Anda di halaman 1dari 16

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DAN KOMPETENSI ABAD 21

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teknologi Pembelajaran Masa Depan

Oleh:
Elisha Stephany Sinaga (230121802556)
Nabilah Nur Rahmah Rais (230121800044)
Vania Mitzi Dinata (230121800025)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
SEPTEMBER 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

1.4 Manfaat.........................................................................................................3

BAB II TOPIK BAHASAN...................................................................................4

2.1 Definisi Pembelajaran Abad 21....................................................................4

2.2 Karakteristik Pembelajaran Abad 21............................................................4

2.3 Kompetensi Abad 21....................................................................................6

2.4 Implementasi Pembelajaran Abad 21...........................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................11

3.2 Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses interaksi belajar mengajar dalam lingkungan interaktif yang tesusun
menuju tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya merupakan definisi dari
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran inilah terjadi proses transfer dan
transfigurasi pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Sudirwo (Daeng, 2002). Sedangkan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa “Pembelajaran
adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar dalam
lingkungan pembelajaran.” Berdasarkan pada konsep tersebut, pembelajaran
didefinisikan sebagai suatu proses adanya interaksi dan komunikasi dua arah yang
melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh wawasan, keahlian dan nilai nilai
positif serta memanfaatkan berbagai macam sumber untuk belajar. Pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan terarah tentunya bila terdapat sebuah sistem yang
telah disepakati.
Pada abad ke-21, saat ini telah berfokus pada era revolusi industri 4.0 yaitu
era dimana ilmu pengetahuan menjadi ujung tombak utama dan memberikan
dampak yang luas bagi pendidikan untuk mengembangkan kemampuan
pembentuk karakter dan penyesuain akhlak (Andari, Lusiana, & Suherman, 2020).
Kebutuhan pembelajaran pada abad ke-21 tidak hanya mengandalkan ilmu
pengetahuan saja tetapi kemampuan dalam keterampilan juga berperan dalam
pembelajaran abad ke-21. Keterampilan merupakan bagian penting yang sangat
dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan. (1) life and career skills, (2)
learning and innovation skills, dan (3) information media and technology skills
merupakan keterampilan abad ke-21 menurut Trilling & Fadel dalam (Wijaya,
Sudjimat, & Nyoto, 2016). Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang
mempersiapkan generasi saat ini untuk menghadapi berbagai kebutuhan dan
tantangan global, dimana pada abad ini kemajuan teknologi dan informasi
berkembang sangat cepat dan memengaruhi seluruh bidang kehidupan manusia,
termasuk pendidikan.

1
Perkembangan teknologi membawa dampak yang besar terhadap proses
pendidikan, sehingga berdampak pada berubahnya peran guru terhadap siswa.
Tentunya banyak perubahan dalam pembelajaran abad ke-21, meliputi perubahan
pola pembelajaran, perubahan kebutuhan pengajaran, dan perubahan kebiasaan
belajar siswa abad ke-21. Pembelajaran abad ke-21 mempunyai ciri khas
tersendiri, yang disampaikan dilembaga pendidikan pembelajaran harus berpusat
pada keterampilan abad ke-21. Pembelajaran harus dirancang sesuai dengan 4C
yaitu; 1) Creative and innovative thinking skill (keterampilan berpikir kreatf dan
inovatif), 2) Critical thinking skill ( keterampilan berpikir kritis), 3) Collaboration
skill (keterampilan berkolaborasi), 4) Communication skill (keterampilan
komunikasi) (Zubaidah, 2016).
Pembelajaran masa kini harus bertumpu pada keempat keterampilan
tersebut untuk mencapai karakteristik pembelajaran abad ke-21. Oleh karena itu,
tenaga pendidik perlu mengembangkan rancangan pembelajaran yang sesuai pada
keterampilan pembelajaran abad ke-21. Mengembangkan model pembelajaran
yang relevan pada pembelajaran abad ke-21 sangat penting untuk memberikan
pengalaman belajar bagi peserta didik. Meningkatkan keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran harus menggunakan model yang tepat (Handayani &
Wulandari, 2021). Selain mengembangkan model pembelajaran yang lebih
modern yang mencakup keterampilan abad 21, tenaga pendidik juga diharapkan
memanfaatkan proses dan media yang lebih sesuai dengan perkembangan saat ini
dengan menggunakan beragam teknologi untuk mendukung proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi pembelajaran abad 21?
2. Apa konsep karakteristik pembelajaran abad 21?
3. Bagaimana kompetensi pada abad 21?
4. Bagaimana implementasi pembelajaran abad 21?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pembelajaran abad ke-21.

