar dari tempat budukan ini
nih” kata Ryan yang kemudian menyusun strategi untuk
keluar dari penjara itu

169
Ryan kemudian membuka menu shop dan membeli
sebuah linggis untuk membuka pintu tersebut. Selain itu
Ryan juga membeli sebuah korek api dan beberapa tumpuk
kayu untuk penerangan. Ryan juga membeli sebuah pisau
yang rencananya akan ia gunakan untuk membalaskan
dendamnya. Setelah Ryan membeli itu tiba tiba ia baru
teringat kalau segala hal yang dibelinya itu tidak bisa
langsung muncul begitu saja. Ryan pun kemudian hanya
berjalan ketepi tepi dari ruangan itu berharap menemukan
barang barang yang dibelinya tersebut.

“Bruk…! Aduh, apaan nih” kata Ryan yang merasakan


kakinya tersandung dengan sebuah peti. Ternyata semua
barang barang itu berada didalam peti itu.

“Baiklah…, sekarang waktunya aku membuat


rencana pelarian” kata Ryan sambil kemudian menyalakan
api untuk menerangi ruangan itu dan kemudian membuat
rencana untuk pelariannya

Beberapa jam kemudian

“Hoahmm… ah sepertinya sudah tegah malam,


sekaranglah waktunya aku kabur. Semoga aku menjadi lebih
kuat seperti yang dikatakan oleh jam itu” kata Ryan sambil

170
kemudian mengambil linggis dan mencongkel pintu
tersebut

“Hiyaaa….! Eh… buset, masa ditekan dikit doang pintu


ini langsung kebuka sih. Wah... ini mah kuatnya keterlaluan.
Baiklah sekarang mari kita keluar. Ngomong ngomong cara
activin special ability tadi gimana ya? atau jangan jangan
nanti aktif sendiri hmm?” kata Ryan sambil berjalan jalan
keluar dari tempat itu.

Saking fokusnya Ryan melihat jam itu sampai sampai


ia tidak sadar kalau didepannya tiba tiba muncul seorang
penjaga istana. Karena terkejut Ryan tiba tiba terjatuh.
Namun anehnya penjaga itu hanya melewati Ryan seolah
olah tidak ada orang didekatnya. Ryan pun kemudian
melihat jamnya dan terdapat tulisan special ability activated.
Ryan pun dengan cepat bangkit dan segera keluar dari
bawah tanah. Ia pun kemudian segera lari dan keluar dari
istana itu tanpa ketahuan.

Dengan cepat Ryan segera berlari menyusuri hutan


ditengah malam yang sangat gelap. Untungnya Ryan tadi
membeli kayu dan korek sehingga Ryan bisa membuat obor
sebagai penerangan. Ryan pun kemudian memutuskan
untuk kembali ke kekaisaran barat. Namun dengan cepat ia

171
mengurungkan niatnya itu karena ia teringat dengan kata
kata kaisar Aslan bahwa ia memiliki banyak mata mata
dipenjuru kota ini. Ryan pun kemudian berbelok dan
memutuskan untuk bermalam didalam gua tempat putri
tersesat sebelumnya. Begitu Ryan sampai disana, ia
langsung masuk kedalam dan menyalakan api unggun
kemudian tidur

“Hoahm… eh udah pagi atau belum nih” kata Ryan


yang terbangun dari tidurnya.

“Jam 8.30 ya… hmmm… HAH ?! udah jam setengah


Sembilan. Waduh gimana ini, aku belum buat rencana untuk
nyelamatin putri lagi, mana aku enggak tahu lokasi
pertemuannya dimana juga. Lebih baik aku sekarang cepat
keluar kemudian membersihkan diri di sungai”

Segera setelah keluar, Ryan melihat banyak prajurit


yang tengah mengamankan jalan. Sepertinya jalan ini akan
dilewati oleh kedua kaisar itu menuju tempat pertemuan. Ia
kemudian dengan pelan keluar dari dalam gua itu karena
takut ketahuan tetapi tiba tiba salah seorang prajurit
melihat kearahnya. Sontak Ryan terkejut karena mengira

172
dirinya ketahuan. Tapi anehnya mereka masih tidak melihat
Ryan. Sepertinya efek dari special ability itu belum hilang.

Dengan cepat Ryan pun kemudian segera


membersihakan badannya disungai lalu kembali masuk
kedalam gua tersebut untuk merencanakan sebuah
serangan balik terhadap kaisar Aslan. Ryan pun kemudian
membuat rencana lain yang sangat matang dan kemudian
bersiap untuk melaksanakannya.

Segera setelah Ryan selesai membuat rencananya itu,


Ryan langsung mengenakan jubahnya itu dan langsung
berjalan keluar dari gua itu. Ia berjalan melewati para
prajurit yang mengawal jalan itu tanpa ketahuan. Ryan
kemudian menunggu kereta yang digunakan oleh kaisar
Aslan lewat dan akan langsung menyerangnya saat itu juga

Setelah beberapa saat menunggu, lewatlah beberapa


orang dari kekaisaran barat dan kemudian lewat juga putri
bersama ayahnya ditengah dari barisan pengawalan
tersebut. Putri sepertinya sudah memberitahukan ayahnya
untuk memperketat penjagaannya.

Setelah orang orang dari kerajaan barat lewat tidak


ada lagi tanda tanda akan lewat orang lain di tempat itu. Para

173
prajurit itu juga terlihat mulai meninggalkan tempat itu.
Sadar kalau jalan ini tidak dilewati kaisar Aslan Ryan pun
kemudian berlari mengejar rombongan kekaisaran barat
tadi. Saat berlari Ryan merasakan kalau nafasnya malah
lebih pendek daripada biasanya. Selain itu Ryan juga jadi
cepat lelah.

Setelah berhasil mengikuti rombongan itu, Ryan


akhirnya sampai ke sebuah Gedung tua yang berada
ditengah hutan. Didepannya terdapat reruntuhan patung
yang terlihat seperti sedang berjabat tangan. Sepertinya
Gedung ini adalah tempat pertemuan antara kedua kerajaan
saat dulu terjadi pemersatuan wilayah. Tak lama kemudian,
rombongan dari kekaisaran timur juga sampai bersama
kaisar Aslan dan juga anaknya, Rifki. Mereka semua pun
masuk kedalam Gedung itu yang seketika pintu masuknya
langsung dijaga oleh beberapa prajurit dari masing masing
kekaisaran.

Ryan kemudian berjalan masuk kedalam Gedung itu.


Namun, tiba tiba jam di tangan Ryan tiba tiba bergetar dan
menampilkan sebuah tulisan CRICTICAL MISSION. Ryan
awalnya hanya mengabaikan misi itu, namun ternyata jam
tangan Ryan itu terus bergetar dan tidak pernah berhenti.

174
Tentu saja hal itu membuat bingung Ryan karena selama ini
jamnya tidak pernah bergetar sehebat ini.

Dengan terpaksa Ryan harus membuka misinya


tersebut. Setelah misi itu dibuka, angina disekitar tempat itu
segera bertiup kencang. Muka Ryan langsung pucat dan
tangannya langsung gemeteran. Ia yang tadinya dengan
berani melangkah menjadi terduduk melihat misi yang
diberikan oleh jamnya itu. Bagaimana tidak, tulisan dari jam
itu berbunyi “KAMU SUDAH SAMPAI PADA PENGHUJUNG
MISI, SEKARANG SELESAIKANLAH SEMUANYA DENGAN
PISAU YANG ADA DISAKUMU ITU. TIDAK ADA LAGI YANG
NAMANYA TEMAN, LAWAN ATAUPUN PACAR. KAMU HARUS
MERUBAH SEMUA ITU MENJADI SATU YAKNI ‘MAYAT!’. JIKA
TIDAK DILAKSANAKAN KONSEKUENSI YANG KAMU TERIMA
ADALAH KEMATIAN YANG PALING MENYIKSA BAGIMU”

Dengan wajah yang sangat cemas dan pucat Ryan


masih tidak bisa mempercayai apa yang baru saja ia lihat.
Jam itu memberikan dua buah pilihan yang tidak ada bagus
bagusnya. Namun Ryan harus tetap melaksanakan misi yang
diberikan oleh jam itu. Setelah membulatkan tekad, Ryan
kembali berdiri dan segera masuk kedalam ruangan itu.

