Anda di halaman 1dari 16

Ilmu Pendidikan

Pendidikan Masa Depan Menghadapi Abad ke-21


ke

Kelompok 1 :

1. Ida Ayu Putu Putri Saraswati Dewi (2111041003)


2. Ni Luh Juni Ari (2111041006)
3. Ni Putu Ayu Dewi Ariani (2111041011)
4. Ni Luh Ayu Ariasih (2111041018)

Kelas : C

Semester : 1

Jurusan : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Dharma Acarya

UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Tahun 2021/2022
Kata Pengantar

Om Swastyastu

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan berkat-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendidikan Masa Depan Menghadapi Abad
ke-21” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang apa dan
bagaimana dari Pendidikan Masa Depan Menghadapi Abad ke-21 di Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Putu Ayu Septiari Dewi, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen Mata Kuliah Ilmu Pendidikan. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan pembelajaran bagi para
pembaca dan jug bagi kami sendiri, agar kedepannnya nanti dapat menyusun makalah yang
lebih baik, serta kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Om Santih, Santih, Santih Om.

Denpasar, 5 Januari 2022

Kelompok 1
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................ 1

Daftar Isi......................................................................................................................... 2

BAB I (Pendahuluan)..................................................................................................... 3-4

1.1.Latar Belakang.............................................................................................. 3-4


1.2.Rumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3.Tujuan Penulisan Makalah............................................................................ 4
1.4.Manfaat Penulisan Makalah.......................................................................... 4

BAB II (Pembahasan).................................................................................................... 5-13

2.1.Tantangan-tantangan pendidikan pada abad ke-21..................................... 5-6


2.2.Visi dalam mengahadapi abad ke-21........................................................... 6-8
2.3.Prinsip-prinsip pendidikan........................................................................... 8-9
2.4.Arah perkembangan pendidikan.................................................................. 9-12
2.5.Implikasi bagi pendidikan Indonesia........................................................... 12-13

BAB III (Penutup)......................................................................................................... 14

3.1.Simpulan....................................................................................................... 14
3.2. Saran............................................................................................................ 14

Daftar Pustaka (Pustaka Internet).................................................................................. 15


BAB I

(Pendahuluan)

1.1.Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia dari zaman dahulu hingga sekarang dilaksanakan yang
namanya pendidikan, pendidikan pada seiring waktu dan zaman berjalan juga mengalami
perkembangan dan kemajuan baik dari pendidik, peserta didik, lembaga atau instansi
yang berurusan dengan pendidikan.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Sedangkan pembelajaran Abad 21 merupakan
pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan,
keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi IT.
Ciri-ciri pembelajaran abad 21 :
1. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Siswa belajar dari banyak sumber belajar.
Sebelum abad 21, siswa dikatakan belajar jika menggunakan buku. Pada abad 21, tidak.
Setiap sesuatu yang bisa digunakan untuk belajar, itulah sumber belajar. Berupa buku,
audio, visual, internet, dan lain-lain.
2. Belajar tidak harus di kelas. Abad 21 dikenal dengan era disrupsi. Sebuah masa yang
menggilas manual dengan digital. Sesuatu yang rumit menjadi lebih sederhana dan mudah.
Bentuk fisik digantikan digital. Sehingga belajarnya tidak lagi butuh kelas. Melainkan
ruang tak terbatas waktu. Bisa dilakukan dimana saja sesukanya. Satu contoh yaitu Moving
Class.
3. Murid dapat belajar terlebih dulu sebelum diajar oleh guru. Sebelum abad 21, siswa
menunggu perintah guru untuk belajar. Sehingga jika guru tidak memerintah, maka tidak
belajar. Abad 21, siswa bebas untuk memulai belajar. Mereka diperkenankan seluas-luasnya
untuk memperkaya pengetahuannya. Semakin siswa banyak tahu dengan caranya belajar
sendiri, maka semakin bagus.
4. Proses belajar mengajar berubah dari teaching and learning menjadi learning and
tutoring. Sebelum abad 21, guru bertindak sebagai pengajar kepada siswa secara
kelompok besar. Pada abad 21, guru bertindak sebagai pengajar kepada siswa secara
individual. Dia bisa disebut sebagai pamong yang memfasilitasi pembelajaran
kepada per individu. Inilah yang disebut tutor.
5. Guru berperan sebagai tutor. Abad 21 pembelajaran secara kolaboratif. Dalam
pembelajaran tersebut ada yang dikenal dengan cooperative teaching learning.
Sehingga terbentuklah kelompok-kelompok pembelajaran. Untuk inilah, guru
mendampingi mereka, istilahnya tutor. Mendampingi, memfasilitasi, dan
menguatkan pembelajaran

