Anda di halaman 1dari 21

“PEMBELAJARAN ABAD 21”

(Disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan IPA Di SD oleh
Muh.Amran, S.Pd, M.Pd”)

Oleh Kelompok 5

Andi Lisa Mulawarman (200407562014)


Ayu Andira (200407562018)
Lilis Kardinata Putri (200407562016)
A.Aldin Alfathayat (200407562018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Watampone, Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................................

Bab I pendahuluan.........................................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................

Bab II pembahasan.........................................................................................................

A. Konsep pembelajaran abad 21............................................................................


B. Prinsip pokok pembelajaran abad 21..................................................................
C. Model pembelajaran dan peran pendidik abad 21……………………………………………
D. Peran pendidik…………………………………………………………………………………………………

Bab III penutup……………………………………………………………………………………………………………

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad 21 merupakan abad pengetahuan, dimana Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan
untuk: 1) mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; 2) mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (BSNP, 2010:24). Pendidikan pada abad 21 sangat penting untuk
ditingkatkan kualitasnya demi menjamin peserta didik yang memiliki keterampilan belajar dan
berinovasi (learning and innovation skills), keterampilan menggunakan media, informasi dan
teknologi (media, information, and technology skills), serta dapat bekerja dan bertahan dengan
menggunakan keterampilan untuk hidup (life and career skills).
Aspek keterampilan pada abad 21 yang harus dimiliki oleh peserta didik salah satunya
adalah keterampilan berpikir kritis. Berpikir kritis adalah salah satu strategi kognitif dalam
menyelesaikan masalah yang lebih kompleks dan menuntut pola yang lebih tinggi (Surya,
2015:123). Peningkatan daya kompetitif melalui berpikir kritis akan mampu menentukan daya
tahan seseorang dalam berkompetisi untuk menjadi yang terunggul. Berpikir kritis merupakan
salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan pada abad 21 dan dapat
diperoleh oleh peserta didik melalui proses pembelajaran
Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi (Kemendiknas, 2014).
Tema pengembangan Kurikulum 2013 sejalan dengan tujuan utama dari pembelajaran
abad 21 yaitu membangun kemampuan belajar individu dan mendukung perkembangan mereka
menjadi pebelajar sepanjang hayat, aktif, pebelajar yang mandiri. Guru sebagai pelatih
pembelajaran akan memberikan bimbingan untuk membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan dan menawarkan berbagai dukungan yang akan membantu siswa mencapai tujuan
belajar mereka (Zubaidah, 2016). Identifikasi kompetensi siswa yang perlu dikembangkan
merupakan hal yang sangat penting untuk menghadapi abad ke-21. Setiap individu harus terlibat
dalam pembelajaran berbasis inkuiri yang bermakna, memiliki nilai kebenaran dan relevansi,
untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) yang
mereka perlukan (Barron, 2008).
Tujuan pembelajaran fisika adalah membentuk kemampuan bernalar pada dirisiswa
yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat obejektif,
jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang fisika, bidang ilmu lain,
maupun dalam kehidupan sehari-hari (Slavin, 2009). Ilmu Fisika pada zaman modern ini sangat
berpengaruh terhadap perkembangan komunikasi, industri, teknologi, dan bidang keilmuan
lainnya karena mampu menjawab berbagai macam pertanyaan mengenai fenomena alam atau
gejala alam yang menarik. Fisika sebagai bagian dari sains sangat erat kaitannya dengan
pendidikan abad 21. Namun, pada kenyataannya peserta didik masih beranggapan bahwa Fisika
merupakan pelajaran yang hanya terdiri dari sekumpulan rumus-rumus yang sulit dipahami dan
rumit untuk dipecahkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dari belajar dan pembelajaran abad 21?
2. Apa saja prinsip pokok pembelajaran pada abad 21?
3. Bagaimana peran pendidik pada abad 21?
4. Bagaimana model pembelajaran abad 21?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari belajar dan pembelajaran abad 21?
2. Untuk mengetahui prinsip pokok pembelajaran pada abad 21?
3. Untuk mengetahui peran pendidik pada abad 21?
4. Untuk mengetahui model pembelajaran abad 21
Bab II