175
Didalam, terlihat kalau kedua kaisar itu sedang
duduk ditengah ruangan didampingi dengan anak mereka
masing masing. Setiap penjuru terdapat banyak prajurit
yang terlihat siap untuk menyerang kapan saja. Selain itu
Ryan juga bisa melihat kalau prajurit dari pihak timur
terlihat dipersenjatai dengan senjata yang lebih lengkap.
Sepertinya mereka memang akan melakukan penyerangan.

Ryan yang saat ini masih belum bisa dilihat oleh


siapapun berjalan mendekat ketempat perundingan antara
kedua pemimpin tersebut. Ia tidak bertindak gegabah dan
lebih memilih untuk menunggu serangan pertama dari
pihak timur kepada kaisar dari barat. Segera setelah
serangan itu terjadi maka barulah Ryan nanti mulai
melakukan eksekusinya

Dengan perlahan Ryan berjalan menuju tempat itu


hingga sampailah Ryan tepat dibelakang kedua perwakilan
kekaisaran barat itu. Ryan kemudian mengeluarkan kedua
pisaunya dan bersiap untuk menikam kedua orang itu dari
belakang.

“Cara damai ya… sepertinya kita tidak bisa


melakukan hal itu” kata sang kaisar timur

176
“Mengapa tidak bisa” kata sang kaisar barat

“Hmm… bagaimana aku memulainya ya? jadi begini,


sepertinya salah seorang anggotamu itu melakukan sebuah
pelanggaran yang berat terhadap perjanjian tertulis kita.
Siapa ya kira kira… hmmm… ha iya dia adalah putrimu itu.
Dia mencuri sebuah buku peninggalan nenek moyang kami
dari dalam perpustakaan kami. Menurutku itu merupakan
pelanggaran berat antara perjanjian kita”

“Apa maksudmu itu”

“Maksud saya itu, putri anda itu adalah penghianat


dan secara tidak langsung anda juga merupakan seorang
penghianat. Dunia kita ini tidak menerima adanya
penghianat, oleh karena itu saya yang akan mewakili dunia
ini untuk menghabiskan penghianat” kata sang kaisar Aslan

DUAR…! Terdengar suara tembakan yang tepat


mengenai jantung dari kaisar barat tersebut

“HAHAHA… sekarang waktunya bagiku untuk


menguasai dun-“

“JLEB…” kedua tusukan itu berhasil mendarat kepada


sasaran yang tepat.

177
“ ka… kamu… mengapa bisa di.. disini” kata sang
kaisar Aslan yang sedang sekarat kepada udin yang daritadi
menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan
serangannya.

“Kau tau, spertinya inilah yang harusnya kita


namakan dengan CHEKMATE” kata Ryan kepada sang
kaisar.

Melihat kedua pemimpinnya terbunuh, kedua


prajurit itu langsung saling menyerang satu sama lainnya.
Kali ini dibawah sana hanya tersisa Ryan dengan tangannya
yang penuh dengan darah dan putri yang wajahnya terlihat
sangat ketakutan. Ryan kemudian mencabut pisau dari leher
kedua orang tadi dan bersiap untuk menyerang si putri

“Si… siapa kau ini…! Mengapa kamu melakukan


semua ini…!” teriak si putri yang masih belum menyadari
kalau orang yang ada didepannya itu adalah Ryan

Ryan kemudian mendekati putri dengan perlahan


dan semakin dekat. Putri hanya bisa berjalan mundur
perlahan lahan hingga ia mentok pada sebuah tembok
dibelakangnya. Kali ini ia tidak bisa pergi kemana mana lagi.
Ryan yang masih menutupi wajahnya semakin mendekat ke

178
putri. akhirnya Ryan pun berdiri tepat didepan putri yang
sangat ketakutan tersebut.

Diangkatnya tangan kanannya dan dipegangnya pipi


dari si putri itu oleh Ryan sambil kemudian berkata
“MAAFKAN AKU PUTRI” medengar suara itu muka putri
yang pucat itu langsung menghilang. Wajah takutnya tiba
tiba berubah menjadi senyuman. Namun air matanya
mengalir dengan derasnya.

“JLEB” tusukan pisau yang tajam itu menembus


jantungnya yang membuat darah banyak bercucuran.
Tempat itu kini berubah menjadi kolam yang terisi penuh
dengan darah. Ryan tidak bisa menahan air mata setelah
melepaskan serangan kepada orang yang sangat
disayanginya itu. Apalagi disaat saat terakhirnya itu, putri
sempat sempatnya mengatakan “OH TERNYATA KAMU,
SELAMAT TINGGAL YA” sambil memasang muka gembira
yang bercampur dengan perasaan sedih.

Ryan menemukan sebuah buku catatan kecil dari


baju si putri itu. Belum sempat Ryan membacanya ternyata
dibelakangnya beberapa prajurit dari kedua kubu
bergabung untuk mengejar si Ryan, sontak Ryan kemudian
reflex berlari meninggalkan jasad orang orang yang

179
dicintainya itu. Jam tangannya lagi lagi bergetar hebat.
Ketika dilihat, kali ini terdapat tulisan teleport back Ryan
kemudian segera menekan tombol itu dan tiba tiba
semuannya berubah menjadi gelap.

Ryan kemudian membuka kedua matanya dan


ternyata, saat ini ia sedang berdiri didekat perpustakaan di
kotanya. Ditangannya terdapat sebuah belanjaan dan
sebuah buku kecil yang tadinya diambil dari jasad putri. Air
mata Ryan tak henti hentinya berhenti mengalir. Ia hanya
bisa menggenggam buku kecil yang bersimbah darah itu.
Penyesalan itu tak henti hentinya muncul didalam hati Ryan.
Namun, itu semua dengan cepat berlalu. Ryan kemudian
bangkit dan langsung berjalan ke rumahnya. Setibanya Ryan
didepan rumah lamanya itu tamapk ekspresi mukanya yang
terlihat tidak senang.

“Hadeh... aku harus balik ke rumah tua ini lagi deh.


Males bener dah” kata Ryan sambil kemudian masuk
kedalam rumahnya itu

“Eh bentar, aku kan udah beberapa hari enggak


pulang, kira kira ibu bakalan marah nggak ya? Aku harus
ngomong apa nih ke ibu. Ah persetan lah yang penting

180
sekarang aku mau tidur dulu” kata Ryan sambil kemudian
masuk kedalam rumahnya

“Ibu… aku pulang”

“Eh, Ryan udah pulang ya. Mana garam yang kamu


beli itu” kata ibu dengan nada yang ramah seperti biasanya

“Lah kok ibu enggak marah sih, padahal aku kan


enggak pulang berhari hari” kata Ryan didalam hatinya.

“Belanjaan yang mana bu?” tanya Ryan

“Lah, kok kamu lupa sih. Tadi ibu kan nitip beli garam
ke kamu. Trus itu yang didalam kantong itu apaan” kata ibu
sambil menunjuk kantong plastik yang daritadi Ryan pegang

“Eh… oh iya. Hehehe… Ryan tadi cuman bercanda


kok. Ryan cuman mau ngeliat ekspresi ibu pas kaget kayak
apa” kata Ryan sambil membohongi ibunya sendiri

“Dasar kamu ini Ryan. Sudahlah sekarang kamu


mandi dulu sana trus bajunya dicuci” kata ibu

“Lah iya, baju aku kan.. loh kok baju aku tukar sih.
Trus semua baju itu kemana dong” kata Ryan didalam
hatinya

181
“Nanti aja deh bu, aku mau tidur dulu bentar” kata
Ryan sambil berjalan kekamarnya

“Tapi kamu harus nyuci ba-“ belum selesai ibu


berbicara Ryan sudah menutup pintu kamarnya “-ju… apa
yang terjadi sama anakku seih, kok dia kayaknya berbeda
sih. Ah paling cuman perasaanku aja” kata si ibu sambil
kemudian melanjutkan pekerjaan dapurnya

“Hadeh… aku udah enggak bisa menikmati kasur


yang nyaman lagi deh. Oh iya, sepertinya sekarang aku udah
cukup tegar nih untuk buka buku si putri nih.” Kata Ryan
sambil kemudian membuka buku kecil itu

Baru saja dibuka, mata Ryan lagi lagi tergenang oleh


air. Ia langsung teringat kembali dengan masa masa
indahnya bersama putri yang lenyap begitu saja. Namun,
Ryan langsung menyapu air matanya itu dan melanjutkan
membaca buku itu.