1.2.Rumusan Masalah
1) Bagaimana tantangan–tantangan pendidikan pada abad ke-21?
2) Apa visi dalam menghadapi abad ke-21 dalam bidang pendidikan?
3) Apa prinsip-prinsip pendidikan?
4) Kemana dan baagimana arah perkembangan pendidikan?
5) Bagaimana implikasi bagi pendidikan Indonesia?

1.3.Tujuan Penulisan Makalah


1) Untuk mengetahui dan menjelaskan tantangan pendidikan pada abad ke-21.
2) Untuk mengetahui dan menjelaskan visi dalam menghadapi abad ke-21.
3) Untuk mengetahui dan menjelaskan prinsip-prinsip pendidikan.
4) Untuk mengetahui dan menjelaskan arah perkembangan pendidikan.
5) Untuk mengetahui dan menjelaskan implikasi bagi pendidikan Indonesia.

1.4.Manfaat Penulisan Makalah


1) Bagi pembaca dan penulis dapat menambah wawasan mengenai pendidikan masa
depan dalam mengahadapi abad ke-21.
2) Bagi penulis dapat untuk melatih diri dalam menyusun sebuah makalah.
3) Bagi penulis diharapkan mendapat kritik dan saran mengenai isi dari makalah maupun
dari sistematika penyusunan makalah.
BAB II

(Pembahasan)

2.1.Tantangan–tantangan pendidikan pada abad ke-21


Kemendiknas menjelaskan Pendidikan pada abad ke-21 harus dapat
mempersiapkan dan menjamin peserta didik supaya memiliki keterampilan belajar dan
berinovasi, keterampilan menggunakan dan memanfaatkan teknologi dan media
informasi, dapat bekerja dan bertahan dengan menggunakan kecakapan hidup (life
skill).
US-based Partnership for 21st Century Skills (P21) mengidentifikasi kompetensi
abad ke-21 tersebut adalah “The 4Cs: communication, collaboration, critical thinking,
and creativity”.
Adapun kecakapan abad ke-21 harus dikembangkan melalui:
1. kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem
solving skill)
2. kecakapan berkomunikasi (communication skills)
3. kecakapan kreativitas dan inovasi (creativity and innovation)
4. kecakapan kolaborasi (collaboration).

