Anda di halaman 1dari 15

Landasan Historis Pendidikan Indonesia

Sebelum dan Setelah Kemerdekaan

Oleh :

Ida Ayu Putu Putri Saraswati Dewi

2111041003

Kelas C

Semester I

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Dharma Acarya

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Tahun Akademik 2021/2022


Kata Pengantar

Om Swastyastu

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan berkat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Landasan Historis Pendidikan
Indonesia Sebelum dan Setelah Kemerdekaan” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Landasan
Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang apa dan
bagaimana penerapan pendidikan di Indonesia selama turun temurun pada masa sebelum dan
setelah kemerdekaan Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Praptika Kamalia Jaya, S.Sn., M.Sn.
selaku dosen pengajar Mata Kuliah Landasan Pendidikan. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan pembelajaran bagi para
pembaca dan jug bagi penulis sendiri, agar kedepannnya nanti dapat menyusun makalah yang
lebih baik, serta penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Om Santih, Santih, Santih Om.

Denpasar, 09 Januari 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ...............................................................................................................

Daftar Isi ........................................................................................................................

BAB I .............................................................................................................................

1.1.Latar Belakang .............................................................................................


1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3.Tujuan Penulisan ..........................................................................................
1.4.Manfaat Penulisan ........................................................................................

BAB II ...........................................................................................................................

2.1.Penerapan atau kondisi pendidikan pada zaman purba dan zaman


sebelum kemerdekaan ..................................................................................
2.2.Penerapan atau kondisi pendidikan pada zaman setelah kemerdekaan
Indonesia dan masa sekarang .......................................................................
2.3.benda-benda yang pernah digunakan dalam pendidikan di
zaman purba dan masa sebelum kemerdekaan serta zaman setelah
kemedekaan hingga sekarang ......................................................................

BAB III .........................................................................................................................

3.1.Simpulan ......................................................................................................
3.2.Saran ............................................................................................................

Daftar Pustaka ...............................................................................................................

Pustaka Internet .............................................................................................................


BAB I

(Pendahuluan)

1.1.Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara. Hal tersebut merupakan pengertian pendidikan menurut UU No. 20
Tahun 2003.
Menurut Ki Hajar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan Nsional Indonesia,
Pendidikan adalah tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya yaitu
pendidikan sendiri adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada dalam anak-anak
agar menjadi manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya
Secara umum pendidikan dapat didefinisikan sebagai usaha sadar menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan bagi peranannya di
masa yang akan datang, baik dalam lingkungan keluarga, seklah ataupun masyarakat.
Pendidikan dilaksanakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya
baik dalam lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat. Pendidikan sudah ada sejak
zaman purba hingga sekarang, namun tentu belum sesempurna seperti sekarang yag sudah
terstruktur, terdapat lembaga resmi yang menaungi pendidikan.

1.2.Rumusan Masalah
Adapun yang akan menjadi rumusan masalah pada pembahasan dan dalam makalah
ini yaitu sebagai berikut :
1) Bagaimana penerapan atau kondisi pendidikan pada zaman purba dan zaman
sebelum kemerdekaan?
2) Bagaiamana penerapan atau kondisi pendidikan Indonesia pada masa setelah
kemerdekaan Indonesia dan pada masa sekarang?
3) Bagaimana kondisi pendidikan pada masa reformasi?

1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui penerapan atau kondisi pendidikan pada zaman purba dan
zaman sebelum kemerdekaan
2) Untuk mengetahui penerapan atau kondisi pendidikan Indonesia pada masa
setelah kemerdekaan Indonesia dan pada masa sekarang
3) Untuk mengetahui kondisi pendidikan pada masa reformasi, terutama pada
masa pandemi COVID-19 seperti sekarang

1.4.Manfaat Penulisan
1) Bagi pembaca dan penulis dapat menambah wawasan mengenai historis
pendidikan Indonesia pada zaman purba, sebelum kemerdekaan hingga masa
setelah kemerdekaan.
2) Bagi penulis dapat untuk melatih diri dalam menyusun sebuah makalah.
3) Bagi penulis diharapkan mendapat kritik dan saran mengenai isi dari makalah
maupun dari sistematika penyusunan makalah.
BAB II

(Pembahasan)