Buku itu ternyata berisi tentang penelitian yang putri


lakukan selama ini. Ternyata alasan mengapa putri itu
mencuri buku milik kekaisaran timur adalah untuk mencari
tahu tentang legenda didunia itu yang mengatakan kalau
dahulu kedua kekaisaran itu berhasil disatukan oleh

182
seseorang yang mengenakan jam tangan seperti yang
dikenakan oleh Ryan. Alasan putri tersesat didalam gua
sebelumnya juga dikarenakan ia ingin mencari sejarah
mengenai hal itu yang terlukis di dinding dinding gua seperti
yang terlihat oleh Ryan.

Sampailah Ryan kemudian pada halaman terakhir


dari buku itu yang membuat Ryan terkejut dan kembali
mengeluarkan air mata yang sangat banyak. Didalam
halaman terakhir itu tertuliskan

KESIMPULAN AKHIR

KEDUA KEKAISARAN KITA INI BERHASIL BERSATU


PADA MASA LALU MEMANG DISEBABKAN OLEH ORANG
YANG MENGENAKAN JAM SEPERTI RYAN TERSEBUT.
NAMUN CARA YANG DIGUNAKANNYA TIDAK ADA
TERCATAT BAIK DALAM CERITA ATAUPUN DALAM
SEJARAH. MUNGKIN INI ADALAH SALAH SATU BAGIAN
DARI SEJARAH KELAM DUNIA KITA.

ORANG MISTERIUS INI BERHASIL MENYATUKAN


KEDUA KEKAISARAN INI DENGAN CARA MEMBUNUH
KEDUA KAISAR DAN MENGHABISI ANAK ANAKNYA PADA
SAAT PERTEMUAN ANATAR KEDUANYA BERLANGSUNG.

183
SEHINGGA LAHIRLAH KAISAR BARU YANG TIDAK ADA
SANGKUT PAUTNYA DENGAN KEKAISARAN YANG
LAMA

MUNGKIN SAJA KALI INI SAYA JUGA SUDAH


MENGALAMI HAL YANG SAMA DENGAN MASA
KEKAISARAN YANG LALU. JADI, KAMU YANG MEMBACA INI
SAYA MINTA JANGAN PERNAH MENYESAL DENGAN APA
YANG KAMU PERBUAT. TETAPLAH BERBUAT BAIK DAN
LUPAKAN SAJA DUNIA KAMI INI. RYAN, KAMU
SEPERTINYA SUDAH MENGERJAKAN TUGAS KAMU
DENGAN BAIK DIDUNIA KAMI INI.

SELAMAT TINGGAL RYAN, TERIMA KASIH TELAH


MENGERJAKAN TUGASMU DENGAN BAIK. AKU HARAP
DUNIA AKAN MENJADI LEBIH BAIK.

184
BAB 9
PEMBALASAN

erasaan yang campur aduk membuat pikiran Ryan


P seperti diserang oleh serangan yang bertubi-tubi. Ia
tidak tahu harus menyesal atau bagaimana. Dua hal yang
menjadi fokus pemikirannya adalah Sang Putri dan jamnya.
Kenangan indah bersama putri serta keajaiban jam itu
memberikan kesan yang amat bagi Ryan,
Tak terasa hari sudah pagi. Ryan yang tak kuasa
menahan tangisnya tadi malam menyebabkan matanya
bengkak layaknya panda. Terlintas oleh Ryan perjuangan
dan kisah indahnya dengan Sang Putri di dunia seberang.
Bagaimana ia menemukan dan menyelamatkan Putri,
berlanjut ke petualangan dan kisah romansa penuh warna
bertabur bunga indah di hatinya, dan berakhir dengan
PEMBUNUHAN.

Tak tercerna oleh otaknya entah apa yang


dilakukannya. Tapi satu hal yang pasti semua itu sudah
berlalu dan Ryan memantapkan pandangannya ke depan
untuk melakukan hal yang baru.

185
Ryan bersiap untuk pagi harinya, kebetulan hari ini
adalah hari sekolahnya, ia harus bergegas.

“Ryan.. udah bangun?? Udah hampir jam 7 nak” sorak


ibu dari ruang makan di bawah kamar Ryan

“Eh iya bentar bu” balas Ryan yang baru saja sadar
bahwa dia kesiangan

Ryan terheran karena ia sudah bertualang di dunia


seberang selama berhari hari namun di dunianya hanya
terasa sebentar. Layaknya waktu yang terjadi di dunia
seberang berlalu lebih cepat dan sangat cepat dibanding
dunia aslinya. Hal itu menyerang pikirannya kembali, ia
merasa banyak kejanggalan yang terjadi setelah ia
mendapatkan jam ajaib. Namun, di sisi lain Ryan merasa
senang telah menjalani berbagai petualangan dan mendapat
berbagai kekuatan serta hal hal yang unik seperti adanya
shop.

“Ryan pergi sekolah dulu ya bu” sahut Ryan kepada


ibu dengan sambil berlari tergesa gesa menuju sekolahnya.
Ryan layaknya seorang parkour professional melompati dan
menhindari segala perabotan rumahnya yang kala itu
sedang berantakan. Hal itu hal yang lumrah karena rumah

186
mereka yang sangat kecil dan kebetulan ibu sedang
membereskan barang barang yang tidak berguna lagi.

“Eh.. sarapan dulu nak” balas ibu

“Nanti aja di sekolah bu, Ryan udah keburu, takutnya


telat” balas Ryan yang larinya semakin cepat dan lincah
melewati berbagai perabotan rumahnya. Tidak sempat
ibunya membalas kembali, Ryan sudah hilang dari
pandangan Ibu. Padahal Ibu ingin membuatkan bekal untuk
Ryan di sekolah.

Di perjalanan menuju sekolah Ryan juga masih


merasa kebingungan. Ia membanding bandingkan dunia
aslinya ini dengan dunia seberang, yang memang
sebenarnya hampir mirip. Segala tempat yang ia lihat
langsung ia bayangkan menjadi tempat di dunia seberang,
dan muncul kembali kenangan kenangannya di setiap
tempat yang di lewatinya.

Tak kuasa membendung semua perasaan yang


merasuki hatinya Ryan hampir saja mengeluarkan air mata
untuk kedua kalinya. Namun, Ryan dengan cepat melupakan
segalanya dan bergegas berlari menambah kecepatan
menuju sekolah.

187
“Ryan..” sorak Jake dari jendela kelasnya gedung
barat lantai 2

Ryan yang mendengar teriakan Jake sontak terkejut


dan menyuruh Jake untuk diam

“Shuut.. gak usah teriak teriak Jake” balas Ryan


dengan berbisik

Jake yang mengerti maksud Ryan mengiyakan sambil


tertawa kecil menggaruk perutnya tanda iya tertawa dengan
sangat. Ryan yang melihat hal itu balas mencibir Jake, namun
Jake hanya lanjut tertawa

“Dasar Jake.. liat aja nanti ku jewer telinganya, malu


tauk disorakin dari atas padahal hampir terlambat” batin
Ryan dengan perasaan kesal gemas campur gembira
memiliki sahabat seperti Jake

Sekolah berlalu dengan biasa, seluruh aktivitas yang


dilalui Ryan tidak jauh beda dengan aktivitas biasanya
sebelum masuk ke dunia seberang. Mendengarkan guru
yang membosankan, merasa terkucilkan di dalam kelas,
menjadi bahan olokan teman teman, namun satu yang
berbeda yaitu saat siang harinya.

