MAKALAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah Swt, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan berjudul "Kreativitas Dan Inovasi Dalam Pembelajaran Abad 21" dapat selesai
dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Belajar
Pembelajaran, Dosen pengampu Dr. Supri Wahyudi Utomo, M.Pd. Selain itu, Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Supri Wahyudi Utomo, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Belajar Pembelajaran.
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan
topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Pembelajaran Abad 21
1. Pengertian Pembelajaran Abad 21
Dalam konteks pendidikan, terdapat dua konsep utama yaitu belajar dan
mengajar. Kedua konsep ini saling terkait, dimana proses belajar dan mengajar
saling melibatkan satu sama lain. Seseorang belajar karena ada yang mengajar,
menandakan adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik. Namun, perlu
dicatat bahwa mengajar tidak hanya dianggap sebagai satu-satunya kegiatan yang
dapat menghasilkan belajar pada individu. Meskipun pendidik memiliki peran
penting dalam membimbing proses belajar, faktor-faktor lain seperti motivasi
internal, lingkungan belajar, dan partisipasi aktif peserta didik juga memainkan
peran krusial dalam terjadinya pembelajaran yang efektif. Seperti yang
diungkapkan oleh Siregar (2015:35) menyatakan bahwa,
pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja,
terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali,
dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.
Proses pembelajaran tidak hanya terjadi secara spontan, tetapi melibatkan
perencanaan dan pengorganisasian yang matang untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan melakukan upaya yang terarah dan
terencana, tujuannya adalah agar seseorang dapat belajar dengan efektif. Melalui
proses ini, diharapkan terjadi perkembangan dalam pengetahuan, keterampilan,
dan pemahaman individu sesuai dengan target pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Proses pembelajaran ini harus mendorong peserta didik untuk aktif belajar,
dan tujuan pembelajaran perlu ditetapkan sebelumnya sebelum proses
dilaksanakan. Pelaksanaan pembelajaran harus terencana dengan baik, mencakup
aspek konten, waktu, proses, dan hasilnya dapat diukur. Berikut ciri-ciri
pembelajaran:
a) Dapat diidentifikasi sebagai serangkaian kegiatan yang sistematis
b) Difokuskan pada aktivitas peserta didik (learner centered)
c) Memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
d) Dilaksanakan secara terkendali dengan kemampuan pengukuran terhadap hasil
pembelajaran.
Di abad ke-21, teknologi telah mengubah cara belajar di luar ruang kelas.
Meskipun menggunakan berbagai perangkat dan media canggih, yang paling
penting dalam pendidikan masih tetap pada inti pembelajaran. Teknologi ada
sebagai alat bantu untuk mendukung pembelajaran, membantu peserta didik
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
menggunakan teknologi dengan kreatif dan inovatif. Gaya belajar yang berpusat
pada peserta didik (student-centered) membuat pembelajaran lebih personal,
memungkinkan pendidik untuk memberikan perhatian lebih pada setiap peserta
didik. Pendekatan ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang hidup dan
sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang.
2. Strategi Pembelajaran
Jihad (2008: 24) menyatakan bahwa,
strategi pembelajatan merupakan pendekatan dalam mengelola
kegiatan, dengan mengintregasikan urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pelajaran dan pembelajar, peralatan dan
bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pemelajaran untuk
mencapau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, secara efektif
dan efesien.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan suatu pendekatan yang cermat dalam mengelola kegiatan
pembelajaran dengan tujuan mencapai hasil yang diinginkan. Untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran, perlu diintegrasikan urutan
kegiatan, organisasi materi pelajaran, dan pilihan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pengelolaan waktu juga menjadi aspek
penting dalam strategi ini, di mana waktu yang digunakan harus diatur secara
bijak untuk memaksimalkan hasil pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran
yang baik juga mencakup pemilihan peralatan dan bahan ajar yang relevan dan
mendukung tujuan pembelajaran. Dengan demikian, strategi pembelajaran yang
terencana dengan baik akan membantu mencapai tujuan pembelajaran secara
holistik dan memberikan pengalaman pembelajaran yang memadai bagi peserta
didik.