2
2. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran abad ke-21.
3. Untuk mengetahui kompetensi abad 21.
4. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran abad 21.

1.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat digunakan untuk mengenal konsep pembelajaran abad
21.
2. Diharapkan dapat menjadi refernsi pengajaran mengenai karakteristik
pembelajaran abad 21.

3
BAB II
TOPIK BAHASAN

2.1 Definisi Pembelajaran Abad 21


Peserta didik merupakan inti atau jantung utama dalam terlaksananya
pendidikan abad 21. Pembelajaran abad 21 merupakan pendekatan pendidikan
yang menekankan keterampilan kritis, kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan
masalah, serta memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi pembelajaran yang
relevan dengan kebutuhan zaman. Keterampilan berpikir out-of-the-box
merupakan atribut lain dari pembelajaran abad 21. Terdapat empat keterampilan
penting yang dikenal sebagai “4C” dalam pembelajaran abad 21, yaitu berpikir
kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, kreativitas dan inovasi
(Partnership for 21st Century Skills, 2009). Para ahli berpendapat bahwa
pendidikan di abad 21 harus mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi
tantangan dunia modern dan mengembangkan kemampuan yang diperlukan dalam
lingkungan yang terus berkembang (Greenstein, 2012).
Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai proses
perubahan, yaitu mengganti gaya belajar tradisional dengan model pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik. Gaya belajar tradisional dapat dipahami sebagai
gaya belajar dimana pendidik banyak mengajarkan pelajaran sedangkan siswa
lebih banyak mendengarkan, mencatat dan menghafal.

2.2 Karakteristik Pembelajaran Abad 21


Karakteristik dari abad ke-21 menurut Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan adalah ketersediaan informasi di mana saja dan kapan saja
(informasi), implementasi penggunaan mesin (komputerisasi), mampu
mencapai semua pekerjaan rutin (otomasi) dan dapat dilakukan dimana
saja dan di mana-mana (komunikasi). Ia menemukan bahwa dalam 20
tahun terakhir telah terjadi pergeseran dalam pengembangan pendidikan
menuju ICT sebagai salah satu strategi manajemen pendidikan abad ke-21,

4
yang mencakup pemerintahan institusi dan sumber daya manusia
(Soderstrom, From, Lovqvist, & Tornquist, 2011).

Menurut Kementerian Penelitian, Teknologi dan Pendidikan Tinggi


Indonesia (Kemristekdikti, 2018) karakteristik pembelajaran abad ke-21
meliputi integratif, holistik, ilmiah, kontekstual, tematis, efektif,
kolaboratif, dan berpusat pada siswa.

Pertama, integratif adalah proses belajar terpadu atau terpadu, yaitu


belajar yang dapat menghubungkan kegiatan belajar dengan lingkungan
dan pengalaman kehidupan nyata. Kedua, holistik adalah upaya untuk
memahami konsep dan membangun pengetahuan secara keseluruhan dan
menyeluruh, bukan hanya bagian. Ketiga, ilmiah, yakni kegiatan belajar
dengan melakukan kegiatan eksplorasi untuk mengumpulkan informasi.
Keempat, kontekstual, yaitu upaya belajar dengan menghubungkan konsep
material dengan realitas dalam kehidupan nyata. Kelima, tematik adalah
proses belajar yang menggabungkan tema untuk menghubungkan satu
konsep dengan yang lain untuk memberikan wawasan yang lebih luas dan
pengalaman baru yang berarti. Keenam, efektif adalah proses belajar yang
tepat pada sasaran dan efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Ketujuh, kolaboratif adalah kegiatan belajar yang menekankan
kolaborasi dan kerjasama satu sama lain untuk mencapai tujuan dan
mendorong partisipasi aktif dan kemampuan untuk berkomunikasi dan
mendiskusikan. Kedelapan, siswa-sentris, yaitu kegiatan belajar di mana
proses belajar berorientasi siswa sehingga guru berfungsi sebagai
facilitator.