188
“Ini jam kok belum ada reaksi apa apa ya hari ini,
mana misi yang lain juga nggak ada setelah misi terakhir..”
batin Ryan dan terpotong saat ia teringat misi terakhirnya
yang sangat memberikan luka hati dan tekanan jiwa kepada
dirinya-Pembunuhan Putri.

Tidak lama setelah itu jam Ryan langsung bergetar


dan menunjukkan misi terbaru

“Eh.. panjang umur nih, baru aja diomongin langsung


bereaksi nih jam” batin Ryan dan mukanya tersenyum lebar.
Namun tiba tiba Ryan terkejut melihat misinya. Bukan misi
biasa namun yang keluar langsung Urgent Quest. Belum
sempat melihat misi tiba tiba datanglah segerombolan orang
yang dahulu membullynya.

“Woi Ryan.. kemana aja lu.. gua cariin dari tadi gak
nampak nampak batang hidung lu, mana kami belum makan
roti lagi.. kemana aja lu? Jangan bilang lu lupa sama tugas lu
setiap siang ya” sorak pembully Ryan yang biasa
menyuruhnya untuk membelikan Roti Bu Ina.

Ryan yang mendengar hal itu juga terkejut dan


langsung teringat dengan kewajibannya. Ia tidak sadar
bahwa memang sudah jadwalnya untuk ke tempat Bu Ina.

189
Ryan tidak menyadari hal itu karena ia sudah lama tidak
melakukannya, karena ia berhari hari berkelana dan
melakukan rutinitas lain di Dunia Seberang.

“Waduu gimana ni, kok bisa aku lupa ya. Padahal aku
selalu mengingat hal ini setiap hari melebihi ingatanku
tentang rumus rumus dan tugas sekolah. Aku harus ngapain
ya..” batin Ryan dan ia berpikir keras untuk menjawab dan
melakukan apa. Dan akhirnya pilihannya tertuju ke satu hal,
yaitu Lari.

“Apa??” balas Ryan pura pura tidak mendengar dan


langsung bergegas lari

Dengan sekuat tenaga Ryan berlari. Jika diukur


kecepatannya larinya yang kali ini adalah rekor tercepat lari
Ryan sepanjang masa. Teringat oleh Ryan ketika dia berlari
dari kejaran anjing tetangga sebelahnya yang dulu saat SD
sering Ryan ganggu. Kala itu Ryan hanya fokus untuk lari
menghindari kejaran anjing. Namun kali ini fokus Ryan
terbagi antara lari dan misi yang ditimbulkan oleh jamnya.

Sambil berlari Ryan berusaha untuk curi curi


apndang melihat jamnya. Ketima Ryan melihat jamnya ia
tersandung oleh pot bunga. Ryan terheran entah kenapa ada

190
pot bunga di tengah jalan seperti itu. Dan Ryan tersadar akan
satu hal bahwa dalam waktu dekat yakni tiga hari lagi akan
ada festival tahunan yang dilaksanakan di sekolahnya.

Karena terjatuh, kaki Ryan sedikit cedera. Ryan pun


panik, suara hentakan kaki para pembully yang
mengejarnya semakin lama semakin dekat. Ryan pun
dengan segera mencari tempat persembunyian. Dan
tampaklah oleh Ryan sebuah peti yang akan dipakai oleh
kelas lain untuk properti festivalnya. Tanpa berpikir panjang
Ryan pun langsung masuk ke dalam peti dan menutup peti
rapat rapat. Sebelum itu Ryan juga berusaha menghilangkan
jejaknya, ia membereskan pot bunga yang tadi membuatnya
tersandung dan membersihkan seluruh tanah dan jejak lain.
Ryan berharap seluruh usahanya tadi tidak terkecewakan
oleh hasilnya, yaitu berhasil kabur dari kejaran para
pembully.

Para pembully pun kecapekan dan berhenti tepat di


dekat Ryan tersandung dan pastinya juga dekat dengan peti.
Menyadari hal itu Ryan semakin panik dan berharap hal
ajaib terjadi. Ryan berusaha menahan dan mengendalikan
laju nafasnya agar para pembully tidak menyadari
keberadaan Ryan.

191
“Huft.. capek gua.. mana nih si Ryan, Dan” ucap Aban
ketua geng pembully Ryan

“Kok dia bisa ngilang aja ya, gua denger tadi ada suara
orang jatuh gitu, gua yakin itu pasti si Ryan, Ban” balas
Dadan, tangan kanan dari Aban

Aban dan temannya pun berpencar dan berusaha


mencari Ryan. Ryan yang merasa aman pun mencoba
melihat jamnya. Dan ternyata alangkah terkejutnya Ryan
bahwa Urgent Quest yang dari tadi membuat dirinya
penasaran adalah hal yang sekarang sedang dilakukannya,
yaitu “Jangan turuti lagi kata pembully dan berusahalah
bebas dari belenggu mereka”

“Untung aja aku berusaha lari tadi, rupanya sesuai


juga sama nih misi, huft..” batin Ryan

Merasa sudah aman dari para pembully, Ryan pun


keluar dari peti. Di luar Ryan dikagetkan dengan adanya Jake
yang kebetulan tepat berjalan di lorong tersebut.

“Ha? Ngapain lu di dalam, Yan?” tanya Jake dengan


heran

192
“Ceritanya panjang, Jake. Mendingan sekarang kita
pergi aja dari sini dulu” balas Ryan dengan panik karena
takut Aban menemukannya

“Lu kok panikan sih Ryan” balas Jake dengan muka


yang bertambah heran

“Udah ah, Jake mendingan sekarang kita beli roti


terus cari tempat yang aman nanti gua ceritain dah
semuanya” balas Ryan dengan intonasi yang tinggi dan nafas
yang terputus putus

Jake yang melihat keadaan dan ekspresi Ryan pada


saat itu langsung mengiyakan dan membantu Ryan
membersihkan badannya yang terkena debu dari dalam peti.
Ternyata peti yang dimasuki Ryan merupakan peti tahunan
yang digunakan Klub Operet untuk pertunjukan andalan
tahunannya yang terakhir dipakai tahun lalu. Jake pun
membawa Ryan pergi ke kantin Bu Ina dan membeli roti dua
buah, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Ryan.

“Kita ke atap aja yuk Yan” ajak Jake dengan tatapan


yang seperti menggeledek Ryan

“Ada ada aja lu, Jake. Itu sama aja kayak gua
menyerahkan dan pasrah sama nasib gua untuk dipukuli

193
Aban sama gengnya” balas Ryan dengan tampang yang
sedikit mengerut

“Hehe.. yaudah deh kalau ke taman dekat danau aja


gimana? Gua tau kok rute tercepat dan teraman untuk ke
sana” usul Jake dengan senyum lebar di wajahnya

“Ha.. bagus juga usul lu, tapi pastiin kita ga ketangkap


ya Jake. Awas aja kalau kita ketangkap, gua remes remes
muka lu sampai kaya opak bu Ina” geledek Ryan kepada Jake.
Kali ini Ryan yang tersenyum lebar dan Jake yang sedikit
mengerut parasnya

Mereka pun dengan segera menuju ke danau dengan


rute aman yang telah ditunjukkan Jake. Di tengah perjalanan
mereka berbincang bincang hangat dan sekaligus memantau
daerah sekitar takut kalau mereka dibuntuti dan ketahuan
oleh Aban dan gengnya. Perjalanan menuju danau menjadi
pengalaman yang menakjubkan bagi Ryan, karena rute yang
mereka lewati tidak pernah terbayang oleh Ryan
sebelumnya. Pemandangan hijau dan diwarnai seperti
pelangi oleh bunga dan buah yang tumbuh beragam
memanjakan matanya.

194
Sesampainya di taman danau Ryan bertambah takjub
dengan keadaan yang ada di sana.

“Keren banget nih danau Jake. Sejak kapan sih ada


yang beginian di kota kita?” sahut Ryan ke Jake

“Kurang piknik ya lu, Yan? Ini nih dah lama tauk”


balas Jake dengan heran

“Oiya ya, selama ini rute gua sekolah pulang sekolah


pulang doang ya” batin Ryan

Begitulah Ryan, kesehariannya yang dulu tergolong


flat. Karena selain sedikit bahkan hampir tidak ada teman
dekatnya, setiap pulang sekolah badan Ryan hampir babak
belur, sehingga fokusnya hanya pulang ke rumah setelah
dari sekolah.