Dalam implementasinya, strategi pembelajaran perlu disesuaikan dengan
karakteristik pembelajar, sehingga dapat memberikan dukungan yang optimal
sesuai dengan gaya belajar mereka. Pendekatan ini mengakui perbedaan
individual dalam proses pembelajaran dan menekankan pentingnya adaptasi
metode mengajar agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dengan demikian,
strategi pembelajaran bukan hanya tentang menyusun rencana pembelajaran,
tetapi juga mengenali dan merespon kebutuhan khusus peserta didik agar mereka
dapat mencapai potensi maksimal mereka. Dalam esensinya, strategi pembelajaran
yang efektif dan efisien melibatkan perencanaan yang matang, pengelolaan
sumber daya dengan bijak, dan pengakuan terhadap keunikan setiap peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Konsep pembelajaran abad ke-21 menekankan pada pengembangan kecakapan
yang sering disebut 4C, yaitu Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir
Kritis & Pemecahan Masalah), Creativity and Innovation (Daya Cipta dan
Inovasi), Collaboration (Kerjasama), dan Communication (Komunikasi).
Keterampilan inti ini diperlukan untuk pembelajaran yang kompleks. Berikut
penjelasan singkat:
a) Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis & Pemecahan
Masalah)
Berpikir kritis adalah suatu proses terarah dan jelas yang digunakan dalam
aktivitas mental seperti melibatkan kemampuan untuk berpendapat secara
terorganisir, mengevaluasi secara sistematis berbagai pendapat, serta aktif
memikirkan dan mencari informasi relevan secara mandiri. Peserta didik
diajarkan untuk memecahkan masalah dengan menjelaskan, menganalisis, dan
menciptakan solusi untuk tantangan individu maupun masyarakat. Peran
peserta didik dalam pembelajaran abad ke-21 mencakup kolaborasi,
pemecahan masalah berbasis pertanyaan, dan pengembangan kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
b) Creativity and Innovation (Daya Cipta dan Inovasi)
Kreativitas tidak hanya terbatas pada kemampuan menggambar atau
merangkai kata, tetapi juga mencakup kemampuan berpikir di luar batas
aturan yang mengikat. Anak-anak yang kreatif mampu melihat masalah dari
berbagai perspektif, membuka pikiran mereka dalam menyelesaikan
tantangan. Dalam konsep ini, peserta didik diajak untuk membiasakan diri
menjelaskan ide-ide mereka secara terbuka, mempresentasikannya kepada
teman kelas untuk mendapatkan beragam reaksi. Aktivitas ini tidak hanya
memperluas sudut pandang peserta didik, tetapi juga membuka diri terhadap
berbagai pandangan yang ada.
c) Collaboration (Kerjasama)
Collaboration merupakan kegiatan bekerja sama dalam satu kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Kolaborasi mengajarkan keterampilan
pengembangan solusi bersama yang diterima oleh seluruh anggota kelompok.
Konsep ini melibatkan pembelajaran membuat kelompok, menyesuaikan diri,
dan kepemimpinan. Dengan berkolaborasi, peserta didik dapat belajar bekerja
secara efektif dengan orang lain, meningkatkan empati, dan bersedia
menerima pendapat yang berbeda. Manfaatnya termasuk pelatihan tanggung
jawab, adaptabilitas, dan kemampuan menetapkan target yang tinggi untuk
kelompok dan individu.
d) Communication (Komunikasi)
Communication diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam
menyampaikan ide dan pikirannya dengan cepat, jelas, dan efektif.
Keterampilan ini mencakup sub-skill seperti penggunaan bahasa yang tepat,
pemahaman konteks, dan kemampuan membaca audiens untuk memastikan
pesan tersampaikan. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengelola
komunikasi dan menggunakan keterampilan ini dalam berbagai situasi, mulai
dari menyampaikan ide, berdiskusi, hingga memecahkan masalah.