2.1. Penerapan atau kondisi pendidikan pada zaman purba dan zaman sebelum
kemerdekaan.
A. Pada Zaman Purba
Pada zaman nenek moyang bangsa Indonesia berkembang suatu kebudayaan
yang disebut paleolitik. Pada kurang lebih 1500 tahun SM ada kebudayaan yang
disebut neolitik. Kebudayaan manusia pada zaman purba tergolong kebudayaan
maritim dan kepercayaan yang dianut pada masa itu adalah animisme dan
dinamisme.
Kehidupan bermasyarakat pada zaman purba dipimpin oleh seorang ketua
adat, ketua adat dan para empu atau pandai besi, dukun yang adalah orang pandai
tidak dipandang sebagai anggota masyarakat tertinggi dalam kelompoknya, kecuali
pada saat-saat tertentu, seperti pada saat upacara atau ritual, oleh sebab itu
masyarakat pada zaman purba tidak memiliki atau mengenal stratifikasi sosial
seperti sekarang, dan tata masyarakatnya juga disebut egaliter atau persamaan
derajat setiap manusia, serta bergotong royong.
Jika dilihat dan dibahas mengenai pendidikan pada zaman purba, tujuan
pendidikan pada saat itu adalah agar generasi pada zaman itu mampu mencari
nafkah atau kebutuhan, membela diri, hidup bermasyarakat, taat dengan adat dan
kepercayaan yang dianut saat itu. Dan juga karena pada saat itu belum ada yang
namanya lembaga formal pendidikan termasuk sekolah atau pemerintah ang
menaungi bidang pendidikan. “kurikulum pendidikan” pada saat itu hanya terdiri
pengetahuan, sikap, nilai kepercayaan yang dianut melalui ritual atau upacara untuk
menyembah leluhur, bergotong royong, dan lain-lain. Pendidikan pada zaman purba
adalah dengan orang tua dan orang-orang yang lebih tua ataupun tetua dalam
kelompok masyarakatnya.

B. Zaman Kerajaan Hindu-Buddha


Banyaknya pedagang-pedagang dari India ke Indonesia mengakibatkan
perubahan sosial budaya dari penduduk pribumi yang ditandai dengan munculnya
kerajaan-kerajaan dan feodalisme, tersebarnya agama Hindu dan Buddha, muncul
stratifikasi sosial atau kasta, dimulainya zaman sejarah.
Berdasarkan implikasinya, bidang pendidikan di zaman ini tidak hanya
dilaksanakan di dalam keluarga dan masyarakat saja, tapi sudah mulai membentuk
dan diadakan seklah-sekolah di perguruan. Pendidikan disini tujuannya adalah untuk
belajar taat agama, mampu hidup bermasyarakat, membela diri dan memebela
negara.
Kurikulum dalam belajarnya meliputi dari agama, bahasa Sanskrta, membaca
dan menulis huruf Pallawa, sastra, keterampilan membuat candi, ilmu perang.
Pendidikan pada zaman kerajaan Hindu bersifat aristokratis. Metode yang digunakan
dalam pendidikannya adalah sistem guru kula.
Pada zaman kerajaan Buddha sudah berdiri yang namanya “Perguruan Tinggi
Buddha” yang para siswanya datang dari negara tetangga. Pengelolaan pendidikan
pada zaman kerajaan Buddha ini bersifat otonom.

C. Zaman kerajaan Islam


Para pedagang Islam dari arab juga membuat banyak perubahan pada
masyarakat pribumi. Pemerintahannya berbentuk kerajaan, namun tidak berlaku
lagi adanya stratifikasi sosial seperti zaman-zaman sebelumnya, serta
kebudayaannya bercorak Islami.
Implikasi pendidikannya bertujuan agar manusia taat dengan Allah SWT agar
selamat di dunia dan di akhirat dengan pelaksanaan iman, ilmu dan amal.
Pendidikan berlangsung di langgar-langgar, masjid, dan pesantren. Pendidikan
pada zaman ini bersifat demokratis dan otonom. Kurikulummnya terdiri dari
tauhid, Al-Qur’an, hadist, fikih, bahasa Arab, menulis dan membaca huruf Arab.
Metode yang digunakan dalam pendidikannya adalah tabligh dan sorogan, serta
media yang digunakan dalam pendidikan adalah cerita-cerita kerajaan Hindu-
Buddha namun isinya diganti dengan ajaran Islami.