Karakteristik pembelajaran abad 21 mengacu pada kompetensi


“Partnership 21st Century Learning” maka dapat dijabarkan sebagai
berikut :

 Cyber (e-learning) dimana pembelajaran dilakukan dengan


mengoptimalkan penggunaan.
 Open and Distance Learning dimana pembelajaran abad 21 dapat
dilakukan dengan model pembelajaran jarak jauh, tidak terbatas dan

5
dilakukan dengan memanfaatkan bantuan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
 Quantum Learning yaitu pembelajaran yang menggunakan kelompok
sebagai upaya menumbuhkan kerjasama antar peserta didik.
 Society Technology Science yaitu konsep interdisipliner yang diterapkan
untuk mengintegrasikan permasalahan dalam ilmu pengetahuan, teknologi
dan masyarakat (Hermawan, 2006).
Karakteristik pembelajaran abad ke-21 dapat disusun dalam kegiatan
belajar sehingga pendidik dapat menyajikan kegiatan belajar yang efektif
dan bermakna dan terutama mampu mendorong pengembangan
keterampilan abad ke-21. Dalam hal ini, peran pendidik sangat besar
dalam mewujudkan pembelajaran yang memiliki karakteristik
pembelajaran abad ke-21. Oleh karena itu, perlu untuk terus mendorong
pendidik untuk mencapai tujuan ini.

2.3 Kompetensi Abad 21


Kompetensi abad 21 terdiri dari kumpulan keterampilan atau skill
yang diperlukan mengikuti perkembangan zaman sekarang. Terdapat
berbagai definisi dari kompetensi yang dibutuhkan pada abad 21. Contoh
pertama yakin, pada Universitas yang berbasis di Melbourne dan didanai
oleh Cisco-Intel dan Microsoft Konsorsium, Penilaian dan Pengajaran
Keterampilan Abad 21 (AT21CS)—yang meliputi Australia, Finlandia,
Portugal, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat mengorganisasikan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap/nilai/etika abad ke-21 sebagai
berikut dengan empat kategori (Assesment and Teaching of 21 st Century
Skills, 2012) :

 Cara berpikir: kreativitas / inovasi, pemikiran kritis, pemecahan masalah,


dan pengambilan keputusan.
 Cara kerja: komunikasi dan kerja tim.
 Alat untuk bekerja: pengetahuan umum dan teknologi komunikasi
informasi literasi.

6
 Sosial bermasyarakat: kewarganegaraan, kehidupan dan karir dan
tanggung jawab pribadi dan sosial termasuk kesadaran budaya dan
kompetensi.

Definisi lain diambil dari buku, The Global Achievement Gap


(2008), oleh Tony Wagner, Co-Direktur dari Harvard Change
Leadership Group. Berdasarkan ratusan wawancara dengan para
pemimpin bisnis, non-profit, dan pendidikan, Wagner mengusulkan
bahwa peserta membutuhkan tujuh keterampilan bertahan hidup untuk
dipersiapkan menghadapi kehidupan, pekerjaan, dan kewarganegaraan
abad ke-21:

1. Pemikiran kritis dan pemecahan masalah


2. Kolaborasi dan kepemimpinan
3. Agility dan adaptabilitas
4. Inisiatif dan Kewirausahaan
5. Komunikasi lisan dan tertulis yang efektif
6. Mengakses dan menganalisis informasi
7. Keingintahuan dan imajinasi

Kemudian, berdasarkan Asia Society dan US Council of Chief State


School Officers mendefinisikan kompetensi global sebagai kemampuan
penting yang dibutuhkan siswa di abad ke-21, serta mendefinisikannya
sebagai kemampuan dan kemauan untuk memahami dan mengambil
tindakan terhadap isu-isu penting global. Secara sederhana terdapat 3 poin
yang dapat disimpulkan, yaitu:

1. Mengidentifikasi perspektif orang lain dan mereka sendiri


2. Mengkomunikasikan ide-ide secara efektif dengan berbagai audiens
3. Lakukan tindakan untuk meningkatkan kondisi
Dalam perkembangan abad 21 ini, tiap negara memiliki cara pandang dan
membuat ketetapan tentang bagaimana sistem edukasi nasional mereka
menghadami kebutuhan keterampilan yang sesuai pada abad ini.