Untuk mewujudkan semua itu maka segenap insan pendidik era milenial, harus
mengupgrade kapasitas dan kompetensi sesuai kebutuhan zaman, misalnya terkait IT
dengan aplikasi-aplikasi pendukung pembelajaran, pengetahuan, temuan-temuan baru,
strategi, model dan metode pembelajaran yang inovatif agar mampu melahirkan
generasi emas milenial.
Generasi milenial sebagai subyek belajar akan bosan dengan rutinitas monoton
akibat tidak ada inovasi dan kreatifitas pendidik. Apalagi era digital ini, perkembangan
IT mengiringi tumbuh kembang generasi milenial. Pendidik yang berani keluar dari
zona nyaman dengan terus meningkatkan kapasitas diri akan mampu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang memberikan kecakapan abad ke-21.
Kebijakan baru berupa merdeka belajar yang menghapus UN yang diganti dengan
asesmen nasional yang terdiri dari AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), Suter
(Survei Karakter) dan Sulijar (Survei Lingkungan Belajar) yang diterapkan tahun 2021
menjadi indikator adanya perubahan pada sistem evaluasi pendidikan dari Pemerintah,
yang menilai kualitas layanan pendidikan di satuan pendidikan untuk perbaikan dan
peningkatan kualitas belajar peserta didik secara berkelanjutan.
Untuk mewujudkan semua itu, dibutuhkan sikap kreatif inovatif dari seorang
pendidik, sehingga akan dihasilkan peserta didik generasi emas di tahun 2045 yang
mampu bersaing dalam kanca global sesuai tuntutan kurikulum 2013 yaitu penilaian
kompetensi ketrampilan pendidik yang harus mengukur ketrampilan 4C (Critical
thinking, Creative, Communication, dan Collaboration). Untuk penilaian kompetensi
sikap dititikberatkan pada beberapa karakter (nasionalisme, kemandirian, religiusitas,
integritas dan gotong royong), untuk penilaian kompetensi pengetahuan harus dengan
model penilaian HOT (high order thingking).
Pembelajaran yang terjadi juga harus menumbuhkembangkan kemampuan literasi
(numerasi, bahasa, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan). Apalagi saat ini
diusahakan harus mengintegrasikan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art,
Mathematics). Tentu saja pendidik adalah sebagai penggeraknya.

2.2.Visi dalam menghadapi abad ke-21


Tantangan-tantangan yang diperkirakan terkandung dalam abad-21 tersebut
hendaknya disambut dengan visi yang jelas untuk menghadapinya. Adapun visi tersebut
menurut komisi internasional tentang Pendidikan untuk abad 21 menurut UNESCO
adalah sebagai berikut:
1. Dari masyarakat local menuju kepada masyarakat dunia
a. Saling ketergantungan di dunia dan globalisasi merupakan kekuatan-kekuatan
dalam kehidupan dewasa ini kekuatan-kekuatan telah bekerja dan akan tetap
menjadi satu kesan yang mendalam dalam abad 21
b. Bahaya utama adalah bahwa sebuah jurang terbuka timbul antara sekelompok
minoritas orang yang dapat menemukan cara yang berhasil tentang dunia baru
yang akan dating dengan mayoritas orang yang merasa bahwa mereka berada di
dalam kekuasaan peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang tidak berbicara tentang
masa depan masyarakat yang berkenaan dengan bahaya-bahaya yang
menyebabkan suatu kemunduran demokrasi dan pemberontakan yang tersebar
luas
c. Kita harus terbimbing oleh tujuan yang bercita-cita mengendalikan dunia yang
lebih terarah pada saling pengertian yang lebih besar, suatu rasa tanggung yang
lebih besar melalui penerimaan perbedaan-perbedaan spiritual dan kultural.
Pendidikan dengan cara memberikan jalan masuk pada pengetahuan untuk semua
mempunyai kejelasan dalam tugas universalnya membantu orang untuk
memahami dunia dan memahami orang lain

2. Dari kohesi sosial menuju partisipasi demokrasi


a. Kebijakan Pendidikan harus cukup beraneka ragam dan harus dirancang bukan
untuk mendorong eklusi sosial atau pengasingan sosial
b. Sosialisasi individu-individu haruslah tidak bertentangan dengan perkembangan
pribadi yang tertuju pada sebuah sistem yang mendorong pada memadukan
kebijakan-kebijakan tentang integrasi atau persatuan dengan penghormatan atas
ak-hak individual.
c. Pendidikan tidak dapat dengan sendirinya memecahkan masalah-masalah yang
timbul karena pemutusan hubungan sosial
d. Sekolah tidak dapat berhasil dalam tugas apabila tidak berusaha memberikan
sumbangan untuk kemajuan persatuan kelompok-kelompok minoritas, dengan
jalan menggunakan kepentingan sosial mereka memperhatikan juga sifat-sifat
kepribadian individu-individu mereka.
e. Demokrasi muncul secara progresif menunjukkan bentuk-bentuk dan berkembang
melalui tahap-tahap yang sesuai dengan situasi dari setiap negara. Pendidikan
kesadaran dari kewarganegaraan yang aktif harus mulai disekolah.
f. Partisipasi demokrasi meruapakan suatu yang berkenaan dengan kewarganegaraan
yang baik tetapi hal tersebut dapat diperkuat atau didorong melalui pengajaran dan
praktek-praktek yang disesuaikan dengan suatu media dan informasi masyarakat
g. Peranan Pendidikan menyediakan latar belakang kultur bagi anak=anak dan orang
dewasa yang akan memungkinkan mereka sejauh mungkin mempunyai pengertian
tentang perubahan-perubahan yang terjadi