D. Zaman Portugis dan Spanyol


Tujuan bangsa Portugis dan Spanyol datang ke Indonesia adalah untuk
berdagang, namun selain berdagang mereka juga menyebarkan ajaran dan agama
Katholik. Di Ternate dan Solor pada tahun 1536 berdiri sebuah sekolah
(Seminarie). Kurikulumnya berisi pendidikan tentang agama Katholik, pendidikan
membaca, menulis, dan berhitung. Pendidikan tersebut diberikan kepada anak-
anak masyarakat terkemuka.

E. Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda


Belanda datang ke Indonesia tahun 1596 dan bertujuan utnuk berdagang lalu
mendirikan VOC pada tahun 1602. Selain berdagang, mereka juga menyebarkan
ajaran agama Protestan. Belanda mulai menjajah Indonesia sekitar tahun 1800-
1942.
Kondisi pada saat itu adalah :
1. Penajajahan dan kolonialisme
2. Monopoli perdagangan dan hasil pertanian
3. Stratifikasi sosial berdasarkan suku bangsa atau ras

Dengan terjadinya penajajahan oleh Belanda, bangsa Indonesia semakin sadar


akan makna nasionalisme dan kemerdekaan. Pada abad ke 20 (tahun 1908)
muncul banyak gerakan-gerakan untuk melawan penjajah, baik bidang politik atau
penidikan.

Implikasi secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu, pendidikan yang


diselenggarakan Belanda dan pendidikan yang diselenggarakan kaum pergerakan
sebagai rintisan pendidikan nasional.

Ciri-ciri pendidikan yang diselenggarakan pemerintah Belanda :

a. Tujuannya untuk menghasilkan tenaga kerja yang murah


b. Adanya dualisme pendidikan
c. Sistem konkordansi
d. Sentralisasi pengelolaan pendidikan
e. Menghambat gerakan nasional

F. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pergerakan nasional


Faktor intern yang melahirkan pergerakan nasional adalah :
1. Penderitaan, kondisi yang merugikan Indonesia dan rasa senasib
sepenanggungan sehingga memunculkan rasa nasionalisme.
2. Kebesaran masa lampau Indonesia membuat kuatnya rasa harga diri
sebagai bangsa berdaulat dan merdeka
3. Kaum pribumi yang terpelajar berperan menjadi motor penggerak
4. Bahasa Melayu adalah bahasa kesatuan dan menyadarkan bangsa
Indonesia adalah satu bangsa
5. Persepsi masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim menganggap
Belanda adalah kafir.

Mengigat ciri-ciri penyelenggaraan pendidikan oleh Belanda yang tidak


memungkinkan bangsa Indonesia menjadi cerdas, bebas, bersatu dan merdeka,
maka kaum pergerakkan memasukkan pendidikan ke program perjuangannya,
dan itu hampir semua organisasi perjuangan melakukannya.

Ciri-ciri pendidikan kaum pergerakkan :

a. Bersifat nasionalistik, anti kolonialis


b. Berdiri sendiri atau percaya akan kemampuan diri
c. Pengakuan kepada perguruan swasta sebagai perwujudan harga diri
tinggi dan kebhinnekaan masyarakat Indonesia, pengembangan
rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia.