7
Secara kesimpulan, UNESCO telah membuat empat pilar
pendidikan pada abad 21 yang dikenal dengan 21th Century Readiness,
diantaranya:

1. Belajar untuk Mengetahui (Learning to How)


Belajar mengetahui dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
bertujuan untuk memperoleh, memperdalam, dan menggunakan pengetahuan
materi. Penguasaan suatu mata pelajaran dipandang sebagai salah satu hal
terpenting bagi siswa di abad 21. Selain itu, siswa harus mempunyai
kemauan untuk belajar seumur hidup, oleh karena itu siswa harus terus
menerus mengevaluasi kemampuannya berdasarkan apa yang telah
diketahuinya dan terus mengembangkannya. merasa. Kebutuhan untuk
memperkuat pemahaman mereka tentang suatu dokumen. Siswa didorong
untuk tetap siap belajar ketika dihadapkan pada situasi baru yang
memerlukan keterampilan atau kompetensi baru. (Zubaidah, 2017: 3).

2. Belajar untuk Melakukan (Learning to Do)


Pembelajaran bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan beradaptasi
dalam masyarakat yang berkembang pesat saat ini. Oleh karena itu, peserta

8
didik perlu memiliki pengetahuan kognitif, akademik dan terapan, kemudian
mampu menghubungkan pengetahuan dengan keterampilan, kreatif, adaptif,
dan memiliki kemampuan untuk mentransformasikan segala aspek tersebut
menjadi keterampilan. (Zubaidah, 2017: 3).

3. Belajar untuk Mengaktualisasikan Diri (Learning to Be)


Keterampilan akademis dan kognitif merupakan keterampilan yang
wajib dimiliki dan penting bagi peserta didik, namun kedua keterampilan
tersebut bukanlah satu-satunya keterampilan yang membantu peserta didik
bertahan dan bersaing di abad 21. Keterampilan kognitif dianggap memiliki
dasar jika terdapat kualitas dan identitas pribadi, yaitu sosial. Selain itu
keterampilan antar budaya, rasa tanggung jawab pribadi; mengatur diri
sendiri dan proaktif, memiliki kemampuan berpikir logis, kemampuan
metakognitif dan kemampuan berpikir kewirausahaan. (Zubaidah, 2017: 5-
6).

4. Belajar untuk Hidup Bersama (Learning to Live Together)


Peserta didik bekerja sama untuk mencapai tingkat kompetensi yang
lebih tinggi dan berpartisipasi langsung dalam interaksi di lingkungan.
Pembelajaran abad 21 harus mampu menumbuhkan sikap menghargai
keberagaman dan keberagaman pada peserta didik, keterampilan kerja tim
dan berjejaring, keterampilan kewarganegaraan dan kewarganegaraan
digital, serta kemampuan memahami dan berkomunikasi dengan komunitas
antar budaya. (Zubaidah, 2017: 6-8).

2.4 Implementasi Pembelajaran Abad 21


Peradaban berpindah dari masyarakat tradisional ke masyarakat pengetahuan,
menuntut masyarakat global untuk menguasai keterampilan abad 21.
Keterampilan utama yang dimaksud yaitu mampu memahami dan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi (ICT Literacy Skills). Perkembangan dunia
ini turut memengaruhi sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu cara untuk
meningkatkan pendidikan nasional Indonesia adalah dengan memodifikasi atau