Pembahasan

A. KONSEP PEMBELAJARAN ABAD 21


Pembelajaran abad 21 ini dikembangkan melalui tiga konsep utama, yaitu 
1. keterampilan abad 21
Dalam Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang memperhatikan
pengembangan keterampilan abad 21 dalam proses pelaksanaanya. Oleh karena itu,
pemerintah merancang pembelajaran abad 21 melalui kurikulum 2013 yang berbasis
pada siswa. Guru sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah di sekolahsekolah
menerapkan pembelajaran abad 21. Di sekolah formal, pembelajaran sudah dituntut
untuk menerapkan kemampuan 4C (Critical Thinking, Communiaction, Collaboration ,
Creativity), ini dapat terwujud cepat tidak hanya tuntutan pada kinerja guru dalam
mengubah metode mengajar, tetapi juga peran dan tanggung jawab pendidik non
formal dalam membiasakan anak-anak menerapkan 4C dalam keseharian (Prihadi,
2017). Keterampilan 4C wajib dikuasai dan dimiliki oleh setiap peserta didik guna
menghadapi tantangan abad 21. Adapun kemampuan 4C menurut Anies Baswedan
(Republika, 2016) :
a) Critical thinking (berpikir kritis) yaitu kemampuan siswa dalam berpikir kritis
berupa bernalar, mengungkapkan, menganalisis dan menyelesaikan masalah. Di
era reformasi critical thinking, juga digunakan untuk menangkal dan memfilter
paham radikal yang dianggap tidak masuk akal. Kemampuan berpikir kritis
biasanya diawali dengan kemampuan seseorang mengkritisi berbagai fenomena
yang terjadi di sekitarnya, kemudian menilai dari sudut pandang yang
digunakannya. Kemudian ia memposisikan dirinya, dari situasi yang tidak tepat
menjadi situasi yang berpihak padanya.
b) Communication (komunikasi) yaitu bentuk nyata keberhasilan pendidikan
dengan adanya komunikasi yang baik dari para pelaku pendidikan demi
peningkatan kualitas pendidikan.
c) Collaboration (kolaborasi) yaitu mampu bekerja sama, saling bersinergi dengan
berbagai pihak dan bertanggung jawab dengan diri sendiri, masyarakat dan
lingkungan. Dengan demikian ia akan senantiasa berguna bagi lingkungannya.
d) Creativity (kreativitas) yaitu kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Kreativitas peserta didik perlu diasah setiap hari agar menghasilkan terobosan
atau inovasi baru bagi dunia pendidikan. Kreatifitas membekali seorang peserta
didik yang memiliki daya saing dan memberikan sejumlah peluang baginya untuk
dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Penerapan 4C dalam pembelajaran kurikulum 2013 jika benar-benar dilakukan di
sekolah akan memberikan dampak yang luar biasa bagi generasi penerus bangsa untuk
menghadapi tantangan hidup abad 21.
2. pendekatan saintifik
pendekatan pembelajaran dapat diartikan kumpulan metode dan cara yang
digunakan oleh tenaga pendidik dalam melakukan pembelajaran. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah pendekatan saintifik, yaitu
pendekatan yang menggunakan langkah-langkan serta kaidah ilmiah dalam proses
pembelajaran. Langkah ilmiah yang diterapkan meliputi menemukan masalah,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,
dan menarik kesimpulan (Daryanto, 2014: 51)
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta
didik untuk mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara
ilmiah. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diajarkan agar peserta didik pencari
tahu dari berbagai sumber melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan,
2013). Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan
saintifik (Mc Collum : 2009) a. Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa
keingintahuan (Foster a sense of wonder), b. Meningkatkan keterampilan mengamati
(Encourage observation), c. Melakukan analisis (Push for analysis) dan d. Berkomunikasi
(Require communication)
3. penilaian autentik
Pembelajaran abad 21 menghadirkan penilaian yang autentik dan komprehensif.
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil akhir saja,
melainkan semua aktivitas yang dilaksanakan oleh siswa selama pembelajaran menjadi
bagian yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak terpaku pada penilaian hasil belajar aspek
pengetahuan saja. Aspek keterampilan pun menjadi bagian penilaian dari siswa, bahkan
produk yang dihasilkan siswa dalam pembelajaran pun menjadi objek penilaiannya.

pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang dirancang untuk generasi abad 21 agar mampu
mengikuti arus perkembangan teknologi terbaru. Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21,
guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang
berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pola pembelajaran
yang tradisional bisa dipahami sebagai pola pembelajaran dimana guru banyak memberikan
ceramah sedangkan siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. Satu hal lain
yang penting yaitu guru akan menjadi contoh pembelajar (learner model), guru harus mengikuti
perkembangan ilmu terakhir sehingga sebetulnya dalam seluruh proses pembelajaran ini guru
dan siswa akan belajar bersama namun guru mempunyai tugas untuk mengarahkan dan
mengelola kelas.

Menurut Rohim, Bima dan Julian (UNY, 2016) untuk mampu mengembangkan pembelajaran
abad 21 ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu antara lain:

1) Tugas Utama Guru Sebagai Perencana Pembelajaran Sebagai fasilitator dan pengelola
kelas maka tugas guru yang penting adalah dalam pembuatan RPP. RPP haruslah baik
dan detil dan mampu menjelaskan semua proses yang akan terjadi dalam kelas
termasuk proses penilaian dan target yang ingin dicapai. Dalam menyusun RPP, guru
harus mampu mengkombinasikan antara target yang diminta dalam kurikulum nasional,
pengembangan kecakapan abad 21 atau karakter nasional serta pemanfaatan teknologi
dalam kelas.
2) Masukkan unsur Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking). Teknologi dalam hal ini
khususnya internet akan sangat memudahkan siswa untuk memperoleh informasi dan
jawaban dari persoalan yang disampaikan oleh guru. Untuk permasalahan yang bersifat
pengetahuan dan pemahaman bisa dicari solusinya dengan sangat mudah dan ada
kecenderungan bahwa siswa hanya menjadi pengumpul informasi. Guru harus mampu
memberikan tugas di tingkat aplikasi, analisa, evaluasi dan kreasi, hal ini akan
mendorong siswa untuk berpikir kritis dan membaca informasi yang mereka kumpulkan
sebelum menyelasikan tugas dari guru.
3) Penerapan pola pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi Beberapa
pendekatan pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning), pembelajaran berbasis keingintahuan (Inquiry Based Learning) serta model
pembelajaran silang (jigsaw) maupun model kelas terbalik (Flipped Classroom) dapat
diterapkan oleh guru untuk memperkaya pengalaman belajar siswa (Learning
Experience). Satu hal yang perlu dipahami bahwa siswa harus mengerti dan memahami
hubungan antara ilmu yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan nyata, siswa harus
mampu menerapkan ilmunya untuk mencari solusi permasalahan dalam kehidupan
nyata.
4) Integrasi Teknologi Sekolah dimana siswa dan guru mempunyai akses teknologi yang
baik harus mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, siswa harus
terbiasa bekerja dengan teknologi seperti layaknya orang yang bekerja. Seringkali guru
mengeluhkan mengenai fasilitas teknologi yang belum mereka miliki, satu hal saja
bahwa pengembangan pembelajaran abad 21 bisa dilakukan tanpa unsur teknologi,
yang terpenting adalah guru yang baik yang bisa mengembangkan proses pembelajaran
yang aktif dan kolaboratif, namun tentu saja guru harus berusaha untuk menguasai
teknologinya terlebih dahulu.Hal yang paling mendasar yang harus diingat bahwasannya
teknologi tidak akan menjadi alat bantu yang baik dan kuat apabila pola
pembelajarannya masih tradisional.
B. PRINSIP PEMBELAJARAN ABAD 21
Menurut Jennifer Nichols manajemen pendidikan abad 21 di kelompokkan  ke dalam
4 prinsip, yaitu:  
a. Instruction should be student-centered
Pengembangan pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai
subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang
dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi
pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya,
sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi
di masyarakat.
Pembelajaran berpusat pada siswa bukan berarti guru menyerahkan kontrol