3. Model Pembelajaran
Kurniawan (2019: 53) menyatakan bahwa “model adalah bentuk atau contoh
yang tersusun secara sistematis. Pembelajaran adalah pengaturan lingkungan yang
terdapat proses nteraksi untuk memperoleh sesuatu.”
Dengan kata lain, model merupakan representasi sistematis dari suatu bentuk
atau contoh, sementara pembelajaran adalah upaya untuk mengatur lingkungan
sedemikian rupa sehingga proses interaksi dapat terjadi dengan efektif guna
memperoleh pemahaman atau keterampilan baru.
Contoh model pembelajaran abad 21 menurut Barus (2019: 4)
Ada 7 model pembelajaran terkini yaitu:
a) DL = Discovery Learning atau penemuan
b) IL = Inquiry Learning atau penyelidikan
c) PBL = Problem Basic Learning Berbasis Masalah
d) PjBL = Project Basic Learning atau Berbasis Proyek
e) PBT/PBET = Production Based Training/Production
f) TEFA = Teaching Factory atau pembelajaran berbasis industri
g) MBL = Model Blended Learning
Model pembelajaran yang sesuai untuk menghadapi tuntutan pendidikan abad
21 di Indoensia adalah Project Based Learning (PjBL) berbasis STEM (Science
Technlogy Engineering dan Mathematic). Dalam PjBL, peserta didik tidak hanya
mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga terlibat aktif dalam proyek dunia
nyata. Proses ini melibatkan langkah-langkah seperti merumuskan pertanyaan
mendasar, merancang perencanaan proyek, menyusun timeline, memonitor
progres, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman belajar.
Project-Based Learning (PjBL) adalah pendekatan pembelajaran yang
memanfaatkan proyek atau kegiatan sebagai sarana utama. Dalam metode ini,
peserta didik terlibat dalam eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
penggunaan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Proyek pada dasarnya, menggunakan masalah sebagai
langkah awal untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalaman nyata mereka dalam beraktivitas.
Penerapan Pembelajaran Abad 21 melalui Project Based Learning (PjBL)
memiliki tujuan utama, antara lain meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah proyek, memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru,
serta membuat lebih aktif dalam menyelesaikan masalah proyek kompleks dengan
hasil produk nyata. Selain itu, model ini bertujuan mengembangkan keterampilan
peserta didik dalam mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau
proyek, serta meningkatkan kolaborasi, khususnya dalam proyek berbasis
kelompok.
Langkah-langkah PjBL terdiri dari penentuan proyek, perancangan langkah-
langkah penyelesaian proyek, penyusunan jadwal pelaksanaan proyek,
penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring oleh pengajar, penyusunan
laporan, dan evaluasi proses serta hasil proyek. Proses penilaian PjBL mencakup
penilaian proyek berdasarkan pengelolaan, relevansi, keaslian, inovasi, dan
kreativitas, serta penilaian produk dengan pendekatan holistic dan analitik.
A. Kesimpulan
Paradigma pembelajaran mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan
zaman. Pembelajaran zaman dahulu lebih ditekankan pada mengajar yang berfokus
pada aktivitas guru (teacher-centered), menempatkan guru sebagi pusat kegiatan
pengajaran. Dengan berkembangnya berbagai konsep psikologi dan filsafat
pendidikan, kegiatan mengajar bergeser pada pembelajaran yang berfokus pada
peserta didik (student-centered). Hal itu mengharuskan peserta didik terlibat secara
aktif untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Peran guru bergeser,
bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun, guru tetap menjadi pengarah
terhadap proses pembelajaran.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat pada awal abad 21 mulai
diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Metode pembelajaran mulai memanfaatkan
berbagai bentuk aplikasi elektronik dan internet atau yang dikenal dengan
pembelajaran berbasis e-learning. Diantaranya adalah discovery learning, inquiry
learning, problem based learning, project basic learning, production based training,
teaching factory dan blended learning. Melalui e-learning tersebut peserta didik
memiliki keleluasaan untuk mengakses berbagai sumber belajar dan informasi yang
mendukung proses pembelajaran.