9
mendesain ulang kurikulum sekolah. Salah satu contohnya, Indonesia sempat
menggunakan Kurikulum 2013 yang diterapkan secara nasional pada tingkat dasar
dan menengah, sebelum Kurikulum Merdeka dilaksanakan. Program tahun 2013
dibuat pada abad 21, dimana perkembangan teknologi berkembang sangat pesat
dan informasi mudah diakses (Uminingtyas, Sukarmin, suryana, 2019). Abad 21
merupakan era yang kompetitif, siswa harus mampu belajar, berpikir cerdas dan
memilih informasi yang relevan dan otentik. (Halpern, 2003). Oleh karena itu,
pada tahun 2013, kurikulum tersebut direvisi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional Indonesia, dengan perhatian khusus diberikan pada tiga hal
khususnya, yaitu mempersiapkan generasi muda Indonesia dalam jumlah besar
untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja masa depan, meningkatkan
kesadaran siswa dan apresiasi terhadap nilai-nilai sosial, realitas budaya dan
permasalahan lingkungan hidup di Indonesia, dan meningkatkan prestasi pelajar
Indonesia dalam berbagai perbandingan internasional (Faisal, Martin, 2019).
Selain melalui kurikulum 2013, pemerintah Indonesia juga
mengimplementasikan pembelajaran abad 21 dari program penguatan pendidikan
karakter disekolah yang diharapkan dapat menumbuhkan karakter siswa untuk
dapat berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi, yang
mampu bersaing di abad 21. Hal itu sesuai dengan empat kompetensi yang harus
dimiliki siswa di abad 21 yang disebut 4C, yaitu Critical Thinking and Problem
Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas),
Communication Skills (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work
Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama) (Kemendikbud, 2017)
Usaha lainnya yang dilakukan pemerintah dalam rangka menggalakkan
Pendidikan abad 21 yaitu dengan menyediakan layanan belajar gratis berbasis
digital yang dikelola oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
dan Kebudayaan (Pustekkom) yang dinamai portal Rumah belajar (Widayat,
2018).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Abad 21 merupakan era yang kompetitif, oleh karena itu peserta didik harus
mampu belajar, berpikir cerdas dan memilih informasi yang relevan dan otentik.
(Halpern, 2003). Pada prinsipnya, pembelajaran abad 21 mengikuti perubahan
perkembangan yang ada pada masyarakat modern saat ini. Pembelajaran abad 21
mengutamakan pada kemampuan untuk memiliki keterampilan kritis, kreativitas,
kolaborasi, serta pemecahan masalah. Beberapa poin utama yang menjadi
kompetensi pembelajaran abad ini adalah belajar untuk mengetahui, belajar unutk
melakukan, belajar untuk mengaktualisasikan diri serta belajar untuk hidup
bersama. Selain itu pada pembelajaran abad ke 21, sangat memanfaatkan
teknologi sebagai sarana pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Karakteristik utama pada pembelajaran abad 21 adalah Cyber (e-learning), Open
and Distance Learning, Quantum Learning serta Society Technology Science. Hal
utama yang dapat dilihat pada pembelajaran abad 21 adalah penggunaan teknologi
sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat membuat suatu inovasi yang berarti
dalam dunia pendidikan.
Kebutuhan dan perkembangan masyarakat pada abad 21 ini turut
memengaruhi sistem pendidikan dalam masyarakat. Pendidikan
memegang peranan yang penting untuk membangun masyarakat yang
sadar akan teknologi dan media, melakukan komunikasi efektif, berpikir
kritis, memecahkan masalah dan kemampuan kolaborasi. Salah satu cara
yang digunakan guna meningkatkan pendidikan nasional yakni dengan
memodifikasi atau mendesain ulang kurikulum sekolah. Salah satu contoh
yaitu pada program tahun 2013 dibuat pada abad 21, dimana
perkembangan teknologi berkembang sangat pesat dan informasi mudah
diakses. (Uminingtyas, Sukarmin, suryana, 2019). Selain itu, dengan
adanya internet, sebuah inovasi baru juga didapatkan yaitu dengan sistem
pembelajaran jarak jauh. Dengan adanya sistem pembelajaran jarak jauh,

11
memungkinkan kegiatan pembelajaran untuk memiliki media baru yang
dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik.