belajar kepada siswa sepenuhnya. Intervensi guru masih tetap diperlukan. Guru
berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan
awal (prior knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan
dipelajarinya. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan
gaya belajarnya masing-masing dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas
proses belajar yang dilakukannya.  Selain itu, guru juga berperan sebagai
pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam
proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
b. Education should be collaborative
Dalam prinsip ini Siswa diharapkan bisa berkolaborasi dengan orang lain.
Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dengan latar budaya dan nilai-nilai
yang dianutnya. Oleh karena itu, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi
dengan teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu
diajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta
bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
Begitu juga, sekolah (termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama
dengan lembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling
berbagi informasi dan penglaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang
telah dikembangkannya. Kemudian, mereka bersedia melakukan perubahan metode
pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
c. Learning should have context
Artinya Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak
terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode
pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real word).
Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa
yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
harinya. Guru melakukan penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata.
d. Schools should be integrated with society
Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung
jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam
lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat,
dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu
dalam lingkungan sosial. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan
program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan,
lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi
panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.
Dengan kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak
lagi. Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat
tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan
dunia. Pendidikan perlu membantu siswa menjadi warga digital yang bertanggung
jawab.
Menurut Hampson, Patton, dan Shanks, menyebutkan 10 prinsip utama pembelajaran abad
ke 21 sebagai berikut :
1) Pembelajaran tidak secara kaku dibatasi oleh waktu yang dirancang dalam RPP. Apabila
ternyata waktu yang diperlukan peserta didik menguasai kompetensi lebih lama, waktu
bisa ditambah dan sebaliknya.
2) Pembelajaran tidak terbatas berlangsung di dalam kelas, tetapi juga di rumah dan
masyarakat (lingkungan sekolah) dengan berbagai sumber belajar.
3) Pembelajaran memperhatikan kebutuhan individual peserta didik, misalnya gaya
belajar, minat, dan kecepatan belajarnya. Oleh karena itu pendidik perlu mendesain
pembelajaran bagi peserta didik tertentu yang berbeda dengan peserta didik lainnya
dalam kelas.
4) Pembelajaran memanfaatkan keterampilan literasi digital peserta didik.
5) Pembelajaran menggunakan proyek yang riil.
6) Pembelajaran mengembangkan keterampilan belajar, kemandirian belajar, dan
kemampuan mengikuti perkembangan/perubahan serta memberdayakan peserta didik
untuk menjadi ‘pendidik’ bagi temannya.
7) Pendidik terlibat dalam pembelajaran sebagai peserta didik sehingga benar-benar
memahami proses pembelajaran.
8) Penilaian pembelajaran hanya mengukur apa yang ditargetkan untuk dicapai.
9) Pembelajaran melibatkan keluarga, tidak terbatas pada peserta didik.
10) Pembelajaran berpusat pada peserta didik, artinya keputusan mengenai tujuan, isi, dan
proses pembelajaran didasarkan pada kebutuhan peserta didik.