3. Dari pertumbuhan ekonomi menuju perkembangan manusia


a. Penerimaan lebih lanjut terhadap tema suatu model baru tentang perkembangan
yang mengandung arti lebih luas memberikan penghargaan pada karakteristik dan
penstrukturan hidup manusia daripada pertumbuhan ekonomi
b. Sebuah studi yang berorientasi pada masa depan tentang kedudukannya kerja
dalam masyarakat memperlihatkan adanya pengaruh-pengaruh kemajuan dan
perubahan teknis terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat
c. Suatu penilaian yang lebih lengkap tentang perkembangan yang melibatkan semua
aspeknya telah dilakukan oleh program pembangunan perserikatan bangsa-bangsa
d. Perkembangan jalur-jalur baru antara Pendidikan dengan kebijaksanaan
pembangunan dengan menguatkan pada dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan di negara-negara berkenaan dengan peningkatan
inisiatif, kerja tim, sinergi-sinergi realistic dengan memperhitungkan sumber-
sumber setempat, pengerjaan secara mandiri dan semangat untuk berusaha
e. Perlunya peningkatan dan ketersediaan secara umum terlaksananya Pendidikan
dasar

2.3.Prinsip-prinsip Pendidikan

Kurikulum 2013 diarahkan untuk membekali siswa dengan sejumlah kompetensi


yang dibutuhkan menyonsong abad-21. Beberapa kompetensi penting yang dibutuhkan
pada abad 21 yaitu, (1) critical thinking, (2) creativity, (3) collaboration,(4)
communication. Kompetensi-kompetensi ini dikenal dengan akronim 4C. Oleh karena itu,
guru perlu memahami beberapa prinsip pokok pembelajaran abad-21. Di bawah ini agar
siswa dapat mencapai kompetensi 4c:

1. Instruction should be student-centered.


Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Pada tataran ini, siswa ditempatkan sebagai subyek
pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya.
Oleh karen aitu, siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi
pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya,
sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di
masyarakat.

2. Education should be collaborative.


Siswa perlu dibelajarkan agar mampu berkolaborasi dengan orang lain.
Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai
yang dianutnya. Saat menggali informasi dan membangun makna, siswa mesti
didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam
mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan
dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri
secara tepat dengan mereka.
3. Learning should have context.
Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap
kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode pembelajaran
yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru
membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang
sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehariharinya.

4. Schools should be integrated with society.


Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung
jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan
sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa
dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan
sosial. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di
masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan
sebagainya. Di samping itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan
untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.

2.4.Arah perkembangan pendidikan


1) Dari Pendidikan Dasar Sampai Universitas
Suatu persyaratan bagi semua negara, meski dalam berbagai jenis bentuk dan
jenis konten yang berbeda- beda, adalah memperkuat pendidikan dasar. Penguatan
pendidikan dasar ini dilakukan dengan cara memberikan penekanan pada pendidikan
dasar dan program- progam dasar tradisionalnya, membaca, menulis, berhitung dan
juga menekankan pada kemampuan untuk mengekspresikan diri dalam bahasa yang
santun, yang menuntun pada dialog dan rasa saling memahami.
Pendidikan menengah harus dikaji ulang dalam konteks umum dandari konsep
belajar seumur hidup. Prinsip kuncinya adalah menyusun beragam jalur bagi individu
melalui sekolah, tanpa pernah menutupkesempatan untuk kembali lagi ke dalam
system pendidikan.
Universitas hendaknya memainkan peran sentral pada sistem pendidikan di
tingkat yang lebih tinggi dengan 4 fungsi pokok, yaitu:
a. Mempersiapkan mahasiswa untuk penelitian dan pengajaran.
b. Menyediakan program pelatihan khusus yang sesuai dengankebutuhan
ekonomi sosial.
c. Terbuka bagi semuanya, agar dapat memenuhi berbagai aspek pendidikan
seumur hidup dalam arti yang paling luas.
d. Kerja sama internasional.