3.2 Saran
Perubahan serta perkembangan pada masyarakat hingga ke abad 21 ini telah
memengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pada bidang pendidikan.
Pembelajaran pada abad ke 21 sendiri tidak lepas dari pengaruh perkembangan
teknologi yang terjadi. Demi meningkatkan kualitas masyarakat yaitu dengan
pendidikan, terdapat beberapa inovasi baru yang ditentukan. Sebagai salah satu
contoh penerapannya yaitu dengan adanya penyeseuaian kembali kurikulum
sekolah, perkembangan media belajar baru, hingga pelaksaan pembelajaran jarak
jauh. Namun, dalam pelaksanaan penggunaan media baru tentu terdapat beberapa
kendala. Seperti masih rendahnya literasi masyarakat terhadap Teknologi
Informasi dan Komunikasi terutama pada masyarakat di pedesaan, yang
menjadikan kesenjangan utama dalam pembelajaran abad ke 21. Selain itu, dalam
kegiatan belajar mengajar, guru bukan lagi menjadi sumber utama untuk
mendapatkan materi dengan adanya media baru ini. Hal itu juga dapat
menyebabkan berbagai persoalan baru terkait perilaku belajar siswa, serta
bagaimana sikap guru dalam menghadapinya. Tentunya perubahan merupakan hal
yang tidak dapat dihindari. Manfaat positif baru dalam perubahan pada
pembelajaran abad 21 tentunya memiliki permasalahan yang baru juga. Dalam
menghadapi masalah baru tersebut ada baiknya untuk tetap melakukan
pengamatan pada perubahan yang terjadi, tetap melakukan pemanfaatan dari
perubahan yang ada, mengambil kesimpulan dari persoalan yang terjadi dan
mengembangkan dari solusi yang didapatkan dalam permasalahan baru tersebut.
Dengan demikian, perubahan serta kemajuan teknologi yang terjadi bukanlah
menjadi hal yang buruk, tetapi dapat dimanfaatkan menjadi media dan perubahan
yang baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Andari, T., Lusiana, R., & Suherman, S. (2020). Teaching Material Topology:
Development in Metacognitive Ability. Journal of Physics Conference Series, 1-
14.
Assessment and Teaching of 21st Century Skills (2012).
http://atc21s.org/index.php/about/what-are-21st-century-skills/ Retrieved
09/02/23.
Daeng, S. (2002). Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Otonomi Daerah.
Bandung: Andira.
Greenstein, L. M. (2012). Assessing 21st century skills: A guide to evaluating
mastery and authentic learning. Corwin Press.

Handayani, R., & Wulandari, DS. (2021). Modern Assessment dalam


Menyongsong Pembelajaran Abad 21 dan Hambatan di Negara
Berkembang. Jurnal Pendidikan Edutama, 13.
Bentley, T., & Halpern, D. (2003). 21st century citizenship. The progressive
manifesto. London, Policy Network, 73-96.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Pembelajaran. (2018).
Bentuk Pembelajaran Abad 21. Jakarta: Dirjenbelmawa, Kemristekdikti.
Mansilla, V. B., & Jackson, A. (2011). Educating for global competency. New
York: Asia Society. Retrieved from: http://asiasociety. org/files/book-
globalcompetence. pdf McLaren, P.(1993). Multiculturalism and the
postmodern critique: Towards a pedagogy of resistance and
transformation. Cultural Studies, 7(1), 118-146.
Partnership for 21st Century Skills. (2009). P21 Framework Definitions.
Retrieved from https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED519462.pdf
Soderstrom, T., From, J., Lovqvist, J., & Tornquist, A. (2012). The Transition
from Distance to Online Education: Perspectives from the Educational
Management Horizon. European Journal of Open, Distance and E-
learning.
Spector, J. Michael. (2016). Foundations of Educational Technology: Integrative
Approaches and Interdisciplinary Perspectives. Routledge.
Uminingtyas, M. P. K., Sukarmin, S., & Suryana, R. (2019). The Profile of 21st
Century Learning: Enhancing critical thinking and problem solving skills
at Senior High School. 253 (Aes 2018), 24–30.

13
Wagner, T. (2008). Rigor redefined. Educational leadership, 66(2), 20-24.
Widayat, W. (2018). Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 Melalui
Fitur Kelas Maya Portal Rumah Belajar. Tersedia pada: http://pena.
belajar. kemdikbud. go. id/2018/09/implementasi-pengembangan-
kecakapan-abad-21-melalui-fitur-kelas-maya-portal-rumah-belajar.
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). TRANSFORMASI
PENDIDIKAN ABAD 21 SEBAGAI TUNTUTAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA GLOBAL. Jurnal Filsafat
Administrasi Pendidikan, 263-278.
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan abad ke-21: Keterampilan yang diajarkan
melalui pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan, 1-17.

14

Anda mungkin juga menyukai