C. MODEL PEMBELAJARAN DAN PERAN PENDIDIK PADA ABAD 21


Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri,
sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning,
problembased learning, inquiry learning (Permendikbud 103 Tahun 2014). Adapun
model pembelajaran yang akan di bahas yaitu problem based learning dan project based
learning.
1) Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan model
pembelajaran yang aktivitas pembelajarannya mengarah pada pemecahan
masalah melalui langkah ilmiah. Agar model pembelajaran ini mengarah pada
pembelajaran abad 21, maka masalah yang diangkat harus bersifat kontekstual
atau dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu, penyelesaian masalah juga harus
dilakukan dengan cara kolaboratif sehingga antar siswa memiliki kesempatan
untuk saling tukar ide dan pikiran dalam menyelesaikan masalah yang diangkat.
Proses tukar ide dan pikiran antar ini juga diharapkan mampu mengasah
keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam menyelesaikan
masalahnya. Pada hal lain, langkah penyelesaian masalah secara kolaboratif
antar siswa akan mengarahkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Aktivitas pembelajaran yang banyak didominasi oleh siswa pada akhirnya
akan menghadirkan pembelajaran yang lebih autentik.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran problem based learning (PBL)
yaitu mengorientasikan siswa pada masalah yang akan diselesaikan,
pengorganisasian siswa dalam pendefinisian masalah, melakukan penyelidikan
dan pemecahan masalah, pengembangan dan penyajian solusi, dan terakhir
penilaian. Peran penting guru dalam implementasi model PBL ini diantaranya
guru harus mampu mengarahkan siswa agar memahami masalah yang akan
diselesaikan. Selain itu, guru pun harus memastikan dan membimbing setiap
langkah penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa. Pada akhirnya, melalui
penerapan model PBL ini diharapkan siswa dapat mendapatkan pengalaman
belajar secara langsung dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Selanjutnya
siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan 4C (critical
thinking, creative thinking, collaborative, communicative).
2) Model Project Based Learning (PjBL)
Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pembelajaran yang
dibangun melalui aktivitas pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan
tantangan bagi siswa untuk mengembangkan projek penyelesaian secara
berkelompok. Karakteristik model Project Based Learning yang mengarah pada
pembelajaran abad 21 diantaranya, yaitu siswa dihadapkan pada permasalahan
nyata (kontekstual), proses mencari solusi degan pendekatan ilmiah, dan
mengerjakan projek secara kolaborasi dalam kelompok untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Langkah model pembelajaran project based learning yaitu menentukan masalah
dan pertanyaan masalah yang akan diselesaikan melalui kegiatan proyek,
membuat rencana dan rancangan proyek, membuat dan menentukan jadwal
pengerjaan proyek, melakukan monitoring penyelesaian proyek, menyampaikan
hasil proyek dalam menyelesaikan masalah yang diangkat, melakukan penilaian,
dan melakukan evaluasi.
Melalui langkah model PjBL tersebut, siswa akan mendapatkan pengalaman
belajar dalam meningkatkan komptensi 4C, mengasah penerapan pendekatan
ilmiah, dan meningkatkan literasi TIK melalui aktivitas penggalian informasi
dalam penyelesaian projek dengan memanfaatkan sarana teknologi.

Peran pendidik dalam abad 21

Dalam buku Pembelajaran Abad 21,Tuntutan dunia internasional terhadap tugas guru
memasuki abad 21 tidaklah ringan. Pendidikan abad 21 merupakan pendidikan yang
menekankan pada kemampuan siswa untuk berpikir kritis, mampu menghubungkan
ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi informasi komunikasi, dan berkolaborasi
(Janah dkk, 2019). Kriteria pendidikan abad 21 yang diungkapkan oleh Jannah dkk (2019)
sesuai dengan pilar pendidikan yang diungkapkan oleh UNESCO yakni learning to know,
learning to do, dan learning to live together. Penerapan tiga pilar yang diungkapkan oleh
UNESCO dalam pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik saat ini.
Karakteristik peserta didik tingkat dasar di era pendidikan abad 21 dikenal dengan
generasi Z. Siswa generasi Z memiliki kemampuan yang berbeda dengan generasi-
generasi sebelumnya karena mereka lahir pada era digitalisasi. Dengan karakteristik
generasi Z yang dekat dengan dunia digitalisasi maka terdapat dua solusi untuk
mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan kemampuan yang diinginkan
pendidikan abad 21 (Mubarak, 2018). Pertama, memadukan pendidikan tradisional
dengan pendidikan digital. Kedua, pendidikan dengan menggunakan digital secara
keseluruhan. Kedua solusi menghadapi pendidikan abad 21 perlu didukung oleh
kemampuan PCK guru dalam dunia digital. Kemampuan PCK secara lengkap dapat
diperoleh ketika proses mengajar di kelas, namun meskipun begitu seorang calon guru
juga perlu memiliki pengetahuan tentang PCK (Kaya, 2009; Nillson and Loughran, 2012).