Jake dan Ryan pun berbincang bincang hangat sambil


memakan roti yang dibelinya tadi. Sedang asik berbincang
terdengar sorakan dari belakang

“Woi..” sorak Aban dengan senyum lebar di wajahnya

“Waduh gimana ni, Yan. Kita ketahuan, padahal tadi


gua kira mereka ga bakal mikir kita di sini” bisik Jake dengan
perasaan bersalah dan juga cemas

195
“Lu mau diam terus lari lagi ha? Ga bakal gua biarin”
angkuh Dadan yang tiba tiba saja datang dari arah
berlawanan diikuti oleh gengnya yang lain melingkari
tempat duduk kami

“Kok gua bisa takut sih sama pembully ginian? Gua


kan dah dapet banyak skill dan kemampuan baru sebelum
ini. Lagian gua juga udah pernah mengalami kejadian yang
jauh lebih mengiris hati daripada dibully ginian. Gua juga
udah pernah bunuh orang. Hahaha.. gua tinggal lawan aja nih
para cecunguk dengan skill gua” batin Ryan

“Ia ada apa?” jawab Ryan

“Lu lupa kewajiban lu ha? Lu harus beliin kami kami


roti bu Ina” sahut pembully yang lain

Ryan yang sudah terkumpul keberanian dan


tekadnya tidak takut lagi dengan gertakan mereka.
Ditambah Ryan diyakinkan dengan misi yang diberikan
jamnya dan berharap akan reward jika dia berhasil melawan
pembullynya

Tanpa banyak berkata dan berpikir panjang, dengan


lincah tangan Ryan membuka shop dan meningkatkan skill
kelincahan dan kekuatannya. Setelah itu langsung saja ia

196
berlari dengan kencang ke arah Aban. Aban pun terkejut
akan hal itu, karena tiba tiba saja Ryan sudah berada di
depannya, karena pusat keseimbangannya yang goyah, Ryan
menendang salah satu kaki dari Aban. Aban terjatuh. Belum
sempat jatuh ke tanah, Ryan melayangkan pukulan lurus
bertenaga ke perut Aban, sehingga Aban agak terpental
sekitar dua meter jauhnya.

Dadan dan geng yang lain sontak terkejut melihat hal


itu, apalagi Jake. Mereka selama ini hanya melihat sosok
Ryan orangnya sangat tenang dan tidak berani melawan,
bisa dikatakan pengecut. Namun, hari ini mereka melihat
sosok yang berbeda, Ryan kali ini lebih pemberani dan
sangat kuat.

Mission Complete. Kamu mendapatkan keberanian


dan kekuatan yang lebih sekarang. Namun, ego dan
kepongahan mu akan mulai bertambah, dirimu akan mulai
sombong, tertulis di jam Ryan dan langsung dibaca Ryan.
Namun, yang tadinya Ryan memukul.mereka karena ingin
misi selesai, bedanya sekarang Ryan memukul karena
ambisinya

“Ayo sini maju lagi” ejek Ryan kepada pembully yang


kain

197
“Udah, Yan. Nggak usah gitu kali, kasian sama Aban,
dia udah sakit sakitan tuh” balas Jake

“Nggak Jake, mereka nggak bisa dibiarin. Gue harus


ngasih pelajaran sama mereka. Lu ingat dulu mereka dengan
seenak hatinya nyuruh nyuruh gue dan tanpa alasan yang
jelas mukulin gue?” balas Ryan

Ryan lepas kendali, ia kehilangan kesadarannya.


Ryan memukuli semua orang yang ada di dekatnya. Hampir
saja Jake terpukul karenanya. Di balik kesadarannya ia
masih mendengar jeritan kesakitan dari para pembullynya,
entah kenapa ia sangat senang dan tertawa di balik jeritan
pembully tersebut. Sekali kali Ryan mendengar suara Jake
yang menyuruh dirinya untuk berhenti

“Stop Yan.. Sadar.. udah ga ada gunanya lagi lu


mukulin mereka semua.. semua udah babak belur Yan.. Stop
jangan lanjutin lagi” jerit Jake kepada Ryan

Namun, Ryan tidak lagi mengindahkan suara Jake


dan tetap lanjut dengan itu semua. Ia merasa senang dapat
memukuli para pembullynya. Ryan merasakan suatu
kenikmatan yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya.
Kalau sebelumnya ia membunuh Tuan Putri dengan

198
terpaksa. Kali ini ia merasa ingin membunuh mereka.
Padahal misinya sudah selesai, seharusnya tidak perlu lagi
Ryan melanjutkan itu semua. Namun, semua rasanya berlalu
dengan sendirinya sesuai dengan apa maunya Ryan.
Penindasan.

Lama kelamaan tubuh Ryan mulai oyong. Badannya


tidak sanggup lagi menahan ambisi serta deraan fisik yang
menimpa dirinya sendiri ketika memukuli Aban dan
gengnya. Dan akhirnya Ryan pingsan tak sadarkan diri.
Sesaat sebelum pingsan Ryan seperti mendengar suatu
suara yang samar terdengar Good Job dan sesaat jamnya
bergetar hebat dan mengeluarkan suatu notifikasi.

199
BAB 10
SEMUANYA TERHUBUNG

R yan?” Bisik Jake kepada Ryan

Pada saat itu Ryan masih setengah sadar dan dapat


mendengar suara Jake. Jake terus saja memanggil nama
Ryan.

“Jake?” Bisik Ryan kembali

“Lu udah sadar ya Ryan? Lu udah siuman kan?” Sahut


Jake

“Emm emang ada apa ya? Ini dimana?” Balas Ryan

“Lu tdi sore pingsan Yan.. lu terlalu over mukulin


Aban sama anak anak gengnya” jelas Jake

Ryan yang mendengar hal itu seperti heran dan


bingung memikirkan kembali apa yang terjadi tadi sore. Lalu
ia teringat bahwa ia telah dikuasai oleh perasaan marah,
dendam yang bercampur aduk, dan satu lagi-senang. Jauh di

200
lubuk hati terdalam Ryan merasa senang memukuli Aban
dan gengnya, hasratnya terpuaskan. Namun, hal itu
disembunyikannya tidak disampaikannya kepada orang
lain, sekalipun Jake

“Kok gua familiar ya sama tempat ini?” tanya Ryan


kepada Jake

“Yaiyalah cung.. ini kamar lu, di rumah lu sendiri”


balas Jake

“Kok bisa di sini ya?” heran Ryan

“Pas lu pingsan gua ga tega biarin lu terkapar di sana,


ntar lu dimakan rayap” singgung Jake

“Jadi lu ngangkat gue sendirian ke sini?” balas Ryan

“Ya iyalah gimana lagi”

Mereka pun melanjutkan perbincangan hangat.


Malam itu menjadi malam yang berbeda bagi Ryan, karena
selama ini ia belum pernah membawa satu teman pun ke
rumahnya dan mengobrol hangat seperti itu. Jake
memberikan warna pada setiap segi kehidupan Ryan dan
tanpa sadar di tengah pembicaraan Ryan hampir
mengeluarkan air mata. Bedanya dulu ia mengeluarkan air

201
mata kesedihan, sekarang ia mengeluarkan tetes mata
kebahagiaan.

“Lu nangis, Yan?” tanya Jake yang melihat mata Ryan


berkaca kaca

“Ha? Apaan? Debu kali” Ryan langsung mengusap


matanya pura pura matanya kemasukan debu

“Ya kali tu debu”

“Oiya Makasi ya Jake selama ini lu udah bantu bantu


gue, lu juga mau jadi sahabat pertama gue, klo nggak ada lu
mungkin hidup gue flat flat aja gak ada apa apa” jujur Ryan
kepada Jake

“Ada angin apa lu ngomong gituan Jake?” tanya pura


pura Jake kepada Ryan. Padahal dari lubuk hatinya yang
terdalam Jake sangat senang.