G. Pendidikan pada zaman Pendudukan Militerisme Jepang


Tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah Jepang pada masa
kedudukannya adalah demi memenangkan perang Asia Timur Raya bagi Jepang.
Ciri-ciri pendidikan pada masa kedudukan Jepang :
a. Hilangnya sistem dualisme pendidikan
b. Kesempatan sekolah terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat
c. Susunan jenjang sekolah menjadi SR 6 tahun, SM 3 tahun, SMT 3
tahun, PT.
d. Hilangnya sistem konkordansi
e. Pertama kalinya Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa
pengantar dan Bahasa Belanda dilarang sebagai bahasa pengantar
di sekolah.
2.2. Penerapan atau kondisi pendidikan Indonesia pada masa setelah kemerdekaan
Indonesia.
A. Pendidikan Indonesia periode tahun 1945 – 1969
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI menetapkan secara sah UUD 1945
sebagai konstitusi negara. Sejak saat itu jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan
dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Tahun 1949 terjadi perubahan dasar negara
yaitu UUD RIS, namun pendidikan nasional tetap berjalan sesuai amanat UUD 1945.
Sejak tahun 1950, Indonesia mempunyai UU RI No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-
Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah, yuncto UU RI No. 12 Tahun 1954.
Dalam Pasal 3 UU tercantum bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran adalah
membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Pasal 4
menyatakan pendidikan dan pengajaran berdasar asas-asas yang termaktub dalam
Pancasila Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan atas kebudayaan
bangsa Indonesia.
Tahun 1950-1960 dirancang dan dilaksanakan wajib belajar SD, dan untuk
mengatasi kekurangan guru didirikan Kursus Pengajar untuk Kursus Pengantar
kepada Kewajiban Belajar (KPKPKB) yang selanjutnya ditingkatkan lagi menjadi
SGB dan SGA. Sekolah guru menengah yaitu PGSLP, APD. Tahun 1954 berdiri
PTPG yang diubah menjadi FKIP dan menjadi IKIP. Selain SLPTK, tahun 1949-
1961 pemerinah juga mendirikan universitas dan melahirkan UU No. 22 Tahun 1961
tentang Perguruan Tinggi.
Pada era Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap Pertama (1961-
1969) sekalipun Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menyatakan Bangsa dan NKRI kembali
ke UUD 1945, tapi asas pendidikan nasional diganti menajdi Pancasila dan Manipol
USDEK. Tujuan pendidikan disini adalah melahirkan warga negara sosialis yang
susila, bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil
dan makmur secara spiritual, material dan berjiwa Pancasila. Tugas pendidikan
adalah menghimpun progresif revolusioner berporoskan Nasakom. Maka
ditetapkannya Sapta Usaha Tama, Pantja Wardhana, Hari Krida namun rontok akibat
peristiwa G30S/PKI.
Dasar pendidikan dikembalikan kepada UUD 1945 pada masa PJP I (1969-
1993) yang ditujukan membentuk manusia Pancasilais berdasarkan Pembukaan da Isi
UUD 1945, yang ditegaskan dalam UU No. 2 tahun 1989 sejak awal Pelita I PJP I
telah dilakukan identifikasi masalah pendidikan nasional dan telah melakukan 3 kali
pembaharuan kurikulum sekolah yaitu kurikulum 1968, 1975, 1984. Penambahan dan
perbaikan sarana maupun prasarana pendidikan; Inpres SD; Upaya peningkatan
jumlah dan mutu tenaga kependidikan; serta dilakukan berbagai inovasi pendidikan
lainnya demi meningkatkan partisipasi, relevansi, efisiensi, efektivitas dan mutu
pendidikan nasional. Memang banyak hasil pembangunan pendidikan selama PJP I
yang telah di raih, namun demikian permasalahan pendidikan masih tetap belum
terpecahkan secara keseluruhan dan masih harus terus diupayakan melalui
pembangunan pendidikan pada PJP selanjutnya.

2.3. Kondisi pendidikan pada masa reformasi .


Pendidikan era reformasi 1999 mengubah wajah sistem pendidikan nasional
melalui UU No. 22 Tahun 1999, dengan ini pendidikan menjadi sektor pembangunan
yang didesentralisasikan. Pemerintah memperkenalkan model Manajemen Berbasis
Sekolah. Bentuk kurikulum berubah menjadi berbasis kompetensi.
Pendidikan pada masa reformasi belum sepenuhnya sempurna karena
pemerintah belum memberi kebebasan sepenuhnya untuk merencanakan pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan lokal, contohnya kelulusan siswa
masih ditentukan pemerintah. Kesalahan dalam pengelolaan pendidikan di masa ini
melahirkan hasil yang kurang baik yaitu :
a. Angkatan kerja tidak bisa berkompetisi dalam lapangan kerja global
b. Birokrasi lambat, korupsi, dan tidak kreatif
c. Masyarakat luas bertindak anarkis
d. SDA rusak parah
e. Hutang luar negeri tidak tertanggung
f. Meluasnya tokoh pemimpin yang rendah moralnya

Maka dibuat kurikulum berbasis kompetensi untuk mengtasi dan


mengimbangi permasalahan tersebut. Kurikulum yang digunakan pada masa
reformasi yaitu :