Seorang Guru diharapkan mampu dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang


bertumpu pada empat pilar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO yaitu,
Learning To Know, Learning To Do, Learning To  Be dan Learning To Life Together. Dari
ke-empat pilar tersebut menuntut  seorang guru yang kreatif , bekerja secara tekun dan
harus mampu untuk meningkatkan kemampuannya, berdasarkan tuntutan tersebut
seorang guru, guru tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai produk, tetapi
terutama sebagai proses. Jadi disini guru tidak hanya bermodal tahu, tetapi guru disini
juga ikut dalam memahami disiplin ilmu yang ia tekuni. Kemudian guru harus mengenal
peserta didik dalam karakteristiknya sebagai pribadi dalam proses perkembangan,baik
cara pemikirannya, perkembangan sosial emosional maupun perkembangan moralnya.

Kemudian guru dalam hubungan aktivitas pembelajaran dan administrasi


pendidikan maka guru hendaknya menjadi sesosok yang mempunyai inisiatif, sebagai
pengarah kemudian menjadi penilai pendidikan. Guru menjadi sesosok wakil dalam
masyarakat artinya disini guru yang biasa dalam pandangan masyarakat yang awam
terkenal dengan seorang yang berpendidikan hendaknya menjadi pembawa suara dan
kepentingan masyarakat dalam pendidikan, ketika dalam pengajaran  menjadi pakar
dalam bidangnya, yaitu mampu menguasai bahan yang harus diajarkan, menjadi
pemimpin generasi-generasi muda dengan  bertanggung jawab untuk mengarahkan
perkembangan peserta didik sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus masa
depan.
Ketika menjadi Seorang Guru dalam segi pribadinya, guru mampu menyulap
dirinya sebagai super hero yaitu pekerja sosial yang mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Guru tetaplah sebagai pelajar atau ilmuwan, Ketika Guru yang
sudah dikenal banyak ilmunya  atau pandai maka tidak seharusnya guru berhenti untuk
belajar, sekalipun telah menjadi dosen ataupun lain sebagainya ia merupakan seorang
yang harus senantiasa belajar terus menerus untuk mengembangkan penguasaan
keilmuannya.

Karakter anak pada abad 21 berbeda dengan sebelum abad 21. Menurut
Satrianawati (artikel majalah nova 2016) menyatakan bahwa anak saat ini yaitu sebagai
berikut :

 Materialistik dimana anak-anak hanya memahami bahwa uang dan


ketiadaan uang adalah suatu keburukan bagi mereka.
 Litera yaitu peka terhadap kondisi keluarga mereka terutama tentang
keadaan ekonomi keluarga.
 Senang mendapat pujian sehingga banyak melakukan kegiatan yang over
dihadapkan orang banyak (hiperaktif dalam kategori baik).
 Senang mengamati pekerjaan orang lain sehingga mendapatkan
informasi baru untuk memberikan inovasi baru (inovator).
 Mahir dengan teknologi dan kegunaan utama teknologi seperti
handphone.
D. PERAN PENDIDIK
Dalam UU No 20 Th 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 5 dan 6 dinyatakan
tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Kenyataan yang menunjukkan
bahwa mutu pendidik dan tenaga kependidikan masih memprihatinkan hal itu
disebabkan oleh masih banyaknya masyarakat yang mengkiritik pendidik dan tenaga
kependidikan, khususnya guru yang kurang mampu melaksanakan pembelajaran secara
efektif, bermakna dan menyenangkan. Selain itu sebagian guru kurang memahami dan
menguasai kurikulum, pelaksanaan evaluasi hasil belajar, pengembangan bahan ajar
serta keterampilan dalam menggunakan metode dan media pembelajaran.
Kualitas pendidikan di indonesia masih jauh dari yang diharapkan, dimana
peranan guru sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Akan tetapi
tidak dapat dipungkiri dalam mengemban tugas yang amat mulia ini masih banyak
masalah-masalah yang harus dicarikan solusinya. Dengan kata lain, problematika yang
dihadapi para pahlawan tanpa tanda jasa ini sangat kompleks.
Guru merupakan the key actor in the learning. Dalam hal ini guru memiliki peran
yang sangat fundamental dalam membimbing, mengarahkan dan mendidik siswa dalam
proses pembelajaran (Davies dan Ellios, 1992). Seorang guru memiliki peranan yang
sangat penting karena sebaik apapun kurikulum dan sistem pendidikan yang ada tanpa
didukung mutu guru yang memenuhi syarat maka semuanya akan sia-sia. Keberadaan
guru bahkan tak tergantikan oleh siapapun maupun dengan teknologi canggih.
Menurut Nasution (2005:77) bahwa guru merupakan orang yang paling
bertanggung jawab dalam menyediakan lingkungan yang serasi agar terjadi proses
belajar yang efektif. Dengan demikian, apabila guru melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan baik maka output yang dihasilkan akan baik. sebaliknya apabila guru tidak
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik maka output yang dihasilkan tidak akan
berkualitas. Hal senada yang dikemukakan oleh Yulianto (2006:1), guru merupakan salah
satu faktor yang ikut menentukan arah kualitas pendidikan. Walaupun dalam teori-teori
pendidikan saat ini menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, akan
tetapi peran guru tidak bisa dihilangkan begitu saja. Apalagi guru bukan semata-mata
pengajar dia juga seorang pendidik. Sebagai pengajar, guru tidak hanya berperan dalam
menyampaikan ilmu tapi berkewajiban melakukan evaluasi, mengelola kelas,
mengembangkan perangkat pembelajaran dll.