“Hmm.. ntah lah tapi gua serius”

“Hmm.. ia sama sama Yan. Klo gak ada elu ya mungkin


gue gak bakal ngerasain apa yang namanya persahabatan.
Makasi juga lu udah mau jadi sahabat gue”

Obrolan pun terus berlanjut sampai Ibu memanggil


dari luar. Bersamaan dengan itu jam Ryan bergetar, namun

202
bedanya kali ini bukan misi hanya notifikasi masuk.
Notifikasi itu terabaikan seiring dengan kuatnya teriakan
Ibu dari bawah

“Ryan.. Jake.. makan dulu yuk” teriak Ibu dari ruang


makan di bawah kamar Yan

“Ok bu..” sahut Jake

“Kok elu yang ngejawab Jake.. haha..” heran Ryan

“Yaa suka suka gue dong.. kan ga salah hehe..” jawab


Jake

“Hm.. yaudah yuk kita langsung ke bawah, ibu gue itu


koki terhebat sepanjang masa. Lidah sama perut gue gak
pernah kecewa sama masakan ibu” balas Ryan krpada Jake

Mereka pun langsung menuju ruang makan.


Sesampainya di sana tampak raut muka Ibu yang sangat
hangat menyambut kedatangan mereka. Tampak
kebahagiaan di muka Ibu yang berbeda dari sebelumnya.
Kali ini kebahagiaan yang terpancar dari muka Ibu terlihat
sangat tulus.

“Oiya tadi kalau enggak salah ada notifikasi masuk ya,


cek dulu ah” batin Ryan

203
Ryan langsung dengan sigap dan lincah memainkan
menu di jamnya. Namun, berbeda yang biasanya Ryan
dibuat terkejut dengan notifikasi, kali ini Ryan bingung dan
terheran. Ia tidak mengerti maksud dari notifikasi itu.
Notifikasi tersebut berisi sebuah info

Selamat karena kamu telah menyelesaikan banyak


misi sampai sekarang. Dan tadi sore baru saja kamu
memenuhi syarat untuk melihat sesuatu. Bersiaplah untuk
masuk ke tahap selanjutnya.

Ryan tidak mengerti maksud dari notifikasi tersebut,


ia mengabaikannya dan lanjut makan serta berbincang
bincang dengan Ibu dan Jake. Suasana rumah terasa berbeda
dengan kehadiran Jake. Dengan guyonan dan cerita cerita
lucu serta uniknya Jake membuat suasana rumah menjadi
hangat. Obrolan hangat mereka terhenti ketika TV
menayangkan sebuah berita

“Telah ditangkap pelaku pencurian sekaligus


pembunuhan ketua RT 03 Kampung Kelapa….”

Terpaku langsung Ryan yang langsung mengingat


kejadian yang terjadi saat ia baru saja mendapat jam dan
tidak mengerjakan Urgent Quest menyelamatkan orang

204
yang memberikan jamnya ini. Pada saat itu ia tidak terlalu
memikirkan tentang apa yang terjadi dengan Pak Khairul.
Namun, setelah ia mendengar fakta ini dadanya langsung
sesak dan tidak bisa berkata apa apa.

Dada Ryan semakin sesak setelah ia mengetahui


pelaku pembunuhan adalah anak Pak Khairul sendiri yang
telah lama meninggalkan Pak Khairul. Dan ia terkejut setelah
melihat foto anak Pak Khairul yang telah membunuh Pak
Kahirul. Ia merasa sedikit familiar dengan wajah itu. Sedikit
lama ia berpikir dan mengingat jauh ke belakang Ryan tidak
bisa mengingatnya lagi., Pikirannya telah kacau dan tidak
bisa berpikir rasional lagi.

Semua info yang masuk ini sekali lagi membuat


pikiran Ryan tidak stabil. Ia bergegas menyelesaikan makan
dan berkata kepada Jake dan ibunya bahwa ia telah kenyang
dan kepalanya sedikit pusing. Mendengar hal itu Jake pun
langsung mengantarkan Ryan ke kamarnya dan berpamitan
pulang.

Setelah sampai di kamar Ryan berjalan sempoyongan


ke kasurnya. Pikirannya tidak lagi berkolerasi dengan
badannya pada saat itu. Berkali kali ia melihat ke jam
berharap ada suatu info yang bisa memberikan penerangan

205
kepadanya. Namun, setelah lama menunggu tidak ada
notifikasi yang masuk. Lelah dengan penantian yang lama
Ryan langsung mengacak acak jamnya.

Dengan lincah tangan Ryan menggeser menu -kiri


kanan atas bawah tekan dan kembali. Sampai Ryan
menemukan sebuah menu yang menunjukkan misi apa saja
yang telah terselesaikan. Tampak oleh Ryan berbagai misi
yang telah diselesaikan sampai sekarang. Setelah
menelusuri semua misi, ia terheran. Banyak misi yang tidak
ia kerjakan namun tertulis di menu tersebut. Yang
membuatnya bertambah heran adalah tanggal dan waktu
menyelesaikan misinya adalah sebelum Ryan mendapatkan
jam dari Pak Khairul

Teringat oleh Ryan tentang pesan terakhir Sang Putri


yang berisi bahwa dokumen lama yang berisi tentang
seorang pahlawan yang menggunakan jam yang sama
dengan Ryan. Saat itu Ryan tersadar dan membuat spekulasi
bahwa jamnya dulunya dipakai juga oleh pahlawan yang
diceritakan dalam dokumen lama tersebut. Ryan semakin
yakin setelah melihat ada misi pembunuhan terhadap Kaisar
Barat dan Timur yang tahunnya sangat jauh dari tahun
sekarang di menu tersebut. Tersambunglah beberapa

206
benang merah terkait hubungan jam ini dengan beberapa
peristiwa yang terjadi dan info yang menggebu masuk ke
kepala Ryan.

Menginhat hari yang sudah larut Ryan langsung


bergegas untuk menutup menu jam tersebut dan bersiap
untuk tidur.

“Jika aku mengotak atik jam ini untuk menemukan


kebenaran lain bisa jadi malam ini tidak cukup untuk
penyelidikan tersebut. Yang pasti aku sudah menemukan
berbagai fakta yang saling berhubungan. Lebih baik
sekarang aku tidur untuk menenangkan pikiran ku terlebih
dahulu, bisa bisa besok aku kesiangan pula gara gara ini”
batin Ryan dan ia langsung menarik selimut dan menutup
matanya.

207
Bab 11
Perubahan

atahari pagi menyelusup pandang melalui celah celah

M jendela. Riak bunyi air bak mandi yang keluar dari


kran menerobos celah celah pintu kamar. Dan
bayangan akan Kaisar, Tuan Putri, serta Pak Khairul
berusaha mengusik jiwa melewati celah celah pikiran.
Semua itu berusaha membangunkan Ryan dari tidur
lelapnya dan akhirnya itu semua berhasil memanggil ruh
jiwa Ryan masuk kembali ke badannya

Ryan bergegas menyingkap selimut dari badannya.


Tampak jam menunjukkan pukul 5 pagi. Waktu yang
lumayan cepat bagi Ryan untuk bangun pagi. Namun, entah
kenapa pagi ini ia sangat berenergi untuk memulai dan
menyambut ramahnya pagi. Ryan bergegas pergi menuju
kamar mandi

Setelah itu Ryan langsung sarapan dan berpamitan


dengan Ibu bergegas menuju sekolahnya. Di perjalanan
menuju sekolah Ryan membuka jamnya dan mencari

208
beberapa misi. Telah lama rasanya ia tidak mengerjakan
misi misi bebas.

“Dah lama nih nggak misian. Gua cari misi dulu aja
dah, mumpung gerbang sekolah masih lama tutup-“ tidak
sempat Ryan mendapatkan misi, niatnya terurungkan ketika
Aban tampak melintas di seberang jalan.

Ryan sedikit terkejut melihat Aban yang jalan


menggunakan tongkat dan sebuah kain yang menyarungi
tangan kirinya. Sepertinya salah satu tangan dan kakinya
patah.