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi


Pada pelaksanaan kurikulum ini, posisi siswa kembali
ditempatkan sebagai subjek dalam proses pendidikan dengan terbukanya
ruang diskusi untuk memperoleh suatu pengetahuan. Siswa justru dituntut untuk
aktif dalam memperoleh informasi. Kembali peran guru diposisikan
sebagai fasilitator dalam perolehan suatu informasi. Kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan
hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Berikut karakteristik utama KBK :
a. Menekankan capaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi
b. Kurikulum diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi siswa
c. Berpusat pada siswa
d. Orientasi pada proses dan hasil
e. Metode yang digunakan beragam dan kontekstual
f. Guru bukan sumber satu-satunya ilmu pengetahuan
g. Buku pelajaran bukan satu-satunya sumber belajar
h. Belajar sepanjang hayat
i. Belajar mengetahui
j. Belajar melakukan
k. Belajar menjadi diri sendiri
l. Belajar hidup dalam keragaman

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006


Secara umum KTSP tidak jauh berbeda dengan KBK namun perbedaan yang
menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada
desentralisasi sistem pendidikan. Pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk
mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan
kondisi sekolah dan daerahnya.
Dalam kurikulum ini, unsur pendidikan dikembalikan kepada tempatnya
semula yaitu unsur teoritis dan praksis. Namun, unsur praksis lebih ditekankan dari
pada unsur teoritis.
Untuk kurikulum LPTK setelah tahun 2000, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi mengeluarkan kebijakan tentang pengembangan kurikulum pendidikan
tinggi yang dilandasi dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
232/U/2000. Pendekatan Kurikulum ini berbasis kompetensi dasar atau popular
dengan sebutan Kurikulum berbasis Kompetensi. Hal ini diperjelas pada Pasal 1
Kepmendiknas 045/U/2002, dalam keputusan ini yang dimaksud dengan
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Penekanan hasil belajar
pada keutuhan kompetensi berkarya dan dikelompokkan ke dalam Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata Kuliah Keilmuan Pengembangan
Kepribadian (MPK), Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Mata
Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), dan
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
BAB III

(Penutup)

3.1.Simpulan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia pendidikan
sudah ada sejak zaman purba yang merupakan pendidikan skup kecil yaitu
antarkeluarga dan masyarakat disekitar kelompok. Seiring waktu berjalan pendidikan
mengalami perkembangan dan pengembangan, namun tidak hanya perkembangan dan
pengembangan saja, juga pernah terjadi penurunan kualitas pendidikan yang
diakibatkan oleh peristiwa pada masa lampau seperti penjajahan oleh bangsa lain.
Namun setelah Indonesia merdeka, pendidikan kembali mengalami perkembangan
seiring waktu berjalan yang dibarengi dengan perbaikan, evaluasi, penambahan mutu
dan lain-lain yang kemudian mengahsilkan kurikulum belajar yang sesuai dengan
kondisi di Indonesia.

3.2.Saran
Sebagai pendidik harus tetap menjunjung tinggi pendidikan demi kebaikan
generasi yang akan datang anti dengan usaha atau metode yang kreatif agar siswa
dapat mengikuti yang dicontohkan oleh gurunya, karena guru adalah contoh bagi
siswa-siswanya. Dan para siswa harus selalu menegakkan pendidikan, karena
pendidikan adalah penentu berhasil atau tidaknya seseorang dalam hidup. Penidikan
yang dimaksud tidak hanya pendidikan diligkungan formal atau sekolah, baik dalam
lingkungan keluarga atau masyarakat sekalipun.
Daftar Pustaka

Syahruddin dan Heri Susanto, (2019), Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonialisme
Nusantara sampai Reformasi), Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat.

Pustaka Internet
https://erwinpermana.files.wordpress.com/2017/08/landasan-historis-pendidikan-
indonesia.pdf
https://erwinpermana.files.wordpress.com.cdn.ampproject.org/v/s/erwinpermana.wordpress.c
om/2017/08/10/ebook/landasan-historis-pendidikan-
indonesia/amp/?usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D&amp_js_v=a6&amp_gsa
=1#referrer=https%3A%2F%2Ferwinpermana.wordpress.com%2F2017%2F08%2F10%2Feb
ook-landasan-historis-pendidikan-indonesia%2F

Anda mungkin juga menyukai