2) Guru-guru dalam upaya mencari prespektif baru


Guru memiliki kewajiban untuk meningkatkan pengetahua dan ketrampilannya,
dimana guru dimasa mendatang harus lebih baik dalam mendidik serta untuk
mengambil manfaat dari pengalaman-pengalaman dalam berbagai ruang lingkup
kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya.
Meskipun dalam mengajar pada dasarnya adalah kegiatan perorangan, dalam arti
setiap guru dihadapkan dengan tanggung jawabdan tugasnya masing-masing, kerja
tim juga bersifat penting, terutama pada pendidikan tingkat menengah. Kerja tim
sangatlah penting untukmeningkatkan kualitas pendidikan dan menyesuaikan
karakteristik-karakteristik khusus kelas atau kelompok murid secara lebih baik lagi.

3) Pilihan-pilihan bagi pendidikan: Faktor politik


Memilih suatu jenis pendidikan berarti memilih suatu jenismasyarakat. Di setiap
negara, pilihan tersebut mengundang perdebatan publik yang luas, yang didasarkan
pada penilaian sistem pendidikanyang akurat. Komisi menganjurkan agar dalam
pelaksanaanya, penilaian ini dilakukan dengan turut melibatkan orang-orang dan
lembaga yang berbeda-beda, yang aktif di masyarakat terkait dengan pengambilan
keputusan pendidikan. Pembangunan pendidikan dalamsebagian besar kasus
kondufsif bagi pengembangan dan penyebarluasan inovasi.
Komisi juga ingin menegaskan kembali peran dari otoritas politik.Otoritas politik
memiliki tugas utuk menetapkan pilihan kebijakansecara jelas dan memastikan
peraturan secara keseluruhan berlakudengan baik, serta membuat penyesuaian yang di
perlukan. Pendidikanmerupakan aset masyarakat, kita tidak dapat menyerahkan
pengaturannya kepada kekuatan pasar saja.
Namun, komisi juga tidak mengabaikan dampak yang dapatditimbulkan oleh
kendala keuangan. Oleh sebab itu, komisimengajurkan agar pihak pemerintah dan
swasta bekerja sama dalammelaksanakan kegiatan operasional pendidikan. Di negara-
negara berkembang, pendanaan pendidikan dasar oleh pemerintahan masihsangat
diperlukan, tetapi kebijakan yang dipilih hendaknya tidakmembahayakan keselarasan
sistem pendidikan secara keseluruhan ataumengorbankan jenjang pendidikan lainnya.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi baru harus dapat membangkitkan
kesadaran umum mengenai kemudahan dalammendapatkan pengetahuan pada dunia
masa depan. Oleh karena itu :
a. Diversifikasi dan perbaikan pendidikan jarak jauh denganmengunakan
teknologi komunikasi dan informasi baru.
b. Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi yang lebih besardalam
pendidikan orang dewasa terutama dalam pelatihan guru-guru.
c. Menguatkan kemampuan dan infrastruktur negara berkembang,dalam
bidang ini menyebarluasakan teknologi komunikasi daninformasi ke seluruh
lapisan masyarakat.
d. Meluncurkan program-program untuk menyebarluaskan
teknologikomunikasi dan informasi dibawah pengawasan
UNESCO.Kebutuhan akan kerjasama internasional yang dengan
sendirinyaharus di pertimbangkan kembali secara radikal dan juga
dirasakandibidang pendidikan. Masalah ini tidak hanya terkait dengan
pembuatkebijakan pendidikan dan profesi pengajar, tetapi untuk semua
orangyang memainkan peran aktif dalam kehidupan masyarakat.
Sistem pendidikan harus diperkuat dengan cara menegakkan aliansidan kerjasama
diantara kementerian-kementerian terkait ditingkatregional dan diantara negara
yangmenghadapi masalah serupa.
Dengan menatap masa depan, UNESCO harus membentuk sebuah badan
pengawas untuk mempelajari teknologi informasi baru, evolusi dari teknologi ini,
dan dampaknya yang telah terduga tidak hanya dalamsistem pendidikan, tetapi juga
pada masyarakat modern juga.
Kerja sama intelektual dalam bidang pendidikan harus ditegakkan
melalui perantaraan UNESCO dengan cara :

