Oleh :
Nama :
Kelas : C (sore)
Semester :I
2021 / 2022
BAB I
(Pendahuluan)
a. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada
jalur formal, nonformal, dan informal.
Sesuai yang tercantum dalam Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional
PAUD (menggantikan Permendiknas 58 tahun 2009) yaitu Pendidikan anak usia dini
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 6 (enam) perkembangan: agama dan moral,
fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini
Dalam melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini ini juga ada beberapa model
ataupun pendekatan metode pelaksanaannya yaitu seperti pendekatan metode Montessori,
metode High Scope, BCCT, dan Proyek. pada pembahasan di makalah ini yaitu
membahas metode Montessori.
b. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian atau definisi Metode Montessori?
B. Apa saja prinsip Metode Montessori?
C. Bagaimana penerapan dari Metode Montessori?
D. Bagaimana urutan atau tahap pembelajaran Metode Montessori?
E. Bagaimana perbedaan Metode Montessori dengan metode lainnya?
F. Apa saja keunggulan dari Metode Montessori?
G. Apa saja tantangan dalam menyekolahkan anak dengan Metode Montessori dalam
pembelajarannya?
BAB II
(Pembahasan)
Montessori adalah metode pendidikan yang membantu anak untuk mencapai potensinya
dalam kehidupan. Metode ini menekankan pada kemandirian dan keaktifan anak dengan
konsep pembelajaran langsung melalui praktik dan permainan kolaboratif.
Metode ini dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, lebih dari 100 tahun lalu dan
terbukti sukses diterapkan di berbagai negara yang berbeda-beda kulturnya.
Maria Montessori percaya bahwa setiap individu harus mengedukasi dirinya sendiri,
sedangkan guru menyediakan informasi dan bimbingan kepada siswa di lingkungan yang
edukatif.
Ia merasa bahwa tujuan pendidikan usia dini haruslah memupuk keingintahuan anak-
anak, kecintaan mereka pada ilmu pengetahuan, serta keinginan yang kuat untuk terus
belajar.
Kemampuan setiap anak berbeda, sehingga guru tidak memaksa setiap anak
melakukan hal yang sama di saat yang sama.
2. Matematika
Jangan kaget dulu, matematika untuk PAUD bukanlah belajar perkalian atau
rumus-rumus. Matematika mencakup belajar mengenal aneka bentuk, memahami
mana ukuran yang lebih besar/kecil, mengenal angka, dan sebagainya
Tanpa disadari, anak-anak belajar angka dan berhitung melalui permainan dan
lagu. Mereka mengenal konsep bentuk melalui permainan puzzle atau blok. Dan
mereka akhirnya dapat mengurutkan balok mulai dari yang terbesar hingga terkecil
karena bermain membuat menara.
3. Budaya
Anak-anak diajarkan untuk mengantri, sikap sopan santun, tata krama, dan
kebaikan. Mereka diajarkan cara mencuci tangan yang baik dan dilakukan rutin
sebelum makan.
Program bermain di halaman sekolah pun dapat dimanfaatkan untuk mengajar
anak untuk bersikap sportif saat kalah dalam perlombaan dan juga membuat anak
bergerak. Saat ada dua anak bertengkar, guru mengajarkan anak untuk meminta maaf
dan memaafkan.
Mungkin kita masih ingat berita viral tentang guru Australia yang mengatakan
bahwa lebih baik murid-muridnya bisa mengantri daripada pandai berhitung tetapi
tidak bisa mengantri? Mungkin di sinilah kelemahan sistem pendidikan di Indonesia,
di mana aspek akademis lebih ditekankan daripada aspek budaya, tata krama, dan
moralitas, padahal kesuksesan seseorang lebih ditentukan dari EQ, bukan IQ.
4. Sensorik
Bila Anda sering kesal karena si Kecil gemar mengacak-ngacak seisi rumah,
maklumilah karena mereka sedang mengembangkan kemampuan indra sensoriknya.
Di sekolah bermetode Montessori, anak-anak diperkenalkan dengan mainan yang
melatih indra sensorik, misalnya botol sensorik, bermain pasir, kacang-kacangan, dan
sebagainya.
Kebetulan, mereka memang gemar dengan permainan-permainan seperti itu. Saat
bermain dengan kacang hijau, mereka bisa diminta untuk memasukkan butir demi
butir ke botol, sehingga melatih gerak motorik halus mereka. Musik dan tari pun
diajarkan agar anak tidak hanya diam melulu, tetapi aktif bergerak.
5. Kehidupan sehari-hari
Anak-anak diajarkan berbagai ketrampilan yang membuatnya menjadi balita
mandiri, misalnya cara menggunakan kaos kaki, sepatu, baju, dan celana sendiri.
Mereka juga diajarkan cara memegang piring dan gelas, serta makan sendiri
selayaknya orang dewasa.
Semua kegemaran balita dapat dijadikan proses belajar. Misalnya balita gemar
sekali bermain air dengan cara menuang air dari wadah satu ke wadah lainnya.
Metode Montessori mengajarkan mereka menyiram tanaman sambil menumbuhkan
rasa cinta kepada alam dan lingkungan. Anak-anakpun gembira karena bisa
menyiramkan air dari gelas ukur ke pot tanaman.
Dalam pembelajaran di kelas Montessori, anak-anak juga dilatih untuk bekerja secara
tim karena materi pembelajaran yang ada dirancang juga untuk dapat kerja secara tim.
Hal ini dapat melatih komunikasi anak-anak dan problem solving saat ada masalah.
(Penutup)
a. Saran
Montessori beranggapan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu
perkembangan anak secara menyeluruh dan bukan sekedar mengajar. Spirit atau nilai-nilai
dasar kemanusiaan itu berkembang melalui interaksi antara anak dengan lingkungannya.
b. Kritik
Metode montessori dapat di didik pada anak, namun alangkah baiknya jika bagian –
bagian metode lain juga dapat di kombinasikan pada metode montessori ini.
Daftar Pustaka
(Pustaka Internet)
https://id.theasianparent.com/metode-montessori-paud
http://esensi.co.id/2016/05/25/sekilas-metode-
montessori/#:~:text=Dr.%20Montessori%20juga%20membagi%20tahap,usia%2018%2D24%
20tahun
https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/metode-
pendidikan-montessori/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini
https://globalprestasi.sch.id/gpsblog/kelebihan-metode-montessori-yang-wajib-orangtua-
tahu/