B. Saran
Manusia dalam berbuat sesuatu tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya dari
yang seharusnya. Terlebih dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, penulis
harapkan dari pembaca dalam kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
penyusunan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Diana Rosa. 2019. Model-Model Pembelajaran yang Disarankan untuk Tingkat SMK
dalam Menghadapi Abad 21. Medan: Universitas Negeri Medan.
Cintia, Nichen Irma, Firosalia Kristin, dan Indri Anugraheni. 2018. Penerapan Model
Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
dan Hasil Belajar Siswa. PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan, Vol. 32, No. 1, Edisi 1 April
2018.
Fauzia, Hadist Awalia. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SD. Jurnal Primary, Vol. 7, No. 1, Edisi
April 2018.
Hidayat, M. 2011. Model Pembelajaran Teaching Factory untuk Meningkatkan Kompetensi
Siswa dalam Mata Pelajaran Produktif. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, No. 4, Edisi
Februari 2011: 270-278.
Iswatun, I, Mosik, M, dan Bambang Subali. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing untuk Meningkatkan KPS dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII.
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 3, No. 2, Edisi 2017: 150-160.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Kurniawan, Hengki, dkk. 2019. Penerapan Model Blended Learning (Enriced-Virtual Model)
Untuk Meningatkan Kemandirian dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah
Teknologi Pendidikan, Tahun 2019, Nomor 9: 1.
Mudrikah, S., dkk. 2022. Inovasi Pembelajaran di Abad 21. Pradina Pustaka.
P21 (Partnership for 21st Century Skills). 2011. Framework for 21st century learning.
Retrieved from: www.p21.org/our-work/p21-framework.
Puspitarini, Dyah. 2022. Blended Learning sebagai Model Pembelajaran Abad 21. Ideguru:
Jurnal Karya Ilmiah Guru, Vol. 7, No. 1, Edisi Januari 2022.
Rafik, Muhammad, dkk. 2022. Telaah Literatur: Pengaruh Model Pembelejaran Project
Based
Learning (PjBL) terhadap Kreativitas Siswa Guna Mendukung Pembelajaran Abad
21. Jurnal Pembelajaran Inovatif, Vol. 05, No. 1, Edisi 2022: 80-85.
Rogers, E. M. 2010. Diffusion of Innovations. Simon and Schuster.
Rusdarti, Lilis Mitasari. 2018. Model Pembelajaran Production Based Training (PBT) Pada
Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Economic Education Analysis Journal,
Vol 7, No. 3, Edisi 2018.
Sari, Taula Rona dan Angreni, Siska. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) Upaya Peningkatan Kreativitas Mahasiswa. Varia Pendidikan, Vol.
30, No. 1, Edisi Juli 2018: 79-83.
Scott, C.L. 2015c. The Futures of Learning 3: What kind of pedagogies for the 21st century?
UNESCO Education Research and Foresight, Paris. [ERF Working Papers Series, No.
15].
Siregar, Eveline dan Widyaningrum, Retno. 2015. Belajar Pembelajaran. Edisi 3. Tangerang
Selatan: Ghalia Indonesia.
Trilling, B. dan Fadel, C. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. San
Francisc.
Ulansari, Putri Tuti, Ansori Irwandi, dan Yennita. 2018. Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Diklabio: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Biologi, Vol. 2, No. 1, Edisi 2018: 27-33.
Wijaya, E.Y., Sudjimat, D.A., dan Nyoto, A. 2016. Transformasi pendidikan abad 21
sebagai
tuntutan pengembangan sumber daya manusia di era global.prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika (pp. 263-278). Malang: Universitas
Kanjuruhan Malang.
Zubaidah, Siti. "Keterampilan abad ke-21: Keterampilan yang diajarkan melalui
pembelajaran." Seminar Nasional Pendidikan. Vol. 2. No. 2. 2016.