Adapun Peran guru pada pembelajaran abad 21 adalah sebagai berikut :


 Resources linkers
 Pembangun karakter siswa
 Menanamkan entrepreneurial mindset pada siswa
 Mengajarkan pemikiran kritis
 Menciptakan tantangan kepada siswa
 Membangun komunitas belajar

Sedangkan untuk karakter guru yang harus ada, agar siswa Kias menjadi penerus bangsa yang
maksimal terutama pada abad 21 ini. Guru harus memiliki karakter sebagai berikut, di
antaranya adalah:

 Life-long learner, Karakter ini adalah guru sebagai pembelajaran tekun sepanjang hayat.
Guru harus iK as mengembangkan pemahaman dan pengetahuannya secara terus
menerus mulai dari membaca, melatih keterampilan, diskusi dengan guru lain dari para
pakar yang terpercaya. Kunci dari life-long learner adalah rasa haus akan ilmu
pengetahuan. Guru harus selalu terbuka dengan wawasan baru, sehingga mereka Kias
relevan dengan siswa dan zaman.
 Menerapkan pendekatan diferensiasi, Karakter ini mengimplementasikan pendekatan
yang sesuai dengan cara belajar siswa. Pada sesi ini pengklasifikasian siswa dalam kelas
seperti keahlian dan minat akan digolongkan.Dengan adanya diferensiasi ini guru akan
lebih mudah mengenali kemampuan siswa secara optimal.
 Kreatif dan inovatif, Guru dituntut untuk iK as memberikan pembelajaran yang bagus dan
sumbernya juga tidak boleh monoton. Variasi pembelajaran akan membuat kelas
menjadi lebih dinamis dan tidak bosan. Karena guru menjadi panutan, bila guru kreatif
dan inovatif maka siswa juga akan menirunya.
 Reflektif, Dengan adanya sikap/alat reflektif ini, guru dalam mengembangkan
pembelajaran akan semakin efektif. Karena dengan merefleksikan diri pembelajaran
akan semakin meningkat. Reflektif ini digunakan untuk mengetahui apa yang cocok dan
tidak cocok untuk kebutuhan siswa sehingga pembelajaran lebih maksimal.
 Kolaboratif, Salah satu karakter yang iK as membuat pembelajaran ini istimewa adalah
keterlibatan guru dan murid untuk bekerja sama. Pada praktek kerjasama ini guru akan
memberikan kehangatan persahabatan dengan melakukan komunikasi seperti halnya
orang tua ke anak dan teman ke teman.
 Mengoptimalkan teknologi, Ini adalah karakter yang utama dari pembelajaran 21 ini,
dimana teknologi berperan sangat signifikan. Disini guru juga harus Kias mengoperasikan
teknologi terkini dengan maksimal terutama teknologi internet yang mana nantinya Kias
digunakan untuk memaksimalkan pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang iK as
dioptimalkan dengan teknologi adalah blending learning, dimana pembelajaran
digabung menjadi satu yakni online dan offline.
 Menerapkan student centered, Pada karakter ini pembelajaran akan berpusat pada
siswa sehingga guru disini akan bertugas menjadi fasilitator. Siswa akan melakukan
pembelajaran aktif sehingga daya inisiatif dan kreativitasnya akan tumbuh. Dengan
model ini komunikasi akan berjalan dua arah, sehingga karakter kolaboratif juga akan
muncul.
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Peran guru dimasa silam cukup sederhana dimana keterampilan baca tulis dan numerasi dasar
merupakan tujuan utama pendidikan. Standar untuk guru di abad kesembilan belas lebih
ditekankan pada bagaimana mereka menjalani kehidupan pribadi dari pada kemampuan
profesionalnya, perubahan yang cepat selama abad kesembilan belas menentukan banyak
elemen sistem pendidikan yang kita miliki saat ini. Pada abad kesembilan belas dan awal abad
ke dua puluh, maksud pendidikan meluas dengan pesat, dan peran guru mendapat banyak
dimensi tambahan serta tantangan-tantangan dalam mengajar.