“Kok lu jalan tongkatan, Ban?” tanya Ryan ke Aban

Aban tidak menjawab pertanyaan Ryan. Tampak


Aban seperti ingin menghindari berkomunikasi dengan
Ryan. Aban yang dulunya suka memperdaya Ryan sekarang
seperti ketakuran kepada Ryan. Ryan yang terheran dengan
hal itu mengingat kembali kenapa Aban menjadi seperti itu.
Teringat Ryan apa kata Jake tadi malam yang mengatakan
bahwa Ryan lepas kendali dan memukul secara brutal Aban
serta gengnya sekaligus.

“Bukannya kemarin itu gue cuma mukul sekali aja ya


buat pertahanan.. tapi gak mungkin kalau mukul sekali

209
jadinya kaya gitu.. hmm.. yaudahlah ga usah dipikirin lagi”
batin Ryan

Sampailah Ryan di sekolah. Terasa ada suatu hal yang


berbeda ketika ia memasuki sekolah. Semua orang seperti
segan berjalan di dekat Ryan. Beberapa orang menunduk
ketika berjalan berpapasan dengan Ryan. Yang biasanya
Ryan menunduk sekarang beberapa orang malah menunduk
seperti antara segan dan takut.

Namun, Ryan tidak bisa bertanya kepada siapa siapa,


sampai ia bertemu dengan Jake dan menanyakan hal itu
kepadanya

“Jake, kok suasana sekolah sekarang agak beda gitu


ya? Biasanya gue yang nunduk kok sekarang orang pada
nunduk dan segan gitu ke gue ya?” tanya Ryan kepada Jake

“Asal lu tau ya, Yan. Setiap kabar apapun itu apalagi


yang kontroversial yang kaya lu lakuin kemarin itu
menyebar dengan cepat, Yan” balas Jake

“Yang gue mukulin Ryan dan gengnya ya?” Tanya


Ryan kembali

210
“Ya iyalah, apalagi selain itu” balas Jake dengan
sedikit kesal

“Hmm.. sebrutal itu ya?” batin Ryan sengan sedikit


tertawa di hatinya

Suasana seperti itu tidak hanya terjadi di lingkungan


sekolah. Di dalam kelas yang biasanya Ryan juga kena bully,
sekarang tidak ada lagi hal yang seperti itu. Ryan bebas
mengekspresikan dirinya dalam kelas. Biasanya istirahat
siang Ryan harus membelikan hotdog untuk Aban dan
gengnya sekarang Ryan dapat bebas berjalan dengan Jake.
Karena keadaan seperti itu tidak hanya terjadi kepada Ryan.
Jake yang berada di dekat Ryan ketika tragedi pemukulan itu
terjadi juga dapat merdeka dari para pembullynya.

Hari demi hari perubahan keadaan tidak berhenti


sampai Ryan dan Jake merdeka dari pembullynya saja. Tapi
makin lama Ryan menjadi populer di sekolahnya. Pengagum
Ryan mulai bertebaran dimana mana. Setiap kali nama Ryan
disebutkan orang akan tau siapa ia dan orang segan
mendengarnya. Biasanya Ryan harus membelikan hotdog
kepada para pembully, sekarang ia banjir tawaran untuk
dibelikan hotdog dan traktiran lainnya. Makin banyak juga

211
orang yang ingin berteman dengan Ryan. Surat pengagum
pun juga membanjiri loker Ryan.

“Jake, lu tau nggak? Akhir akhir ini gue jadi populer di


sekolah cuy” sahut Ryan kepada Jake

“Iyaa yan.. gue juga udah tau” balas Jake

“Ih lu kok jawabnya gitu sih.. lu gitu amat ke gue..


orang orang pada baik sopan ngomong ke gue.. muji muji
gue.. sedangkan elu sama aja kayak dulu.. malahan sekarang
gue rasa lu makin jutek Jake.. sumpah dah” kesal Ryan
kepada Jake

“Bukan gitu, Yan. Gue takut aja lu nanti bakal berubah


karena semua kepopuleran lu” balas Jake

“Lu iri ya?? Hehehe..” balas Ryan

“Heh.. nih anak dibilangin juga” kesal Jake kepada


Ryan

Ryan menjalani harinya terus dengan kepopuleran.


Sering ia menerima hadiah dan pemberian spesial dari
beberapa orang, terutama dari kalangan cewe cewe hits di
sekolah.

212
Lambat laun pergaulan Ryan pun berubah. Yang
biasanya ia berjalan dan klop dengan Jake, kali ini ia sudah
mulai berjalan dengan geng geng anak yang juga populer.
Ryan yang dulunya sangat sopan sekarang juga sudah mulai
berubah. Ia sudah terpengaruh dengan kebiasaan geng di
sekitarnya. Ryan berjalan dengan sangat angkuh. Tampak
juga Ryan sudah mulai sedikit demi sedikit menunjukkan
sikap ke arah yang cenderung negatif.

Hari demi hari misi yang diterima Ryan juga mulai


berbeda. Misi yang diterima dari jamnya menyesuaikan
dengan kepopuleran Ryan sekarang. Ada yang berkata
bahwa orang yang di atas dapat menindas orang yang
dibawah, seperti itulah misi yang didapatkan Ryan sekarang,
beberapa misinya menyuruh Ryan untuk menindas orang
yang dulunya seperti Ryan. Ada terbersit di hati Ryan ketika
sebelum membully orang orang ia seperti bercermin kepada
dirinya dahulu.

Dahulu Ryan sangat membenci perbuatan


pembullyan yang marak di sekolahnya. Ryan sangat
mengutuk perbuatan itu. Setiap malam ia menulis dan
membaca beberapa buku tentang keadilan dan juga
bagaimana cara agar keadilan itu dapat ditegakkan. Seluruh

213
prinsip yang dari dulu telah ditanamkan di dalam dirinya
seperti luntur begitu saja dibawa arus perubahan. Malahan
sekarang ia hidup bertentangan dengan prinsipnya yang
dulu. Kalau dahulu yang menjadi energinya pantang banting
kena bully namun tetap semangat adalah karena prinsip
bahwa kebenaran akan selalu menang dan setiap perbuatan
akan ada konsekuensinya. Sekarang tidak, prinsip tersebut
sudah jauh dari kepribadiannya. Ia lupa akan dirinya dahulu
yang sangat memusuhi pembullyan dan perilaku buruk.
Karena, ia sekarang sudab mulai membully beberapa orang
culun dan tertindas oleh teman teman gengnya

Ryan sudah jauh berubah. Hal itu juga dirasakan oleh


Jake. Bukan Jake tidak suka dengan kepopuleran Ryan,
bukan maksudnya iri kepada Ryan. Malahan awalnya Jake
senang karena Ryan yang dulunya kurang percaya diri
berjalan di sekolah dan tampangnya selalu murung sekarang
ia sudah dapat berjalan dengan pandangan tegap dan
senyum berseri di wajahnya. Namun, yang sangat Jake
sayangkan adalah perubahan Ryan cenderung banyak ke
arah negatif daripada positifnya. Kalau boleh berandai Jake
lebih suka Ryan pemurung dan culun seperti yang dahulu.

214
Dua minggu telah berlalu dari tragedi pemukulan
para pembully. Hari ini merupakan hari libur karena
persiapan akhir parade sekolah. Namun, Ryan yang
merupakan panitia kegiatan tetap datang ke sekolah,
begitupun dengan Jake yang mempersiapkan properti
parade di kelasnya.

“Jake, kenalin nih temen temen gue” sahut Ryan


kepada Jake

“Ryan?” heran Jake

“Ia ini gue, dan ini temen temen gue, Jake” balas Ryan

“Lu ngapain megang megang rokok kaya gitu, Yan?”


tanya Jake kepada Ryan dengan nada yang sedikit risih

“Emang salah?” ketus Ryan kepada Jake

Jake hanya terdiam dengan jawaban Ryan. Jake


langsung beranjak pergi dan meninggalkan Ryan.

“Itu temen lu, Yan? Dia kenapa ya? Cupu banget


gayanya” bisik geng Ryan kepada Ryan. Namun, suara
tersebut terdengar samar oleh Jake.