a. Pemberian beasiswa bagi dosen ke UNESCO.


b. Penunjukan sekolah-sekolah tertentu sebagai pengelola
beasiswa.
c. Penyebaran pengetahuan yang adil antarnegara.
d. Penyebarluasan teknologi dan pertukaran siswa, guru, dan para peneliti

2.5.Implikasi bagi pendidikan Indonesia


Abad ke-21 merupakan era berkompetisi, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
bagaimana belajar dan berfikir dengan cerdas dan selektif dalam memilih informasi yang
valid dan relevan oleh sebab itu pada tahun 2013 kurikulum di revisi demi meningkatkan
kualitas pendidikan nasional Indonesia yang memiliki perhatian terhadap 3 hal spesifik
yaitu mempersiapkan populasi anak muda Indonesia yang besar untuk pasar tenaga kerja
di masa depan, memperkuat kesadaran siswa dan apresiasi terhadap masalah sosial
budaya dan lingkungan di Indonesia, dan meningkatkan kinerja siswa Indonesia pada
berbagai perbandingan internasional.
Selain melalui kuriklum 2013, pemerintah indonesia juga mengimplementasikan
pembelajaran abad 21 dari program penguatan pendidikan karakter disekolah yang
diharapkan dapat menumbuhkan karakter siswa untuk dapat berpikir kritis, kreatif,
mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi, yang mampu bersaing di abad 21. Hal itu
sesuai dengan empat kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21.
Usaha lainnya yang dilakukan pemerintah dalam rangka mnggalakkan pendidikan
abad 21 yaitu dengan menyediakan layanan belajar gratis berbasis digital yang dikelola
oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan
(Pustekkom) yang dinamai portal Rumah belajar.
Penerapan pembelajaran abad-21 di Indonesia masih harus ditingkatkan sebab belum
dilakukan secara optimal. Misalnya, kebanyakan siswa SMA tidak menenujukkan
kemampuan dalam keterampilan berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.
Penilaian terhadap keterampilan berpikir kritis pada siswa terbatas pada kemampuan
kognitif siswa. Selain itu Guru-guru membutuhkan beberapa lathan untuk
mengembangkan intrumen keterampilan berfikir kritis dan instrument keterampilan
memecahkan masalah. Beberapa Kendala krusial yang dihadapi pendidikan Indonesia
dalam penerapan pembelajaran abad-21 berasal dari kualitas siswa dan kualitas guru-
gurunya.. Berdasarkan data Unesco dalam Global Education Monitoring (GEM) Report
(2016), pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke 10 dari 14 negara berkembang
dan kualitas guru menempati urutan ke 14 dari 14 negara berkembang di dunia.