 Pandangan konstruktivis mengatakan bahwa belajar adalah sebuah kegiatan sosial


kultural: bahwa pengetahuan bersifat agak personal, bahkan pelajar mengkkonstuksikan
makna melalui interaksi dengan orang lain
 Pengajaran efektif membutuhkan pemikiran yang seksama dan reflektif tentang apa
yang dikerjakan guru dan efek tindakannya pada pembelajaran sosial dan akdemik siswa
 Guru-guru terbaik menunjukkan kepedulian terhadap siswanya dan merasa
bertanggung jawab atas pembelajaran mereka.
 Tujuan akhir mengajar adalah membantu siswa agar dapat menjadi pelajar yang mandiri
dan self regulate

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang merupakan bagian dari diri penulis untuk itu penulis mengharapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan kepada penulis demi kesempurnaan dari makalah ini
Daftar pustaka

1. Daryanto dan syaiful karim. (2007). pembelajaran abad 21. Yogyakarta: Gava media
2. Musfiqon dan Nurdyansyah. (2015). Pendekatan pembelajaran saintifik. Sidoarjo :
Nizamia Learning Center.
3. Satrianawati dan Nur Hidayah (2017). Model pembelajaran untuk keterampilan abad 21.
Yogyakarta: Budi Utama
4. Pratiwi, C.., Aminah. (2019). Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi Sains Siswa.
Journal materi dan pembelajaran fisika, vol. 9, no. 1, 35.
5. Suci Nurmatin dan Dudung Abdurrahman. (2021). Analisis Kemampuan Pedagogi
Contect Knowledge (PCK) Calon Guru MI pada Konsep IPA dalam Menghadapi
Pendidikan Abad 21. Journal Kajian Pendidikan IPA, vol 1, no.1, 2
6. Etistika Yuni W, Dwi Agus S dan Amat Nyoto. (2016). Transformasi Pendidikan Abad 21
Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global. Vol 1, 5.
7. Bektio pamungkas. (2021). Pembelajaran abad 21. Diakses pada 29 Agustus 2021 dari

www.tripven.com/pembelajaran-abad-21/
8. Konsep Dan Prinsip Pokok Pembelajaran. (2018). Diakses pada 29 Agustus 2021, dari
www.defantri.com/2018/04/konsep-dan-prinsip-pokok-pembelajaran/
9. Rudy unesa. (2011). Peran guru abad 21. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2021, dari

www.Rudy-unesa.blogspot.com/2011/02/peran-guru-abad-xxi/

Anda mungkin juga menyukai