Jake yang mendengar hal itu hanya mengabaikannya.


Dengan langkah yang tetap tegap ia tinggalkan Ryan di kelas

215
itu. Tidak hanya itu terdengar juga ketawa dan hinaan lain
yang dijatuhkan kepada Jake. Namun, sekali lagi Jake hanya
mengabaikan dan pura pura tidak mendengarkan cacian dan
ejekan mereka.

Hari parade pun tiba, seluruh siswa sekolah Ryan


datang pagi buta untuk mempersiapkan kostum dan juga
keperluan lain untuk parade kelasnya masing masing.
Seluruh siswa antusias dengan persiapan tersebut.
Begitupula dengan Jake dan Ryan yang datang pas pasan di
dekat pintu gerbang.

“Hai Jake” sapa Ryan kepada Jake

“Hmm..” gumam Jake dan tidak menjawab sapaan


Ryan. Ia langsung saja berjalan menuju kelasnya.
Menurutnya hal itu lebih penting dan berguna daripada
menjawab sapaan Ryan yang ujung ujungnya Jake tau
mereka pasti akan sedikit berselisih.

“Ih sombong amat sih lu Jake” sahut Ryan kepada Jake


yang sudah terlebih dahulu mendahuluinya melewati
gerbang sekolah

Sekali lagi Jake juga tidak mengindahkan hal itu. Ia


tetap fokus berjalan menuju kelasnya. Namun, yang

216
namanya seorang sahabat yang tulus menyayangi
sahabatnya, sikap seperti itu sangat menyayat hati Jake. Hal
itu bertentangan dengan keinginan hati nurani jake yang
ingin membalas balik sapaan Jake. Tidak tega Jake
melakukan hal seperti itu kepada Ryan. Namun apalah daya,
bagi Jake itu yang terbaik bagi persahabatannya kali ini dan
juga bagi Ryan sendiri.

Kegiatan parade pun berjalan lancar. Sempat Ryan


dan Jake berselisih ketika berjalan di lorong sekolah, namun
mereka tidak bertegur sapa. Sempat terbersit di hati Jake
ingin menyapa Ryan dan meminta maaf terhadap sikapnya
tadi pagi, namun niat itu diurungkannya. Namun Ryan tidak,
ia fokus bergaul dengan geng gengnya dan mengabaikan
Jake. Dalam hatinya, timbul sedikit rasa tidak suka kepada
Jake.

Sampai pada malam penutupan parade yang juga


merupakan puncak acara. Kembang api yang jumlahnya
sangat banyak diterbangkan menuju angkasa mewarnai
malam dengan kesan yang hangat dan ceria pada malam
yang gelap itu. Namun, tidak pada hati Ryan dan Jake. Hati
mereka tetap gelap dan makin padam cahayanya. Euforia

217
yang dirasakan pada malam itu tidak sedikitpun masuk ke
dalam hati mereka berdua.

Mereka berdua yang tidak merasakan dan menikmati


acara penutupan malam itu sama sama tergerak hatinya
menuju atap sekolah tempat mereka sering menghabiskan
waktu berdua bercengkerama hangat pada dulunya.

Pada saat itu Jake sudah sampai terlebih dahulu


daripada Ryan. Jake menatap dan menyaksikan terangnya
langit malam yang diwarnai bintang gemintang dan juga
pelangi indah malam yang dirangkai banyaknya kembang
api Tidak lama setelah itu samapilah Ryan. Awalnya Jake
tidak menyadari kedatangan Ryan, tiba tiba saja Ryan sudah
berdiri dj sebelah Jake tanpa menyapanya.

Untuk waktu yang lama mereka terus menatap langit


tanpa ada sedikit kata pun yang keluar dari masing masing
mereka. Suasana terasa dingin, ditambah dinginnya malam
yang menusuk kulit mereka. Hingga ada suatu momen ketika
kembang api sudah tidak lagi menyinari langit, masing
masing dari mereka angkat bicara.

“Jake-“ mulai Ryan

218
“Yan-“ begitupula dengan Jake bersamaan dengan
sapaan Ryan

Suasana yang hampir saja cair mulai sedikit


mendingin kembali, ketika sapaan mereka saling
berpaspasan. Ragu mereka untuk melanjutkan pembicaraan
dan memulainya. Namun, Ryan yang merasa dirinya
bersalah memberanikan diri untuk memulainya. Dengan
menarik nafasnya dengan panjang, Ryan memulainya.

“Jake, maafin gue” lanjut Ryan

“Seharusnya gue yang minta maaf” lanjut Jake

“Ngga Jake, yang lu lakuin udah benar. Gue aja yang


berubah dan gue sadar pasti lu nahan perasaan terus ke gue
makanya lu diamin gue” balas Ryan

“Ya gitu deh.. Gini Yan.. lu harus ingat semua mimpi lu


yang dulu.. siapa diri lu dulu dan apa yang membuat lu bisa
jadi kayak gini.. gua salut sama semua usaha dan perjuangan
lu.. lu motivatior hidup gua.. tapi gua sedikit kecewa ketika
liat lu berubah.. gua berasa motivator hidup gue
menghilang.. gue-“ balas Jake, namun terhenti ketika air
mata menetes membasahi pipinya dan dadanya sedikit
sesak. Seluruh hal yang ingin disampaikannya sulit

219
dirangkaikan oleh kata kata. Sampai sekarang pun Jake tetap
berpikir akan pemilihan katanya yang baik, walaupun ia
ingin menyampaikan semua uneg unegnya, mulai dari yang
ditinggalkan Ryan, karena Ryan lebih memilih gengnya dan
tindakan Ryan yang semakin ke arah negatif. Ia kesulitan
merangkai kata kata dengan satu alasan agar Ryan tidak
tersakiti hatinya

“Gue.. gue ngerti kok Jake. Walaupun gue tau lu belum


nyampain semuanya gue tau kok apa yang lu rasain sampai
sekarang. Gue memang gak bisa mengubah apa yang udah
berlalu, gue cuma bisa minta maaf sama lu. Dan gue akan
berusaha untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya. Maafin
gue ya Jake” sambung Ryan dengan menahan perasaannya.
Ryan tidak ingin lagi menangis, Ryan tidak ingin lagi
bersedih seperti sedihnya ia ketika kehilangan Tuan Putri.
Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia juga tidak ingin
kehilangan seseorang yang tulus ia sayangi dan tulus
menyayangi dirinya juga. Sudah cukup bagi Jake luka di hati
di dunia seberang saja ketika kehilangan Tuan Putri. Ia tidak
ingin hatinya juga terluka di dunia ini karena kehilangan
Jake.

220
Tidak banyak yang mereka bicarakan di atas gedung
itu. Mereka hanya lanjut melihat langit dan merasakan
ketenangannya. Keheningan mereka bukan berartk hati
mereka tidak berkata kata. Karena terkadang tidak semua
hal bisa disampaikan dengan kata kata. Ada yang berkata
bahwa seorang sahabat hanya membutuhkan aksi nyata dari
diri kita, tidak perlu banyak berucap, namun buktikanlah
dengan tindakan. Seorang sahabat juga pasti akan mengerti
apa yang dirasakan sahabatnya tanpa perlu diucapkan
terlebih dahulu. Karena memang itulah yang namanya
Sahabat.

Gelapnya malam menjadi saksi akan persahabatan


mereka berdua. Ditemani oleh tenangnya cahaya rembulan
dan terangnya bintang gemintang. Terikat sebuah janji yang
tidak terucap diantara mereka berdua. Namun mereka sama
sama mengerti dan menjaganya. Mereka berkomitmen
bersama akan menjaga perasaan dan diri sahabatnya
masing masing. Karena masing masing dari mereka telah
merasakan dan melalui ujian persahabatan yang telah
membawa mereka ke taraf persahabatan yang lebih tinggi.
Yaitu, tidak perlu terucap, namun hanya perlu saling

221
mengerti dan selalu ada di setiap keadaan baik suka maupun
duka.

222
223

Anda mungkin juga menyukai