Jika dilihat dari realisasi pembelajaran formal, guru fokus pada materi yang
disarankan oleh kurikulum dan mereka pikir itu sudah cukup. Praktis, guru cenderung
menggunakan buku paket sekolah atau menggunakan bahan buku teks. Dalam orientasi
hasil belajar, para guru bergantung pada skor konkret kognitif. Jika evaluasi hasil akhir
siswa menunjukkan skor optimal lebih dari yang ditentukan KKM (nilai lulus), itu berarti
bahwa proses pembelajaran berhasil. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh paradigma lama
bahwa kurikulum harus diikuti berdasarkan prinsip taat. Paradigma ini membawa
implikasi bahwa kreativitas guru akan membuat proses belajar mengajar kurikulum. Hal
itu dianggap sebagai sesuatu yang salah dalam konteks pendidikan abad 21.
Dari segi kualitas siswa Berdasarkan data Hasil PISA (Programme International
Students Assasment) 2015 kualitas siswa Indonesia menempati ranking 64 dari 72 negara
yang mengikuti seleksi PISA, data lainnya yang dapat menjadi indikator kualitas
pendidikan Indonesia yaitu dari hasil pencapaian rata-rata nilai UNBK nasional tahun
2019 pada tingkat SMP hanya sebesar 53,18 dari 100, dan tingkat sma sebesar 53,16 dari
100. Pencapaian yang rendah ini mengindikasikan bahwa peserta didik memerlukan
peningkatan dalam pengalaman pendidikan untuk memperluas kemampuannya dalam
pembelajaran dan untuk meningkatkan hasil ujian terkait dengan rendahnya
pencapaianya kualitas siswa Indonesia PISA merekomendasikan agar siswa Indonesia
meningkatkan pemanfaatan literasi digital yang merupakan suatu komponen penting
dalam penerapan pembelajaran abad 21.
BAB III

(Penutup)

3.1.Simpulan
Pendidikan abad ke 21 dilaksanakan untuk mempersiapkan dan menjamin peserta
didik agar memiliki keterampilan dan kecakapan yang harus dikembangkan dengan
cara pendidik mengupgrade kompetensi sesuai kebutuhan zaman karena peserta didik
hidup dan bertumbuh kembang seiring perkembangan zaman seperti IT, pendidik juga
harus meningkatkan inovasi dan juga kreaifitas dalam mendidik dan mengajar. Serta
memerlukan visi menuju menjadi level global dan bukan pada tingkat atau level lokal
saja, karena segala bidang termasuk pendidikan perlu adanya kemajuan, baik dari
pihak pendidik, peserta didik ataupun instansi atau lembaga yang berhubungan
dengan pendidikan.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, para pendidik tidak bisa menggunakan
teknik atau cara seperti zaman sebelum abad 21 atau cara jadul, serta diperlukan
adanya evaluasi dan perbaikan pada cara belajar dan kurikulum pembelajaran demi
berlangsungnya pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman, terutama
seperti pada era COVID-19 seperti sekarang yang menuntut pendidik dan peserta
didik belajar dan menggunakan teknologi dan cara belajar daring yang otomatis
penilaiannya juga dilaksanakan dengan daring. Penilaian harus tetap dilakukan demi
kelangsungan pendidikan di Indonesia.

3.2.Saran
Dalam melaksanakan pembelajaran abad 21 ini, guru atau pendidik perlu
meningkatkan sikap kreatif dan sikap inovatif untuk mempersiapkan bahan ajar
ataupun dalam proses belajar mengajar, pendidik tidak boleh terlalu kaku atau terpaku
pada proses belajar mengajar yang memfokuskan peserta didik dengan memiliki atau
belajar dengan buku paket atau buku teks. Para pendidik perlu menyiapkan bahan ajar
yang bisa tetap sesuai dengan silabus, namun pelaksanaannya dilaksanakan dengan
kreatif, baik di luar lingkungan sekolah ataupun menggunakan teknologi IT yang
sudah tersedia dan semakin maju.
Daftar Pustaka

(Pustaka Internet)

http://www.smkn4bone.sch.id/read/4/pembelajaran-abad-21

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

http://ighoz.gurusiana.id/article/2020/09/ciri-ciri-pembelajaran-abad-21-
5377492?ba_status=not-logged&bima_access_status=not-logged

https://www.harianbhirawa.co.id/menjawab-tantangan-pendidikan-abad-21/

https://www.depoedu.com/2019/11/06/edu-talk/empat-prinsip-pembelajaran-abad-21/

http://farrah28.blogspot.com/2016/12visi-pendidikan-dalam-menghadapi-abad.html?m=1

https://www.scribd.com/document/424849609/Pendidikan-Masa-Depan-Menghadapi-Abad-Ke

Anda mungkin juga menyukai